Oleh :
Galuh Ismayanti
(10012682125058)
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang memberikan palayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan sub spesialistik serta mempunyai misi
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (SK Menkes RI No. 983/
Menkes / SK /XI/1992).
Rumah sakit adalah institusi yang memiliki tantangan tersendiri, karena yang
upaya kesehatan dasar atau rujukan dan kesehatan penujang sehingga dalam
Memang harus disadari bahwa tujuan utama kegiatan dirumah sakit adalah melayani
pasien dan juga keluarganya dalam berbagai bentuk pelayanan. Rumah sakit
mengemban tugas yang besar untuk memberikan pelayanan yang bermutu untuk
meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan yang terpadu serta
beroperasi.
Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan misi dan fungsinya di atas ditandai
dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Pengelolaan rumah sakit yang
bermutu, efektif dan efisien sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor
yang paling penting dan dominan adalah sumber daya manusia yang memadai
dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk pimpinan badan pengelola (governing
board), pimpinan atau orang lain yang menjabat posisi pimpinan, tanggung jawab dan
melibatkan mereka dalam memastikan bahwa rumah sakit merupakan sumber daya
Sumber daya manusia adalah aset yang dimiliki oleh sebuah organisasi termasuk
rumah sakit yang perlu dikelola secara efektif agar memberikan nilai tambah.
Untuk mengelola sumber daya manusia menjadi aset organisasi seperti rumah
sakit diperlukan kepemimpinan yang efektif (Muninjaya; 2004) begitu juga untuk
kepemimpinan.
Menurut Marianti (2009), Pemimpin yang baik adalah yang memiliki integritas dan
kejujuran tinggi. Integritas dan kejujuran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
memberi komentar terhadap berbagai sifat dari pemimpin yang sukses maupun tidak
sukses. Kepercayaan adalah hal yang sangat penting dan menentukan tingkat
Kepemimpinan direktur rumah sakit sangat menentukan kinerja rumah sakit itu
sendiri agar fungsi rumah sakit dapat terwujud secara optimal. Direktur rumah
sakit harus membangun image rumah sakit yang lebih baik agar dapat
dengan sarana pelayanan kesehatan lain. Jelas sudah bahwa sumber daya manusia
bidang kesehatan di rumah sakit yang sangat berperan penting adalah direktur
rumah sakit. Sebagai pimpinan rumah sakit, direktur rumah sakit berpengaruh
Secara khusus para pemimpin harus mengidentifikasi misi rumah sakit dan menjamin
bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai misi tersedia. Bagi banyak
rumah sakit hal ini tidak berarti harus menambah sumber daya baru, tetapi
menggunakan sumber daya yang ada secara lebih efisien, bahkan bila sumber daya
ini langka. Selain itu, para pemimpin harus bekerja sama dengan baik untuk
kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan asuhan pasien dan pelayanan klinis.
Dari pemaparan diatas, dalam essay ini saya akan membahas bagaimana gambaran
seorang pemimpin yang sukses untuk sebuah organisasi kesehatan (Rumah Sakit).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian kepemimpinan
Menurut beberapa para ahli, menurut Robbins yang dikutip oleh Sudarwan Danim dan
kelompok kearah pencapaian tujuan. Kepemimpinan adalah subjek dan objek dan
merupakan sesuatu yang tidak bosan untuk dipelajari, didiskusikan, diseminarkan, dan
di refleksikan oleh awam, akademisi, peneliti maupun praktisi. Hal itu karena
organisasi erat kaitannya dengan tujuan organisasi tersebut. Bush tahun 2010
untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan akhir yang sudah ditetapkan.
Pendapat Bush tahun 2010 ini sejalan dengan Yukl tahun 2015, yang berpendapat
B. Pengertian Pemimpin
(Ilyas, 2006). Pemimpin tim yang sukses dapat menciptakan atmosfer kerja yang
mendorong anggota tim untuk melakukan pemecahan masalah, mencari solusi dan
rasa tanggung jawab serta dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi yang
Titik tolak teori ini berpusat pada perilaku pemimpin dan bukan pada karakteristik
Efektifitas gaya perilaku kepemimpinantergantung pada situasi dan hal lain yang
keputusan.
Menurut pendapat Hasibuan (2007:170) tipe kepemimpinan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
1) Kepemimpinan Otoriter
mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem
kesejahteraan bawahan.
2) Kepemimpinan Partisipatif
3) Kepemimpinan Delegatif
C. Indikator Kepemimpinan
sebagai berikut:
1) Bersifat adil
2) Memberi sugesti
menggerakkan hati orang lain dan sugesti mempunyai peranan yang sangat
penting di dalam memelihara dan membina harga diri serta rasa pengabdian,
3) Mendukung tujuan
didukung oleh adanya kepemimpinan. Oleh karena itu, agar setiap organisasi
dapat efektif dalam arti mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka
setiap tujuan yang ingin dicapai perlu disesuaikan dengan keadaan organisasi
4) Katalisator
selalu dapat meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada, berusaha
memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat
semaksimal mungkin.
Dan ini hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin mampu memelihara
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun, selalu memandang
terhadap organisasinya.
7) Sumber inspirasi
memahami tujuan organisasi dengan antusias dan bekerja secara efektif ke arah
8) Bersikap menghargai
penghargaan diri pada orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam
karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi pemimpin untuk mau memberikan
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan
tentang Rumah Sakit Pasal 34, rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
1) Manajemen Internal
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
(c) Menetapkan pola komunikasi baku (dan pelaporan) dalam rumah sakit.
c. Staffing
d. Directing
mempengaruhirumah sakit.
PEMBAHASAN
berdasarkan pemikiran bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang efektif untuk
semua situasi. Kekuatan yang ada pada diri pemimpin dan yang dimiliki oleh kelompok
(Muninjaya; 2004). Gaya kepemimpinan dianggap yang paling sukses untuk diterapkan
tim dan lingkungan kerja di rumah sakit. Ciri gaya kepemimpinan situasional adalah
pemimpin selalu menyempatkan waktu untuk melakukan terhadap tim demi mendorong
agar anggota lebih berkembang dan mandiri dalam pekerjaan. Melakukan pelatihan
terhadap anggota atau karyawan di rumah sakit, adalah cara pemimpin siotuasional
yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, analis kesehatan, ahli gizi, analis lingkungan,
satpam, hingga office boy perlu dilakukan pelatihan dasar hingga profesioanl sesuai
bidang masing-masing. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja, skill dan
pemimpin situasional di rumah sakit agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi tim
dan kenyataan di lapangan, sehingga tim dapat dengan mudah mengikuti setiap advice
yang diperintahkan.
Sebuah kepemimpinan situasional di rumah sakit dikatakan sukses apabila ketika tim
Hal yang mendasari gaya kepemimpinan situasional sukses diterapkan di rumah sakit
karyawan rumah sakit, serta meningkatkan kesadaran diri setiap karyawan rumah sakit
dan efektif karena budaya serta cara manajemen dibentuk oleh pemimpin mengikuti
memiliki komunikasi yang terbuka supaya perintah dapat diterima dengan mudah oleh
tim, dan kinerja akan sesuai ekspektasi. Sikap yang adil pemimpin untuk
Pada hakekatnya gaya kepemimpinan situasional melihat hubungan pemimpin dan tim
yang dianalogikan sebagai hubungan anak dan orang tua. Persis seperti orang tua yang
melepaskan kendali kepada anak ketika anak beranjak dewasa, lebih matang, dan
mendelegasikan kepada tim sebagai anak buahnya untuk mengerjakan tugas sebagai
tanggung jawab dan tetap memantau mengawasi dengan baik. Pegawasan yang terlalu
berlebihan, memberikan arahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit berakibat negatif
bagi bawahan. Oleh sebab itu, perlu memadukan gaya kepemimpinan dengan tingkat
yang berkembang secara efektif untuk mengendalikan dan memotivasi bawahan karena
pendekatan ini membula jalur komunikasi dan mendukung kerjasama anatara pemimpin
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepemimpinan yang efektif. Pada teori sifat mengatakan bahwa seorang pemimpin
harus mempunyai siat-sifat yang unggul, sehingga dapat memimpin orang lain.
tujuan organisasi. Pada teori situasional, seorang pemimpin lahir dari situasi yang
ada dan kemudian mempengaruhi orang lain menuju suatu perubahan sesuai
dengan tuntutan situasi yang ada. Sedangkan pada teori transformasional, seorang
pemimpin mampu mentransformasi budaya lama menuju budaya baru yang lebih
Blanchard, K. (2007). Leading at A Higher Level. Alih Bahasa Poniman. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Bush, T. (Ed.). (2010). Theories of Educational Management (3rd ed.). London: Sage.
Aksara.
Ilyas, Y. (2006). Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Kepala Sekolah: Visi dan Strategi Sukses Era Tehnologi, Situasi Krisis, dan
Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior. Upper Saddle River. New Jersey: