Anda di halaman 1dari 84

KARYA TULIS ILMIAH

(RESUME ARTIKEL)

PENGTAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT

OLEH :

RATNA WULANDARI OKTAVIA

NIM : 1351710021

PROGRAM PENDIDIKAN D-III FARMASI

AKADEMI FARMASI

SURABAYA

2020
KARYA TULIS ILMIAH

(RESUME ARTIKEL)

PENGTAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT

OLEH :

RATNA WULANDARI OKTAVIA

NIM : 1351710021

PROGRAM PENDIDIKAN D-III FARMASI

AKADEMI FARMASI

SURABAYA

2020
KARYA TULIS ILMIAH

(RESUME ARTIKEL)

PENGTAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Farmasi

Dalam Program Pendidikan D-III Farmasi

Akademi Farmasi Surabaya

OLEH :

RATNA WULANDARI OKTAVIA

NIM : 1351710021

PROGRAM PENDIDIKAN D-III FARMASI

AKADEMI FARMASI

SURABAYA

2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGTAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT

PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT

RATNA WULANDARI OKTAVIA

NIM : 1351710021

Karya Tulis Ilmiah (resume artikel) ini telah diperiksa dan disetujui isi serta

susunannya untuk dapat diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Karya Tulis Ilmiah (resume artikel) Jenjang Pendidikan Diploma III

Akademi Farmasi Surabaya

Surabaya, 02 Agustus 2020

Disetujui Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Widya Handayani, S.Farm.,M.Farm-Klin.,Apt Eziah Ika L, S.Farm.,M.Farm-Klin., Apt


NIDN. 0730099103 NIDN. 0705108603

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

KARYA TULIS ILMIAH

(RESUME ARTIKEL)

Saya, (Ratna Wulandari Oktavia, NIM 1351710021), menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ilmiah (resume artikel) saya ini adalah asli dan benar-benar

hasil karya saya sendiri.

2. Karya tulis ilmiah (resume artikel) ini dibuat sebagai pengganti naskah

KTI hasil penelitian sendiri dikarenakan Bencana Nonalam Penyebaran

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

3. Karya tulis ilmiah (resume artikel) ini belum pernah diajukan untuk

mendapat gelar akademik baik di Akademi Farmasi Surabaya maupun

perguruan tinggi lainnya.

4. Dalam karya tulis ilmiah (resume artikel) ini terdapat beberapa data yang

telah ditulis atau dipublikasikan orang lain dari beberapa artikel untuk

dijadikan materi pembahasan. Semua sumber pustaka tertulis dengan

jelas dan dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang

dan dicantumkan dalam daftar kepustakaan.

5. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam

pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa

pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ilmiah ini, serta

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di

Akademi Farmasi Surabaya.

iv
Surabaya, 02 Agustus 2020

Ratna Wulandari Oktavia

NIM 1351710021

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan naskah karya tulis ilmiah

(resume artikel) yang berjudul “PENGTAHUAN DAN KEPATUHAN

PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI

RUMAH SAKIT” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari

penyusunan karya tulis ilmiah (resume artikel) ini adalah sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan program khusus Ahli Madya di Akademi

Farmasi Surabaya dan sebagai bahan penambah ilmu serta wawasan bagi penulis.

Penulis sangat bersyukur karena dengan adanya dukungan dari keluarga serta

berbagai pihak yang telah hadir selama perjalanan studi penulis, membimbing,

memberikan inspirasi, bantuan dan dukungannya. Oleh karena itu dalam

kesempatan kali inipenulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang hingga detik ini masih memberikan anugrah dan

Hidayah-Nya kepada penulis.

2. Bapak Dr. Abdul Syakur, M.Pd selaku direktur Akademi Farmasi

Surabaya, yang telah memberikan kesempatan serta fasilitas untuk meraih

gelar Ahli Madya Farmasi.

3. Widya Handayani, S.Farm.,M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing 1 yang

telah memberikan bimbingan, dan pengarahan selama proses penyusunan

Proposal KTI dengan kesabaran dan keelitian sehingga proposal KTI ini

daoat diseslesaikan dengan sebaik-baiknya.

vi
4. Ibu Eziah Ika Lubada, S.Farm.,M.Farm-Klin., Apt selaku dosen

pembimbing 2 yang telah banyak membimbing, dan mengarahkan selama

menempuh studi di Akademi Farmasi Surabaya.

5. Ibu Selly Septi Fandinata, S. Farm., M.Farm., Apt. Selaku dosen penguji

yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan nasehat kepada

penulis sehingga proposal karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan

sebaik-baiknya.

6. Bapak Galuh Gondo Kusumo, S.Farm.,M.Farm., Apt. selaku dosen wali

yang telah membimbing penulis selama menempuh D-III di Akademi

Farmasi Surabaya.

7. Kedua Orang Tua beserta ketiga kakak saya yang telah memberikan

motivasi serta dukungan moral, spirutual dan doa untuk menyelesaikan

Proposal Karya Tulis Ilmiah.

8. Untuk Suamiku Raafi Puristya Aries Darmawan. S,Kep.,Ners. Yang telah

memotivasi, dan doa serta tidak henti-hentinya mensuport hingga saya bisa

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

9. Untuk sahabat dan teman-teman angkatan tahun 2017 Akademi Farmasi

Surabaya khususnya kelas Reguler B4-17 yang telah berperan dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10. Semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung

telah memberikan bimbingan, bantuan, serta arahannya kepada penulis.

Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, saya selaku penulis

naskah ini tentunya tak luput dari kesalahan, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan. Semoga

vii
karya tulis ilmiah (resume artikel) ini dapat memberikan manfaat serta

menambah ilmu bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Surabaya, 02 Agustus 2020

Penulis

viii
RINGKASAN

(RESUME ARTIKEL)

PENGTAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA

PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT

Ratna Wulandari Oktavia

Masyarakat pada saat ini mulai memanfaatkan tanaman berkhasiat obat


sebagai obat tradisional. Tanaman angsana (Pterocarpus indicus) merupakan
salah satu tanaman berkhasiat obat yang terdapat pada bagian daun, kayu, kulit
kayu, getah dan akarnya. Tanaman angsana dapat dimanfaatkan sebagai obat
bisul, biang keringat, batu kandung kemih, diare, disentri dan sariawan. Senyawa
kimia yang terkandung dalam tanaman angsana antara lain flavonoid, saponin,
tripenoid dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antibakteri, antivirus dan antidiare dari tanaman angsana (Pterocarpus indicus)
dalam menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus,
Streptococcus mutans, virus dengue dan hewan uji mencit.
Penelitian Saivaraj dan Chandramohan (2018) menggunakan pelarut etanol
40% dan metode maserasi untuk ekstraksi kulit kayu angsana. Konsentrasi yang
digunakan adalah 100 ppm dan diuji pada bakteri Gram negatif Pseudomonas
aeruginosa dengan metode uji difusi cakram. Penelitian yang dilakukan oleh
Utsani (2018) menggunakan getah angsana pada konsentrasi 40 % b/v dan 80 %
b/v dengan pelarut aquadest yang diuji pada bakteri Streptococcus mutans dengan
metode cakram. Klorheksidin 0,2 % digunakan sebagai kontrol positif dan
aquadest sebagai kontrol negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Senthilkumar,
dkk. (2020) menggunakan ekstrak kulit kayu angsana (Pterocarpus indicus) yang
diekstraksi secara perkolasi dengan pelarut metanol. Metode yang digunakan
adalah sumuran dengan konsentrasi 100 ppm. Bakteri uji yang digunakan adalah
Staphylococcus aureus. Penelitian Dewi, dkk. (2018) menggunakan ekstrak daun
angsana yang diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk menghambat
replikasi infeksi virus dengue. Konsentrasi yang digunakan yaitu 40 µg/mL, 20
µg/mL, 10 µg/mL, 5 µg/mL, 0,25 µg/mL dan 0,125 µg/mL yang diuji dengan
menggunakan metode sumuran. Penelitian yang dilakukan oleh Anas, dkk. (2016)
menggunakan ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus) yang diekstraksi
menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi yang diuji pada hewan
percobaan mencit jantan galur Balb/C. Ekstrak etanol daun angsana diencerkan
pada konsentrasi 80 mg/KgBB, 160 mg/KgBB dan 320 mg/KgBB.
Hasil yang ditunjukan dalam penelitian Saivaraj dan Chandramohan

ix
(2018) menunjukan ekstrak kulit kayu angsana memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Pseudomonas aeruginosa sebesar 9 mm. Penelitian Utsani (2018)
menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak getah angsana dengan
terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 40 % b/v dengan rata-rata 14,6 mm
dan pada konsentrasi 80 % b/v dengan rata-rata 16,7 mm jika dibandingkan
dengan kontrol positif klorhexidin 0,2 % yang memiliki rata-rata zona hambat
16,0 mm. Penelitian tersebut menunjukan getah angsana pada konsentrasi 80% b/v
memiliki aktivitas antibakteri yang lebih potensial dari pada klorhexidin 0,2 %
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Hasil penelitian
Senthilkumar, dkk. (2020) menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak
metanol kulit kayu angsana pada konsentrasi 100 ppm terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dengan menunjukan adanya zona hambat sebesar
16 mm. Hasil penelitian Dewi, dkk. (2018) menunjukan ekstrak etil asetat daun
angsana memiliki aktivitas antivirus yang kuat, berdasarkan uji sitoksisitas ekstrak
etil asetat menunjukan hasil sebesar 21,07 µg/mL. Hasil uji antivirus dan uji
sitoksisitas dari ekstrak etil asetat menghasilkan indeks selektivitas sebesar
˃168,56 µg/mL. Hasil penelitian ekstrak etanol daun angsana dalam penelitian
Anas, dkk. (2016) menunjukan bahwa ekstrak etanol daun angsana dapat
membantu melapisi permukaan saluran usus dari senyawa yang dapat
menyebabkan diare. Ekstrak etanol daun angsana pada konsentrasi 80-320
mg/KgBB mempercepat waktu berhentinya diare pada mencit jantan galur Balb/C
yang diinduksi oleh castor oil berkisar antara 11,30-14,05 jam. Ekstrak etanol
daun angsana menunjukan aktivitas antidiare pada konsentrasi 80 mg/KgBB
sebesar 61,33%, pada konsentrasi 160 mg/KgBB sebesar 54,46% dan pada
konsentrasi 320 mg/KgBB sebesar 65,56%.
Penelitian di atas dapat menunjukan adanya aktivitas antibakteri, antidiare
dan antivirus dari kulit kayu, getah dan daun angsana yang telah diekstrak.
Kandungan tanaman angsana dianggap potensial untuk dikembangkan sebagai
obat tradisional yang berguna sebagai antibakteri, antidiare dan antivirus, namun
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi optimal
yang aman digunakan sebagai obat untuk dikembangkan lebih lanjut.

x
ABSTRACT

(ARTICLE RESUME)

The Effectiveness of Angsana Plants (Pterocarpus indicus) Againts Bacteria,

Viruses and Animal Experiments

Novicalia Citra Dewi

Angsana plant (Pterocarpus indicus) has parts that can be useful as


traditional medicine. Several researches have been done to evaluate and identify
benefit from angsana. The research of Saivaraj and Chandramohan, (2018) utilizes
angsana bark extracted with 40% etanol solvent in maceration tested on
Pseudomonas aeruginosa bacteria using the method of discs. The research of
Utsani, (2018) used angsana latex that had been extracted with the aquadest
solvent and diluted at concentrations of 40% b/v and 80% b/v tested on
Streptococcus mutans bacteria with disc methods. The research of Senthilkumar,
et al. (2020) utilizing the methanol extract of bark at a concentration of 100 ppm
tested on Staphylococcus aureus bacteria with the method of discs. The research
of Dewi (2018) shows the antiviral activity of the extract ethyl acetate angsana
leaves and tested on the dengue virus with the sumuran method. The research of
Anas, et al. (2016) shows the antidiarrheal activity of the extract etanol angsana
leaves obtained in maceration. The research of Saivaraj and Chandramohan,
(2018) has antibacterail activity was recorded as the Pseudomonas aeruginosa at
9 mm. The research of Utsani, (2018) showed an inhibitory zone on the
consetration of 40% b/v on average 14.6 mm and at a centralization of 80% b/v
averages 16.7 mm. The research of Senthilkumar, (2020) there was a barrier zone
of 16 mm in the Staphylococcus aureus bacteria. The results of the study of Dewi,
(2018) based on the cytotoxicity extract of ethyl acetate showed a result of 21.07
μg/mL, while the test results of antiviral and cytotoxicity test of ethyl acetate
extract resulted in an index selectivity of ˃168.56 μg/mL. The results of the
research of Anas, et al. (2016) extract angsana leaves etanol showed antidiarrhea
activity at concentrations of 80 mg/Kgbb by 61.33%, at a concentration of 160
mg/Kgbb amounted to 54.46% and at a concentration of 320 mg/kgbb amounted
to 65.56%.
Keywords: Angsana plants (latex, barks, leaves), antibacterial, antidiarrheal,
antiviral

xi
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................i

HALAMAN JUDUL..........................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH

(RESUME ARTIKEL) ....................................................................................iv

KATA PENGANTAR......................................................................................vi

RINGKASAN....................................................................................................ix

ABSTRACT.......................................................................................................xi

DAFTAR ISI....................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xv

DAFTAR TABEL...........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4

2.1 Tinjauan Tanaman Angsana (Pterocarpus indicus)......................................4

2.1.1 Botani Tanaman Angsana.....................................................................4

2.1.2 Klasifikasi Tanaman Angsana..............................................................5

xii
2.2 Tinjauan Tentang Bakteri Pseudomonas aeruginosa....................................5

2.2.1 Klasifikasi Bakteri Pseudomonas aeruginosa......................................6

2.3 Tinjauan Tentang Bakteri Staphylococcus aureus.........................................7

2.3.1 Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus...........................................7

2.4 Tinjauan Tentang Bakteri Streptococcus mutans..........................................8

2.4.1 Klasifikasi Bakteri Streptococcus mutans............................................8

2.5 Tinjauan Tentang Mencit Jantan Galur Balb/C.............................................9

2.5.1 Klasifikasi Mencit Jantan Galur Balb/C...............................................9

2.6 Tinjuan Tentang Virus Dengue....................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................11

3.1 Rentang Tahun Publikasi Artikel.................................................................11

3.2 Jumlah dan Identitas Publikasi yang Diresum.............................................11

3.3 Metode Pencarian Sumber...........................................................................13

3.3.1 Keyword..............................................................................................13

3.3.2 Faktor Inklusi dan Eksklusi................................................................13

3.3.2.1 Faktor Inklusi..........................................................................13

3.3.2.2 Faktor Eksklusi.......................................................................13

3.3.3 Data yang Akan Dibahas....................................................................15

3.4 Rancangan Analisis Data.............................................................................16

BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................................17

4.1 Hasil Pencarian Sumber Pustaka (Artikel)..................................................17

4.1.1 Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi.....................................17

4.2 Analisa Data Resume Artikel......................................................................19

BAB V PEMBAHASAN..................................................................................21

xiii
5.1 Pembahasan Artikel.....................................................................................21

5.1.1 Pembahasan Artikel 1 Menurut Saivaraj dan Chandramohan,

(2018)..................................................................................................21

5.1.2 Pembahasan Artikel 2 Menurut Utsani, (2018)..................................22

5.1.3 Pembahasan Artikel 3 Menurut Senthilkumar, dkk (2020)................22

5.1.4 Pembahasan Artikel 4 Menurut Dewi, dkk. (2018)............................23

5.1.5 Pembahasan Artikel 5 Menurut Anas, dkk. (2016)............................23

5.2 Perbandingan Pembahasan..........................................................................24

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................26

6.1 Kesimpulan..................................................................................................26

6.2 Saran............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................27

LAMPIRAN.....................................................................................................31

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon Angsana (Pterocarpus indicus)...........................................5

Gambar 2.2 Bakteri Pseudomonas aeruginosa..................................................6

Gambar 2.3 Bakteri Stapphylococcus aureus....................................................7

Gambar 2.4 Bakteri Streptococcus mutans........................................................8

Gambar 2.5 Mencit (Mus musculus)..................................................................9

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Artikel.................................................................................12

Tabel 3.2 Data yang Akan Dibahas...................................................................15

Tabel 4.1 Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi...................................17

Tabel 4.2 Analisa Data Resume Artikel............................................................19

xvi
LAMPIRAN

Lampiran 1. Artikel 1 Menurut Saivaraj dan Chandramohan, (2018).............31

Lampiran 2. Artikel 2 Menurut Utsani, (2018)................................................34

Lampiran 3. Artikel 3 Menurut Senthilkumar, dkk. (2020).............................37

Lampiran 4. Artikel 4 Menurut Dewi, dkk. (2018)..........................................50

Lampiran 5. Artikel 5 Menurut Anas, dkk. (2016)..........................................57

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang sering diderita masyarakat

saat ini. DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin yang berhubungan dengan

kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan organ tubuh terutama pada

mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Sudoyo dkk, 2009).

1
2

mg/ml dengan diameter sebesar 16 mm, lemah dalam menghambat Streptococcus

pyogenes dan Escherichia coli dan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Pseudomonas aeruginosa. Menurut Armedita, dkk (2017) daun angsana yang

diekstrak dengan metode maserasi memiliki aktivitas antibakteri yang lemah

terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 25 % dengan diameter 10 mm,

sedang pada konsentrasi 50 % dengan diameter 12 mm, dan memiliki diamater

zona hambat 13,61 mm pada konsentrasi 75 %. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka perlu dilakukan resume artikel mengenai efektivitas tanaman

angsana (Pterocarpus indicus) terhadap bakteri, virus, dan hewan percobaan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah tanaman angsana (Pterocarpus indicus) memiliki aktivitas

antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus,

Streptococcus mutans, aktivitas antivirus terhadap virus dengue dan antidiare yang

diuji pada mencit?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan yang ingin peneliti peroleh berdasarkan resume artikel ini adalah

untuk mengetahui adanya manfaat dari tanaman angsana (Pterocarpus indicus)

yang dapat digunakan sebagai obat serta dapat berguna dalam perkembangan

penelitian ilmu kesehatan sehingga dapat menjadi acuan dalam penelitian lebih

lanjut mengenai tanaman angsana (Pterocarpus indicus).

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin peneliti dapat dari resume artikel ini adalah untuk

mengetahui aktivitas antibakteri, antivirus dan antidiare dari tanaman angsana


3

(Pterocarpus indicus) dalam menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa,

Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, virus dengue dan hewan uji

mencit.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perkembangan

ilmu pengetahuan mengenai efektivitas tanaman angsana terhadap aktivitas

antibakteri, antivirus dan antidiare dari tanaman angsana (Pterocarpus indicus)

yang telah diuji pada bakteri, virus, dan hewan percobaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tanaman Angsana (Pterocarpus indicus)

2.1.1 Botani Tanaman Angsana

Tanaman angsana (Gambar 2.1) memiliki nama lain Sonokembang

merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan,

dikarenakan memiliki pohon yang tinggi mencapai 30-40 meter dengan diameter

batang 2 meter mengeluarkan eksudat merah gelap yang disebut 'kino'. Daun

tanaman angsana memiliki ciri majemuk sedikit atau tidak bercabang dengan 5-13

helaian dengan bentuk daun bulat telur memanjang, ujungnya meruncing, tumpul,

mengkilat. Bunga tanaman angsana melalai panjang 6-13 meter (Aprilia, 2014).

Tanaman angsana biasanya ditemukan sampai ketinggian 600 m dpl, namun masih

dapat bertahan hidup sampai 1.300 m dpl (Delfy, 2009).

Tanaman angsana (Pterocarpus indicus) telah banyak digunakan sebagai

bahan penelitian dan diketahui kandungan kimia yang ada pada tanaman angsana

antara lain isoflavon, flavon, narrin, santalin, angolensin, ptero-carpin,

pterostilben homopterocarpin, prunetin (pru-nusetin), formonoetin,

isoquiritigenin, p-hydroxy-hydratropic acid, pteroform, pterocarpol, β-eudesmol

(Duke, 1983). Daun tanaman angsana dapat digunakan sebagai terapi penyakit

diabetes, leprosis, flu, batu ginjal, bisul, sariawan, pengobatan sifilis dan diare

(Thomson dan Lex, 2006).

4
5

Gambar 2.1 Pohon Angsana (Pterocarpus indicus)

(Sumber : Koleksi Pribadi)

2.1.2 Klasifikasi TanamanAngsana

Adapun klasifikasi tanaman angsana (Pterocarpus indicus) menurut

Ruhaibah, (2011) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Rosales

Famili : Leguminoceae

Genus : Pterocarpus

Spesies : Pterocarpus indicus

2.2 Tinjauan Tentang Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Bakteri Pseudomonas auroginosa (Gambar 2.2) merupakan bakteri Gram

negatif, berbentuk batang, memiliki ukuran sekitar 0,6 x 2 µm, tidak berspora dan

memiliki flagel (Madigan, dkk. 2003). Infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa

terjadi pada orang yang memiliki ketahanan tubuh yang menurun, yaitu pada
6

penderita luka bakar, orang yang sakit berat, penderita penyakit metabolik atau

pasien yang sebelumnya menggunakan alat-alat bantu kedokteran (Karsinah, dkk.

1993).

Gambar 2.2 Bakteri Pseudomonas auroginosa

(Sumber : Todar, 2011)

2.2.1 Klasifikasi Bakteri Pseudomonas auroginosa

Adapun klasifikasi bakteri Pseudomonas auroginosa menurut Holti, dkk.

(1994) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria

Divisi : Protophyta

Class : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

SubOrdo : Pseudomonadinae

Familia : Pseudomonadacea

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa


7

2.3 Tinjauan Tentang Bakteri Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus (Gambar 2.3) merupakan bakteri Gram

positif, memiliki bentuk bulat dengan diameter 0,7-1,2 µm dan tidak berspora.

Bakteri Staphylococcus aureus tumbuh pada suhu optimum 37oC, dalam keadaan

kering tetap hidup selama 6-14 minggu (Syahrurachman, dkk. 2010).

Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya infeksi kulit ringan dan

keracunan makanan (Herlina, dkk. 2015).

Gambar 2.3 Bakteri Staphylococcus aureus

(Sumber : Kusuma, 2009)

2.3.1 Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus

Adapun klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus menurut Agusmansyah,

(2017) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Coccus

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus


8

2.4 Tinjauan Tentang Bakteri Streptococcus mutans

Bakteri Streptococcus mutans (Gambar 2.4) merupakan bakteri Gram

positif, berbentuk bulat dengan diameter 0,5-0,7 µm (Brooks, dkk. 2007).

Streptococcus mutans merupakan bakteri yang memulai terjadinya pertumbuhan

plak pada permukaan gigi. Plak pada permukaan gigi yang disebabkan oleh

bakteri dalam jumlah banyak dapat menjadi patogen dan mempercepat proses

karier (Natarini, 2007).

Gambar 2.4 Bakteri Streptococcus mutans

(Sumber : Zelnicek, 2014)

2.4.1 Klasifikasi Bakteri Streptococcus mutans

Adapun klasifikasi bakteri Streptococcus mutans menurut Zelnicek, (2014)

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Lactobacillales

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans


9

2.5 Tinjauan Tentang Mencit Jantan Galur Balb/C

Mencit (Gambar 2.5) jantan dewasa memiliki berat badan sekitar 20-40

gram, kedewasaan dicapai pada usia 35 hari (Kusmawati, 2004). Mencit atau

sering disebut tikus putih merupakan hewan yang dapat berkembang biak secara

cepat (Riskana, 1999). Mencit memiliki warna putih keabu-abuan dengan warna

perut sedikit lebih pucat. Perilaku mencit dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain faktor internal seperti perbedaan umur, hormon dan penyakit, faktor

eksternal seperti makanan, minuman dan lingkungan sekitar (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1998).

Gambar 2.5 Mencit (Mus musculus)

(Sumber : Medero, 2008)

2.5.1 Klasifikasi Mencit

Adapun klasifikasi mencit (Mus musculus) menurut Akbar, (2010) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordota

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia
10

Ordo : Rodentia

Family : Muidae

Genus : Mus

Species : Mus musculus

2.6 Tinjauan Tentang Virus Dengue

Virus dengue merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit menular

berbahaya yang menimbulkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem

pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan yang beresiko kematian

(Misnadiarly, 2009). Infeksi virus dengue dapat menyebabkan demam berdarah,

demam akut namun dapat sembuh sendiri dan demam berdarah yang parah hingga

mengancam jiwa serta sindrom syok (Gubler, 2002).


11

BAB III

METODE PENELITIAN

(Resume Artikel)

3.1 Rentang Tahun Publikasi Artikel

Rentang tahun publikasi artikel adalah tahun 2014 sampai tahun 2018.

3.2 Jumlah dan Identitas Publikasi yang Diresume

Jumlah artikel ada 5 terdiri dari 3 artikel jurnal nasional dan 2 artikel jurnal

internasional.

1. Pola penggunaan pada pasien diabet mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam

RSU Negara periode juli-agustus 2018

2. Hubungan pengetahuan, presepsi dan efektifitas pengetahuan terapi insulin

terhadap kepatuhan pasien tipe II dalam pemberian injeksi insulin (JOM

Vol 2 No 1, Februari 2015)

3. Pola penggunaan insulin pada pasien DMT2 rawat inap di RS x pekan

baru tahun 2014

4. Adherence to insulin therapy and associated factors among patient with

diabetes mellitus in public hospitals of central zone of tigray, ethiopia

2018: a cross-sectional study

5. Knowledge of use of insulin among patients of type 2 diabetes mellitus (

International Journal of Recent Scientific Research Vol. 9, Issue, 4(x), pp.

xxx, April, 2018 DOI: 10.24327/IJRSR)


12

3.3 Metode Pencarian Sumber

3.3.1 Keywords

1. Pola penggunaan pada pasien diabet mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam

RSU Negara periode juli-agustus 2018

Keywords: Insulin therapy profile, Diabetes Mellitus

2. Hubungan pengetahuan, presepsi dan efektifitas pengetahuan terapi insulin

terhadap kepatuhan pasien tipe II dalam pemberian injeksi insulin (JOM

Vol 2 No 1, Februari 2015)

Keywords: DM II, effective use of insulin therapy, knowledge, perception

Bibliography: 49 (2002-2012)

3. Pola penggunaan insulin pada pasien DM tipe 2 rawat inap di RS x pekan

baru tahun 2014

Keywords: insulin, type 2 diabetes mellitus, farmakologi

4. Adherence to insulin therapy and associated factors among patient with

diabetes mellitus in public hospitals of central zone of tigray, ethiopia

2018: a cross-sectional study

Keywords: Adherence, diabetes mellitus, insulin therapy, Ethiopia

5. Knowledge of use of insulin among patients of type 2 diabetes mellitus (

International Journal of Recent Scientific Research Vol. 9, Issue, 4(x), pp.

xxx, April, 2018 DOI: 10.24327/IJRSR)

Keywords: Insulin use, self administration, Type 2 DM, Insulin practice,


knowledge.
13

3.3.2 Faktor Inklusi dan Eksklusi

1. Artikel Pola penggunaan pada pasien diabet mellitus tipe 2 di poli

penyakit dalam RSU Negara periode juli-agustus 2018 meneliti tentang

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. bila

penelitian awal mahasiswa hanya tentang pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik total sampling maka semua pasien DM tipe 2 yang

mendapatkan terapi insulin di Poli Penyakit Dalam RSU Negara termasuk

faktor inklusi. penderita DM tipe 2 yang sedang hamil, Penderita DM tipe

2 dengan penyakit penyerta lain (asma, PPOK, TB, HIV), dan data rekam

medis yang tidak lengkap Faktor eksklusi.

2. Artikel Hubungan pengetahuan, presepsi dan efektifitas pengetahuan

terapi insulin terhadap kepatuhan pasien tipe II dalam pemberian injeksi

insulin meneliti tentang pengambilan sampel digunakan dalam penelitian

ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 78 orang.

bila penelitian bila penelitian awal mahasiswa hanya tentang mengetahui

hubungan pengetahuan, presepsi dan efektifitas penggunaan terapi insulin

terhadap kepatuhan pasien DM tipe II dalam pemberian injeksi insulin

maka semua pasien DM tipe II yang mendapatkan pemberian injeksi

insulin Poliklinik dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin

Achmad Pekanbaru termasuk faktor inklusi. Penderita DM tipe II yang

mendapatkan terapi obat oral diabet (OAD), Pasien yang mengalami

gangguan pendengaran termasuk Faktor eksklusi.

3. Artikel penggunaan insulin pada pasien DM tipe 2 rawat inap di RS x

pekan baru tahun 2014 meneliti tentang mengetahui pola penggunaa n


14

insulin pada pasien DM tipe 2 rawat inap di Rumah Sakit X bila penelitian

bila penelitian awal mahasiswa hanya tentang Pekanbaru tahun

2014.Populasi pasien DM tipe 2 rawat inap di Rumah Sakit X Pekanbaru

periode Januari-Desember 2014. Sampel penelitian ini diambil secara

total sampling dengan kriteria inklusi yaitu usia > 18 tahun, data rekam

medis lengkap sesuai kebutuhan penelitian dan kriteria eksklusi yaitu

hamil.

4. Artikel Adherence to insulin therapy and associated factors among patient

with diabetes mellitus in public hospitals of central zone of tigray,

ethiopia 2018: a cross-sectional study meneliti tentang tingkat kepatuhan

terhadap terapi insulin bila penelitian awal mahasiswa hanya tentang faktor

terkait di antara pasien dengan diabetes mellitus di rumah sakit umum zona

pusat tigray, ethiopia 2018: studi cross-sectional Sampel penelitian ini

diambil secara penelitian pengumpulan data seluruh data pasien diabetes

termasuk faktor inklusi, pengumpulan data pasien dibawah usia 18 tahun,

penderita gangguan mental, penderita kusta, pasien yang tidak

mendapatkan pengobatan insulin termasuk faktor eksklusi

5. Artikel Knowledge of use of insulin among patients of type 2 diabetes

mellitus meneliti tentang tingkat kesadaran di antara populasi pengguna

Insulin, baik perkotaan maupun pedesaan bila penelitian awal mahasiswa

hanya mengetahui tentang penelitian ini merupakan studi potong lintang

yang dilakukan terhadap 100 partisipan diabetes mellitus tipe 2 (DMT2)

yang menjalani rawat inap atau rawat jalan di bawah Departemen

Kedokteran Umum ST. Pasien yang didiagnosis dengan DMT2 pada


15

terapi Insulin direkrut dalam penelitian ini. Persetujuan tertulis diperoleh

dari peserta sebelum wawancara termasuk faktor inklusi. Kelompok

rentan seperti anak-anak, wanita hamil dan sakit parah tidak dimasukkan

karena status fisiologis dan patologis yang bervariasi yang dapat

menghambat hasil penelitian kami termasuk faktur eksklusi

3.4 Rancangan Analisis Data

Artikel yang telah dikumpulkan selanjutnya diresume berupa tabel data:

a. Identitas Artikel dan Faktor Inklusi / Eksklusi

b. Analisa Data Resume Artikel


BAB IV

HASIL PENELITIAN

(Resume Artikel)

4.1 Hasil Pencarian Sumber Pustaka (Artikel)

4.1.1 Identitas Artikel

Adapun Identitas artikel yang diresume dalam penelitian ini akan disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Identitas Artikel dan Faktor Inklusi/Eksklusi

No. Judul Artikel Author Nama Jurnal Faktor Inklusi Faktor Eksklusi
(ISSN)/Tahun
1. Pola penggunaan pada pasien Intisari Sains  Yang  penderita DM
Vitriana Gamayanti, Medis 2018, mendapatkan tipe 2 yang
diabet mellitus tipe 2 di poli Ni Luh Made Novi Volume 9, terapi insulin di sedang hamil
Ratnasari, Agha Number 3: 68-73 Poli Penyakit  Penderita DM
penyakit dalam RSU Negara Bhargah P-ISSN: 2503- Dalam RSU tipe 2 dengan
3638, E-ISSN: Negara penyakit
periode juli-agustus 2018 2089-9084 penyerta lain
(asma, PPOK,
TB, HIV)
 data rekam
medis yang
tidak lengkap
2. Hubungan pengetahuan, Utsani, W. S. Journal of Oral and  Ekstrak aquadest  Uji ANOVA One
presepsi dan efektifitas Dental Health getah angsana Way

17
pengetahuan terapi insulin (ISSN: 2573-  Streptococcus  Uji Beda Nyata
terhadap kepatuhan pasien tipe 8224)/2018 mutans Terkecil LSD
II dalam pemberian injeksi  Antibakteri
insulin

18
18

3. Pterocarpus indicus Willd: A Lesser Senthilkumar, N., Asian Journal of  Ekstrak metanol  Esktrak aseton
Known Tree Species of Medicinal Shalini, B. T., Lenora, L. Research in Botany kulit kayu angsana kulit kayu angsana
Importance M., Divya, G. (No. AJRIB.  Staphylococcus  Bacillus pumilus,
56489)/2020 aureus Escherichia coli,
 Antibakteri Nigrospora oryzae
 Analisis fitokimia
GC-MS
 Analisis
Kromatografi Gas
dan Spektroskopi
Massa
 Analisis
Kuantitatif
Metabolit
Sekunder

4. Antiviral Effect of Pterocarpus Dewi, B. T., Marissa, A., The Journal of  Ekstrak etil asetat  Ekstrak heksana
indicus Willd Leaves Extract Against Lia, M., Sri, H., Indah, Tropical Life daun angsana daun angsana
Replication of Dengue Virus (Denv) D. D., Mei, R. S., Science (Doi:  Virus dengue  Ekstrak kasar daun
In Vitro Hidayati, D., Mirawati, 10.11594)/2018  Antivirus angsana
S.  Ekstrak butanol
daun angsana
 Analisis Statistik
5. Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Anas, Y., Devi, N. H., Jurnal Ilmu Farmasi  Ekstrak etanol  Ekstrak etanol
Daun Nangka (Artocarpus Ariestya, K., Lalu, K. D. dan Farmasi Klinik daun angsana daun nangka
heterophyllus Lam.) dan Daun S. (ISSN:-)/2016  Mencit jantan galur
Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Balb/C
Pada Mencit Jantan Galur Balb/C  Antidiare
19

4.2 Analisa Data Resume Artikel

Analisa data berdasarkan resume artikel dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Analisa Data Resume Artikel

No. Judul Artikel Data yang Akan Desain Penelitian Sampel Variabel Instrumen/ Hasil Penelitian
Dibahas Uji Antibakteri
1. Antimicrobial Activity of Zona Hambat Eksperimental Ekstrak etanol 100 ppm Maserasi/ Ekstrak etanol kulit
Natural Dyes Obtained kulit kayu Cakram kayu angsana
From Pterocarpus indicus angsana (Pterocarpus
Willd Barks indicus) pada
konsentrasi 100
ppm dapat
menghambat
bakteri
Pseudomonas
aeruginosa dengan
zona hambat
sebesar 9 mm
2. Potential Use of Angsana Zona Hambat Eksperimental Ekstrak 40 % b/v, -/ Ekstrak aquadest
Latex (Pterocarpus aquadest getah 80 % b/v Cakram getah angsana dapat
indicus) As an Alternative angsana menghambat
Mouthwash for Dental bakteri
Cavities Streptococcus
mutans pada
- konsentrasi
40% b/v
dengan
menunjukan
rata-rata zona
hambat sebesar
14,6 mm
- kosentrasi
80% b/v
20

menunjukan
rata-rata zona
hambat sebesar
16,7 mm
3 Pterocarpus indicus Willd: Zona Hambat Eksperimental Ekstrak metanol 100 ppm Perkolasi/ Ekstrak metanol
A Lesser Known Tree kulit kayu Sumuran kulit kayu
Species of Medicinal angsana (Pterocarpus
Importance indicus) dalam
konsentrasi 100
ppm dapat
menghambat
bakteri
Staphylococcus
aureus ditunjukan
dengan adanya zona
hambat sebesar 16
mm
4. Antiviral Effect of Zona Hambat Eksperimental Ekstrak etil 40µg / mL, -/ Ekstrak etil asetat
Pterocarpus indicus Willd asetat daun 20 µg /mL, Sumuran daun angsana
Leaves Extract Against angsana 10 µg/mL, menunjukan
Replication of Dengue 5 µg / mL, aktivitas antivirus
Virus (Denv) In Vitro 0,25 ug / mL, pada hasil uji
0,125 ug / mL sitotoksisitas
sebesar 21,07
µg/mL dan hasil
indek selektivitas
sebesar ˃168,56
µg/mL
5. Aktivitas Antidiare Lama Eksperimental Ekstrak etanol 80 mg/KgBB, Maserasi/ Ekstrak etanol daun
Ekstrak Etanol Daun Terjadinya Diare daun angsana 160 mg/KgBB, Uji antidiare angsana memiliki
Nangka (Artocarpus 320 mg/KgBB pada mencit aktivitas antidiare
heterophyllus Lam.) dan pada
Daun Angsana - konsentrasi
(Pterocarpus indicus 80
Willd.) Pada Mencit mg/KgBB
Jantan Galur Balb/C sebesar
21

61,33%
- 160
mg/KgBB
sebesar
54,46%
- 320
mg/KgBB
sebesar
65,56%.
BAB V

PEMBAHASAN HASIL

(Resume Artikel)

5.1 Pembahasan Artikel

5.1.1 Pembahasan Artikel 1 Menurut Saivaraj dan Chandramohan, (2018)

Tanaman angsana digunakan dalam penelitian ini dikarenakan tanaman

angsana dianggap sebagai tanaman yang potensial untuk pembentukan hutan

tanaman di Semenanjung Malaysia karena pertumbuhan yang cepat (Appanah dan

Weinland, 1993). Bagian tanaman angsana yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kulit kayu angsana yang diekstrak dengan metode maserasi menggunakan

pelarut etanol diuji pada bakteri Gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa

dengan metode difusi cakram. Pada uji aktivitas antibakteri diberikan kontrol

positif yaitu khloramphenicol dan aquadest sebagai kontrol negatif.

Hasil yang diamati dari penelitian ini adalah zona hambat yang terbentuk

dengan mengamati diameter zona hambat setelah diinkubasi pada suhu 37 oC

selama 24 jam. Ekstrak etanol kulit kayu angsana pada konsentrasi 100 ppm

menunjukan aktivitas antibakteri yang potensial pada bakteri uji Pseudomonas

aeruginosa dengan terbentuknya zona hambat sebesar 9 mm. Ekstrak etanol kulit

kayu angsana menunjukan zona hambat yang lebih besar jika dibandingkan

dengan kontrol positif khloramphenicol dikarenakan dalam tanaman angsana

(Pterocarpus indicus) mengandung senyawa tanin yang memiliki aktivitas

penghambatan terhadap bakteri (Appanah dan Weinland, 1993).

21
22

5.1.2 Pembahasan Artikel 2 Menurut Utsani, (2018)

Hasil penelitian menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari getah

angsana pada konsentrasi 40 % b/v, 80 % b/v dan klorhexidin 0,2 % dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Getah angsana pada

konsentrasi 80% b/v lebih optimal dalam menghambat bakteri Streptococcus

mutans jika dibandingkan dengan klorheksidin 0,2%, sehingga getah angsana

pada konsentrasi 80% b/v dapat digunakan sebagai obat kumur alternatif. Rata-

rata zona hambat getah angsana dengan konsentrasi 80% b/v adalah 16,667 mm

sedangkan klorheksidin 0,2% memiliki zona hambat yang lebih kecil yaitu 16,083

mm. Aktifitas antibakteri dari getah angsana dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans karena getah angsana mengandung flavonoid yang

dapat merusak dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom sebagai hasil interaksi

antara DNA bakteri dan senyawa aktif flavonoid

5.1.3 Pembahasan Artikel 3 Menurut Senthilkumar, dkk. (2020)

Ekstrak metanol kulit kayu angsana yang diuji pada bakteri Gram positif

yaitu Staphylococcus aureus menunjukan zona hambat sebesar 16 mm. Zona

hambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC

menunjukan adanya zona bening di sekitar sumur. Zona bening terbentuk karena

adanya aktivitas antibakteri dari senyawa aktif tanaman angsana seperti flavonoid

yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang terkandung dalam

tanaman angsana dianggap potensial sebagai antibakteri.


23

5.1.4 Pembahasan Artikel 4 Menurut Dewi, dkk. (2018)

Tanaman angsana (Pterocarpus indicus) telah diidentifikasi dan dievaluasi

untuk mengetahui mekanisme penghambatannya terhadap pertumbuhan virus

dengue yang diisolasi dari pasien di Jakarta pada tahun 2010. Daun angsana

diekstrak dengan etil asetat dan menunjukan aktivitas antivirus yang luas dengan

adanya kristal merah yang dapat digunakan sebagai astringen dan penyakit lain

(Wang, S., dkk. 1997). Ekstrak etil asetat daun angsana memiliki aktivitas

antivirus yang kuat yaitu ˂0,125 µg/mL. Berdasarkan uji sitoksisitas ekstrak etil

asetat menunjukan hasil sebesar 21,07 µg/mL. Hasil uji antivirus dan uji

sitoksisitas dari ekstrak etil asetat menghasilkan indek selektivitas sebesar

˃168,56 µg/mL.

5.1.5 Pembahasan Artikel 5 Menurut Anas, dkk. (2016)

Hasil dari penelitian ini menunjukan ekstrak etanol daun angsana pada

konsentrasi 80-320 mg/KgBB memiliki aktivitas antidiare yang diuji pada mencit

jantan galur Balb/C yang telah diinduksi dengan 0,5 ml castor oil sesuai dengan

dosis. Mencit yang diberi ekstrak etanol daun angsana memiliki waktu lebih lama

menunjukan tanda-tanda diare jika dibandingkan dengan mencit yang tidak beri

ekstrak etanol daun angsana. Perlakuan dengan kontrol negatif pada mencit yang

telah diinduksi castor oil mampu mengakibatkan diare selama 14,35±1,39 jam

sedangkan pada mencit yang diinduksi castor oil mendapat perlakuan ekstrak

etanol daun angsana konsentrasi 80-320 mg/KgBB mengakibatkan diare berkisar

11,30-14,05 jam. Ekstrak etanol daun angsana pada konsentrasi 320 mg/KgBB

memiliki kemampuan yang sama dengan loperamid 10 mg/KgBB dalam menunda

terjadinya diare pada mencit jantan galur Balb/C yang telah diinduksi dengan
24

castor oil. Daun angsana dapat digunakan sebagai antidiare dengan cara

melindungi dan melapisi permukaan saluran usus sehingga lebih resisten dari

berbagai senyawa yang dapat menimbulkan terjadinya diare (Tripathi, 2008).

5.2 Perbandingan Pembahasan

Perbandingan pembahasan artikel yang diresum dalam penelitian ini

berdasarkan 5 artikel penelitian yang menguji aktivitas antibakteri, antidiare dan

antivirus dari daun, kulit kayu dan getah angsana. Efektivitas dari kulit kayu,

getah dan daun angsana yang telah diekstrak memiliki aktivitas antibakteri,

antidiare dan antivirus dengan menunjukan zona hambat terhadap bakteri dan

virus serta lama terjadinya diare pada hewan uji mencit jantan galur Balb/C yang

telah diinduksi dengan castor oil. Dalam penelitian Saivaraj dan Chandramohan,

(2018) esktrak etanol kulit kayu angsana memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan menunjukan zona hambat sebesar 9 mm.

Penelitian Utsani, (2018) menunjukan esktrak aquadest getah angsana pada

konsentrasi 80 % b/v memiliki aktivitas antibakteri yang paling efektif dengan

terbentuknya zona hambat sebesar 16,7 mm. Dalam Penelitian Senthilkumar, dkk.

(2020) esktrak metanol kulit kayu angsana menunjukan aktivitas antibakteri yang

lebih potensial pada konsentrasi 100 ppm dengan terbentuknya zona hambat pada

bakteri Staphylococcus aureus sebesar 15 mm. Dalam penelitian Dewi, dkk.

(2018) memperlihatkan bahwa ekstrak etil asetat daun angsana memiliki aktivitas

antivirus yang kuat dengan menghambat replikasi virus dengue dengan hasil uji

sitotoksisitas sebesar 21,07 µg/mL dan indeks selektivitas sebesar ˃168,56

µg/mL. Penelitian Anas, dkk. (2016) menunjukan bahwa esktrak etanol daun

angsana dapat menghambat terjadinya diare pada mencit jantan galur Balb/C yang
25

telah diinduksi oleh castor oil.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

(Resume Artikel)

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan berdasarkan resume artikel menunjukan

bahwa tanaman angsana (Pterocarpus indicus) memiliki aktivitas antibakteri,

antidiare dan antivirus. Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah

kulit kayu, getah dan daun angsana. Kulit kayu angsana berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas

aeruginosa dan Staphylococcus aureus, sedangkan getah angsana memiliki

aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans serta daun angsana

menunjukan aktivitas antidiare yang diuji pada mencit jantan galur Balb/C serta

memiliki aktivitas antivirus pada virus dengue dengan menunjukan hambatan

replikasinya.

6.2 Saran

Penelitian ini berdasarkan resume artikel sehingga diharapkan dapat menjadi

acuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan yang akan

melakukan penelitian terhadap tanaman angsana (Pterocarpus indicus), sehingga

dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan dan manfaat dari

tanaman angsana yang belum banyak diketahui sebelumnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Adi, dan Isbandi, R. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Radja
Grafindo Persada.

Agusmansyah, S. 2017. Uji Efektifitas Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Tua Sirsak
Pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus.
Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif yang


Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Jakarta: Adabia Press.

Anas, Y., Devi, N. H., Aristya, K., Luluk, K. D. S. 2016. Aktivitas Antidiare
Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan Daun
Angsana (Pterocarpus indicus Wild.) Pada Mencit Jantan Galur Babl/C.
Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik. Vol. 13 No. 1, halaman: 33-41.

Appanah, S. dan Weinland, G. 1993. PlantingQuality Timber Trees in Peeninsular


Malaysia: a Review. Malayan Forest Record No. 38. Forest Researc
Institute Malaysia. Kepong.

Aprilia, M. 2014. Efektivitas Pemberian Ekstrak Air Daun Angsana (Pterocarpus


indicus Willd) dan Metformin Terhadap Histopatologi Jaringan Adiposa
Tikus Diabetes yang Diinduksi Aloksan. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Widya Mandala. Surabaya.

Arisman, 2009. Keracunan Makanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Armedita, D., Verry, A., Masyhudi, A. 2017 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun, Kulit Batang dan Getah Angsana (Pterocarpus indicus Willd.)
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Odonto Dental Journal.
Vol. 4 No. 1, halaman: 1-8.

Brooks, G. F., Butel, J. S., Morse, S. A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran.


Jawettz, Melnick, and Adelberg. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.

Delfy, L. 2009. Pengaruh Pematahan Dormansi Terhadap Kemampuan


Perkecambahan Benih Angsana (Pterocarpus indicus Wild). Skripsi.
Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Dewi, B. E., Marissa, A., Lia, M., Sri, H., Indah, D. D., Mei, R. S., Hidayati, D.,
Mirawati, S. 2018. Antivirasl Effect of Pterocarpus indicus Willd. Leaves
Extract Against Replication of Dengue Virus (DENV) In Vitro. The
Journal of Tropical Life Science. Vol. 8 No. 1, halaman: 55-61.

27
28

Fatimah, C., Harahap, U., Sinaga, I., Safrida, Ernawati. 2006. Uji Aktivitas
Antibakteri Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) Secara in Vitro.
Jurnal Ilmiah PANMED. Vol. 1 No. 1, halaman: 1-8.

Gaginella, T. S., Stewart, J. J., Olsen, W. A., Bass, P. 1975. Action of Ricinoleic
Acid and Structurally Related Fatty Acid on The Gastrointestinal Tract. II.
Effect on The Water and Electrolyte Absorbtion in Vitro, J Pharmacol
Exp Ther. Vol. 2 No. 195, halaman: 355-361.

Gubler, D. J. 2020. Epedemic Dengue/ Dengue Hemorrhagic Fever as a Public


Health, Social and Economic Problem in The 21st Century. Trend in
Microbiology. Vol. 10 No. 2, halaman: 100-103. doi: 10.1016/S0966-
842X (01) 02288-0.

Habeeb, H. M., Abbas, S. A., Adel, F. I. 2009. Effect of Ozonated Water on


Adherent Streptococcus mutans (In Vitro Study). J Bagh College
Dentistry 21: 18-23.

Herlina, N., Fifi, A., Aditia, D. C., Poppy, D. H., Qurotunnada, Baharuddin, T.
2015. Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus aureus dari Susu Mastitis
Subklinis di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.
Vol. 1 No. 3,halaman : 413-417.

Holti, G., P. Sneath, J,T Stanley, and S,T William. 1994. Bergeys Manual
Determinative Bakteriologi. USA: Baltimore William and Wilkins.

Karsinah, A., Suharto, Mardiastuti. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:


Binarupa Aksara, halaman: 178-179.

Kusuma, S. A. F. 2009. Staphylococcus aureus. Fakultas Farmasi: Universitas


Padjadjaran.

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gadjah Mada


Yogyakarta: University Press.

Lullmann, H., Mohr, K., Hein, L., Bieger, D. 2005. Color Atlas of
Pharmacology Third Edition. 176-178. Stuttgart. New York.

Madigan M. T. J. K., Martinko, Parker J. 2003. Book Biology of Microorganism.


5 th Edition. USA: Pearson Education, p. 370, 633-637, 673, 745.

Medero, A. J. D. L . 2008. During the Mouse Lecture and Wet Lab.


www.uprh.edu/rise/ activities/mouse/mouse.htm. Diakses 06 Juni 2020.

Misnadiarly. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal


Publising.
29

Natarini, F. W. 2007. Perbandingan Efek Anti Bakteri Jus Anggur Merah (Vitis
vinifera) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus mutans.
Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.
Semarang.

Riskana, T. 1999. Pengaruh Kafein Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat Pada
Darah Mencit. Tugas Akhir Tidak Diterbitkan. Program S1 Fakultas
Malang: Kedokteran. Universitas Brawijaya.

Ruhaibah. 2011. Akumulasi Logam Pb, Cu, Dan Zn pada Tanaman Pelindung di
Jalur Hijau Kota Banda Aceh. Skripsi. Program Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Saivaraj, S., dan Chandramohan, G. 2018. Antimicrobial Activity Of Natural Dyes


Obtained From Pterocarpus indicus Willd Barks. Asian Journal of
Pharmaceutical and Development. Vol. 6 No. 2, halaman: 6-8.

Senthilkumar, N., Shalini, T. B., Lenora, L. M., Divya, G. 2020. Pterocarpus


indicus Willd: A Lesser Known Tree Species of Medicinal Importance.
Asian Journal of Research in Botany. Vol. 3 No. 4,halaman: 20-31.

Smith, J. B. Dan Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan Dan


Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta,
halaman 37- 57.

Syahrurachman, A., Chatim, A., Triyanti, M. R. 2010. Mikrobiologi Kedokteran.


Jakarta. Binarupa Aksara.

Todar, K. 2011. Online Textbook Of Bacteriology.


http://textbookofbacteriology.net/pseudomonas.html

Thomson dan Lex A., J. 2006. Species Profiles for Pacific Island Pterocarpus
indicus, viewed 15th 2010. Diakses di http://www.traditionaltree.org. Pada
13 Agustus 2019.

Tripathi, K. D. 2008. Essential of Medical Pharmacology, Six Edition, 847,


Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, New Delhi.

Utsani, W. S. 2018. Potential Use of Angsana Latex (Pterocarpus indicus) As an


Alternative Mouthwash for Dental Cavities. Journal of Oral and Dental
Health. Vol. 2 No. 1,halaman: 1-3

Wang, S., Ding, S., Zhang, X. Z. L. 1997. A New Medicinal Plant Pterocarpus
indicus. Zhoung Yao Cai 20 (7) : 330-332

Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit.


Jakarta: Pustaka Bunda.
30

Zelnicek, T. 2014. Streptococcus mutans- Tooth Decay. Microbiology in Arezzo.


Univ. Of Oklahoma. Italy. http://microbewiki.kenyon.edu
LAMPIRAN

1. Artikel 1 Menurut Saivaraj dan Chandramohan, (2018)

31
32
33
34

2. Resume Artikel 2 Menurut Utsani, (2018)


35
36
37

3. Resume Artikel 3 Menurut Senthilkumar, dkk. (2020)


38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

4. Resume Artikel 4 Menurut Dewi, dkk. (2018)


51
52
53
54
55
56
57

5. Resume Artikel 5 Menurut Anas, dkk. (2016)


58
59
60
61
62
63
64
65

Anda mungkin juga menyukai