Anda di halaman 1dari 6

TIGA LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN

(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan)

Disusun Oleh :

Silvi Atiyah (11220183000035)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2022
FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan, secara harfiah mengandung substansi filsafat dan pendidikan. Filsafat
(Philosophy) berasal dari kata Philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan) bahasa Yunani yang
menjadi asal muasal kata dari filosofi atau filsafat. Filosofi berarti cinta akan kebijaksanaan.
Filosofi dikatakan sebagai ilmu yang menjadi dasar dari seluruh ilmu yang menjadi panutan
manusia.Tanpa adanya sebuah filosofi maka ilmu yang lain tidak akan berkembang. Filosofi
dapat berguna untuk mengentaskan manusia dari kehilangan jati diri yang memiliki sebuah
tujuandan arah
filsafat pendidikan sama dengan peranannya sebagai landasan filosofis yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filosofis merupakan landasan yang
berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan
konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalaran
Filsafat membentuk dan memberikan asumsi-asumsi dasar bagi setiap ilmu pengetahuan,
tidak terkecuali pendidikan. Saat filsafat membahas ilmu alam, maka diperoleh filsafat ilmu
alam. Ketika filsafat mempertanyakan konsep dari hukum, maka terbentuklah filsafat hukum,
dan ketika filsafat mengkaji permasalahan pendidikan, maka terciptalah cabang filsafat
pendidikan. Terdapat tiga landasan yang membentuk filsafat pendidikan, yaitu: landasan
ontologis, epistemologis dan aksiologis.

ONTOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN


Secara bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya adalah “Ontos” dan
“Logos”. Ontos adalah “yang ada” sedangkan Logos adalah “ilmu”. Sederhananya, ontologi
merupakan ilmu yang berbicara tentang yang ada. Secara is
Ontologi adalah bagian dari metafisika yang bersifat spekulatif, membahas hakikat yang ada
secara universal. Ontologi berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi
segala realitas dalam semua bentuknya. Ontologi mempersoalkan hakikat yang tidak dapat
dijangkau oleh panca indera belaka.
ontologi adalah bagian dari metafisika, sederhananya metafisika dapat didefinisikan sebagai
cabang filsafat atau bagian pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan pertanyaan
mengenai hakikat ada yang terdalam
Ontologi kerap kali diidentikkan dengan metafisika. Ontologi merupakan cabang ilmu filsafat
yang berhubungan dengan hakikat apa yang terjadi. Ontologi menjadi pembahasan yang
utama dalam filsafat, dimana membahas tentang realitas atau kenyataan

ONTOLOGI SECARA PANDANGAN ILMU ISLAM


ontologi dikaitkan dengan objek ilmu dalam pandangan Islam, terbagi menjadi dua yaitu:
Pertama, objek ilmu yang bersifat materi, maksudnya adalah objek ilmu yang dapat didengar,
dilihat, dan dirasakan.
Contohnya ilmu sains, ilmu eksak, ilmu politik, sosial, budaya, psikologi, dan lain
sebagainya.
Kedua, objek ilmu yang bersifat non-materi. Berlawanan dengan objek materi, pada non-
materi ini tidak bisa didengar, dilihat, dan dirasakan. Hasil akhir dari objek non-materi ini
lebih sebagai kepuasan spiritual.
Contohnya objek yang berbicara tentang ruh, sifat dan wujud Tuhan
ONTOLOGI FILSAFAT SECARA ESENSIALISME
menganggap bahwa dunia dikuasai oleh aturan-aturan baik yang disesuaikan dengan tata
alam. Nilai-nilai luhur dijadikan ketetapan untuk menyesuaikan dengan aturan kosmis
(Habibah S, 2019:36). Dalam filsafat esensialisme manusia memiliki tujuan umum yakni
hidup bahagia didunia dan akhirat. Esensialisme dilandasi oleh aliran realisme objektif dan
idealisme objektif. Menurut Jalaludin & Abdullah (2010)
karakteristik dari ontologi ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:
1. ilmu berasal dari suatu penelitian.
2. adanya konsep pengetahuan empiris dan tidak ada konsep wahyu.
3. pengetahuan bersifat rasional, objektif, sistematik, metodologis, observatif, dan netral.
4. menghargai asas verifikasi (pembuktian), eksplanatif (penjelasan), keterbukaan dan
dapat diulang kembali, skeptisisme yang radikal, dan berbagai metode eksperimen.
5. melakukan pembuktian bentuk kausalitas (causality) dan terapan ilmu menjadi
teknologi. Ketujuh, mengakui pengetahuan dan konsep yang relatif serta logika-logika
ilmiah.
6. memiliki berbagai hipotesis dan teori-teori ilmiah. Kesembilan, memiliki konsep
tentang hukum-hukum alam yang telah dibuktikan
LAMDASAN ONTOLOGIS DASAR BAGI PENDIDIKAN
mengenai pemikiran tentang “Yang Ada”, misalnya pemikiran tentang Tuhan, manusia, dan
alam semesta. Contoh praktisnya adalah terciptanya kurikulum pendidikan agama untuk
pendidikan agama
HUBUNGAN ONTOLOGI DEGAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Telah kita ketahui bersama bahwasanya ontologi ialah suatu kajian keilmuan yang berpusat
pada pembahasan tentang hakikat. Ketika ontologi dikaitkan dengan filsafat pendidikan, maka
akan munculah suatu hubungan mengenai ontologi filsafat pendidikan.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Disini bermakna bahwa adanya
pendidikan bermaksud untuk mencapai tujuan, maka dengan ini tujuan menjadi hal penting
dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat
membawa anak menuju kepada kedewasaan,
EPISTEMOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN
Secara bahasa, epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya Episteme artinya
pengetahuan dan Logos artinya ilmu. Secara istilah, epistemologi adalah suatu ilmu yang
mengkaji tentang sumber pengetahuan, metode, struktur, dan benar tidaknya suatu
pengetahuan tersebut.
Epistemologi diartikan sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, dasarnya, serta penegasan bahwa seseorang memiliki pengetahuan. Azyumardi
Azra menambahkan bahwa epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang keaslian,
pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi adalah
sebuah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan
dipelajari secara substantive
EPISTEMOLOGI SECARA ESENSIALISME
epistemologi esensialisme dapat dilalui dengan teori kepribadian manusia dimana manusia
sebagai refleksi Tuhan. Manusia yang bisa menyadari tentang realitas antara makro-kosmos
dan mikro-kosmos akan bisa melihat tingkatan rasio yang dipunyai dan mampu memikirkan
alam sehingga manusia bisa menghasilkan pengetahuan yang tepat pada ilmu-ilmu alam,
biologi, sosial dan agama. Dalam pendidikan aspek epistemologi yang harus diperhatikan
yakni pengetahuan yang bersifat ideal dan spiritual yang bisa membimbing manusia dalam
kehidupannya
Landasan epistemologis memberikan dasar filsafat bagi teori dan praktik pendidikan dalam
hal cara memperoleh pengetahuan. Pendidikan itu sangat erat kaitannya dengan ilmu
pengetahuan, maka pandangan mengenai sumber dan jenis pengetahuan akan sangat
berpengaruh terhadap kurikulum dan model atau metode pembelajaran
EPISTEMOLOGI SECARA PANDANGAN ISLAM
Menurut Ziauddin Sardar kesuksesan umat Islam pada abad pertengahan karena perhatiannya
pada persoalan epistemology. Epistemology merupakan cara mengekpresikan pandangan
(worldview). Kesuksesan para intelektual Muslim abad keemasan karena mencurahkan bakat
dan waktu
EPISOLOGI DALAM METODE ILMIAH
Menurut Jujun S. Suriasumantri menjelaskan bahwa berpikir merupakan aktivitas mental
yang dapat menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Diperlukannya metode ilmiah yaitu berupa
pengungkapan tata kerja pikiran sehingga memudahkan akal untuk menggerakkan aktivitas
berpikir tersebut. Metode ilmiah merupakan landasan yang digunakan dalam epistemologi
ilmu
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Metode ilmiah
merupakan penentu layak atau tidaknya pengetahuan menjadi ilmu, sehingga memiliki fungsi
yang sangat penting dalam bangunan ilmu pengetahuan
Para ahli filsafa membagi metode ilmiyH menjadi 2 bagian yaitu :
 pola berpikir deduktif. Berpikir deduktif memberikan sifat rasional dan konsisten
kepada pengetahuan ilmiah yang telah ada sebelumnya. Dengan metode ini, kita dapat
memulai aktivitas berpikir dari berbagai teori ilmu pengetahuan yang telah ada dan
kemudian dibuat hipotesis untuk dilakukan pengujian untuk pembuktian. Model
deduktif ini biasa disebut dengan logico-hypothetico-verivicative.
 pola berpikir induktif. Berpikir induktif memberikan pola dimana aktivitas berpikir
dimulai dari kemampuan seseorang dalam mengungkap kejadian yang ada di
sekitarnya. Kejadian tersebut kemudian dianalisis sehingga menghasilkan deskripsi
dan konsep yang objektif dan empiris.
AKSIOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN
Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “aksios” yang berarti
nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat yang
mempelajari nilai.
aksiologi adalah teori nilai. Suriasumantri mendefinisikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
Aksiologi dalam Kamus Bahasa Indonesia (1995) adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono seperti
yang dikutip Surajiyo (2007)
Aksiologi atau filsafat nilai adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, pada
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan
IMPLIKASI AKSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan mengintegrasikan nilai
tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakannya dalam kepribadian peserta didik.
Memang untuk menjelaskan apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu
yang mudah. Apalagi, baik, benar, indah dan buruk, dalam arti mendalam dimaksudkan untuk
membina kepribadian ideal anak, jelas merupakan tugas utama pendidikan
Dalam ranah pendidikan, landasan aksiologis memberikan dasar-dasar filsafat dalam hal nilai
dan moral yang melandasi teori pendidikan dan menjadi acuan dalam praktik pendidikan.
Karena, pendidikan tanpa nilai dan moral yang positif, pendidikan justru dapat memberikan
hal yang negatif. Pendidikan haruslah diimbangi dengan adalah adanya pemberi, penerima,
tujuan, dan cara yang baik, dalam konteks yang positif

MANFAAT AKSIOLOGI TERHADAP MASYARAKAT


Aksiologi memberikan manfaat untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang
negatif sehingga ilmu pengetahuan tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Daya kerja dari
aksiologi diantaranya yaitu:
Pertama, menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang
hakiki, maka perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak
berorientasi pada kepentingan langsung.
Kedua, dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah
kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak mencampuri masalah kehidupan
dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatik, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik.
Ketiga, pengembangan pengetahuan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup yang
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian alam lewat
pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universa
Tujuan Filsafat Pendidikan
Tujuan filsafat pendidikan dapat ditinjau dari tujuan filsafat dan pendidikan itu sendiri.
Filsafat diantaranya memiliki tujuan untuk mengkritisi suatu kepercayaan dan sikap yang
telah dijunjung tinggi, mendapatkan gambaran keseluruhan, analisis logis dari bahasa serta
penjelasan tentang arti kata dan konsep
teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip
pendidikan yang didasari oleh filsafat, merumuskan metode praktik pendidikan atau proses
pendidikan yang menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan sendiri tergantung dari kebutuhan. Bisa jadi tujuan pendidikan adalah tujuan
pendidikan nasional (mencetak generasi penerus bangsa yang baik), instruksional (khusus
terhadap keterampilan tertentu), hingga ke tujuan pendidikan institusional (pendidikan militer,
dokter, akademisi, dsb)

KESIMPULAN
Aliran filsafat esensialisme merupakan aliran filsafat yang mengharapkan manusia untuk
kembali atau tidakkebudayaan lama yang dianggap berkontribusi membuat kebaikan-
kebaikan bagi kehidupan manusia. Esensialisme juga menyebutkan pendidikan sebagai
pemeliharaan kebudayaan karena aliran ini memandang bahwa adanya gejala-gejala
penyimpangan kebudayaan masa lalu dalam kebudyaan modern. Landasan ontologis filsafat
esensialisme menganggap bahwa dunia dikuasai oleh aturan-aturan baik yang disesuaikan
dengan tata alam, epistemologi esensialisme dapat dilalui dengan teori kepribadian manusia
dimana manusia sebagai refleksi Tuhan, dan landasan aksiologi esensialisme. nilai etika
merupakan hukum kosmos yang bersifat objektif, dimana manusia harus bisa dianggap baik
jika banyak berhubungan dan melaksanakan hukum yang tersedia. tetap ditegakkan

Anda mungkin juga menyukai