Anda di halaman 1dari 35

Teori Struktur Organisasi dan Kepemimpinan

Dengan Mengambil Contoh RS Atma Jaya Jakarta

dr. Yopi Simargi, Sp.Rad


dr. Rika Wydiawati
dr. Luluk Fauziah
dr. Vincentia Samantha

Program Magister Manajemen Rumah Sakit


ARS University
2021
Pendahuluan

Dalam pengelolaan sumber daya


manusia, satu hal penting bagi
Pembentukan suatu organisasi
Keberhasilan suatu organisasi kelangsungan kemampuan kerja
merupakan salah satu usaha
baik sebagai keseluruhan maupun yang tinggi dari para karyawan
untuk mencapai tujuan yang
sebagai kelompok sangat adalah kemampuan dari
diinginkan. Organisasi
tergantung pada mutu pemimpin organisasi didalam
merupakan kesatuan sosial yang
kepemimpinan yang terdapat meletakkan dasar-dasar
dikoordinasikan secara sadar
dalam organisasi yang pembinaan dan penentuan arah
dengan sebuah batasan yang
bersangkutan maupun pola sasaran organisasi. Tanpa
reaktif dapat diidentifikasikan,
kepemimpinan yang akan pemimpin yang baik dan paham
bekerja secara terus menerus
diterapkan terhadap pola tugas dan sasaran
untuk mencapai tujuan.
organisasi akan sulit diharapkan
kinerja karyawan yang optimal
Pendahuluan

Sumber daya manusia adalah aset Kepemipinan sebagai


Sarana kesehatan seperti rumah yang dimiliki oleh sebuah
sakit dan puskesmas merupakan organisasi termasuk rumah sakit salah satu indikator
salah satu contoh pelaksanaan yang perlu dikelola secara efektif kualitas sumber daya
organisasi dengan tujuan untuk agar memberikan nilai tambah. manusia merupakan
melayani masyarakat, terutama Untuk mengelola sumber daya
dalam bidang kesehatan. Aset manusia menjadi aset organisasi faktor yang sangat
terpenting yang dimiliki sarana seperti rumah sakit diperlukan menentukan
kesehatan tentu saja adalah kepemimpinan yang efektif
sumber daya manusia yang begitu juga untuk meningkatkan keberhasilan suatu
memadai, baik secara kualitatif mutu, salah satunya perlu organisasi seperti
ataupun kuantitatif meningkatkan ’leadership’ atau rumah sakit.
kepemimpinan.
Kepemimpinan

kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi


kelompok untuk mencapai tujuan umum. Kepemimpinan mempunyai
sebuah kekuasaan yang luar biasa dan kepemimpinan bisa membuat
perbedaan antara sukses dan kegagalan dalam hal apa saja yang dikerjakan
baik bagi diri sendiri maupun kelompok
Teori Kepemimpinan
Teori Ciri Kepribadian Kepemimpinan
• Terdapat enam karakter yang membedakan pemimpin dan bukan
pemimpin adalah ambisi dan semangat, hasrat untuk memimpin,
kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan dan
pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

Teori Perilaku Kepemimpinan


• Perbedaan antara teori ciri dan teori perilaku, dalam penerapan,
terletak pada asumsi yang mendasari. Seandainya teori ciri itu sahih
(valid), maka kepemimpinan pada dasarnya dibawa sejak lahir. Di
lain pihak, seandainya terdapat perilaku spesifik yang menjadi ciri
khas pemimpin, maka kita dapat mengajarkan kepemimpinan, kita
dapat merancang program-program yang menanamkan pola
perilaku ini ke dalam individu yang berhasrat menjadi pemimpin
yang efektif
Peranan Kepemimpinan
Peranan pengambilan keputusan
• Seseorang yang mendapat kepercayaan untuk menduduki
jabatan pemimpin dituntut memiliki dalam hal pengambilan
keputusan yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.
Ada tiga proses dalam pengambilan keputusan, yaitu:
• 1. Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi
dengan wawasan yang inteligent.
• 2. Design activity, yaitu proses menemukan masalah,
mengembangkan pemahaman dan menganalisis kemungkinan
pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut, jadi ada
perencanaan pola kegiatan.
• 3. Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari
sekian banyak alternatife atau kemungkinan pemecahan masalah.

Ada enam cara yang digunakan untuk sampai pada suatu


keputusan yaitu:
1. memohon petunjuk kepada yang Maha Kuasa.
2. Memohon restu dan petunjuk dari orang-orang bijaksana
(semakin tua penasihat tersebut, makin baik atau arif petuah-
petuahnya).
3. Mendasarkan diri pada firasat dan intuisi sendiri.
4. Menggunakan akal sehat.
5. Mendasarkan diri pada daya pikir yang logis (logika)
6. Menggunakan cara-cara penyelesaian ilmiah (yaitu disertai
penelitian, dan faktual, analisis, verifikasi, bukti-bukti).
Peranan
Bagian dari sistem administrasi
Dilaksanakan secara terus-menerus dan
berkesinambungan.

Berorientasi pada masa depan

Mampu menyelesaikan masalah

Mempunyai tujuan

Bersifat mampu kelola


Pola Kepemimpinan pada
Sarana Kesehatan
 Sarana kesehatan layaknya sebuah organisasi membutuhkan
pemimpin. Tantangan dan kesempatan yang menanti sarana
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas dapat berubah
dengan cepat. Pola kepemimpinan merupakan kekuatan
yang sangat besar untuk menghadapinya. Teori
kepemimpinan yang paling banyak digunakan dewasa ini
adalah yang berdasarkan teori situasional
Teori Kepemimpinan
Situasional
 berkembang berdasarkan pemikiran bahwa tidak ada
satupun gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua
situasi. Kekuatan yang ada pada diri pemimpin dan yang
dimiliki oleh kelompok (hubungan interpersonal di antara
keduanya) serta lingkungan (orientasi tugas) akan ikut
menentukan gaya kepemimpinan seseorang jika ia
berhubungan dengan stafnya. Kepemimpinan situasional
merupakan teori kontijensi yang memusatkan perhatian
pada para pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai
dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk
menghadapi situasi tertentu dan tergantung pada tingkat
kesiapan (readiness) dan kedewasaan para pengikut.
Teori Kepemimpinan
Situasional
 Teori ini mengidentifikasikan empat perilaku pemimpin
spesifik, mulai dari yang sangat direktif sampai yang sangat
bebas. Perilaku yang efektif tergantung pada kemampuan dan
motivasi pengikut. Maka SLT mengatakan jika para pengikut
tidak mampu dan tidak ingin melaksanakan tugas, pemimpin
perlu memberikan arahan yang khusus dan jelas. Jika para
pengikut tidak mampu dan ingin, pemimpin perlu memaparkan
orientasi tugas yang tinggi untuk mengkompensasikan
kekurangmampuan para pengikut dan orientasi hubungan yang
tinggi untuk membuat para pengikut menyesuaikan diri dengan
keinginan pemimpin. Jika pengikut mampu dan tidak ingin
maka pemimpin perlu menggunakan gaya yang mendukung
dan partisipatif dan jika karyawan mampu dan ingin, para
pemimpin tidak perlu berbuat banyak.
Gaya Kepemimpinan

Directing
Coaching (melatih)
(mengarahkan)

Suporting Delegating
(mendukung) (menugaskan)
LANDASAN HUKUM

 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi


Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
 UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 Permenkes RI No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam
medis pada Bab VI pasal 15 yaitu Pengelolaan RM
dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan tata kerja sarana
pelayanan kesehatan.
Jenis Rumah Sakit
 Rumah Sakit Umum (RSU)
 Rumah Sakit Khusus (RSK)

KLASIFIKASI RS menurut struktur organisasi dan


kemampuan pelayanan medik :
 RSU Kelas A, Kelas B, Kelas C dan Kelas D
 RSK Kelas A, Kelas B dan Kelas C
VISI, MISI, NILAI DASAR, TUJUAN, DAN MOTTO RUMAH
SAKIT
A.   VISI
Menjadi rumah sakit pilihan yang unggul dalam pelayanan, pendidikan
dan penelitian dalam bidang kesehatan.
B.   MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat luas
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini;
2. Berkontribusi kepada negara dengan memberikan pelayanan
kesehatan dan mengembangkan tenaga kesehatan yang profesional
3. Menyediakan wahana pendidikan dan pusat penelitian yang
berkualitas;
4. Secara konsisten membangun tata kelola organisasi, sumber daya
dan budaya organisasi yang kuat dan mandiri.
NILAI DASAR
Dengan memperhatikan Visi dan Misi RSAJ, dirumuskan delapan nilai dasar
yang perlu melandasi sikap kerja sehari-hari bagi semua warga RSAJ:
Kristiani - menjadi terang atau cahaya penyelenggaraan organisasi, terwujud
dalam iman yang kuat, persaudaraan sejati, pelayanan kasih, membela
kehidupan, dan bersedia berkurban untuk sesama.
Unggul - memiliki kecerdasan mental, spiritual dan emosional secara terpadu,
berbudi luhur, dan penuh daya juang.
Profesional - menempatkan kepemimpinan dan manajemen  secara
transparan, akuntabel, responsible, mandiri dan adil.
Peduli - komunitas  yang tanggap terhadap kebutuhan sekitarnya, memiliki
kepekaan sosial, berbela rasa, dan lebih berpihak kepada yang lemah dan
miskin.
Sinergi - mengutamakan kerjasama dalam tim demi terciptanya nilai lebih.
Inovasi - memiliki terobosan  pembaharuan dalam mengimbangi
pengembangan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan
D.   TUJUAN
Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat luas berbasis
ilmu pengetahuan dan teknologi terkini;
E.   MOTTO
“BERSATU MENGABDI SESAMA, ANDAL LAYAN PEDULI HATI“
Yayasan Atma Jaya

• Badan Penyelenggara Universitas Katolik Indonesia Atma


Jaya

• Rumah Sakit Atma Jaya, yang didirikan pada tanggal 1


Juni I960, dengan Akta No. 3
Dewan Pengawas
• Dibentuk oleh Yayasan dan bertanggung jawab kepada
Yayasan.

• Terdiri dari : 6 orang, dengan satu orang di antaranya


sebagai Ketua merangkap anggota.

• Masa jabatan : 4 tahun, dan dapat diangkat kembali untuk 1


periode yang sama.
Direksi
• Diangkat, diberhentikan & bertanggung jawab
kepada Yayasan.

• Terdiri dari : 4 (empat) orang Direktur.

• Masa jabatan Direksi RSAJ adalah 4 tahun

• Persyaratan: integritas, dedikasi , mampu


melaksanakan perbuatan hukum, tidak pernah
dihukum, berpengalaman 5 tahun, dll.
Tugas dan Wewenang Direksi

Tugas Pokok Direksi

• memimpin dan mengelola RSAJ

• bersama Komite Medik dan Komite Keperawatan : mengupayakan pemeliharaan


dan pengembangan layanan medis yang profesional, bermutu, aman dan dapat
dipertanggungjawabkan dan layak menjadi sarana pendidikan dan layanan
kesehatan.

• bersama Dekanat FK dan pimpinan fakultas ilmu kesehatan lain :


mengembangkan sarana, untuk proses pembelajaran mahasiswa klinik serta
pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi agar dapat memenuhi persyaratan
akreditasi sebagai Rumah Sakit pendidikan.

• penghayatan nilai Kristiani dan pengembangan etos kerja yang andal dan
budaya organisasi berlandaskan nilai dasar RSAJ.
Rapat Direksi

• Diadakan secara berkala atau setiap waktu jika ada


permintaan dari Direktur Utama

• Dipimpin oleh Direktur Utama

• Melakukan rapat koordinasi dengan Dekanat FKUAJ


sebagai mitra
SATUAN PEMERIKSAAN
INTERNAL (SPI)
• Struktur Non Organisasi

• Dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Direksi


RSAJ.

• Dipimpin oleh seorang Kepala.

• Terdiri dari 2 (dua) bagian:


kinerja pelayanan rumah sakit
kinerja keuangan rumah sakit.

• Tugas : mengawasi, memberi saran, mengevaluasi kinerja


pelayanan & kinerja keuangan RSAJ
Komite Rumah Sakit
• Dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direksi RSAJ, setelah
mendapat pertimbangan dari Dewan Pengawas.

• Tujuan : memberikan pelayanan RSAJ yang terpadu dan bermutu


prima sesuai dengan visi, misi dan nilai-nilai RSAJ.

• Komite Rumah Sakit di dalam RSAJ terdiri dari:


 Komite Medik;
 Komite Keperawatan;
 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien;
 Komite Etik dan Hukum;
 Komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI);
 Komite Farmasi dan Terapi;
 Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS);
 Komite Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Rumah
Sakit (K3LRS)
Komite Medik RSAJ
• Organisasi non struktural yang dibentuk di Rumah Sakit dan
bertanggung jawab kepada Direktur Utama

• Dalam menjalankan tugas dan fungsinya melibatkan Mitra


Bestari untuk mengambil keputusan profesional.

• Terdiri dari pengurus Komite Medik dan anggota Komite


Medik yang terbagi dalam Sub-Komite.
Komite Keperawatan
• Organisasi profesional keperawatan yang bertanggung
jawab kepada Direksi dalam hal pembinaan dan
peningkatan mutu profesional tenaga keperawatan

• Dalam menjalankan tugas dan fungsinya melibatkan Mitra


Bestari untuk mengambil keputusan professional

• Terdiri dari pengurus Komite Keperawatan dan anggota


Komite Keperawatan yang terbagi dalam Sub-Komite.
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit

• Bertanggung jawab atas kebijaksanaan peningkatan mutu


berkesinambungan, pemantauan dan pengawasan
pelaksanaannya

• Bertanggung jawab atas pelayanan pasien yang aman

• Meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah cedera yang


disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
Komite Etik dan Hukum

• Bertanggung jawab membina kesadaran etis dan kesadaran


hukum segenap warga RSAJ

• Memberikan konsultasi kepada Direksi berkaitan dengan


masalah etis dan hukum yang terkait dengan pelayanan
RSAJ.
Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Bertanggung jawab melakukan pencegahan dan


pengendalian infeksi di lingkungan Rumah Sakit melalui
upaya identifikasi dan penurunan risiko penularan atau
transmisi infeksi di antara pasien, staf, profesional kesehatan,
mahasiswa, dan pengunjung.
Komite Farmasi dan Terapi

• Menentukan kebijakan pemilihan, penggunaan obat serta


evaluasinya.

• Berperan dan bertanggung jawab memberikan tambahan


pengetahuan baru yang berhubungan dengan obat dan
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan di RSAJ.
Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS)

Meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan masyarakat, agar


mampu dan mandiri menjaga kesehatan, mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasi, melalui pelaksanaan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran,
sesuai sosial budaya, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Komite Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan Rumah Sakit (K3LRS)

Membuat kebijakan untuk meminimalkan risiko dan kerugian


terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, pasien, dan
pengunjung serta masyarakat dan juga meminimalisasi adanya
dampak cemaran di lingkungan RS Atma Jaya.
Rapat Koordinasi
• Dilakukan Atas permintaan Dekan FKUAJ atau dekan fakultas ilmu
kesehatan lainnya di lingkungan Unika

• Terdiri dari : Direksi RSAJ, Dekanat FKUAJ atau dekenat fakultas ilmu
kesehatan lainnya di dalam Unika sebagai mitra untuk membahas
strategis mengenai pengembangan RSAJ sebagai Rumah Sakit
Pendidikan

• Mengundang anggota Pengurus Yayasan, anggota Dewan Pengawas


Rumah Sakit dan/atau pihak lain yang diundang oleh Direksi RSAJ.

• Rapat koordinasi dipimpin oleh Direktur Utama RSAJ.

• Berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh Direktur Utama RSAJ dan
Dekan FKUAJ.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Peran kepemimpinan memegang peranan yang sangat menentukan dalam mencapai
tujuan suatu organisasi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.

Terdapat banyak sekali teori tentang gaya kepemimpinan, salah satunya teori
situasional, yang terdiri atas empat pola kepemimpinan yaitu directing, coaching,
supporting, dan delegation.

Pada sarana kesehatan peran kepemimpinan yang terbaik adalah yang sesuai dengan
keadaan pada saran kesehatan tersebut.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai