Anda di halaman 1dari 4

Integrasi sebagai Sarana Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Oleh: Kelompok 4
1. Nayla Lutfia Syach (Aktif)
2. Muh. Fadhil Ansari (Aktif)
3. Muh. Fadli Hasmi (Tidak Aktif)
4. Muh. Fahrurrosiq (Tidak Aktif)
5. Nisfalah Zahra R (Aktif)

Pengertian Integrasi
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, integrasi
nasional adalah proses penyesuaian dan penyatuan unsur-unsur kebudayaan Indonesia yang
beragam hingga terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Adanya integrasi nasional penting
untuk terciptanya keselarasan bangsa di tengah-tengah keadaan masyarakat yang berbeda-beda
dan wilayah yang luas. Integrasi nasional adalah bersatunya suatu bangsa yang menempati
wilayah tertentu dalam sebuah negara yang berdaulat. Realitanya, integrasi nasional dapat dilihat
dari berbagai aspek yaitu:
 Aspek politik (integrasi politik)
 Aspek ekonomi (integrasi ekonomi yaitu saling ketergantungan ekonomi antardaerah
yang bekerja sama secara sinergis)
 Aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya, hubungan antarsuku, antarlapisan dan
antargolongan)

Secara umum integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari


berbagai wilayah yang berbeda atau memiliki perbedaan. Perbedaan itu antara lain etnis, sosial
budaya, maupun latar belakang ekonomi, menjadi satu bagsa (nation) terutama karena
pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama. Dalam menjalani proses pembentukan sebagai
satu bangsa, beragam suku bangsa ini mencita-citakan suatu masyarakat baru yaitu sebuah
masyarakat politik yang dibayangkan (imagined political community). Masyarakat politik yang
dibayangkan adalah yang akan memiliki rasa persaudaraan dan solidaritas yang kental, memiliki
identitas kebangsaan dan wilayah kebangsaan yang jelas serta memiliki kekuasaan kebangsaan
Faktor pembentuk dan penghambat

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk (plural society) dengan


corak masyarakat Bhinneka Tunggal Ika. Kondisi masyarakat plural di satu sisi adalah rahmat
tetapi di sisi lain juga dapat menjadi ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah
keberanian untuk menerima perbedaan. Terkait dengan persepsi dan sikap sesuai dengan realitas
kehidupan yang menyeluruh. Sehingga sebagai warga negara perlu memahami dan mengetahui
faktor-faktor pembentuk maupun penghambat integrasi nasional.

Berikut ini faktor- faktor pembentuk integrasi nasional:

 Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah. Adanya
ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
 Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
 Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
 Penggunaan bahasa Indonesia.
 Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia.
Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu Pancasila.
 Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas dan toleransi keagamaan yang
kuat. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
 Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.

Berikut ini faktor- faktor penghambat integrasi nasional:

 Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.


 Kurangnya toleransi antargolongan.
 Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari
luar. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.

Upaya yang dapat dilakukan agar integrasi nasional dapat berjalan dengan baik.

a. Pembangunan Fisik
Komitmen besar pemerintahan ini terhadap pembangunan fisik patut dipuji.
Faktanya, ada begitu banyak pekerjaan rumah yang terbengkalai dalam menata rumah
fisik bangsa ini. Dalam era globalisasi dengan lalu lintas modal, barang, dan manusia
yang makin luas cakupannya dan dalam penetrasinya, betapa limpah karunia potensi
kekayaan bangsa ini yang sulit dijangkau untuk mendapatkan akses pasar karena kendala-
kendala infrastruktur fisik. Sebagai salah satu negeri terindah di muka bumi dengan
kekayaan budaya yang tak terperi, arus wisata yang masuk ke negeri ini masih jauh di
bawah negeri-negeri jiran.

Lebih dari sekadar kepentingan ekonomi, integrasi nasional dan kemajuan


bangsa memerlukan prasyarat perluasan dan pemerataan pembangunan fisik.
Konektivitas fisik yang lebih ekstensif dan intensif akan memudahkan interaksi sosial
yang menjadi katalis bagi integrasi nasional. Pembangunan infrastruktur fisik yang lebih
luas dan merata bisa melancarkan lalu lintas perekonomian dan mengembangkan pusat-
pusat perekonomian baru, yang dapat meluaskan pemerataan ekonomi yang mengarah
pada keadilan sosial yang dapat menguatkan perasaan persemakmuran bersama. Oleh
karena itu, pemerintah secara pembangunan fisik telah berkontribusi baik dalam
membangun sarana infrastruktur di bidang kebudayaan, dengan tujuan agar integrasi
masyarakat tetap terjaga.

b. Pembangunan Mental
Pembangunan mental lewat pembangunan infrastruktur nilai sangat mendesak
dilakukan. Indonesia berkejaran dengan waktu untuk mengatasi degenerasi dalam
karakter jati diri bangsa. Kita menghadapi gempuran pasar internasional dan ideologi-
ideologi transnasional dalam situasi ketahanan kejiwaan bangsa ini sedang rapuh. Dengan
kondisi seperti itu, kemudahan-kemudahan interaksi dan akses pasar yang ditimbulkan
perbaikan infrastruktur fisik tidak akan membawa kemaslahatan dan kesejahteraan
umum.

Tanpa panduan nilai, gerak langkah pembangunan fisik bisa tersesat salah
arah, melenceng dari tujuan nasional. Bila saat ini kehidupan negeri diliputi kabut
apatisme dan pesimisme. Riuh kegaduhan tanpa solusi, banyak gerakan jalanan tanpa
tahu ke mana arah yang benar, rasa saling percaya lenyap dalam pergaulan, hukum
disalahgunakan, kebaikan dimusuhi, kejahatan diagungkan, sebab utamanya kita
mengalami tunanilai. Nilai sudah lama ditinggalkan dalam pembangunan.

Usaha sengaja untuk melakukan pembangunan nilai-nilai keindonesiaan itu


berkaitan erat dengan basis legitimasi dari negara. Keberadaan dan keberlangsungan
suatu negara bukan saja ditentukan kemampuannya menampung aspirasi dan melayani
kepentingan rakyatnya, melainkan juga oleh kesanggupannya untuk bertindak sebagai
pendidik (tutor) bagi rakyatnya tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara,
dengan mengembangkan budaya kewargaan (citizenship).

c. Pembangunan Rohani

1. Tidak berperilaku rasis.

2. Memberikan kebebasan beragama kepada orang lain.

3. Bertindak adil kepada sesama.


4. Bertindak sesuai peraturan yang berlaku baik di sekolah, masyarakat, berbangsa dan
bernegara.

5. Menumbuhkan sikap tenggang rasa.

6. Bersikap penuh empati, tenggang rasa, dan toleran terhadap antar sesama manusia.
Menjalankan kewajiban dan amanah di lingkungan manapun dengan sebaik mungkin.

7. Tidak bertindak semena-mena atas dasar kuasa yang dimiliki.

Sumber Keabsahan:
https://ojs.unm.ac.id/sosialisasi/article/view/3115/1734
https://prezi.com/p/pnk5hoox087r/integrasi-nasional-sebagai-parameter-persatuan-dan-kesatuan-
bangsa/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/153317369/integrasi-nasional-pengertian-
faktor-pembentuk-dan-penghambat?page=all
https://mediaindonesia.com/read/detail/135007-membangun-karakter-bangsa
https://media.neliti.com/media/publications/177684-ID-upaya-pembinaan-rohani-dan-mental.pdf
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/03/182859369/upaya-mengatasi-ancaman-
integrasi-nasional-di-berbagai-bidang?page=all

Anda mungkin juga menyukai