Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN DAN KELAS-KELAS SOSIAL

A. PENDAHULUAN
Sekolah sudah mulai tersebar di seluruh pelosok tanah air. Hal ini sangat membahagiakan
dengan banyaknya kaun terpelajar berarti misi pendidikan sekolah tercapai. Terdapat 3 misi
pendidikan lembaga sekolah, yaitu :
1. Pendidikan kepribadian
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Pendidikan intelektual
Harapan timbulnya kaum terpelajar belum memuaskan. Hal ini tampak pada banyaknya
kritik sekolah. Sebagian kritik tersebut bersumber pada ketidakmampuan lulusan sekolah
menggunakan ilmu pengetahuannya, sebagian besar terletak tentang pemerolehan ilmu
pengetahuan.
Bila seorang pelajar,mahasiswa, guru, sarjana “bagaimana memperoleh pengetahuan”
maka ia akan dapat memahami perilaku manusia dalam masyarakat, dan ikut serta
memperbaiki perilaku masyarakat secara tidak langsung. Untuk menciptakan pribadi anak
sebagai kaum terpelajar, pendidikan di sekolah sebagai kegiatan pendidikan bersifat formal
perlu memerlukan suatu landasan. Analisis keilmuan interdispliner memang diperlukan,
sebab kegiatan pendidikan sebagai objek ilmiah merupakan :
1. Gejala rohani, dalam arti perkembangan rohani antara anak yang menjadi dewasa dalam
konteks hubungan rohani antara anak didik dengan pendidiknya.
2. Peristiwa sosial, merupakan tindak sosialisasi dari generasi tua ke generasi muda,
merupakan hubungan antarindividu dan hubungan kelompok sosial.
3. Hubungan nilai norma, sebab dalam kegiatan pendidikan memang terjadi transaksi nilai
yang asinetris dari keompok pendidik ke kelompok anak didik.
Sementara itu, muatan pendidikan yang diberikan di sekolah dapat dikumulasi dalam enam
keilmuan yakni, ide abstrak,benda fisik,jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial, dan dunia
tanda.

B. KELAS - KELAS SOSIAL


Apa itu kelas sosial?Mengapa terdapat kelas dalam perkembangan masyarakat? Dimana
kedudukan antarkelas dalam kehidupan sosial kita? Jawabannya akan membawa kita pada
pemahaman terhadap hakikat fenomena sosial penting di zaman modern seperti negara,
relasi-relasi politik, dan kehidupan ideologis. Dalam rangka menerangkan arti penting dari
prinsip ini, Lenin menulis : “ Orang-orang selalu menjadi korban tipi muslihat atau sering
menipu diri sendiri dalam kehidupan politik dan mereka akan terus bersikap demikian hingga
akhirnya mereka berhasil mengetahui kepentingan-kepentingan kelas dibalik tabir tentang
moral,agama,sosial politik,dan janji-janji.

C. KONSEP KELAS SOSIAL


Kelas sosial merupakan pengelompokan yang ada di dalam masyarakat.
Pengelompokan dibagi menjadi jenis kelamin,ras,kebangsaan,pekerjaan,dan sebagainya.
Sejumlah sosiologi borjuis mencoba mencari sebab-sebab kelas tersebut melalui faktor politik
yakni dilihat dari adanya penduduk secara paksa sekelompok orang lain. Terbaginya
masyarakat ke dalam kelas disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi seperti yang terjadi di
Mesir kuno atau Yunani kuno,dimana tidak terjadi adanya penaklukan-penaklukan yang
menjadi penyebabnya,pembagian kerja dalam masyarakat titik pembagian kerja secara sosial
dan pertukaran antar surplus,hasil produksi inilah yang menyebabkan terjadinya pemilikan
pribadi terhadap alat-alat produksi kemudian. Masa masyarakat terbang golongan miskin,
penghisap dan terisap, dan ketimpangan Puri merajarela sebagaimana yang ditulis oleh
Engels “ kelas-kelas dalam masyarakat selalu merupakan produk dari corak produksi dan
pertukaran, yaitu produk dari kondisi ekonomi pada zamannya”.
Melalui melalui kemunculan perkampungan komunal pada masa neolitik
.Pengelompokan itu terdiri dari kaum spesialis yang mengembangkan dan memonopoli
pengetahuan serta keterampilan yang sangat dibutuhkan bagi organisasi pembangunan
proyek-proyek raksasa Seperti membangun Bendungan yang terletak pada ada sungai Nil dan
sungai Tigris. Cara lain yang digunakan dalam proses pembentukan kelas-kelas yaitu melalui
perbudakan yang ditaklukan melalui anggota-anggota kelompok yang memiliki hutang.
Dalam surat yang dilayangkan kepada Joseph wedemeyer di New York bulan Maret
1852 menuliskan bahwa “bukanlah saya yang menemukan keberadaan kelas kelas dalam
masyarakat modern dan pertentangan antar mereka. Jauh sebelum saya para sejarawan
borjuis telah memberikan perkembangan teori perjuangan kelas ini titik begitu juga para
ekonom borjuis yang telah menguraikan Anatomi ekonomi keberadaan kelas-kelas tersebut
yang saya lakukan hanyalah membuktikan .1) bahwa keberadaan kelas-kelas yang hanya
terkait dengan pasal-pasal historis perkembangan produksi .2) bahwa perjuangan kelas mau
tak mau mengarah pada Kediktatoran proletariat.3) bahwa ke tataran ini sendiri hanyalah
merupakan bentuk transisi atau peralihan menuju penghapusan seluruh kelas dan menuju
pembentukan masyarakat tanpa kelas “.
Di dalam sebuah sistem produksi ke kelas-kelas menempati posisi yang berbeda dan
saling bertentangan satu sama lain ,posisi ini ditentukan oleh relasi mereka terhadap alat-alat
produksi. Relasi kelas kuat terhadap alat-alat produksi juga tergantung pada peran mereka
dalam organisasi secara Kerja secara sosial. Begitu sistem produksi sosial dan seluruh
kehidupan masyarakat tumbuh semakin Kompleks maka pengembangan fungsi control
semakin dibutuhkan. Contohnya pada Masyarakat agraris di Mesir,Irak,Tiongkok dan India
kuno. Saat relasi-relasi produksi tertentu mulai menghalangi perkembangan kekuatan-
kekuatan produksi, peran kelas yang berkuasa di dalam organisasi kerja secara sosial
mengalami perubahan. kelas tersebut mulai kehilangan fungsinya dalam mengorganisasi
produksi dan lantas merosot menjadi parasit yang melekat ditubuh masyarakat.
Kelas-kelas juga dibedakan satu dengan yang lainnya Menurut ukuran (besarnya) dan
sumber pendapatan atau (income) social mereka lalu.Terdapat pertanyaan mengapa ada
berbagai sumber pendapatan (income) yang menjadi syarat-syarat keberadaan kelas-kelas ?,
Jawabannya terletak pada posisi mereka di tengah-tengah sistem produksi sosial yaitu kelas
itu terdiri dari sejumlah orang yang memiliki sumber pendapatan yang sama ,namun hal itu
tidak tidak menukik pada apa yang sesungguhnya menjadi dasar keberadaan kelas-kelas
.Misalnya dalam sistem kapitalisme para buruh yang melakukan pekerjaan yang sama
menerima upah melalui sumber pendapatan yang berbeda-beda sementara yang lainnya
mendapatkan upah dari negara.
Pembagian kelas membelah kehidupan sosial dari atas sampai dengan bawah
mempengaruhi seluruh sistem sosial titik dari seluruh relasi inilah yang membentuk struktur
kelas dalam masyarakat dan menyediakan basis bagi perjuangan kelas sebagaimana dikatakan
oleh para peletak dasar marxime, bahwa pertentangan antara syariat dan borjuis yang berurat
berakar pada relasi-relasi produksi kapitalisme kemudian mempengaruhi seluruh kehidupan
sosial kondisi yang melingkupi keberadaan kelas-kelas relasi antara kalangan mereka sendiri
itu juga menyebabkan para buruh memiliki gagasan ide prinsip moralitas dan menjalankan
kebijakan yang berbeda dengan borjuis.
Di samping adanya perbedaan kelas dalam masyarakat atau juga perbedaan sosial
lainnya misalnya perbedaan antara desa dan kota yang pada akhirnya juga mempengaruhi
keberadaan mereka yang bekerja di industri dengan yang bekerja di pertanian dan juga
membedakan antara mereka yang terlihat terlibat kerja fisik dengan kerja mental. Pembagian
antara desa dan kota memecah seluruh populasi menjadi dua yakni yang tinggal di perkotaan
dan yang tinggal di pedesaan Diantara berbagai pengelompokan sosial yang ada
pengelompokan yang paling utama dan jelas adalah pengelompokan berbasis kelas pertama
kelas itu tumbuh dari fondasi masyarakat yang paling mendasar yaitu langsung berasal dari
relasi manusia dengan alat-alat produksi yang menentukan relasi lainnya Kedua kelas yang
merupakan pengelompokan sosial yang paling kuat dan paling banyak anggotanya di tengah
masyarakat yang sangat mempengaruhi sejarah kehidupan sosial politik dan ideologi
masyarakat .
Para sosiolog borjuis sering mengaburkan konsep kelas menjadi konsep kelompok
sosial ekonomi, pada umumnya yang keberadaannya ditentukan oleh tingkat pendapatan
sosiolog borjuis menganalisis kelas yang menggunakan kategori pekerjaan dan statistik
pendapatan atau yang membawa mereka pada kesimpulan bahwa mayoritas Kaum Buruh di
negeri-negeri kapitalis maju termasuk dalam kelompok kerah putih dan kelompok sosial
ekonomi yang berpendapatan menengah. Oleh karena itu mereka termasuk dalam kelas
menengah .analisis pendekatan marxis Terhadap kelas-kelas ini dipakai untuk membongkar
relasi-relasi antar kelas yang berwatak menghisap dan menindas yang kemudian
memunculkan perjuangan kelas antara mereka yang akhirnya mendorong maju
perkembangan sejarah .Bertentangan dengan analisis marxis Sosiologi borjuis justru melihat
keberadaan kelas saling terpisah satu sama lain berdasarkan ukuran pendapatan atau jenis
kelamin. Hal itu mengaburkan relasi-relasi antar kelas yang berwatak menghisap dan
menindas dalam masyarakat kapitalis yang artinya mengaburkan basis material perjuangan
kelas antara mereka.
D. STRUKTUR SOSIAL DAN CARA-CARA PERUBAHANNYA
Untuk mengatur hubungan antarmereka ini kemudian membentuk struktur sosial
masyarakat.Lalu Marxisme membuat pembagian antara kelas fundamental dan kelas
nonfundamental
Kelas fundamental adalah kelas-kelas yang dilahirkan dari corak produksi yang
berlaku, dimana kelas kelas tersebut tidak mungkin kita temukan dibawah corak produksi
lainnya. Kontradiksi mendasar dari corak produksi yang berlaku(pola hubungan dan pola
perjuangan antar kelas).
* Corak produksi asiatik (kelasnya pemuka agama bangsawan/petinggi yang memimpin satu
pihak, sementara pihak lain adalah para penduduk kampung yakni kaum tani).
* Corak produksi feodal (kelasnya para pemuka tertinggi agama dan para hamba. Para hamba
terpaksa menggarap tanah-tanah pertanian berkala kecil dan hanya menggunakan instrumen-
instrumen produksi tertentu. Sementara tuan feodal merupakan pemilik alat produksi utama,
yaitu tanah).
* Corak produksi kapitalisme (kelasnya borjuis dan proletariat. Mereka yang terlibat dalam
produksi secara langsung, yakni para buruh upahan. Mereka hanya bisa mendapatkan
kesempatan untuk bertahan hidup jika mereka menjual tenaga kerjanya kepada kaum
kapitalis. Dengan alasan ini, Marx dan Engels menyebut relasi pengisapan kapitalis
merupakan sistem yang mendasarkan dirinya pada perbudakan upah).
Dalam masyarakat dengan corak produksi asiatik, pemilikan budak dan feodal,
pembagian kelas-kelas dalam masyarakat dipertajam dengan adanya kasta-kasta dan lapisan
yang turun menurun . Misalnya, di India Kuno, masyarakat terbagi ke dalam 4 kasta, yakni
Brahmana(keluarga bangsawan pemuka agama), Ksatria(bangsawan petinggi militer),
Waisya(masyarakat kampung), Sudra(lapisan masyarakat yang paling rendah).
Selama berlakunya relasi produksi tertentu format pembagian kelas yang ada masih
menyisakan hal-hal peninggalan corak produksi lama atau juga menyambung cikal bakal
corak produksi baru. Keadaan seperti inilah yang mampu menjelaskan keberadaan kelas-
kelas nonfundamental atau kelas-kelas transisional(kelas antara).Dalam masyarakat
perbudakan didapati adanya kaum pedagang, para lintah darat, para petani lepas, para tukang,
kaum pekerja upahan.Dalam masyarakat feodal juga terdapat kelas-kelas sosial yang terdiri
dari para tukang yang terhimpun dalam gilda-gilda dan perusahaan kaum pedagang yang
kemudian menjadi pengisap.
Hubungan antara kelas-kelas fundamental dengan kelas-kelas nonfundamental saling
tergantung sama lain, hal ini disebabkan adanya perkembangan sejarah yang memungkinkan
beralihnya kelas-kelas fundamental menjadi kelas-kelas nonfundamental, begitu juga
sebaliknya.Corak produksi kapitalis merupakan corak produksi yang unik. Dalam waktu
singkat, ia berhasil menyederhanakan struktur kelas dalam masyarakat, membelahnya
menjadi dua, yakni antara segelintir kelas yang berkuasa dan massa proletariat yang terus
tumbuh dan berkembang. Sementara itu, perkembangan kapitalisme monopoli telah
menyebabkan konsentrasi produksi dan sentralisasi modal yang tiada bandingnya. Hal ini
terutama terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia ke dua.
Dalam tahapan kapitalisme pramonopoli, kaum borjuis terutama terdiri dari sejumlah
besar individu pemilik perusahaan kecil dan menengah, tetapi selama abad ke-20, kita
menyisakan tumbuhnya perusahaan saham gabungan sebagai bentuk pemilikan kapitalis yang
dominan.Kemunculan kapitalisme monopoli ini menggiring pada pemisahan pemilikan
modal dengan fungsi manajerial yang dijalankan pihak lain. Kapitalisme monopoli ini juga
mengahncurkan kelas menengah "lama" yang terdiri dari petani-petani kecil, para pemilik
toko, pengusaha kecil, dan kaum profesional mandiri(dokter, pengacara, guru, dan lain-lain).
Kemudian Marx memperkenalkan konsep pekerja kolektif yang terdiri daripada
pekerja manual dan pekerja di sektor jasa, yaitu mereka secara langsung terlibat dalam proses
produksi dan berbagai fungsi tambahan. Menurut Marxisme, kelas pekerja itu terdiri dari
seluruh orang yang pertama-tama. Pekerja 'Kerah Putih' bukanlah sebagai kelas tersendiri
kebanyakan dari mereka adalah pekerja upahan yang bekerja di sektor-sektor nonindustrial,
yakni sektor-sektor yang memungkinkan para majikan untuk merampas nilai lebih yang
diciptakan oleh para buruh industri dan pertanian. Tingkat pertumbuhan pegawai kerah putih
yang cepat yang melebihi pertumbuhan seluruh penduduk yang telah memasuki usia kerja
yang berarti telah terjadi adanya proses "deproletarisasi" penduduk atau munculnya
intelektual "kelas menengah baru" yang meleburkan proletariat.
Terminologi "intelektual" biasanya digunakan untuk menunjukkan segolongan orang
yang secara profesional terlibat dalam kerja-kerja yang bersifat intelektual. Dengan demikian,
hal tersebut telah menyerap para pekerja kerah putih menjadi operator mesin dengan kondisi
kerja yang tak jauh beda dengan kondisi kerja yang melingkupi para buruh industri.Dapat
disimpulkan bahwa struktur kelas masyarakat kapitalis itu begitu beragam(adanya kelas-kelas
fundamental dan nonfundamental). Menghadapi fenomena ini maka para sosiolog borjuis
secara semena-mena menganggap bahwa pembagian kelas tersebut melenyap dalam
masyarakat kapitalis. Tentu saja dalam masyarakat kapitalis terjadi mobilitas sosial yang jauh
lebih besar ketimbang dalam masyarakat feodal dimana banyak terdapat penghalang yang
bersifat hierarkis.
Seorang ekonom AS, Ferdinand Lundbery, dalam bukunya The Rich and The Super
Rich, menulis bahwa pada dekade tahun 1960-an terdapat sekitar 200.000 orang kaya di AS.
Meskipun status kelas dari individu-individu tertentu mengalami perubahan, hal ini tidak
berarti perbedaan kelas dalam masyarakat telah menghilang, malahan hanya memperlebar
kesenjangan antara kelas-kelas fundamental dalam masyarakat.

E. KEPENTINGAN KELAS – KELAS DAN PERJUANGAN KELAS


Marx dan Engels menggambarkan bentuk – bentuk dasar dari perjuangan pada
periode prakapitalisme, sebagaimana mereka terangkan didalam “ Manifesto Komunis “. Para
ahli sejarah dan sosiolog borjuis menganggap bahwa terjadinya perjuangan kelas disebabkan
oleh adanya kesalahapahaman, tersumbatnya jalur komunikasi antara kelas – kelas dalam
masyarakat, disebabkan oleh kebijakan – kebijakan penguasa yang salah dan adanya hasutan
oleh elemen – elemen jahat di masyarakat, dan sebagainya. Dalam realitasnya, tak mungkin
tercipta adanya kesatuan sosial, politik dan kesatuan moral yang stabil dalam masyarakat
yang sudah terpecah – pecah kedalam kelas – kelas yang bertentangan, akibat dari kondisi
keberadaan ekonomi mereka.
Perjuangan kelas itu muncul dari posisi sosial yang berhadapan dengan kepentingan
yang saling bertentangan dari kelas – kelas yang berbeda. Kelas pekerja di setiap negara
kapitalis bisa saja tidak menyadari kepentingan – kepentingan fundamentalnya sehingga
mereka membatasi perjuangan mereka hanya untuk mendapatkan reformasi – reformasi
terbatas yang tidak langsung menohok posisi dan kepentingan kelas kapitalis yang mendasar (
sebagai contoh, kelas pekerja hanya menuntut kenaikan upah, pengurangan jam kerja, dan
sebagainya ).
Kepentingan kelas proletariat yang paling mendasar adalah menghapuskan pemilikan
pribadi, hal ini disebabkan karena proletariat sendiri merupakan kelas yang tidak mempunyai
kepemilikan pribadi. Borjuis dan proletariat adalah kelas – kelas yang antagonistik karena
kepentingan – kepentingan mereka saling bertentangan secara diametrial dan tak bisa
didamaikan. Adanya pertentangan antara kaum borjuis dengan kaum aristokrat feodal ketika
terjadi konflik antara metode pengisapan borjuis dengan metode pengisapan feodalisme.
Jika pertentangan dan perbedaan kepentingan kelas merupakan basis atau dasar bagi
perjuangan kelas, maka kesamaan kepentingan dari kelas – kelas yang berbeda membuka
kemungkinan kerja sama. Sebagai kelas yang paling revolusioner, terorganisir dan bersatu
maka proletariat merupakan pemimpin sejati dari barisan ini. Atas dasar inilah Lenin
menekankan perlunya “ analisa yang tepat terhadap kepentingan kelas yang beragam yang
dipertemukan dengan tujuan – tujuan bersama yang jelas dan terbatas “
Para sosiolog borjuis dan para pembela gagasan kerja sama antarkelas mengingkari
perlunya perjuangan kelas. Akan tetapi, fakta justru menunjukkan bahwa yang menjadi motor
penggerak yang mendorong maju perkembangan masyarakat berkelas adalah perjuangan
antarkelas. Perjuangan kelas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perkembangan
kekuatan – kekuatan produktif. Ketika penemuan perkembangan yang terjadi di Inggris
bahwa sejak tahun 1825, penemuan mesin dan penerapan mekanisasi tak lain merupakan
hasil dari peperangan antara kaum buruh dengan majikan. Walaupun demikian, bukan berarti
bahwa perjuangan kelas merupakan sebab utama dari perkembangan kekuatan – kekuatan
produktif. Perjuangan kelas berperan sebagai motor penggerak perkembangan sejarah karena
ia merupakan cara mentransformasikan sistem sosial yang usang menjadi sistem sosial yang
baru dan lebih tinggi.
Perjuangan memainkan peranan sebagai motivator peristiwa sejarah baik pada masa
revolusi maupun pada masa damai. Lenin membandingankan teori sosialis tentang
perjuangan kelas sebagai penggerak sejarah dengan teori borjuis tentang kerja sama
antarkelas sebagai motor penggerak kemajuan sosial. Teori yang pertama berwatak
revolusioner, sementara yang kedua berwatak idealis.

F. BENTUK – BENTUK PERJUANGAN KELAS DAN ORGANISASI


Bentuk – bentuk perjuangan kelas sangat berkaitan erat dengan bentuk organisasi
kelas. Secara historis, perjuangan ekonomi merupakan bentuk pertama perjuangan kelas
proletar. Dalam perjuangan semacam inilah organisasi – organisasi pertama kaum proletar
tumbuh, yaitu serikat – serikat buruh yang merupakan sekolah bagi perjuangan kelas. Para
ideolog borjuis kontemporer beranggapan bahwa sekarang ini kelas buruh di negeri – negeri
kapitalis maju telah terintegrasi dalam masyaakat kapitalis dan memiliki cantolan di
masyarakat tersebut karena mereka telah mendapatkan manfaat bagi kehidupan mereka.
Selama proses pembentukan kelas untuk menjadi subjek yang aktif, peran yang sangat
penting dimainkan dengan munculnya organisasi politik, khususnya kemunculan partai –
partai politik. Partai partai berbeda dengan kelas dalam hal bahwa partai – partai
1. Bukan meliputi seluruh kelas, namun hanya perwakilan sebagai bagian dari kelas.
2. Menyatakan hasil dari penggabungan perwakilan – perwakilan kelas yang paling
sadar dan aktif dalam bentuk gagasan dan cita – cita politik yang tegas, dimana
kelas – kelas itu sendiri lahir secara spontan sebagai akibat dari perkembangan
ekonomi masyarakat.
Banyak ahli sosiologi borjuis yang mengikuti tafsiran seorang sosiolog Jerman Max
Weber yang membagi masyarakat menjadi tiga entitas/tatanan yang terpisah satu sama lain,
yaitu ekonomi, sosial, politik. Sebuah partai proletariat merupakan bagian yang paling maju
dan paling aktif dari kelas buruh yang secara politik terorganisasi. Partai proletariat adalah
elemen pelopor dari suatu kelas. Bentuk – bentuk organisasi proletar lainnya, seperti serikat
buruh, kelompok kebudayaan, dan pendidikan buruh, tetap dibutuhkan dalam perjuangan
kelas. Reformisme merupakan produk yang tak terelakan dadi gerakan buruh yang spontan.
Bentuk reformisme lainnya yang terdapat dalam gerakan kelas pekerja muncul dari jaminan
yang diberikan oleh kapitalisme monopoli.
Oportunisme merupakan bentuk perkembangan ideologi dan politik, gerakan sosialis
ke kesadaran dan politik reformis yang muncul dari gerakan buruh yang spontan. Opotunisme
dan sektarianisme kekiri – kirian berasal dari akar kelas yang sama, keduanya muncul dari
ketidak sabaran. Hukum yang ditemukan oleh Marx dan Engels ini menunjukkan bahwa :
“ Seluruh perjuangan yang terbentang dalam sejarah,apakah itu yang bertitik tolak
dalam bidang politik, agama, filsafat dan wilayah – wilayah ideologis lainnya, tak lebih dari
perwujudan perjuangan kelas – kelas sosial dan bahwa kesadaran dari kelas – kelas ini,
serta perbenturan yang terjadi di antara mereka sangat ditentukan oleh tingkat
perkembangan posisi ekonomi mereka, oleh corak produksinya dan pertukaran yang
ditentukan oleh corak produksi yang bersangkutan “.

Tambahan
 Gambaran kelompok sosial
jenis dan Contoh Kelompok Sosial
1.Kelompok Primer: Anggota Keluarga.
Kelompok sosial primer adalah kelompok sosial yang antaranggota bisa mengenal
secara pribadi dan akrab. Adapun contoh dari foto di atas dengan adanya keakraban
anggota keluarga, entah itu dari keluarga kecil/besar

2.Kelompok Sekunder: Sekumpulan penyelenggara sebuah acara.

Kelompok sosial sekunder merupakan kelompok sosial yang memiliki jumlah


anggota yang besar, tidak saling mengenal, dan interaksi sosial di dalamnya tidak selalu
dilakukan secara langsung. Contohnya : seorang guru dan siswa yang sedang melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas
3.Kelompok Formal: Lembaga Negara, Organisasi Kemasyarakatan.

Kelompok sosial formal adalah kelompok sosial yang terbentuk secara resmi demi
mencapai tujuan tertentu. Kelompok sosial formal mempunyai sistem kerja yang jelas dan
mempunyai program kerja yang dibangun dalam sistem hubungan kelompok formal. Adapun
contoh yang diberikan dari foto diatas merupakan sekumpulan/kelompok wanita yang
mendirikan organisasi untuk menampung ide/karya dan disalurkan melalui
memberikan/mempublikasikan karya2 yang dimiliki.
4.Kelompok Keanggotaan: Osis.

Kelompok keanggotaan (membership group atau appartenance group) adalah


kelompok yang menunjukkan seseorang secara resmi dan secara fisik menjadi anggota.
Contohnya : seseorang yang mengikuti komunitas yang ada seperti OSIS di sekolah dan lain
lain
5.Publik: Sekumpulan orang pada tempat umum.

Publik merupakan macam kelompok sosial yang bukan merupakan kesatuan.


Interaksi berlangsung melalui alat-alat komunikasi dan tidak langgeng. Contohnya,
pembicaraan pribadi yang berantai, desasdesus atau gosip, surat kabar, radio, televisi, film,
kerumunana mendadak dan sebagainya.
6.Kelompok Referensi: Kelompok pemeluk agama
kelompok referensi yaitu kelompok yang dijadikan acuan bagi seseorang. Kelompok
referensi sering dijadikan acuan dalam menilai kelompok lain.Selain itu, kelompok referensi
juga mampu memberikan pengaruh terhadap sikap, perilaku, dan kepribadian
seseorang.Contohnya : kelompok pemeluk agama

Anda mungkin juga menyukai