Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Dosen:
Dudi Hartono, M. Ikom

Disusun oleh:
FX. Angga Cris Serviam
44317110091

Fakultas Ilmu Komunikasi


Jurusan Periklanan dan Komunikasi Pemasaran
Universitas Mercu Buana
2019
1. FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
a. Bagaimana filsafat menuntun manusia mendapatkan ilmu pengetahuan?
Jelaskan secara ontology dan epistimologinya, dan berikan contohnya
masing-masing.

Dasar pengertian filsafat diambil dari kata philosohia atau philoshopos dari
bahasa Yunani yang diartikan sebagai cinta dan kebijaksanaan. Secara
simpel, pengertian filsafat atu filosofi adalah cinta pada pengetahuan (ilmu
pengetahuan) dan kebijksanaan. Dalam bahasa Arab, pengertian filsafat
dirujuk dari muhibb al-hikmah dan dari bahasa belanda ialah wijsbegeerte.
Menurut Kattsoff maupun Durant mengatakan bahwa filsafat adalah dasar
atau pondasi dari ilmu pengetahuan berikutnya. Berawal dari filsafatlah lahir
ilmu-ilmu pengetahuan baik itu yang berada di ranah eksakta maupun sosial.
Karena itu filsafat disebut induk ilmu pengetahuan.

Filsafat merupakan proses berpikir yang menggali dasar persoalan dan


menyeluruh. Sebuah pemikiran filsafat diawali dari meragukan sesuatu
dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan dasar, dan
menggabungkan gagasan-gagasan atas jawaban pertanyaan “mengapa”
untuk mencari jawaban yang dapat memberikan pemahaman atas sebuah
persoalan.

Filsafat sendiri terbagi atas 4 cabang utama yang membuatnya lebih spesifik
yaitu filsafat ilmu pengetahuan (epistemologi, filsafat moral (etika), filsafat seni
(estetika), metafisika, filsafat pemerintahan (politik), filsafat agama, filsafat
ilmu, filsafat pendidikan, filsafat matematika, filsafat sejarah, filsafat hukum
(Jujun S. Suriasumantri, 2000).

Filsafat memiliki hubungan dengan upaya menemukan kebenaran tentang


hakikat sesuatu yang ada melalui penggunaan kemampuan akal secara
optimal. Kebenaran yang dihasilkan oleh pemikiran filsafat adalah jawaban
jawaban dalam bentuk gagasan atau ide. Adapun tujuan dari filsafat adalah
untuk memperoleh kebenaran yang bersifat dasar dan menyeluruh dalam
sistem yang konseptual. Filsafat berguna dalam kearifan hidup (Yakob).
Filsafat menghasilkan pula kebenaran yang bersifat abstrak, spekulatif akan
tetapi tidak mampu mengetahui bagaimana cara mengadakannya.

Menurut Ashley Montagu dalam bukunya ‘the cultured man’, memberikan


pengertian ilmu pengetahuan sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah
dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang
dipelajari. Sedangkan menurut Syahruddin Kasim, menyatakan bahwa “ilmu
pengetahuan” adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah
Sang Pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui
dimensi hati, akal, nafsu yang rasional, empirik dan hakiki dalam menjelaskan
hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab
kekhalifaan.

Oleh karena itu, dapat dirumuskan syarat-syarat ilmu pengetahuan, yaitu:


1. Logis atau masuk akal, Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang
diakui kebenarannya
2. Objektif, Harus sesuai dengan objek yang dikaji dan didukung oleh
fakta empiris.
3. Metodik, Pengetahuan diperoleh dengan cara cara tertentu yang
teratur, dirancang, diamati dan terkontrol.
4. Sistematik, berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu
sistem yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling
menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
5. Berlaku umum atau universal, pengetahuan berlaku untuk siapa saja
dan dimana saja atau disebut universal, yaitu dengan tata cara dan
variabel eksperimentasi yang lama, akan diperoleh hasil yang sama
atau konsisten.
6. Kumulatif berkembang dan tentatif. Khasanah ilmu pengetahuan selalu
bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan
yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar
(sifatnya tentatif).

Lalu bagaimanakah Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan?.


Gerard Beekman dalam bukunya (1973) filsafat, para filsuf, berfilsafat
menyatakan bahwa filsafat memainkan peranan dalam hubungannya dengan
semua ilmu pengetahuan. Filsafat tidak harus mengirim imformasi dari sisi
ilmu pengetahuan, tapi harus memberikan ilmu pengetahuan

Ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Ilmu bersifat pasteriori. Kesimpulannya


ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Untuk
kasus tertentu, ilmu bahkan menuntut untuk diadakannya percobaan dan
pendalaman untuk mendapatkan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat priori,
yakni; kesimpulan-kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Sebab filsafat tidak
mengharuskan adanya data empiris seperti dimiliki ilmu. Karena filsafat
bersifat spekulatif dan kontemplatif yang ini juga dimiliki ilmu.

Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of


science) dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu pamungkas keilmuan
yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Kenapa demikian? Sebab filsafat
dapat merangsang lahirnya sejumlah keinginan dari temuan filosofis melalui
berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan berbagai pencabangan
ilmu, untuk mengetahui hubungan antara filsafat dan ilmu kita harus
mengetahui terlebih dahulu pengertian filsafat dan ilmu pengetahuan.

Filsafat adalah buah pemikiran seseorang yang mengkaji tentang masalah


yang berkenan dengannya dalam segala sesuatu secara benar, agar
menemukan hakikat yang sebenarnya. Ilmu adalah sebuah pengetahuan
yang pasti secara beraturan, secara ilmiah, dan mencakup kebenaran umum
mengenai objek studi.

Antara filsafat dan ilmu ini memiliki hubungan dan persamaan, keduanya ini
meupakan hasil ciptaan kegiatan pemikiran manusia, yaitu berfikir filosofis
dan empiris ilmiah. Filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan
sarana untuk hidup. Jadi, antara filsafat dan ilmu pengetahuan ini sangatlah
berkaitan erat, filsafat ini disebut sebagai patokan ilmu pengetahuan.
b. Jelaskan perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan?

Ilmu pengetahuan (science) berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau


biasa disebut common sense). Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sehari-hari seperti rasa lapar dapat dihilangkan dengan makan, rasa haus
dapat dihilangkan dengan minum, jika hujan terus menerus akan berpotensi
banjir dan lain sebagainya. Pengetahuan tidak menyelidiki obyeknya secara
menyeluruh, tak bermetode dan tak bersistem. Harold H. Titus (dalam Salam,
2003) mengemukakan beberapa ciri khusus pengetahuan.
1. Pengetahuan cenderung menjadi biasa dan tetap, bersifat peniruan serta
merupakan warisan dari masa lalu.
2. Pengetahuan sering kali memiliki arti berganda atau ambiguous.
3. Pengetahuan merupakan kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji,
atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Sebaliknya, ilmu pengetahuan mementingkan sebab-sebab, mencari rumusan
sebaik-baiknya, menyelidiki obyeknya secara menyeluruh dan mendalam,
bermetode dan bersistem.
Prof. drs. Harsojo, Guru Besar Universitas Padjadjaran (dalam Salam, 2003)
menyatakan bahwa ilmu adalah:
1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan.
2. Suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia
empiris, yaitu dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca
indera manusia.
3. Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk
menyatakan suatu proposisi dalam bentuk “jika ....., maka .....” (hipotesis).
Ernest Nagel (dalam Amheru Staff Gunadarma) secara rinci membedakan
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Perbedaan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Dalam pengetahuan informasi tentang suatu fakta jarang disertai
penjelasan tentang mengapa dan bagaimana. Pengetahuan tidak
melakukan pengujian kritis hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu
dengan yang lain. sedangkan dalam ilmu pengetahuan, disamping
diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah
fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian
berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.
2. Pengetahuan tidak memberikan penjelasan yang sistematis dari berbagai
fakta. Pengetahuan juga mengumpulkan data secara subjektif.
Sedangkan ilmu pengetahuan berpedoman pada teori-teori yang
dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu.
3. Kebenaran yang diakui oleh pengetahuan bersifat tetap, sedangkan
kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dilakukan pengujian kritis.
Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian
melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat
diperbaharui atau diganti.
4. Pengetahuan biasanya mengandung pengertian ganda atau samar,
sedangkan ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang dapat
diverifikasi secara empiric.
5. Pengetahuan didapat hanya melalui pengamatan panca indera
sedangkan ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
kerangka konseptual atau teori yang saling berkaitan yang memberi tempat
untuk pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-
ahli dalam bidang yang sama yang bersifat sistematik, objektif dan universal.
Sedangkan pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap,
karena tidak memberikan tempat untuk dilakukan pengkajian dan pengujian
secara kritis. Jadi pengetahuan tidak bersifat sistematik, tidak objektif, dan
tidak universal.

2. FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI


a. Bagaimana filsafat mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi?
Uraikan dengan jelas?
Ketika mempelajari komunikasi, maka kita akan bertemu dengan
kajian filsafat ilmu komunikasi. Filsafat ilmu mempertanyakan soal
pengetahuan dan bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu. Ada dua
kecenderungan yang dimiliki filsafat imu menurut C.A Van Peursen, pertama
bahwa filsafat ilmu menyelidiki dasar ilmu. Contohnya mengenai pesandalam
komunikasi, apakah pesan tersebut merupakan sesuatu yang sungguh ada
secara mandiri, atau hanya sesuatu yang dianggap ada dalam tindakan
komunikasi?
Kecenderungan kedua adalah filsafat ilmu menyelidiki keabsahan metodologi
yang digunakan suatu ilmu (baca juga: teori komunikasi menurut para ahli).
Contohnya jika pesan memang sungguh-sungguh ada dalam komunikasi, lalu
bagaimana dengan kebenaran pesan tersebut? Apakah kebenarannya dapat
diverivikasi atau malah difalsifikasi?
Ilmu komunikasi merupakan kajian ilmu yang mempelajari tata cara
berkomunikasi; bagaimana cara-cara mentransfer ide, serta bagaimana
menggunakan media/ alat-alat komunikasi (baca juga: pengantar ilmu
komunikasi). Komunikasi sendiri terdiri dari 5 unsur komunikasi, yakni:

1. Komunikator: komunikator merupakan sumber informasi, atau penyampai


pesan. Komunikator bisa berupa seorang individu, kelompok, ataupun
organisasi.
2. Komunikan: penerima pesan, pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirimkan oleh komunikator. Komunikan bisa berupa seorang individu,
kelompok, ataupun organisasi.
3. Pesan: keseluruhan ide atau gagasan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. inti sebuah pesan adalah untuk mencoba
mempengaruhi atau mengubah sikap serta tingkah laku komunikan agar
mau mengikuti kemauan komunikator.
4. Media: sarana/ alat/ saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada komunikan. Contoh media misalnya telepon,
radio, majalah, televisi, sosmed, dkk (baca juga : macam-macam media
komunikasi).
5. Umpan balik (feedback): tanggapan yang diberikan komunikan setelah
komunikator menyampaikan pesannya. Feedback dapat digunakan untuk
memberikan gambaran keberhasilan komunikasi (baca juga: proses
komunikasi efektif).

Filsafat memberikan landasan kokoh mengenai gejala dalam komunikasi,


yang kemudian memberikan pemahaman mendalam mengenai gejala dalam
komunikasi tersebut. Dengan demikian kita dapat mengerti dan memahami
ilmu komunikasi bukan hanya mengenai bagaimana berkomunikasi, tapi juga
bagaimana memperoleh ilmu komunikasi serta dampak ilmu komunikasi bagi
masyarakat. Flsafat membantu pengembangan ilmu komunikasi (baca
juga: cabang ilmu komunikasi, untuk lebih jelasnya, berikut 13 manfaat filsafat
dalam ilmu komunikasi:

1. Mengajak berfikir cermat dan tidak kenal lelah dalam mengembangkan


ilmu komunikasi.
2. Memberikan bahan pertimbangan yang matang, sehingga persoalan
mengenai ilmu komunikasi yang diajukan memiliki landasan yag kuat
(baca juga: pengertian komunikasi menurut para ahli).
3. Menjelaskan keberadaan manusia dalam pengembangan ilmu
komunikasi
4. Melatih dan mengajarkan kebijasanaan dalam memandang persoalan
dalam ilmu komunikasi
5. Memperlancar integrasi antara ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dan
dibutuhkan dalam pengembangan ilmu komunikasi
6. Mengajak dan mengajarkan bersikap arif dan berwawasan luas terhadap
berbagai persoalan dalam ilmu komunikasi
7. Mengajar dan membuat lebih kreatif prihal pandangan dalam ilmu
komunikasi serta ide-ide yang muncul terkait ilmu komunikasi.
8. Membentuk sikap kritis dalam menghadapi persoalan yang muncul
dalam kajian ilmu komunikasi, sehingga tidak terjebak dalam fanatisme
berlebihan.
9. Meningkatkan kemampuan menganilisis secara kritis, sintetis, dan
komprehensif atas berbagai permasalahan dalam ilmu komunikasi. ilmu
pegetahuan membahas fungsi, dan filsafat mebahas nilai.
10. Menunjang, bersikap netral, atau mempertahankan, atau malahan
melawan pandangan filsafat lainnya terkait ilmu komunikasi (baca
juga: cara mengatasi kesalahan persepsi).
11. Memberikan pengertian mengenai cara hidup, pandangan hidup serta
pandangan dunia.
12. Mengajarkan mengenai moral dan etika, menjadi sumber inspirasi dan
pedoman dalam berbagai aspek.
13. Alat untuk mencari kebenaran atas segala gejala yang muncul, serta
memberikan landasan filosofis dalam memahami konsep ilmu
komunikasi serta membangun teori ilmiahnya.

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ambivalensi perkembangan


tekonologi komunikasi? Berikan contohnya!
Terkait dengan embivalensi teknologi komunikasi, Marshal Mc Luhan, pakar
komunikasi dari Kanada menyebut dua kemungkinan pengaruh
perkembangan teknologi komunikasi, yakni:
1. Global Village
Teknologi komunikasi menciptakan manfaat positif dengan mengatasi
hambatan jarak dan waktu, sehingga seolah-olah dunia hanyalah sebuah
desa. Manusia dapat berinteraksi dimanapun dan kapanpun.
Contohnya pada kehadiran sambungan telepon jarak jauh (interlokal)
pada tahun pada periode akhir tahun 90an memberi manfaat bagi
keluarga Indonesia yang memiliki kerabat dan sanak saudara yang
tersebar jauh di penjuru Indonesia. Mereka dapat berkomunikasi dan
saling mengetahui kabar keadaan saudaranya dengan lebih mudah,
cepat, dan murah berkat sambungan telepon jarak jauh tersebut. Kini,
kehadiran itu tergantikan dengan telepon genggam pintar (smartphone).
Bahkan tidak hanya suara, smartphone saat ini dapat menjalin
komunikasi dengan gambar dan juga video bergerak secara langsung.
Tidak ada sekat jarak dan juga sekat-sekat ruang.
2. Global Pillage
Teknologi menciptakan manfaat negatif, dengan cara menciptakan
ketergantungan. Manusia menjadi sangat bergantung pada teknologi,
tanpa menyadari bahwa teknologi pada dasarnya hanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Ketergentungan menyebabkan pengalihan nilai
filosofi dengan menempatkan teknologi sebagai tujuan, bukan alat.
Karenanya orang yang menguasai teknologi pada hakikatnya telah
menguasai dunia.
Contohnya dalam penggunaan berita bohong (hoax) pada periode
kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat yang saat itu dilakukan
oleh kubu Donald Trump. Mereka menggunakan teknologi komunikasi
dalam menyebarkan berita hoax, sehingga pengaruhnya dapat dengan
masif dan cepat terhadap para partisipannya. Meskipun hal itu membawa
Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat, namun dampaknya
hingga kini terdapat sekat-sekat sosial diantara warga Amerika itu sendiri.
Saat ini masyarakat jadi tidak percaya terhadap pemberitaan yang

3. ETIKA DAN ISME-ISME DI DALAMNYA


a. Jelaskan pengertian dan perbedaan Etika dan Etiket? Apakah etika
dan etiket dapat berubah atau berlaku sepanjang masa secara turun-
temurun? Berikan contohnya!

Etika berasal dari dari bahasa Yunani “ethikos” yang memiliki arti timbul
dari kebiasaan. Ada beberapa pengertian dari kata etika, di
antaranya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika
diartikan sebagai sebuah bidang ilmu yang mempelajari tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, serta hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika
juga diartikan sebagai suatu sikap yang menunjukkan kesedian atau
kesanggupan seseorang untuk mentaati ketentuan serta macam macam
norma kehidupan lainnya yang berlaku di dalam suatu masyarakat
maupun organisasi tertentu. Etika merupakan sebuah cabang ilmu
tentang kesusilaan yang di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan terkait
bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam suatu lingkungan
masyarakat, yang dapat memahami tentang baik dan buruk. Menurut
Brooks, etika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki tentang
penilaian normatif terkait dengan apakah perilaku tersebut benar atau apa
yang seharusnya dilakukan.

Etiket berasal dari Bahasa Perancis “etiquette” yang artinya adalah sopan
santun. Terdapat beberapa definisi dari kata etiket, seperti Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etiket didefinisikan sebagai tata
cara (adat, sopan santun, dan lain sebagainya dalam rangka memelihara
hubungan yang baik di antara sesama manusia dalam sebuah lingkungan
masyarakat. Etiket juga diartikan sebagai suatu sikap seperti sopan
santun maupun aturan lainnya yang mengatur tentang hubungan di
antara kelompok manusia yang beradab di dalam pergaulan. Etiket
merupakan suatu perilaku seseorang yang dianggap cocok, sopan, pas,
serta terhormat yang berkaitan dengan kepribadian orang tersebut,
seperti gaya berbicara, gaya makan, gaya berpakaian, gaya tidur, gaya
duduk, maupun gaya dalam berjalan. Akan tetapi, karena etiket yang
dimiliki seseorang menghubungkannya dengan orang lain, maka etiket
menjadi peraturan sopan santun dalam pergaulan, serta hidup
bermasyarakat. Jadi etiket berkaitan dengan cara suatu perbuatan, adat,
kebiasaan, serta cara-cara tertentu yang menjadi panutan bagi
sekelompok masyarakat dalam berbuat sesuatu.

Etika dan etiket dapat berubah dan berlaku sepanjang masa. Dalam
ruang lingkup budaya, etika berlaku sepanjang masyarakat budaya tetap
melestarikan apa yang sudah menjadi norma dan etikanya. Contohnya
etika ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Sedari dulu orang tua
selalu mengajarkan cara yang sopan-santun ketika berbicara dengan
orang yang lebih tua. Termasuk dalam hal tingkah lakunya.

Etiket juga berlaku sepanjang masa karena etiket melekat di dalam


pergaulan. Hal itu artinya etiket hanya berlaku ketika ada orang lain yang
menyaksikan perbuatan yang kita lakukan, dan ketika tidak ada saksi
mata, maka etiket tidak berlaku. Contohnya ketika kita mengangkat kaki di
atas meja secara etiket hal itu tidak sopan dilakukan di hadapan orang
yang lebih tua. Namun ketika tidak ada orang maka hal itu lumrah saja
dilakukan diri kita sendiri.
b. Perhatikan tiga gambar di bawah ini dengan saksama:

Manakah yang dimaksud dengan etika dari masing-masing gambar


tersebut, dan mana yang dimaksud dengna etiket dari masing-
masing gambar tersebut

c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Eudamonisme dan Hedonisme


dalam Etika? Berikan contohnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai