Disusun Oleh :
TrisetiAbimanyu - 41817110156
GURU PEMBIMBING
2018
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................................11
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini kita harus memperhatikan kode etik dalam profesi IT. Kode etik adalah sistem
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Karena teknologi informasi sekarang ini berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai
pengguna, maka dalam makalah ini akan dibahasa tentang “Penerapan Etika
Profesi Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Di Masyarakat”.
Kode etik dijadikan standart aktivitas anggota profesi, kode etik tersebut sekaligus sebagai
pedoman (guidelines).
Kode Etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda cara, tanda pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan
tata cara aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi.
Kata etika sendiri berasar dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan.Oteng / Sutisna (1986 : 364) mendefinisikan bahwa kode etik sebagai pedoman
yang memaksa perilaku etis anggota profesi. Bahwasannya setiap orang harus menjalankan
serta menjiwai akan pola ketentuan aturan, karenapada dasarnya suatau tindakan yang tidak
menggunakan kode etik akan berhadapan dengan sanksi.
Salah satu profesi dibidang teknologi informasi adalah Programmer, seorang programmer
harus memiliki pengalaman yang cukup dan benar-benar mengusai ilmu dibidangnya, selain
itu seorang programmer juga harus mematuhi kode etik yang berlaku. Maka dari itu kode etik
programmer perlu dipelajari, dimengerti dan dijalankan.
4
1.2 Rumusan masalah :
Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki beberapa
3. Apa saja saja Etika yang harus di patuhi oleh seorang IT?
1.3 TUJUAN :
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai arti
kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia.
Etika berasal dan bahasa Inggris Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang
baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu pengetahuan tentang
azas-azas akhlak (moral). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 198) etika mengandung arti:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja
tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya. Sistem
etika bagi profesional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi yang secara harfiah berarti etika
yang ditulis.
Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan
dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara
organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional
dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi. Seorang profesional tidak dapat
membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut
nantinya digunakan oleh kliennya atau user dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi
tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).
Kode etik merupakan ‘self control” para profesional yang perlu dipahami dan dijalankan, ibarat kompas yang
menunjukkan arah bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi tersebut dalam masyarakat.
Kode etik profesi digunakan sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
profesinya, merupakan kode perilaku yang memuat nilai etika dan moral.
Kode etik merupakan ‘self control” para profesional, dan sekaligus berfungsi menjamin mutu moral profesi
tersebut dalam masyarakat
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tujuan Kode Etik Profesi
Tujuan kode etik ini adalah menjunjung tinggi martabat profesi atau seperangkat kaedah perilaku sebagai
pedoman yang harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi. dan supaya profesional memberikan jasa yang
sebaik-baiknya kepada para pemakai atau para nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan dari yang tidak profesional.
Profesionalisme tanpa etika menjadikannya tanpa kendali dan tanpa pengarahan. Sebaliknya, etika tanpa
profesionalisme menjadikannya tidak maju dan tidak berkembang.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan yang naluriah, yang telah bersatu dengan
pikiran, jiwa serta perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan tersebut terbentuk dari masing-masing orang bukan
karena suatu paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa jika dia melanggar kode etiknya sendiri
maka profesinya akan rusak & yang rugi dia sendiri.
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah
pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung
dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan,
pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/
lembaga/ institusi lain.
Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan
melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.
Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki
korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau bentuk materi dan
informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik
hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya (resource) dan peralatan
yang dimiliki pihak lain.
Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet umumnya dan
bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.
Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara
langsung.
7
3.3 Etika Programmer
Makin merebaknya penggunaan internet. Jaringan luas komputer tanpa disadari para pemiliknya di sewakan
kepada spammer (penyebar email komersial), froudster (pencipta situs tipuan ), dan penyabot digital. Terminal –
terminal jaringan telah terinfeksi virus komputer, yang mengubah komputer menjadi zombi. Faktor lain yang
menjadi pemicu adalah makin banyaknya para intelektual yang tidak ber etika.
Hukum untuk mengatur aktifitas di internet terutama yang berhubungan dengan kejahatan maya antara lain
masih menjadi perdebatan. Ada dua pandangan menganai hal tersebut antara lain:
1. Karakteristik aktifitas di internet yang bersifat lintas batas sehingga tidak lagi tunduk pada batasan2
teritorial
2. System hukum tradisiomal (The Existing Law) yang justru bertumpu pada batasan – batasan teritorial
dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab persoalan – persoalan hukum yang muncul akibat
aktifitas internet.
Akibat yang sangat nyata adanya cyber crime terhadap kehidupan social budaya di Indonesia adalah ditolaknya
setiap transasi di internet dengan menggunakan kartu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan Indonesia.
Masyarakat dunia telah percaya lagi dikarenakan banyak kasus credit card PRAUD yang dilakukan oleh netter
asal Indonesia.
Cyber Crime : perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada
kecanggihan terhadap teknologi computer dan telekomunikasi.
8
Kejahatan Komputer, Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan
karena penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputi Denial of Services
(melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer), penyebaran, spam, carding (pencurian melalui
internet) dan lain-lain.
Netiket, Netiket merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer dapat
mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan Bisnis, Pendidikan,
Kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet, interaksi manusia dapat
dilakukan tanpa harus bertatap muka. Tingginya tingkat pemakaian internet di dunia melahirkan sebuah
aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika acuan dalam
berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering
Task Force), sebuah komunitas internasional yang terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti
yang terkait dengan pengoperasian internet.
E-commerce,Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisi Ekonomi
dan perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan cepat dan
efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-commerce ini
menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi,
masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani permasalahan
tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996
sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh
internet menyebabkan terjadinya pelanggaran HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan
program ilegal dan pengunduhan ilegal.
Tanggung Jawab Profesi, Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru
seperti programmer, teknisi mesin komputer, Desainer Grafis dan lain-lain. Para pekerja memiliki
interaksi yang sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman mendalam mengenai
etika komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.
Dikarenakan banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan hal diatas, maka dibuatlah undang-undang
sebagai dasar hukum atas segala kejahatan dan pelanggaran yang terjadi. Undang-undang yang mengatur
tentang Teknologi Informasi ini diantaranya adalah :
UU HAKI (Undang-undang Hak Cipta) yang sudah disahkan dengan nomor 19 tahun 2002 yang
diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 didalamnya diantaranya mengatur tentang hak cipta.
UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah disahkan dengan nomor 11
tahun 2008 yang didalamnya mengatur tentang:
– Pornografi di Internet
– Transaksi di Internet
– Etika pengguna Internet
Setiap undang – undang mencantumkan dengan tegas sanksi yang diancamkan kepada pelanggarnya.Pelanggaan
kode etik profesi dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan undang – undang dan hukum yang berlaku. Hukum
untuk menjerat pelanggaran kode etik ada 2 yaitu hukum primer dan hukum sekunder.
Hukum primer berupa hukum positif yaitu peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan pelayanan
publik. Sedangkan hukum sekunder meliputi buku literatur dalam bidang hukum administrasi maupun bidang
lainnya yang berkaitan dengan pokok masalah.
Apa yang dilakukan masyarakat akan berpengaruh besar terhadap potret penegakan hukum. Ketika ada
seseorang yang melanggar hukum, sama artinya dengan memaksa aparat untuk mengimplementasikan law in
books menjadi law in action. Dalam implementasi ini akan banyak ragam prilaku masyarakat di antaranya ada
9
yang mencoba mempengaruhi aparat agar tidak bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, kalau sudah begitu,
maka prospek law etercement menjadi berat.
1. Undang –undang
2. Mentalitas aparat penegakan hukum
3. Perilaku masyarakat
4. Sarana
5. Kultur
Menurut H. George Frederickson & David K.Hart sebagai aparat negara, para pejabat wajib mentaati prosedur,
tata kerja dan peraturan – peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah. Dengan kata lain para
pejabat harus memiliki kewaspadaan profesional dan kewaspadaan spiritual merujuk pada penerapan nilai –
nilai kearifan, kejujuran, keuletan, sikap sederhana dan hemat, tanggung jawab serta akhlak dan perilaku yang
baik.
Dalam undang – undang No. 8 tahun 1974 pasal 28 kode etik pegawai negri adalah pedoman sikap, tingkah laku
dan perbuatan yang harus dilakukan oleh seriap pegawai negri sipil.maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik
adalah sanksi moril.
Dalam pasal 30 UU No. 43 tahun 1999 tentang perubahan UU No. 8 tahun 1974 tentang pokok – pokok
kepegawaian tentang pembinaan korp, kode etik profesi dan peraturan disiplin ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Sedangakan kewajiban dan larangan bagi PNS diatur dalam peraturan pemerintah No. 30 tahun
1980 pasal 2 dan 3.
Untuk melaksanakn kode etik diperlukan moralitas yang tinggi bagi penyandang profesi tersebut. Adanya kode
etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional, ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik
merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Dengan
demikian menjadi pertimbangan bagi warga, tidak ada jalan lain kecuali taat, jika terjadi pelanggaran berarti
warga yang bersangkutan bersedia dikenai sanksi yang cukup memberatkan atau merepotkan baginya.
1. Sanksi Moral
2. Sanksi di keluarkan dari organisasi
10
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan Memang masih banyak sekali pelanggaran yang
terjadi dibeberpa kasus di Indonesia karena kurangnya perhatian dan ketegasan dan maka dari itu bahwa kode
etik profesi merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang di atur sesuai dengan profesi
masing-masing. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita di terima oleh profesi itu sendiri serta
menjadi tumpuan harapan untuk di laksanakan dengan tekun dan konsekuen. Kode etik tidak akan efektif kalau
di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah karena tidak akan di jiwai oleh cita-cita dan nilai hidup
dalam kalangan profesi itu sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://keluargacemarapunya.blogspot.com/2013/05/teori-teori-cyber-law.html
http://chaniagorandy.blogspot.com/2015/01/17/profesi-programmer.html
http://missyuntary.files.wordpress.com/2015/01/17/etika-programmer.pdf
http://yogapw.wordpress.com/2015/01/17/c-etika-profesi-dalam-dunia-teknologi-informasi/
12