Question :
Answer :
1. Kesimpulan Filsafat
Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia.
Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan. Pada
dasarnya manusia menyukai kemajuan. Manusia juga ingin belajar dari segala gejala
perubahan. Oleh karena itu, berita-berita tentang perkembangan atau kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga menarik perhatian setiap manusia. Salah satunya dimulai
dengan pengkajian Landasan Pendidikan sebagai manefestasi dari ilmu pengetahuan.
Adapun cakupan landasan pendidikan adalah landasan hukum, landasan filsafat, landasan
sejarah, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan landasan ekonomi. Dalam
makalah ini hanya akan dibahas mengenai pengetahuan filsafat, yaitu ontologi filsafat,
epistimologi filsafat dan aksiologi filsafat.
Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke
akar-akarnya. Sesuatu dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Filsafat
membahas segala sesuatu yang ada di alam ini yang sering dikatakan filsafat umum.
Sementara itu filsafat yang terbatas ialah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni,
filsafat agama, dan sebagainya.
Filsafat disebut pula sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial, artinya sangat
erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan filsafat menjadi dasar bagi
motor penggerak kehidupan, baik sebagai makhluk individu atau pribadi maupun makhluk
kolektif dalam masyarakat.
Oleh karena itu kita perlu mempelajari filsafat hingga keakar-akarnya. Khususnya pada
ontologi, epistemologi dan aksiologi, sebab dengan mempelajari hal tersebut manusia
hidup dapat mengembangkan berbagai aspek kehidupan dengan berlandaskan filsafat
sebagai dasar berfikir sehingga terbuka wawasan pemikiran yang filosofis.
Rendy Khoirul Ilham (2212201024)
Filsafat ilmu merupakan kajian atau telaah secara mendalam terhadap hakekat ilmu oleh
sebab itu filsafat ilmu ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu
tersebut, seperti :
1. Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud hakiki obyek tersebut ?
Bagaimana hubungan obyek dengan daya tangkap manusia (mis; berpikir, merasa,
mengindra)
2. Bagaimana proses yang memungkinkan timbulnya pengetahuan yang berupa ilmu
? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ?
Apa kriterianya ? Cara, teknik, atau sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu ?
3. Untuk apa ilmu itu dipergunakan ? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dan kaidah-kaidang moral ? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana hubungan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dan norma-norma moral/
profesional ?
Landasan Ontologi adalah tentang obyek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu
harus mempunyai obyek telaahan yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi atas
dasar spesifikasi obyek telaahannya, maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi
yang berbeda
Landasan Epistemologi, adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah
sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya untuk
semuah disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan indulsi-deduksi- verivikasi
Landasan Aksiologi, adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat
disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu serta membagi peningkatan kualitas
hidup manusia
(cinta) dan ‘shopos’ (hikmah, kebijaksanaan, kebenaran). Jadi filsafat bermakna cinta akan
kebijaksaan (love to the wisdom). Sebagai manusia, kita adalah mahluk yang senantiasa
berpikir karena memiliki ‘idep’ (pikiran).
Dengan kemampuan berpikir inilah, pada awalnya manusia merasa keheranan dengan
segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam. Hingga akhirnya dengan kemampuan berpikir
inilah yang menghantarkan manusia untuk memperoleh suatu jawaban yang bersifat logis.
Proses berfilsafat adalah proses berpikir, tetapi tidak semua proses berpikir adalah proses
berfilsafat. Berpikir yang bagaimana dapat dikatakan berfilsafat? Berfilsafat adalah
berpikir yang radikal, universal, konseptual, koheren, konsisten, sistematik,
komperehensif, kritis, bebas, bertanggung jawab, dan bijaksana. Ilmu filsafat yang
diterapkan ke dalam suatu ilmu (filsafat ilmu) memperhatikan tiga penelahaan dasar ilmu
yaitu aspek ontologi (teori hakikat / theory of being), epistemologi (teori pengetahuan/
theory of knowledge), dan aksiologi (teori nilai/ theory of meaning). Kajian ilmu filsafat
dalam suatu ilmu (filsafat ilmu) sangat penting dan fundamental. Keramas (2008)
membedakan antara kajian ilmu filsafat dan kajian filsafat ilmu dengan menyatakan bahwa
kajian ilmu filsafat ditujukan untuk mendapatkan kebenaran mutlak (absolut) yaitu benar
dilihat dari berbagai sudut pandang dan benar pula untuk sepanjang masa sedangkan kajian
filsafat pada ilmu (filsafat ilmu) bertujuan untuk memegang etika keilmuan, mencari
kegunaan yang terbaik dari ilmu itu untuk kesejahteraan manusia, mencegah agar ilmu
tidak menghancurkan manusia tetapi menyejahterakannya, serta mencari kebenaran
common sense (bukan kebenaran mutlak/ kebenaran yang masuk akal/ kebenaran
sementara/ kebenaran dalam praktek), namun tetap diupayakan mencari kajian-kajian yang
mendekati kebenaran
Rendy Khoirul Ilham (2212201024)
Daftar Pustaka
Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Keramas, Tantera.
2008. Filsafat Ilmu. Surabaya: Paramita
Salam, Burhanuddin. (2003). Logika Materiil : Filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Gazalba, Sidi. (1973). Sistematika filsafat; pengantar kepada dunia filsafat, teori pengetahuan,
metafisika, teori nilai. Jakarta: Bintang Bulan.
Hanurawan. (2012). Filsafat Ilmu Psikologi. Malang: UNM.
Ismaun. (2001). Filsafat Ilmu. Bandung: Penerbit UPI.
Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: Penerbit IPB