RESUME
MINGGU 4
M ata Kuliah
FILSAFAT ILMU
Dosen :
Prof. Dr. M. Zaim. M.Hum
Oleh:
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara
sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-masalah filosofis
dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah.
Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari apa yang
dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk mengingat dan menjelaskan apa
definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar memahami esensi apa yang dipelajari
dalam filsafat ilmu.
Contoh nyatanya dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin bahasan yang akan
dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut adalah:
Untuk memperdalam pemahaman terhadap filsafat ilmu pula kita harus benar-benar paham apa
yang dimaksud dengan filsafat.
B. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran, kepercayaan
dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian ulang dan analisis konsep
dasar untuk menciptakan kebenaran, pertimbangan dan kebijaksanaan yang lebih baik.
Filsafat secara harfiah berarti “mencintai kebijaksanaan”. Itu artinya, filsafat juga memiliki
arti mencintai mencari menuju penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan disini
tentunya bermakna mencintainya dengan melakukan proses dalam arti pencarian kearifan sekaligus
produknya.
Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran prinsip yang
bersifat general. Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan segala
sesuatu kajian atas objek filsafat.
C. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu alima yang berarti pengetahuan. Pemakaian kata
ilmu dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata science dalam bahasa inggris. Science sendiri
berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya juga pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan, namun ada berbagai macam pengetahuan, seperti: pengetahuan
biasa dan pengetahuan ilmu. Pengetahuan biasa adalah pengetahuan keseharian yang kita dapatkan
dari berbagai sumber bebas dan belum tentu benar atau berdasarkan kenyataan. Sementara
pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang pasti, eksak, berdasarkan kenyataan dan terorganisir.
D. Pengetahuan Ilmu
Ilmu harus disusun secara sistematis dan berdasarkan metodologi untuk berusaha mencapai
suatu kesimpulan atau generalisasi. Ilmu terbagi menjadi tiga kategori pembentuknya, yaitu:
hipotesis, teori, dalil hukum. Dalam kajian ilmiah untuk membangun ilmu, jika data faktual yang
terkumpul masih belum banyak atau belum cukup, maka peneliti baru membentuk hipotesis.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, hipotesis adalah dugaan pemikiran berdasarkan
sejumlah data tebatas yang belum cukup kuat. Hipotesis akan memberikan arah pada penelitian
untuk menghimpun data yang dibutuhkan. Data yang telah dihimpun dan dinilai cukup sebagai
hasil penelitian dihadapkan pada hipotesis.
Apabila data yang telah dikumpulkan mampu memvalidasi hipotesis, maka hipotesis
tersebut berubah menjadi tesis atau teori. Jika teori mencapai generalisasi atau kesimpulan umum,
maka teori tersebut berubah menjadi dalil atau teori, namun teori mapan yang telah banyak
digunakan oleh para peneliti lain sebagai tinjauan pustaka. Tahapan terakhir adalah jika teori dapat
memastikan hubungan sebab-akibat yang serba tetap dimana saja, maka ia akan menjadi hukum
(e.g: hukum newton, dsb).
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan
dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi, menurut Dewey pengetahuan itu harus
benar, kalau tidak benar maka hal tersebut bukanlah pengetahuan.
Jenis pengetahuan
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka di
dalam kehidupan manusia dapat memiliki pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
1. Pengetahuan biasa. Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah
common sense atau nalar wajar; sesuatu yang masuk akal. Terkadang disebut sebagai good
sense pula yang berarti pengetahuan yang diterima secara baik. Contohnya: semua orang
menyebutnya sesuatu itu merah karena itu memang merah, benda itu panas karena memang
dirasakan panas dan sebagainya. Terkadang terdapat beberapa pengetahuan biasa yang
sebetulnya kurang tepat hingga tidak benar, namun sudah diterima apa adanya oleh
masyarakat.
2. Pengetahuan ilmu. Merupakan ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada prinsipnya
adalah usaha untuk mengorganisasikan, mensistematisasikan common sense, suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari
atau dugaan lain yang belum dibuktikan. Untuk kemudian dilanjutkan dengan suatu
pemikiran secara cermat dan teliti menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan
suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh
dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu itu
objektif dan menyampingkan unsur pribadi atau subjektif, pemikiran logika diutamakan,
netral dan menjunjung fakta.
3. Pengetahuan filsafat. Yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang kontemplatif
dan spekulatif. Pengetahuan filsafat menekankan pada universalitas kedalaman kajian
mengenai Ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang mengerucut, sementara filsafat
membahas hal yang lebih luas namun tetap mendalam. Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup
dilonggarkan kembali untuk menerima perubahan yang dianggap lebih positif.
4. Pengetahuan agama. Merupakan pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak, absolut dan wajib diyakini oleh para
penganutnya tanpa bukti empiris sekalipun.
Dari berbagai uraian diatas, tampak timbul kerancuan antara pengertian pengetahuan dan
ilmu. Kedua kata tersebut sering dianggap memiliki persamaan arti. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Hal itu diperumit dengan fenomena ilmu
dan pengetahuan terkadang disatukan menjadi kata majemuk; ilmu pengetahuan.
Hal tersebut sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu
pengetahuan. Namun, jika kedua kata ini berdiri sendiri akan tampak perbedaan antara keduanya.
Dari asal katanya, dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil dari bahasa inggris yaitu: knowledge,
sementara ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari bahasa arab: alima.
Untuk memperjelas pemahaman kita juga harus mampu membedakan antara pengetahuan
yang sifatnya pra ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan pra ilmiah adalah pengetahuan yang
belum memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya seperti:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan
tersebut terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Namun dalam perkembangannya,
pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai
perbedaan.
B. Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli
Ismaun (2001) merangkum beberapa pengertian filsafat ilmu menurut beberapa ahli, pendapat-
pendapat para ahli tersebut adalah:
1) Robert Ackerman
Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis mengenai pendapat-pendapat
ilmiah, dewasa ini, melalui perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat tertentu, tetapi filsafat ilmu juga jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu
dari praktek ilmiah secara aktual.
3) Cornelius Benjamin
Flsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis
mengenai ilmu, khususnya: metode, konsep dan praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
4) Michael V. Berry
Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan penelaahan tentang logika
interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yaitu: metode
ilmiah.
5) Peter Caws
Caws mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian filsafat yang mencoba
berupaya dan melakukan pencarian terhadap ilmu.
Psillos dan Curd berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang berhubungan dengan
masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat di dalam ilmu.
7) Dalton dkk. (2007)
Filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan ilmiah, esensi
metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah hingga ke hubungan antara ilmu dan perilaku
manusia.
8) Rudner (1966)
Sementara itu Rudner berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian dari
epistemologi yang merupakan filsafat yang berfokus pada kajian tentang karakteristik pengetahuan
ilmiah.
9) Hanurawan (2012)
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat, khususnya dalam epistemologi, yang
mempelajari hakikat pengetahuan ilmu.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup seperti :
1. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimanahubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
2. Bagaimanaproses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar menandakan
pengetahuan yang benar? Apasaja kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu?
Adakah kriterianya? Cara, teknik, sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan aksiologis)