Anda di halaman 1dari 16

KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH ETIKA BISNIS


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Yang dibina oleh Bu Rokiyah
Oleh :
Halimatus Sholikhah
D3 Teknik Listrik
1C

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan Pembelajaran........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori..................................................................................................................
2.2 Pengertian Kewirausahaan...............................................................................................
2.3Pengertian Etika Bisnis ....................................................................................................
2.3.1 Faktor-faktor pendorong timbulnya masalah etika bisnis.......................................
2.3.2 Prinsip-prinsip etika bisnis.....................................................................................
2.4 Klasifikasi etika...............................................................................................................
2.5 Sejarah etika bisnis ........................................................................................................
2.6 Konsepsi etika bisnis.........................................................................................................
2.7 Etika bisnis dalam agama islam........................................................................................
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN.....................................................................................................................
SARAN...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ETIKA
BISNIS ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada
baginda Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat.
Karya tulis ilmiah ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Matakuliah
Kewirausahaan yang merupakan mata kuliah wajib di program studi Teknik Listrik, Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang.
Akhir kata semoga Karya Ilmiah ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan
dalam menambah wawasan keilmuan para mahasiswa di Politeknik Negeri Malang.

Malang, 8 juni 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis
terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas
kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan
ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme
pasar.
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik
perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan dan
keuntungan,agar tidak terjadi pelanggaran etika berbisnis, ataupun melanggar peraturan yang
berlaku.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa pengertian etika bisnis ?


Prinsip-prinsip apa saja yang berpengaruh pada etika bisnis ?
Apa faktor-faktor pendorong etika bisnis?
Apa saja klasifikasi etika beserta penjelasan?
Bagaimana sejarah etika bisnis dan konsepsi apa saja yang mencakup etika bisnis?
Apa yang dimaksud dengan etika bisnis menurut Rosulullah?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang definisi etika bisnis
2. Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang Prinsip-prinsip apa saja yang
berpengaruh pada etika bisnis
3. Untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang faktor-faktor pendorong dan juga
prinsip etika bisnis.
4. Memberi penjelasan tentang klasifikasi etika.
5. Memberi penjelasan tentang sejarah dan konsepsi yang mencakup etika bisnis
6. Memberi penjelasan tentang etika bisnis menurut Rosulullah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori

Dalam kegiatan bisnis adalah suatu kegiatan untuk melakukan usaha/ melakukan kegiatan
entrepreneurship yang bertujuan agar mendapatkan keuntungan. Istilah kewirausahaan pada dasarnya
merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko
yang mungkin dihadapinya
Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini
adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari
semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan juga sangat menentukan maju atau mundurnya
perusahaan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik kepentingan dalam
membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan. Karena semua keputusan perusahaan
sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan.
2.2 Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegaitan usahanya atau kiprahnya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan
berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang
terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.

2.3 Pengertian Etika Bisnis

Pengertian Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang berarti identik dengan
moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman atau ukuran bagi tindakan
manusia dengan penilaian baik atau buruk dan benar atau salah. Etika melibatkan analisis kritis
mengenai tindakan manusia untuk menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan
keadilan. Jadi ukuran yang dipergunakan adalah norma, agama, nilai positif, universalitas. Oleh
karena itu istilah etika sering dikonotasikan dengan istilah-istilah : tata krama, sopan santun,
pedoman moral, norma susila dan lain-lain yang berpijak pada norma-norma tata hubungan antar
unsur atau antar elemen di dalam masyarakat dan lingkungannya.
Pengertian Bisnis menurut Musselman adalah keseluruhan dari aktivitas yang diorganisir
oleh orang yang tidak berurusan di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan barang
dan jasa agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan kualitas hidup.
Menurut Hooper, Pengertian Bisnis adalah keseluruhan yang lengkap pada berbagai bidang
seperti industri dan penjualan, industri dasar dan industri manufaktur dan jaringan, distribusi,
perbankkan, transportasi, insuransi dan lain sebagainya; yang kemudian melayani dan memasuki
dunia bisnis secara menyeluruh.
Peterson dan Plowman mengemukakan Pengertian Bisnis merupakan serangkaian kegiatan
yang berhubungan dengan pembelian ataupun penjualan barang dan jasa yang dilakukan secara
berulang-ulang. Menurut paterson dan plowman, penjualan jasa ataupun barang yang hanya terjadi
satu kali saja bukanlah merupakan pengertian bisnis.
Pengertian Bisnis menurut Owen adalah suatu perusahaan yang berhubungan dengan
distribusi dan produksi barang-barang yang nantinya dijual ke pasaran ataupun memberikan harga
yang sesuai pada setiap jasanya.
Menurut Hunt dan Urwick, Pengertian Bisnis ialah segala perusahaan apapun yang
membuat, mendistribusikan ataupun menyediakan berbagai barang ataupun jasa yang dibutuhkan
oleh anggota masyarakat lainnya serta bersedia dan mampu dalam membeli atau membayarnya.

L.R.Dicksee mengatakan bahwa Pengertian Bisnis yaitu suatu bentuk dari aktivitas yang
utamanya bertujuan dalam memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakan atau yang
berkepentingan di dalam terjadinya aktivitas tersebut.

2.3.1 Prinsip prinsip etika bisnis :


1.Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik
untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2.Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan
kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap
konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3.Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masingmasing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
4.Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang
kompetitif.
5.Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha
bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan
terbaik.

Di samping 5 prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang juga perlu
diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6.

Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar


8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa
peraturan perundang-undangan.
2.3.2 Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis
1. Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
2. Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
3. Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan
2.4 KLASIFIKASI ETIKA
Secara umum etika dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Etika deskriptif

Yaitu etika dimana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar
tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya
ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya dimasyarakat secara turun
temurun.
b. Etika Normatif
Yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang
ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta
kondisi masyarakat. Ada tuntutan yang menjadi acuan bagi umum atau semua pihak dalam
menjalankan perkehidupan.
c. Etika Deontologi
Yaitu etika yang dilaksanakan dengan didorong oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap
orang atau pihak lain dari perilaku kehidupan. Bukan dilihat dari akibat dan tujuan yang
ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas. Sesuatu aktivitas dilaksanakan karena ingin
berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain secara sepihak.
d. Etika Teleologi
Yaitu yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai
baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang akan dicapai adalah sesuatu yang baik dan
mempunyai akibat baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak terkait, maupun dilihat dari
kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Egoisme
2.utilitarianisme.
e. Etika Relatifisme
Yaitu etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok
parsial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok parsial,
misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, dll.
Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.

2.5 Sejarah Etika Bisnis

Sejak dari zaman pertengahan di Eropa atau mediaval, yang menegaskan bahwa pada
mulanya kegiatan bisnis adalah merupakan kegiatan yang bernilai, bermoral dan harus tunduk pada
petunjuk dan hukum-hukum agama atau Tuhan. Sebagai contoh misalnya hokum Tuhan atau agama
(ajaran agama islam) yang mengharamkan adanya unsur bunga. Dalam transaksi atau kegiatan bisnis.
Oleh karena itu salah satu anjuran atau komitmen yang dikeluarkan oleh kelompok moralis
(kelompok agamawan) ini agar kaum kapitalis ini ikut serta dalam menanggung risiko usaha, yaitu
dengan jalan ikut serta mendirikan/ membentuk perusahaan. Didalam manajemen ilmiah dimulai
abad yang lalu , di mana pengembangan cara-cara baru untuk mengelolah perusahaan. Hal ini terlihat
pada beberapa variabel yang perlu diperhatikan dalam menejemen ilmiah sebagai berikut :
1. Pentingnya peran manajer dalam menggerakkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
2. Pemanfaatan sumber daya manusia dengan persyaratan tertentu.
3. Tanggung jawab kesejakteraan tenaga kerja.
4. Kondisi tenaga kerja yang cukup memadai untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Pada zaman yang lalu sudah banyak norma, etika yang terbentuk dalan bisnis. Dengan
semakin pesatnya perkembangan bisnis dari tahun-tahun menjadikan etika dalam bisnis sangat
penting dibutuhkan dalam membangun ekonomi bisnis di dunia.
2.6 Konsepsi Etika
Konsepsi etika merupakan konsepsi normal dan moral dimana ia layak dipakai sebagai sumber
acuan bagi kegiatan tertentu di masyarakat dalam kontek hubungan social dan antar personal di
dalam masyarakat universal. Karena itu etika dapat diklasifikasikan seperti dibawah
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
perilaku manusia :
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan. Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

a. ETIKA UMUM
Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,
bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. ETIKA KHUSUS
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang
lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang di latarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.Etika khusus dibagi lagi menjadi
dua bagian :
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat
manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara
langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa
pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap

lingkungan hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi
atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat
ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika ideology
2.7 Etika bisnis menurut Rosulullah
Rasululah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, di antaranya ialah:
1. Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran
merupakan syarat paling mendasar dalam kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens
menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam hal ini, beliau bersabda:Tidak
dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib,
kecuali ia menjelaskan aibnya (H.R. Al-Quzwani). Siapa yang menipu kami,
maka dia bukan kelompok kami (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap
jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di sebelah
bawah dan barang baru di bagian atas.
2. Kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya
sekedar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak
ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap taawun (menolong orang
lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis, bukan mencari untung
material semata, tetapi didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual
barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw sangat intens melarang para pelaku
bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis Dalam sebuah hadis riwayat
Bukhari, Nabi bersabda, Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang
memang terjual, tetapi hasilnya tidak berkah. Dalam hadis riwayat Abu
Zar, Rasulullah saw mengancam dengan azab yang pedih bagi orang yang
bersumpah palsu dalam bisnis, dan Allah tidak akan memperdulikannya
nanti di hari kiamat (H.R. Muslim). Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini
sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya meningkatkan daya

beli atau pemasaran. Namun, harus disadari, bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh
berlimpah, tetapi hasilnya tidak berkah.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Nabi
Muhammad Saw mengatakan, Allah merahmati seseorang yang ramah dan
toleran dalam berbisnis (H.R. Bukhari dan Tarmizi).
5. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik membeli
dengan harga tersebut. Sabda Nabi Muhammad, Janganlah kalian melakukan bisnis
najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk
menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik
orang lain untuk membeli).
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya. Nabi Muhammad
Saw bersabda, Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud
untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain (H.R. Muttafaq alaih).
7. Tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan menyimpan barang dalam masa
tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun
diperoleh). Rasulullah melarang keras perilaku bisnis semacam itu.
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan
tepat harus benar-benar diutamakan. Firman Allah: Celakalah bagi orang yang curang,
yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta
dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi ( QS. 83: 112).
9. Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman Allah, Orang yang
tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah, dan dari mendirikan
shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari itu,
hati dan penglihatan menjadi goncang.
10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad Saw bersabda,
Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya. Hadist ini
mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah harus
sesuai dengan kerja yang dilakukan.
11. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegitimasi monopoli
dan oligopoli. Contoh yang sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas
hak milik sosial, seperti air, udara dan tanah dan kandungan isinya seperti barang tambang dan
mineral. Individu tersebut mengeruk keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan
kepada orang lain. Ini dilarang dalam Islam.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat) yang dapat
merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. Misalnya, larangan melakukan bisnis

senjata di saat terjadi chaos (kekacauan) politik. Tidak boleh menjual barang halal, seperti
anggur kepada produsen minuman keras, karena ia diduga keras, mengolahnya menjadi miras.
Semua bentuk bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak esensi hubungan sosial yang
justru harus dijaga dan diperhatikan secara cermat.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang yang haram,
seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dsb. Nabi Muhammad Saw bersabda,
Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan
patung-patung (H.R. Jabir).
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan. Firman Allah, Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara
yang batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama
suka di antara kamu (QS. 4: 29).
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya. Rasulullah memuji seorang muslim yang
memiliki perhatian serius dalam pelunasan hutangnya. Sabda Nabi Saw, Sebaik-baik
kamu, adalah orang yang paling segera membayar hutangnya (H.R. Hakim).
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. Sabda Nabi
Saw, Barang siapa yang menangguhkan orang yang kesulitan membayar
hutang atau membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah
naunganNya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya (H.R.
Muslim).
17. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba. Firman Allah, Hai orang-orang
yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu beriman (QS. al-Baqarah::
278) Pelaku dan pemakan riba dinilai Allah sebagai orang yang
kesetanan(QS. 2: 275). Oleh karena itu Allah dan Rasulnya mengumumkan perang terhadap
riba.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create
new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi
risiko.
Etika bisnis adalah pedoman atau ukuran bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau
buruk dan benar atau salah. Etika melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia untuk
menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan
semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder
adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusankeputusan perusahaan.
SARAN
Sebagai seorang profesional selain harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal
kreatifitas dan inovatifitas yang dijadikan kiat dalam menemukan suatu ide, gagasan atau inovasi
baru dan cemerlang maka diperlukan pula subuah etika bisnis. Agar ketika ia bekerja Stakeholder
dapat menemui kepuasan hingga daripadanya dapat menciptakan kepercayaan dan penghormatan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Etika Bisnis karangan bapak Drs. Muslich,MM.


http://etikabisnis menurut rosulullah.com

Anda mungkin juga menyukai