KELOMPOK 1
Diodantara 2023012004
Eki Anisa Putri 2023012017
Elsy Triana 2023012007
Kartika Meilinda 2023014004
Khairina Hidayati 2023012020
Laili Fathia 2023012016
Sadita Wyddia Shiura 2023014001
Sonia Rahma Feberliantika 2023014002
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sudjarwo, M.S
Dr. Dedy Hermanto Karwan., M.M.
PENDAHULUAN
Membahas tentang filsafat manajemen pendidikan, tidak bisa kita pisahkan dengan sejarah
filsafat. Seperti kita ketahui filsafat mempunyai andil yang sangat besar terhadap
dikatakan bahwa filsafat adalah induk segala ilmu pengetahuan. Pada fase awalnya filsafat
hanya melahirkan dua ilmu pengetahuan, yakni ilmu alam (Natural Philosophy) dan ilmu
(Suriasumantri, 2005:92). Hal ini, menurut Ibnu Khaldun disebabkan oleh berkembangnya
cabang ilmu pengetahuan baru yakni manajemen, yang semula masih segan diakui sebagai
ilmu pengetahuan. Hal ini bukanlah suatu yang baru. Ilmu kemasyarakatan (yang sejak
pengetahuan disamping ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Demikian pula halnya ilmu
”manajemen” yang menjadi bahan perbincangan kita sekarang. Barulah pada masa Taylor
Filsafat seperti yang kita ketahui memiliki tiga cabang yaitu, Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi. Akan tetapi untuk sekarang ini kami akan menitik-beratkan pembahasannya
kepada masalah ontologi yang mana membahas tentang apa obyek yang kita kaji, bagaimana
PEMBAHASAN
Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos: logic.
Ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan) atau ilmu tentang yang ada. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang
metafisika yang berhubungan dengan kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Ontologi
Clauberg menyebut ontologi sebagai “ilmu pertama,” yaitu studi tentang yang ada sejauh
ada. Studi ini dianggap berlaku untuk semua entitas, termasuk Allah dan semua ciptaan,
dan mendasari teologi serta fisika. Pertanyaan yang berhubungan obyek apa yang dikaji
Ontologi menurut Gruber (1992) adalah suatu spesifikasi formal dan eksplisit dari
konseptualisasi yang dapat dibagi. Ontologi merupakan suatu deskripsi dari konsep-
konsep dan hubungan-hubungan yang mungkin ada bagi sebuah agent ataupun komunitas
Kemudian dalam Ensiklopedi Britannica dijelaskan bahwa ontologi adalah teori atau
studi tentang yang ada (being/wujud) seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas.
Ontologi sinonim dengan metafisika, yaitu studi filosofis untuk menentukan sifat nyata
yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur, dan prinsip
benda tersebut. Persoalan tentang ontologi menjadi pembahasan yang utama dalam
bidang filsafat, yang membahas tentang realitas. Realitas adalah kenyataan yang
selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran. Realitas dalam ontologi ini melahirkan
realitas yang tampak ini sesuatu realita materi saja? Adakah sesuatu di balik realita itu?
Apakah realitas ini terdiri dari satu bentuk unsur (monisme), dua unsur (dualisme) atau
dunia dan membina kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita merupakan
stimulus menyelami kebenaran tahap pertama. Dengan demikian potensi berpikir kritis
anak-anak untuk mengerti kebenaran telah dibina sejak awal oleh guru di sekolah atau
Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala
sesuatu yang ada, menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab-akibat.
Yaitu, ada manusia, ada alam, dan ada causa prima dalam suatu hubungan menyeluruh,
teratur dan tertib dalam keharmonisan. Jadi, dari aspek ontologi, segala sesuatu yang ada
ini berada dalam tatanan hubungan estetis yang diliputi dengan warna nilai keindahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ontologi merupakan apa yang akan dikaji dalam ilmu
pengetahuan atau hakikat apa yang dikaji. Apa di sini adalah mengenai obyek dari suatu
peristiwa. Dalam pembahasannya, ada metafisika yang membahas mengenai basic atau
hal yang dasar. Faktor panca indra akan sangat berperan dalam mengkaji obyek-obyek
dalam kehidupan. Panca indra akan membantu mengkaji mengenai teori keberadaan, di
mana sesuatu yang ada pasti nyata dan ada (Suriasumantri, 2009).
B. Pengertian Ontologi Dalam Administrasi Pendidikan
sering ditemukan tumpang tindih dengan istilah serupa lainnya, yaitu kepemimpinan dan
Depdiknas Nomor: 1072/D/T/2009 tanggal 29 Juni 2009 keluar surat izin operasional
sejak awal berdirinya dikenal dengan program studi Magister Manajemen Pendidikan.
Namun seiring perkembangan dunia pendidikan dewasa ini yang menuntut adanya
Tinggi, sehingga adanya perubahan nama program studi dari Magister Manajemen
Pendidikan menjadi Magister Administrasi Pendidikan (MAP) yang memiliki fokus studi
yang sama hanya terjadi perubahan nama saja. Dalam makalah ini kami akan
yang sama”
Sebelum kita memahami makna ontologi dari ilmu administrasi pendidikan, harus
dipahami terlebih dahulu secara tersendiri apa yang dimaksud dengan ontologi,
Telah kita ketahui bersama bahwasanya ontologi ialah suatu kajian keilmuan yang
Manajemen berasal dari bahasa Perancis yaitu ‘menegement’ yang berarti seni untuk
mengatur atau mengelola sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ‘manage’ berarti
proses yang mengatur kegiatan atau perilaku sehingga menimbulkan efek yang baik.
Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis melalui proses
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Disini bermakna bahwa
adanya pendidikan bermaksud untuk mencapai tujuan, maka dengan ini tujuan
dewasa baik dari segi jasmani maupun rohani. Dengan mengetahui makna
pendidikan maka makna ontologi dalam pendidikan itu sendiri. merupakan analisis
tentang obyek materi dari ilmu pengetahuan. Berisi mengenai hal-hal yang bersifat
empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan obyek
Menurut Husaini (2006:7) pengertian manajemen pendidikan adalah seni atau ilmu
mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Manajemen pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
layanan khusus.
Diatas telah disebutkan bahwa pendidikan ditinjau dari sisi ontologi berarti
manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak mungkin bisa menjalankan tugas dan
menumbuh kembangkan segala potensi kodrat (bawaan) yang ada dalam diri
manusia. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa ontologi pendidikan berarti
manusia.
tentang obyek apa saja yang dikaji oleh administrasi pendidikan, mulai dari obyek
Peran manajemen dimaksudkan untuk menggambarkan peran yang harus dilakukan oleh
obyek materil manajemen adalah beberapa orang (pemimpin atau manajer) dan
segala hal yang digerakkan oleh manajer. Sedangkan, yang dimaksud dengan obyek
manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan
mendidik seperti di sekolah. Namun karena kegiatan di sekolah tersebut tidak dapat
dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan formal maupun nonformal, maka tentu saja
dibahas lingkup sistem pendidikan sampai ketingkat pusat. Ada 8 obyek garapan
yaitu:
1) Manajemen Siswa
Adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat
dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena
pindah sekolah atau sebab lain. Pekerjaan mengenai siswa bisa dikatakan sebagai
mencatat hasil belajar siswa dapat dikategorikan sebagai kegiatan manajemen siswa.
kesiswaan agar pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib ,teratur serta
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Ada tugas utama manajemen kesiswaan yang
harus diperhatikan yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta
manajemen)
Adalah suatu ilmu dan seni untuk melakasanakan antara lain; planning, organizing
memberikan kepada organiasi saatuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini,
3) Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah segala sesuatu yang berlangsung dalam sekolah termasuk kegiatan
penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu dan berkualitas. Untuk menunjang
atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan dan pembantu pimpinan yang
dan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta disesuaikan dengan visi dan
misi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
mempersiapkan manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan dengan manajemen
kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu
dilakukan oleh para guru, komite sekolah, dan pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan.
pendidikan secara efektif dan efisien (Bafadal, 2003). Definisi ini menunjukkan
bahawa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu di dayagunakan dan dikelola
dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan
dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang OSIS, tempat parker, ruang laboratorium,
dll. Manajemen sarana prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah
yang bersih, rapih indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi
guru maupun siswa untuk berada di sekolah. Disamping itu diharapkan tersedianya
alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif , kualitatif dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses
pendidikan dan pengajaran baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid
sebagai pelajar.
5) Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketata-usahaan sekolah
Sukirman (2009:33) menyatakan bahwa tata laksana atau tata usaha pendidikan yaitu
tata usaha merupakan salah satu kegiatan administrasi pendidikan di sekolah yang
keterangan di kemudian hari. Warkat adalah suatu surat atau dokumen tentang
tentang segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk digunakan sebagai bahan
Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks
Merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi baik itu
komersial. Mulai dari yayasan perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan
Menurut definisi kamus terbitan Institut Of Public Relations (IPR) yakni sebuah
lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa terbitan bulan November 1987.
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya. Jadi, humas adalah suatu
kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara keseimbangan
dan teratur. Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan
kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang
humas kita juga perlu menerapkan teknik penelitian ilmu sosial dalam merencanakan
suatu program atau kampanye kehumasan. Definisi tersebut juga mengajarkan aspek
kehumasan dengan aspek ilmu sosial dari suatu organisasi yakni menonjolkan
dengan niat baik dan reputasi. Apabila kita kembali memahami arti manajemen
pendidikan yakni adanya usaha bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
maka usaha tersebut terjadi pada satu organisasi. Betapapun kecilnya suatu organisasi
atas hanya proporsi dari masing-masing unsur saja yang tidak sama.
actuating, controlling).
Wilayah studi dalam sebuah bidang ilmu merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
karena menjadi metode untuk memberikan pembatasan terhadap bidang ilmu tersebut.
2. Sumber belajar, seperti alat melalui perencanaan yang akan digunakan sebagai media
atau kurikulum.
3. Fasilitas dan sumber daya keuangan, sebagai faktor pendukung yang membuat
menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari konsep manajemen pendidikan itu
3. Administrasi
4. Mengatasi masalah
5. Pengembangan profesional
Dalam memahami konsep administrasi pendidikan, maka kita juga perlu memahami
fungsinya agar dapat memahami bagaimana bidang ilmu ini dapat bekerja. Proses
administrasi pendidikan terdiri dari empat fungsi dasar; seorang manajer menggunakan
fungsi-fungsi ini untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi pendidikan. Sebagian
1. Perencanaan
2. Organisasi
3. Mengarahkan
4. Mengendalikan
untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan.
pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan, (3) mengetahui siapa saja yang
yang tidak produktif, (6) mendeteksi hambatan dan kesulitan yang ditemui, dan
2) Pengorganisasian adalah :
organisasi,
melaksanakan tugas-tugasnya.
terggantung dari dua aspek, yaitu: Kepemimpinan, dan motivasi kerja anggota
organisasi. Antar pemimpin dan pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab
masing masing atas tugasnya. Program tidak akan berjalan sesuai dengan yang
diinginkan apabila tidak didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan motivasi kerja
pencapaian tujuan yang dicapai yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna
adalah:
3) menciptakan cara yang lebih baik untuk membina yang telah baik.
organisasi.
organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ontologi merupakan apa yang akan dikaji dalam ilmu pengetahuan atau hakikat apa
yang dikaji.
obyek apa saja yang dikaji oleh administrasi pendidikan, mulai dari obyek ilmu,
3. Obyek ilmu meliputi obyek material (obyek benda yang dipelajari) dan obyek formal
(dimensi yang mana dari benda tersebut yang dipelajari / dimensi ilmu).
4. Wilayah studi administrasi pendidikan memiliki tiga bidang utama wilayah studi,
yaitu: sumber daya manusia, sumber belajar dan fasilitas dan sumber daya keuangan.
5. Ruang lingkup administrasi terdiri dari: (1) tujuan pengembangan terkait, (2)
administrasi pendidikan yaitu : (1) perencanaan, (2) organisasi, (3) mengarahkan, (4)
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya memiliki banyak
kekurangan, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu kami
selaku penyusun mengharapkan sumbang saran yang membangun sehingga makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Kristiawan. 2016. Filsafat pendidikan; The choice is yours. Yogyakarta: Valia
Saihu, S. (2019). Rintisan Peradaban Profetik Umat Manusia Melalui Peristiwa Turunnya
Adam As Ke-Dunia. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(2), 268-
279.
Yunus Abu Bakar,. 2014. Filsafat Pendidikan. Surabaya: digilib uinsby. hal. 19.
Widya sari. 2013. Dimensi ontology, epistemology dan aksiologi dari manajemen
kependidikan. Vol.15(2),183-189.