Anda di halaman 1dari 7

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

RESUME
MINGGU 4

M ata Kuliah
FILSAFAT ILMU

Dosen :
Prof. Dr. M. Zaim. M.Hum

Oleh:

HERU RIZKI PERDANA


No.NPM : 1910018312056

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
TAHUN 2020
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

A. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara
sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-masalah filosofis
dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah.

Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari apa yang
dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk mengingat dan menjelaskan apa
definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar memahami esensi apa yang dipelajari
dalam filsafat ilmu.

Contoh nyatanya dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin bahasan yang akan
dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut adalah:

1. Hakikat ilmu itu sendiri


2. Tujuan dari ilmu
3. Metode ilmu
4. Bagian-bagian ilmu
5. Jangkauan ilmu
6. Hubungan ilmu dengan masalah kehidupan atau filosofi yang lain seperti: nilai, etika,
moral dan kesejahteraan manusia

Untuk memperdalam pemahaman terhadap filsafat ilmu pula kita harus benar-benar paham apa
yang dimaksud dengan filsafat.

B. Pengertian Filsafat

Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran, kepercayaan
dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian ulang dan analisis konsep
dasar untuk menciptakan kebenaran, pertimbangan dan kebijaksanaan yang lebih baik.

Filsafat secara harfiah berarti “mencintai kebijaksanaan”. Itu artinya, filsafat juga memiliki
arti mencintai mencari menuju penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan disini
tentunya bermakna mencintainya dengan melakukan proses dalam arti pencarian kearifan sekaligus
produknya.
Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran prinsip yang
bersifat general. Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan segala
sesuatu kajian atas objek filsafat.

C. Pengertian Ilmu

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu alima yang berarti pengetahuan. Pemakaian kata
ilmu dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata science dalam bahasa inggris. Science sendiri
berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya juga pengetahuan.

Ilmu adalah pengetahuan, namun ada berbagai macam pengetahuan, seperti: pengetahuan
biasa dan pengetahuan ilmu. Pengetahuan biasa adalah pengetahuan keseharian yang kita dapatkan
dari berbagai sumber bebas dan belum tentu benar atau berdasarkan kenyataan. Sementara
pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang pasti, eksak, berdasarkan kenyataan dan terorganisir.

D. Pengetahuan Ilmu

Ilmu harus disusun secara sistematis dan berdasarkan metodologi untuk berusaha mencapai
suatu kesimpulan atau generalisasi. Ilmu terbagi menjadi tiga kategori pembentuknya, yaitu:
hipotesis, teori, dalil hukum. Dalam kajian ilmiah untuk membangun ilmu, jika data faktual yang
terkumpul masih belum banyak atau belum cukup, maka peneliti baru membentuk hipotesis.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, hipotesis adalah dugaan pemikiran berdasarkan
sejumlah data tebatas yang belum cukup kuat. Hipotesis akan memberikan arah pada penelitian
untuk menghimpun data yang dibutuhkan. Data yang telah dihimpun dan dinilai cukup sebagai
hasil penelitian dihadapkan pada hipotesis.

Apabila data yang telah dikumpulkan mampu memvalidasi hipotesis, maka hipotesis
tersebut berubah menjadi tesis atau teori. Jika teori mencapai generalisasi atau kesimpulan umum,
maka teori tersebut berubah menjadi dalil atau teori, namun teori mapan yang telah banyak
digunakan oleh para peneliti lain sebagai tinjauan pustaka. Tahapan terakhir adalah jika teori dapat
memastikan hubungan sebab-akibat yang serba tetap dimana saja, maka ia akan menjadi hukum
(e.g: hukum newton, dsb).

 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari bahasa Inggris yaitu: knowledge. Dalam encyclopedia of


philosophy, definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sementara secara terminologi
akan dikemukakan salah satu pendapat ahli mengenai definisi tentang pengetahuan dibawah ini:
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau
isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu
(Gazalba, 1973).

Pengetahuan adalah suatu proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan
dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi, menurut Dewey pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar maka hal tersebut bukanlah pengetahuan.

 Jenis pengetahuan

Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka di
dalam kehidupan manusia dapat memiliki pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:

1. Pengetahuan biasa. Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah
common sense atau nalar wajar; sesuatu yang masuk akal. Terkadang disebut sebagai good
sense pula yang berarti pengetahuan yang diterima secara baik. Contohnya: semua orang
menyebutnya sesuatu itu merah karena itu memang merah, benda itu panas karena memang
dirasakan panas dan sebagainya. Terkadang terdapat beberapa pengetahuan biasa yang
sebetulnya kurang tepat hingga tidak benar, namun sudah diterima apa adanya oleh
masyarakat.
2. Pengetahuan ilmu. Merupakan ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada prinsipnya
adalah usaha untuk mengorganisasikan, mensistematisasikan common sense, suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari
atau dugaan lain yang belum dibuktikan. Untuk kemudian dilanjutkan dengan suatu
pemikiran secara cermat dan teliti menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan
suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh
dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu itu
objektif dan menyampingkan unsur pribadi atau subjektif, pemikiran logika diutamakan,
netral dan menjunjung fakta.
3. Pengetahuan filsafat. Yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang kontemplatif
dan spekulatif. Pengetahuan filsafat menekankan pada universalitas kedalaman kajian
mengenai Ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang mengerucut, sementara filsafat
membahas hal yang lebih luas namun tetap mendalam. Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup
dilonggarkan kembali untuk menerima perubahan yang dianggap lebih positif.
4. Pengetahuan agama. Merupakan pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak, absolut dan wajib diyakini oleh para
penganutnya tanpa bukti empiris sekalipun.

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

A. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan

Dari berbagai uraian diatas,  tampak timbul kerancuan antara pengertian pengetahuan dan
ilmu. Kedua kata tersebut sering dianggap memiliki persamaan arti. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Hal itu diperumit dengan fenomena ilmu
dan pengetahuan terkadang disatukan menjadi kata majemuk; ilmu pengetahuan.

Hal tersebut sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu
pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini berdiri sendiri akan tampak perbedaan antara keduanya.
Dari asal katanya, dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil dari bahasa inggris yaitu: knowledge,
sementara ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari bahasa arab: alima.

Untuk memperjelas pemahaman kita juga harus mampu membedakan antara pengetahuan
yang sifatnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan yang
belum memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya seperti:

1. harus memiliki objek tertentu (objek formal dan materil)


2. harus bersistem
3. memiliki metode tertentu
4. sifatnya umum

Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat


ilmiah. Pengetahuan pertama disebut sebagai pengetahuan biasa dan pengetahuan kedua disebut
pengetahuan ilmiah seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya diatas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan
tersebut terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Namun dalam perkembangannya,
pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai
perbedaan.
B. Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli

Ismaun (2001) merangkum beberapa pengertian filsafat ilmu menurut beberapa ahli, pendapat-
pendapat para ahli tersebut adalah:

1) Robert Ackerman

Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis mengenai pendapat-pendapat
ilmiah, dewasa ini, melalui perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat tertentu, tetapi filsafat ilmu juga jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu
dari praktek ilmiah secara aktual.

2) Lewis White Beck

Beck berpendapat bahwa filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode


pemikiran  ilmiah serta upaya untuk mencoba menemukan ilmu dan pentingnya upaya ilmiah ilmu
secara keseluruhan.

3) Cornelius Benjamin

Flsafat ilmu adalah cabang pengetahuan  filsafat yang merupakan telaah sistematis
mengenai ilmu,   khususnya: metode, konsep dan praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.

4) Michael V. Berry

Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan penelaahan tentang logika
interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yaitu: metode
ilmiah.

5) Peter Caws

Caws mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian filsafat yang mencoba
berupaya dan melakukan pencarian terhadap ilmu.

6) Psillos dan Curd (2008)

Psillos dan Curd berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang berhubungan dengan
masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat di dalam ilmu.
7) Dalton dkk. (2007)

Filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan ilmiah, esensi
metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah hingga ke hubungan antara ilmu dan perilaku
manusia.

8) Rudner (1966)

Sementara itu Rudner berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian dari
epistemologi yang merupakan filsafat yang berfokus pada kajian tentang karakteristik pengetahuan
ilmiah.

9) Hanurawan (2012)

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat, khususnya dalam epistemologi, yang
mempelajari hakikat pengetahuan ilmu.

C. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup seperti :

1. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimanahubungan   antara   obyek   tadi   dengan   daya   tangkap  manusia   yang
membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
2. Bagaimanaproses  yang  memungkinkan  ditimbanya   pengetahuan   yang   berupa ilmu?  
Bagaimana   prosedurnya?   Hal-hal   apa   yang   harus   diperhatikan   agar menandakan  
pengetahuan   yang   benar?   Apasaja   kriterianya?  Apa   yang   disebut kebenaran itu?
Adakah kriterianya? Cara,  teknik, sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
3. Untuk apa   pengetahuan   yang   berupa  ilmu  itu   dipergunakan?  Bagaimana  kaitan
antara   cara   penggunaan   tersebut   dengan   kaidah-kaidah   moral?   Bagaimana
penentuan  obyek   yang   ditelaah  berdasarkan  pilihan-pilihan   moral   ?   Bagaimana
kaitan  antara  teknik   prosedural  yang   merupakan  operasionalisasi   metode  ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan aksiologis)

Anda mungkin juga menyukai