Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Organisasi & Birokrasi

Dosen Pengampu: Evi Nilawati, SIP, MM

Disusun oleh:
Dianjaya Arif Maulana (21331117)

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS GUNUNG KIDUL
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan di hari akhir nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat sehat yang
telah dilimpahkan sehingga makalah “Memimpin Perubahan Dalam Organisasi”
dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Evi
Nilawati, SIP, MM selaku dosen pengampu mata kuliah pengembangan organisasi
& birokrasi yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengembangan organisasi
& birokrasi, di samping itu diharapkan dapat memahamkan pembaca dalam
konteks memimpin perubahan.
Menyadari bahwa makalah bertema memimpin perubahan ini perlu banyak
penyempurnaan maka penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca supaya
makalah ini dapat menjadi lebih baik. Apabila terdapat kesalahan pada penulisan
maupun konten, penulis memohon maaf.

Gunungkidul, 18 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kepemimpinan Perubahan ..................................................... 3
2.2 Konsekuensi Memimpin Perubahan ......................................................... 4
2.3 Alasan Menerima atau Menolak Perubahan ............................................. 5
2.4 Tahapan dalam Proses Perubahan ............................................................ 6
2.5 Model Pendekatan dalam Mengatasi Permasalahan Organisasi .............. 7
BAB III ................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9
3.2 Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Teknologi dan globalisasi


telah mentransformasi semua segi kehidupan, termasuk dunia tempat kita
bekerja. Oleh karena itu, organisasi dan individu harus terus menerus
beradaptasi dengan cara yang kreatif dan bermakna di dalam lingkungan
yang terus berubah.
Perubahan memerlukan pemimpin yang kompeten untuk
mengelola perubahan dan bawahan yang mampu untuk menjalankannya.
Namun, keduanya masih perlu diberdayakan untuk menjadi agen
perubahan. Pemberdayaan sumber daya manusia mengandung makna
membuat sumber daya manusia lebih mampu menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
Pemimpin organisasi harus dapat bertindak sebagai sponsor
perubahan, sedangkan lapisan bawahnya dipersiapkan untuk menjadi agen
perubahan, sedangkan mereka yang menjadi target perubahan perlu
dilibatkan dalam proses perubahan. Karenanya, pimpinan organisasi perlu
mempunyai strategi, mau belajar dari pengalaman dan memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk memimpin perubahan.
Proses perubahan memerlukan pemimpin yang mampu
menyeimbangkan aktivitas operasional dengan aktivitas yang menyangkut
sumber daya manusia. Aktivitas operasional secara teknis lebih mudah
ditangani, namun apabila tidak diimbangi dengan pengelolaan sumber
daya manusia, akan kurang mampu mencapai hasil yang diharapkan.
Pemimpin dituntut kemampuannya untuk dapat melakukan
perubahan strategis, perubahan fundamental, dengan pendekatan kultural,
partisipatif dan kepemimpinan konektif. Bawahan merasa mendapat
kepercayaan untuk turut serta berperan dalam penyelesaian masalah.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka ditetapkanlah rumusan


masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari kepemimpinan perubahan?
2. Apakah hal-hal yang akan dihadapi ketika memimpin perubahan?
3. Mengapa seseorang menerima atau menolak perubahan?
4. Apa saja tahapan-tahapan dalam mengadakan proses perubahan?
5. Bagaimanakah model pendekatan yang sesuai di dalam memahami
permasalahan organisasi?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut maka ditentukanlah tujuan dalam


pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Memahami arti dari memimpin perubahan.
2. Mengetahui hal-hal yang akan dihadapi ketika memimpin perubahan.
3. Memahami alasan, mengapa seseorang menerima atau menolak
perubahan.
4. Memahami tahapan dalam mengadakan proses perubahan.
5. Memahami model pendekatan yang sesuai dalam mengatasi
permasalahan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan Perubahan

Kepemimpinan perubahan merupakan hal penting dan tanggung


jawab kepemimpinan yang tergolong sulit. Kepemimpinan perubahan
adalah sebuah upaya untuk menciptakan revolusi dalam perubahan
organisasi, sehingga membawa perubahan yang menjadikan semua
komponen dalam organisasi itu menyatu dan saling berempati untuk
membawa perubahan agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai positif
terhadap organisasi.
Kepemimpinan ialah faktor penting dalam suatu organisasi.
Tindakan pemimpin akan memengaruhi gerak suatu organisasi. Pemimpin
yang dapat memerankan fungsi secara maksimal dan dapat mencapai
tujuan tertentu yang disepakati dapat dikatakan sebagai kepemimpinan
yang efektif.
Peranan pimpinan dalam suatu organisasi adalah menciptakan rasa
aman, dengan terciptanya rasa aman bawahan dalam melaksanakan tugas-
tugasnya merasa tidak terganggu, bebas dari segala perasaan gelisah,
kekhawatiran, bahkan merasa memperoleh jaminan keamanan dari
pimpinan. Seorang pemimpin itu harus mampu mengatasi konflik, perlu
berorientasi kembali kepada berbagai teori kepemimpinan yang ada.
Pemimpin harus siap dalam menghadapi perubahan (adaptive
leader). Kompetensi yang dimiliki oleh adaptive leader terdiri dari tiga,
yaitu: kemampuan untuk mengamati (observe), kemampuan untuk
menginterpretasi/mengartikan (interpret) dan kemampuan untuk
bertindak/mengintervensi (intervene).
Kepemimpinan bersifat kreatif, adaptif, dan berhubungan dengan
ketangkasan. Kepemimpinan melihat jauh ke depan dan dari luar
organisasi, bukan hanya di permukaan dan di dalam organisasi.

3
4

2.2 Konsekuensi Memimpin Perubahan

Memimpin perubahan harus bersedia menghadapi tantangan dan


hambatan serta mampu menerobos inovasi, melakukan pertumbuhan dan
memiliki taktik dalam menentukan perubahan. Berikut hal-hal yang akan
dihadapi:
1. Tantangan
Perubahan strategis akan selalu dan tetap sulit sampai dapat
digali semakin dalam untuk menemukan dasarnya. Semakin cepat
pemimpin memaksakan perubahan, maka akan semakin besar
gelombang tekanan resistensi terhadap perubahan sehingga
membentuk rintangan yang kuat untuk sukses.
2. Hambatan
Penyebab kegagalan perubahan (Black dan Gregersen, 2003: 6)
adalah:
a. karena kegagalan melihat akan perlunya perubahan;
b. walaupun dapat melihat perlunya perubahan, tetapi sering gagal
untuk bergerak untuk melakukan perubahan;
c. walaupun mampu melihat perlunya perubahan dan dapat bergerak
melakukan perubahan, tetapi gagal untuk menyelesaikan
perubahan.
Perlu dilakukan penyederhanaan dalam memikirkan perubahan
karena dua alasan berikut.
a. Sesuatu menjadi praktis hanya apabila kita dapat dengan mudah
mengingat dan mengulanginya.
b. Prinsip 80/20 mengajarkan bahwa 80% hasil dapat diperoleh dari
20% pekerja.
3. Menerobos inovasi dan pertumbuhan
Perubahan dimulai dengan terjadinya pergeseran dari sesuatu
keadaan yang semula benar sekarang menjadi salah, meskipun masih
tetap dilakukan dengan baik. Setelah melalui perjalanan waktu, sesuatu
5

baru yang benar menjadi lebih jelas. Akan tetapi, karena sesuatu hal
yang benar masih baru, biasanya tidak dilakukan dengan baik.
4. Taktik menentukan perubahan
Terdapat tiga macam taktik untuk menentukan perubahan, yaitu
bersifat berikut ini (Black dan Gregersen, 2003: 178).
a. Anticipatory Change (Perubahan Antisipatif)
Anticipatory change merupakan antisipasi terhadap
kebutuhan perubahan. Dalam anticipatory change dituntut untuk
melihat ke depan lebih dahulu dengan melihat tanda-tanda yang
menunjukkan perubahan.
b. Reactive Change (Perubahan Reaktif)
Reactive change merupakan reaksi karena terlihatnya
tanda-tanda bahwa akan terjadi perubahan. Tanda-tanda ini dapat
muncul dari pelanggan, pesaing, pemegang saham, pekerja dan
stakeholder lain.
c. Crisis Change (Perubahan Krisis)
Crisis change dihadapi perusahaan apabila tanda-tanda
untuk perubahan sudah sedemikian besar dan intensif, pada suatu
tingkatan yang tidak dapat dielakkan lagi. Apabila tanda-tanda
tersebut diabaikan terlalu lama, maka dapat dihitung
konsekuensinya pada kinerja finansial. Perubahan harus segera
dilakukan karena kondisinya sudah kritis.

2.3 Alasan Menerima atau Menolak Perubahan

1. Menerima Perubahan
Terdapat beberapa alasan seseorang menerima perubahan,
yakni:
a. Tipe kekuasaan pemimpin dalam memengaruhi seseorang untuk
menerima perubahan dan proses pengaruh. Legitimate power,
coercive power, strong referent atau expert power.
b. Kombinasi taktik yang digunakan pemimpin.
6

c. Herscovitch dan Meyer (2002) menyebutkan keberlangsungan,


normatif, dan komitmen.
2. Menolak Perubahan
Beberapa alasan seseorang menolak perubahan di organsisasi,
yakni:
a. Kurangnya kepercayaan terhadap orang yang mengajukan.
b. Tidak ada bukti yang jelas terjadinya permasalahan serius yang
membutuhkan perubahan besar.
c. Tidak tampak akan berhasil.
d. Penolakan dapat menghilangkan pendapatan, manfaat atau job
security (misal menggantikan manusia dengan teknologi).
e. Memerlukan banyak biaya yang lebih besar daripada manfaatnya.
f. Membuat beberapa keahlian menjadi tidak terpakai dan
membutuhkan cara baru untuk mengerjakan tugas.
g. Perubahan besar di organisasi biasanya menghasilkan pergeseran
kekuasaan dan status dari individu dan subunit.
h. Perubahan terlihat tidak konsisten dengan nilai-nilai atau cita-cita.
i. Beberapa orang menolak karena mereka tidak mau dikontrol oleh
orang lain.

2.4 Tahapan dalam Proses Perubahan

Beberapa tahapan yang akan ditempuh pada proses perubahan,


yakni:
1. Unfreezing, yaitu orang menyadari bahwa cara lama untuk
mengerjakan sesuatu tidak sesuai lagi.
2. Changing, yaitu orang mencari cara baru untuk melakukan sesuatu dan
memilih pendekatan yang menjanjikan.
3. Freezing, yaitu pendekatan baru diimplementasikan dan menetap.
7

Upaya untuk merubah secara langsung ke fase changing tanpa


terlebih dahulu menggunakan sikap unfreezing akan terlihat apati dan
berpotensi menghadapi penolakan secara kuat.

2.5 Model Pendekatan dalam Mengatasi Permasalahan Organisasi

Dalam mengatasi permasalahan organsisasi dibutuhkan model


pendekatan yang sesuai. Berikut beberapa model pendekatan dalam
mengatasi permasalahan organisasi:
1. Pendekatan berpusat pada sikap. Merubah sikap dan nilai-nilai dengan
cara persuasif, program pelatihan, aktivitas membangun tim atau
program perubahan budaya.
2. Pendekatan berpusat pada peran. Perubahan peran kerja dengan
mengenali alur pekerjaan, mendesain ulang pekerjaan meliputi
aktivitas dan tanggung jawab yang berbeda. Memodifikasi hubungan-
wewenang, merubah kriteria dan prosedur untuk mengevaluasi
pekerjaan dan merubah sistem reward.
3. Penggunaan teknologi di dalam bekerja. Mengubah teknologi yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan atau untuk mendukung aktivitas
kerja yang penting. Teknologi baru akan diterima dan digunakan
secara efektif saat tidak adanya upaya besar untuk mengubah sikap,
keterampilan, dan peran.
4. Pendekatan berpusat pada strategi. Strategi kompetitif dasar dari
organisasi meliputi pengenalan produk atau jasa baru, memasuki pasar
baru, menggunakan bentuk pemasaran yang baru, memulai penjualan
internet selain penjualan lansung, membentuk aliansi dengan
organisasi lain, dan memodifikasi hubungan dengan para pemasok.
5. Pendekatan ekonomi untuk mendukung finansial terhadap perubahan.
Pengurangan tenaga kerja, restrukturisasi dan penyesuaian di dalam
kompensasi dan insentif.
6. Pendekatan organisasi untuk meningkatkan kapabilitas, komitmen dan
kreatifitas karyawan dengan meningkatkan pembelajaran individual
8

dan organisasi memperkuat nilai-nilai budaya untuk mendukung


fleksibilitas dan inovasi, dan memberdayakan orang untuk mendorong
peningkatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan perubahan adalah sebuah upaya untuk menciptakan


revolusi dalam perubahan organisasi, sehingga membawa perubahan yang
menjadikan semua komponen dalam organisasi itu menyatu dan saling
berempati. Pemimpin akan menghadapi tantangan dan hambatan sehingga
harus menemukan inovasi terobosan serta teknik agar terwujudnya
perubahan. Pemimpin harus melakukan kombinasi taktik supaya anggota
mampu menerima sebuah perubahan. Seorang anggota menolak adanya
perubahan pada umumnya dikarenakan beranggapan bahwa perubahan
tersebut tidak sebanding dengan perjuangan yang dilakukan. Pemimpin
perlu menempuh tahap unfreezing, changing, dan freezing tanpa
menghiraukan salah satunya supaya tidak terjadi penolakan. Terdapat
beberapa model pendekatan dalam mengatasi masalah organisasi yaitu:
Pendekatan berpusat pada sikap, pendekatan berpusat pada peran,
penggunaan teknologi di dalam bekerja, pendekatan berpusat pada strategi,
pendekatan ekonomi, dan pendekatan organisasi.

3.2 Saran

Pemimpin dalam suatu organisasi seharusnya menggiring para


anggota untuk melakukan perubahan dengan model pendekatan serta
teknik yang sesuai supaya tidak terjadinya penolakan. Seseorang harus
melakukan perubahan tanpa beranggapan akan menerima kerugian karena
tidak sebanding dengan perjuangannya, padahal perubahan merupakan
cara untuk membuka jalan ke arah yang lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Danang Sunyoto, SH. SE.MM & Fathonah Eka Susanti, SE.MM. (t.thn.).
Memimpin Perubahan. Dalam Pengembangan Organisasi (hal. 1 & 307-
313).

Intan Wulandari. (2013, Oktober 9). Makalah Kepemimpinan Memimpin


Perubahan dalam Organisasi. Diambil dari Academia Edu:
https://www.academia.edu/9418377/MAKALAH_KEPEMIMPINAN_ME
MIMPIN_PERUBAHAN_DALAM_ORGANISASI

Novi Diansari. (2019). Peran Pemimpin dalam Perubahan Organisasi.


Diambil dari Academia Edu:
https://www.academia.edu/40741808/_PERAN_PIMPINAN_DALAM_
PERUBAHAN_ORGANISASI_

Siti Annisa Rizki, M. P. (t.thn.). Memimpin Perubahan di dalam Organisasi.


Diambil dari Sitiannisarizki Blog: http://sitiannisarizki.blog.uma.ac.id/wp-
content/uploads/sites/666/2020/07/Psi.Kepemimpinan_Pert-XI_Me
Mimpin-Perubahan-di-dalam-organisasi.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai