Anda di halaman 1dari 9

KETERKAITAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

Oleh : Yana Zania (200802062) Azwir M. Jamil (200802008) Ade Azwan

A. Pendahuluan

Filsafat hingga saat ini masih di pandang dari berbgai sudut pandang yang berbeda dan
kadang-kadang di terapkan secara tidak tepat terutama di kalangan awam. Sebagian pihak ada
yang memandang nya sebagai ilmu atau wacana luar biasa yang sangat tinggi kedudukannya,
jauh lebih tinggi dibandingkan maksud sebenarnya. Berdasarkan pandangan tersebut, filsafat
menjadi sebuah wacana atau ilmu pengetahuan yang hanya mungkin dilakukan dan dipahami
oleh orang-orang yang memiliki keunggulan intelektual serta kebijaksanaan yang sangat tinggi.
Jadi, dalam pemahaman ini orang-orang biasa belum tentu bisa berfilsafat. Presepsi ini
menempatkan filsafat sebagai pemikiran yang terlalu abstrak dan tidak membumi untuk dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari

Filsafat merupakan suatu wadah yang dapat menampung berbagai ilmu-ilmu yang telah di
ciptakan. Ilmu-ilmu yang sudah ataupun sedang berkembang saat ini sebagian besar
pemikirannya bermula dari ruang lingkup filsafat. Filsafat dapat dikatakan sebagai awal
pemikiran ilmu-ilmu yang sudah ada. Karena dalam filsafat mencakup semua hal yang
berhubungan dengan kehidupan di dunia. Maka dari itu, filsafat dan ilmu pengetahuan tidak bisa
di pisahkan karena memiliki keterkaitan satu sama lain.

Filsafat secara umum adalah sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran, secara khusus banyak perbedaan pendapat dapat dilihat
dari berbagai segi yaitu menggunakan rationalism atau mengagungkan akal, meterialisme atau
mengagungkan materi, idealism atau mengagungkan ide, hedonism mengagungkan kesenangan
dan stocisme mengagungkan tabiat shaleh.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang di dapat melalui proses tertentu yang
dinamakan metode keilmuan. Ilmu pengetahuan merupakan kegiatan daripada sekedar produk
yang di konsumsikan(suriasumantri 2001,9). Ilmu pengetahuan tidak muncul secara tiba-tiba, ia
ada melalui proses penelitian yang panjang, dalam upaya menemuka pengethauan baru, ilmuan
menggunakan kegiatan penelitian dalam cara tertentu, menggunakan suatu metode yang tepat
untuk menggambarkan suatu fenomena.
Ilmu pengetahuan memiliki sifat dan karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat
pada umumnya dan filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan
kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Secara sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan
sedalam-dalamnya, sehingga sampai kedasar suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai
ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman deskriptif, evaluative, interpretative, dan spekulatuf.
Sejalan dengan ini, musa asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah berpikir yang bebas, radikal,
dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang-halangi kerja pikiran.
Radikal artinya berpikir sampai ke akar-akar masalah bahkan sampai melewati batas-batas fisik
atau yang di sebut metafisis.

Dan ilmu dapat di simpulkan sebagai sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda,
syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, obyektif, dapat diukur, terbuka, dan
komulatif.

B. Pengertian Filsafat

Kata “filsafat” berasal dari kata bahasa yunani, yaitu philosopia yang terdiri dari dua suku
kata, yaitu philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabtan, dan kata Sophos yang
memiliki berbagai arti analog berikut: intelegensi, kebijaksanaan, leterampilan, pengalaman, dan
pengetahuan. Karena itu, sebagai jawaban atas pertanyaan: “apakah filsafat itu”, “filsafat” sering
di artikan secara singkat sebagai : cinta akan kebijaksanaan.

Beberapa hal yang harus diketahui mengenai filsafat :

Filsafat berkenaan dengan pencarian kebenaran fundamental(Socrates;plato) kebenaran itu


dicari dengan cara: argumentative, yaitu pemaparan pendapat yang rasional di sertai dasar-dasar
penalarannya, non empiric yaitu tidak berdasarkan pemahaman inderawi.
Penalaran filosofis selalu mengandung ciri-ciri menyeluru(holistic, comprehensive),
mendasar(radikal), kritis dan analitis.
Penalaran filosofis umumnya sibuk menanyakan serta menelusuri makna dan penyebab
dasar dari berbgai pengetahuan, tanpa mengenal batas apapun, baik batas alamiah. Apalagi batas
buatan manusia, seperti batas ruang, waktu, agama atau kepercayaan, adat istiadat, etnik, ilmu
dan berbagai hal lainnya. 1

Filsafat adalah usaha spekulatif yang rasional, sistematik, dan konseptual untuk
memperoleh pengetahuan untuk pandangan yang selengkap mungkin mengenai apa yang disebut
realitas atau “ kebenaran” (truthfulness). Tujuan pencarian itu terutama untuk menggambarkan
dengan kata-kata, hakikat realitas akhir yang mendasar dan “ nyata”
1
A Heris Hermawan filsafat dan ilmu (cetakan pertama, 2014, penerbit CV Insan mandiri)
Filsafat adalah juga ikhtiar untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan
secara koheren dan menyeluruh (holistic;comprehensive), seperti tampak dari kegiatan filosofis
yang mencari sumber, hakikat, keabsahan, dan nilai-nilai pengetahuan apapun.

Filsafat merupakan study tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis yang dijabarkan dalam konsep mendasar, filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, akan tetapi dengan mengutarakan masalah
secara sama, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alas an yang tepat untuk
solusi tertentu. Filsafat memiliki suatu upaya menemukan kebenaran tentang hakikat suatu yang
ada, melalui penggunaan kemapuanakal secara optimal. Kebenaran yang di hasilkan oleh
pemikiran filsafat adalah jawaban dalam bentuk gagasan dan ide. Adapun tujuan dari filsafat
adalah untuk memperoleh kebenaran yang bersifat dasar dan menyeluruh dalam system yang
konseptual. Filsafat menghasilkan pula kebenaran yang bersifat abstrak, spekulatif akan tetapi
tidak mampu mengetahui bagaimana cara mengadakannya. 2

Filsafat dapat diklasifikasikan menjadi : (1) sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis, (2) suatu proses kritis atau
mengembangkan pemikiran skeeptisme pada setiap kepercayaan meski di junjung tinggi banyak
pihak, (3) usaha untuk mendapatkan gambaran yang bersifat menyeluruh atas setiap realitas yang
kompleks.
Filsafat dapat dibedakan menjadi dua jenis : pertama, filsafat sebagai reflective thinking, kedua,
filsafat sebagai produk keegiatan berpikir murni dan ia sudah terbentuk dalam suatu disiplin ilmu
yang karenanya mengikuti alur tertentu sebagai disiplin ilmu dimaksud mengaturnya. Ciri
berpikir filsafat terbagi menjadi : radikal, sistemis, universal, dan spekulatif.
3

Filsafat dirumuskan sebagai ilmu yang mempersoalkan segala sesuatu dalam alam semesta
ini secara keseluruhan, mendalam, dan sistematis untuk menemukan kebenarannya yang hakiki.
Filsafat sebuah ilmu yang bersifat umum, karena obyek pemikirannya mencakup segala sesutau
yang ada dalam alam semesta ini baik yang berkenaan dengan alam fisik dan manusia, maupun
alam metafisik termasuk mengenai tuhan pencipta alam semesta.

C. Pengertian Ilmu Pengetahuan


2
Muhammad rijal fadli HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN RELEVANSINYA DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (SOCIETY 5.0) (Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-6811(online)
Vol. 31, No. 1 (2021), p. 130–161, doi: 10.22146/jf.42521)
3
Prof. Dr. Cecep Sumarna filsafat ilmu, mencari makna tanpa kata dan mentasbihkan tuhan tanpa nalar (penerbit
PT Remaja resdakarya)
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui, ilmu adalah pengetahuan, tetapi pengetahuan
belum tentu merupakan ilmu, sebab pengetahuan dapat di peroleh dengan atau tanpa metode
ilmiahartinya dapat diperoleh melalui pengalaman atau informasi yang di terima.

Ilmu pengetahuan adalah insting akal manusia yang secara sistematis dalam menciptakan
kebutuhan (teori) baru sebagai pemenuhan hasrat atas rasa ingin tahu (Wilujeng, 2014: 104).
Ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) kelanjutan konseptual dari ciri-ciri “ingin tahu” sebagai
kodrat manusiawi. Rasa ingin tahu manusia boleh dikatakan tak pernah ada batasnya. Selalu
ingin mencari dan menemukan yang baru. Dalam kehidupannya manusia selalu berhadapan
dengan berbagai peristiwa dan gejala dilingkungan. baik yang menyangkut alam, maupun
manusia. Didorong rasa ingin tahunya manusia berupaya untuk menemukan jawabannya. Ilmu
pengetahuan terus berkembang melalui kajian-kajian yang dilakukan para ilmuwan (Jalaludin,
2013: 91). Ilmu pengetahuan digunakan sebagai pijakan manusia untuk mencari teori-teori baru
dengan metode dan prosedur tertentu agar memperoleh tujuan yang telah ditentukan. Disisi lain,
ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis dan teratur berdasarkan metodologi tujuannya agar
mencapai generalisasi keilmuan yang diinginkan.
Ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara
sistematis.4
Ciri-ciri umum ilmu pengetahuan dari berbagai definisi : ilmu bersifat rasional, ilmu itu
bersifat objektif, ilmu bersifat matematikal, ilmu bersifat umum, ilmu bersifat akumulatif, ilmu
bersifat comuniccable.

D. Keterkaitan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan

Filsafat merupakan ilmu yang umum, dan sering disebut sebagai induk dari segala ilmu
(mater scientiarum), karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat. Ilmu
pengetahuan adalah ilmu khusus, yang makin lama semakin bercabang-cabang. Setiap ilmu
memiliki filsafatnya yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu. Baik filsafat maupun
ilmu pengetahuan, intinya ialah berpikir. Bedanya, kalau filsafat memikirkan atau menjangkau
sesuatu itu secara menyeluruh, maka ilmu memikirkan atau menjangkau bagian-bagian tertentu
tentang sesuatu. Kalau filsafat menjangkau sesuatu itu secara spekulatif atau perenungan dengan
menggunakan metode berpikir deduktif, maka ilmu mengguna-kan pendekatan empiris atau
ilmiah dengan menggunakan metode berpikir induktif. 5

Sebagai ilmu yang umum maka filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada,
mencakup alam, manusia, dan Tuhan. Mengenai manusia misalnya dipersoalkan pertanyaan-
4
Prof. Darwis A. Soelaiman, ph. D, filsafat ilmu pengetahuan prespektif barat dan islam (cetakan pertama, sep
2019, penerbit Bandar publishing)
5
A Heris Hermawan filsafat dan ilmu (cetakan pertama, 2014, penerbit CV Insan mandiri)
pertanyaan seperti: Apa arti dan tujuan hidup saya? Apa yang menjadi kewajiban saya dan yang
menjadi tanggung jawab saya sebagai manusia? Bagaimana saya harus hidup agar menjadi
manusia yang baik? Apa arti dan implikasi martabat saya dan martabat orang lain sebagai
manusia? Demikian pula pertanyaan-pertanyaan mengenai dasar pengetahuan kita, mengenai
nilai-nilai yang kita junjung tinggi seperti tentang keadilan dan sebagainya. Jawaban-jawaban
yang mendalam terhadap pertanyaan itu akan mempengaruhi orientasi dasar kehidupan manusia.
Sebagai ilmu-ilmu khusus maka ilmu pengetahuan tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan
fundamental manusia seperti tersebut di atas, karena ilmu-ilmu khusus itu (fisika, kimia,
sosiologi, psikologi, ekonomi, dll) secara hakiki terbatas sifatnya. Ilmu-ilmu pengetahuan pada
umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia, mengsis-tematisasikan
apa yang diketahui manusia dan mengorganisa-sikan proses pencahariannya. Karena ilmu-ilmu
pengetahuan terbatas sifatnya maka semua ilmu membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu.
(lihat Magnis Suseno, 1993: 19).6
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja di pandang sebagai induk dan sumber
ilmu. Tetapi sudah menjadi bagian dari ilmu itu sendiri yang juga mengalami spesialisasi. Dalam
taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya
adalah filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat
yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu dalam konteks inilah
kenudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relavan untuk dikaji dan didalami.
Hubungan filsafat dengan ilmu dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal sedangkan ilmu objeknya
terbatas khusus lapangannya saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan
menunjukkan sebab-sebabnya yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-
sebab tetapi tidak begitu mendalam.
- Ilmu mengatakan “bagaiman”
- Filsafat mengatakan “apa”
3. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu tetapi sudut pandangnya
berlainan jadi merupakan dua pengetahuan yang tersendiri

Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang saling
melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya bukan untuk
dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi. Pada hakikatnya,
perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda. Maka dalam hal ini perlu
membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang menyangkut perbedaan-perbedaan
maupun titik temu diantaranya.hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan saling berkaitan karena
semuanya merupakan kegiatan manusia. Hubungan keduanya diibaratkan filsafat sebagai
6
Prof. Darwis A. Soelaiman, ph. D, filsafat ilmu pengetahuan prespektif barat dan islam (cetakan pertama, sep
2019, penerbit Bandar publishing)
induknya ilmu sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak filsafat. Mengapa demikian, karena
filsafat sifatnya lebih luas atau universal objeknya. Sedangkan ilmu pengetahuan objeknya
terbatas karena hanya di dalam bidang tertentu. Filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat saling
bertemu sebab kedua-duanya menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk
menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan
pikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka
berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.7

E. Kontribusi Filsafat Terhadap Perkemabangan Ilmu Pengetahuan

Filsafat ilmu sangat penting perannya dalam penalaran manusia guna untuk membangun ilmu
pengetahuan. Sebab filsfat akan mengkaji seluas mungkin semua tentang hakikat ilmu. Dalam
hal ini kita bisa mempunyai pandangan bahwa filsafat merupakan akar dari segala ilmu.

Filsafat (ilmu) diharapkan dapat berdiri di tengah-tengah ilmu-ilmu pengetahuan. Di


sini bukan berarti filsafat ilmu menjadi semacam puncak ekstasi rasional ilmu-ilmu,
mahkota ilmu-ilmu, atau ratu ilmu-ilmu; status simbolis yang boleh diagungkan, meski tak punya
tangan untuk berbuat. Filsafat ilmu (kritis) yang dimaksud di sini adalah memiliki fungsi
reflektif dan pragmatis, yaitu menempatkan klaim-klaim analitis ilmu-ilmu pengetahuan
dalam rangka proses transformasi abadi masyarakat dan umat manusia. Dengan demikian
filsafat ilmu memberikan teoritis-etis bagi ilmu-ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Filsafat ilmu sangat penting perannya dalam penalaran manusia guna untuk membangun ilmu
pengetahuan. Sebab filsfat akan mengkaji seluas mungkin semua tentang hakikat ilmu. Dalam
hal ini kita bisa mempunyai pandangan bahwa filsafat merupakan akar dari segala ilmu.

Berikut ini nama para filsuf yang terkenal

Nama-nama filosof klasik yang terkenal di antaranya adalah:

• Socrates (470-399 SM), Plato (427-374 SM)

• Aristoteles (384-322 SM)

• Plotinus (205-70 SM)

Tokoh filsafat abad pertengahan muncul nama-nama besar seperti:

• John Scotus Eriugena (815-877 M)

7
Muhammad rijal fadli HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN RELEVANSINYA DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (SOCIETY 5.0) (Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-6811(online)
Vol. 31, No. 1 (2021), p. 130–161, doi: 10.22146/jf.42521)
• Santo Anselmus (1034-1109)

• Roscellinus (1050-1120 M)

• Santo Thomas Aquinas (1225-1247 M)

Tokoh filsafat modern yang terkenal adalah:

• Copernicus (1473-1543)

• Kepler (1571-1630 M)

• Galileo Galilei (1564-1642)

• Rene Descartes (1596-1650 M)

• Isaac Newton (1643-1727)

• Immanuel Kant (1724-1804).

Itulah sebabnya aktualitas filsafat ilmu semakin terasa. Dengan filsafat ilmu manusia
akan semakin dapat memperluas cakrawala wawasan ilmiahnya. Ketajaman
refleksi,kedalaman imajinasi, kepekaan intuisi manusia akan terpacu sedemikian rupa
sehingga terhindar dari bahaya kerabunan intelektual, simplifisme berfikir yang
memuakkan, kehanyutan dalam arus konservatisme ilmu yang timbul karena ilmu
dipandang sebagai kata benda (noun) atau barang jadi (taken forgranted)yang sudah selesai,
mandegdan tertutup.37Dengan filsafat ilmu manusia juga akan mampu mensublimasikan
disiplin ilmu yang menjadi tanggung jawabnyamasing-masing, dan mengangkatnya ke dataran
filsafati, sehingga manusia dapat memahami perspektif serta berbagai kemungkinan arah
pengembangannya; supaya manusia bisa melakukan spekulasi-spekulasi yang mendalam guna
menemukan teori-teori atau paradigma-paradigma baru yang tepat-guna bagi
kepentingan umat manusia.8

F. Penutup

8
M. Nafiur Rofiq, Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan. FALASIFA : (Jurnal Studi Keislaman,
9(1), 161-175).
Filsafat dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam suatu pembelajaran. Filsafat dan ilmu
merupakan suatu pengetahuan yang hampir sama. Keduanya memiliki tujuan yang sama
yaitu untuk mencari kebenaran, tetapi memilki metode-metode yang berbeda dalam
menemukan suatu kebenaran tersebut. Ilmu membutuhkan pemikiran yang mendalam agar
bisa dipahami dengan sangat baik. Maka dari itu filsafat dan ilmu sangat berhubungan erat
karena saling berkaitan dalam menemukan kebenaran. Meskipun kebenaran keduanya hanya
sementara atau sewaktu-waktu dapat berubah dikarenakan perkembangan zaman yang
semakin maju dan perubahan kondisi alam. Filsafat mencoba menjawab petanyaan-
pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka dari itu bisang kajian filsafat lebih luas
daripada ilmu.

Dalam mempelajari filsafat kita mendapatkan banyak manfaat yang salah satu adalah bisa
mengembangkan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa keingintahuan
yang dalam terhadap sesuatu yang dianggap baru. Filsafat juga bisa membuat pemikiran-
pemikran menjadi tidak terbatas pada satu objek kajian saja, tetapi pada banyak objek
lainnya.

Filsafat telah menjembatani lahirnya pendekatan multi disipliner yang sangat diperlukan,
karena terbatas dan sempitnya kajian keilmuan terhadap realitas fisik yang sesungguhnya
bersifat multidimensional. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata
langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-
gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Realitas
hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan adalah sama-sama hasil dari kegiatan berpikir
manusia.

Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam hasilnya. Apabila
dilihat dari hasilnya, ketiganya merupakan hasil daripada berpikir manusia secara sadar. Jika
dilihat dari segi prosesnya, keduanya menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara
sistematis dan kritis.

DAFTAR PUSTAKA
M. Nafiur Rofiq, Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
FALASIFA : (Jurnal Studi Keislaman, 9(1), 161-175).

Muhammad rijal fadli Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan Dan Relevansinya Di
Era Revolusi Industri 4.0 (Society 5.0) (Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-
6811(online) Vol. 31, No. 1 (2021), p. 130–161, doi: 10.22146/jf.42521)

Prof. Darwis A. Soelaiman, ph. D, filsafat ilmu pengetahuan prespektif barat dan islam
(cetakan pertama, sep 2019, penerbit Bandar publishing)

A Heris Hermawan filsafat dan ilmu (cetakan pertama, 2014, penerbit CV Insan mandiri)

Prof. Dr. Cecep Sumarna filsafat ilmu, mencari makna tanpa kata dan mentasbihkan
tuhan tanpa nalar (penerbit PT Remaja resdakarya)

Abbas, Prihat. Media Akademika Volume 25, No. 2, April 2010Hubungan Filsafat, ilmu,
dan agama.

Anda mungkin juga menyukai