Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan
oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah
demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau
pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan
komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan
imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk.Ketika
seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita
dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak.Seseorang dapat kebal
jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh
dunia karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemberian imunisasi campak
dan berbagai upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat
campak menurun menjadi 115.000 per tahun, dengan perkiraan 314 anak per hari
atau 13 kematian setiap jamnya
Di Indonesia, dari sekitar 11.000 kasus suspek measles yang dilaporkan dan diuji
di laboratorium, 12-39% diantaranya positif campak dan 16-43% diantaranya
positif rubella. Hasil laporan yang didapat dari periode tahun 2010 sampai tahun
2015 terdapat sekitar 23.164 kasus campak dan 30.463 kasus rubella. Hasil data
yang diperoleh menunjukkan fenomena gunung es karena diduga hasil yang ada
dilapang jauh lebih tinggi.
Global Vaccine Action Plan (GVAP) menargetkan eliminasi campak pada
tahun 2020 dengan cara meningkatkan kekebalan masyarakat melalui pemberian
vaksin campak dan rubella dengan cakupan yang tinggi. WHO menganjurkan
semua negara harus menerapkan program pemberian vaksin rubella termasuk
negara yang sudah memasukkan campak ke dalam imunisasi dasar rutin untuk
manambahkan vaksin rubella ke dalam imunisasi dasar.
Penyakit campak dan rubella dapat memberikan dampak buruk terhadap
kesehatan anak di Indonesia, sehingga pemerintah melaksanakan kampanye
vaksinasi MR (MMR VIS - Indonesia, 2012).Vaksin MR (Measles Rubella)
memberikan manfaat seperti dapat melindungi anak dari kecacatan dan kematian
akibat komplikasi pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan
penyakit jantung bawaan . Terdapat 83 kasus pasti CRS pada tahun 2015-2016
diantaranya 77% menderita kelainan jantung, 67,5% menderita katarak dan 47%
menderita ketulian.
Vaksin MR merupakan vaksin hidup yang sudah dilemahkan dalam bentuK
serbuk dan pelarutnya. Vaksin MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai
dengan 15 tahun (Ditjen P2P, 2016). Millenium Development Goal 4 mempunyai
tujuan khusus yaitu mengurangi angka kematian bayi dibawah usia 5 tahun
(McGee, 2013). Terdapat beberapa kelompok yang termasuk antivaksin,
umumnya mengabaikan pencegahan penyakit dan hanya mengutamakan kuratif.
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan adanya kelompok antivaksin
diantaranya persepsi mengenai proses pembuatan vaksin yang mengandung babi
dan vaksin tanpa sertifikat halal. Kedua hal tersebut menimbulkan persepsi
masyarakat terhadap imunisasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apakah yang dimaksud dengan imunisasi
2. Apakah yang dimaksud dengan Campak
3. Apakah yang dimaksud dengan Rubella
4. Gambaran situasi terkini penyebaran Campak dan Rubella di Indonesia
5. Siapakah yang berisiko terkena Campak dan Rubella?
6. Mengapa diperlukan imunisasi MR
7. Bagaimana Permasalahan imunisasi MR

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah antara lain :
1. Untuk mengetahui apa itu imunisasi
2. Untuk mengetahui apa itu Campak
3. Untuk mengetahui apa itu Rubella
4. Untuk mengetahui Gambaran situasi terkini penyebaran Campak dan Rubella
di Indonesia
5. Untuk mengetahui Siapakah yang berisiko terkena Campak dan Rubella?
6. Untuk mengetahui pentingnya imunisasi MR
7. Untuk mengetahui Permasalahan imunisasi MR
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,
tidak terjadi penyakit.
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit
yang sering berjangkit. Secara umun tujuan imunisasi antara lain:
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) pada balita.

Manfaat imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

Jenis – jenis Imunisasi


Jenis-jenis imunisasi Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
1. Imunisai aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahakan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi
tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi aktif adalah
imunisasi polio dan campak
2. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh
dengan cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang
didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

B. Campak
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa
Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam
bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa
Inggris.

Penyebab Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh Virus campak Myxovirus Viridae Measles
Tanda dan Geajala
Kemunculan gejala awal penyakit campak terjadi sekitar satu hingga dua minggu
setelah tertular virus. Gejala ini akan menghilang kurang lebih dua minggu
setelahnya. Berikut ini adalah gejala awal yang akan dialami oleh penderita
campak:
1. Mata merah, bengkak, dan sensitif terhadap cahaya.
2. Tanda-tanda menyerupai pilek (misalnya sakit tenggorokan, batuk kering, dan
hidung beringus).
3. Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.
4. Demam tinggi.
5. Lemas dan letih.
6. Nyeri.
7. Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan.
8. Diare
9. Muntah-muntah.
Ruam campak muncul paling lambat empat hari setelah gejala pertama muncul,
dan bertahan sekitar tujuh hari. Awalnya akan muncul dari belakang telinga,
kemudian menyebar ke kepala dan leher, hingga akhirnya ke seluruh tubuh.
Bercak-bercak yang tadinya berukuran kecil akan membesar dengan cepat,
hingga pada akhirnya menyatu.

Penyebaran Virus Campak


Bagi penderita campak, virus campak ada di dalam percikan cairan yang
dikeluarkan saat mereka bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun
yang menghirup percikan cairan ini. Virus campak bisa bertahan di permukaan
selama beberapa jam dam bisa bertahan menempel pada benda-benda lain. Saat
kita menyentuh benda yang sudah terkena percikan virus campak lalu
menempelkan tangan ke hidung atau mulut, kita bisa ikut terinfeksi. Campak
lebih sering menimpa balita.Tapi pada dasarnya semua orang bisa terinfeksi virus
ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang belum mendapat
vaksinasi campak.

Pencegahan penyakit campak


Cara terbaik mencegah terkena campak adalah dengan imunisasi sejak kecil.
Terdapat dua pilihan vaksinasi campak. Yang pertama adalah vaksin khusus
campak yang dimasukkan oleh pemerintah ke dalam program imunisasi wajib.
Vaksin ini diberikan pada umur 9 bulan, 2 tahun, dan 6 tahun. Jenis vaksin yang
kedua adalah MMR yang merupakan vaksin gabungan untuk penyakit campak,
gondongan, dan campak Jerman. Vaksin ini diberikan pada umur 12-13 bulan dan
pada umur 3-5 tahun.

C. Rubella
Rubella adalah suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan
dewasa yang khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly.
infeksi pada anak dan dewasa sebagian besar berjalan sub klinis. Jika
rubella terjadi pada kehamilan ibu hamil bisa menyebabkaninfeksi pada janin
dan resiko terjadinya kelainan kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS),
Kelainan jantung, Katarak, ketulian dan keterlambatan perkembangan.

Penyebab Rubella
Penyakit rubella disebabkan oleh virus rubella.Virus ini ditularkan dari orang ke
orang melalui kontak dengan cairan dari hidung dan tenggorokan penderita
rubella. Penyakit ini sangat menular dan mudah ditularkan pada orang lain.
Seseorang dapat menularkan virus ke orang lain seminggu sebelum ruam kulit
muncul, hingga 1 minggu setelah ruam sembuh. Wanita hamil dapat menularkan
rubella pada bayinya lewat aliran darah.

Tanda dan gejala


Gejala rubella atau campak Jerman yang utama lainnya adalah pembengkakan
kelenjar getah bening di sekitar telinga dan belakang kepala, badan panas hingga
bersuhu 38 derajat Celcius atau lebih, dan badan menggigil. Gejala yang kurang
umum lainnya pada orang dewasa adalah arthritis dan arthralgia—peradangan
dan nyeri sendi.
Gejala rubella pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Demam ringan pada temperatur 38.9 derajat Celcius atau di bawahnya
2. Kepala pusing
3. Hidung tersumbat
4. Mata merah meradang
5. Pembengkakan kelenjar limfa di belakang telinga pada leher
6. Ruam berwarna merah jambu yang menyebar di permukaan wajah serta
bagian tubuh lainnya

Upaya Pencegahan Penyakit Rubella


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan penyakit rubella
adalah pemberian vaksin.Pemberian vaksin dapat mempengaruhi pertumbuhan
vaksin.Sekitar 90 persen orang yang menerima pemberian vaksin terhindar dari
penyakit menular ini.
Pemberian vaksin pada anak-anak dilakukan pada anak usia 9 bulan sampai
kurang dari 15 tahun, dan diberikan melalui suntikan pada jaringan lemak
(subkutan) lengan atas. Vaksin MR ini diberikan pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan
saat anak duduk di bangku kelas 1 SD, yaitu sekitar usia 6 tahun.
Pemberian vaksin pada ibu hamil dilakukan ketika sang ibu berencana memiliki
keturunan. Setelah melakukan pemberian vaksin, ibu harus menunggu selama 4
minggu untuk hamil.Perlu diingat bahwa bahwa pemberian vaksinasi ini tidak
boleh dilakukan saat ibu sedang hamil.
Selain pemberian vaksin, upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan cara :
1. Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil
yang belum menerima vaksin MR atau MMR dan orang dengan sistem
kekebalan tubuh lemah.
2. Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
3. Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan,
setelah bepergian, atau jika terjadi kontak dengan penderita.
D. Gambaran situasi terkini penyebaran Campak dan Rubella di Indonesia
Setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih dari 11.000 kasus
suspek campak, dan hasil konfirmasi laboratorium menunjukkan 12–39% di
antaranya adalah campak pasti (lab confirmed) sedangkan 16–43% adalah
rubella pasti. Dari tahun 2010 sampai 2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus
campak dan 30.463 kasus rubella. Jumlah kasus ini diperkirakan masih lebih
rendah dibanding angka sebenarnya di lapangan, mengingat masih banyaknya
kasus yang tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan kesehatan swasta serta
kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah. Di Indonesia, Rubella
merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya
pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan 70%
kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi
tentang estimasi beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan
terdapat 2.767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan
menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.

E. Siapakah yang berisiko terkena Campak dan Rubella?


Setiap orang yang belum pernah divaksinasi Campak atau sudah divaksinasi tapi
belum mendapatkankekebalan, berisiko tinggi tertular Campak dan
komplikasinya, termasuk kematian.Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang
sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan.Tetapi yang menjadi
perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek kepada janin (teratogenik)
apabila Rubella ini menyerang wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi
Rubella yang terjadi sebelum terjadinya
pembuahan dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian
janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada
bayi yang dilahirkan. CRS umumnya bermanifestasi sebagai Penyakit Jantung
Bawaan, Katarak Mata, bintik-bintik kemerahan (Purpura), Microcephaly
(Kepala Kecil) dan Tuli.

F. Mengapa diperlukan imunisasi MR


Sampai saat ini program imunisasi masih diperlukan, karena menurut data dari
UNICEF bahwa setiap tahunnya ada 1,5 juta bayi/anak yang meninggal,
disebabkan penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi. Dan kalau
ditanyakan apakah vaksin MR ini perlu?Jawabannya adalah sangat perlu untuk
negara kita Indonesia.Indonesia merupakan 1 dari 6 negara prioritas dengan
jumlah anak tidak/belum diimunisasi terbesar di dunia.
Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan kasus campak terbesar di
dunia.Jumlah kasus campak 2010-2015 sebesar 23.164 kasus.Jumlah kasus
rubella 2010-2015 sebesar 30.463 kasus dan jumlah kasus CRS pada 2013
sebesar 2.767 kasus.Secara global menargetkan eliminasi Campak dan Rubella
pada 2020, dan Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak
dan pengendalian Rubela/CRS pada 2020.
Menurut data WHO (2014) bahwa peningkatan kematian karena campak
disebabkan karena meningkatnya sikap antivaksin.Kematian global akibat
campak meningkat pada 2012-2013 dari 122.000 menjadi 145.000.Dua penyebab
utama yaitu resesi global dan ketakutan pada vaksin. Resesi global berupa kondisi
kurang dana untuk imunisasi dan kampanye. Di Amerika Serikat didapatkan 603
kasus campak, tertinggi dalam 20 tahun, juga disebabkan karena meningkatnya
sikap antivaksin. Di antara 90% individu yang tidak kebal (tidak mendapat
vaksin) akan tertular jika terpapar virus campak.
Target pemberian vaksin MR ini adalah mulai bayi usia 9 bulan sampai anak usia
15 tahun. Pelaksanan pemberian vaksin MR ini akan dilakukan dua tahap. Pada
bulan Agustus pelaksanaan dilakukan di sekolah sekolah seluruh Aceh, mulai
dari PAUD, TK, SD dan SMP.Sedangkan pada September target penerima vaksin
MR adalah bayi atau anak yang belum/tidak sekolah. Nantinya setelah
pelaksanaan imunisasi program ini, pada Oktober tidak ada lagi vaksin campak
tapi sudah berganti dengan vaksin MR dengan jadwal pemberian yang sama,
yaitu usia 9 bulan, 18 bulan dan saat kelas 1 SD.

G. Permasalahan
Pada saat ini penggunaan Vaksin MR masih menjadi pro dan kontra dikalnagan
masyarakat dan menurut Surat edaran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
nomor 33 tahun 2018 tentang penggunaan vaksin Measles Rubella (MR) Produk
dari SII (Serum Institute of India) untuk imunisasi, ketentuan hukum bahwa
penggunaan vaksin MR daei SII (Serum Institute of India) hukumnya haram
karena dalam proses produksinya menggunakan bahan yang berasal dari babi.
Berdasarkan dari surat edaran MUI tersebut menimbulkan gejolak penolakan
dimasayarakat banyak orang tua yang tidak mau di imunisasi. Ditambah lagi
dengan kemajuan teknologi banyak berita - berita yang tidak benar (hoax)
tentang imunisasi MR bisa menyebabkan anak menjadi autis.

H. Solusi dan saran


Berkaitan dengan pelaksanaan imunisasi MR ini, Apabila masih ada masyarakat
yang mempersoalkan tentang kehalalan vaksin maka bisa merujuk pada Fatwa
MUI No.4 Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa imunisasi pada dasarnya
dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh
dan mencegah terjadinya penyakit. Dalam hal jika seseorang yang tidak
diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat atau kecacatan
permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten
dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.Komisi Fatwa MUI pada Juli
2017 juga sudah mengeluarkan rekomendasi kepada Kemenkes bahwa
penyelenggaraan imunisasi, termasuk imunisasi MR adalah satu bentuk ikhtiar
dalam mengantisipasi dampak negatif penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Jadi rasanya sudah sangat jelas bagi orang tua untuk mengikuti
pelaksanaan imunisasi MR ini. Manfaat yang didapatkan jauh sangat besar dan
Berdasarkan dari keputusan fatwa MUI No. 33 Tahun 2018 point ke
3Penggunaan Vaksin MR produk dari Serum Institute of India (SII), pada saat ini,
dibolehkan (mubah) karena :
1. Ada kondisi keterpaksaan (dlarurat syar’iyyah)
2. Belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci
3. Ada keterangan dari ahli yang kompeten dan dipercaya tentang bahaya yang
ditimbulkan akibat tidak diimunisasi dan belum adanya vaksin yang halal.
Meningkatkatkan dan menggalakan kembali promosi kesehatan kepada
masyarakat – masyarakat tentang pentingnya imunisasi MR dan bagaimana
dampak jika tidak dilakukan imunisasi terhadap anak.
Meningkatkan kembali koordinasi terhadap kader – kader, petugas – petugas
kesehatan dan Lintas Sektoral akan pentingnya imunisai bahaya dari penyakit
Measles dan Rubella.
Melakukan sweeping terhadap anak – anak yang belum diimunisasi.
Membuka posko – posko imunisasi MR di tempat – tempat umum.
DAFTAR PUSSTAKA

Aniek Indrami Waluyo. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan


Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Campak di Desa Jatisari Kecamatan
Kebumen Kabupaten Kebumen. Gombong
Devy Putri Kussanti. (2018). Program Kampanye Humas Puskesmas Kecamatan
Palmerah Dalam Upaya Preventif Bahaya Campak Dan Rubella Di
Masyarakat. Jakarta http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
Ditjen P2P. (2017). Petunjuk Teknis Kampanye Immunisasi Measles-Rubella (MR).
Jakarta: Kementrian Kesehatan Repbuplik Indonesia
Gayuh Mustika Prabandari. (2018). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan
Penerimaan Ibu Terhadap Imunisasi Measles Rubella Pada Anak SD di
Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Semarang.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Irma Yulida, (2018). Hubungan informasi yang diterima ibu dari media promosi
kesehatan tentang vaksin mr (measles rubella) dan paritas terhadap minat
keikutsertaan vaksinasi MR di Puskesmas Kartasura, Surakarta.
Kementerian kesehatan ri (2015). Pedoman operasional pelayanan imunisasi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI (2016). Pedoman Kampanye Imunisasi Campak dan
Rubella(MR) untuk Guru dan Kader.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
TUGAS UTS

MATA KULIAH GLOBAL HEALTH


“PERMASALAHAN IMUNISASI MR”

NAMA: HERIYADI
NIM : 1805058

PROGRAM STUDI MAGISTER


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES HANGTUAH PEKANBARU
TAHUN 2018
TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH GLOBAL HEALTH

“DALY”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK V
1. NUGRAHADI AHMAD
2. NURLIAN
3. HERIYADI
4. APRITA DEWI
5. MARNA DEWI

PROGRAM STUDI MAGISTER


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES HANGTUAH PEKANBARU
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai