(STUDI LITERATUR)
Oleh:
DWIYAN APRILIYANI
NIM : 7117014
i
ii
ii
iii
iii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CVA INFARK
Oleh:
DWIYAN APRILIYANI
NIM: 7117014
ii
iii
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
Yang Menyatakan
Dwiyan Apriliyani
NIM: 7117014
iii
iv
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Melalui proses responsi dan pemantauan pembimbing dalam sekian waktu maka
dinyatakan:
NIM : 7117014
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ana Farida Ulfa, S.Kep., Ns., M.Kep Kurniawati, S.Kep., Ns., M.Kep
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini telah dipertahankan di depan tim penguji di Program Studi D-III
Jombang.
TIM PENGUJI :
Tanda tangan
Mengetahui
Ketua Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darululum Jombang
v
vi
vi
vii
vii
MOTTO
Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan menemukan caranya. Namun
Jim rohn
vi
vii
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, nikmat dan ridhoNya,
Proposal ini disusun dalam bentuk laporan studi kasus sebagai salah satu
membuat karya tulis ini tidak dapat lepas dari berbagai pihak yang membantu
dalam memberi dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
Prof. DR. H. Achmad Zahro, MA. selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi
Pujiani, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Ana Farida Ulfa, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing I yang telah
vii
Kedua Orang Tuaku, dan kakak ku satu-satunya yang telah memotivasi dan
Sahabat-sahabat ku TOP PiVe yang selalu mendukung dan memotivasi satu sama
pihak yang membantu dalam rangka penyusunan karya tulis ini yang tidak dapat
Seluruh teman ASNA 99 INDONESIA bahkan yang sudah saya anggap saudara
sendiri yang membantu mendukung saya, mendokanan yang terbaik untuk saya
Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan Tugas
Semua Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih kurang dari sempurna.
Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.4. PICOT..........................................................................................................41
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................42
3.1. Desain penelitian.........................................................................................42
3.2. Batasan Masalah.........................................................................................42
3.3. Partisipasi....................................................................................................42
3.4. Lokasi dan waktu penelitian.....................................................................42
3.5. Pengumpulan data......................................................................................42
3.6. Uji keabsahan data.....................................................................................43
3.7. Analisis data................................................................................................44
3.8. Etika penelitian...........................................................................................44
BAB 4 TINJAUAN LITERATUR……………………………………………..46
4.1 Gambaran pengambilan data…………………………….………….…….46
4.2 Pengkajian…………………………………………………………………..46
4.3 Diagnosa keperawatan……………………………………………………..57
4.4 Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas……………...……………59
4.5 Perencanaan. ………..………………………………………………………
60
4.6Pelaksanaan..……………...…………………………………………………68
4.7 Evaluasi………..……………………………………………………….……74
BAB 5 PEMBAHASAN………………………..……………………………….77
5.1 Pengkajian…………………………………………………………………..77
5.2Diagnosa keperawatan……………………………………………..……….88
5.3 intervensi. …………………………...………………………………………95
5.4 implementasi…………………………….…………………………………103
5.5 Evaluasi……………………………………...……………………………..108
BAB 6 PENUTUP……………………...………………………………………113
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………...113
6.2 Saran……………………………………………………………………….114
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN 41
x
ABSTRAK
(STUDI LITERATUR)
Latar belakang: Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia karena setiap
buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang tidak sehat mulai dari
Metodologi dalam penulisan karya tulis ilmiah dengan kasus CVA Infark adalah
studi literatur menggunakan 4 pasien penderita CVA Infark diambil dari karya
hari, pasien 2 selama 5 hari, pasien 3 selama 5 hari, dan pasien 4 selama 3 hari.
Masalah prioritas dari ke 4 pasien ini berbeda walaupun mempunyai kasu yang
sama yaitu CVA Infark. Tetapi dari hasil keseluruhan banyak penelitian masalah
Diagnosa prioritas pada pasien 1 adalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
xi
ABSTRACT
(STUDY OF LITERATURE)
Background: Health is one of the human needs because every human being has
the right to have health. In fact, not all people can feel the pleasure of optimal
starting from food, habits, and the surrounding environment. This triggers a
variety of diseases including CVA (Fauzi, 2013). Indonesia has increased every
year in stroke cases and is the second leading cause of death after CHD.
literature study using 4 patients with CVA Infarction taken from scientific papers
patient 2 for 5 days, patient 3 for 5 days, and patient 4 for 3 days. The priority
problem for these 4 patients is different despite having the same case, CVA
Infarction. But from the overall results of many studies the main problem is the
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Responden..........................................................37
Consent..........................................................38
Konsultasi...........................................................................39
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
nikmat kesehatan yang optimal disebabkan oleh lingkungan yang buruk, social
ekonomi yang rendah, gaya hidup yang tidak sehat mulai dari makanan,
kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya. Hal ini yang memicu berbagai macam
peningkatan pada kasus stroke dan merupakan penyebab kematian nomor dua
setelah PJK.
CVA baru yang tercatat tiap tahunnya dan di dunia terjadi 7 juta kematian yang
CVA adalah suatu kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke suatu
serangan CVA yang terjadi setelah serangan CVA yang pertama yang terjadi
akibat penderita kurang kontrol diri dan tingkat kesadarannya yang rendah akan
faktor resiko CVA.Faktor resiko CVA yang tidak dapat dimodifikasi: usia, jenis
kelamin,riwayat CVA dalam keluarga, dan suku. Faktor resiko CVA yang dapat
Faktor resiko CVA yang erjadi pada umumnya: obat-obatan terlarang, cedera
18
19
kepala dan leher daninfeksi. Faktor resiko CVA khusus wanita: penggunaan
contohnya kematian sel pada salah satu tubuh, kecacatan sementara, bicara pelo,
penurunan pendengaran dan penglihatan, dan masih banyak lagi. Pravalensi CVA
karena perokok, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, peningkatan jumlah sel
darah merah, transient ischemic attack, usia di atas 65 tahun, peningkatan tekanan
karotis, diabetes militus, keturunan, seks jenis kelamin laki-laki. Pada klien CVA
infark bias mengalami suatu perubahan pada kebutuhan dasar manusia yaitu bio-
klien dengan CVA infark nampak sakit, jika terjadi peningkatan TIK maka di
vital (seperti nadi rendah,tekanan nadi melebar, nafas irregular, peningkatan suhu
pasien CVA infark jika tidak ditangani dengan manajemen peningkatan tekanan
intrakranial yang baik, akan terjadi resiko perfusi serebral tidak efektif disebabkan
pefusi serebral tidak efektif. Resiko perfusi serebral tidak efektif adalah
mengatasi atau mengurangi masalah resiko perfui serebral tidak efektif maka,
intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk masalah resiko perfusi serebral
kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan jika perlu, maka peneliti
(Studi Literatur)“.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
21
CVA infark.
CVA infark.
CVA infark.
CVA infark.
Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini di harapkan dapat memberi
manfaat:
Teoritis
Praktis
rumah sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan klien CVA infark dengan
baik.
Bagi peneliti.
Hasil studi kasus ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
infark.
pemahaman yang lebih tenang tentang asuhan keperawatan pada klien CVA
infark.
Metode penulisan
Metode
penelitian. Dalam studi literature ini dengan menggunakan bahan karya tulis
ilmiah yang sesuai dengan judul penulis dengan batasan menggunakan karya tulis
Sumber Data.
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian inidari data sekunder yaitu
Studi Kepustakaan
23
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Stroke
CVA adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang di sebabkan
karena terjadinya gangguan perdarahan otak dan bias terjadi pada siapa saja dan
kapan saja. Menurut WHO CVA adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguang fungsi otak fokal (global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
CVA istilah ini lebih popular di banding CVA. Kelainan ini terjadi di otak,
lebih tepatnya adalah gangguan pembuluh darah otak. Berupa penurunan kualitas
intrakranial ditempati oleh jaringan otak, darah, dan cairan serebrospinal. Setiap
dan dapat meningkat sementara waktu sampai tingkat yang jauh lebih tinggi dari
batuk, dan mengedan atau valsalva maneuver. Kenaikan sementara TIK tidak
Tekanan intrakranial (TIK) adalah tekanan total yang didesak oleh otak,
darah, dan cairan serebrospinal di dalam kubah intrakranial lebih dari 15 mmHg
(nilai normal 3-15 mmHg). Tindakan keperawatan untuk mengatasi TIK antara
terapi diuretik dan hiperosmolar, hipotermia, kontrol gula darah dan nutrisi,
Susunan saraf pusat dibagi atas dua bagian penting: (1) susunan saraf pusat
atau serebrospital dan (2) susunan saraf otonom,yang mencakup susunan saraf
Anatomi serebrospinal.
25
Susunan ini terdiri atas otak,sumsum tulang belakang,dan urat-urat saraf atau
saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang,yang disebut
urat saraf periferin(urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari
Sel-sel saraf berpadu dan membentuk subtansi kelabu dalam system ini,
seperti yang dijumpai dalam korteks otak dan pada bagian dalam sumsum tulang
belakang.
Serabut saraf atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini
terjadi karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang
terbentuk dari bahan seperti lemak, yang mempunyai fungsi melindungi, memberi
1) Otak
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat computer dari semua alat tubuh. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak
dan tulang tengkorak yang kuat dan terletak pada vakum kranii. Berat otak
dewasa sekitar 1400 gram,setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak
dalam suatu cairan untuk menunjang otak yang lembek dan halus. Cairan ini
bekerja sebai penyerap goncangan akibat pukulan dari luar terhadap kepala.
Durameter: selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal
dan kuat.
Araknoidea: selaput tipis yang membentuk sebuah balon yang berisi cairan otak
Piamater: selaput tipis yang berada pada permukaan jaringan otak, pamater
trabrekhel
pertama dan kedua. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar
45cm, pada bagian depanya di belah sebuah fisua anterior yang dalam, sementara
CVA Hemoragik
pada area otak tertentu. Biasanya kejadianya saat melakukan aktivitas atau
CVA Infark
terjadi saat setelah lama istirahat, baru bangun tidur atau dipagi hari.
2.1.4. Etiologi.
Perokok.
peningkatan pembekuan darah setelah berulang kali terkena paparan asap rokok.
Asap rokok juga menghasilkan variasi detak jantung dan fungsi jantung yang
Fibrilasi jantung adalah jenis aritmia dimana ruang atas jantung berdenyut
secara tidak beraturan. Denyutan sangat cepat sehingga sulit bagi darah untuk
Tekanan darah tinggi yang dibiarkan begitu saja lama kelamaan akan
peningkatan kadar sel darah merah dalam tubuh. Sel darah ini
CVA
kemudian hari
pernyumbatan.
Diabetes mellitus.
Insulin adalah hormon yang mengubah gula menjadi energi dan bila pasokan
darah ke otak terganggu, maka yang terjadi adalah penderita diabetes dapat
terkena CVA.
Laki-laki beresiko terkena CVA, hal ini terkait dengan kebanyakan laki-laki
yang merokok yang dapat merusak pembuluh darah dalam tubuh, yang dapat
2.1.5. Patofisiologi.
sampai 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi otak
ukureanya, maka masa darah hanya dapat merusak dan menyela diantara
selaput akson masa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini absorpsi
intrakranial yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk
kompresi batang otak kompresi batang otak, hemister otak, dan peredaran
otak, dan perdarah batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang
30
(Judha,2011).
Perubahan ukuran pupil : bilateral dan uniratelar dilatasi. Unilateral tanda dari
perdarahan cerebral.
Perubahan tanda vital : nadi rendah, tekanan nadi melebar, nafas irregular,
Penurunan penglihatan.
Pelo/disartria.
Angiografi serebral
anteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber perdarahan seperti
anuerisma.
Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
CT Scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil
USG Dopler
EEG
32
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak yang
timbul dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam
jaringan otak.
Pemeriksaan laboratorium
Lumbal pungsi
beberapa diagnosa penyakit. Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah
yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
Pemeriksaan darah rutin yaitu meliputi pemeriksaan sel darah putih, sel darah
Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hipoglikemia. Gula darah
kembali.
Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
2.1.8.Penatalaksanaan medik
Pengobatan konservatif
Pengobatan pembedahan
2.2.1 Pengkajian
Identitas pasien
CVA biasanya terjadi pada berusia diatas 65 tahun tetapi tidak menutup
kemungkinan CVA bias terjadi di umur dibawah 65 tahun, ras kulit hitam lebih
34
tinggi pravelensinya, laki-laki lebih berisiko terkena stroke 30% lebih tinggi
dibanding wanita.
Keluhan utama
kelemahan anggota gerak sebelah badan. bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi
(Muttaqin, 2012)
Serangan CVA Infark biasanya terjadi setelah saat lama beristirahat, baru
bangun tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi perdarah tetapi terjadi iskemia yang
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Trhombus menyebabkan iskemia jaringan otak yang di suplai
oleh pembuluh darah yang bersangkutan serta edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
perbaikan. Oleh karena thrombosis basanya tidak fatal, jika tidak terjadi
(Judha,2011)
Riwayat penyakit keluarga biasanya ada salah satu anggota keluarga yang
dan perawatan dapat mengacaukan keungan keluarga sehingga factor biaya ini
dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga (Judha,
2011).
Pola eliminasi
Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah,tidak kooperatif
(Judha,2011).
pemandangan, perabaan menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada
pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan proses piker ( Judha, 2011).
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
37
mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bias bicara (Judha,
2011)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Respiratory rate
Pemeriksaan persistem
Sistem persyarafan yaitu bagaiman tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, reflek
Sistem pernafsan meliputi pemeriksaan nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan
jalan nafas. Pernafasan cuping hidung tidak ada,obstruksi tidak ada, secret.
Sistem kardiovaskuler meliputi pemeriksaan nilai tekanan darah, nadi dan irama,
Sistem integument meliputi warana kulit, turgor, dan tekstur kulit pasien.
(Judha, 2011). Lidah terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi (Muttaqin,
2012)
38
Ekstremitas
Kulit
Jika klien kekurangan oksigen kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek. Disamping itu perlu juga dikaji
tanda-tanda dikubitus terutama pada daerah yang menonjok karena klien stroke
disfunsi moorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah
Pemeriksaan penunjang
Angiografis serebral
Lumbal pungsi
massif.
CT Scan
USG Dopler
EEG
Pemeriksaan laboratorium
Lumbal pungsi
Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hipoglikemia. Gula
turun kembali.
Pemeriksaan darah lengkap ; untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
sebagai berikut:
jaringan otak.
penciuman.
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
berikut :
nutrisi membaik dengan kriteria hasil :status nutrisi 1) porsi makan yang
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
di butuhkan.
( misalnya: berdandan).
2.2.4 Implementasi
(Aziz,2009).
Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan iskemik jaringan otak.
menyajikan makan secara menarik dan suhu yang sesuai.4) mengajurkan posisi
duduk jika perlu 5) melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
dimiliki.
2.2.5 Evaluasi
kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang
Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan iskemik jaringan otak.
1)
5.
CVA Infark
Edema serebral
Ketidakmampuan
Ketidakmampuan Kemampuan Nyeri akut
mencium,melihat, Resiko perfusi
berbicara menelan menurun serebral tidak efektif
mengecap
39
52
53
Gangguan persepsi
Resiko tinggi cidera
sensori
Gangguan komunikasi
verbal
Gangguan menelan tersedak
Gangguan citra tubuh Ansietas
Obstruksi jalan
Resiko defisit nutrisi
nafas
40
54
PICOT
41
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian yang
tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan
pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti (Ari
listiyaningsih, 2013)
Studi kasus yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan review pada
3.3. Partisipasi
Responden dalam penelitian ini adalah Empat orang paien dengan CVA
55
56
1. Mencari bahan untuk studi literatur dalam bentuk studi kasus asuhan
rinci dan terus menerus selama proses pengkajian berlangsung yang diikuti
berkeyakinan data yang diperoleh merupakan data yang valid dan bias
review literature karya tulis ilmiah dengan 4 pasien CVA Infark mahasiswa
nama subjek pada lembar pengumpulan data (quisioner) yang diisi oleh
oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan
BAB 4
TINJAUAN LITERATUR
Unipdu Jombang tahun 2013-2018 dengan judul yang sama yaitu asuhan
keperawatan pada pasien CVA Infark, review ulang Karya Tulis Ilmiah dari
sampai dengan 14 mei 2020. Hasil yang diproleh adalah sebagai berikut.
Pengkajian.
Berdasarkan hasil review kasus pada 4 pasien yaitu pasien 1 ( Tn.S, 60 th), pasien
2 ( Tn.P, 53 th), pasien 3 ( Tn.N, 55 th), dan pasien 4 (Tn. N, 50 th), didapatkan
data yang relative sama pada kasus CVA infark yaitu semua pasien berumur
1. Keluhan utama.
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien dengan CVA Infark, 4 pasien memiliki
keluahan utama yang berbeda, dari 3 pasien yaitu pasien 1, pasien 3, dan pasien 4
relative sama dengan keluhan kelemahan pada ekstermitas dan 1 pasien yaitu
berputar.
60
2. Riwayat Penyakit.
mengalami keluhan setelah bangun tidur dan 1 pasien mengalami keluhan saat
Pasien 1 tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri selanjutnya oleh keluarga dibawa ke
namun tak kunjung membaik lalu pasien dirujuk ke RSUD Jombang melalui IGD
dan mendapat tindakan pemasangan infuse pada tangan kiri dengan cairan RK
7tpm dan injeksi piracetam 15ml kemudian pasien dipindah ke ruang rawat inap
dan pada saat pengkajian keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa
menggerakan tangan dan kaki bagian kanan, sulit berbicara, kesadaran apatis,
Pasien 2 pada saat bangun tidur pagi tiba-tiba kepalanya pusing mulutnya susah
mendapatkan tindakan pemasangan infuse NaCl 7tpm dan injeksi piracetam 15ml
kemudian pasien dipindah ke ruang rawat inap dan pada saat pengkajian keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa menggerakan tangan bagian kiri, sulit
Dokter umum terdekat rumah, selama 1 hari tidak ada perubahan selanjutnya oleh
pemasangan infuse NaCl 7tpm dan injeksi piracetam 15ml kemudian pasien
dipindah ke ruang rawat inap dan pada saat pengkajian pasien mengeluh pusing
Pasien 4 keluarga mengatakan setelah sholat subuh pasien pergi kepasar dan
langsung pergi sawah, dan saat pasien pulang kerumah tiba-tiba pasien tertunduk
lemas dengan kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat digerakan. Kemudian
ekstermitas atas kiri, selanjutnya pasien dipindah ke ruang rawat inap. Pada saat
pengkajian klien berbicara pelo, GCS 4 5 6, tangan sebelah kiri tidak bisa
digerakan.
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark didapatkan 1 pasien yaitu
pasien 2 pernah mengalami penyakit serupa seperti yang sedang dialami pasien
sekarang, 2 pasien mempunyai riwayat darah tinggi yaitu pasien 1 dan pasien 3,
dan 1 pasien yaitu pasien 4 tidak mengetahui apa riwayat penyakitnya karena
tidak pernah memeriksakan diri secara berkala hanya saja keluarga mengatakan
pasien mempunyai riwayat penyakit jantung 2 tahun lalu dank lien pernah terjatuh
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark didapatkan 1 pasien yaitu
sebelumnya juga hipertensi yang bisa menjadi faktor penyebab CVA Infark, 1
dengan pasien dan juga hipertensi, 1 pasien lagi yaitu pasien 1 mempunyai ibu
62
yang beriwayat hipertensi dan yang terakir yaitu pasien 4 tidak mempunyai
pasien memiliki pola tidur yang baik sebelum MRS dan setelah MRS
penyebab pasien tidur saja tidak diketahui karena dalam review kasus
2. Pola eliminasi.
sebelum pasien MRS dan saat MRS ada gangguan pola eliminasi pada
kebersihan diri dari semua pasien tidak ada masalah sebelum MRS
dan saat MRS semua pasien juga melakukan kebersihan diri dengan
dibantu keluarga.
5. Pola aktivitas.
saat MRS ada perubahan pada pola aktivitas pasien karena pasien
hanya bedrest dan semua kegiatan di bantu secara penuh keluarga dan
perawat.
7. Pola seksual.
jawab pasien.
1. Keadaan umum.
2. Tanda-tanda vital.
yang tinggi dari batas normal tekanan darah tetapi untuk suhu,nadi,
36ºc, RR 20x/mnt.
a. Kepala.
66
b.Leher.
c. Mata.
masih jelas, mata tidak juling, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri
tekan.
d. Hidung.
e. Telinga.
f. Mulut.
semua gigi pasien utuh, Hasil yang didapatkan dari ke 4 tidak ada
g. integument.
h. Thorax/dada.
1. Dada.
2.Paru-paru.
3.Jantung.
i.Muskuloskeletal.
sebelah kanan dan juga gangguan pada nervus VII fasialis sehingga
j.Neurologi.
a. Pemeriksaan darah.
b.Pemeriksaan EKG.
5.Penatalaksanaan.
satunya yaitu citicolin dan masih ada beberapa obat lainya yang sudah
Diagnosa keperawatan.
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark dari keseluruhan 4 pasien
Pasien 1.
Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot otot sekunder akibat
kelumpuhan.
Pasien 2.
oklusi otak,vasopasme, dan edema otak akibat gangguan aliran darah yang
Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan efek dari kerusakan pada
area bicara pada hemisfer otak, kehilangan control tonus otot fasial atau oral,
Pasien 3.
oklusi otak,vasopasme, dan edema otak akibat gangguan aliran darah yang
Pasien 4.
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark dari keseluruhan 4 pasien
thrombosis arteri.
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kelemahan otot
Diagnosa keperawatan prioritas kedua pada pasien 3 Deficit perawatan diri yang
Diagnosa keperawatan prioritas ketiga pada pasien 2 Deficit perawatan diri yang
Diagnosa keperawatan prioritas ketiga pada pasien 4 Resiko cidera/ resiko jatuh
Perencanaan.
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark dari keseluruhan 4 pasien
Dari Diagnosa pada pasien pertama yaitu: Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
Rencana tindakan kaji keadaan pasien dan status gizi pasien, observasi berat
badan pasien, berikan posisi kepala lebih tinggi pada waktu selama dan sesudah
makan, anjurkan pada keluarga untuk member makan sedikit tapi sering,
Dari diagnosa pertama yang ditemukan pada pasien 2 dan 3 yaitu: Perubahan
dalam waktu 4 x 24 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal.
Dengan criteria klien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, pasien tidak
mual dan tidak kejang, GCS 4 4 6, pupil isokor, reflek cahaya +, tanda-tanda vital
total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal,kaji tanda-tanda status neurologis
dengan GCS, kaji tanda-tanda vital, citakan lingkungan yang tenang dan batasi
pengunjung, kolaborasi dengan advis dokter dalam pemberian injeksi yang tepat.
Dari diagnosa pertama yang ditemukan pada pasien 4 yaitu: Gangguan mobilitas
sesuai dengan NIC 2016, adapun intervensinya yaitu gangguan mobilitas fisik
criteria kontraksi kekuatan otot tidak terganggu, bentuk otot tidak terganggu tidak
kemantapan gerakan tidak terganggu skor, tegangan otot tidak terganggu, gerakan
pasien untuk terlibat dalam aktivitas atau protocol latihan, kolaborasi dngan ahli
latihan pada pasien dan keluarga, beri pakaian yang tidak menghambat
pergerakan pasien, bantu menjaga stabilitas sendi dan atau proksimal selama
latihan motorik, bantu pasien untuk berada pada posisi duduk atau berdiri untuk
melakukan protocol latihan sesuai kebutuhan, latihan pasien secara visual untuk
melihat bagian tubuh sakit ketika melakukan ADL atau latihan jika diindikasikan,
berikan petunjuk langkah demi langkah untuk setiap aktivitas motorik selama
Adapun diagnosa tambahan untuk 4 pasien CVA Infark juga berbeda antara
berikut:
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1 yaitu: Resiko perubahan
klien tidak mengalami tanda dan gejala perfusi jaringan serebral : perubahan
pandang menyempit dan kedalaman persepsi, pantau atau catat status neurologis
secara teratur dan bandingkan dengan nilai standart, observasi tanda-tanda vital,
76
dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan. Intervensi yang diberikan
resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Tujuan setelah
keadaan pasien da statu gizi pasien, Observasi berat badan pasien. Berikan posisi
kepala lebih tinggi pada waktu sema dan sesudah makan, Anjurkan pada keluarga
untuk makanan sedikit tetapi sering. kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1, 2 dan 3 yaitu: Deficit
kebutuhan perawat diri klien terpenuhi dengan criteria hasil, klien dapat
lainya pada asisi pasien yang tidak sakit. Berikan umpan balik yang positif untuk
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 2 dan 4 yaitu: Gangguan
teratasi criteria hasil klien dapat berbicara dengan sensasi wajahbtidak terganggu,
Gerakan otot wajah tidak terganggu, Wajah simetris saat berbicara, Gerakan lidah
tidak terganggu. Rencana tindakan, kaji tipe disfungsi misalnya klien tidak
mengerti tentang kata atau masalah berbicara atau bahasa sendiri, Lakukan
metode percakapan yang baik dan lengkap beri kesempatan klien untuk
tutup matamu dan lihat kepintu, Perintahkan klien untuk menyebutkan nama suatu
benda.
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1 dan 2 yaitu: Hambatan
aktifitas fisik sesuai dengan kemampuan dengan criteria hasil, Tidak terjadi
fungsional, Ubah posisi pasien tiap 2 jam, Ajarkan klien untuk melakukan latihan
gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1, 2, dan 3 yaitu: Deficit
kebutuhan perawat diri klien terpenuhi dengan criteria hasil, klien dapat
lainya pada asisi pasien yang tidak sakit, Berikan umpan balik yang positif untuk
menujukan teknik untuk mengontrol cemas, Vital sign dalam batas normal.
akurat dan jawab dengan jujur, Dengarkan dengan penuh perhatian, Dukung
Dari diagnosa ketiga yang ditemukan pada pasien 1 dan 4 yaitu: Resiko cidera/
diberikan sesuai dengan teori NIC 2016 yaitu klasifikasi manajemen lingkungan.
tanda dan gejala penurunan mobilitas sendi dan kehilangan ketahanan, observasi
latihan mobilitas, Ajarkan penggunaan alat-alat bantu yang tepat seperti alat
bantu jalan.
Pelaksanaan.
80
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark dari keseluruhan 4 pasien
status gizi pasien, Obswrvasi berat badan pasien, Berikan posisi kepala lebih
tinggi pada waktu, selama makan dan sesudah makan, Anjurkan pada keluarga
untuk member makan sedikit tapi sering, Kolaborasi dengan tim gizi dalam
pemberian gizi yang adekuat. Semua perencanaan dapat dilakukan dengan baik
dengan gangguan aliran darah sekunder akibat thrombosis arteri. Klien tersebut
persepsi, pantau atau catat status neurologis secara teratur dan bandingkan
dengan nilai standart, observasi tanda-tanda vital, Anjurkan orang terdekat atau
keluarga untuk berbicara dengan pasien, Lakukan advis dokter dengan pemberian
sehingga masalah teratasi sebagian, untuk diagnosa tambahan ketiga pada pasien
posisi pasien tiap 2 jam, Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada
ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada ekstermitas yang pasif,
klien tentang sebab- sebab peningkatan TIK dan akibatnya, Baringan klien total
dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal, Kaji tanda-tanda status neurologis
dengan GCS, Kaji tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan
dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan. Klien tersebut mendapat
kulit, Lakukan oral hygine, Observasi intake dan output nutrisi, Letakan posisi
kepala lebih tinggi pada waktu, selama, dan sesudah makan, Anjurkan klien dan
keluarga untuk member makan sedikit tapi sering. Semua perencanaan dapat
82
pasien 2 tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan ketiga yaitu: Deficit
yang ada, observasi terhadap peningkatan kerusakan, Ubah posisi klien setiap 2
jam sekali seperti miring kanan dan kiri, Ajarkan klien untuk melakukan latihan
gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada
ekstermitas yang sakit, Kolaborasi dengan tim ahli fisioterapi untuk melaksanakan
sehingga masalah dapat teratasi sebagian. Pada pasien 2 tindakan yang sesuai
observasi terhadap peningkatan kerusakan, Ubah posisi klien setiap 2 jam sekali
seperti miring kanan dan kiri, Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif
pada ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada ekstermitas yang
sakit, Kolaborasi dengan tim ahli fisioterapi untuk melaksanakan latihan resitif
Pada pasien 3 tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan kedua yaitu:
tentang kebutuhanya, letakan makan atau alat-alat kebutuhan lainya pada asisi
pasien yang tidak sakit, Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang
dapat teratasi. Selanjutnya pada pasien 3 tindakan yang sesuai dengan diagnosa
kebutuhan lainya pada asisi pasien yang tidak sakit, Berikan umpan balik yang
dengan baik sehingga masalah teratasi. Pada pasien 3 tindakan yang sesuai dengan
identifikasi tingkat ansietas pasien, Berikan informasi yang akurat dan jawab
terlibat dalam aktivitas atau protokol latiahn, Kolaborasi dengan ahli terapi fisik,
84
latihan sesuai kebutuhan, Jelaskan protocol dan rasional latihan pada pasien dan
keluarga, Beri pakaian yang tidak menghambat pergerakan pasien, Bantu menjaga
stabilitas sendi dan atau proksimal selama latihan motorik. Semua perencanaan
kaji tipe disfungsi misalnya klien tidak mengerti tentang kata atau masalah
berbicara atau bahasa sendiri, Lakukan metode percakapan yang baik dan lengkap
secara sederhana seperti tutup matamu dan lihat kepintu, Perintahkan klien untuk
sesuai dengan NIC 2016. Implementasinya sebagai berikut: Observasi tanda dan
mobilitas, Ajarkan penggunaan alat-alat bantu yang tepat seperti alat bantu jalan.
Evaluasi.
Evaluasi adalah tahapan akhir dari asuhan keperawatan. Evaluasi akhir secara
umum masalah yang timbul teratasi dan teratasi sebagian sesuai dengan tindakan
keperawatan. Hasil review dari 4 pasien dengan kasus CVA Ifark berbeda, ada
85
pasien yang masalahnya bisa teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan ada
menelan, mulit agak sulit untuk dibuka, pasien hanya berbaring ditempat tidur,
klien dapat mengangkat tangan kanannya namun masih lemah, kekuatan otot kiri
tubuh yang berhubungan dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan.
dibuktikan dengan keadaan umum lemah, masih sedikit susah untuk membuka
GCS 4 5 6, hanya berbaring ditempat tidur, kekuata otot ekstermitas kiri 1 kanan
5.
kanan bawah 1.
didapatkan masalah teratasi dibuktikan dengan klien tenang dan tidak khawatir,
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian.
1. Identitas Klien.
data yang relative sama pada hasil pengkajian identitas pasien dengan kasus
CVA infark yaitu semua pasien berumur kurang dari 65 tahun. Hal ini tidak
sesuai dengan konsep teori yang ditulis Padila dalam buku ajar:
banyak faktor yang dapat menyebabkan CVA Infark selain usia antara lain
dan masih banyak lagi. Hal ini sesuai dengan kondisi pada pasien 2 yang
Kondisi pasien sesuai dengan teori, bahwa penyebab CVA Infark tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor usia, namun ada faktor lain yang memicu
89
serangan CVA Infak pada pasien yaitu hipertensi dan pola makan yang
kurang baik.
2. Riwayat Penyakit.
a. Keluhan Utama.
Berdasarkan hasil review kasus pada 4 pasien CVA Infark, didapatkan data dari
hasil pengkajian identitas klien bahwa setiap pasien mempunyai keluhan utama
yang berbeda, dari 3 pasien yaitu pasien 1, pasien 3, dan pasien 4 relative sama
berputar. Namun secara keseluruhan keluhan utama yang ditemukan pada 4 kasus
dengan cva infak adalah sesuai dengan teori pada Muttaqin (2012), yang
menyebutkan bahwa keluhan utama yang sering menjadi alasan klien utuk
bicara pelo, kepala pusing, dan juga tidak dapat berkomunikasi. Seperti pada klien
Riwayat penyakit sekarang berdasarkan hasil review kasus pada 4 pasien CVA
Infark, didapatkan data bahwa pasien mengalami keluhan saat bangun tidur yaitu
melakukan aktivitas. Sesuai dengan konsep riwayat CVA Infark lebih sering
ditemukan pada pasien istirahat setelah aktivitas dan bangun tidur. Hal ini sesuai
dengan teori yang sudah disebutkan pada buku yang ditulis oleh (Muttaqin, 2012)
90
yang menyebutkan bahwa CVA Infark dapat berupa iskemia atau emboli dan
thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat baru bangun
Riwayat penyakit sekarang pasien 1 yaitu pasien tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri
mendapatkan perawatan selama 2 hari namun tak kunjung membaik lalu pasien
infuse pada tangan kiri dengan cairan RK 7tpm dan injeksi piracetam 15ml
kemudian pasien dipindah ke ruang rawat inap dan pada saat pengkajian keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa menggerakan tangan dan kaki bagian
Pasien 2 pada saat bangun tidur pagi tiba-tiba kepalanya pusing mulutnya susah
mendapatkan tindakan pemasangan infuse NaCl 7tpm dan injeksi piracetam 15ml
kemudian pasien dipindah ke ruang rawat inap dan pada saat pengkajian keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa menggerakan tangan bagian kiri, sulit
Dokter umum terdekat rumah, selama 1 hari tidak ada perubahan selanjutnya oleh
pemasangan infuse NaCl 7tpm dan injeksi piracetam 15ml kemudian pasien
dipindah ke ruang rawat inap dan pada saat pengkajian pasien mengeluh pusing
Pasien keempat keluarga mengatakan setelah sholat subuh pasien pergi kepasar
dan langsung pergi sawah, dan saat pasien pulang kerumah tiba-tiba pasien
tertunduk lemas dengan kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat digerakan.
infuse di ekstermitas atas kiri, selanjutnya pasien dipindah ke ruang rawat inap.
Pada saat pengkajian klien berbicara pelo, GCS 4 5 6, tangan sebelah kiri tidak
bisa digerakan.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan serangan cva infark biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari menurut
Muttaqin (2012). Sesuai dengan keadaan nyata klien tersebut diatas yang
mengatakan bahwa serangan terjadi saat setelah istirahat dan bangun tidur, namun
juga tidak menutup kemungkinan jika serangan terjadi saat pagi hari sebelum
pasien beraktivitas.
Berdasarkan hasil review kasus pada 4 pasien CVA Infark, didapatkan data dari
hasil pengkajian identitas klien bahwa riwayat penyakit dahulu pada pasien 2
pernah mengalami penyakit serupa seperti yang sedang dialami pasien sekarang,
pasien 1 dan pasien 3 mempunyai riwayat darah tinggi. Hal ini sesuai dengan
teori pada Padilla (2012) yang menyebutkan bahwa penyebab CVA adantara lain
semua pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak dahulu dan juga mempunyai
riwayat penyakit serupa. Hasil pengkajian sesuai dengan teori menurut Judha
anemia, trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obatan anti
juga bisa karena pola makan pasien yang tidak baik sehingga menimbulkan
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark didapatkan dalam data
pengkajian di riwayat penyakit keluarga antara lain 1 pasien yaitu pasien 2 tidak
hipertensi yang bisa menjadi faktor penyebab CVA Infark, 1 pasien yaitu pasien 3
mempunyai keluarga yang menderita penyakit serupa dengan pasien dan juga
hipertensi, 1 pasien lagi yaitu pasien 1 mempunyai ibu yang beriwayat hipertensi
dan yang terakir yaitu pasien 4 tidak mempunyai keluarga dengan penyakit
menular maupun menahun. Hal tersebut berbeda antara setiap pasien, pasien 1, 2,
3 mempunyai riwayat yang sesuai dengan teori yang ada, mnurut Judha (2011)
biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi dan diabetes militus,
serta pasien 4 mempunyai riwayat yang tidak sesuai dengan teori seperti diatas.
Hal tersebut kemungkinan dapat terjadi karena pola hidup yang kurang sehat yang
dilakukan klien meskipun secara keturunan tidak ada riwayat keluarga dengan
penyakit serupa.
memiliki pola tidur yang baik sebelum MRS dan setelah MRS 3 pasien
yaitu pasie 1, pasien 2, pasien 3 tidak mempunyai kualitas tidur yang baik
pasien yaitu pasien 4 hanya tidur saja penyebab pasien tidur saja tidak
diketahui karena dalam review kasus pasien 4 di pola tidur saat MRS tidak
mengalami kesukaran istirahat karena kejang otot/ nyeri otot (Judha, 201).
MRS dan saat MRS ada gangguan pola eliminasi pada 1 pasien yaitu pasien
pada eliminasi bisa terganggu karena pasien kurang minum juga bisa
4 pasien tidak ada masalah pada pola makan dan minum sebelum MRS
sedangkan saat MRS semua pasien terganggu pola makan dan minumnya
karena pengaruh sakit saat untuk menelan, tidak suka dengan makan yang
di sediakan rumah sakit, dan tidak nafsu makan. Adanya kesulitan menelan,
nafsu makan menurun, mual, muntah pada fase akut. Nafsu makan
diri dari semua pasien tidak ada masalah sebelum MRS dan saat MRS
sebelum MRS melakukan aktivitas seperti biasanya setiap hari dan saat
MRS ada perubahan pada pola aktivitas pasien karena pasien hanya bedrest
dan semua kegiatan di bantu secara penuh keluarga dan perawat. Pasien
tidak bsa melakukan aktivitas seperti biasanya juga bisa disebabkan karena
semua pasien baik dengan keluarga dan tetangganya saat MRS pun banyak
pasien kooperatif.
selalu bercerita kepada keluarganya terutama pada istrinya jika ada masalah
dan dokter. Kemungkinan pasien juga tidak bisa menanggulangi stress dan
selalu sebelum dan saat MRS, 1 pasien juga mengatakan jarang melakukan
sholat 5 waktu tetapi selalu berdoa setiap waktu. Pasien yang tidak mau
menjalankan ibadah bisa dikarenakan pasien merasa putus asa karena tak
Menurut Judha (2011) terdapat perubahan pola antara lain pola eliminasi
biasanya terjadi inkontinensia urin, dan terjadi karena peristaltic usus. Pola
sensorik atau paralise, hemiplegia, dan mudah lelah. Pola tidur biasanya
pasien mengalami kesukaran istirahat karena kejang otot/ nyeri otot. Pola
klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak
yang sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan
stroke, sperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis histamine. Pasien
96
4. Pemeriksaan fisik.
diteliti memiliki tekanan darah yang tinggi dari batas normal tekanan
penderita CVA Infark didapatkan data semua pasien tidak ada gangguan
yaitu kepala simetris, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada kelainan. Pada
pasien tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pasien semua system normal, penglihatan masih jelas, mata tidak juling,
tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan. Pada pemeriksaan Hidung
normal, tidak terdapat nyeri tekan,tidak ada kelainan dan tidak ada pasien
pasien tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat specimen, pendengaran baik.
Pemeriksaan mulut didapatkan data semua pasien tidak ada gangguan pada
pemeriksaan mulut 3 pasien tidak terjadi masalah tetapi ada 1 pasien yang
mengeluh sakit saat menelan semua gigi pasien utuh, Hasil yang
terjadi masalah turgor kulit baik, tiadak ada luka, tidak ada nyeri tekan.
pasien dada simetris, tidak nyeri tekan, tidak ada kelainan. Pada paru-paru
didapatkan data semua pasien tidak ada gangguan pada pemeriksaan paru-
paru pasien. . Hasil yang didapatkan dari ke 4 tidak ada suara tambahan
penderita CVA Infark didapatkan data semua pasien tidak ada gangguan
pasien penderita CVA Infark yang sudah diteliti ada masalah dengan
gangguan pada ekstermitas atas sebelah kanan dan juga gangguan pada
nervus VII fasialis sehingga bibir tidak simetris dan terjadi gangguan
kedua pasien ini mengalami gangguan pada GCS tidak sesuai dengan nilai
normal.
tidak simetris atau mencong ke salah satu sisi menurut Judha (2011).
Lidah terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi ( Muttaqin, 2012).
satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiprase atau
namun hal tersebut dapat terjadi mengingat kondisi pasien yang bebeda-
disebabkan CVA yang dialami pasien adalah CVA Infark yang merupakan
Diagnosa Keperawatan.
sampai dengan 4.
diagnosa prioritas dikarenakan kondisi pasien yang terjadi saat pengkajian. Saat
Menurut padila (2012) tanda dan gejala stroke adlah jika ada peningkatan TIK
kelemahan sampai paralisis. Hasil pengkajian yang didapatkan sesuai dengan teori
yang ada bahwa CVA Infark diawali dengan gwjala kelemahan atau kelumpuhan
Serangan CVA Infark biasanya terjadi setelah saat lama beristirahat, baru bangun
tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi perdarah tetapi terjadi iskemia yang
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Trhombus menyebabkan iskemia jaringan otak yang di suplai
oleh pembuluh darah yang bersangkutan serta edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
perbaikan. Oleh karena thrombosis basanya tidak fatal, jika tidak terjadi
kelumpuhan pada ekstermitas kanan. Menurut padila (2012) tanda dan gejala
stroke adlah jika ada peningkatan TIK maka dijumpai tanda dan gejala, perubahan
yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada bahwa CVA Infark diawali dengan
Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan otot otot sekunder akibat
kelumpuhan.
Dibuktikan dengan aktivitas dibantu penuh oleh keluarga, keadaan umum lemah,
GCS 3 5 5, kelemahan ekstermitas kanan, mandi diseka, BAB dibantu, skala ADL
3.
Dibuktikan dengan aktivitas dibantu penuh oleh keluarga, keadaan umum lemah,
GCS 3 5 5,kesadaran apatis, terpasang infuse pada tangan kiri pasien tidak
terpasang restrain.
oklusi otak,vasopasme, dan edema otak akibat gangguan aliran darah yang
pusing, kelumpuhan pada ekstermitas kiri atas, TDD 150/90 mmHg, N 78 x/mnt,
S 36,8ºC. Salah satu tanda dari CVA yaitu sakit kepala dan pusing sehingga
Hal tersebut bisa saja terjadi seperti yang telah ditulis (Sunaryati, 2011). Hal
tersebut diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.
dengan makan bubur halus hampir separu porsi RS, sulit membuka mulut, BB
sebelumMRS 65kg MRS 62kg. Salah satu tanda dari CVA yaitu kesulitan
menelan dan mengunyah makanan. Hal tersebut bisa saja terjadi seperti yang telah
ditulis (Sunaryati, 2011). Hal tersebut diakibatkan gangguan saraf fasialis dan
saraf hipoglasus.
dengan kelumpuhan ekstermitas kiri atas, aktivitas dibantu penuh oleh keluarga,
skala ADL 3. Hal tersebut bisa saja terjadi seperti yang sudah ditulis oleh
( Irianto, 2012). Hal tersebut sesuai dengan kasus pasien yang diakibatkan karena
Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan efek dari kerusakan pada
area bicara pada hemisfer otak, kehilangan control tonus otot fasial atau oral,
kelemahan secara umum. Ditandai dengan pasien tidk mampu bicara dengan
hemiprase fasialis. Hal tersebut bisa saja terjadi seperti yang sudah ditulis oleh
( Irianto, 2012). Hal tersebut sesuai dengan kasus pasien yang diakibatkan karena
oklusi otak,vasopasme, dan edema otak akibat gangguan aliran darah yang
36,2ºC. Salah satu tanda dari CVA yaitu sakit kepala dan pusing sehingga terjadi
tersebut bisa saja terjadi seperti yang telah ditulis (Sunaryati, 2011). Hal tersebut
diakibatkan oleh gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.
tangan sebelah kiri sulit digerakan, mandi diseka, BAB dan BAK dibantu
keluarga, skala ADL 3. Hal tersebut bisa saja terjadi seperti yang sudah ditulis
oleh ( Irianto, 2012). Hal tersebut sesuai dengan kasus pasien yang diakibatkan
Ditandai dengan klien cemas memikirkan keadaan dirinya, wajah klien Nampak
36,2ºC. Hal tersebut bisa saja terjadi seperti yang sudah ditulis oleh ( Irianto,
2012). Hal tersebut sesuai dengan kasus pasien yang diakibatkan karena pasien
tersebut menjadi diagnosa prioritas dikarenakan kondisi pasien yang terjadi saat
Menurut padila (2012) tanda dan gejala stroke adlah jika ada peningkatan TIK
kelemahan sampai paralisis. Hasil pengkajian yang didapatkan sesuai dengan teori
yang ada bahwa CVA Infark diawali dengan gwjala kelemahan atau kelumpuhan
Serangan CVA Infark biasanya terjadi setelah saat lama beristirahat, baru bangun
tidur atau dipagi hari. Tidak terjadi perdarah tetapi terjadi iskemia yang
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli
dalam aliran darah. Trhombus menyebabkan iskemia jaringan otak yang di suplai
oleh pembuluh darah yang bersangkutan serta edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
perbaikan. Oleh karena thrombosis basanya tidak fatal, jika tidak terjadi
bicara, keadaan um8mlemah, klien tidak bisa bicara, mulutnya susah digerakan,
dimengerti, kadang tidak bisa bicara Judha (2011). Terjadi peningkatan tekanan
darah biasanya dan terjadi hipertensi massif. Inspeksi mulut umumnya tidak
simetris.
Adanya kelemahan pada klien membuat klien beresiko terhadap cidera sehingga
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark dari keseluruhan 4 pasien
Dari Diagnosa pada pasien pertama yaitu: Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
Rencana tindakan kaji keadaan pasien dan status gizi pasien, observasi berat
badan pasien, berikan posisi kepala lebih tinggi pada waktu selama dan sesudah
makan, anjurkan pada keluarga untuk member makan sedikit tapi sering,
Dari diagnosa pertama yang ditemukan pada pasien 2 dan 3 yaitu: Perubahan
dalam waktu 4 x 24 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal.
Dengan criteria klien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, pasien tidak
mual dan tidak kejang, GCS 4 4 6, pupil isokor, reflek cahaya +, tanda-tanda vital
total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal,kaji tanda-tanda status neurologis
dengan GCS, kaji tanda-tanda vital, citakan lingkungan yang tenang dan batasi
pengunjung, kolaborasi dengan advis dokter dalam pemberian injeksi yang tepat.
Dari diagnosa pertama yang ditemukan pada pasien 4 yaitu: Gangguan mobilitas
sesuai dengan NIC 2016, adapun intervensinya yaitu gangguan mobilitas fisik
criteria kontraksi kekuatan otot tidak terganggu, bentuk otot tidak terganggu tidak
kemantapan gerakan tidak terganggu skor, tegangan otot tidak terganggu, gerakan
pasien untuk terlibat dalam aktivitas atau protocol latihan, kolaborasi dngan ahli
latihan pada pasien dan keluarga, beri pakaian yang tidak menghambat
pergerakan pasien, bantu menjaga stabilitas sendi dan atau proksimal selama
latihan motorik, bantu pasien untuk berada pada posisi duduk atau berdiri untuk
melakukan protocol latihan sesuai kebutuhan, latihan pasien secara visual untuk
melihat bagian tubuh sakit ketika melakukan ADL atau latihan jika diindikasikan,
berikan petunjuk langkah demi langkah untuk setiap aktivitas motorik selama
Adapun diagnosa tambahan untuk 4 pasien CVA Infark juga berbeda antara
berikut:
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1 yaitu: Resiko perubahan
klien tidak mengalami tanda dan gejala perfusi jaringan serebral : perubahan
108
pandang menyempit dan kedalaman persepsi, pantau atau catat status neurologis
secara teratur dan bandingkan dengan nilai standart, observasi tanda-tanda vital,
dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan. Intervensi yang diberikan
resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Tujuan setelah
keadaan pasien da statu gizi pasien, Observasi berat badan pasien. Berikan posisi
kepala lebih tinggi pada waktu sema dan sesudah makan, Anjurkan pada keluarga
untuk makanan sedikit tetapi sering. kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1, 2 dan 3 yaitu: Deficit
kebutuhan perawat diri klien terpenuhi dengan criteria hasil, klien dapat
lainya pada asisi pasien yang tidak sakit. Berikan umpan balik yang positif untuk
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 2 dan 4 yaitu: Gangguan
teratasi criteria hasil klien dapat berbicara dengan sensasi wajahbtidak terganggu,
Gerakan otot wajah tidak terganggu, Wajah simetris saat berbicara, Gerakan lidah
tidak terganggu. Rencana tindakan, kaji tipe disfungsi misalnya klien tidak
mengerti tentang kata atau masalah berbicara atau bahasa sendiri, Lakukan
metode percakapan yang baik dan lengkap beri kesempatan klien untuk
tutup matamu dan lihat kepintu, Perintahkan klien untuk menyebutkan nama suatu
benda.
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1 dan 2 yaitu: Hambatan
aktifitas fisik sesuai dengan kemampuan dengan criteria hasil, Tidak terjadi
fungsional, Ubah posisi pasien tiap 2 jam, Ajarkan klien untuk melakukan latihan
gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada
Dari diagnosa tambahan yang ditemukan pada pasien 1, 2, dan 3 yaitu: Deficit
kebutuhan perawat diri klien terpenuhi dengan criteria hasil, klien dapat
lainya pada asisi pasien yang tidak sakit, Berikan umpan balik yang positif untuk
menujukan teknik untuk mengontrol cemas, Vital sign dalam batas normal.
akurat dan jawab dengan jujur, Dengarkan dengan penuh perhatian, Dukung
Dari diagnosa ketiga yang ditemukan pada pasien 1 dan 4 yaitu: Resiko cidera/
diberikan sesuai dengan teori NIC 2016 yaitu klasifikasi manajemen lingkungan.
tanda dan gejala penurunan mobilitas sendi dan kehilangan ketahanan, observasi
latihan mobilitas, Ajarkan penggunaan alat-alat bantu yang tepat seperti alat
bantu jalan.
Implementasi.
Berdasarkan review kasus pada 4 pasien CVA Infark dari keseluruhan 4 pasien
sebagai berikut:
Obswrvasi berat badan pasien, Berikan posisi kepala lebih tinggi pada waktu,
selama makan dan sesudah makan, Anjurkan pada keluarga untuk member makan
sedikit tapi sering, Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian gizi yang
adekuat. Semua perencanaan dapat dilakukan dengan baik sehingga masalah dapat
teratasi sebagian.
Selanjutnya pada pasien 1 dengan diagnosa tambahan kedua tindakan yang sesuai
menyempit, dan kedalaman persepsi, pantau atau catat status neurologis secara
Anjurkan orang terdekat atau keluarga untuk berbicara dengan pasien, Lakukan
Diagnosa tambahan ketiga pada pasien 1 tindakan yang sesuai dengan diagnosa
pasien secara fungsional, Ubah posisi pasien tiap 2 jam, Ajarkan klien untuk
melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak
pasif pada ekstermitas yang pasif, Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk
keluarga klien tentang sebab- sebab peningkatan TIK dan akibatnya, Baringan
klien total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal, Kaji tanda-tanda status
neurologis dengan GCS, Kaji tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, suhu,
114
kedua yaitu: Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
observasi tekstur,turgor, kulit, Lakukan oral hygine, Observasi intake dan output
nutrisi, Letakan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama, dan sesudah
makan, Anjurkan klien dan keluarga untuk member makan sedikit tapi sering.
Diagnosa tambahan ketiga Pada pasien 2 tindakan yang sesuai dengan diagnosa
peningkatan kerusakan, Ubah posisi klien setiap 2 jam sekali seperti miring kanan
dan kiri, Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang
tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada ekstermitas yang sakit, Kolaborasi dengan
tim ahli fisioterapi untuk melaksanakan latihan resitif dan ambulasi pasien. Semua
Pasien 2 tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan ketiga yaitu: Deficit
mobilitas yang ada, observasi terhadap peningkatan kerusakan, Ubah posisi klien
115
setiap 2 jam sekali seperti miring kanan dan kiri, Ajarkan klien untuk melakukan
latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit, Lakukan gerak pasif pada
ekstermitas yang sakit, Kolaborasi dengan tim ahli fisioterapi untuk melaksanakan
Pasien 3 tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan kedua yaitu: Deficit
tentang kebutuhanya, letakan makan atau alat-alat kebutuhan lainya pada asisi
pasien yang tidak sakit, Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang
dapat teratasi.
lainya pada asisi pasien yang tidak sakit, Berikan umpan balik yang positif untuk
Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur, Dengarkan dengan penuh
aktivitas atau protokol latiahn, Kolaborasi dengan ahli terapi fisik, okupasional
kebutuhan, Jelaskan protocol dan rasional latihan pada pasien dan keluarga, Beri
sendi dan atau proksimal selama latihan motorik. Semua perencanaan dapat
NIC 2016. Implementasinya sebagai berikut: kaji tipe disfungsi misalnya klien
tidak mengerti tentang kata atau masalah berbicara atau bahasa sendiri, Lakukan
metode percakapan yang baik dan lengkap beri kesempatan klien untuk
tutup matamu dan lihat kepintu, Perintahkan klien untuk menyebutkan nama suatu
Pasien 4 tindakan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan ketiga yaitu: Resiko
Evaluasi.
Evaluasi adalah tahapan akhir dari asuhan keperawatan. Evaluasi akhir secara
umum masalah yang timbul teratasi dan teratasi sebagian sesuai dengan tindakan
keperawatan. Hasil review dari 4 pasien dengan kasus CVA Ifark berbeda, ada
pasien yang masalahnya bisa teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan ada
menelan, mulit agak sulit untuk dibuka, pasien hanya berbaring ditempat tidur,
klien dapat mengangkat tangan kanannya namun masih lemah, kekuatan otot kiri
tubuh yang berhubungan dengan kelemahan otot dalam mengunyah dan menelan.
dibuktikan dengan keadaan umum lemah, masih sedikit susah untuk membuka
GCS 4 5 6, hanya berbaring ditempat tidur, kekuata otot ekstermitas kiri 1 kanan
5.
kanan bawah 1.
didapatkan masalah teratasi dibuktikan dengan klien tenang dan tidak khawatir,
BAB 6
PENUTUP
Kesimpulan
perbandingan antara keempat pasien CVA Infark, maka penulis dapat mengambil
Pada pengkajian data yang didapatkan dari pasien CVA Infark adalah setiap
pusing, mulut asimetris, kesadaran pasien ada yang menurun ada juga yang tidak
dan terjadi kesulitan bicara. Hal ini sesuai dengan teori yang ada meskipun tidak
Diagnosa utama yang muncul pun setiap pasien berbeda antara lain pasien 1
otak, vasopasme, dan edema otak akibat gangguan aliran darah yang
Rencana asuhan keperawatan antara teori dan kasus nyata tidak ada perbedaan
yang mendasar, semua rencana yang ada disetiap diagnosa keperawatan telah
sesuai dengan teori, keadaan klien, perawatan serta sarana prasarana yang ada di
rumah sakit.
Implementasi pada kasus CVA Infark sudah dilakukan sesuai dengan teori dan
Evaluasi masalah dari keempat responden CVA Infark klien secara umum dapat
Saran.
Bagi pasien.
Bagi institusi
123
Bagi mahasiswa
yang terbaik bagi pasien dan keluarga dalam upaya meningkatkan asuhan
praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Nomor responden :
Usia :
Alamat :
NIM : 7117014
Demikian pernyataan ini saya buat, tanpa paksaan dan tekanan dari peneliti.
Jombang,
124
125
Peneliti Responden
(Dwiyan Apriliyani)
(________________)
LAPORAN PROSES BIMBINGAN KTI DARING
-Konsep solusi
Senin/ 7 Ana Farida -etiologi
2. Oktober Ulfa.,S.kep.Ns.M. BAB 1 & BAB 2
2019 Kep - penyebab
-menjelaskan tanda dan gejala
126
127
-mengganti judul
Sabtu/ 19 Ana Farida -konsep solusi
3. oktober Ulfa.,S.kep.Ns.M. BAB 1 & BAB 2
2019 Kep -melengkapi penatalaksanaan
-pathway
-phatway
Kamis/ 24 Ana Farida
5. oktober Ulfa.,S.kep.Ns.M. BAB 2 -spasi
2019 Kep
-ukuran font phatway
Jombang,25-04- 2020
Mengetahui
Dosen Pembimbing Mahasiswa
133
Senin/ 28
Kurniawati.,S.kep.
1. oktober BAB 2 -mengganti judul
Ns.M.Kep.
2020
134
Selasa/ 29
Kurniawati.,S.kep. -menambahi pengertian
2. oktober BAB 1-3
Ns.M.Kep. intracranial.
2020
Jumat/ 1
Kurniawati.,S.kep.
3. nopember BAB 1-3 -ACC proposal
Ns.M.Kep.
2019
-mohon di perhatikan
Selasa/5 Kurniawati.,S.kep. tulisanya dan numberingnya,
1. Bab 3-6
Mei 2020 Ns.M.Kep.
-bab 5 belum muncul opini.
135
Jombang,25-04- 2020
Mengetahui