Anda di halaman 1dari 4

M Jordan Bastomi 042124253009

1. Filsafat dan filsafat ilmu

Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu dapat dilihat dari definisinya. Ilmu filsafat adalah ilmu
tentang dasar-dasar filsafat yang mencakup sistematika filsafat yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi, objek-objek filsafat, sejarah filsafat dan metode-metode filsafat. Sedangkan filsafat ilmu adalah
cabang filsafat dan bagian dari Epistemologi yang mengkaji ilmu pengetahuan dari segi ciri-ciri dan cara-
cara memperolehnya. Dilihat dari objek kajiannya, objek kajian ilmu filsafat adalah semesta atau semua
yang ada di sekitar manusia dalam arti seluas-luasnya. Sedangkan objek kajian filsafat ilmu adalah ilmu-
ilmu yang diperoleh manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak. Selain itu, perbedaan juga
ditemukan pada sudut pandang atau pendekatan yang dipakai. Ilmu filsafat pendekatannya bersifat
integral yang artinya ilmu filsafat tidak hanya mengkaji dari satu sudut pandang saja tetapi menyeluruh.
Sedangkan filsafat ilmu pendekatannya disesuaikan dengan kajian ilmunya masing-masing.

Walaupun objek kajian keduanya sama-sama pengetahuan, filsafat pengetahuan mengkaji pengetahuan
dalam arti seluas-luasnya, termasuk pengetahuan sehari-hari. Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan
mengkaji pengetahuan yang bersifat khusus dan bersifat ilmiah untuk membedakannya dari
pengetahuan sehari-hari. Selain itu, filsafat pengetahuan juga  membahas tentang batas, sumber,
struktur dan keabsahan pengetahuan sedangkan filsafat ilmu pengetahuan membahas ciri keilmiahan
suatu ilmu pengetahuan dengan cara kerja ilmiah. Perbedaan yang lain, filsafat pengetahuan bertujuan
untuk mencapai hakikat ilmu pengetahuan sedangkan filsafat ilmu pengetahuan hanya mencoba
menerangkan gejala-gejala secara ilmiah.

2. Mengapa belajar filsafat

1. Secara umum manfaat filsafat :

Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.

Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan
bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.

Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima
begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.

Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:

menalar secara jelas

membedakan argumen yang baik dan yang buruk

menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas

melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas

melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.

Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita
akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.

Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada kita,
tetapi filsafat juga Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan pandangan
kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis Kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara
logis, dan mengajukan dan menilai argumen, menolak asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian
akan prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren—semuanya ini merupakan ciri dari hasil
latihan dalam ilmu filsafat.

2. Secara khusus manfaat filsafat ilmu :

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak
bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :

Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.

Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.

Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.

Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan

Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri,
seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Menurut Agraha Suhandi (1989)

Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik Filsafat ilmu
bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-
akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.

Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat
persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.

Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-
sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri).

Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-
ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar,
tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-
cita mencari kebenaran.

Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun
untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.

Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara
tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia
keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan
dogma.
Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak
ilmiah.

Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni.

Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.

Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya
manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam
pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera.

Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang
dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum.

3. Filsafat sebagai penyelidikan ilmu yang lain

Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah
tersebut tak lagi merupakan misteri. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Dengan demikian ilmu merupakan
bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya, seperti
seni dan agama. Sebab secara ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam
lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki pula daerah jelajah yang bersifat
transendental yang berada di luar pengalaman manusia itu (Jujun, 1990:104-105). Sedangkan sisi lain
dari pengetahuan mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh-penuh maknanya,
sementara ilmu mencoba mengembangkan sebuah model yang sederhana mengenai dunia empiris
dengan mengabstraksikan realitas menjadi beberapa variabel yang terikat dalam sebuah hubungan yang
bersifat rasional. Ilmu mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam yang bersifat umum dan
impersonal, sementara seni tetap bersifat individual dan personal, dengan memusatkan perhatiannya
pada “pengalaman hidup perorangan” (Jujun, 1990: 106-107). Karena pengetahuan ilmiah merupakan a
higher level of knowledge dalam perangkat-perangkat kita sehari-hari, maka filsafat ilmu tidak dapat
dipishkan dari filsafat pengetahuan. Objek bagi kedua cabang ilmu itu sering-sering tumpang tindih
(Koento Wibisono, 1988 : 7). Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan
ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut (Beerling, et al., 1988:1-4). Filsafat ilmu
erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi, yang secara umum menyelidiki syarat-
syarat serta bentuk-bentuk pengalaman manusia, juga mengenai logika dan metodologi. Untuk
menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu tersebut, sangat bermanfaat menyimak empat titik
pandang dalam filsafat ilmu, yaitu:

Bahwa filsafat ilmu adalah perumusan world-view yang konsisten dengan teori-teori ilmiah yang penting.
Menurut pandangan ini, adalah merupakan tugas filosuf ilmu untuk mengelaborasi implikasi yang lebih
luas dari ilmu;

2. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition dan pre-disposition dari para ilmuwan.

3. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat konsep-konsep dan teori-
teori tentang ilmu yang dianalisis dan diklasifikasikan;

4. Bahwa filsaft ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua. Filsafat ilmu menuntut jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Karakteristik-karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe penyelidikan lain?

Kondisi yang bagaimana yang patut dituruti oleh para ilmuwan dalam penyelidikan alam?

Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah agar menjadi benar?

d. Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-prinsip dan hukum-hukum ilmiah? (Cony, at.at., 1988 :
44).

Anda mungkin juga menyukai