Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;
1. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja,
alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat
psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab
pekerjaan.
2. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja
malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan
wewenang.
3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan
kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.
Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin,
umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi,
persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).
Pendekatan Organisasi
Melalui pendekatan organisasi sebagai informasi, maka akan didapatkan informasi
seperti Nama jabatan, struktur organisasi, tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab,
kondisi kerja, tolok ukur tiap pekerjaan, proses pekerjaan, hubungan kerja serta
persyaratan seperti : fisik, mental, pendidikan, ketrampilan, kemampuan dan juga
pengalaman.
Berdasarkan pendekatan ini, bisa dibuat prosedur kerja dalam pelaksanaan kerja yang
menggambarkan kerja sama dan koordinasi yang baik. Kegiatan dan juga hubungan
antar unit organisasi perlu dibuat secara tertulis sehingga para pegawai mengetahui
bagaimana cara melakukan dan siapa saja pegawai yang harus mengadakan
hubungan kerja.
Kemudian, tugas dan fungsi tiap satuan kerja dihitung beban tugasnya. Karena belum
adanya ukuran beban tugas maka untuk mengatasi hambatan yang terjadi perlu
kesepakatan tiap satuan kerja yang sejenis. Dengan begitu, ukuran beban tidak hanya
satu, namun bisa dua, tiga atau bahkan lebih.
Pendekatan Administratif
Melalui pendekatan ini maka akan diperoleh berbagai informasi yang mencakup berbagai
kebijakan dalam organisasi ataupun yang berkaitan erat dengan sistem administrasi
kepegawaian.
Work sampling adalah salah satu metode pendekatan yang bisa digunakan untuk mengukur
produktifitas dengan cukup mudah. Sampling kerja atau sering disebut dengan Random Observation
Method adalahdari suatu kegiatan atau tingkat pendayagunaan fasilitas produksi, waktu standar dan
lain-lain. Apabila metode sampling kerja digunakan untuk menetapkan waktu longgar (allowance) maka
satu hal penting yang harus ditetapkan terlebih dahulu adalah membakukan metode kerja yang
digunakan (Wignjosoebroto, 2006).
Metode sampling ini dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas, karena itulah pengamatan suatu
objek tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh, melainkan cukup dilakukan dengan menggunakan
contoh yang diambil secara acak. Sampling kerja pertama kali diaplikasikan dalam lingkungan pabrik,
walaupun selanjutnya diterapkan pula untuk aktivitas perkantoran. Dengan sampling pekerjaan kita
dapat mengetahui waktuwaktu menganggur, baik yang dialami oleh mesin, peralatan produksi, maupun
pekerja (Wignjosoebroto, 2006) .