KELOMPOK 5
Agung Ardiansyah 2023012002
Andina Wijayati 2023012013
Asti Retnosari 2023012019
Kartika Meilinda 2023014004
Zelda Amini 2023012008
Dosen Pengampu:
Dr. Riswanti Rini, M.Si.
PENDAHULUAN
dengan sejarah filsafat. Seperti kita ketahui filsafat mempunyai andil yang sangat
pengetahuan. Pada fase awalnya filsafat hanya melahirkan dua ilmu pengetahuan,
dewasa ini terdapat lebih dari 650 cabang keilmuan (Suriasumantri, 2005:92). Hal
peradaban manusia.
muncul cabang ilmu pengetahuan baru yakni manajemen, yang semula masih
segan diakui sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini bukanlah suatu yang baru. Ilmu
pengetahuan yang lain. Demikian pula halnya ilmu ”manajemen” yang menjadi
bahan perbincangan kita sekarang. Barulah pada masa Taylor dan Fuyol, seiring
pertanyakan (1) apa hakikat gejala/objek itu (landasan ontologis), (2) bagaimana
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos:
logic. Ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang
pertama,” yaitu studi tentang yang ada sejauh ada. Studi ini dianggap berlaku
untuk semua entitas, termasuk Allah dan semua ciptaan, dan mendasari
teologi serta fisika. Pertanyaan yang berhubungan obyek apa yang dikaji oleh
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal
mula dari segala sesuatu. Yang penting bagi kita sesungguhnya bukanlah
ajarannya yang mengatakan air itulah asal mula segala sesuatu, melainkan
pendiriannya bahwa “mungkin sekali segala sesuatu berasal dari satu
substansi belaka.”
teori atau studi tentang yang ada (being/wujud) seperti karakteristik dasar dari
untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk
apakah realitas yang tampak ini sesuatu realita materi saja? Adakah sesuatu di
balik realita itu? Apakah realitas ini terdiri dari satu bentuk unsur (monisme),
anak-anak untuk mengerti kebenaran telah dibina sejak awal oleh guru di
Telah kita ketahui bersama bahwasanya ontologi ialah suatu kajian keilmuan
kepada kedewasaan, dewasa baik dari segi jasmani maupun rohani. Dengan
sendiri merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan. Berisi
mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang
ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi
menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah
Diatas telah disebutkan bahwa pendidikan ditinjau dari sisi ontologi berarti
dalam diri manusia. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa ontologi
sebagainya.
Dalam pemahaman demikian manusia sadar dan merasa, serta berpikir bahwa
pelaporan).
C. Pengertian Epistemologi
Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti
dan keilmuan. Tata cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan
biasa.
pengetahuannya adalah selalu terdiri dari unsur yang mengetahui dan yang
objek (sesuatu yang dihadapi sebagai hal yang ingin diketahui). Pengetahuan
yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indera
maupun pengalaman batin. Aposteriori adalah pengetahuan yang terjadi
wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan
contoh lain adalah menyangkut pertanyaan berikut: metode mana yang paling
E. Pengertian Aksiologi
Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “aksios”
yang berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Aksiologi merupakan cabang
bagaimana manusia menggunakan ilmu tersebut. Dalam hal ini yang ingin
dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yangterdapat dalam suatu
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan kegunaan dari pengetahuan yang
(2007), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan
moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
Apa sebenarnya nilai itu? Bertens menjelaskan nilai sebagai sesuatu yang
sesuatu yang dicari, sesuatu yang disukai dan diinginkan. Pendeknya, nilai
adalah sesuatu yang baik. Lawan dari nilai adalah non-nilai atau disvalue.
Ada yang mengatakan disvalue sebagai nilai negatif. Sedangkan sesuatu yang
dengan ya. Nilai adalah sesuatu yang kita iya-kan atau yang kita aminkan.
semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain nilai-nilai
menjelaskan apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu
yang mudah. Apalagi, baik, benar, indah dan buruk, dalam arti mendalam
peserta didik secara komprehensif dalam arti dilihat dari segi etika,
estetika, dan nilai sosial. Dalam masyarakat, nilai-nilai itu terintegrasi dan
ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang
secara beradab. Oleh karena itu nilai manajemen pendidikan tidak hanya
bersifat intrinsik sebagai ilmu seperti seni untuk seni, melainkan juga nilai
ilmu pendidikan tidak bebas nilai mengingat hanya terdapat batas yang
pendidikan sebagai bidang yang sarat nilai seperti dijelaskan oleh Phenix
terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pendidikan.
dalam pribadi para pemimpin pendidikan (kepala sekolah), guru, staf dan
anak didik.
B. SARAN
banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh
217.
Yunus Abu Bakar,. 2014. Filsafat Pendidikan. Surabaya: digilib uinsby. hal. 19.