Anda di halaman 1dari 75

DAYA HAMBAT SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG

BANGLE (ZingiberpurpureumRoxb)
TERHADAP BAKTERI StaphylococcusAureus

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
MARDATILLAH SARDIMAS
201804016

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA (III) FARMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
2021
KARYA TULIS ILMIAH

DAYA HAMBAT SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG


BANGLE (ZingiberpurpureumRoxb)
TERHADAP BAKTERI StaphylococcusAureus

MARDATILLAH SARDIMAS
NIM. 201804016

DiajukanSebagaiSalahSatuSyaratDalam
Menyelesaikan
PendidikanProgramDiplomaTiga(DIII)Farm
asi

PROGRAMSTUDI DIPLOMA TIGA (DIII) FARMASI FAKULTAS


TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
ITKES MUHAMMADIYAHSIDRAP
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

DAYA HAMBAT SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG


BANGLE (ZingiberpurpureumRoxb)
TERHADAP BAKTERI StaphylococcusAureus

Oleh :

MARDATILLAH
SARDIMAS
201804016

Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Tiga Farmasi
ITKES Muhammadiyah Sidrap

Pangkajene, 3 Safar 1443 H


10 September 2021 M

Tim Pembimibng
Pembimbing IPembimbing II

Fitriana Bunyanis S.Si M.Kes Rustam T,S,Si,M.Kes,Apt


NBM : 1113932 NBM : -

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Prodi DIII Farmasi


Teknologi Kesehatan dan ITKeS Muhammadiyah
Sains Sidrap
ITKES Muhammadiyah
Sidrap

Ns. Hasrul, S.Kep, M.M.Kes Wahyuni L.Ode, S.Farm, M.Kes


NBM : 1174267 NBM : 1259284

ii
HALAMAN PENGESAHAN

DAYA HAMBAT SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG


BANGLE (ZingiberpurpureumRoxb)
TERHADAP BAKTERI StaphylococcusAureus

Disusun dan diajukan oleh:


MARDATILLAH SARDIMAS 201804016

Pada Hari: Jum’at

Tanggal : 24 September 2021

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Pembimbing
1. Fitriana Bunyanis S.Si M.Kes
(……………….....…..)

2. Rustam T,S.Si.M.Kes,Apt (………………………)

Penguji
1. Washliaty Sirajuddin,S.Si,M.Si,Apt
(………………………)

2. Wahyuni L.Ode,S.Farm,M.Kes (………………………)

Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknologi Kesehatan dan Sains
Ketua Prodi DIII Farmasi ITKES Muhammadiyah

Ns. Hasrul, S.Kep, M.M.Kes Wahyuni L.Ode, S.Farm, M.Kes


NBM : 1174267 NBM : 1259284

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang Bertanda tangan dibawah ini :


NAMA : MARDATILLAH SARDIMAS
NIM 201804016
PROGRAM STUDY : DIII FARMASI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis inii

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan karya

tulis ilmiah ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Pangkajene, September 2021

MARDATILLAHMaterai
SARDIMAS

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang Bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : MARDATILLAH SARDIMAS


NIM 201804016
PROGRAM STUDY : DIII FARMASI
JENIS KARYA : KARYA ILMIAH
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Institut Teknologi Ilmu Kesehatan dan Sains Muhammadiyah
Sidrap. Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Nonexclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Daya hambat sabun padat
ekstrak etanol rimpang bangle (zingiber purpureum roxb) terhadap
bakteri Staphylococcus aureus” beserta perangkat yang ada Dengan Hak
Bebas Royalti NPonekslusif ini Institut Teknologi Kesehatan dan Sains
Muhammadiyah Sidrap berhak menyimpan, mengakig
media/formatkan, mengelolah dalam bentuk pangkalan (data base) data
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian penyampaian ini saya buat dengan
sebenarnya.

Dibuat di : Pangkajene
Pada Tanggal :September 2021
Yang Menyatakan

MARDATILLAH SARDIMAS

v
RINGKASAN

Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah


SIDRAP Program Studi : DIII Farmasi
Karya Tulis Ilmiah : September /
2021 Mardatillah Sardimas
“Daya hambat sabun ekstrak etanol rimpang bangle
(ZingiberpurpureumRoxb) terhadap bakteriStaphylococcusaureus”
Di bimbing oleh : Fitriana Bunyanis dan Rustam T
XVII + 50 Halaman + 12 gambar + 3 tabel + 14 lampiran
Jerawat adalah penyakit radang yang dapat terjadi pada bagian
wajah, leher, dada dan punggung. Selain itu, jerawat dapat menyebabkan
jaringan parut yang permanen sehingga sulit untuk diperbaiki atau
dikembalikan seperti keadaan wajah sebelumnya
Salah satu bakteri penyebab penyakit pada kulit yaitu bakteri
Staphylococcus epidermidis dan bakteri Pseudomonas
aerugina. Sebagian besar bakteri ini adalah flora normal pada kulit dan
membran mukosa manusia. Telah diketahui bakteri yang umum
menginfeksi jerawat adalah Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus, dan Propionibacteriumacnes
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat sabun
padat ekstrak etanol rimpang bangle (ZingiberpurpureumRoxb) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcusaureus.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa ekstrak etanol rimpang bangle (Zingiber
purpureum Roxb) dapat memberikan daya hambat terbesar (optimal) terhadap
bakteri Staphylococcusaureusadalah pada konsentrasi 2,5% yaitu 17,00.
Daftarpustaka :(2008-2020).Jurnal
Katakunci :BakteriStaphylococcusaureus,TanamanBangle

vi
SUMMARY

SIDRAP Muhammadiyah Institute of Health and Science


Technology Study Program : DIII Pharmacy
Scientific Writing : September / 2021
Mardatillah sardimas
“Inhibitory efficacy of bangle rhizome (zingiber purpureum roxb) ethanol
extract against staphylococcus aureus bacteria”
Supervised by : Fitriana Bunyanis dan Rustam T
XVII + 50 pages + 12 pictures + 3 tables + 14 attachments
Acne is an inflammatory disease that can occur on the face, neck,
chest and back. In addition, acne can cause permanent scarring, making it
difficult to repair or restore it to its previous state
One of the bacteria that causes skin disease is Staphylococcus
epidermidis bacteria and Pseudomonas aerugina bacteria. Most of these
bacteria are normal flora of human skin and mucous membranes. It is
known that the bacteria that commonly infect acne are Staphylococcus
epidermidis, Staphylococcus aureus, and Propionibacterium acnes
This study aims to determine the inhibition of solid soap ethanol
extract of bangle rhizome (Zingiber purpureum Roxb) against the
growth of Staphylococcus aureus bacteria.
Based on the results of the research conducted, it can be concluded
that the ethanol extract of bangle rhizome (Zingiber purpureum Roxb) can
provide the greatest (optimal) inhibition against Staphylococcus aureus
bacteria at a concentration of 2.5%, namely 17.00.
Bibliography : (2008-2020). Journal
Key words : Staphylococcusaureusbacteria, Bangle plant

vii
viii
KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas
limpahan karunia dan Hidayah-Nya Sehingga Penulis Dapat Menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul “daya hambat sabun padat ekstrak
etanol rimpang bangle (zingiber purpureum roxb) terhadap bakteri
staphylococcusaureus”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Diploma Tiga (DIII) Farmasi

Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah Sidrap.Dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dari segi sistematika maupun dari segi ilmiahnya, walaupun

penulis telah berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak apa

yang telah tersusun dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak tercapai

sebagaimana yang tampak sekarang ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya disertai dengan ucapan terima kasih banyak yang tak terhingga

kepada :

1. Terkhusus dan Teristimewa kepada kedua orangtua, Ayah penulis

Bapak Odding dan Ibu penulis Ibu Hasni yang selalu, tak hentinya

memberi motivasi, dorongan kekuatan dan semangat kepada

penulis selama ini sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini. Tanpa mereka, tanpa do’a yang tulus dari

ix
mereka penulis tidak akan bisa ada sampai detik sekarang ini.

Semua jasa dan pengorbanannya tidak akan pernah bisa penulis

gantikan dengan apapun selain melihat mereka nantinya tersenyum

melihat dan menyaksikan anaknya mengenakan toga-nya.

2. Bapak Dr. Muhammad Tahir,SKM, M.Kes selaku Ketua Rektor ITKES

Muhammadiyah Sidrap atas bimbingan dan pengarahan kepada

penulis selama mengikuti pendidikan di ITKES Muhammadiyah

Sidrap

3. Bapak Ns. Hasrul, S.Kep., M.M.Kes sebagai Dekan Fakultas


Teknologi Kesehatan dan Sains ITKES Muhammadiyah Sidrap

4. Ibu Wahyuni L.Ode, S.Farm, M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII

Farmasi ITKeS Muhammadiyah Sidrap.

5. Ibu Fitriana Bunyanis,S.Si M.Kes selaku Pembimbing I yang telah

banyak sekali membantu, membimbing, dan meluangkan waktu

untuk penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak Rustam T,S.Si,M.Kes,Apt sebagai Pembimbing II yang telah

banyak membantu, membimbing dan meluangkan waktu untuk

penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini .

7. Bapak dan Ibu pengajar Program Studi Pendidikan Diploma Tiga

(DIII) Farmasi yang telah memberi dorongan, arahan dan

bimbingan sejak awal kuliah sampai akhir.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga (DIII)

Farmasi Insitut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah

x
Sidrap dan terkhusus semua teman-teman seperjuangan yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu bersama baik

suka maupun duka serta turut memberikan bantuan, dukungan dan

motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak sempat saya

sebutkan satu persatu namanya.

Akhir kata, segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang

sempurna Allah SWT. Begitu pula dengan adanya Karya Tulis

Ilmiah ini, untuk menuju proses kesempurnaan, saya

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan

masyarakat luas.

Pangkajene, Agustus 2021

Mardatillah Sardimas

BIODATA PENULIS

xi
1. Identitas

a. Nama : Mardatillah Sardimas

b. Nim 201804016

c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Tempat/tanggal lahir : Parepare, 04 Desember 1998

e. Suku bangsa : Bugis/Indonesia

f. Agama : Islam

g. Alamat : JL.Jend. A. Yani Kota Parepare

h. E-mail : tillacs949@gmail.com

i. No.Hp 087819062168

2. Riwayat pendidikan

a. Tamat SD Negeri 48 Parepare tahun 2010

b. Tamat SMP Negeri 4 Parepare tahun 2013

c. Tamat SMK Farmasi Yasari Parepare tahun 2016

d. Mengikuti pendidikan di prodi DIII Farmasi ITkeS Muhammadiyah

Sidrap sampai sekarang.

xii
DAFTAR ISI
Hal
SAMPUL
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH v
RINGKASAN vi

SUMMARY vii
KATA PENGANTAR viii
BIODATA PENULIS xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR SINGKATAN xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Rumusan Masalah 5
I.3. Tujuan Penelitian 6
I.4. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum 7
II.2 Tinjauan Khusus 10
II.3 Uraian Bakteri Staphylococcusaureus 12
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian 19
III.2 Tempat dan Waktu Penelitian 19
III.3 Sampel 19

xiii
III.4 Alat Yang Digunakan 19
III.5 Bahan Yang Digunakan 20
III.6 Sterilisasi Alat 21
III.7 Medium NA 21
III.8 Penyiapan Bakteri Uji 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian 23
IV.2 Pembahasan 24
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan 27
V.2 Saran 27
DAFTAR PUSTAKA

xiv
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Hasil Pengamatan Diameter Hambatan 24


Tabel 2 Analisis Hambatan menggunakan RAL 31
Tabel 3 Anava 34

xv
DAFTAR SINGKATAN

Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan

ITKES Institut Teknologi Kesehatan dan Sains

SIDRAP Sidenreng Rappang

DIII Diploma Tiga

DDH Daerah Daya Hambat

MM Milimeter

RAL Rancangan Acak Lengkap

NA Nutrient Agar

FK Faktor Koreksi

JKT Jumlah Kuadrat Total

JKP Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKG Jumlah Kuadrat Galat

KTP Kuadrat Tengah Perlakuan

KTG Kuadrat Tengah Galat

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran I Skema Kerja 30


Lampiran II Tabel Analisis Hambatan 31
Lampiran III Dokumentasi Penelitian 35
Lampiran IV Daftar Usul Judul Karya Tulis Ilmiah 40
Lampiran V Lembar Judul KTI yang Diterima 41
Lampiran VI Tanda Persetujuan Perbaikan Proposal 42
Lampiran VII Surat Pengantar Izin Penelitian 43
Lampiran VIII Surat Keterangan Selesai Meneliti 44
Lampiran IX Kartu Kontrol Konsultasi Proposal KTI 45
Lampiran X Kartu Kontrol (Proposal) Mengikuti Seminar 46
Lampiran XI Kartu Kontrol Konsultasi Hasil KTI 47
Lampiran XII Kartu Kontrol (Hasil) Mengikuti Seminar 48
Lampiran XIII Lembar Surat Pernyataan Meneliti 49
Lampiran XIV Lembar Bebas Pustaka 50

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang berharga bagi manusia,

karena siapa saja dapat mengalami gangguan kesehatan. Jerawat

adalah penyakit radang yang dapat terjadi pada bagian wajah, leher,

dada dan punggung. Selain itu, jerawat dapat menyebabkan jaringan

parut yang permanen sehingga sulit untuk diperbaiki atau

dikembalikan seperti keadaan wajah sebelumnya (Pangestu &

Achmad, 2020)

Meskipun jerawat tidak berdampak fatal, tetapi membuat

depresi dan kecemasan sehingga tingkat kepercayaan diri seseorang

akan menurun. Berdasarkan kasus ditahun 2007, kebanyakan

penderita adalah remaja dan dewasa yang berusia antara 11 – 30

tahun. Di Indonesia terdapat catatan kelompok studi dematologi

kosmetika Indonesia, menunjukkan terdapat 60% penderita acne

vulgaris pada tahun 2006 dan sekitar 80% penderita acne vulgaris

pada tahun 2007 (Pangestu & Achmad, 2020)

Jerawat (acne vulgaris) merupakan suatu penyakit

peradangan kronik dari unit pilosebaseus yang ditandai dengan

adanya komedo, papula, pustula, nodul, kista, dan skar (Meilina &

Hasanah, 2018)
Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia

sehingga tidaklah mengherankan semua usaha dilakukan untuk

memperoleh tubuh yang sehat, mulai dari kebiasaan hidup yang

teratur, berolahraga, diet yang seimbang, istirahat yang cukup,

sampai dengan mengkonsumsi obat ataupun suplemen.Kesehatan

kulit dapat mencerminkan kesehatan seseorang secara

keseluruhan.Selain itu, kulit juga menjadi ukuran kecantikan. Pola

hidup dan lingkungan yang tidak sehat akan menimbulkan banyak

masalah kulit, antara lain, jerawat, kulit kering, kasar, berkerut,

berminyak dan flek di wajah.(Agustina Retnaningsih, Annisa

Primadiamanti, 2019)

Produk anti jerawat (anti acne) dari bahan alami sangat

diminati oleh masyarakat saat ini terutama para remja yang memiliki

kulit yang berjerawat atau sensitif, sabun adalah salah satu yang

banyak dicari elah masyarakat untuk menjadi salah satu alternatif

dalam penobatan jerawat (Indratmoko, 2016).

Cara untuk menghilangkan jerawat telah menjadi fenomena

yang dibutuhkan remaja masa kini, sudah banyak bermunculan

berbagai produk dan cara untuk menghilangkan jerawat tersebut,

mulai dari penggunaan obat- obat anti jerawat yang mahal, perawatan

ke salon-salon kecantikan hingga cara alami untuk mengatasi jerawat.

(Agustina Retnaningsih, Annisa Primadiamanti, 2019)

Salah satu bakteri penyebab penyakit pada kulit yaitu bakteri

Staphylococcus epidermidis dan bakteri Pseudomonas aerugina.

2
Bakteri Staphylococcusepidermidisadalah salah satu bakteri spesies

dari genus bakteri Stapylococcus yang paling sering dktemui

menginfeksi kulit. Bakteri ini merupakan bakteri Gram positif dan

termasuk bakteri Stapiylacoccus koagulasi negatif. Sebagian besar

bakteri ini adalah flora normal pada kulit dan membran mukosa

manusia. Sedangkan Pseudomonas aeruginosa adalah suatu bakteri

Gram negatif yang berbentuk basil. Bakteri ini merupakan bakteri

oportunistik yang memanfaatkan kerusakan pada mekanisme

pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi dikulit. Penderita

penyakit kanker, fibrosis kistik dan luka bakar menjadi masalah yang

serius di rumah sakit apabila terinfeksi bakteri Pseudomonas

aeruginosa(Aqlinia et al., 2020).

Hasil uji antibakteri ekstrak metanol daun kapas (Gossypium

barbadense L.) memiliki zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcusaureuspada konsentrasi 30 mg/mL sebesar 16 mm .

Bakteri tersebut merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat.

Berdasarkan potensi antibakteri terhadap bakteri genus

Staphylococcus, maka dapat diasumsikan ekstrak daun kapas diduga

memiliki potensi antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus

epidermidis. Telah diketahui bakteri yang umum menginfeksi jerawat

adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan

Propionibacteriumacnes(Wulandari, 2018)

Penyebab terjadinya jerawat antara lain faktor genetik,

3
endokrin, psikis, musim, stres, makanan, keaktifan kelenjar sebasea,

infeksi bakteri, kosmetika, dan bahan kimia lain (Al-Hoqail, 2003).

Jerawat dapat disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak yang

berlebihan dan diperburuk oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab

jerawat terdiri dari Propionibacterium acnes (Chomnawang, dkk.,

2007), Staphylococcus aureus (Sarlina, dkk., 2017), Staphylococcus

epidermidis(Suryana, dkk., 2017), dll (Meilina & Hasanah, 2018)

Bangle merupakan suatu tanaman yang sudah lama

digunakan sebagai obat tradisional, yang berbentuk mirip jahe

termasuk kedalam famili zingiberaceae (Padmasari et al., 2013) dan

(Citradewi et al., 2019). Menurut penelitian Citradewi rimpang bangle

mngandung saponin, flafonoid, minyak atsiri, tanin, triterpenoid,

vitamin C, vitamin E, karoten, dan senyawa polifenol (Citradewi et al.,

2019). Dan secara ilmiah rimpang bangle telah terbukti memiliki

aktivitas sebagai antibakteri, laksatif, antioksidan, dan mampu

menghambat lipase pangkres (Padmasari et al., 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan Wulandari diketahui bahwa

sabun cair dengan penambahan minyak atsiri bangle lebih efektif

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dibandingkan dengan bakteri E. coli. Hal ini ditandai dengan lebih

besarnya zona hambat yang terbentuk di sekitar media dibandingkan

dengan zona hambat bakteri E.colipada setiap perlakuan. (Wulandari,

2018).

4
Beberapa dari senyawa tersebut telah dibuktikan melalui

penelitian – penelitian diantaranya, tanin dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sesuai dengan hasil

penelitian Akiyama, et al. (2001). Saponin dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sesuai dengan hasil

penelitian. Soetan et al., (2006). Flavonoid dilaporkan memiliki

aktivitas antibakteri dan minyak atsiri (essential oil) dari famili

Zingibereaceae ditemukan sebagai sumber terpenoid yang kaya

sehingga memiliki potensi sebagai zat yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcusaureus. (Citradewi et al., 2019)

Berdasarkan uraian diatas, dalam mempertimbangkan

kemungkinan menggunakan rimpang bangle pada pengobatan

jerawat, maka diperlukan kajian mengenai aktivitas antibakterinya.

I.2. Rumusan Masalah

Bagaimana daya hambat sabun padat ekstrak etanol rimpang

bangle (Zingiber purpureum Roxb) terhadap pertumbuhan bakteri

staphylococcusaureus.

I.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui daya hambat sabun padat ekstrak etanol

rimpang bangle (ZingiberpurpureumRoxb) terhadap pertumbuhan

5
bakteri Staphylococcusaureus.

I.4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai sumbangan pikiran dan referensi untuk penelitian

berikutnya khususnya bagi mahasiswa kampus ITKes

Muhammadiyah Sidrap.

b. Manfaat Bagi Mahasiswa

Untuk mengetahui daya hambat dari sabun padat ekstrak

etanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) terhadap

bakteri Staphylococcusaureus.

c. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat

mengenai pemanfaatan rimpang bangle sebagai atau dalam

menangani penyakit jerawat.

6
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum

Dalam Quran surat Al Anbiya' ayat 83 Allah SWT berfirman

mengenai ayat Alquran tentang wabah penyakityang menimpa Nabi

Ayub. Penyakit itu adalah judzam (kusta atau lepra) yang menyerang

fisiknya.

‫ﻭﺍﻳﻮﺏ ﺍﺫ ﻧﺎﺩﻯ ﺭﺑ ﺍﻧﻲ ﻣﺴﻨﻲ ﺍﻟﻀﺮ ﻭﺍﻧﺖ ﺍﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮﺍﺣﻤﻴﻦ‬

wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-

rāḥimīn

Artinya:

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya

Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau

Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."

Ayat Al. Qur’an tentang tanaman herbal yang disebut

didalamnya yaitu minyak zaitun

‫ﻣﺜﻞ ﻧﻮﺭﻩ ﻛﻤﺸﻜﻮﺓ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺼﺒﺎ ﺸﺠﺮﺓ ﻣﺐـﺭﻛﺔ ﺯﻳﺘﻮﻧﺔ‬ ‫ﻪﻠﻟﺍ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺴﻤﻮﺕ ﻭﺍﺎﻟﺭﺽ‬
‫ﺎﻟ‬

‫ﺀ ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﺗﻤﺴﺴﻪ ﻧﺎ ٌﺭ‬


‫ﻱـﻛﺎﺩ ﺯﻳﺘﻬﺎ‬ ‫ﺷﺮﻗﻴﺔ ﻭﺎﻟ‬ ‫ﻳﻬﺪﻯ ﻪﻠﻟﺍ ﻟﻨﻮﺭﻩ ﻣﻦ‬ ‫ﻧﻮ ٌﺭ ﻋﻠﻰ ﻧﻮﺭ‬
‫ﻳﻀ‬ ‫ﻏﺮﺑﻴﺔ‬

‫ﻭﻪﻠﻟﺍ ﺑﻜﻞ ﺷﻰﺀ ﻋﻠﻴ ٌﻢ‬


‫ﻭ ﻳﻀﺮﺏ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﺎﻟﻣﺜﺍﻝ‬ ‫ﻳﺸ ٓﺎﺀ‬
‫ﻟﻠﻨﺎﺱ‬

Allāhu nụrus-samāwāti wal-arḍ, maṡalu nụrihī kamisykātin fīhā

miṣbāḥ, al-miṣbāḥu fī zujājah, az-zujājatu ka`annahā kaukabun


durriyyuy
7

yụqadu min syajaratim mubārakatin zaitụnatil lā syarqiyyatiw wa lā

garbiyyatiy yakādu zaituhā yuḍī`u walau lam tamsas-hu nār,


nụrun 'alā nụr, yahdillāhu linụrihī may yasyā`, wa yaḍribullāhul-amṡāla

lin-nās, wallāhu bikulli syai`in 'alīm

Artinya :

“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan

cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di

dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan)

tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan

dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang

tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja)

hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di

atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-

Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur Ayat 35)

Pemanfaatan tumbuhan obat yang cenderung meningkat

sekarang ini disebabkan kesadaran akan penggunaan obat-obatan

(bahan kimia) yang menimbulkan efek samping dan bila dikaitkan

dengan timbulnya gejala resistensi senyawa-senyawa kimia, maka

pemilihan bahan alam sebagai sumber bahan baku obat merupakan

alternatif yang baik, aman, tidak resisten, dan murah harganya

(Ayuningtyas, 2008). Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat terkadang

diragukan dalam pengobatan modern karena dianggap belum memiliki

bukti yang cukup. Zingibermontanumatau yang dikenal juga sebagai

8
bangle merupakan salah jenis dalam famili Zingiberaceae yang

dimanfaatkan sebagai obat, namun kajian mendalam mengenai

metabolit sekunder dan bioaktivitasnya masih terbatas (Silalahi, 2019)

Pemanfaatan bahan obat tradisional Indonesia yang

merupakan kearifan lokal sangat perlu dikembangkan seperti halnya

pemanfaatan rimpang (Zingiber purpureum Roxb). Telah diketahui

bahwa rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) mengandung

beberapa komponen aktif. Minyak atsiri dengan kandungan terpenoid,

diketahui mempunyai aktivitas antioksidan dan antiinflamasi.

Kandungan senyawa fenilbutanoid, dimetoksifenil butadiena , dan

cassumunaquinon (Wulandari, 2018)

Tanaman Bangle (Zingiber purpureum Roxb) merupakan

tanaman obat yang dapat tumbuh di beberapa negara Asia, seperti

Thailand, Malaysia, dan Indonesia (E. D. Wulansari et al., 2018).

Beberapa manfaat dari bangle (Zingiber purpureum Roxb) yaitu

mengatasi gangguan gastrointestinal rimpang bangle mengandung

senyawa antibakteri antara lain saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan

tanin.(Citradewi et al., 2019). Dilihat dari berbagai manfaat bangle,

yaitu sebagai antibakteri dan antiinflamasi serta memiliki efek

astringent, maka rimpang bangle sangat potensial untuk

dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi (Rahman et al., 2013).

Dalam salah satu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

Bakteri endofit tanaman bangle (Zingiber purpureum Roxb)

memiliki

9
aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Stapylococcus

epidermidis dan P.aeruginosa.Aktivitas antibakteri dengan efek terbaik

dilakukan oleh bakteri endofit isolat Ba_2 diikuti dengan bakteri endofit

Da_2 dan Ri_2 (A. Wulansari et al., 2019).

Menurut penelitian Padmasari hasil uji skrining fitokimia

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% rimpang bangle

mengandung saponin, flavonoid, minyak atsiri, alkaloid, tanin, dan

glikosida. Berdasarkan kepolaran dan kelarutan, senyawa yang

bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan

senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar

(Padmasari et al., 2013).

Antibiotik digunakan sebagai salah satu cara efektif dalam

pengobatan anti acne/anti jerawat, seperti klindamisin, tetrasiklin, dan

eritromisin. Tetapi, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat

menyebabkan resistensi. Oleh karena itu, diperlukan adanya terapi

alternatif dari tumbuhan yang berpotensi tinggi sebagai antibakteri

(Meilina & Hasanah, 2018).

II.2 Tinjauan Khusus

1. Klasifiksi Ilmiah Tanaman

Taksonomi Rimpang Bangle

(ZingiberpurpureumRoxb) Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

10
Sub divisi : Spermatophytina

Kelas : Angiosperme

Sub Kelas : Monocote

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber cassumunar (Handani, 2017)


2. Klasifikasi Simplisia
Uraian Simplisia Rimpang Bangle (Zingiberpurpureum
Roxb)
Nama simplisia : ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA

Nama lain : Cassumunar Rhizoma, Rimpang Bangle

Nama : Zingibercassumunar(Roxb) disebut juga


tananaman asal
Zingiber purpureum (Roxb) dan Zingiber

montanum(J.Koenig)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat khasiat : Minyak atsiri mengandung sineol; damar


utama
lunak yang pahit, albuminoid

Penggunaan : Karminativa, antibakteri, antiseptik,

menghangatkan badan.

Pemerian : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan

agak pedas

Bagian yang : Akar tinggal / Rimpang


digunakan
Waktu panen : Setelah tanaman berumur 1 tahun

11
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik (Hazis,2017)

II.3 Uraian Bakteri Uji StaphylococcusAureus

a. Sifat dan Morfologi

Staphylococcus aureus adalah bakteri berbentuk kokus

berukuran garis tengah sekitar 1 µm yang pada pewarnaan

bersifat gram-positif, jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk

seperti kelompok anggur. Staphylococcus aureus tidak aktif

bergerak dan tidak membentuk spora. Staphylococcus aureus

merupakan flora normal pada tubuh manusia yang terdapat pada

kulit, konjungtiva, hidung, faring, mulut, usus bagian bawah, uretra

anterior dan vagina. Staphylococcusaureus dapat menyebabkan

pneumonia, meningitis, emfisema, infeksi tulang dan sendi

maupun endokarditis. Staphylococcus aureus berperan pada

banyak infeksi kulit misalnya acne dan impetigo (Rahayu, 2019)

Staphylococcusaureusumumnya menginfeksi di berbagai

bagian tubuh manusia, termasuk hidung, tenggorokan, kulit.

Staphylococcus aureus dapat menyebabkan sepsis pada luka

bedah, abses payudara pada ibu-ibu, mata lengket, dan lesi-lesi

kulit pada bayi,(Sulistyowati, 2002)

Bakteri ini pada umumnya dapat membentuk pigmen yang

berwarna kuning keemasan, memproduksi koagulase dan dapat

12
menfermentasi glukosa dan manitol dengan memproduksi asam

dalam keadaan anaerobik, tetapi pertumbuhannya dalam

keadaan anaerobik sangat lambat (Sulistyowati, 2002)

b. Klasifikasi bakteri staphylococcusaureus

Domain : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Bacillales

Familia :

Staphylococcaceae Genus :

Staphylococcus

Spesies : Staphylococcusaureus(Sulistyowati, 2002)

c. Mekanisme kerja Antimikroba (Sulistyowati, 2002)

Antimikroba adalah bahan-bahan atau obat-obat yang

digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia.

Obat-obat yang digunakan untuk membasmi mikroorganisme

yang menyebabkan infeksi pada manusia, hewan ataupun

tumbuhan harus bersifat toksisitas selektif artinya obat atau zat

tersebut harus bersifat sangat toksis terhadap mikroorganisme

13
penyebab penyakit tetapi relatif tidak toksis terhadap jasad inang

14
atau hospes.

Antimikroba mempunyai mekanisme kerja antara lain

sebagai berikut:

a. Bersifat Sebagai Antimetabolit

Antimikroba bekerja meblok tahap metabolik

spesifik mikroba, seperti pada sulfonamida dan

trimetoprin. Sulfonamida menghambat

pertumbuhan sel dengan menghambat sintesis

asam folat oleh bakteri. Sulfonamida secara

struktur mirip dengan asam folat, para amino

benzoic acid (PABA), dan bekerja secara kompetitif

untuk enzim-enzim yang langsung mempersatukan

PABA dan sebagian pteridin menjadi asam

dihidropteroat.

Trimetoprin secara struktur analog pteridin yang

dibagi oleh enzim dihidrofolat reduktase dan

bekerja sebagai penghambat kompetitif enzim

15
tersebut yang dapat mengurangi dihidrofolat

menjadi tetrahidrofolat.

b. Penghambatan Terhadap Sintesis Dinding Sel

Antimikroba golongan ini dapat menghambat

sintesis atau menghambat aktivitas enzim yang

dapat merusak dinding sel mikroorganisme. Yang

termasuk kelompok ini antara lain: penisilin,

sefalosporin, vankomisin, sikloserin, basitrasin.

Mekanisme kerjanya adalah dapat mencegah

ikatan silang peptidoglikan pada tahap akhir

sintesis dinding sel, yaitu dengan cara

menghambat protein pengikat penisilin. Protein ini

merupakan enzim dalam membran plasma sel

bakteri yang secara normal terlibat dalam

penambahan asam amino yang berikatan silang

dengan peptidoglikan dinding sel bakteri dan

memblok aktivasi enzim transpeptidase yang

membungkus ikatan silang polimer-polimer gula

panjang yang membentuk dinding sel bakteri

sehingga dinding sel menjadi rapuh dan mudah

lisis.

Penisilin yang bekerja sebagai analog struktur D-

alanil-D-alanin yang menempati tempat dari enzim

16
transpeptidase yang menimbulkan crosslink antara

bagian dinding sel mikroorganisme (bakteri).

c. Penghambatan Fungsi Permaebilitas Membran Sel

Disini antimikroba bekerja secara langsung pada

membran sel yang mempengaruhi permeabilitas

dan menyebabkan keluarnya senyawa intraseluler

mikroorganisme (bakteri). Dalam hal ini

antimikroba dapat :

(1) berinteraksi dengan sterol membran sitoplasma

pada sel jamur seperti amfoterisin B dan

nistatin,

(2) merusak membran sel bakteri gram negatif,

misalnya polimiksin dan kolistin

d. Penghambatan Sintesis Protein Antimikroba disini

mempengaruhi fungsi ribosom pada

mikroorganisme yang menyebabkan sintesa protein

terhambat. Dalam hal ini antimikroba dapat:

1. Berinteraksi dengan ribosom 30S, termasuk

kelompok ini adalah aminoglikosida, tetrasiklin dan

lain-lain. Aminoglikosida yang menyebabkan

akumulasi sintesis protein awal yang kompleks.

17
Salah dalam menterjemahkan tanda mRNA dan

menghasilkan polipeptida yang abnormal.

Tetrasiklin bekerja menghambat ikatan aminoasil-

tRNA dengan ribosom mRNA kompleks.

2. Berinteraksi dengan ribosom 50S, misalnya pada

kloramfenikol, linkomisin, klindamisin, eritromisin.

Penghambatan Asam Nukleat Dalam hal ini

antimikroba mempengaruhi metabolisme asam

nukleat. Sebagai contoh rifampisin, mengikat dan

menghambat DNA- dependent RNA polimerase

yang ada pada bakteri. Kuinolon menghambat DNA

girase, dan metrinodazol menghambat sintesis

DNA.

d. Uji Mikroorgnisme

1. metode Difusi

Metode difusi adalah metode yang sering

digunakan untuk analisis aktivitas antibakteri. Ada 2 cara

dari metode difusi yang dapat dilakukan yaitu metode

sumuran, metode cakram, (Nurhayati et al., 2020)

a) Metode sumuran dilakukan dengan membuat lubang

yang dibuat tegak lurus pada agar padat yang telah

18
diinokulasi dengan bakteri uji. Jumlah dan letak lubang

disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang

di- isi dengan sampel yang akan diuji. Setelah dilakukan

inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada

tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang. Metode

sumu- ran memiliki kelebihan yaitu lebih mudah

mengukur luas zona hambat yang terbentuk karena

bakteri beraktivitas tidak hanya di permukaan atas

nutrien agar tetapi juga sampai ke bawah. Pembuatan

sumuran memiliki beberapa kesulitan seperti

terdapatnya sisa-sisa agar pada suatu media yang

digunakan untuk membuat sumuran, selain itu juga

besar kemungkinan media agar retak atau pecah

disekitar lokasi sumuran sehingga dapat mengganggu

proses peresapan antibiotik ke dalam media yang akan

memengaruhi terbentuknya diameter zona bening

(Nurhayati et al., 2020)

b) Metode difusi menggunakan cakram dilakukan dengan

cara kertas cakram sebagai media untuk menyerap

bahan antimikroba dijenuhkan ke dalam bahan uji.

Setelah itu kertas cakram diletakkan pada permukaan

media agar yang telah diinokulasi dengan biakan

mikroba uji, kemudian diinkubasikan selama 18-24 jam

19
pada suhu 35°C. Area atau zona bening di sekitar kertas

cakram diamati untuk menunjukkan ada tidaknya

pertumbuhan mikroba. Diameter area atau zona bening

sebanding dengan jumlah mikroba uji yang ditambahkan

pada kertas cakram. Kelebihan dari metoda cakram

yaitu dapat dilakukan pengujian dengan lebih cepat

pada penyiapan cakram (Nurhayati et al., 2020)

20
19

BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen

yang merupakan penelitian dengan menggunakan eksperimen

sederhana. Dengan bahan uji yang digunakan adalah sabun padat

ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) dengan tiga

konsentrasi yaitu 1,5%, 2%, dan 2,5% dengan 3 kali pengulangan.

Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcusaureus.

III.2 Tempat dan Waktu Penelitian

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi

Institut Teknologi dan Sains Kesehatan Muhammadiyah Sidrap.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2021

III.3 Sampel

Sampel penelitian ini berupa sabun padat ekstrak rimpang

bangle (Zingiber purpureum Roxb) terdiri dari konsentrasi yang

berbeda yaitu 1,5%, 2%, dan 2,5%.

III.4 Alat yang Digunakan

a) Pinset 1 buah
b) Cawan Petri 3 buah

c) Corong Kaca 1 buah

d) Gelas Erlenmeyer 100 ml dan 250 ml 1 buah

e) Gelas Ukur 10 ml dan 250 ml 1 buah

f) Inkubator 1 buah

g) Jangka Sorong 1 buah

h) Laminar Air Flow 1 buah

i) Ose Bulat 1 buah

j) Oven 1 buah

k) Autoklaf 1 buah

l) Alat Ekstraksi 1 buah

m) Tabung Reaksi 1 buah

n) Timbangan Analitik 1 buah

o) Kertas Cakram 3 buah

III.5 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian uji daya hambat

formulasi ekstrak sabun padat dari rimpang bangle (Zingiber

20
purpureumRoxb) ini antara lain: Air Suling, Alkohol 70%, Kultur Murni

Staphylococcus Aureus, , Medium NA, Etanol, Sabun ekstrak

Rimpang Bangle (ZingiberpurpureumRoxb).

III.6 Sterilisasi Alat

Alat-alat yang digunakan dicuci dengan sabun lalu dibilas

dengan air bersih. Untuk alat-alat gelas disterilkan didalam oven

pada suhu 170ºC selama kurang lebih 1-2 jam. Alat-alat non gelas

disterilkan didalam autoklaf pada suhu 121ºC selama kurang lebih

15 menit. Ose dan pinset disterilkan dengan cara dipijarkan dengan

nyala api langsung dan sedangkan untuk pencadangan silinder besi

disterilkan dalam oven dengan cara dimasukkan kedalam oven

bersama cawan petri.

III.7 Medium Na

Cara membuat :

Ditimbang Nutrient Agar sebanyak 2 gram, kemudian

dilarutkan dalam 100 ml aquadest kemudian dipanaskan sampai

masing-masing bahan larut sempurna dan diatur sehingga pHnya

7,4 dan disterilkan dalam autoklaf 121ºC selama kurang lebih 15

menit pada tekanan 2 atm.

III.8 Penyiapan Bakteri Uji

1. Peremajaan bakteri uji

21
Kultur murni bakteri uji Staphylococcus aureus pada

medium Na dengan cara digoreskan secara aseptic, kemudian

diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam.

2. Pengujian daya hambat sabun ekstrak etanol rimpang bangle

Kultur murni bakteri uji Staphylococcus aureus pada

medium Na dengan cara digoreskan secara aseptic, bakteri

digoreskan ke dalam cawan petri yang telah berisi agar padat,

kemudian media dibiarkan hingga kering. Di atas media

diletakkan kertas cakram yang telah dijenuhkan dengan larutan

uji sabun ekstrak rimpang bangle pada masing-masing

konsentrasi 1,5%, 2%, dan 2,5%. Pegerjaan masing-masing uji

aktivitas antibakteri dilakukan secara aseptis. Dengan

pengulangan sebanyak tiga kali, kemudian diinkubasikan pada

suhu 37ºC selama 24 jam. Pembacaan diameter daerah

setempat hambat (DDH) total bila zona hambat persial yaitu bila

masih terlihat pertumbuhan beberapa koloni bakteri di dalam

zona hambat yang berbentuk zona hambat nol. Apabila tidak

terbentuk zona hambat sekitar cakram. Diameter. Diameter

zona hambat dihitung menggunakan jangka sorong pada satu

mm.

3. Pengamatan zona bening

22
Pengamatan akan dilakukan setelah masa inkubasi 24 jam,

kemudian dilakukan pengamatan zona bening yang terbentuk.

23
23

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh berupa pengukuran diameter zona

hambatan sabun ekstrak etanol rimpang bangle

(Zingiberpurpureum Roxb) terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcusaureusdengan masa inkubasi selama 24 jam.

Tabel 1. Hasil pengamatan diameter hambatan sabun ekstrak etanol

rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) terhadap bakteri

Staphylococcusaureus.

Diameter Zona Hambatan (mm)


Bakteri Uji
1,5% 2% 2,5%

13,70 14,50 16,70

Staphylococcusaureus 13,80 14,70 16,90

14,20 15,10 17,00

Rata-rata 13,90 14,76 16,86

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sabun ekstrak etanol

rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) masing-masing

konsentrasi 1,5%, 2%, dan 2,5% mampu menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcusaureus.
IV.2 Pembahasan

Peneitian ini meliputi ekstraksi rimpang bangle (Zingiber

purpureum Roxb) secara maserasi dengan menggunakan pelarut

etanol. Jenis ekstraksi ini digunakan karena maserasi merupakan

cara penyarian yang sederhana, yaitu dengan cara merendam

simplisia rimpang bangle yang dalam cairan penyari. Cara ini juga

merupakan jenis ekstraksi secara dingin yang cocok dengan

konsistensi bahan penelitian yang lunak berupa rimpang, sehingga

dalam proses ekstraksi tidak merusak komponen kimia dari rimpang

bangle.

Metode yang digunakan dalam proses pengerjaan daya hambat

ini adalah menggunakan metode difusi dengan tujuan untuk

mengetahui besarnya diameter zona hambatan yang terbentuk

setelah masa inkubasi selama 1 x 24 jam. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa pada pada tiap konsentrasi sabun ekstrak

etanol rimpang bangle yaitu 1,5%, 2%, 2,5% dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ditandai dengan

adanya daerah bening disekitar kertas cakram.

Tiga konsentrasi yang digunakan 1,5%, 2%, 2,5% sabun

ekstrak etanol rimpang bangle memperlihatkan terjadinya

peningkatan diameter hambatan dengan adanya kenaikan

konsentrasi. Hal ini disebabkan Karena adanya kandungan senyawa

atau zat aktif yang terdapat pada sabun ekstrak etanol rimpang

bangle yang bersifat

24
bakteriostatik, sehingga memberikan daya hambat yang lebih besar

terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Peningkatan

konsentrasi umumnya diikuti dengan peningkatan diameter

hambatan, hal ini disebabkan karena kemampuan difusi dari zat aktif

ke medium merupakan salah satu factor yang mempengaruhi luas

daerah hambatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 1,5%

sabun ekstrak rimpang etanol dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcusaureusdengan zona hambatan sebesar 13,70

mm, pada konsentrasi 2% sebesar 14,50 mm, dan pada konsentrasi

2,5% sebesar 16,70 mm.

Dari hasil analisis dengan metode RAL (Rancangan Acak

Lengkap) menunjukkan adanya perbedaan daya hambat yang nyata

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus. Hal ini terlihat pada tabel anava menunjukkan antara Fhitung

lebih besar dari harga Ftabel pada taraf 1% (10,92) dan pada taraf 5%

(5,14). Artinya ada pengaruh peningkatan konsentrasi terhadap

bakteri uji.

Dengan demikian konsentrasi sabun ekstrak etanol rimpang

bangle (ZingiberpurpureumRoxb) yang paling besar kemampuannya

dalam menghambat Staphylococcusaureusadalah pada konsentrasi

2,5%.

25
27

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa sabun ekstrak etanol rimpang bangle (Zingiber

purpureum Roxb) dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcusaureus.

Sabun ekstrak etanol rimpang bangle (ZingiberpurpureumRoxb)

dapat memberikan daya hambat terbesar (optimal) terhadap bakteri

Staphylococcusaureusadalah pada konsentrasi 2,5% yaitu 17,00.

V.2 Saran

1. Diharapkan dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini dapat

dipublikasikan sehingga bermanfaat bagi akademis yang dijadikan

sebagai pengembangan dan pengetahuan.

2. diharapkan kepada Institut Teknologi Kesehatan dan Sains

Muhammadiyah Sidrap tetap mengembangkan teknologi yang ada

agar kiranya dapat menyukseskan penelitian-penelitian atau

praktik-praktik yang akan datang.

3. diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat

dijadikan suatu referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya

tentang bagaimana menghambat suatu pertumbuhan bakteri pada

suatu sampel simplisia.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina Retnaningsih, Annisa Primadiamanti, A. F. (2019). Uji Daya


Hambat Ekstrak Etanol Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) GRIFF)
Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium
acnes Penyebab Jerawat Dengan Metode Cakram. Jurnal Analisis
Farmasi, 4(1), 1–9.
Aqlinia, M., Pujiyanto, S., & Wijanarka. (2020). Isolasi Bakteri Endofit
Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb.) Dan Uji Antibakteri Supernatan
Crude Metabolit Sekunder Isolat Potensial Terhadap Staphylococcus
Aureus. Jurnal Akademika Biologi, 9(Vol. 9 No. 1 Januari 2020),
23–31.
Ayuningtyas, D. (2008). Aktivitas Minyak AtsiriRimpang Bengle(Zingiber
cassumunarRoxb.)TerhadapPertumbuhanMalasseziaFurfurInVitro.
1–35.
Citradewi, A., Sumarya, I. M., & Juliasih, N. K. A. (2019). DAYA HAMBAT
EKSTRAK RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus. Jurnal Widya
Biologi, 10(01), 45–53.
https://doi.org/10.32795/widyabiologi.v10i01.236
Handani, K. S. (2017). GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS WISTAR
PASCAPEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG BANGLE (Zingiber
cassumunar Roxb.) PADA UJI TOKSISITAS AKUT. In Skripsi.
Indratmoko, S. (2016). Formulasi dan Evaluasi Antiacne Topikal dari
Minyak Zaitun, Minyak Atsiri Jeruk Purut, Minyak Atsiri Kunyit dan
Minyak Hati Ikan Cucut Botol Dalam Bentuk Sediaan Roll Ball. Jurnal
KesehatanAl-Irsyad, IX(1), 70–76.
Meilina, N. E., & Hasanah, N. A. (2018). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Penyebab
Jerawat. JurnalFarmaka, 16(2), 322–328.
Nurhayati, L. S., Yahdiyani, N., & Hidayatulloh, A. (2020). Perbandingan
Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt Dengan Metode Difusi
Sumuran Dan Metode Difusi Cakram. Jurnal Teknologi Hasil
Peternakan, 1(2), 41. https://doi.org/10.24198/jthp.v1i2.27537
Padmasari, P. D., Astuti, K. W., & Warditiani, N. K. (2013). Skrining Fitokimia
Ekstrak Etanol 70% Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.).
Journal, 366, 1–7.
Pangestu, E. D., & Achmad, Y. F. (2020). Penerapan Sistem Pakar
Diagnosis Jerawat Berbasis Web (Studi Kasus: Navagreen Citra Raya).
Rekayasa, 13(2), 103–111.
https://doi.org/10.21107/rekayasa.v13i2.5860
Rahayu, N. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pagoda
(Clerodendrum paniculatum L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri
Propionibacterium acnes , Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis. Skripsi, 16–19.

28
Rahman, A. G., Astuti, I. Y., & Dhiani, B. A. (2013). Formulasi Lotion
Ekstrak Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb) Dengan Variasi
Konsentrasi Trietanolamin Sebagai Emulgator dan Uji Iritasinya.
Pharmacy, 10(01), 41–54.
Silalahi, M. (2019). Botani, Metabolit Sekunder dan Bioaktivitas Bangle
( Zigiber montanum ). ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304
(Paper)JurnalOnlineInternasional&NasionalVol.7No.1,Januari–
Juni2019Universitas17Agustus1945Jakarta, 53(9), 1689–1699.
Sulistyowati, I. 2012. (2002). Khasiat & Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman
Ajaib. Agro media pustaka. Agro Media Pustaka, 9–10.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4834/1/Ike Sulistyowati.pdf
Wulandari, D. (2018). Pengaruh Minyak Atsiri Bangle (Zingiber Purpureum
Roxb.) sebagai Antibakteri terhadap Kualitas Sabun Cair. Jurnal
AgroindustriHalal, 4(1), 1–9. https://doi.org/10.30997/jah.v4i1.882
Wulansari, A., Aqlinia, M., Wijanarka, & Raharjo, B. (2019). Isolasi Bakteri
Endofit dari Tanaman Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan Uji
Aktivitas Antibakterinya Terhadap Bakteri Penyebab Penyakit Kulit
Stapyloccocus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Berkala
Bioteknologi, 2(2).
Wulansari, E. D., Wahyuono, S., Marchaban, M., & Widyarini, S. (2018).
Topical Anti-inflammatory Activity of Bangle (Zingiber cassumunar
Roxb). Ethanolic Extract in Mice Induced By Carrageenan. Majalah
ObatTradisional, 23(2), 122. https://doi.org/10.22146/mot.34640
https://smkfarmasiku.wordpress.com/2016/02/03/zingiberis-purpurei-
rhizoma-mmi-bengle/
https://tafsirweb.com/6163-quran-surat-an-nur-ayat-35.html

LAMPIRAN I

29
SKEMA KERJA

Sampel Sabun
Ekstrak Rimpang Biakan Murni
Bakteri

Biakan Murni Bakteri


Hasil
Peremajaan
Larutan
Sabun
Konsentrasi
Estrak
1,5%, 2%,
Etanol
Rimpang

Pembutan
Medium Nutrient
Agar (NA)
Data hasil pengukuran

PKeemsibmaphualsaa
nn

30

Cawan

Petri + Media
LAMPIRAN II

PERHITUNGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)

Tabel 1. Analisis hambatan ekstrak etanol rimpang bangle menggunakan


RAL.

Zona hambatan dengan


diameter (mm)
Replikasi Total Rata-rata
1,5% 2% 2,5%

I 13,70 14,50 16,70 34,90 11,63

II 13,80 14,70 16,90 45,40 15,13

III 14,20 15,10 17,00 46,30 15,43

Total 41,70 44,30 50,60 126,60 42,19

Rata-rata 13,90 14,76 16,86 42,20 11,06

a. Faktor Koreksi (FK)


2
Y
00
FK =

t.r

(126,60)2
=

3.3

= 1780,84

b. Jumlah Kuadrat Total (JKT)

t t

31
2
JKT = Yij - FK

∑∑

= (13,702 + 14,502 + 16,702 + 13,802 + 14,702 + 16,902 + 14,202 +


15,102 + 17,002)

= 2087,62 – 1780,84

= 306,78

c. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)


2
t io

JKT = - FK
∑ r

(41,702 + 44,302 + 50,602)


= 1780,84
3

= 2087,24 – 1780,84

= 306,40

d. Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = Jumlah Kuadrat Total (JKT) –


Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKG = JKT – JKP

32
= 306,78 – 306,40

= 0,38

e. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

JKP
KTP =
t–1

306,40

=
3–1

= 153,20

f. Kuadrat Tengah Galat (KTG)

JKG
KTG =
t(r – 1)

0,38

33
3 (3 – 1)

= 0,06

Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)


g. Fhitung =
Kuadrat Tengah Galat (KTG)

KTP

Fhitung =
KTG

153,20

=
0,06

= 2553,33

h. Ftabel = 5% dan 1%

*F5% = Fα ; t – 1 ; t (r – 1)

= F0,05 ; 2 ; 6

= 5,14

34
*F1% = Fα ; t – 1 ; t (r – 1)

= F0,01 ; 2 ; 6

= 10,92

Tabel 3. Anava

Sumber Ftabel
Db JK KT Fhitung
Keseragaman 5% 1%
t – 1 = (3
Perlakuan -1) = 2
306,40 153,20 2553,33 5,14 10,92
t (r – 1) =
0,38 0,06
Galat 3(3 – 1) =
6
Tr – 1 =
Total (3.3) – 306,46
1
=8

Kesimpulan :
Fhitung > Ftabel sangat signifikan pada taraf 5% dan 1% artinya ada

pengaruh konsentrasi sabun ekstrak etanol rimpang bangle terhadap

bakteri Staphylococcusaureus.

35
LAMPIRAN III

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.1 Proses sterilisasi alat penelitian

Gambar 1.2 Proses penimbangan bahan Medium Agar

36
Gambar 1.3 Proses pemanasan bahan Medium Agar menggunakan alat
Magnetic Stirer

Gambar 1.4 Memanaskan pinggiran cawan petri dengan bunsen

37
Gambar 1.5 Melakukan metode tuang (Nutrient Agar) pada cawan petri

Gambar 1.6 Menggores bakteri menggunakan ose bulat yang telah


dipijarkan pada bunsen

38
Gambar 1.7 Menggoreskan bakteri ke Media Agar yang telah memadat

39
Gambar 1.8 Mencelupkan kertas cakram pada setiap konsentrasi

Gambar 1.9 Menempatkan kertas cakram pada cawan petri yang telah
dibagi konsentrasinya

40
Gambar 1.10 Cawan petri dibalut dengan plastik warp lalu diinkubasi
selama 24 jam

Gambar 1.11 Hasil inkubasi selama 24 jam tiap konsentrasi

41
KN KP
2%

2,5 1,5%

LAMPIRAN IV

DAFTAR USULAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH

42
43
LAMPIRAN V

LEMBAR JUDUL KTI YANG DITERIMA

44
LAMPIRAN VI

TANDA PERSETUJUAN PERBAIKAN PROPOSAL

45
LAMPIRAN VII
SURAT PENGANTAR IZIN PENELITIAN

46
47
LAMPIRAN VIII

SURAT KETERANGAN SELESAI MENELITI

48
LAMPIRAN IX

KARTU KONTROL KONSULTASI PROPOSAL KTI

49
LAMPIRAN X

KARTU KONTROL (PROPOSAL) MENGIKUTI SEMINAR

50
51
LAMPIRAN XI

KARTU KONTROL KONSULTASI HASIL KTI

52
LAMPIRAN XII

KARTU KONTROL (HASIL) MENGIKUTI SEMINAR

53

Anda mungkin juga menyukai