(RESUME ARTIKEL)
OLEH :
NIM : 1351710021
AKADEMI FARMASI
SURABAYA
2020
KARYA TULIS ILMIAH
(RESUME ARTIKEL)
OLEH :
NIM : 1351710021
AKADEMI FARMASI
SURABAYA
2020
KARYA TULIS ILMIAH
(RESUME ARTIKEL)
OLEH :
NIM : 1351710021
AKADEMI FARMASI
SURABAYA
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1351710021
Karya Tulis Ilmiah (resume artikel) ini telah diperiksa dan disetujui isi serta
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
(RESUME ARTIKEL)
1. Karya tulis ilmiah (resume artikel) saya ini adalah asli dan benar-benar
2. Karya tulis ilmiah (resume artikel) ini dibuat sebagai pengganti naskah
3. Karya tulis ilmiah (resume artikel) ini belum pernah diajukan untuk
4. Dalam karya tulis ilmiah (resume artikel) ini terdapat beberapa data yang
telah ditulis atau dipublikasikan orang lain dari beberapa artikel untuk
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ilmiah ini, serta
iv
Surabaya, 02 Agustus 2020
NIM 1351710021
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
RUMAH SAKIT” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari
penyusunan karya tulis ilmiah (resume artikel) ini adalah sebagai salah satu
Farmasi Surabaya dan sebagai bahan penambah ilmu serta wawasan bagi penulis.
Penulis sangat bersyukur karena dengan adanya dukungan dari keluarga serta
berbagai pihak yang telah hadir selama perjalanan studi penulis, membimbing,
1. Allah SWT yang hingga detik ini masih memberikan anugrah dan
Proposal KTI dengan kesabaran dan keelitian sehingga proposal KTI ini
vi
4. Ibu Eziah Ika Lubada, S.Farm.,M.Farm-Klin., Apt selaku dosen
5. Ibu Selly Septi Fandinata, S. Farm., M.Farm., Apt. Selaku dosen penguji
penulis sehingga proposal karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya.
Farmasi Surabaya.
7. Kedua Orang Tua beserta ketiga kakak saya yang telah memberikan
memotivasi, dan doa serta tidak henti-hentinya mensuport hingga saya bisa
10. Semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
naskah ini tentunya tak luput dari kesalahan, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan. Semoga
vii
karya tulis ilmiah (resume artikel) ini dapat memberikan manfaat serta
Penulis
viii
RINGKASAN
(RESUME ARTIKEL)
ix
(2018) menunjukan ekstrak kulit kayu angsana memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Pseudomonas aeruginosa sebesar 9 mm. Penelitian Utsani (2018)
menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak getah angsana dengan
terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 40 % b/v dengan rata-rata 14,6 mm
dan pada konsentrasi 80 % b/v dengan rata-rata 16,7 mm jika dibandingkan
dengan kontrol positif klorhexidin 0,2 % yang memiliki rata-rata zona hambat
16,0 mm. Penelitian tersebut menunjukan getah angsana pada konsentrasi 80% b/v
memiliki aktivitas antibakteri yang lebih potensial dari pada klorhexidin 0,2 %
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Hasil penelitian
Senthilkumar, dkk. (2020) menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak
metanol kulit kayu angsana pada konsentrasi 100 ppm terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dengan menunjukan adanya zona hambat sebesar
16 mm. Hasil penelitian Dewi, dkk. (2018) menunjukan ekstrak etil asetat daun
angsana memiliki aktivitas antivirus yang kuat, berdasarkan uji sitoksisitas ekstrak
etil asetat menunjukan hasil sebesar 21,07 µg/mL. Hasil uji antivirus dan uji
sitoksisitas dari ekstrak etil asetat menghasilkan indeks selektivitas sebesar
˃168,56 µg/mL. Hasil penelitian ekstrak etanol daun angsana dalam penelitian
Anas, dkk. (2016) menunjukan bahwa ekstrak etanol daun angsana dapat
membantu melapisi permukaan saluran usus dari senyawa yang dapat
menyebabkan diare. Ekstrak etanol daun angsana pada konsentrasi 80-320
mg/KgBB mempercepat waktu berhentinya diare pada mencit jantan galur Balb/C
yang diinduksi oleh castor oil berkisar antara 11,30-14,05 jam. Ekstrak etanol
daun angsana menunjukan aktivitas antidiare pada konsentrasi 80 mg/KgBB
sebesar 61,33%, pada konsentrasi 160 mg/KgBB sebesar 54,46% dan pada
konsentrasi 320 mg/KgBB sebesar 65,56%.
Penelitian di atas dapat menunjukan adanya aktivitas antibakteri, antidiare
dan antivirus dari kulit kayu, getah dan daun angsana yang telah diekstrak.
Kandungan tanaman angsana dianggap potensial untuk dikembangkan sebagai
obat tradisional yang berguna sebagai antibakteri, antidiare dan antivirus, namun
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi optimal
yang aman digunakan sebagai obat untuk dikembangkan lebih lanjut.
x
ABSTRACT
(ARTICLE RESUME)
xi
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
RINGKASAN....................................................................................................ix
ABSTRACT.......................................................................................................xi
DAFTAR ISI....................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xv
DAFTAR TABEL...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
xii
2.2 Tinjauan Tentang Bakteri Pseudomonas aeruginosa....................................5
3.3.1 Keyword..............................................................................................13
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................21
xiii
5.1 Pembahasan Artikel.....................................................................................21
(2018)..................................................................................................21
6.1 Kesimpulan..................................................................................................26
6.2 Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................27
LAMPIRAN.....................................................................................................31
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan organ tubuh terutama pada
mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Sudoyo dkk, 2009).
1
2
pyogenes dan Escherichia coli dan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Streptococcus mutans, aktivitas antivirus terhadap virus dengue dan antidiare yang
Tujuan yang ingin peneliti peroleh berdasarkan resume artikel ini adalah
yang dapat digunakan sebagai obat serta dapat berguna dalam perkembangan
penelitian ilmu kesehatan sehingga dapat menjadi acuan dalam penelitian lebih
Tujuan yang ingin peneliti dapat dari resume artikel ini adalah untuk
mencit.
TINJAUAN PUSTAKA
dikarenakan memiliki pohon yang tinggi mencapai 30-40 meter dengan diameter
batang 2 meter mengeluarkan eksudat merah gelap yang disebut 'kino'. Daun
tanaman angsana memiliki ciri majemuk sedikit atau tidak bercabang dengan 5-13
helaian dengan bentuk daun bulat telur memanjang, ujungnya meruncing, tumpul,
mengkilat. Bunga tanaman angsana melalai panjang 6-13 meter (Aprilia, 2014).
Tanaman angsana biasanya ditemukan sampai ketinggian 600 m dpl, namun masih
bahan penelitian dan diketahui kandungan kimia yang ada pada tanaman angsana
(Duke, 1983). Daun tanaman angsana dapat digunakan sebagai terapi penyakit
diabetes, leprosis, flu, batu ginjal, bisul, sariawan, pengobatan sifilis dan diare
4
5
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rosales
Famili : Leguminoceae
Genus : Pterocarpus
negatif, berbentuk batang, memiliki ukuran sekitar 0,6 x 2 µm, tidak berspora dan
terjadi pada orang yang memiliki ketahanan tubuh yang menurun, yaitu pada
6
penderita luka bakar, orang yang sakit berat, penderita penyakit metabolik atau
1993).
Kingdom : Bacteria
Divisi : Protophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
SubOrdo : Pseudomonadinae
Familia : Pseudomonadacea
Genus : Pseudomonas
positif, memiliki bentuk bulat dengan diameter 0,7-1,2 µm dan tidak berspora.
Bakteri Staphylococcus aureus tumbuh pada suhu optimum 37oC, dalam keadaan
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Coccus
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
plak pada permukaan gigi. Plak pada permukaan gigi yang disebabkan oleh
bakteri dalam jumlah banyak dapat menjadi patogen dan mempercepat proses
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Mencit (Gambar 2.5) jantan dewasa memiliki berat badan sekitar 20-40
gram, kedewasaan dicapai pada usia 35 hari (Kusmawati, 2004). Mencit atau
sering disebut tikus putih merupakan hewan yang dapat berkembang biak secara
cepat (Riskana, 1999). Mencit memiliki warna putih keabu-abuan dengan warna
perut sedikit lebih pucat. Perilaku mencit dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain faktor internal seperti perbedaan umur, hormon dan penyakit, faktor
Mangkoewidjojo, 1998).
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordota
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
10
Ordo : Rodentia
Family : Muidae
Genus : Mus
berbahaya yang menimbulkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem
demam akut namun dapat sembuh sendiri dan demam berdarah yang parah hingga
BAB III
METODE PENELITIAN
(Resume Artikel)
Rentang tahun publikasi artikel adalah tahun 2014 sampai tahun 2018.
Jumlah artikel ada 5 terdiri dari 3 artikel jurnal nasional dan 2 artikel jurnal
internasional.
1. Pola penggunaan pada pasien diabet mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam
3.3.1 Keywords
1. Pola penggunaan pada pasien diabet mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam
Bibliography: 49 (2002-2012)
2 dengan penyakit penyerta lain (asma, PPOK, TB, HIV), dan data rekam
insulin pada pasien DM tipe 2 rawat inap di Rumah Sakit X bila penelitian
total sampling dengan kriteria inklusi yaitu usia > 18 tahun, data rekam
hamil.
terhadap terapi insulin bila penelitian awal mahasiswa hanya tentang faktor
terkait di antara pasien dengan diabetes mellitus di rumah sakit umum zona
rentan seperti anak-anak, wanita hamil dan sakit parah tidak dimasukkan
HASIL PENELITIAN
(Resume Artikel)
Adapun Identitas artikel yang diresume dalam penelitian ini akan disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
No. Judul Artikel Author Nama Jurnal Faktor Inklusi Faktor Eksklusi
(ISSN)/Tahun
1. Pola penggunaan pada pasien Intisari Sains Yang penderita DM
Vitriana Gamayanti, Medis 2018, mendapatkan tipe 2 yang
diabet mellitus tipe 2 di poli Ni Luh Made Novi Volume 9, terapi insulin di sedang hamil
Ratnasari, Agha Number 3: 68-73 Poli Penyakit Penderita DM
penyakit dalam RSU Negara Bhargah P-ISSN: 2503- Dalam RSU tipe 2 dengan
3638, E-ISSN: Negara penyakit
periode juli-agustus 2018 2089-9084 penyerta lain
(asma, PPOK,
TB, HIV)
data rekam
medis yang
tidak lengkap
2. Hubungan pengetahuan, Utsani, W. S. Journal of Oral and Ekstrak aquadest Uji ANOVA One
presepsi dan efektifitas Dental Health getah angsana Way
17
pengetahuan terapi insulin (ISSN: 2573- Streptococcus Uji Beda Nyata
terhadap kepatuhan pasien tipe 8224)/2018 mutans Terkecil LSD
II dalam pemberian injeksi Antibakteri
insulin
18
18
3. Pterocarpus indicus Willd: A Lesser Senthilkumar, N., Asian Journal of Ekstrak metanol Esktrak aseton
Known Tree Species of Medicinal Shalini, B. T., Lenora, L. Research in Botany kulit kayu angsana kulit kayu angsana
Importance M., Divya, G. (No. AJRIB. Staphylococcus Bacillus pumilus,
56489)/2020 aureus Escherichia coli,
Antibakteri Nigrospora oryzae
Analisis fitokimia
GC-MS
Analisis
Kromatografi Gas
dan Spektroskopi
Massa
Analisis
Kuantitatif
Metabolit
Sekunder
4. Antiviral Effect of Pterocarpus Dewi, B. T., Marissa, A., The Journal of Ekstrak etil asetat Ekstrak heksana
indicus Willd Leaves Extract Against Lia, M., Sri, H., Indah, Tropical Life daun angsana daun angsana
Replication of Dengue Virus (Denv) D. D., Mei, R. S., Science (Doi: Virus dengue Ekstrak kasar daun
In Vitro Hidayati, D., Mirawati, 10.11594)/2018 Antivirus angsana
S. Ekstrak butanol
daun angsana
Analisis Statistik
5. Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Anas, Y., Devi, N. H., Jurnal Ilmu Farmasi Ekstrak etanol Ekstrak etanol
Daun Nangka (Artocarpus Ariestya, K., Lalu, K. D. dan Farmasi Klinik daun angsana daun nangka
heterophyllus Lam.) dan Daun S. (ISSN:-)/2016 Mencit jantan galur
Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Balb/C
Pada Mencit Jantan Galur Balb/C Antidiare
19
Analisa data berdasarkan resume artikel dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut :
No. Judul Artikel Data yang Akan Desain Penelitian Sampel Variabel Instrumen/ Hasil Penelitian
Dibahas Uji Antibakteri
1. Antimicrobial Activity of Zona Hambat Eksperimental Ekstrak etanol 100 ppm Maserasi/ Ekstrak etanol kulit
Natural Dyes Obtained kulit kayu Cakram kayu angsana
From Pterocarpus indicus angsana (Pterocarpus
Willd Barks indicus) pada
konsentrasi 100
ppm dapat
menghambat
bakteri
Pseudomonas
aeruginosa dengan
zona hambat
sebesar 9 mm
2. Potential Use of Angsana Zona Hambat Eksperimental Ekstrak 40 % b/v, -/ Ekstrak aquadest
Latex (Pterocarpus aquadest getah 80 % b/v Cakram getah angsana dapat
indicus) As an Alternative angsana menghambat
Mouthwash for Dental bakteri
Cavities Streptococcus
mutans pada
- konsentrasi
40% b/v
dengan
menunjukan
rata-rata zona
hambat sebesar
14,6 mm
- kosentrasi
80% b/v
20
menunjukan
rata-rata zona
hambat sebesar
16,7 mm
3 Pterocarpus indicus Willd: Zona Hambat Eksperimental Ekstrak metanol 100 ppm Perkolasi/ Ekstrak metanol
A Lesser Known Tree kulit kayu Sumuran kulit kayu
Species of Medicinal angsana (Pterocarpus
Importance indicus) dalam
konsentrasi 100
ppm dapat
menghambat
bakteri
Staphylococcus
aureus ditunjukan
dengan adanya zona
hambat sebesar 16
mm
4. Antiviral Effect of Zona Hambat Eksperimental Ekstrak etil 40µg / mL, -/ Ekstrak etil asetat
Pterocarpus indicus Willd asetat daun 20 µg /mL, Sumuran daun angsana
Leaves Extract Against angsana 10 µg/mL, menunjukan
Replication of Dengue 5 µg / mL, aktivitas antivirus
Virus (Denv) In Vitro 0,25 ug / mL, pada hasil uji
0,125 ug / mL sitotoksisitas
sebesar 21,07
µg/mL dan hasil
indek selektivitas
sebesar ˃168,56
µg/mL
5. Aktivitas Antidiare Lama Eksperimental Ekstrak etanol 80 mg/KgBB, Maserasi/ Ekstrak etanol daun
Ekstrak Etanol Daun Terjadinya Diare daun angsana 160 mg/KgBB, Uji antidiare angsana memiliki
Nangka (Artocarpus 320 mg/KgBB pada mencit aktivitas antidiare
heterophyllus Lam.) dan pada
Daun Angsana - konsentrasi
(Pterocarpus indicus 80
Willd.) Pada Mencit mg/KgBB
Jantan Galur Balb/C sebesar
21
61,33%
- 160
mg/KgBB
sebesar
54,46%
- 320
mg/KgBB
sebesar
65,56%.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL
(Resume Artikel)
Weinland, 1993). Bagian tanaman angsana yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kulit kayu angsana yang diekstrak dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol diuji pada bakteri Gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa
dengan metode difusi cakram. Pada uji aktivitas antibakteri diberikan kontrol
Hasil yang diamati dari penelitian ini adalah zona hambat yang terbentuk
selama 24 jam. Ekstrak etanol kulit kayu angsana pada konsentrasi 100 ppm
aeruginosa dengan terbentuknya zona hambat sebesar 9 mm. Ekstrak etanol kulit
kayu angsana menunjukan zona hambat yang lebih besar jika dibandingkan
21
22
pada konsentrasi 80% b/v dapat digunakan sebagai obat kumur alternatif. Rata-
rata zona hambat getah angsana dengan konsentrasi 80% b/v adalah 16,667 mm
sedangkan klorheksidin 0,2% memiliki zona hambat yang lebih kecil yaitu 16,083
dapat merusak dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom sebagai hasil interaksi
Ekstrak metanol kulit kayu angsana yang diuji pada bakteri Gram positif
hambat yang terbentuk setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC
menunjukan adanya zona bening di sekitar sumur. Zona bening terbentuk karena
adanya aktivitas antibakteri dari senyawa aktif tanaman angsana seperti flavonoid
yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang terkandung dalam
dengue yang diisolasi dari pasien di Jakarta pada tahun 2010. Daun angsana
diekstrak dengan etil asetat dan menunjukan aktivitas antivirus yang luas dengan
adanya kristal merah yang dapat digunakan sebagai astringen dan penyakit lain
(Wang, S., dkk. 1997). Ekstrak etil asetat daun angsana memiliki aktivitas
antivirus yang kuat yaitu ˂0,125 µg/mL. Berdasarkan uji sitoksisitas ekstrak etil
asetat menunjukan hasil sebesar 21,07 µg/mL. Hasil uji antivirus dan uji
˃168,56 µg/mL.
Hasil dari penelitian ini menunjukan ekstrak etanol daun angsana pada
konsentrasi 80-320 mg/KgBB memiliki aktivitas antidiare yang diuji pada mencit
jantan galur Balb/C yang telah diinduksi dengan 0,5 ml castor oil sesuai dengan
dosis. Mencit yang diberi ekstrak etanol daun angsana memiliki waktu lebih lama
menunjukan tanda-tanda diare jika dibandingkan dengan mencit yang tidak beri
ekstrak etanol daun angsana. Perlakuan dengan kontrol negatif pada mencit yang
telah diinduksi castor oil mampu mengakibatkan diare selama 14,35±1,39 jam
sedangkan pada mencit yang diinduksi castor oil mendapat perlakuan ekstrak
11,30-14,05 jam. Ekstrak etanol daun angsana pada konsentrasi 320 mg/KgBB
terjadinya diare pada mencit jantan galur Balb/C yang telah diinduksi dengan
24
castor oil. Daun angsana dapat digunakan sebagai antidiare dengan cara
melindungi dan melapisi permukaan saluran usus sehingga lebih resisten dari
antivirus dari daun, kulit kayu dan getah angsana. Efektivitas dari kulit kayu,
getah dan daun angsana yang telah diekstrak memiliki aktivitas antibakteri,
antidiare dan antivirus dengan menunjukan zona hambat terhadap bakteri dan
virus serta lama terjadinya diare pada hewan uji mencit jantan galur Balb/C yang
telah diinduksi dengan castor oil. Dalam penelitian Saivaraj dan Chandramohan,
(2018) esktrak etanol kulit kayu angsana memiliki aktivitas antibakteri terhadap
terbentuknya zona hambat sebesar 16,7 mm. Dalam Penelitian Senthilkumar, dkk.
(2020) esktrak metanol kulit kayu angsana menunjukan aktivitas antibakteri yang
lebih potensial pada konsentrasi 100 ppm dengan terbentuknya zona hambat pada
(2018) memperlihatkan bahwa ekstrak etil asetat daun angsana memiliki aktivitas
antivirus yang kuat dengan menghambat replikasi virus dengue dengan hasil uji
µg/mL. Penelitian Anas, dkk. (2016) menunjukan bahwa esktrak etanol daun
angsana dapat menghambat terjadinya diare pada mencit jantan galur Balb/C yang
25
(Resume Artikel)
6.1 Kesimpulan
antidiare dan antivirus. Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah
kulit kayu, getah dan daun angsana. Kulit kayu angsana berdasarkan penelitian
menunjukan aktivitas antidiare yang diuji pada mencit jantan galur Balb/C serta
replikasinya.
6.2 Saran
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan dan manfaat dari
26
DAFTAR PUSTAKA
Agusmansyah, S. 2017. Uji Efektifitas Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Tua Sirsak
Pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus.
Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Anas, Y., Devi, N. H., Aristya, K., Luluk, K. D. S. 2016. Aktivitas Antidiare
Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan Daun
Angsana (Pterocarpus indicus Wild.) Pada Mencit Jantan Galur Babl/C.
Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik. Vol. 13 No. 1, halaman: 33-41.
Armedita, D., Verry, A., Masyhudi, A. 2017 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun, Kulit Batang dan Getah Angsana (Pterocarpus indicus Willd.)
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Odonto Dental Journal.
Vol. 4 No. 1, halaman: 1-8.
Dewi, B. E., Marissa, A., Lia, M., Sri, H., Indah, D. D., Mei, R. S., Hidayati, D.,
Mirawati, S. 2018. Antivirasl Effect of Pterocarpus indicus Willd. Leaves
Extract Against Replication of Dengue Virus (DENV) In Vitro. The
Journal of Tropical Life Science. Vol. 8 No. 1, halaman: 55-61.
27
28
Fatimah, C., Harahap, U., Sinaga, I., Safrida, Ernawati. 2006. Uji Aktivitas
Antibakteri Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) Secara in Vitro.
Jurnal Ilmiah PANMED. Vol. 1 No. 1, halaman: 1-8.
Gaginella, T. S., Stewart, J. J., Olsen, W. A., Bass, P. 1975. Action of Ricinoleic
Acid and Structurally Related Fatty Acid on The Gastrointestinal Tract. II.
Effect on The Water and Electrolyte Absorbtion in Vitro, J Pharmacol
Exp Ther. Vol. 2 No. 195, halaman: 355-361.
Herlina, N., Fifi, A., Aditia, D. C., Poppy, D. H., Qurotunnada, Baharuddin, T.
2015. Isolasi dan Identifikasi Staphylococcus aureus dari Susu Mastitis
Subklinis di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.
Vol. 1 No. 3,halaman : 413-417.
Holti, G., P. Sneath, J,T Stanley, and S,T William. 1994. Bergeys Manual
Determinative Bakteriologi. USA: Baltimore William and Wilkins.
Lullmann, H., Mohr, K., Hein, L., Bieger, D. 2005. Color Atlas of
Pharmacology Third Edition. 176-178. Stuttgart. New York.
Natarini, F. W. 2007. Perbandingan Efek Anti Bakteri Jus Anggur Merah (Vitis
vinifera) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus mutans.
Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Riskana, T. 1999. Pengaruh Kafein Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat Pada
Darah Mencit. Tugas Akhir Tidak Diterbitkan. Program S1 Fakultas
Malang: Kedokteran. Universitas Brawijaya.
Ruhaibah. 2011. Akumulasi Logam Pb, Cu, Dan Zn pada Tanaman Pelindung di
Jalur Hijau Kota Banda Aceh. Skripsi. Program Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Thomson dan Lex A., J. 2006. Species Profiles for Pacific Island Pterocarpus
indicus, viewed 15th 2010. Diakses di http://www.traditionaltree.org. Pada
13 Agustus 2019.
Wang, S., Ding, S., Zhang, X. Z. L. 1997. A New Medicinal Plant Pterocarpus
indicus. Zhoung Yao Cai 20 (7) : 330-332
31
32
33
34