Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT ILMU

DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Dr.Mardinal Tarigan,MA1 Nurul Handini2 Miftahul Jannah3 Fitri Khoiroh Sayidah Harahap4
Adien Inayah5 Friska Widia6

mardinaltarigan2020@gmail.com , handininurul9@gmail.com , miftajnnh@gmail.com ,


fitrikhoiroh09@gmail.com , adieninayah@gmail.com , friskawidia37@gmail.com

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRAK

Filsafat adalah cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki atau mengkaji tentang kebenaran yang
sesungguhnya.Dalam bidang akademik, filsafat adalah penalaran yang mendalami sebuah ilmu
pengetahuan.Perkembangan ilmu pengetahuan, berkaitan dengan filsafat ilmu.Filsafat memberikan
pondasi atas keilmuan.Filsafat ilmu dapat memberikan arah atas pengembangan ilmu
pengetahuan.Melalui filsafat, merupakan langkah untuk mendapatkan pengetahuan yang dikupas
secara benar dan mendalam.Filsafat ilmu, memberikan ranah perluasan berfikir manusia atas ilmu
pengetahuan.Filsafat ilmu memiliki tujuan untuk menemukan tingkat kebenaran ilmu.Ditengah-
tengah cabang ilmu pengetahuan, filsafat ilmu berdiri sebagai sarana pengontrol dan memberikan
arahan dalam penerapannya.Artikel ini disusun dengan menggunakan metode penelitian studi
pustaka.Yakni pengumpulan sumber dari berbagai artikel yang berkaitan dengan pembahasan
mengenai filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.Melalui artikel ini, dapat diketahui
seberapa besar peranan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang terus mengalami
perkembangan dan posisi manusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan dengan bantuan filsafat
ilmu didalamnya.Kehadiran filsafat, dinilai penting ditengah perkembagan ilmu pengetahuan masa
kini yang juga disokong oleh teknologi.

Kata Kunci :Filsafat Ilmu, Ilmu Pengetahuan

PENDAHULUAN

Filsafat adalah landasan berpikir manusia atau ilmu mengenai kehidupan dan manusia secara
kritis.Dalam dunia akademik, filsafat diartikan sebagai penalaran untuk mencari dan
mendalami sebuah ilmu pengetahuan. Filsafat dan ilmu pengetahuan, akan terus mengalami
problematika yang harus dituntaskan. Perkembangan dunia akademik, dipengaruhi oleh
filsafat dan ilmu pengetahuan.Dalam perjalanannya, keberadaan filsafat dan ilmu
pengetahuan mengalami dinamika dalam setiap periodisasi sebagai bentuk tuntutan zaman.

Terdapat kecenderungan, ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari asumsi dasar dari
filsafat.Dalam beberapa disiplin ilmu terdapat permasalahan-permasalahan secara teoritis
ataupun praktisi dan penerjemahannya dilakukan berdasarkan bahasa teknis masing-
masing.Berakibat pula, sulitnya terjadi pengembangan komunikasi antar ilmu pengetahuan.
(M. Nafiur Rofiq: 2018). Berkembangnya ilmu pengetahuan turut mempengaruhi kehidupan
manusia, dampaknya nantinya akan timbul perilaku anti kemanusian atau menganggu
keseimbangan antar individu dan masyarakat bahkan lingkungan. Hal ini turut menjadi
perhatian.

Menurut Koento Wibisono (dalam Retnosari & Hakim,2020) skema kelahiran dan
perkembangan ilmu pengetahuan – filsafat pengetahuan - filsafat ilmu. Filsafat ilmu
memiliki area yang berbeda dengan bergantung kepada latar belakang zaman.Terlihat dari
zaman Yunani Kuno sampai zaman Kontemporer.Adanya ilmu cabang pada zaman modern,
memberikan bukti terpecahnya ranah filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Filsafat dan Filsafat Ilmu


Berdasarkan asal katanya, Filsafat berasal dari bahasa Yunani yakni “Philosophia”
terdiri atas kata philos yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan.
Makna dari cinta sendiri adalah hasrat yang besar, berkobar-kobar atau sungguh-
sungguh.Sedangkan kebijaksanaan bermakna sebagai suatu kebenaran yang hakiki
atau kebenaran sesungguhnya.Secara harfiah, filsafat bermakna kecintaan terhadap
suatu kebijaksanaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat diartikan
pengetahuan dan penyelidikan berdasarkan akal sehat mengenai hakikat segala
sesuatu yang ada, sebab asal dan hukumnya.

Beberapa ahli berpendapat mengenai filsafat.John Dewey berpendapat bahwa filsafat


adalah pengungkapan usaha dan perjuangan manusia secara terus menerus untuk
melakukan penyesuaian berbagai tradisi dan hasilnya dapat membentuk budi pekerti
yang memiliki cita-cita politik serta kecenderungan ilmiah baru yang tidak sejalan
dengan wewenang yang telah diakui. Dalam pandangan Plato, filsafat adalah ilmu
yang berusaha mendapatkan pencapaian akan kebenaran yang sebenarnya. Aristoteles,
dalam pandangannya menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu yang berisi
kebenaran.Dengan unsur yang meliputi, ekonomi, metafisika, estetika, retorik, politik
dan logika.(Istikhomah & Wachid, 2021).

Dari pandangan para tokoh terkait filsafat, diatas.Dapat disimpulkan bahwa filsafat
adalah cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki atau mengkaji tentang kebenaran
yang sesungguhnya. Dapat dilihat, bahwa berfilsafat merupakan upaya untuk
melaksanakan penyelidikan mengenai apa, bagaimana dan untuk apa dalam konteks
berpikir.

Ilmu merupakan pengetahuan yang berasakan kenyataan dan telah disusun dengan
baik. Menurut Archie J. Bahm (1980;1) terdapat enam unsur dalam komponen ilmu
yakni masalah, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan dan pengaruh. Filsafat ilmu
(philosophy of science) dinilai penting untuk memberikan nilai atau aksiologi kepada
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Belakangan ini, filsafat
ilmu dikumandangkan dalam kalangan perguruan tinggi atau program studi untuk
menghadapi segala implikasi postitif dan negative dalam perkembangan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia.Filsafat ilmu sebagai ilmu kritis, berperan
sebagai dasar dan arah dalam penyelesaian masalah-masalah fundamental bidang
social, ideology, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya.Kritik terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, dilakukan melalui filsafat ilmu.

Dalam pengkajiannya, filsafat ilmu meliputi atas ontology, epistemology, dan


aksiologi.Dengan kajian ini, filsafat memberikan pondasi dalam keilmuan.Filsafat
merupakan dasar dari ilmu. Filsafat sebagai cara berpikir yang fundamentalis, dalam
artian menerima semua yang ada, kemdian disaring dan dipilah antara yang baik dan
benar. Kemudian disiapkan yang sesuai. (Retnosari & Hakim,2020)
B. Ilmu Pengetahuan
Ilmu berasal dari bahasa arab yakni ‘ilm yang artinya memahami, mengerti atau
mengetahui. Ilmu menunjukkan kepada hal yang lebih dari pengetahuan. Ilmu adalah
kegiatan akal budi untuk dapat menjelaskan kenyataan empiris dengan spesifik yang
mengacu pada kriteria rasional, metodis dan sistematis (Poespowardjojo & Seran,
2015)

Pengetahuan memiliki pengertian segala kegiatan yang dilakukan dengan cara dan
sarana yang digunakan maupun segala hasil yang diperolehnya. Untuk memahami
sebuah “pengetahuan” hal yang perlu dipahami berkaitan dengan tindakan
“mengetahui”. Pengetahuan, dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan manusia dengan
akibat dan hasilnya, begitupun dengan tindakan “mengetahui”(Fadli, 2021). Dalam
Kamus terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mendefinisikan pengetahuan sebagai segala sesuatu yang diketahui, misalkan
kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal, misalnya mata
pelajaran.Pengetahuan dapat diartikan sebagai sebuah pengalaman.

Ilmu pengetahuan menurut T. Jacob adalah suatu system yang dikembangkan manusia
mengenai hidup dan lingkungannya, penyesuaian diri dengan lingkungannya serta
penyesuaian lingkungan dengan dirinya dalam rangka strategi pengembangan
hidupnya. Ilmu pengetahuan adalah produk yang dihasilkan dari proses berfikir,
walaupun tidak semua kegiatan berfikir dapat digolongkan sebagai pengetahuan
ilmiah.

Definisi lain, dari ilmu pengetahuan ditambahkan oleh Daoed Joesoef bahwa ilmu
pengetahuan adalah penerapan logis dari nalar manusia. Dimanapun, nalar manusia
itu sama yang membedakan hanyalah penerapannya. Lengkapnya, Daoed Joesoef
melihat bahwa ilmu pengetahuan memiliki arti sebagai produk, proses dan
masyarakat. Sebagai produk, berarti bahwa ilmu pengetahuan telah diakui
kebenarannya oleh para ilmuwan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan memiliki
kemungkinan untuk disepakati dan terbuka jika akan diteliti, diuji bahkan dibantah.
Sulit melihat bahwa, suatu fakta ilmiah memiliki sifat original.
Menurut The Liang Giedalam Badrussyamsi,dkk (2021) menjelaskan bahwa ilmu
pengetahuan memiliki ciri-ciri, diantaranya :
1. Empiris, yakni pengetahuan dapat diperoleh atas dasar pengamatan dan percobaan
2. Sistematis, yakni berbagai keterangan dan data yang disusun sebagai sekumpulan
pengetahuan yang memiliki hubungan ketergantungan dan teratur.
3. Objektif, yakni ilmu pengetahuan terbebas dari prasangka perseorangan
4. Analitis, yakni pengetahuan ilmiah memiliki usaha untuk membedakan pokok
soalnya dalam bagian yang rinci sebagai pemahaman berbagai filsafat, hubungan
dan peranan dari masing-masing bagian.
5. Verifikatif, yakni kebenarannya dapat diuji atau diperiksa oleh siapa saja.

Ilmu pengetahuan memiliki landasan sebagai hal diarahkan kepada komponen-


komponen yang menjadi tiang penyangga dalam eksistensi ilmu tersebut, terdiri atas
tiga macam.Pertama, ontology yang merupakan teori tentang ada dan
realitas.Ontology adalah ilmu hakikat yang merupakan bagian dari metafisika. Kedua,
epistemology adalah cabang dari filsafat ilmu yang membahas mengenai apa yang
kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya. Ketiga, aksiologi adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan (Fadli,2021).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel, menggunakan metode kualitatif
dengan studi pustaka.Studi pustaka, merupakan suatu metode yang dilakukan dengan
pengumpulan data dari berbagai sumber tertulis baik dalam jurnal, buku, ataupun artikel baik
dalam bentuk online ataupun tidak, yang dianggap relevan dan sesuai dengan pokok
pembahasan yang dituangkan penulis. Penelitian dengan kepustakaan atau studi pustaka
adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan telaah terhadap buku, literature, catatan
serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir,1998).

PEMBAHASAN

Hubungan Filsafat dan Ilmu


Antara ilmu dan filsafat adalah sebuah kesatuan.Hanya saja dalam perkembangannya, terjadi
dominasi ilmu yang lebih besar dalam mempengaruhi pemikiran manusia.Situasi ini,
menjadian acuan untuk dapat memberikan posisi yang tepat antar keduanya, namun tetap
memperhatikan batas wilayah masing-masing. (Widyawati,2013)

Dengan ilmu pengetahuan, filsafat memiliki hubungan yang saling melengkapi satu sama
lain. Terdapat perbedaan antar keduanya ini, bukan untuk terus dipertentangkan tetapi juga
usaha saling melengkapi dan mengisi. Perbedaan muncul, disebabkan oleh cara pendekatan
yang berbeda-beda. Filsafat membantu manusia dalam mengambil keputusan mengenai
tujuan, nilai dan tentang hal yang harus diperbuat manusia.Factor subjektif memegang
kendalami dalam upaya berfilsafat, ilmu dengan asumsi-asumsi.

Secara keseluruhan keilmuan dibahas dalam filsafat, bahkan beberapa dari ilmu pengetahuan
lahir atas dasar filsafat.Jelaslah bahwa terdapat hubungan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan, dikarenakan semuanya merupakan bagian dari kegiatan manusia.Mudah
dipahami, filsafat adalah induk dari sebuah ilmu sedangkan ilmu pengetahuan adalah anak
filsafat.Filsafat memiliki sifat yang lebih luas objeknya.Sedangkan ilmu pengetahuan,
memiliki batasan objek yang hanya terdapat dalam bidang tertentu.Bertemunya filsafat
dengan ilmu pengetahuan, keduanya menggunakan metode pemikiran reflektif sebagai usaha
menghadapi berbagai fakta dunia dan kehidupan. (Fadli, 2021)

Pengembangan Ilmu Dengan Filsafat Ilmu

Hal mendasar yang tidak dapat ditawar dalam dunia ilmu pengetahuan adalah keberadaan
filsafat ilmu.Dikarenakan filsafat berperan sebagai sebuah refleksi yang berakar, berdasar dan
bersistem.Dalam filsafat ilmu sendiri menjadikan refleksi yang radikal, fundalisme dan
system berdasarkan pada prinsip keilmuan.Filsafat ilmu digunakan sebagai arah dalam
pengembangan ilmu.Filsafat ilmu memiliki tujuan untuk menemukan tingkat kebenaran
ilmu.Dipersiapkannya fase baru dari fase yang telah ada merupakan bagian dari filsafat ilmu.

Untuk pengembangan ilmu, filsafat ilmu tidak berhenti atas satu jawaban akhir, melainkan
terus memunculkan pertanyaan dari jawaban dan jawaban senantiasa melahirkan
pertanyaan.Filsafat tidak secara gamblang menerima sebuah ilmu, tetapi berusaha mencari
hakikat mendasar dan terdalam agar tercapai sebuah kebenaran.Dengan demikian, filsafat
digunakan sebagai arah untuk mengembangkan ilmu.
Dalam pendapat Poespoprodjo (1997;279) mengatakan “bahwa filsafat ilmu bukan
merupakan bahan hafalan, maka jangan diperlakukan sebagai bahan hafalan”. Filsafat ilmu
adalah usaha yang terus dilakukan untuk memperoleh pandangan mendalam dan mendasar
mengenai ilmu.

Sebagai arah dari pengembangan ilmu, filsafat ilmu memiliki kemampuan untuk dapat
berkembang dan bergeser.Sebagai hal yang tidak berpretensi mutlak, maka ilmu masih dapat
berkembang dan bergeser.Hal ini berkaitan dengan dasar dari keilmuan. Jika ilmu memiliki
dasar yang kuat, potensi untuk jatuh akan sedikit. Kehadiran filsafat ilmu sebagai sebuah
pondasi dari keilmuan (Hakim & Retnosari, 2020).

Peran Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Saat ini ilmu pengetahuan dalam perjalanannya telah didampingkan dengan


teknologi.Berkembang dan bertumbuhnya IPTEK dalam kehidupan manusia dapat
memberikan dampak positif dan negative.Dalam penglihatan Van Peursen, terkait hal
tersebut memberikan penawaran atas adanya hubungan antara pengetahuan dengan perbuatan
atau ilmu pengetahuan dan etika.Hal ini menjadi sebuah keharusan dan memiliki ururtan ilmu
pengetahuan, teknik dan etika.

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak langsung menguasai
kehidupan manusia.Kondisi ini harus menjadikan manusia memiliki landasan yang jelas dan
mapan agar tidak menjadi budak dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lahirnya filsafat ilmu, berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terus
mengalami peningkatan.Filsafat ilmu merupakan refleksi filsafat yang tidak pernah berhenti
dalam menyelami kawasan ilmiah dengan tujuan mencapai kebenaran dan kenyataan, sebagai
hal yang tidak pernah habis dalam pemikiran dan tidak usai untuk dijelaskan.Akan salah, jika
menilai bahwa filsafat ilmu adalah sekedar metode atau tatacara penulisan karya ilmiah atau
penelitian.

Hakikat ilmu menurut, Poespoprojo merupakan persoalan fundamental dan kebenaran


universal yang implisit melekat dalam dirinya.Adanya pemahaman atas filsafat ilmu, berarti
memahami segala kerumitan ilmu yang paling mendasar, sehingga perspektif ilmu,
pengembangannya, keterjalinannya antar cabang ilmu lainnya, implikasi dan artifisialitasnya
dapat dipahami.
Kebenaran atas filsafat ilmu akan terasa. Melalui filsafat ilmu, manusia dapat memperluas
pemahaman ilmiahnya. Kebutaan dari bahaya intelektua akan dapat dihindari. Dengan
ketajaman refleksi, kedalaman imanijasi, kepekaan intuisi akan terdorong. Hal lain yang
dapat dihindari adalah simplifisme berfikir yang membosankan, tenggelam dalam arus
konservatisme ilmu. Hal ini dapat timbul, karena berpandangan bahwa ilmu sebagai kata
benda (noun) atau barang jadi yang telah selesai, tertahan dan tertutup. (Rofiq, 2018)

Manusia melalui filsafat ilmu akan memiliki kemampuan untuk mempublikasikan ilmu yang
menjadi tanggung jawab masing-masing. Manusia akan memiliki kemampuan memahami
perspektif serta arah kemungkinan sebuah ilmu dapat dikembangkan. Dengan demikian,
manusia dapat melakukan spekulasi-spekulasi mendalam untuk menemukan teori-teori baru
yang sesuai dan berguna bagi kepentingan manusia itu sendiri.

Dengan berkembangnya filsafat ilmu memberikan arah bagi para ilmuwan mengenai strategi
pengembangan ilmu, terkait erik dan heuristic. Tak hanya itu, bahkan dimensi kebudayaan
untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaat ilmu.Juga arti dan maknanya bagi
kehidupan manusia.Semakin jelas terlihat, kedudukan filsafat ilmu memiliki peranan atas
perkembangan ilmu pengetahuan.

KESIMPULAN

Filsafat diartikan pengetahuan dan penyelidikan berdasarkan akal sehat mengenai hakikat
segala sesuatu yang ada, sebab asal dan hukumnya.Filsafat ilmu sebagai ilmu kritis, berperan
sebagai dasar dan arah dalam penyelesaian masalah-masalah fundamental bidang social,
ideology, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya.Kritik terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, dilakukan melalui filsafat ilmu.Dalam pengembangan ilmu, filsafat ilmu tidak
berhenti atas satu jawaban akhir, melainkan terus memunculkan pertanyaan dari jawaban dan
jawaban senantiasa melahirkan pertanyaan.Filsafat tidak secara gamblang menerima sebuah
ilmu, tetapi berusaha mencari hakikat mendasar dan terdalam agar tercapai sebuah kebenaran.

Filsafat ilmu bagi perkembangan ilmu pengetahuan, memiliki peran yang cukup
memadai.Dengan adanya filsafat ilmu, manusia dapat memperluas kajian ilmiahnya.Juga
memberikan sarana bagi ilmuwan untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.Filsafat
ilmu juga memberikan bimbingan kepada manusia dalam menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dengan tuntutan perkembangan zaman juga didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Badarussyamsi, & dkk. (2021). Studi Analisis Tentang Makna Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan Serta Jenis dan Sumbernya . Jurnal Geuthee: Penelitian Multi Disiplin ,
32-54.

BS, W. A., & Istikhomah, R. (2021). Filsafat Sebagai Landasan Ilmu Dalam Pengembangan
Sains . Jurnal Filsafat Indonesia , 59-64.

Fadli, R. M. (2021). Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan dan Relevansinya di era
Revolusi Industri 4.0 (Society 5.0). Jurnal Filsafat , 130-161.

Retnosari, P., & Hakim, L. (2020). Filsafat Ilmu Sebagai Dasar dan Arah Pengembangan
Ilmu (Kajian Filosofis Terhadap Perkembangan IPTEK). Jurnal Widyaloka Ikip
Widya Darma , 109-118.

Rofiq, N. M. (2018). Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan . Falasifa:
Jurnal Studi Keislaman , 161-175.

Widyawati, S. (2013). Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan .


Gelar: Jurnal Seni Budaya, 87-96.

Anda mungkin juga menyukai