Anda di halaman 1dari 6

Nama Dosen : Dr Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.

Si

Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Berpikir Sistematis Kesehatan Masyarakat

TUGAS MATRIKULASI KEPEMIMPINAN DAN BERPIKIR SISTEMATIS


KESEHATAN MASYARAKAT

Nama : Kristina

Nim : K202202016

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN
2022
ANALISA POLA KEPEMIMPINAN YANG ADA DI PUSKESMAS

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sektor utama yang sangat
penting dalam suatu organisasi. Semua potensi sumber daya manusia tersebut
berpengaruh terhadap upaya suatu organisasi dalam pencapaian tujuan.
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan
tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan usahanya dalam suatu organisasi,
dengan harapan bahwa suatu saat yang akan datang suatu organisasi akan
mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup organisasi tersebut dan
menginginkan terciptanya kinerja yang baik dalam bidang pekerjaannya. Hal ini
sumber daya manusia dianggap penting karena mereka dapat mempengaruhi
efisiensi dan efektivitas organisasi.
Kepemimpinan adalah mengerjakan segala sesuatu melalui orang lain
jika ada sasaran untuk dicapai, jika suatu tugas harus dilaksanakan dan jika
lebih dari satu orang diperlukan untuk melakukannya. Menurut definisi semua
manajer adalah pemimpin, dalam arti bahwa mereka akan hanya dapat
mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan dengan dukungan kelompoknya,
yang harus tergerak atau dibujuk untuk mengikuti mereka. Karena itu,
kepemimpinan adalah sesuatu mengenai mendorong dan membangkitkan
individu dan kelompok untuk berusaha sebaik-baiknya demi mencapai hasil
yang diinginkan. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam
sebuah organisasi. Berdasarkan Hasil survei pegawai yang dilakukan di Rumah
Sakit Umum Florida AS.
Manajer sering diperlukan untuk mendisiplinkan non-compliant atau
miskin berkinerja karyawan. Tindakan tersebut sering dirasakan oleh manajer
sebagai salah satu tugas yang paling tidak menyenangkan diperlukan
pemimpin. Penuh dengan banyak jebakan dan tunduk pada interpretasi pribadi
tersebut atau persepsi, tugas seorang manajer untuk mendisiplinkan pegawai
bersalah terhadap aturan pelanggaran atau standar organisasi sering dapat
mengakibatkan jenis tarikmenarik perang. Berdasarkan survei pagawai yang
dilakukan di Rumah Sakit Florida AS dapat disimpulkan, salah satu faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan pegawai adalah sering terjadinya konflik dalam
suatu organisasi antara menejer dan karyawan rumah sakit.
Keberhasilan suatu bidang pelayanan kesehatan tak lepas dari peran
seorang pemimpin. bertujuan untuk mengetahui apakah kepemimpinan
berperan dalam bidang kesehatan serta faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat
tercapai peran pemimpin dalam bidang kesehatan. Efektivitas seorang
pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya untuk mempengaruhi dan
mengarahkan para anggotanya dalam melaksanakan tugas. Seorang pemimpin
harus mempelajari bagaimana organisasi mereka berfungsi, bekerja, dan
mengintegrasikan kegiatan organisasi mereka kedalam masyarakat yang
mereka layani. Sebagai pemimpin dalam bidang kesehatan harus berfikir
secara sistematis dan strategis untuk melihat keadaan kesehatan masyarakat.
Mampu mempromosikan, memantau, dan mengevaluasi dampak perubahan
dalam kepemimpinannya.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai situasi,
dengan memilih alternatis terbaik diantara sejumlah alternative keputusan
yang dihadapinya. Alternatif harus dipilih yang resiko negative nya paling kecil
agar tidak merugikan organisasi. Pemimpin harus mampu menjelaskan alasan –
alasan memilih salah satu alternative keputusan dengan cara yang paling
mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. Pada
dasarnya pengambilan keputusan adalah merupakan tahap – tahap yang harus
digunakan untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
pusat dari kegiatan organisasi juga merupakan kunci kepemimpinan atau inti
dari kepemimpinan.
Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas antara lain
disebabkan oleh kedisiplinan dan kinerja petugas puskesmas yang belum
optimal. Hal ini terjadi sebagai akibat dari kurangnya perhatian pimpinan
terhadap pegawai/petugas kesehatan sehingga berdampak pada kedisiplinan
dan motivasi kerja petugas Puskesmas. Untuk menciptakan keberhasilan kerja
seorang petugas kesehatan, seorang pimpinan harus melakukan suatu langkah
manajemen agar tujuan organisasi dapat tercapai. Salah satu langkah tersebut
adalah melakukan pengawasan terhadap segala sesuatu pekerjaan yang
dilakukan seorang karyawan/petugas kesehatan. Pengawasan menjadi suatu
unsur yang terpenting dalam pembinaan individu didalam organisasi, karena
pengawasan merupakan tenaga penggerak bagi para bawahan atau petugas
kesehatan agar dapat bertindak sesuai dengan apa yang telah direncanakan
menurut aturan yang berlaku. Pengawasan adalah keseluruhan dari pada
kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat
penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah kerja. Pada saat ini puskesmas telah didirikan
hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau wilayah kerjanya
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling dan
daerah yang jauh sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan
fasilitas rawat inap.
ANALISA CARA BERPIKIR SISTEMATIS DALAM MENYELESAIKAN TUGAS

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan mempunyai dua fungsi


yaitu, fungsi pelayanan publik dan pungsi pelayanan klinis atau medical.
Indikasi kualitas pelayanan di puskesmas dapat tercermin dari persepsi pasien
atas pelayanan kesehatan yang diterima. Dari persepsi ini, pasien dapat
memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi
pelayanan kuratif (pengobatan), prefentif (pencegahan), promotif (penigkatan
kesehatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup
usia Effendi, (2009:133).

Penilaian kinerja adalah mengacu pada suatu sistim formal dan


terstruktur yang mengukur, menilai, dan memepengaruhi atribut, prilaku dan
hasil, termasuk tingkat ketidak hadiran. Yang dikaitan dengan pekerjaan
karyawan. Fokusnya adalah untuk mengetahui sebarapa produktif seorang
karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif dimasa yang
akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya
memperoleh manfaat Fajar, (2010:138).

Kualifikasi kepemimpinan memungkinkan seorang manajer memainkan


perannya dalam menopang kondisi yang ada meliputi Siswanto, (2009:105) 26
1. Watak dan Kepribadian yang terpuji Agar para bawahan maupun orang
yang berada di luar organisasi mempercayainya, seorang manajer harus
memiliki watak dan kepribadian yang terpuji. Manajer adalah cerminan
bawahan. Dan ia adalah sumber identifikasi, motivasi, dan moral para
bawahan.
2. Prakarsa yang tinggi Seorang pemimpin hendaknya, memiliki inisiatif
sendiri. Ia mengajukan gagasan dan bersedia menanggung resiko
kegagalan bersamaan dengan adanya kesempatan untuk memperoleh
keberhasilan.
3. Hasrat melayani bawahan Seoarang pemimpin harus percaya pada
bawahan, mendengarkan pendapat mereka, berkeinginan membantu,
serta menimbulkan dan mengembangkan keterampilan agar karir
mereka meningkat.
4. Sadar dan paham kondisi lingkungan, tidak hanya menyadari megenai
apa yang sedang terjadi di sekitar nya, tetapi juga harus memiliki
pengertian yang memadai sehingga dapat mengevaluasi perbedaan
kondisi lingkungan tersebut untuk kepentingan organisasi dan para
bawahannya.
5. Intelegensi yang tinggi harus memiliki kemampuan berpikir pada taraf
yang tinggi. Ia dituntut untuk mampu menganalisis permasalahan
dengan efektif, belajar dengan cepat dan memiliki minat yang tinggi
untuk mendalami dan menggali suatu ilmu pengetahuan.
6. Berorientasi ke masa depan Seoarang pemimpin harus memiliki intuisi,
kemampuan memprediksi, dan visi sehingga dapat mengetahui sejak
awal mengenai kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat
mempengaruhi oeganisasi yang dikelola para bawahan yang terorganisir.
7. Sikap terbuka dan lugas Seorang pemimpin harus memiliki sifat terbuka.
Ia harus sanggup mempertimbangkan fakta dan inovasi yang bru.
Bersedia mengganti cara kerja yang lama dengan cara kerja yang baru
yang dipandang mampu memberi nilai guna efisien dan efektif bagi
organisasi yang dipimpinnya

Anda mungkin juga menyukai