TINJAUAN PUSTAKA
tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi
pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau diproyekkan, suatu dasar efisiensi,
pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Dalam hal ini kinerja
bisa dikatakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja petugas Kesehatan(job performance) dapat diartikan sebagai hasil kerja yang
dicapai oleh karyawan dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
(Maulizar: 2012). Definisi lain datang dari Murpy dan Cleveland dalam Pasolong (2007)
mengatakan bahwa, kinerja adalah kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas dan
pekerjaan. Hal ini berarti bahwa kinerja pegawai dalam sebuah organisasi ditentukan oleh
sikap dan perilaku pegawai terhadap pekerjaannya dan orientasi pegawai dalam
Rivai dan Sagala (2011) menyatakan “kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan oleh setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai
dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting
standar hasil kerja yang ditentukan selama periode tertentu yang berpedoman pada
norma, standar operasional produser, kriteria dan fungsi yang telah ditetapkan atau
yang berlaku dalam kantor. Wibowo (2012) menyatakan, “kinerja merupakan out come
yang dipandang dari sudut proses maupun hasil pekerjaan”. Dengan kata lain kinerja
tidak hanya menyangkut bagaimana proses pekerjaan itu berlangsung, namun juga
menyangkut bagaimana hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut
Sedarmayanti (2010) menyatakan “kinerja adalah hasil kerja atau ukuran dari suatu proses
kepadanya”.
tujuannya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam kantor
sepertitingkat pendidikan dan disiplin kerja pegawai sesuai dengan kemampuan pegawai
dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga menghasilkan output yang
berkualitas.
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil
dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan
Secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi
bersangkutan Standar kinerja adalah tolok ukur minimal kinerja yang harus dicapai pegawai
secara individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya, artinya jika prestasi
kinerja pegawai dibawah standar kinerja minimal tersebut, maka kinerjanya tidak dapat
diterima dan dikategorikan buruk atau sangat buruk (Ayun, 2011). Tingkat pendidikan yang
tinggi menunjang dalam pencapaian kinerja karyawan karena pendidikan yang rendah
menyebabkan karyawan sulit menyerap berbagai informasi yang berhubungan dengan
kegiatannya, semakin tinggi pendidikan karyawan maka semakin efisien karyawan dalam
Berdasarkan pengertian di atas kinerja atau performance adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
berikut:
a. Input
Aspek-aspek penilaian kinerja yang disepakati dan ditetapkan bersama untuk dinilai.
Untuk mencermati input sehingga tercipta persepsi yang sama maka perlu diperhatikan
meliputi dua aspek yakni aspek Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan aspek Perilaku
Pegawai. Penilaian atas SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu dan biaya,
sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada masingmasing unit kerja.
pertimbangan perbaikan.
pegawai di Puskesmas Peukan Bada dilakukan di tempat kerja dan pada saat jam
6. How : Pada umumnya menurut Malayu (2003) metode penilaian kinerja dibedakan
menjadi dua yakni, metode modern dan metode tradisional. Penilaian Kinerja
yaitu Management by Objective (MBO) dengan sasaran berbeda tiap pegawai sesuai
Menurut Gomes (2003) dilihat dari titik acuan penilaiannya, terdapat tiga tipekriteria
penilaian kinerja yang saling berbeda, yaitu: penilaian kinerja berdasarkan hasil, penilaian
kinerja berdasarkan perilaku, serta penilaian kinerja berdasarkan judgment (pertimbangan-
pertimbangan tertentu).
b. Proses
Persyaratan penting bagi pelaksanaan penilaian kinerja yang berhasil apabila seluruh
Petugas Kesehatanterlibat dengan aktif. Penilai dan yang dinilai perlu diberikan penjelasan
lengkap tentang penilaian yang akan dilaksanakan. Proses dilihat dari penjelasansingkat
c. Output
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan
atau organisasi adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja pegawai. Apabila
penilaian kinerja yang dilakukan dengan benar, para Petugas Kesehatan, pimpinan, dan
memberikan kontribusi kepada organisasi. Selain itu, penilaian kinerja juga merupakan
tujuan penilaian kinerja (prestasi kerja) adalah motivasi, yaitu menciptakan pengalaman
belajar yang memotivasi staff untuk mengembangkan diri dan meningkatkan prestasi kerja
mereka. Sejalan dengan hal tersebut, Rivai dan Basri (2005) mengungkapkan bahwa salah
satu tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk meningkatkan motivasi kerja.
intrinsik yaitu personal individu dan faktor ekstrinsik yaitu kepemimpinan, sistem, tim,
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap
individu karyawan.
2. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan
4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan
internal.
bersemangat dan memacu tingginya kinerja. Kantor harus mempersiapkan strategi yang
kuat agar dapat mempertahankan posisi kompetitif ditengah persaingan serta bekerja
dengan lebih efisien, efektif dan produktif.Salah satu yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan yaitu tercapainya kinerja yang baik, sesuai dengan standar kinerja
kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok
menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Faktor-Faktor Yang
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang
tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang
tinggi antara fungsi psikis dan fisik maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang
baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai
kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas,
otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi yang efektif,
hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan
individu tenaga kerja, yaitu: 1) Kemampuan mereka 2) Motivasi 3) Dukungan yang diterima
Menurut Hasibuan (2008), kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab.
2. Prestasi Kerja
Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi tolak
ukur kinerja. Pada umumnya prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh
3. Kedisiplinan
4. Kreatifitas
5. Kerjasama
Dalam hal ini kerjasama diukur dari kemampuan pegawai untuk bekerja sama
dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga
6. Kecakapan
Dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan pekerjaan
kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul
2.2.1 Pelatihan
mereka saat ini. Pelatihan adalah proses sistematisuntuk mengubah perilaku karyawan,
keterampilan dan kemampuan pekerjaan saat ini. Orientasinya adalahsaat ini dan
membantu karyawan menguasai keterampilan dan kemampuan spesifik agar berhasil dalam
berfungsi meningkatkan unjuk kerja seseorang dalam pekerjaan yang sedang dijalani atau
yang terkait dengan pekerjaannya ini. Pelatihan adalah upaya organisasi yang terencana
kemampuan yang terkait dengan suatu pekerjaan, agar mereka dapatmeningkatkan prestasi
kerja (Siegel dan Lane, 1987). Pelatihan adalah proses membekali para karyawan
Menurut Dessler (2015), pelatihan berarti memberi karyawan baru atau karyawan
lama sebuah keterampilanyang mereka butuhkan untuk melakukan tugas mereka. Pelatihan
juga merupakan proses seorangkaryawan untuk menggapai sebuah target kriteria tertentu
yang mana kriteria tersebut telah ditentukan oleh pihak perusahaan dan nantinya akan
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etoskerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualitas jabatan atau
pekerjaan.
Menurut Dessler (2011) pelatihan adalah tanda dari manajemen yang bagus, dan
tugas seorang manajer menghindari bahayanya. Memiliki karyawan yang berpotensi tinggi
tidaklah menjamin bahwa mereka akan berhasil. Mereka harus mengetahui apa yang kita
ingin lakukan dan bagaimana kita ingin mereka melakukannya. Pelatihan juga merupakan
proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para karyawan
adalah merupakan investasi organisasi yang penting dalam sumber daya manusia. Secara
bertahap, dan terpadu. Setiap proses pelatihan harus terarah untuk mencapai tujuan
tertentu dengan upaya pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dipertegas oleh Rivai (2004)
pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan (Simamora,
2004).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan pelatihanadalah
1. Tujuan Pelatihan
1. Memperbaiki kinerja
4. Memecahkan permasalahan
terlebih dahulu dijelaskan apa yangmenjadi sasaran dari pada pelatihan tersebut. Dalam
keahlianpersonel.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan
2. Jenis-jenis Pelatihan
sejauh mana pola pendidikan dan pelatihan yangdiselenggarkan dapat menjamin proses
2. Magang(apprenticeship)
Program pelatihan yang dilakukan dengan baik akan mempunyai pengaruh terhadap
kinerja karyawan. Pelatihan akan menentukan hasil kinerja karyawan. Oleh karena itu
paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Hal ini
didukung oleh penelitian Fernanda (2017) Pelatihan merupakan upaya yang berkaitan
dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu
Program pelatihan yang berhasil adalah program pelatihan yang disusun secara
cermat dan sesuai rencana berdasarkan pada metode-metode ilmiah serta berpedoman
pada keterampilan yang dibutuhkan oleh instansi yang bersangkutan untuk masa sekarang
dan masa yang akan datang. Dalam upaya pengembangan formal yang teraplikasi dalam
bentuk program pelatihan ini dilaksanakan oleh setiap perusahaan atau instansi mengacu
pada peningkatan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai agar mampu menciptakan
Program pelatihan juga merupakan salah satu metode pengembangan yang paling
efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia, hal ini
berarti semakin menyadari bahwa perusahaan atau instansi tidak dapat lepas dari
lingkungannya yang selalu berubah setiap saat, sehingga untuk mempertahankan organisasi
bahwa program pelatihan adalah suatu proses terencana untuk mengubah sikap,
pengetahuan atau tingkah laku keahlian melalui pengalaman, untuk mencapai kinerja yang
Teori ini diperkuat oleh pernyataan Leonardi (2005) sebagai kajian penelitian
terdahulu, yang menyatakan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk
memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah disebabkan
karena kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap kerja, bukan oleh alasan-
meningkatkan kinerja pegawai, oleh karena itu dengan adanya program pelatihan
menyimpulkan bahwa memiliki keterkaitan hubungan yang erat antara program pelatihan
dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hal ini, menunjukkan bahwa apabila semakin baik dan
sesuai rencana serta tujuan yang telah ditetapkan program pelatihan yang dilaksanakan
kepada para pegawai, maka akan meningkatkan mutu kinerja pegawai. Karena dengan
program pelatihan tersebut para pegawai memperoleh pengetahuan dan keahlian, dan ini
merupakan bentuk kontribusi bagi pegawai terhadap instansi dan begitu pula sebaliknya.
2.2.2Motivasi Kerja
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni “motif” yang berarti “menggerakkan”.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai Sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan
untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.Dengan kata lain motivasi
adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi
suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu (Dwi, 2014).
Motivasi merupakan unsur yang paling penting dalam memacu karyawan agar
berbuat lebih baik dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Menurut Gustin (2017)
kondisi kerja amat menentukan tingkat gairah kerja para pewagai, apabila kondisi kerja
dirasa menyenangkan, menyejukan, dan tidak bising, maka semua orang akan termotivasi
untuk berkerja giat. Namun, kondisi kerja yang kacau balau, pengap, gelap dan bising, akan
menurunkan prestasi kerja yang pada akhinya akan menurunkan produktifitas organisasi
serta infisiensi.
ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut termotivasi.
tenaga pada seseorang ataupun sekelompok masyarakat agar mau berbuat dan bekerja
sama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Menurut Purwanto (2000), dikutip dari Nursalam (2002) motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Ilyas,
(2002) motivasi dapat dipandang sebagai bagian yang fundamental dari kegiatan manjemen
dan motivasi merupakan bagian integral dari bagian organisasi dalam menggerakkan dan
(Mangkunegara, 2000, dikutip dari Nursalam, 2002). Motivasi kerja adalah dorongan dan
keingainan staf untuk melakukan seuatu kegiatan atau pekerjaan dengan baik demi
mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi kerja ada karena kebutuhan seseorang yang
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia
tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Mempelajari lingkungan dalam kehidupan
lebih banyak dipakai istilah lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
indikator lingkungan menurut Slamet (2010) yaitu sebagai berikut: 1) Kondisi ekonomi
keluarga, 2) Cara orang tua mendidik/perhatian orang tua, 3) Suasana rumah, 4) Relasa
antar keluarga.
kerja karyawan di puskesmas dimana masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Aziz: 2016).
Faktor lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi
peningkatan kinerja. Lingkungan yang mendukung, bersih, aman dan nyaman, serta
pelaksanaan kerja dengan baik. Slamet Saksono (2004) mengemukakan bahwa, lingkungan
kerja yang baik dan strategis, aman dan nyaman merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelancaran kerja pegawai.Oleh karena itu perlu lingkungan kerja yang
mendukung terhadap pelaksanaan tugas kerja pegawai untuk meningkatkan kinerja yang
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat merasakan kecewa.
Bila kinerja sesuai dengna harapan, maka pelanggan akan sangnat puas. Sedangkan bila
kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk
oleh pengalam masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janaji dan informasi dari
berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap
menurut Setiawan dan Ghozali (2006) adalah kondisi menyenangkan atau secara
emosional positif yang berasal dari penilaian seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman
kerjanya. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2010) adalah suatu perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.
Kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan
tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa
menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan. Kepuasan kerja
merupakan hal yang dirasakan oleh seseorang terhadap hal yang diberikan kepadanya.
bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
Karyawan puskesmas yang dengan merasa senang dalam melakukan pekerjaan dan
tidak berusaha mengevaluasi alternatif pekerjaan lain. Sebaliknya karyawan yang merasa
tidak puas dalam pekerjaannya cenderung mempunyai untuk tidak serius dan mengevaluasi
pekerjaan lain, serta keinginan untuk keluar dari lokasi kerja saat ini karena berharap
karyawan, maka aka teriptaya kinerja karyawan Puskesmas. Peningkatn kinerja karyawan
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
dan Kota.
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
kegiatannya yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Berikut adalah definisi
puskesmas oleh para ahli sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pelayan kesehatan
Pendayagunaan Aparatur Negara (Kep.Menpan) No. 81/93 adalah segala bentuk pelayanan
Husna, 2013).
Pembangunan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai
Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu
juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di
ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan
Menurut Trihono (2005) ada lima fungsi pokok utama yang diemban puskesmas
a. Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
2. Pusat pemberdayaanmasyarakat
a. Sadar, mau, dan mampu melayani diri sendiri serta masyarakat untuk hidup sehat.
pembiayaan.
kesehatan.
d. Membina peran serta masyarakat, termasuk swasta, untuk melaksanakan kegiatan
masyarakat
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut
yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, memberikan
bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
Puskesmas (Pusat kesehatan masyarakat) adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
suatu wilayah kerja, di mana memiliki fungsi sebagai berikut (Bambang: 2011).
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskemas, maka tanggung jawab wilayah
Berdasarkan PMK No. 39 Tahun 2016 pasal 6 dijelaskan bahwa Pelaksanaan Program
Puskesmas;
4. melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif;
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
dengan situasi atau kondisi masyarakat dan wilayah kecamatan melalui pembangunan pusat
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
masyarakat.
dan masyarakat yang berkunjung atau bertempat tinggal di wilayah kerjanya tanpa
teoritis terhadapkinerja petugas kesehatan Puskesmas peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
sebagai berikut:
Dwi (2014)
- - Motivasi Kerja
- - Tujuan Pelatihan
Wibowo (2011)
-
- - Pelatihan
Kinerja Petugas
- - Tujuan Pelatihan
Kesehatan
- - Jenis-jenis Pelatihan
- - Lingkungan Kerja
-
-
Gambar 2.1 Kerangka Teoretis