Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT


ANTIDIABETES GOLONGAN SULFONILUREA DAN
BIGUANID PADA PASIEN RAWAT JALAN
(Studi dilakukan di RS Muji Rahayu Surabaya)

OLEH
ALVI DWI ARDIANTI
NIM : 1351810319

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI SURABAYA
SURABAYA
2021
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT


ANTIDIABETES GOLONGAN SULFONILUREA DAN
BIGUANID PADA PASIEN RAWAT JALAN
(Studi dilakukan di RS Muji Rahayu Surabaya)

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Farmasi
Dalam Program Pendidikan D-III Farmasi
Akademi Farmasi Surabaya

OLEH:
ALVI DWI ARDIANTI
NIM: 1351810319

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI SURABAYA
SURABAYA
2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT


ANTIDIABETES GOLONGAN SULFONILUREA DAN
BIGUANID PADA PASIEN RAWAT JALAN
(Studi dilakukan di RS Muji Rahayu Surabaya)

ALVI DWI ARDIANTI


NIM : 1351810319

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji dan disetujui


dihadapan Tim Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Jenjang Pendidikan
Diploma III Akademi Farmasi Surabaya

Surabaya,

Disetujui oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

apt. Iin Ernawati, S.Farm., M.Farm.Klin apt. Fitria Dewi .Y., S.Farm.,M.Farm-Klin.,
NIDN. 0710048704 NIDN.0716068502

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
KARYA TULIS ILMIAH

Saya, (Alvi Dwi Ardianti, NIM 1351810319), menyatakan bahwa:

1. Karya tulis ilmiah saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya

sendiri, dan bukan hasil karya orang lain dengan mengatasnamakan saya,

serta bukan merupakan hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari

karya orang lain. Karya tulis ilmiah ini belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik baik di Akademi Farmasi Surabaya, maupun

perguruan tinggi lainnya.

2. Dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah

ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar kepustakaan.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sebesar-besarnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena karya tulis ilmiah ini, serta sanksi-sanksi

lainnya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di Akademi

Farmasi Surabaya

Surabaya, (tgl,bln,th setelah revisi)


Materai
10.000

Alvi Dwi Ardianti


NIM 1351810319

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah Karya Tulis Ilmiah

ini tepat pada waktunya. Perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih

dengan tulus kepada setiap orang yang telah hadir selama perjalanan studi

penulis, membimbing, memberikan inspirasi, bantuan dan dukungan

menyelesaikan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

Pertama, ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Ninik Mas Ulfa,

S.Si., selaku Direktur Akademi Farmasi Surabaya yang telah menerima dan

memberikan kesempatan untuk studi di lembaga yang beliau pimpin.

Kedua, ucapan terima kasih disampaikan kepada jajaran akademisi Bapak

MA. Hanny Ferry Fernanda, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Wakil Direktur I

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan Bapak Umarudin, M.Si., selaku Wakil

Direktur II Bidang Umum, Humas dan Kerjasama.

Ketiga, ucapan terimakasih disampaikan kepada Ketua Program Studi Ibu

apt. Damaranie Dipahayu, S.Farm., M.Farm. Beserta jajarannya.

Kempat ucapan terimakasih disampaikan kepada Ibu apt. Iin Ernawati,

S.Farm., M.Farm.Klin., selaku dosen pembimbing 1 yang telah mendampingi,

memberi arahan serta bimbingan selama masa studi penyelesaian Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

Kelima ucapan terimakasih disampikan kepada Ibu Fitria Dewi Yunitasari,

S.Farm., M.Farm-Klin., Apt selaku pembimbing 2 di lahan yang telah

memberikan saya arahan dan bimbingan selama masa studi penyelesaian Proposal

Karya Tulis Ilmiah.

v
Ke enam ucapan diberikan kepada Ibu apt. Silfiana Nisa Permatasari,

S.Farm., MM., selaku penguji dalam proposal penelitian ini yang telah

memberikan saya kesempatan untuk menjelaskan isi dari proposal penelitian ini.

Surabaya, Agustus 2021

Penulis

vi
RINGKASAN

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN


SULFONILUREA DAN BIGUANID PADA PASIEN RAWAT JALAN
(Studi dilakukan di RS Muji Rahayu Surabaya)

Alvi Dwi Ardianti

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan


medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multifaktorial di luar
kendali glikemik. American Diabetes Association menjelaskan bahwa klasifikasi
diabetes meliitus meliputi: diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2,
diabetes mellitus gestasional, dan diabetes mellitus tipe lain. Faktor yang cukup
besar dalam menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 yaitu faktor genetik
dan pengaruh lingkungan, seperti obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat,
serta kurang gerak badan. Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan berbagai
komplikasi yang membahayakan jiwa maupun mempengaruhi kualitas hidup
seseorang.
Penelitian ini dilakukan mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat antidiabetes golongan Sulfonilurea dan
Biguanid pada pasien rawat jalan di RS Muji Rahayu dengan pemberian kuesioner
kepatuhan, serta untuk mengetahui persentase jawaban tiap item pertanyaan
kuesioner MGLS versi Bahasa Indonesia yang mempengaruhi tingkat kepatuhan.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah secara descriptif
cross sectional. Pada penelitian ini, peneliti mengambil data dalam bentuk
kuesioner kepada pasien yang sakit diabetes. Penelitian ini berlangsung selama 3
bulan yaitu bulan Februari sampai April 2021 dilakukan di RS Muji Rahayu
Surabaya.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden di RS
Muji Rahayu Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini
menggunakan keusioner yang diberikan kepada pasien yang terdiagnosa golongan
obat sulfonilurea dan biguanid dengan butir pertanyaan sebanyak 4. Pengujian
yang dilkukan menggunakan uji validitas dan reabilitas dengan program SPSS yang
disajikan dalam bentuk tabel. Hasil yang diperoleh dari kuesioner bahwa
pertanyaannya diuji valid, hal ini dibktikan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel
yaitu 0,312. Uji reliabilitas diperoleh hasil 0.625 termasuk reliabilitas tinggi.
Hasil yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi responden bahwa
kategori tingkat kepatuhan penggunaan golongan sulfonilurea dan biguanid adalah
tingkat kepatuhannya sedang dengan presentasi 38%. Terkait tingkat kepatuhan
terhadap penggunaan obat golongan sulfonilurea dan biguanid dengan kategori
sedang maka perlu adanya pemberian KIE mengenai penggunaan obat
antidiabetik yang bijak agar selama pengobatan tercapai hasil pengobatan yang
aman, efektif dan efisien. Terutama pada cara penggunaan obat golongan
sulfonilurea dan biguanid secara tepat dan benar sehingga hasil kadar gula yang
diperoleh pasien tetap normal.

vii
ABSTRACT

LEVELL OFADHERENCE WITH THE USE OF SULFONYLUREA AND


BIGUANID DRUG IN OUTCOMING PATIENTS
(Studies conducted in the Muji Rahayu Hospital Surabaya)

Alvi Dwi Ardianti

Diabetes mellitus is a complex chronic disease that requires ongoing


medical care with multifactorial risk reduction strategies beyond glycemic control.
The preliminary survey at Muji Rahayu Hospital revealed data on 535 patients
with Sulfonylureas and Biguanid drugs in September 2020-November 2020. In
connection with this, the researchers made a decision about adherence with the
use of Sulfonylureas and Biguanid drugs, this is because patients often do not
comply and proper use of the drug. The purpose of this study is to determine the
level of patient adherence in the use of sulfonylurea and biguanid drugs in
outpatients at Muji Rahayu Hospital by providing a adherence questionnaire and
to find out the answers to each item of the Indonesian version of the MGLS
questionnaire that affect the level of adherence. This study uses a descriptive
cross-sectional research method. In this study, researchers looked at the level of
adherence to the use of Sulfonylureas and Biguanid drugs in outpatients at Muji
Rahayu Hospital Surabaya using the Indonesian version of the MGLS
questionnaire in February 2021–April 2021. The results obtained from
questionnaires that have been filled out by respondents that the category of
adherence level types of sulfonylureas and biguanides that the level of adherence
is moderate, it can be seen from the data obtained from each respondent's
adherence in the use of sulfonylurea and biguanide drugs, namely the level of
adherence is 27%, the level of adherence is 38% and the level of adherence is 3%.

Keywords : Diabetes, goals, methods, results

viii
DAFTAR ISI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH..............................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4

1.3.1 Tujuan umum...................................................................................4

1.3.2 Tujuan khusus...................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

2.1 Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus......................................................6

2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus................................................................6

2.1.2 Etiologi diabetes mellitus tipe 2.......................................................6

2.1.3 Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2................................................7

2.1.4 Gejala diabetes mellitus tipe 2..........................................................7

2.1.5 Pencegahan diabetes mellitus tipe 2.................................................8

2.1.6 Klasifikasi diabetes mellitus tipe 2...................................................8

2.1.7 Komplikasi diabetes mellitus tipe 2.................................................9

2.2 Kepatuhan...............................................................................................9

2.2.1 Definisi kepatuhan............................................................................9

ix
2.2.2 Indikator kepatuhan........................................................................10

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan................................10

2.2.4 Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MGLS...............11

2.2.5 Kuesioner MGLS...........................................................................12

2.2.6 Validasi konstruk kuesioner MGLS versi Bahasa Indonesia.........13

2.3 Kerangka Konseptual...........................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................15

3.1 Rancangan Penelitian...........................................................................15

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................15

3.2.1 Lokasi Penelitian............................................................................15

3.2.2 Waktu Penelitian............................................................................15

3.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel.......................15

3.3.1 Sampel............................................................................................15

3.3.2 Besar Sampel..................................................................................16

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel..............................................................17

3.4 Variabel penelitian...............................................................................17

3.5 Kerangka Operasional..........................................................................18

3.6 Alat dan Bahan / Instrumen Penelitian.................................................19

3.7 Definisi Operasional.............................................................................19

3.8 Teknik Pengumpul Data.......................................................................20

3.9 Teknik Pengolahan Data......................................................................21

3.10 Rancangan Hasil Penelitian................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

LAMPIRAN..........................................................................................................26

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Uji Validitas.................................................................................11

Tabel 2.2 Hasil Uji Reliabilitas.............................................................................11

Tabel 3.1 Karakteristik Demografi Pasien............................................................21

Tabel 3.2 Profil penggunaan golongan Sulfonilurea dan Biguanid......................22

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual........................................................................13

Gambar 3.1 Kerangka Operasional......................................................................17

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Sebelum Persetujuan.......................................................26

Lampiran 2 Informed Consent..............................................................................29

Lampiran 3 Data Responden................................................................................30

Lampiran 4 Lembar Kuesioner.............................................................................31

Lampiran 5 Lembar Pengumpul Data..................................................................32

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang

membutuhkan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko

multifaktorial di luar kendali glikemik. Pendidikan dan dukungan manajemen diri

diabetes yang berkelanjutan sangat penting untuk mencegah komplikasi akut dan

mengurangi risiko komplikasi jangka panjang (1). American Diabetes Association

menjelaskan bahwa klasifikasi diabetes mellitus meliputi: diabetes mellitus tipe 1,

diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus gestasional, dan diabetes mellitus tipe

lain (2). Faktor yang cukup besar dalam menyebabkan terjadinya diabetes mellitus

tipe 2 yaitu faktor genetik dan pengaruh lingkungan, seperti obesitas, diet tinggi

lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (2).

Jumlah penderita diabetes mellitus selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya, terutama untuk diabetes mellitus tipe 2 (3). Penyakit diabetes mellitus

dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan jiwa maupun

mempengaruhi kualitas hidup seseorang (4). Data yang diperoleh dari laporan

WHO (World Health Association) pada tahun 2003 kepatuhan rata-rata pasien

pada terapi jangka panjang penyakit kronik di negara maju hanya sebesar 50%

sedangkan di negara berkembang bahkan lebih rendah dari jumlah tersebut.

Sebesar 19% penderita DM yang tidak patuh dalam mengkonsumsi obat terdapat

13% yang memiliki kualitas hidup yang buruk (5). Pencegahan komplikasi

dilakukan dengan cara menjaga kestabilan gula darah dengan pengobatan secara

rutin seumur hidup. Diabetes mellitus penyakit yang tidak bisa disembuhkan

1
2

secara permanen sehingga banyak pasien yang jenuh dan tidak patuh dalam

pengobatan (6). Kepatuhan dalam aspek dose-taking dapat dilihat dari variabel

dosis, frekuensi, dan jangka waktu penggunaan obat, sedangkan aspek dose-

timing dapat dilihat dari variabel interval dan waktu penggunaan obat (5).

Tingginya angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia membuat

berbagai aspek penatalaksanaan DM sering dan berisiko mengalami permasalahan

(7). Diabetes mellitus tipe 2 menyumbang lebih dari 95% kasus (8). Komplikasi

DM dapat menyebabkan berkurangnya kualitas hidup penderita dan dapat

menyebabkan bertambahnya pengeluaran negara untuk penanggulangan DM dan

berbagai komplikasinya, salah satunya adalah nefropati diabetik (8). Penanganan

yang tepat terhadap DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi akan bermanfaat

dalam menghindari atau mencegah dampak komplikasi yang lebih serius. Hal ini

bertujuan untuk harapan dapat memperpanjang masa hidup pasien (9).

Pentingnya penanganan secara tepat terhadap penyakit diabetes mellitus

dan komplikasi yang ditimbulkannya, maka terapi diabetes mellitus harus

dilakukan secara rasional. Evaluasi penggunaan obat merupakan suatu proses

jaminan mutu yang terstruktur dan dilakukan secara terus untuk menjamin agar

obat-obat yang digunakan tepat, aman dan efisien (4). Kepatuhan pasien sangat

diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi pada penyakit kronis. Pasien yang

tidak patuh minum obat sesuai jadwal, hilang satu dosis, tidak mengikuti anjuran

makanan ataupun cairan termasuk ketidakpatuhan (10).

Ketidakpatuhan pasien meningkatkan resiko komplikasi dan bertambah

parahnya penyakit yang diderita. Data yang diperoleh dari WHO tahun 2003,

kepatuhan pasien terapi jangka panjang pada penyakit kronis di negara maju
3

mencapai 50% sedangkan di negara berkembang lebih rendah (6). Keberhasilan

terapi diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam

menjalankan pengobatan (2). Keberhasilan terapi dapat dilihat dari penurunan

kadar gula darah puasa menjadi antara 70 dan 130 mg/dL (6).

Kepatuhan dapat diukur dengan metode pengukuran tidak langsung yaitu

menggunakan kuesioner (11). Salah satu kuesioner yang digunakan untuk

mengukur tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat adalah kuesioner MGLS

(Morisky, Green, Levine Adherence Scale). Kuesioner MGLS merupakan

kuesioner yang digunakan untuk mengukur kepatuhan yang menggunakan 4

pertanyaan. Pertanyaan tersebut dapat menggambarkan tingkat kepatuhan pasien

menjadi 3 kategori diantaranya yaitu patuh tinggi, sedang, dan rendah (12).

Kuesioner MGLS versi bahasa Indonesia telah di uji validitas dan reliabilitas

dengan hasil validitas 0,3496 dengan taraf kepercayaan 95% dan hasil uji

reliabilitas memiliki nilai cronbach alpha coefficient sebesar 0,634 (12).

Survey pendahuluan di Rumah Sakit Muji Rahayu diketahui data obat

golongan Sulfonilurea dan Biguanid sebanyak 535 pasien pada bulan September

2020-November 2020. Berhubungan dengan hal tersebut maka peneliti

mengambil penelitian tentang kepatuhan penggunaan obat antidiabetes golongan

Sulfonilurea dan Biguanid, hal tersebut dikarenakan belum ada penelitian sejenis

di tempat pengambilan data dan ingin melihat bagaimana kepatuhan pasien dalam

penggunaan obat tersebut.


4

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Golongan Sulfonilurea

dan Biguanid Pada Pasien Rawat Jalan di RS Muji Rahayu dengan menggunakan

kuesioner MGLS versi Bahasa Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Golongan

Sulfonilurea dan Biguanid Pada Pasien Rawat Jalan di RS Muji Rahayu dengan

menggunakan kuesioner MGLS versi Bahasa Indonesia.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui Tingkat Kepatuhan pasien dalam Penggunaan Obat

Golongan Sulfonilurea dan Biguanid Pada Pasien Rawat Jalan di RS Muji

Rahayu dengan pemberian kuesioner kepatuhan.

2. Untuk mengetahui persentase jawaban tiap item pertanyaan kuesioner MGLS

versi Bahasa Indonesia yang mempengaruhi tingkat kepatuhan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi RS Muji Rahayu Surabaya

Dapat memberikan informasi ilmiah kepada pihak RS Muji Rahayu terkait

Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Golongan Sulfonilurea dan Biguanid

yang menjalani pengobatan di Instalasi Rawat Jalan.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah informasi dalam mengembangkan wawasan dan

pengetahuan penelitian tentang penggunaan obat golongan Sulfonilurea dan

Biguanid.
5

3. Bagi Lingkungan dan Akademi Farmasi Surabaya

Dapat memberikan informasi terkait tingkat kepatuhan penggunaan obat

golongan Sulfonilurea dan Biguanid dan diharapkan dapat menjadi acuhan

bagi peneliti selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik kronis yang

ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah akibat terganggunya metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein (2). Insulin adalah hormon yang mengatur

keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi

glukosa di dalam darah (hiperglikemia) (13). Hiperglikemia, dalam jangka

panjang, dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh yang

menganggu dan mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular, neuropati,

nefropati dan penyakit mata, yang menyebabkan retinopati dan kebutaan (10). Di

Indonesia, diabetes mellitus dikenal dengan istilah penyakit kencing manis

merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat. Peningkatan

prevalensi diabetes mellitus menunjukkan pentingnya upaya pencegahan (13).

Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika memiliki kadar gula darah

puasa >126 mg/dL dan pada tes kadar gula darah sewaktu >200 mg/dL. Kadar

gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan

kembali normal dalam waktu 2 jam (14).

2.1.2 Etiologi diabetes mellitus tipe 2

Etiologi DM Tipe 2 merupakan multifaktor yang belum sepenuhnya

terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar

dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi

lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan. Obesitas atau kegemukan

6
7

merupakan salah satu faktor pradisposisi utama. Penelitian terhadap mencit dan

tikus menunjukkan bahwa ada hubungan antara gen yang bertanggung jawab

terhadap obesitas dengan gen-gen yang merupakan faktor pradisposisi untuk DM

Tipe 2 (15).

2.1.3 Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun

karena sel – sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara

normal. Pada penderita DM Tipe 2 dapat terjadi produksi glukosa hepatik yang

berlebihan namun tidak terjadi pengerusakan sel – sel beta langerhans secara

outo imun seperti DM Tipe 1. Defisiensi fungsi insulin pada penderita DM Tipe 2

hanya bersifat relatif dan tidak absolut (16). Resistensi insulin terjadi karena

penurunan sensitivitas jaringan terhadap efek metabolisme insulin. Penurunan

sensitivitas insulin mengganggu penggunaan dan penyimpanan karbohidrat

sehingga terjadi penumpukan glukosa dalam darah yang menyebabkan diabetes

mellitus (17). Gangguan proses sekresi insulin terjadi pada fase pertama sekresi

insulin oleh sel-sel β-pankreas yang kemudian gagal mengkompensasi resistensi

insulin. Apabila tidak segera ditangani dengan baik, maka selanjutnya sel-sel β-

pankreas akan mengalami kerusakan secara progresif dan berujung pada hasil

sekresi insulin yang mengalami defisiensi. Jika hasil sekresi insulin mengalami

defisiensi, maka lama-kelamaan pasien akan membutuhkan insulin eksogen (14).

2.1.4 Gejala diabetes mellitus tipe 2

Gejala yang dikeluhkan pada diabetes mellitus tipe 2 umumnya hampir

tidak ada. Diabetes mellitus tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, serta

penangangan baru dilakukan beberapa tahun kemudian setelah penyakit sudah


8

berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2,

umumnya lebih mudah terkena infeksi, susah sembuh dari luka, daya penglihatan

makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, serta

komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf (2).

2.1.5 Pencegahan diabetes mellitus tipe 2

Pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dilakukan dengan mengupayakan gaya

hidup sehat untuk mengendalikan kadar gula darah yang tinggi dengan cara (18) :

1. Makan teratur 3 kali dalam sehari

2. Olahraga teratur

3. Menghindari asap rokok ketika ada anggota keluarga yang merokok

4. Mempertahankan dan memelihara kebiasaan atau perilaku yang sehat

5. Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak

6. Banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi

2.1.6 Klasifikasi diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (tidak bergantung sepenuhnya pada insulin). Pada diabetes tipe

2, masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin. Pankreas tetap

bisa memproduksi insulin, tetapi jumlahnya tidak mencukupi, atau sebagian

besar insulin terserap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang

tidak sehat. Beberapa penyebab diabetes melitus tipe 2 adalah sebagai berikut

(13):

a. Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat

b. Tingginya kadar kolestrol darah

c. Kelebihan berat badan atau obesitas


9

d. Kurangnya aktifitas fisik

2.1.7 Komplikasi diabetes mellitus tipe 2

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan komplikasi

akut dan kronis. Komplikasi yang terjadi antara lain :

a. Hipoglikemia

Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa

pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan

menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai

hilang kesadaran. Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak

dan akhirnya kematian (15).

b. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara

tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan

konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria,

polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandangan kabur.

Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti

gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina (15).

2.2 Kepatuhan

2.2.1 Definisi kepatuhan

Kepatuhan (Adherence) adalah salah satu hal yang masih menjadi

tantangan dan penyebab belum terkontrolnya terapi pengobatan. Adherence dapat

diukur dengan metode pengukuran tidak langsung yaitu Parent/Patient-self report

diukur menggunakan kuesioner, sedangkan pengukuran langsung adalah

pengukuran kadar obat dalam darah pasien. Pengukuran tingkat kepatuhan minum
10

obat menggunakan kuesioner memiliki kelebihan yakni praktis, murah, dan

efisien (12).

2.2.2 Indikator kepatuhan

Indikator kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang telah diberikan

dapat juga diartikan sebagai tindakan pengobatan pada pasien sesuai dengan yang

disarankan oleh tim medis. Pada penelitian kepatuhan minum obat pasien diukur

berdasarkan beberapa indikator yaitu sebagai berikut (14):

a. Tepat dosis

Dosis yang diberikan harus sesuai dengan diagnosis untuk menjamin

tercapainya tujuan terapi yang diinginkan.

b. Tepat frekuensi

Frekuensi pemberian obat dalam sehari, misalnya 3 kali sehari. Berarti

obat harus diminum setiap 8 jam sekali.

c. Tepat waktu

Waktu pemberian obat harus tepat sesuai dengan jarak waktu penggunaan

obat dengan waktu makan, karena ini akan berpengaruh terhadap hasil

pengobatan (sebelum makan, saat makan, atau sesudah makan).

d. Tepat interval

Tepatnya interval pemberian obat harus sesuai dengan waktu penggunaan

obat pertama dengan penggunaan obat selanjutnya.

e. Tepat Durasi Terapi

Lama pemberian obat harus tepat sesuai dengan diagnosa penyakit dan

kondisi pasien. Apakah obat perlu diminum selama 3 hari, 5 hari, 7 hari, dll.
11

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan adalah segala

sesuatu yang dapat meningkatkan atau menurunkan kepatuhan penderita terhadap

pengobatan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan, antara lain

(11) :

1. Faktor dari dalam diri pasien

2. Faktor sistem kesehatan

3. Faktor sosial ekonomi

4. Faktor terkait terapi

2.2.4 Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MGLS

1. Metode yang digunakan

Metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum

obat pasien, yaitu dengan menggunakan kuesioner MGLS (Morisky Green

Levine Scale) yang sudah divalidasi berdasarkan jurnal uji validitas dan

reliabilitas versi Bahasa Indonesia terhadap pasien epilepsi (12).

2. Uji validitas

Uji validitas ini dilakukan dengan cara korelasi antara skor tiap

pertanyaan dengan skor total dari seluruh pertanyaan kuesioner. Pengujian ini

menggunakan uji statistika korelasi Pearson. Data yang diperoleh dari hasil

uji korelasi Pearson, pertanyaan pada kuesioner dianggap valid apabila nilai

R hitung lebih besar dari R tabel. Apabila nilai R hitung lebih tinggi daripada

nilai R tabel maka pertanyaan tersebut dianggap valid dan bisa digunakan

(12).
12

Tabel 2.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner MGLS Pada Pasien Epilepsi (12).

No. Item Pertanyaan Nilai Koefisien Nilai Batas Kesimpulan


Korelasi Pearson
1. Apakah pernah lupa minum 0,596 0,3496 Valid
obat?
2. Apakah pernah 0,724 0,3496 Valid
sembarangan minum obat?
3. Apakah pernah berhenti 0,784 0,3496 Valid
minum obat ketika merasa
lebih baik?
4. Apakah pernah berhenti 0,713 0,3496 Valid
minum obat saat merasa
kondisi memburuk?

3. Uji reabilitas

Uji validitas instrumen dilakukan sebelum pengujian reliabilitas karena

hanya item pertanyaan yang sudah valid saja yang dapat secara bersama-sama

diukur reliabilitasnya. Instrumen dikatakan reliabel dan dapat diterima jika

nilai Cronbach alpha coefficient ≥ 0,6 dengan taraf kepercayaan 95%

(p<0,05). Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah tiap pertanyaan

kuesioner MGLS telah reliabel atau tidak. Data yang diperoleh dari uji

reliabilitas kuesioner MGLS diketahui bahwa dari keempat pertanyaan

kuesioner memiliki nilai cronbach alpha coefficient sebesar 0,634 (12).

Tabel 2.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner MGLS Pada Pasien Epilepsi (12).

Nilai Cronbach Alpha Coefficient Item Pertanyaan


0,634 4
13

2.2.5 Kuesioner MGLS

A. Definisi

Kuesioner MGLS merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengukur

kepatuhan yang menggunakan 4 pertanyaan, dimana dari pertanyaan tersebut

dapat menggambarkan tingkat kepatuhan pasien menjadi 3 kategori

diantaranya patuh tinggi, sedang dan rendah (12).

B. Pertanyaan

Terdapat 4 pertanyaan pada kuesioner Morisky Green Levine Scale

(MGLS) versi Bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut (19) (12) :

No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah pernah lupa minum obat ?

2. Apakah pernah sembarangan minum obat ?

3. Apakah pernah berhenti minum obat ketika merasa lebih baik ?

4. Apakah pernah berhenti minum obat saat merasa kondisi


memburuk ?

2.2.6 Validasi konstruk kuesioner MGLS versi Bahasa Indonesia

Uji validitas konstruk merupakan uji validitas yang mengukur sejauh mana

suatu instrumen penelitian dapat mengukur konstruk (kerangka dari suatu konsep

(20). Penelitian ini,penggunaan kuesioner MGLS perlu dilakukan uji validasi

konstruk dan uji reliabilitas kembali pada responden yang sesuai populasi

penelitian ini yakni pasien diabetes mellitus (21).


14

2.3 Kerangka Konseptual

Faktor Penyebab Diabetes Mellitus Tipe 2:


Dislipidemia, pola hidup yang tidak sehat, obesitas (kegemukan)

Gejala:
Mudah lelah, sering buang air kecil, Pandangan kabur

Diabetes Mellitus Tipe 2

Terapi Pengobatan

Terapi Non Farmakologi Terapi Farmakologi

Pengaturan Olahraga Tidak Oral Insulin


Diet Mengkonsumsi Antidiabet
Minuman
Beralkohol
Sulfonilurea Biguanid

Metformin
Glibenclamide Glimepiride Glicazide
ee ee

Kepatuhan Minum Obat :


Keterangan : 1. 1. Tepat dosis
2. 2. Tepat frekuensi
Diamati : 3. 3. Tepat waktu
4. 4. Tepat interval
TidakDiamati: : 5. 5. Tepat durasi waktu

Tingkat Kepatuhan Penggunaan Golongan Sulfonilurea dan Biguanid Pada


Pasien Rawat Jalan di RS Muji Rahayu dengan menggunakan kuesioner
MGLS versi Bahasa Indonesia
15

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional. Pada

penelitian ini, peneliti melihat tingkat kepatuhan penggunaan obat golongan

Sulfonilurea dan Biguanid pada pasien rawat jalan di RS Muji Rahayu Surabaya

menggunakan kuesioner MGLS versi Bahasa Indonesia pada bulan Februari

2021–April 2021.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Muji Rahayu, Kota Surabaya, Jawa Timur

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 3 (Tiga) bulan yaitu bulan Februari

2021- April 2021

3.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel

3.3.1 Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus tipe 2 yang

berobat rutin di RS Muji Rahayu Surabaya yang mendapatkan terapi obat

antidiabetik golongan Sulfonilurea dan Biguanid pada bulan Februari 2021– April

2021. Sampel ditentukan berdasarkan kriteria :

A. Kriteria inklusi

1. Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang berusia diatas 18 tahun

16
17

2. Mendapatkan obat oral antidiabetik golongan Sulfonilurea dan Biguanid

3. Pasien yang bersedia untuk menjadi responden penelitian

B. Kriteria eksklusi

Pasien yang tidak bisa membaca atau menulis

3.3.2 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Cross

Sectional. Rumus Cross Sectional digunakan untuk menentukan ukuran sampel

dari populasi yang tidak diketahui jumlah populasinya.

Rumus :
2
Z P(1−P)
n= 2
d

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z = score Z, berdasarkan nilai α yang diinginkan

α = derajat kepercayaan

d = toleransi kesalahan

P = proporsi dianggap 0,5 jika tidak ada penelitian sebelumnya yang serupa

sehingga :
2
Z P(1−P)
n= 2
d
2
1.64 x 0,5(1−0,5)
n= 2
0,1

¿ 67,25 ~ 68
17

Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas dibulatkan menjadi 68 sampel

untuk mempermudah penelitian selama 3 bulan Februari 2021 – April 2021.

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini secara

Purposive Sampling.

3.4 Variabel penelitian

Tingkat kepatuhan penggunaan obat golongan Sulfonilurea dan Biguanid

pada pasien rawat jalan di RS Muji Rahayu Surabaya.


18

3.5 Kerangka Operasional

Pasien DM tipe 2 yang berobat di RS Muji Rahayu


Surabaya pada bulan Februari 2021-April 2021

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

1. Pasien DM Tipe 2 yang berusia diatas 18 1. Pasien yang tidak bisa


tahun menulis atau membaca
2. Mendapatkan obat oral antidiabetik golongan
Sulfonilurea dan Biguanid
3. Pasien yang bersedia untuk menjadi
responden penelitian

PSP (Persetujuan Sebelum


Penelitian).

Informed Consent.

Pencatatan data pada pasien DM tipe 2 diperoleh dari rekam


medis (inisial pasien, alamat, pendidikan, pekerjaan, nama
obat, lama terdiagnosa, dan GDA).

Melakukan wawancara
Keterangan :
(kuisioner).
Diamati :
Menganalisa data.
Tidak diamati :

Kesimpulan.

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

3.6 Alat dan Bahan / Instrumen Penelitian


19

1. Resep (nama obat, jumlah obat, terapi obat)

2. Rekam medis pasien

3. PSP (Persetujuan Sebelum Penelitian)

4. Informed consent yang terdiri dari : nama pasien, usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan tanda tangan responden.

5. Kuesioner Morisky Green Levine Scale (MGLS) yang sudah divalidasi

berdasarkan jurnal Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kepatuhan MGLS

(Morisky Green Levine Scale) Versi Bahasa Indonesia

6. Lembar data responden

7. Lembar pengumpul data (LPD)

3.7 Definisi Operasional

1. Kepatuhan minum obat adalah indikator kepatuhan pasien terhadap pengobatan

yang telah di berikan dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan pada pasien

sesuai dengan yang disarankan oleh tim medis.

2. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner Morisky Green

Levine Scale (MGLS) dengan empat pertanyaan yaitu :

a. Apakah pernah lupa minum obat ? : pasien tersebut lupa/tidak tepat waktu

dalam mengkonsumsi obat yang diminum (misal : aturan minum 1 kali

sehari yang berarti diminum sore hari tetapi pasien lupa untuk tidak minum

obat).

b. Apakah pernah sembarangan minum obat ? : tidak tepat waktu dalam

mengkonsumsi obat dengan waktu makan, tidak tepat dengan dosis yang

telah ditentukan, tidak tepat frekuensi pemberian obat dalam sehari (misal :

3 kali sehari, berarti obat harus diminum setiap 8 jam sekali), tidak tepat
20

interval pemberian obat dengan jarak waktu penggunan obat pertama

dengan penggunaan obat selanjutnya, tidak tepat durasi terapi / lama terapi

(misal : obat harus diminum selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari).

c. Apakah pernah berhenti minum obat ketika merasa lebih baik ? : pasien

berhenti minum obat dikarenakan pada saat pengecekan gula darah hasilnya

normal dan tidak ada keluhan pada pasien maka dari itu pasien

menghentikan atau tidak meminum obat.

d. Apakah pernah berhenti minum obat saat merasa kondisi memburuk pasien

berhenti minum obat saat merasa kondisi memburuk yaitu : ketika pasien

sudah putus asa obat yang dikonsumsi tidak ada efeknya atau hasil gula

darahnya masih tetap sehingga pasien berhenti untuk mengkonsumsi minum

obat.

3. Pasien dengan diagnosa diabetes mellitus tipe 2 (DM)

Pasien yang didiagnosa diabetes mellitus tipe 2 oleh dokter RS Muji Rahayu

Surabaya.

4. Terapi anti diabetik

Terapi farmakologi yaitu dengan menggunakan dan obat oral diabetik.Obat

antidiabetika dengan berbagai golongan yaitu:

1. Golongan Sulfonilurea : glibenclamide, glimepiride, gliclazide, glikuidone.

2. Golongan Biguanid : metformin

3.8 Teknik Pengumpul Data

1. Pasien datang ke RS Muji Rahayu Surabaya yang terdiagnosa diabetes mellitus

tipe 2 dan mendapatkan obat golongan Sulfonilurea dan Biguanid.


21

2. Data rekam medik pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mendapat obat

golongan Sullfonilurea dan Biguanid.

3. Peneliti memberikan PSP kepada pasien diabetes mellitus tipe 2.

4. Mengisi informed consent sebagai tanda persetujuan penelitian

5. Peneliti mendata identitas pasien diabetes mellitus tipe 2

6. Peneliti melakukan wawancara lembar kuesioner MGLS versi Bahasa

Indonesia

7. Mencatat rekapitulasi hasil kuesioner dan menganalisa data yang diperoleh

8. Hasil dan kesimpulan data yang diperoleh

3.9 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan pada hasil pengisian kuesioner pada setiap

responden dengan mengkategorikan terlebih dahulu bagaimana tingkat kepatuhan

penggunaan obat pada pasien. Langkah awal melakukan pengambilan data untuk

uji validasi konstruk dan uji reliabilitas, kemudian setelah hasil validasi dan uji

relialitas yang valid dan reliable, maka baru dilakukan pengambilan data untuk

tingkat kepatuhan penggunaan obat antidiabetes gilmepirid dan biguanide pada

pasien diabetes mellitus.

Responden dikatakan memiliki tingkat kepatuhan tinggi apabila memiliki

(skor 0), tingkat kepatuhan sedang (skor 1 atau 2), dan memiliki tingkat kepatuhan

rendah apabila memiliki (skor 3 atau 4) yang tertera dalam kuesioner MGLS

tersebut. Hasil tingkat kepatuhan kuesioner Ya bernilai skor 1, dan Tidak bernilai

skor 0. Semakin tinggi skor MGLS maka semakin rendah tingkat kepatuhannya.

Data dari lembar pengumpul data dikumpulkan dan diperiksa, apabila ditemukan

data yang kurang atau tidak lengkap dapat ditelusuri kembali ke catatan medic dan
22

data yang kurang jelas dapat dilakukan pengecekan ulang. Kemudian data

dikelompokkan berdasarkan tingkat kepatuhan pasien.

Analisa data bertujuan untuk dapat mengetahui tingkat kepatuhan

penggunaan obat pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RS Muji Rahayu

Surabaya. Perhitungan skor pada kuesioner MGLS yaitu pasien dengan tingkat

kepatuhan tinggi (skor MGLS 0), tingkat kepatuhan sedang (skor MGLS 1 atau

2), dan tingkat kepatuhan rendah (skor MGLS 3 atau 4) (11). Dari penyajian data

berupa hasil persentase yang diketahui berupa demografi (usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan), Resep (nama obat, jumlah obat, terapi obat), gula darah,

dan tingkat kepatuhan diabetes mellitus tipe 2. Sehingga peneliti dapat mengambil

kesimpulan tentang tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes

mellitus tipe 2 di RS Muji Rahayu Surabaya pada periode Februari 2021 – April

2021.
23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Pada penelitian ini, kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti dilakukan uji

validitas. Uji Validitas kuisioner diujikan kepada sebanyak 40 responden.

Pengambilan data untuk uji validitas dilakukan pada tempat yang sama untuk

pengambilan data penelitian yaitu di RS Muji Rahayu Surabaya dengan responden

yang datang dari berbagai daerah dan sekitar, berasal dari berbagai macam

kalangan dan usia. Uji Validitas ini dilakukan dengan tujuan agar ketika kuesioner

tersebut diujikan ditempat, orang dan waktu yang berbeda, hasilnya akan tetap

valid.

4.1.1 Uji validitas

Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

suatu alat ukur(17). Penelitian ini menggunakan validitas konstruk (construct

validity) dikarenakan kuesioner yang digunakan belum pernah di uji coba ke

responden. Validasi konstruk (construct validity) adalah validitas yang

mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang

benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual

yang telah ditetapkan(18).

Pengujian validitas ini digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner dengan pertanyaan yang diuji validitas sejumlah 4 butir

pertanyaan dengan jumlah responden 40 orang. Hasil uji validitas dikatakan valid

apabila r hitung > r tabel. Berikut adalah hasil dari uji validitas dapat dilihat pada

Tabel 4.1.
24

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan


1. 0,4304 0,312 Valid
2. 0,5669 0,312 Valid
3. 0,5125 0,312 Valid
4. 0,504 0,312 Valid

Dari hasil tersebut menunjukan bahwa uji validitas dari 4 pertanyaan

dalam kuesioner ialah valid dengan angka r hitung lebih besar dari r tabel

4.1.2 Uji reabilitas

Reliabilitas merupakan kata dari reliability yang berasal dari kata rely dan

ability. Reliabilitas adalah sejuah mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah(17). Pengukuran

yang dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil

pertanyaan lain. Pengujian rehabilitas dibantu menggunakan Statistical Product

and Service Solutions (SPSS) versi 24 dimana memberikan fasilitas untuk

mengukur rehabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha(α)(19).

Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.625 4

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa uji reliabilitas dari 4 pertanyaan

dalam kuesioner dikatakan reliabel karena lebih dari persyaratan cronbach

coefisien alpha yaitu 0,60 (> 0,60).


25

4.2 Data Demografi Responden

Pada penelitian ini demografi responden meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan lama terdiagnosa dapat disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Data Demografi Responden

Tingkat Pengetahuan

Karakteristik Responden Tinggi Sedang Rendah

N (68) % N (68) % N (68) %

Jenis kelamin Laki-laki 10 14,7 13 19,1 3 4,4

Perempuan 17 25 25 36,7 0 0

< 20 Tahun 0 0 0 0 0 0

Usia 21-30 Tahun 0 0 0 0 0 0

31-40 Tahun 0 0 1 1,4 0 0

41-50 Tahun 1 1,4 5 7,3 0 0

> 50 Tahun 26 38,2 32 47,0 3 4,4

Pendidikan SD 4 5,8 7 10,2 0 0

SMP 4 5,8 10 14,7 0 0

SMA/SMK 17 25 20 29,4 3 4,4

Perguruan tinggi 2 2,9 1 1,4 0 0

Pekerjaan Tidak bekerja 7 10,2 7 10,2 1 1,4

Ibu rumah 14 20,5 21 30,8 0 0

tangga

Wiraswasta 1 1,4 0 0 0 0

PNS 2 2,9 1 1,4 0 0


26

Pegawai swasta 3 4,4 9 13,2 2 2,9

Lama < 1 Tahun 0 0 0 0 0 0

Terdiagnosa 1-5 Tahun 17 25 16 23,5 1 1,4

6-10 Tahun 3 4,4 14 20,5 1 1,4

11-15 Tahun 3 4,4 3 4,4 0 0

> 16 Tahun 3 4,4 4 5,8 1 1,4

Data yang diperoleh dari demografi pasien berdasarkan jenis kelamin

bahwa tingkat kepatuhan minum obat diabet adalah tingkat kepatuhannya rendah

yaitu jenis kelamin perempuan sebanyak 25 responden (36,7%). Berdasarkan usia

bahwa tingkat kepatuhan minum obat diabet adalah tingkat kepatuhannya rendah

yaitu usia > 50 tahun sebanyak 32 responden (47,0%). Berdasarkan pendidikan

bahwa tingkat kepatuhan minum obat diabet adalah tingkat kepatuhannya rendah

yaitu pendidikan SMA/SMK sebanyak 20 responden (29,4%). Berdasarkan

pekerjaan bahwa tingkat kepatuhan minum obat diabet adalah tingkat kepatuhan

sedang yaitu pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 21 responden (30,8%).

Berdasarkan lama terdiagnosa bahwa tingkat kepatuhan minum obat diabet adalah

tingkat kepatuhan tinggi yaitu lama terdiagnosa 1-5 tahun sebanyak 17 responden

(25%).

4.3 Profil Penggunaan Obat Anti diabetik

Golongan obat anti diabetes yang sering digunakan di RS Muji Rahayu

yaitu Sulfonilurea dan Biguanid. Data penggolongan obat anti diabetik dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Profil Penggunaan Obat Golongan Obat Anti Diabetik


27

Golongan Obat Jumlah R/ Persentase (%)

Sulfonilurea 35 51,47

Biguanid 33 48,52

Total 68 100

Karakteristik responden diperoleh bahwa penggunaan golongan obat

antidiabetik yang paling banyak terdapat pada golongan obat sulfonilurea adalah

sebanyak 35 responden (51,47%).

4.4 Nama Obat Anti Diabetik

Golongan obat diabetes mellitus tipe 2 yang sering digunakan di RS Muji

Rahayu Surabaya yaitu golongan Sulfonilurea dan Biguanid. Jenis terapi

penggolongan obat anti diabetik dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Jenis Terapi Penggolongan Obat Anti Diabetik di RS Muji Rahayu

Surabaya

Jenis Terapi Nama Obat Jumlah R/ Persentase (%)

Tunggal Metformin 4 5,88

Glimepiride 14 20,58

Obat Anti Gliquidone 3 4,41

Diabetes Glimepiride

Kombinasi + 40 58,82

Metformin

Gliclazide

+ 5 7,35

Metformin
28

Glibenclamide

+ 2 2,94

Metformin

Total 68 100

Karakteristik responden berdasarkan jenis terapi penggolongan obat

antidiabetik jenis terapi tunggal paling banyak adalah terdapat pada obat

glimepiride sebanyak 14 responden (20,58%), pada terapi penggolongaan obat

anti diabetik jenis terapi kombinasi paling banyak adalah terdapat pada golongan

obat Glimepiride + Metformin sebanyak 40 responden (58,82%).

4.5 Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Golongan Sulfonilurea dan

Biguanid

Gambaran tentang tingkat kepatuhan penggunaan obat golongan

sulfonilurea dan biguanid di RS Muji Rahayu Surabaya dapat dilihat di tabel

4.6.

Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden tentang tingkat kepatuhan penggunaan

obat golongan sulfonilurea dan biguanid

No. Ya Tidak
Pertanyaan Pertanyaan n (%) n (%)

1 Apakah pernah lupa minum obat? 26 (38,2) 42 (61,8)

2 Apakah pernah sembarangan minum


obat? 10 (14,7) 58 (85,3)

3 Apakah pernah berhenti minum obat


ketika merasa lebih baik? 14 (20,6) 54 (79,4)

4 Apakah pernah berhenti minum obat


ketika merasa kondisi memburuk? 4 (5,9) 64 (94,1)
29

Rata-rata 13,5 (19,9) 54,5 (80,1)

Tabel 4.7 Distribusi kategori kepatuhan responden berdasarkan kuesioner MGLS

Skor Kategori Jumlah Persentase


responden (%)

0 Tingkat kepatuhan 27 39,7


tinggi

1 atau 2 Tingkat kepatuhan 38 55,9


sedang

3 atau 4 Tingkat kepatuhan 3 4,4


rendah
TOTAL 68 100

Tingkat Kepatuhan Penggunaan Golongan Sulfonilurea dan Biguanid

40 38

35

30
27
Persentase

25

20

15

10

5 3

Tingkat kepatuhan
Tinggi Sedang Rendah

Gambar 4.1 Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Antidiabetes Golongan


Sulfonilurea dan Biguanid

Hasil menunjukkan pada tabel diatas distribusi kategori tingkat kepatuhan

penggunaan golongan sulfonilurea dan biguanid bahwa tingkat kepatuhan tinggi


30

sebanyak 27%, tingkat kepatuhan sedang sebanyak 38% dan tingkat kepatuhan

rendah sebanyak 3%
BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di RS Muji Rahayu Surabaya, dengan tujuan

utama untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat golongan

Sulfonilurea dan Biguanid. Pengambilan data yang dilakukan secara prospektif

selama bulan Februari-April 2021. Penelitian ini menggunakan metode

pengambilan data secara deskriptif cross sectional yang bertujuan untuk

mengetahui obat yang digunakan oleh pasien sesuai dengan konteks penelitian,

yaitu dengan membagikan kuesioner pada pasien yang berobat ke RS Muji

Rahayu Surabaya bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat kepatuhan

penggunaan obat golongan Sulfonilurea dan Biguanid, dengan memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi selama penelitian.

Pada penelitian ini menggunakan kuesioner berupa 4 butir pertanyaan

dengan 40 responden, kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas

dengan menggunakan program SPSS software versi 24. Pada tabel 4.1 dapat

dilihat bahwa kuesioner tersebut dapat digunkan sebagai instrumen penelitian

karena semua pertanyaan valid. Hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung yang

lebih besar dari r tabel yaitu 0,312.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi kuesioner dengan

menggunakan program SPSS dengan metode Cronbach Alpha, instrumen

dikatakan reliabel apabila leih besar dari 0,60, jika lebih kecil dikatakan tidak

reliabel atau tidak konsisten dan jika nilai Cronbach Alpha 0,40 kurang dari 0,60

24
25

ialah relibilitasnya sedang. Dari hasil pada tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa

uji reliabilitas dari 4 pertanyaan adalah 0,625. .

Responden dalam penelitian ini dilihat pada tabel 4.3 lebih banyak

didominasi oleh perempuan dengan jumlah 36,7 % pada tingkat kepatuhan

sedang. Berdasarkan pekerjaan maka didominasi jenis pekerjaan ibu rumah tangga

dengan jumlah 30,8 % pada tingkat kepatuhan sedang. Karakteristik responden

berdasarkan usia bahwa tingkat kepatuhan minum obat diabet adalah tingkat

kepatuhanya sedang yaitu usia > 50 tahun yang berjumlah 47,0 %.

Dalam lama terdiagnosa responden dengan tingkat kepatuhan minum obat

diabet adalah tingkat kepatuhan tinggi yaitu rentang waktu 1-5 tahun yang

berjumlah 25 %. Dalam tingkat pendidikan responden dengan tingkat kepatuhan

minum obat diabet adalah tingkat kepatuhan sedang yaitu SMA/SMK yang

berjumlah 29,4 %. Hasil yang diperoleh tersebut pendidikan SMA/SMK lebih

tinggi dibandingkan SD,SMP,D3 dan S1. Pendidikan menjadi salah satu usaha

yang terencana untuk memperoleh pengetahuan dan mengembangkan potensi

yang ada pada dirinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan

lebih mudah menerima informasi yang diterima dan sebaliknya tingkat pendidikan

yang rendah akan sulit menerima informasi yang diterima. Pendidikan diperlukan

untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan kesehatan.

Data yang diperoleh dari kuesioner profil penggunaan obat Antidiabetik

bahwa responden yang terbanyak adalah terdapat pada golongan sulfonilurea


26

dengan jumlah 51,47 %. Karakteristik responden berdasarkan jenis terapi

penggolongan obat antidiabetik jenis terapi tunggal paling banyak adalah terdapat

pada obat Glimepiride sebanyak 14 responden (20,58%), pada terapi

penggolongan obat antidiabetik jenis terapi kombinasi paling banyak adalah

terdapat pada golongan Glimipiride + Metformin sebanyak 40 responden

(58,82%). Hasil yang menunjukkan pada tabel gambar 4.1 distribusi kategori

tingkat kepatuhan penggunaan golongan sulfonilurea dan biguanid bahwa tingkat

kepatuhan tinggi sebanyak 27%. Tingkat kepatuhan sedang sebanyak 38% dan

tingkat kepatuhan rendah sebanyak 3%.

Terlihat dari tingkat kepatuhan pasien dalam penggunaan obat diabetes

golongan sulfonilurea dan biguanid adalah tingkat kepatuhan nya sedang. Hal

tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan sebelumnya

menyebutkan bahwa obat yang digunakan sekali sehari memiliki tingkat

kepatuhan lebih besar yakni 61% dibandingkan obat dengan penggunaan dua kali

sehari yaitu sebesar 52% (5). Kategori tingkat kepatuhan sedang dapat dilihat dari

jawaban responden dimana pasien tidak berhenti meminum obat ketika kondisi

memburuk sebanyak 94,1% dan dapat dikatakan kepatuhan sedang pasien masih

banyak yang tidak patuh dalam meminum obat hal tersebut dibuktikan dengan

pertanyaan “apakah pernah lupa meminum obat” sebanyak 38,2%, maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa pasien masih ada yang tidak patuh dalam penggunaan

obat diabetes dan tidak berhenti meminum obat dengan faktor lupa minum obat.

Pengambilan data dalam penelitian ini adanya kendala dimana saat

pengambilan data responden susah untuk dimintai mengisi kuesioner dikarenakan

mereka tidak mau untuk berlama-lama di rumah sakit adanya ketakutan tertular
27

penyakit covid 19. Kuesioner yang diambil peneliti yang menulis dan

membacakan pertanyaan dimana responden tidak berkenan untuk menulis ataupun

membaca dikarenakan rata-rata responden sudah tua atau lanjut usia.


28

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa tingkat kepatuhannya

sedang, dapat dilihat dari data yang diperoleh dari masing-masing kepatuhan

responden dalam penggunaan obat sulfonilurea dan biguanid yaitu tingkat

kepatuhan tinggi sebanyak 27%, tingkat kepatuhan sedang sebanyak 38% dan

tingkat kepatuhan rendah sebanyak 3%.

6.2 Saran

Terkait tingginya jumlah persentase responden yang memiliki tingkat

kepatuhan penggunaan obat golongan sulfonilurea dan biguanid dengan jawaban

salah atau tidak mengetahui maupun tidak sesuai, perlu adanya pemberian KIE

mengenai penggunaan obat Antidiabetik yang bijak agar selama pengobatan

tercapai hasil pengobatan yang aman, efektif dan efisien. Terutama pada cara

penggunaan obat golongan sulfonilurea dan biguanid secara tepat dan benar

sehingga hasil kadar gula yang diperoleh pasien tetap normal.


29

DAFTAR PUSTAKA

1. American diabetes association. Standards of medical care in diabetes. J


Clin Appl Res Educ. 2020;43:s1–212.

2. Jannah M. Evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien


diabetes mellitus tipe 2 di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Haryoto
Lumajang (skripsi). Universitas Jember; 2018.

3. Ningrum WA, Muthoharoh A, Qoyimah M. Analisis biaya pengobatan


pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Kraton Pekalongan. J PENA.
2019;33(1):15–21.

4. Hongdiyanto A, Yamlean PVY, Supriati HS. Evaluasi kerasionalan


pengobatan diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat inap di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013. J Ilm Farm - UNSRAT Vol 3 No 2.
2014;3(2):77–87.

5. Nafi’ah K dkk. Profil kepatuhan pasien puskesmas Pucang Sewu Surabaya


dalam penggunaan antidiabetes oral. J Farm Komunitas Univ Airlangga.
2015;2(1):11–7.

6. Hapsari PN. Hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dan


keberhasilan terapi pada pasien diabetes mellitus instalasi rawat jalan Di
RS X Surakarta (skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014.

7. Pramono AP. Analisis kepatuhan pemenuhan kebutuhan gizi pada klien


dengan diabetes mellitus berbasis teori health belief model (skripsi).
Universitas Airlangga; 2018.

8. Sihotang RC, Ramadhani R, Tahapary DL. Efikasi dan keamanan obat anti
diabetik oral pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit ginjal
kronik. J Penyakit Dalam Indones. 2018;5(3):150.

9. Saputri SW, Pratama ANW, Holidah D. Studi pengobatan diabetes melitus


tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di instalasi rawat jalan RSU dr. H.
30

Koesnadi Bondowoso. e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2016;4(3):479–83.

10. Putri YA. Korelasi tingkat kepatuhan minum obat antidiabetik oral
terhadap kadar HBA1C pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas
kedaton Bandar Lampung (skripsi). Universitas Lampung; 2020.

11. Ernawati I, Fandinata SS, Permatasari SN. The effect of the number of
drugs received on the level of adherence to drug consumption (morisky,
green, levine adherence scale questionnaire ) of hypertensive patients. Str J
Ilm Kesehat. 2020;9(2):840–7.

12. Ernawati I, Islamiyah RW. Uji validitas dan reliabilitas kuisioner


kepatuhan MGLS (morisky, green, levine adherence scale) versi Bahasa
Indonesia terhadap pasien epilepsi. J Ilm Ibnu Sina. 2019;4(2):305–13.

13. Agustin RS. Gambaran peresepan penggunaan obat anti Diabetes melitus
pada pasien rawat jalan di puskesmas teladan Kota Medan tahun 2019
(skripsi). Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Farmasi; 2019.

14. Fitriyah S. Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien diabetes


mellitus tipe 2 komorbiditas hipertensi periode tahun 2016-2017 (skripsi).
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang; 2018.

15. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Pharmaceutical care untuk
penyakit diabetes mellitus. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan: Departemen Kesehatan RI; 2005

16. Yulia S. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam menjalankan


diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (skripsi). Universitas Negeri
Semarang; 2015.

17. Nasekhah AD. Hubungan kelelahan dengan kualitas hidup penderita


diabetes melitus tipe 2 di Persadia Salatiga (skripsi). Universitas
Diponegoro Semarang; 2016.
31

18. Silalahi L. Hubungan pengetahuan dan tindakan pencegahan diabetes


mellitus tipe 2. J PROMKES. 2019;7(2):223.

19. Morisky DE, Green LW, Levine DM. Concurrent and predictive validity of
a self-reported measure of medication adherence. Med Care.
1986;24(1):67–74.

20. Dewi SK, Sudaryanto A. Validitas dan reliabilitas kuisioner pengetahuan,


sikap dan perilaku pencegahan demam berdarah. Prosiding Seminar
Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2020;73–9.

21. Yusrizal. Pengujian validitas konstruk dengan menggunakan analisis


faktor. J Tabularasa PPS Unimed. 2008;5(1).
Lampiran

Lampiran 1. Penjelasan sebelum persetujuan

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN PENELITIAN (PSP) UNTUK

RESPONDEN

Peneliti akan melakukan penelitian mengenai:

Judul Penelitian:

Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Golongan Sulfonilurea dan Biguanid Pada

Paien Rawat Jalan Di RS Muji Rahayu Surabaya.

Tujuan:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien

terhadap penggunaan obat golongan Sulfonilurea dan Biguanid di RS Muji

Rahayu Surabaya.

Penjelasan Sebelum Penelitian (PSP):

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan pengumpulan data

kepada pasien yang mendapatkan resep obat golongan Sulfonilurea dan Biguanid

dengan menggunakan kuesioner. Data tersebut dibutuhkan untuk kemudian diolah

sehingga dapat diketahui tingka kepatuhan pasien tentang penggunaan obat

golongan Sulfonilurea dan Biguanid. Penjelasan PSP dilakukan oleh peneliti, pada

waktu yang telah disepakati antara peneliti dengan responden. Responden

diberikan waktu yang cukup untuk dapat mengambil keputusan untuk

kesediaannya terlibat dalam penelitian ini. Tempat memberikan penjelasan

dilakukan di tempat penelitian. PSP ditandatangani oleh peneliti dan responden.

Manfaat Penelitian:

32
33

Ketersediaan responden dalam mengisi kuesioner yang diajukan diharapkan dapat

memberikan informasi bagi peneliti untuk mendapatkan data dan mengolahnya

yang digunakan untuk tugas akhir Program Pendidikan D-III Farmasi serta

menambah informasi dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuan

penelitian tentang penggunaan obat golongan Sulfonilurea dan Biguanid

Bahaya Potensial:

Pada penelitian ini tidak ada bahaya potensial secara fisik yang diakibatkan oleh

keterlibatan responden dalam penelitian. Pada penelitian ini responden akan

menjawab atau mengisi kuesioner yang diajukan peneliti, sehingga ada waktu

responden yang tersita dalam meluangkan waktunya untuk menjawab atau

mengisi kuesioner penelitian tersebut.

Hak Undur Diri:

Keikutsertaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden

berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang

merugikan responden.

Kerahasiaan Data:

Data pribadi/identitas dan hasil jawaban responden pada kuesioner penelitian akan

dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian penjelasan sebelum persetujuan penelitian saya buat, jika ada yang

kurang jelas atau ada yang hendak ditanyakan terkait penelitian, responden bisa

menghubungi saya selaku peneliti.

Contact Person:

Nama Peneliti : Alvi Dwi Ardianti

No. HP : 0895323583007
34

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul “TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN

OBAT GOLONGAN SULFONILUREA DAN BIGUANID PADA

PASIEN RAWAT JALAN DI RS MUJI RAHAYU SURABAYA”

2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek

3. Manfaat dan bahaya yang timbul pada subyek penelitian

4. Prosedur penelitian

Dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan

mengenai segala urusan yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh

karena itu saya bersedia/ tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek

penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian

pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

Peneliti, Responden,

Alvi Dwi Ardianti ( )


35

Lampiran 3. Data responden

DATA RESPONDEN

Inisial Responden

Umur

Jenis Kelamin

Alamat

No. Telepon

Pekerjaan

Pendidikan

Diagnosa

Lama Terdiagnosa

Hasil GDA
36

Lampiran 4. Lembar kuesioner

Kuesioner Morisky Green Levine Adherence Scale (MGLS) versi Bahasa

Indonesia

Jawaban

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah pernah lupa minum

obat?

2. Apakah pernah sembarangan

minum obat?

3. Apakah pernah berhenti

minum obat ketika merasa

lebih baik?

4. Apakah pernah berhenti

minum obat saat merasa

kondisi memburuk?
37

Lampiran 5. Lembar pengumpul data

No Nama Jenis Usia Pend. Pekerjaan Diagnosa Lama Nama Obat Aturan Jumla Pertanyaan Pertanyaa Pertanyaan Pertanyaa Skor
Kelamin Terakhir Terdiagnosa Pakai h Obat 1 n2 3 n4 MGLS
1. Tn. M L 63 SMA Tidak DM 5 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th Bekerja + metformin
2. Ny. D P 58 SMP IRT DM 4 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 1 0 2
th + metformin
3. Tn. S L 64 SMA Tidak DM 10 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 1 0 1
th Bekerja + metformin
4. Tn. M L 67 SMA Tidak DM 10 Th glimepiride 4mg 1-1/2-0 / 30 / 90 0 1 0 0 1
th Bekerja + metformin 3x1
5. Ny. R P 58 SMA IRT DM 20 Th gliclazide + 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 1 0 0 2
th metformin
6. Ny. S P 65 SMP IRT DM 15 Th glimepiride 3mg 1-0-0 30 1 0 0 0 1
th
7. Tn. D L 55 SMA Swasta DM 7 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 1 0 0 0 1
th + metformin
8. Ny. S P 64 SMA Swasta DM 2 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 1x1 30 / 30 0 1 1 0 2
th + metformin
9. Ny. T P 70 SD IRT DM 5 Th glimepiride 2mg 1-0-0 30 0 1 0 0 1
th
10. Ny. H P 52 SMA Swasta DM 3 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 0 0 0 0 0
th + metformin
11. Ny. L P 55 SMA IRT DM 3 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th + metformin
12. Tn. R L 54 SMA Swasta DM 3 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th + metformin
13. Ny. W P 55 SMA Wiraswast DM 2 Th glimepiride 4mg 1-0-0 30 0 0 0 0 0
th a
14. Tn. D L 53 SMA Swasta DM 16 Th glimepiride 3mg 1-0-0 30 0 1 0 0 1
th
15. Tn. W L 56 SMA Swasta DM 9 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
38

th + metformin
16. Ny. S P 60 SMA IRT DM 15 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 0 0 0 0 0
th + metformin
17. Tn. S L 63 SMA Tidak DM 5 Th gliquidone 1x1 30 0 0 0 1 1
th Bekerja
18. Tn. S L 66 S1 PNS DM 2 Th gliclazide + 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th metformin
19. Ny. S P 65 SMA IRT DM 1 Th gliclazide + 1-1-0 / 2x1 60 / 60 0 0 0 0 0
th metformin
20. Ny. S P 60 SMA IRT DM 7 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 0- 30 / 30 1 0 0 0 1
th + metformin 0-1
21. Ny. E P 69 SMP IRT DM 1 Th glimepiride 1mg 1-0-0 30 0 0 1 0 1
th
22. Ny. B P 68 SMA IRT DM 5 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 1 1
th + metformin
23. Ny. S P 53 SMA IRT DM 6 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 1 0 1 0 2
th + metformin
24. Ny. T P 60 S2 PNS DM 7 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th + metformin
25. Tn. M L 67 SMP Tidak DM 4 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 1 0 1
th Bekerja + metformin
26 Tn. S L 44 SMP Swasta DM 1 Th glibenclamide + 1-1-1 / 2x1 60 / 60 1 0 1 0 2
th metformin
27. Ny. S P 70 SD Tidak DM 2 Th glimepiride 4mg 1-0-0 30 1 0 0 0 1
th Bekerja
28. Tn. A L 69 SD Tidak DM 9 Th metformin 2x1 60 0 0 0 0 0
th Bekerja
29. Ny. D P 70 SD Tidak DM 1 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th Bekerja + metformin
30 Tn. M L 48 SMA Swasta DM 7 Th glibenclamide + 1-0-0 / 2x1 30 /60 1 0 0 0 1
th metformin
31. Tn. C L 51 SD Swasta DM 10 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 1 0 1 0 2
th + metformin
39

32. Ny. I P 65 SD IRT DM 14 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 0 0 0 0 0


th + metformin
33. Ny. S P 56 SMP IRT DM 5 Th glimepiride 3mg 1-0-0 30 0 0 0 0 0
th
34. Ny. S P 59 SMA IRT DM 3 Th glimepiride 4mg 1-0-0 30 0 0 0 0 0
th
35. Ny. E P 67 SMP Tidak DM 10 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th Bekerja + metformin
36 Ny. S P 71 SMA IRT DM 2 Th gliclazide + 1-1/2-0 / 45 / 90 0 0 0 0 0
th metformin 3x1
37. Ny. K P 54 SMA IRT DM 5 Th glimepiride 4mg 0-0-1 30 0 0 0 0 0
th
38. Tn. T L 65 SMA Tidak DM 23 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 1 0 1 1 3
th Bekerja + metformin
39. Ny. S P 63 SMA IRT DM 5 Th gliquidone 1-0-0 30 0 0 0 0 0
th
40. Ny. A P 61 SMP IRT DM 20 Th gliclazide + 0-0-1 / 2x1 30 / 60 0 1 0 0 1
th metformin
41. Ny. N P 39 SMA IRT DM 8 Th glimepiride 2mg 0-0-1 30 1 0 0 0 1
th
42. Ny. S P 69 SMP IRT DM 4 Th glimepiride 4mg 0-0-1 / 2x1 30 / 60 0 1 0 0 1
th + metformin
43. Tn. A L 70 SMA Swasta DM 4 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 0 1 1 1 3
th + metformin
44. Tn. B L 61 SMA Swasta DM 7 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 1 0 0 1
th + metformin
45. Tn. A L 63 SD Tidak DM 10 Th gliquidone 2x 1 60 1 0 0 0 1
th Bekerja
46. Ny. S P 59 SMA IRT DM 10 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 0 0 0 0 0
th + metformin
47. Ny. J P 53 SMA IRT DM 2 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 0- 30 / 30 1 0 0 0 1
th + metformin 0-1
48. Ny. S P 55 SD IRT DM 11 Th metformin 2x1 60 1 0 1 0 2
40

th
49. Tn. H L 41 SMA Swasta DM 10 Th glimepiride 4mg 1-0-0 30 1 0 0 0 1
th
50. Tn. T L 87 SMA Tidak DM 3 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th Bekerja + metformin
51. Tn. S L 70 SMP Tidak DM 5 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 1x1 30 / 30 0 0 0 0 0
th Bekerja + metformin
52. Ny. S P 49 SMA IRT DM 11 Th glimepiride 4mg 1-0-0 30 1 0 0 0 1
th
53. Ny. T P 64 SMA IRT DM 5 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th + metformin
54. Ny. T P 46 SMA IRT DM 1 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th + metformin
55. Ny. A P 66 SMP IRT DM 25 Th glimepiride 1mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 1 0 2
th + metformin
56. Ny. S P 58 SMA IRT DM 1 Th metformin 3x1 90 0 0 0 0 0
th
57. Ny. S P 65 SMP IRT DM 19 Th glimepiride 4mg 1-0-0 / 3x1 30 / 90 0 0 0 0 0
th + metformin
58. Tn. H L 68 SMA Tidak DM 16 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th Bekerja + metformin
59. Tn. Z L 66 SMA Swasta DM 15 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th + metformin
60. Ny. F P 62 SMA IRT DM 7 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th + metformin
61. Ny. P P 77 SD IRT DM 5 Th gimepiride 3mg 1-0-0 30 0 1 1 0 2
th
62. Ny. E P 71 SMP IRT DM 3 Th glimepiride 2mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th + metformin
63. Ny. S P 70 SD IRT DM 10 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 1 0 0 0 1
th + metformin
64. Ny. P P 49 SMA IRT DM 2 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30/ 60 1 0 0 0 1
th + metformin
41

65. Tn. D L 55 SD Tidak DM 17 Th glimepiride 1mg 0-0-1 / 0- 30 / 30 0 0 0 0 0


th Bekerja + metformin 0-1
66. Ny. M P 69 SMP IRT DM 1 Th glimepiride 3mg 1-0-0 / 2x1 30 / 60 0 0 0 0 0
th + metformin
67. Tn. S L 68 S1 PNS DM 10 Th metformin 3x1 90 0 0 0 0 0
th
68. Tn. R L 52 SMA Swasta DM 7 Th glimepiride 4mg 1-0-0 30 1 1 0 1 3
th

Jumla 27 11 13 5 56
h
42

Lampiran 6. Validitas

Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4
soal1 Pearson Correlation 1 .029 .057 -.321*
Sig. (2-tailed) .858 .728 .043
N 40 40 40 40
soal2 Pearson Correlation .029 1 -.154 .333*
Sig. (2-tailed) .858 .342 .036
N 40 40 40 40
soal3 Pearson Correlation .057 -.154 1 .092
Sig. (2-tailed) .728 .342 .570
N 40 40 40 40
soal4 Pearson Correlation -.321 *
.333 *
.092 1
Sig. (2-tailed) .043 .036 .570
N 40 40 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 7. Rehability

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 40 100.0
Excluded a
0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.625 4

Anda mungkin juga menyukai