Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa
terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu
oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu
banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah.
Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak
menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu
apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) itu. Proses itu
mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang disebut pencerahan. Jika
proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara
mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu
pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang;
 Disusun metodis, sistematis dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang
tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang
 Dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut.
Makin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari
kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang
seluruh kenyataan (realitas).
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang
kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu
memfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat.
Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah
jawaban filsafati.
Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang
merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh
mungkin bagi manusia .Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat

1
pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari
segala kebenaran.
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat
adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka menjadi
tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya
menemukan kebijaksanaan universal.
Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai ilmu tentag
bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan tentang
pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang. Thinking about thinking.
Meski bagaimanapun banyaknya gambaran yang kita dapatkan tentang
filsafat, sebenarnya masih sulit untuk mendefinisikan secara konkrIt apa itu
filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran hingga kita bisa memvonisnya, karena
filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana definisinya, sejarah dan
perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk dikupas. Tapi justru
karena itulah mengapa fisafat begitu layak untuk dikaji demi mencari serta
memaknai segala esensi kehidupan.

B. Perumusan Masalah
Persoalan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
 Apa yang dimaksud dengan Filsafat, pengetahuan dan ilmu ?
 Apa itu filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu ?
 Apa perbandingan dari filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan ?

C. Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi
salah satu dari kewajiban mata kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan serta
merupakan bentuk langsung tanggung jawab kelompok pada tugas yang
diberikan.

2
BAB II
PENGETAHUAN, ILMU, DAN FILSAFAT
A. Pengertian
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos
atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan,
pengetahuan, dan hikmah, atau berarti Filsafat berarti juga mater scientiarum
yang artinya induk dari segala ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa
Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis,
BelandadanJerman), serta philosophy (Inggris). Dengan demikian filsafat berarti
mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadikatasifat) bisa berarti teman
kebijaksanaan(katabenda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan
Pengertian filsafat menurut para ahli :
 Plato (427–348 SM) menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang bersifat
untuk mencapai kebenaran yang asli.
 Aristoteles (382–322 SM) mendefenisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan
yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
 Filosof lainnya Cicero (106–043 SM) menyatakan filsafat ialah ibu dari
semua ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat ialah ilmu pengetahuan terluhur
dan keinginan untuk mendapatkannya.
 Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di mana
Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Ciri Berfikir Filsafat
Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah:
 Radikal, berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar
permasalahannya.
 Sistematik, berfikiryang logis, sesuaiaturan, langkahdemilangkah, berurutan,
penuh kesadaran, dan penuhtanggungjawab.
 Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu
tetapi mencakup seleuruh aspek.
 Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk
memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya.

3
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Untuk
studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Khas filsafat,
yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa
berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya
tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal. ( Menurut kamus besar bahasa indonesia skep-
tis yaitu kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dsb):
contohnya; penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan
skeptis.
Pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan
tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan
adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi
untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya,
pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil
pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar
berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan
kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan.
Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.
Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah:
 Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup
 Mengembangkan arti kehidupan
 Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
 Mencapai tujuan hidup.

4
Ilmu Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal
dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam
bahasa Yunania dalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa
Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara
bersistem menuru tmetode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (KamusBahasaIndonesia, 1998)
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.

B. Filsafat Pengetahuan Dan Filsafat Ilmu


Filsafat pengetahuan adalah salah satu cabang filsafat yang menyoroti dari
sudut sebab pertama, gejala pengetahuan dan kesadaran manusia bahwa
pengetahuan itu benar dan terpercaya, hingga perlu teori pengetahuan, teori
kebenaran dan teori kepastian
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab
beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-
dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara
lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat
dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam
melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi
dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat

5
digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model
ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

1. Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu.


Perbedaan ilmu filsafat dengan filsafat ilmu dapat dilihat dari definisinya. Ilmu
filsafat adalah ilmu tentang dasar-dasar filsafat yang mencakup sistematika
filsafat yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi, objek-objek filsafat, sejarah
filsafat dan metode-metode filsafat. Sedangkan filsafat ilmu adalah cabang
filsafat dan bagian dari Epistemologi yang mengkaji ilmu pengetahuan dari
segi ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya. Dilihat dari objek kajiannya, objek
kajian ilmu filsafat adalah semesta atau semua yang ada di sekitar manusia
dalam arti seluas-luasnya. Sedangkan objek kajian filsafat ilmu adalah ilmu-
ilmu yang diperoleh manusia baik yang bersifat ilmiah maupun tidak. Selain
itu, perbedaan juga ditemukan pada sudut pandang atau pendekatan yang
dipakai. Ilmu filsafat pendekatannya bersifat integral yang artinya ilmu filsafat
tidak hanya mengkaji dari satu sudut pandang saja tetapi menyeluruh.
Sedangkan filsafat ilmu pendekatannya disesuaikan dengan kajian ilmunya
masing-masing.

2. Perbedaan filsafat pengetahuan (Epistemologi) dengan filsafat ilmu


pengetahuan.
Walaupun objek kajian keduanya sama-sama pengetahuan, filsafat
pengetahuan mengkaji pengetahuan dalam arti seluas-luasnya, termasuk
pengetahuan sehari-hari. Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan mengkaji
pengetahuan yang bersifat khusus dan bersifat ilmiah untuk membedakannya
dari pengetahuan sehari-hari. Selain itu, filsafat pengetahuan juga membahas
tentang batas, sumber, struktur dan keabsahan pengetahuan sedangkan
filsafat ilmu pengetahuan membahas ciri keilmiahan suatu ilmu pengetahuan
dengan cara kerja ilmiah. Perbedaan yang lain, filsafat pengetahuan bertujuan
untuk mencapai hakikat ilmu pengetahuan sedangkan filsafat ilmu
pengetahuan hanya mencoba menerangkan gejala-gejala secara ilmiah

6
C. Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggung jawabkan ilmunya. Pertanggung jawaban secara rasional di
sini berarti bahwa setiap langkah – langkah harus terbuka terhadap segala
pertayaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu
dengan argumen – argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara
intersuyektif)

D. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan


Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan
kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan. Filsafat pendidikan yang
dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh satu bangsa.
Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam
menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat itu sendiri. Pendidikan sebagai
suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem
norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk
menjamin upaya pendidikan dan proses tersebut efektif, dibutuhkan landasan-
landasan filosogis dan ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan
pembinaan.
Menurut Jhon Dewey, filsafat merupakan teori umum, sebagai landasan dari
semua pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitan ini, hasan
langgulumg berpebdapat bahwa filsafat pendidikan adalah penerapan metode
dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang disebutkan
pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting
sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat
sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan,
mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai.

7
Jadi, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat, filsafat pendidikan, dan
pengalaman manusia.
Filsafat menetapkan ide-ide, idealisme, dan pendidikan merupakann usaha
dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah
laku, bahkan membina kepribadian manusia. Kilpatrik mengatakan, berfilsafat
dan mendidik adalah adalah dua face dalam satu usaha; berfilsafat ialah
memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik,
sedangkan mendidik ialah usaha mereliasasikan nilai-niali dan cita-cita itu dalam
kehidupan, dalam kepribadian manusia.mendidik ialah mewujudkan nilai-nilai
yang dapat disumbangkan filsafat, dimulai dengan generalisasi muda, untuk
membimbing rakyat, membina nilai-nilai dalam kepribadian mereka, demi
menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan melembagakannya dalam
kehidupan mereka.
Lebih lanjut, Burner dan Bruns mengatakan secara tegas bahwa tujuan
pendidikan adalah tujuan filsafat yaitu untuk membimbing ke arah
kebijaksanaan. Oleh kerena itu, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah reliasi
dari ide-ide filsafat; filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan
sebagai wadah pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan,
lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan jadi, filsafat pendidikan merupakan
jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Dari uraian di atas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan berikut:
- Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-
teorinpendidikan oleh para ahli.
- Filsafat, berfungsi memberi arah begi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
- Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan.

8
Menurut Ali Saifillah, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan terdapat hubungan
yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu dua fungsi tugas normatif
ilmiah yaitu:
- Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
- Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik
pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan
pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat.

Dari uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa antara filsafat
pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak
terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam
sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar
bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi
tegaknya sistem pendidikan

E. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Dalam Kehidupan Manusia

Kedudukan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia dapat pemakalah


jelaskan dalam tiga hal sebagai berikut :

 Ilmu sebagai proses ( kegiatan penelitian)


Ilmu pengetahuan sebagai proses juga dinamakan suatu aktifitas
penelitian. Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktifitas manusia yakni
perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak
hanya satu aktifitas saja, melainkan suatu rangkaian aktifitas sehingga
merupakan sebuah proses. Rangkaian aktifitas itu bersifat rasional, kognitif
dan teologis.

Ilmu pengetahuan sebagai proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang


dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaaimana
adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang
khas dipakai dalam proses ini adalah anatis rasionalis, obyektif, sejauh

9
mungkin “ impersonal” dari masalah yang didasarkan pada percobaan dan
data yang dapat di amati.

Dari dua pendapat di atas, menyebabkan adanya seseorang yang


melaksanakan rangkaian aktifitas penelitian dalam bidang keilmuan, dan
sekarang lazim dinamakan ilmuwan (scientis)

 Ilmu sebagai prosedur (Metode ilmiah)

Untuk memperjelas pengertian ilmu sebagai aktifitas penelitian, maka harus


diuraikan lebih lanjut dan lengkap mengenai cara dan langkah menuju hasil
ilmiah. Penelitian sebagai serangkaian aktifitas mengandung prosedur
tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola
tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut
metode. Untuk lebih jelasnya dipakai istilah ‘metode ilmiah’ (scientific
method).
Secara lebih khusus archie J. Bahm dalam bukunya “What in Science?”
menjelaskan bahwa metode ilmiah meliputi 5 langkah yaitu :
1. Menyadari akan masalah.
2. Menguji masalah.
3. Mengusulkan solusi.
4. Menguji usulan atau proposal masalah/pengujian hipotesa.
5. Memecahkan masalah.
 Ilmu sebagai Produk (pengetahuan sistematis)
Dari pengertian ilmu sebagai proses yang merupakan penelitian ilmiah dan
prosedur yang mewujudkan metode ilmiah di atas, pada akhirnya keluarlah
produk berupa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Ini merupakan
pengertian dan posisi ilmu yang ketiga.
Menurut Daoed Joesoef (1987) ilmu pengetahuan sebagai produk
pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh
masyarakat ilmuwan. Pengetahuan dalam hal ini terbatas pada kenyataan
yang mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti,
diuji, dan dibantah oleh seseorang.

10
Pengetahuan ilmiah dapat dibaca dalam buku-buku pelajaran, majalah-
majalah dan bahan-bahan bacaan lainnya yang ada dalam halaman-
halaman bacaan itu. Pengetahuan ilmiah dapat juga diserap dari
pernyataan-pernyataan yang diucapkan oleh seseorang dalam mimbar
kuliah atau pertemuan.

Dari uraian-uraian pendapat di atas, menjelaskan bahwa ilmu merupakan


pengetahuan. Pengetahuan secara sederhana pada dasarnya adalah
keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-
pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala-peristiwa baik yang bersifat
alamiah, social maupun keorangan. Jadi pengetahuan menunjuk pada sesuatu
yang merupakan isi (fakta) substantive yang terkandung dalam ilmu.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang
kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu
memfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat.
Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah
jawaban filsafati. Kalau ilmu diibiratkan sebagai sebuah pohon yang memiliki
berbagai cabang pemikiran, ranting pemahaman, serta buah solusi, maka
filsafat adalah tanah dasar tempat pohon tersebut berpijak dan tumbuh.
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat
adalah ratio yang bertanya. Sedang objek materinya ialah semua yang ada
yang bagi manusia perlu dipertanyakan hakikatnya. Maka menjadi tugas filsafat
mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan
kebijaksanaan universal.
Kenyataannya semua definisi filsafat di atas tidak pernah dapat
menampilkan pengertian yang sempurna karena setiap orang selalu berbeda
cara dan gaya dalam mendefinisikan suatu masalah. Definisi dan pengertian
tidak akan menyesatkan selama kita memandangnya sebagai cara pengenalan
awal atau sementara untuk mencapai kesempurnaan lebih lanjut.
Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakekat kebenaran segala sesuatu. Dengan bantuan filsafat,
manusia berusaha menangkap makna, hakekat, hikmah dari setiap pemikran,
realitas dan kejadian. Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih jernih,
mendasar dan bijaksana dalam berfikir, bersikap, berkata, berbuat dan
mengambil kesimpulan.
Perbandingan filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan
1. Filsafat Pengetahuan, adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep
dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya.
2. Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia
yang telah dibakukan secara sistematis.

12
B. Saran
Penulis sangat menyadari jika dalam makalah sederhana ini masih banyak
kekurangan. Karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik yang
membangun guna tersempurnanya makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu

http://bramisthewalrus.wordpress.com/2011/09/19/ilmu-filsafat-filsafat-
pengetahuan-filsafat-ilmu-pengetahuan/

http://www.jendelasastra.com/wawasan/essay/filsafat-ilmu-pengetahuan

14

Anda mungkin juga menyukai