Anda di halaman 1dari 2

RELEVANSI FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

Secara terminologis, filsafat pendidikan adalah sebuah kaidah filosofis dalam bidang
pendidikan. Filsafat pendidikan pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
dalm bidang pendidikan. Sebagai ilmu pengetahuan normative dalam bidang pendidikan, maka
filsafat pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan
manusiadalam hidup dan kehidupannya, termasuk problematika dalam bidang pendidikan.filsafat
pendidikan sebagai sebuah cabang filsafat, yang memiliki masalah yang khas, yang tak bias
dihindari dalam usaha untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dan mengakar
terhadapnya.pertanyaan yang menjadi tugas filsafat antara lain : apakah pendidikan itu, apakah
tujuan pendidikan, alat apa yang dipakai untuk mencapai tujuan itu, bagaimanan hubungan ilmu
pengetahuan dengan pendidikan.menurut George . !night, bahwa untuk memahami sebuah
filsafat pendidikan mensyaratkan telaah mendasar terhadap persoalan metafisika, epis temologi dan
aksiologi.
Metafisika dan Pendidikan
"etafisika secara etimologis berarti melampaui fisik. "etafisika adalah cabang filsafat
mengkaji hakikat realitas. #agi George . !niight, metafisika memiliki empat kajian, yaitu :
pertama, kosmologi berkaitan dengan asal-usul, hakikat, dan perkembangan alam semesta sebagai
system yang tertentu. !edua teologi$theodicea menelaah sekitar problema keyakinan akan %uhan di
tengah realitas dunia. !etiga, antropologi-filosofis yang menekankan pada telaah hakikat manusia.
!eempat, ontologi yang merupakan telaah tentang hakikat yang &ada'. %ugas ontologi ialah
menentukan apa yang dimaksud dengan &ada' saat seseorang mengklaim seperti itu ada. (. ).
#akker menyatakan bahwa filsafat dan pendidikan, mencerminkan suatu pandangan tentang
manusia, dunia, dan %uhan.
Epistemologi dan Pendidikan
*pistemologi secara etismologis berarti kata, pikiran, percakapan, atau ilmu tentang
pengetahuan. +abang filsafat ini mengkaji hakikat, sumber, struktur, dan keabsahan ,validitas-
pengetahuan. .ang dianggap sebagai sumber pengetahuan antara lain : /anca indera, wahyu,
otoritas, akal budi, dan intuisi. Sedangkan terkait dengan validitas pengetahuan manusia ada
beberapa teori antara lain, teori korespondensi ialah pandangan yang mengatakan bahwa suatu
pengetahuan itu sahih jika suatu proposisi bersesuaian dengan realitas yang menjadi objek
pengetahuan. %eori koherensi ialah pandangan bahwa suatu proposisi diakui benar jika proposisi itu
memiliki hubungan dengan gagasan dari proposisi sebelumnya yang sahih dan dapat dibuktikan
secara logis sesuai dengan ketentuan logika. %eori pragmatis merupakan pandangan yang
menegaskan bahwa pengetahuan itu dianggap sahih jika memiliki konsekwensi kegunaan atau
bermanfaat bagi yang memiliki pengetahuan. elasi epistemology dengan pendidikan sebagaimana
metafisika, epistemology pun berada pada dasar pemikiran manusia. Sisitem pendidikan
bersinggungan dengan ilmu pendidikan karena epistemology merupakan factor menentukan utama
paham dan praktik kependidikan
Aksiologi dan Pendidikan
Secar etimologis, aksiologi berasal dari bahasa .unani yaitu a0io ber arti pantas dan logos
berarti ilmu. Secara terminology kajian yang menelaah tentang nilai. /ada dasarnya wacana tentang
nilai telah terjadi perdebatan semenjak .unani /urba, terkait dengan kebaikan ,etik-, kebenaran
,epistemologis-, dan keindahan ,estetika-.(ksiologi seperti halnya metafisika dan epistemologis
menempati ruang sentral yang sama dalam proses pendidikan. (spek utama pendidikan adalah
mengembangkan kecenderungan dari pendidik dan peserta didik. uang pendidikan merupakan
teater aksiologis dimanan seorang pendidik melukiskan pandangan moralnya kepada anak didik
melalui tindakannya.
(ksiologi memiliki dua cabang utama yaitu etika dan estetika. *tika adalah kajian tentang
nilai dan perilaku moral. Sedangkan estetika adalah dunia nilai yang berusaha mencari prinsip-
prinsip yang mengarah pada kreasi dan apresiasi terhadap keindahan dan seni. *tika bersifat
personal dan subjektif.manusia adalah makhluk estetika, karenanya sangat tidak mungkin
mengabaikan pendidikan estetika, sebagaimanan sulit untuk mengabaikan penanaman nilai etik.
)ubungan aksiologi dengan pendidikan menurut *.F. Schumacher mengatakan bahwa tanpa
adanya penekanan-ulang perhatian aksiologis, pendidikan terbukti sebagai agen penghancur
daripada sebagai sumber pembangunan.
eferensi:
". )amid (nwar. Filsafat Olahraga. F1! 23.. 4556.
3("( : S.(7#(3 /23("( S2.( 8("(
31" : 5695:4;;455

Anda mungkin juga menyukai