Anda di halaman 1dari 6

Nama: Nayla Lutfia Syach

Kelas: XI IPS 2
No Merekontruksi Teks
Editorial
Topik Pengenalan isu Penyampaian Penegasan Ulang
pembicaraan Argumen-Argumen (Kesimpulan, saran
atau rekomendasi)

1. Mutu Pendidikan Menjaga kualitas Akibat pandemi, kegiatan Begitu pun kita tidak boleh
Indonesia di Tengah
pendidikan menjadi belajar mengajar (KBM) menyerah dengan keadaan
Pandemi
tantangan yang nyata di pun secara mendadak dan membiarkan mutu
tengah keberlangsungan harus dijalankan dengan pendidikan nasional kita
pandemi korona atau menggunakan sistem menurun di tengah
COVID-19. Proses belajar jarak jauh melalui berlangsungnya pandemi
belajar mengajar antara jaringan internet atau COVID-19 ini. Seluruh
tenaga pendidik maupun daring. Pendidik maupun tenaga penggerak pendidikan
peserta didik yang pada peserta didik yang sudah nasional pun harus ikut turun
awalnya dilakukan terbiasa melakukan KBM tangan dengan mencari solusi
melalui interaksi dengan interaksi secara dan mengantisipasi potensi
langsung kini tidak lagi langsung di kelas, suka dari persoalan tersebut.
dapat dilakukan. ataupun tidak suka harus Kementerian Pendidikan juga
Interaksi langsung di bisa menyesuaikan diri tentunya perlu memitigasi
ruang kelas antara murid dengan menerima metode potensi penurunan mutu
dan guru harus dibatasi belajar jarak jauh sebagai pendidikan nasional sekaligus
bahkan ditiadakan sama satu satunya jalan dalam diharapkan bisa memberikan
sekali demi mencegah berlangsungnya kegiatan solusi terhadap persoalan
penyebaran virus. Hal belajar mengajar. Dalam tersebut. Inilah tantangan
ini dilakukan karena konteks inilah KBM dan krusial dunia pendidikan kita
adanya protokol lebih luas lagi yaitu di tengah berlangsungnya
kesehatan yang kualitas pendidikan pandemi COVID-19.
mengharuskan setiap Indonesia mulai
individu melakukan dipertanyakan.
social dan physical
distancing (menjaga Apalagi dalam kurun
jarak secara fisik). waktu beberapa bulan
Tentunya hal tersebut berjalan dan juga dengan
tidak menjadi halangan berlangsungnya KBM
bagi tenaga pendidik jarak jauh, sejumlah
maupun peserta didik sekolah mulai dari jenjang
untuk melakukan SD, SMP, hingga SMA
interaksi dalm kegiatan dan sederajat di sejumlah
belajar mengajar. daerah di Indonesia
dilaporkan tengah
mengalami kesulitan,
mulai dari kesulitan teknis
yang terkait dengan
ketersediaan fasilitas
Hardware dan Software
yang sangat dibutuhkan
dalam penyelenggaraan
KBM jarak jauh. Selain
itu, terdapat juga
kesulitan nonteknis yang
berkaitan dengan adanya
kondisi bahwa tidak
semua tenaga pendidik
maupun peserta didik
yang dapat segera
beradaptasi dengan
teknologi dan metode
belajar jarak jauh.
Penguasaan siswa
ataupun guru terhadap
teknologi juga sangat
bervariasi. Hal ini yang
tentunya menjadi
tantangan tersendiri
terkhusus bagi dunia
pendidikan Indonesia.

Selain itu, perlu menjadi


catatan bahwa tidak
semua guru dan murid,
terlebih lagi yang berada
di daerah-daerah
terpencil, memiliki
perangkat yang
memenuhi syarat
kelayakan bagi
pelasanaan aktivitas
daring. Fasilitas jaringan
internet yang menjamin
keterhubungan pun belum
merata keberadaannya di
seluruh pelosok Tanah
Air.

Selain itu, hal yang lebih


substansial lagi ialah
mengenai kurikulum
pendidikan nasional yang
bisa dibilang secara resmi
dan komperehensif pun
belum bisa memberikan
akomodasi dan
mengadaptasi terkait
dengan sistem
pembelajaran jarak jauh.
Selama ini, KBM secara
online hanya merupakan
konsep sebagai perangkat
teknis dan belum
berkembang menjadi cara
berpikir dan paradigma
dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, kekhawatiran
dalam penurunan mutu
pendidikan nasional pun
tidak boleh diabaikan.

3. Teks yang telah Mutu Pendidikan Indonesia di Tengah Pandemi


disusun
Nayla Lutfia Syach

Menjaga kualitas pendidikan menjadi tantangan yang nyata di tengah


keberlangsungan pandemi COVID-19. Proses belajar mengajar antara tenaga
pendidik maupun peserta didik yang pada awalnya dilakukan melalui interaksi
langsung kini tidak lagi dapat dilakukan. Interaksi langsung di ruang kelas antara
murid dan guru harus dibatasi bahkan ditiadakan sama sekali demi mencegah
penyebaran virus. Hal ini dilakukan karena adanya protokol kesehatan yang
mengharuskan setiap individu melakukan social dan physical distancing
(menjaga jarak secara fisik). Tentunya hal tersebut tidak menjadi halangan bagi
tenaga pendidik maupun peserta didik untuk melakukan interaksi dalm kegiatan
belajar mengajar.
Akibat pandemi, kegiatan belajar mengajar (KBM) pun secara mendadak harus
dijalankan dengan menggunakan sistem belajar jarak jauh melalui jaringan
internet atau daring. Pendidik maupun peserta didik yang sudah terbiasa
melakukan KBM dengan interaksi secara langsung di kelas, suka ataupun tidak
suka harus bisa menyesuaikan diri dengan menerima metode belajar jarak jauh
sebagai satu satunya jalan dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Dalam konteks inilah KBM dan lebih luas lagi yaitu kualitas pendidikan
Indonesia mulai dipertanyakan.

Apalagi dalam kurun waktu beberapa bulan berjalan dan juga dengan
berlangsungnya KBM jarak jauh, sejumlah sekolah mulai dari jenjang SD, SMP,
hingga SMA dan sederajat di sejumlah daerah di Indonesia dilaporkan tengah
mengalami kesulitan, mulai dari kesulitan teknis yang terkait dengan
ketersediaan fasilitas Hardware dan Software yang sangat dibutuhkan dalam
penyelenggaraan KBM jarak jauh. Selain itu, terdapat juga kesulitan nonteknis
yang berkaitan dengan adanya kondisi bahwa tidak semua tenaga pendidik
maupun peserta didik yang dapat segera beradaptasi dengan teknologi dan
metode belajar jarak jauh. Penguasaan siswa ataupun guru terhadap teknologi
juga sangat bervariasi. Hal ini yang tentunya menjadi tantangan tersendiri
terkhusus bagi dunia pendidikan Indonesia.

Selain itu, perlu menjadi catatan bahwa tidak semua guru dan murid, terlebih lagi
yang berada di daerah-daerah terpencil, memiliki perangkat yang memenuhi
syarat kelayakan bagi pelasanaan aktivitas daring. Fasilitas jaringan internet yang
menjamin keterhubungan pun belum merata keberadaannya di seluruh pelosok
Tanah Air.

Selain itu, hal yang lebih substansial lagi ialah mengenai kurikulum pendidikan
nasional yang bisa dibilang secara resmi dan komperehensif pun belum bisa
memberikan akomodasi dan mengadaptasi terkait dengan sistem pembelajaran
jarak jauh. Selama ini, KBM secara online hanya merupakan konsep sebagai
perangkat teknis dan belum berkembang menjadi cara berpikir dan paradigma
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kekhawatiran dalam penurunan mutu
pendidikan nasional pun tidak boleh diabaikan.

Begitu pun kita tidak boleh menyerah dengan keadaan dan membiarkan mutu
pendidikan nasional kita menurun di tengah berlangsungnya pandemi COVID-19
ini. Seluruh tenaga penggerak pendidikan nasional pun harus ikut turun tangan
dengan mencari solusi dan mengantisipasi potensi dari persoalan tersebut.
Kementerian Pendidikan juga tentunya perlu memitigasi potensi penurunan mutu
pendidikan nasional sekaligus diharapkan bisa memberikan solusi terhadap
persoalan tersebut. Inilah tantangan krusial dunia pendidikan kita di tengah
berlangsungnya pandemi COVID-19.

Catatan Guru Mapel

Anda mungkin juga menyukai