Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI REMAJA MASUK PESANTREN DENGAN


ADAPTASI DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING

FITRIA DIANA MAGHFIROTUL INAYA


NIM. 1130017001

DOSEN PEMBIMBING :
FITRIA DWI ANGGRAINI., SST., M.Kes.

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
HUBUNGAN MOTIVASI REMAJA MASUK PESANTREN DENGAN
ADAPTASI DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan (S.kep)
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Oleh:
FITRIA DIANA MAGHFIROTUL INAYA
NIM: 1130017001

Disetujui Oleh Pembimbing:

FITRIA DWI ANGGRAINI., SST., M.Kes.


NPP. 0710784

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS

Proposal Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Fitria Diana Maghfirotul Inaya

NIM : 1130017001

Tanda Tangan :

Tanggal :

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Penyusun : Fitria Diana Maghfirotul Inaya


NIM : 1130017001
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan
Judul Skripsi : Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan Adaptasi
Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging

Pembimbing : Fitria Dwi Anggraini., S.ST., M.Kes.


Tanggal Ujian :

Disetujui Oleh:
Pembimbing,

Fitria Dwi Anggraini., SST., M.Kes. : .......................................


NPP. 0710784

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjannah, S. Kep., Ns., M. Kep

NPP. 0206713

iii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN MOTIVASI REMAJA MASUK PESANTREN DENGAN
ADAPTASI DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING

Proposal Skripsi Telah Disetujui


Pada Tanggal

Oleh:
Pembimbing:

Fritria Dwi Anggraini., SST., M.Kes.


NPP. 0710784

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjannah, S. Kep., Ns., M. Kep


NPP. 0206713

iv
Proposal Skripsi ini telah diajukan oleh :
Nama : Fitria Diana Maghfirotul Inaya
NIM : 1130017001
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan
Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging

Proposal skripsi ini telah diuji dan dinilai


Oleh Tim penguji
Program Studi S1 Keperawatan
Pada Tanggal

Oleh Tim Penguji :

1. Ketua Penguji,
Fritria Dwi Anggraini., SST., M.Kes. : ............. .............
NPP. 0710784

2. Penguji 1,
Firdaus, S. Kep.Ns, M.Kes : ....................... ...
NPP. 9206362

3. Penguji 2,
Nanik Handayani, S.Kep.Ns., M.Kes : ................ ..........
NPP. 9111327

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

Siti Nurjannah, S. Kep., Ns., M. Kep


NPP. 0206713

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademika Universita Nahdlatul Ulama Surabaya, saya yang


bertanda tangan di bawa ini :
Nama : Fitria Diana Maghfirotul Inaya
NIM : 1130017001
Program Studi : S1 Keperawatan
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan
Jenis Karya : Proposal Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universita Nahdlatul Ulama Surabaya. Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-
exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN MOTIVASI REMAJA MASUK PESANTREN DENGAN


ADAPTASI DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Non-
Ekslusif ini perpustakaan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempubikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak
cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surabaya
Pada tanggal :

Yang menyatakan

(Fitria Diana Maghfirotul Inaya)


NIM. 1130017001

vi
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Proposal skripsi ini tidak dipubikasikan, namun tersedia di perpustakaan


dalam lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, diperkenankan sebagai
referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seijin Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya dan harus menuliskan nama penyusun sesuai etika ilmiah. Dokumen
Skripsi ini dalam bentuk hard copy dan soft copy merupakan hak milik
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
proposal ini dengan judul “Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan
Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging” sebagai persyaratan
pendidikan akademik untuk menyusun skripsi dalam rangka menyelesaikan
Program Pendidikan S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Penulisan Proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Fitria Dwi Anggraini., SST., M.Kes. sebagai dosen pembimbing yang dengan
penuh perhatian mendampingi dan mengarahkan penulis dalam menyusun
skripsi ini.
2. Siti Nurjanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan.
3. Yanis Kartini, SKM, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan.
4. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng., selaku Rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
5. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, yang
telah membantu dalam kelancaran proses pengerjaan tugas akhir.
6. Kepada Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa tulus, dukungan, motivasi
dan pengorbanan baik dari segi moral maupun material hingga terselesainya
Proposal skripsi ini.
7. Kepada sahabat, teman-teman yang selalu memberikan dorongan untuk
segera menyelesaikan studi ini dan menemani baik suka maupun duka.
8. Semua pihak-pihak yang terkait dalam kelancaran pembuatan proposal skripsi
ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan
perbuatan yang telah di berikan dan penulis menyadari bahwa proposal ini belum
sempurna, oleh karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan proposal ini.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis dan pihak yang membutuhkannya.

Surabaya,
Penulis,

Fitria Diana Maghfirotul Inaya

viii
DAFTAR ISI

Sampul dalam.....................................................................................................i
Lembar Pernyataan Orsinalitas..........................................................................ii
Lembar Persetujuan Proposal.............................................................................iii
Lembar Pengesahan............................................................................................iv
Lembar Penetapan Penguji.................................................................................v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk
Kepentingan Akademik......................................................................................vi
Pedoman Penggunaan Skripsi............................................................................vii
Kata Pengantar...................................................................................................viii
Daftar Isi.............................................................................................................ix
Daftar Tabel........................................................................................................x
Daftar Gambar....................................................................................................xi
Daftar Lampiran.................................................................................................xii
Daftar Simbol dan Singkatan.............................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................2
B. Batasan Masalah ............................................................................................5
C. Rumusan Masalah..........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian.........................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motivasi............................................................................................7
B. Konsep Adaptasi............................................................................................11
C. Konsep Remaja..............................................................................................16
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual Penelitian....................................................................30
B. Hipotesis Penelitian.......................................................................................31
BAB 4 METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian.......................................................32
B. Populasi Penelitian.........................................................................................32
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel................................32
D. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................33
E. Kerangka Kerja Penelitian.............................................................................34
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................................35
G. Instrument Penelitian dan Cara Pengumpulan Data......................................36
H. Pengolahan Data dan Analisa Data................................................................37
I. Etika Penelitian ............................................................................................40
Daftar Pustaka........ ............................................................................................43
Lampiran............................................................................................................49

ix
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan motivasi 42
remaja masuk pesantren dengan adaptasi di
pondok pesantren sabilul muttaqin Pungging.

x
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman


Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian hubungan 30
motivasi remaja masuk pesantren dengan
adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin
Pungging
Gambar 4.1 Kerangka operasional penelitian hubungan 41
motivasi remaja masuk pesantren dengan
adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin
Pungging

xi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran Halaman


Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal 49
Lampiran 2 Surat Perizinan Pengambilan Data Awal 50
Lampiran 3 Lembar Informasi Untuk Responden 51
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian 53
Lampiran 5 Lembar Pengunduran diri 54
Lampiran 6 Lembar Kuesioner 55
Lampiran 7 Lembar Konsultasi 63

xii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Arti Simbol
& : dan
% : Presentase
= : Sama dengan
- : Sampai
/ : Atau
> : Lebih dari
< : Kurang dari
≤ : Kurang dari sama dengan
√ : Centang
ρ : Probability
α : Alfa
d : Tingkat Signifikan
N : Populasi
n : Sampel
x : Skor yang diperoleh seseorang
x : Nilai rata-rata
∑ : Jumlah
Singkatan
dkk : dan kawan-kawan
Ka. Prodi : Ketua Program Studi
M.Kep : Magister Keperawatan
M.Kes : Magister Kesehatan
NIM : Nomer Induk Mahasiswa
NPP : Nomer Pokok Pegawai
Ns : Ners
Prodi : Program Studi
S.Kep : Sarjana Keperawatan
S.ST : Sarjana Sains Terapan
UNUSA : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Yth, : Yang Terhormat

xiii
2

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyesuaian diri merupakan suatu hal yang sering dihadapi oleh semua
orang tidak memandang usia, anak-anak, remaja, bahkan dewasapun masih
membutuhkan penyesuaian diri ketika dimanapun dan kapanpun dengan tempat
yang baru. Salah satu individu yang membutuhkan penyesuaian diri dilingkungan
baru yaitu santri. Santri yang baru memasuki pesantren atau lingkungan baru,
tentu memiliki lingkungan dan kehidupan yang berbeda, seperti mencuci baju
secara mandiri, tidur bersama orang lain yang bukan dari keluarga, berbagi
makanan dengan orang lain, terpisah dari orang tua, menemukan berbagai jenis
karakter orang, menemukan kemampuan yang berbeda di setiap orang. Orang tua
pada umumnya memasukkan anaknya ke dalam pesantren dengan harapan agar
menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mendalami ilmu agama, lebih mandiri dan
sebagainya. Namun kenyataannya beberapa dari mereka mengalami kesulitan
dalam beradaptasi dengan alasan masuk pondok adalah sebuah paksaan dan
tuntutan, tidak cocok dengan teman pondok, tidak mampu menempuh pelajaran
yang ditetapkan membuat mereka tidak betah, cemas, khawatir, tertekan, minder
dengan kemampuan yang dimiliki. Sehingga menimbulkan keinginan melarikan
diri dari pondok atau memaksa pulang (Hadiyana, 2020). Fenomena tersebut juga
terjadi pada pondok pesantren sabilul muttaqin dimana santri baru yang
mengalami kesulitan dalam beradaptasi, kecemasan, minder, kekhawatiran serta
meminta pulang kerumah dan tidak ingin kembali ke pesantren.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan, dari 6 santri,
diantaranya sempat tidak dapat beradaptasi dalam pondok dikarenakan paksaan
dari orang tua untuk melanjutkan pendidikan dipesantren, dan bukan dari
keinginan diri sendiri, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi remaja
untuk meneruskan pendidikan selama di pesantren. Hal tersebut menjadikan
seorang santri cenderung kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan
pesantren. (jika ada.. ceritakan, apakah ada yg pernah sampaii keluar/sakit krn tdk
bs beradaptasi?
3

Menurut Larassati (2018) mengatakan


Khotimah, Agrina, & Jumaini, (2020) mengenai motivasi remaja masuk
pesantren didapatkan data bahwa semakin tinggi tingkat motivasi remaja masuk
pesantren, maka mempunyai kemampuan adaptasi baik yaitu 70%. Sedangkan
semakin rendah tingkat motivasi remaja masuk pesantren, maka mempunyai
kemampuan adaptasi yang buruk 76,5%. Sedangkan menurut Nastasia &
Susilowati (2017) didapatkan bahwa motivasi seseorang yang tinggi mampu
memberikan kontribusi positif terhadap penyesuaian diri sebesar 59% sedangkan
41% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi fisik dan kondisi
psikologis, diantara kondisi fisik seperti pengaruh pembawaan dan keadaan
jasmani, kesehatan dan penyakit jasmani. Sedangkan kondisi psikologis seperti
pengalaman, belajar dan kemandirian.
Kemudian peneliti melakukan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal
20 Januari 2021 di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging kepada 6 santri
di dapatkan data pada santri ke-1 mengatakan meneruskan ke pondok adalah
keinginan mereka sendiri, santri ke-2 mengatakan memang mereka mudah akrab
dengan orang baru dan warga yang ramah membuat mereka mudah menyesuaikan
diri, santri ke-3 mengatakan awal masuk pondok memang belum terbiasa, setelah
beberapa bulan mereka betah dan menjalankan aktivitas rutin pondok. Lain halnya
dengan beberapa santri yang kesulitan menyesuaikan diri, santri ke-4 mengatakan
masuk pondok adalah suatu paksaan baginya karena memondok keinginan orang
tuanya sehingga mereka harus membetahkan diri di pondok, santri ke-5
mengatakan tidak terbiasa dengan berbagai macam kegiatan dipondok yang jauh
berbeda pada saat dirumah, dan santri ke-6 mengatakan beberapa aturan pondok
yang ketat dengan hukuman yang berat jika dilanggarkan membuat mereka
tertekan. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap pengurus pondok
pesantren didapatkan hasil bahwa setiap tahun ajaran baru atau sudah berjalan 1
tahun lebih terkadang terdapat santri yang mengundurkan diri dengan bermacam-
macam alasan seperti tidak betah dan meneruskan ke sekolah biasa, bahkan keluar
pondok tanpa sepengetahuan pengurus pondok, tidak cocok dengan teman, tidak
mendapat dukungan keluarga, dan tidak mampu dengan pelajaran pondok.
4

Adaptasi merupakan proses penyesuaian diri yang mencakup fisik,


fisiologis maupun biologis. Adaptasi pada remaja pada umumnya terjadi saat
mereka di sekolah baru dan mendapatkan lingkungan bahkan teman baru. Ali &
Asrori (2018) menyatakan bahwah adaptasi juga merpakan faktor penting untuk
dapat menyesuaikan diri pada lingkungan yang saat ini di tinggali. Faktor yang
mempengaruhi adaptasi yaitu kondisi fisik, kepribadian, proses belajar,
lingkungan, motivasi. Remaja yang memiliki motivasi lemah disebabkan karena
di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa
dirinya dapat berprestasi. Hal tersebut dapat disebabkan karena kegagalan dalam
beradptasi. Apabila seorang remaja mengalami kegagalan terus menerus dalam
beradaptasi, maka akan berdampak pada pendidikan,dan kegagalan dalam
bersosialisasi dengan orang lain di sekitar lingkungannya. Apabila seorang remaja
tidak mampu berinteraksi sosial dengan baik maka akan terjadi masalah
psikososial diantaranya resiko penyimpangan perilaku, keputusasaan, ansietas,
ketidakberdayaan, stress, dan bahkan sampai depresi.
Upaya yang dapat di lakukan untuk remaja beradaptasi dengan baik yaitu
dengan meningkatkan motivasi. Semakin kuat motivasi yang didapat oleh remaja
yang masuk ke pesantren membuat anak tersebut lebih mampu beradaptasi dengan
baik. Upaya yang dapat diberikan oleh peneliti dalam mengatasi masalah adaptasi
yakni melakukan pendampingan oleh pengurus pondok pada beberapa santri yang
mengalami hambatan tersebut agar mampu mengolah, mengatur emosi dengan
baik dengan indikator santri dapat mengikuti segala kegiatan dan peraturan
pondok yang telah di tetapkan tanpa adanya dorongan dari orang lain dan mampu
mengambil keputusan dengan bijak tanpa tergesa-gesa. Menurut peneliti dengan
memiliki dorongan motivasi yang tinggi, kepercayaan diri yang kuat serta mampu
mengontrol emosi di tempat dan waktu yang tepat, santri akan dipandang sebagai
pribadi yang baik pula, dimana hal itu juga di dukung oleh lingkungan dan peran
pengasuh serta pengurus pondok pesantren.
B. Batasan Masalah
Faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian diri diantaranya, kondisi
fisik, kepribadian, motivasi, proses belajar, lingkungan, agama serta budaya. Dari
5

faktor-faktor di atas penelitian ini di fokuskan pada motivasi remaja masuk


pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren Sabilul Muttaqin Pungging.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini, yaitu : adakah hubungan motivasi remaja masuk pesantren
dengan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin pungging?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan motivasi remaja masuk pesantren dengan adaptasi di
pondok pesantren sabilul muttaqin pungging

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi motivasi remaja masuk pesantren pada santri pondok
pesantren sabilul muttaqin pungging.
b. Mengidentifikasi adaptasi pada santri pondok pesantren sabilul muttaqin
pungging.
c. Menganalisis hubungan motivasi remaja masuk pesantren dengan
adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin pungging.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan motivasi remaja masuk
pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin
pungging.
b. Sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan, sehingga dapat
membantu mengembangkan teori.
2. Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang riset dan
penelitian, khususnya mengenai hubungan motivasi remaja masuk
pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin
6

pungging. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan


masukan untuk memperkaya khasanah pengetahuan dalam mengatasi
permasalahan kesehatan tentang hubungan motivasi remaja masuk
pesantren dengan kemampuan adaptasi di pondok pesantren sabilul
muttaqin pungging.
b. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan referensi atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan motivasi remaja masuk pesantren dengan
kemampuan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin pungging atau
tambahan pengetahuan di perpustakaan.

c. Bagi Santri Yang Tinggal Di Pesantren


Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi santri agar memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat
melakukan adaptasi dengan baik dan mampu mengontrol emosi di
lingkungan pondok pesantren dengan harapan agar santri mampu
menghadapi tantangan dan rintangan di masa yang akan datang dengan
lebih baik
d. Bagi Pondok Pesantren
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para santri di Pondok
Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging, bahwa seseorang yang memiliki
motivasi rendah akan mempengaruhi proses adaptasi. Adaptasi dapat
memengaruhi proses tumbuh kembang dan interaksi sosial santri dalam
mengembangkan ilmu dan kemampuan menyesuaikan diri dengan baik
pada lingkungan, sosial, dan sesama teman
7

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif
merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau
suatu tenaga di dalam diri manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau
melakukan sesuatu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) dalam Parji Dkk
(2016) Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia.
Motivasi merupakan dorongan pergerakan untuk mencapai tujuan tertentu,
baik disadari ataupun tidak disadari oleh seseorang, dan kekuatan yang beraksi
dalam diri seseorang (Dewi, Indriyani, 2012). Motivasi adalah dorongan yang
dilakukan individu untuk mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu
berbentuk suatu aktivitas nyata berupa fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya
Menurut Djamarah (2011).
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri
seseorang yang dapat mengaktifkan, mendorong, mengarahkan perilakau
seseorang. Motivasi ada pada diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan
dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Macam Motivasi
Memotivasi adalah proses untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
(Stoner dan Freeman dalam Nursalam, 2011). Menurut bentuknya motivasi terdiri
atas :
a. Motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam individu.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar individu
c. Motivasi tersedak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit
secara serentak dan menghentak dengan cepat sekali.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Sudrajat (2008) dalam Rusydayana & Supriyanto (2020) beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi adalah :
a. Faktor Intrinsik
1) Pengetahuan
Apabila pengetahuan itu mempeunyai sasaran tertentu, memunyai metode
atau pendekatan untuk mengkahi objek tersebut sehingga memperoleh hasil
yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka
terbentuklah disiplin ilmu.
2) Usia
Faktor usia sangat mempengaruhi motivasi seseorang, motivasi pada
seseorang yang berusia lanjut akan berbeda dengan usia muda. Pada usia
remaja seseorang merupakan periode pertumbuhan fungsi tubuh dalam
tingkat yang optimal, dengan tingkat kematangan emosional, intelektual dan
social, sedangkan dewasa secara umum merupakan puncak kejayaan social,
kesejahteraan, sukses ekonomi dan stabil, maka dari itu usia berpengaruh
terhadap motivasi seseorang dalam berbagai kegiatan. Usia mempengaruhi
daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambahnya usia
semakin bertambah pula daya tangkap dan pola pikie, sehingga pengetahuan
yang diperoleh semakin baik.
3) Persepsi
Presipsi seseorang mengenai pemahaman dan evaluasi pada diri sendiri.
Presepsi adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan
menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi
serta meraba.
4) Harga diri
Harga diri, perasaan menjaga pada harga dan jati diri. Harga diri yang
rendah merupakan evaluasi dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative baik langsung ataupun tidak langsung.
5) Harapan
Harapan, keinginan dan motivasi seseorang pada masa yang akan dating
merupakan sebuah ideal diri yaitu persepsi individual tentang bagaimana
keinginan atau nilai pribadi tertentu.
6) Kebutuhan
Kebutuhan akan sangat mempengaruhi motivasi seseorang untuk
mempersiapkan stimulus untuk dicapai.
7) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pada tingkat
motivasi seseorang. Factor pendidikan besar pengaruhnya terhadap
peningkatan motivasi seseorang. Pendidikan adalah suatu proses dimana
manusia membina perkembangan manusia lain secara sadar dan berencana.
8) Keinginan
Sebuah tujuan dari seseorang untuk dicapai.
b. Faktor Entrinsik
1) Lingkungan
Sesuatu yang asing seperti lingkungan sering di persepsikan salah atau
ringan, sehingga perlu pemahaman yang mendalam tentang hal-hal baru,
dan pertimbangan social budaya pada daerah tersebut.
2) Imbalan
Penghargaan dapat di artikan sebagai kekuatan untuk bertindak dengan
suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu penghargaan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh sesuatu keluaran tertentu pada daya Tarik dari
keluaran bagi individu tersebut.
3) Status Budaya
Kebudayaan dalam tatanan masyarakat merupakan sati system yang
dipegang teguh oleh masyarakat, tidak ada sanksi hokum yang tegas bagi
yang melanggarnya, hanya saja berupa teguran dan sanksi moral berupa
dikucilkan.
4) Pekerjaan
Jenis dan sifatnya yang dianggap sesuai oleh seseorang akan dijalaninya
dengan penuh tanggung jawab dan kebesaran hati.
4. Klasifikasi Motivasi
Klasifikasi motivasi menurut Irwanto (2008) dalam Putri (2019) dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Motivasi Kuat
Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan
sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi,
dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa lansia akan mudah dalam
melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi.
2. Motivasi Sedang
Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan
yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang
rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapi.
3. Motivasi Lemah
Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan
keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi
seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan
baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar
lebih produktif dan berguna.
5. Indikator Motivasi
Menurut B Uno, Hamzah (2011), indicator motivasi:
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
b. Adanya dorongan kebutuhan untuk melakukan kegiatan
c. Adanya harapan dan cita cita
d. Penghargaan dan penghormatan atas diri sendiri
e. Adanya lingkungan yang baik dan menarik
6. Pengukuran Motivasi
Teknik skala yang digunakan untuk mengukur motivasi yaitu menggunakan
skala likert (B Uno, Hamzah, 2011). Skala ini digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di
masyarakat atau yang dialaminya. Setiap item pernyataan positif diberikan skor
1-4 yang berarti (skor 1: sangat tidak setuju; skor 2: tidak setuju; skor 3: setuju;
skor 4: sangat setuju). Adapun item pernyataan negatif diberikan skor 1-4 yang
berarti (skor 1: sangat setuju; skor 2: setuju; skor 3: tidak setuju; skor 4: sangat
tidak setuju).

Menurut Hidayat (2009) dalam Rohmah (2016) Kriteria motivasi


dikategorikan menjadi :

a. Motivasi Kuat : 67 – 100%


b. Motivasi Sedang : 34 – 66%
c. Motivasi lemah : 0 – 33%

Angket ini disusun dan dikembangkan berdasarkan dua dimensi dan indikator
(B Uno, Hamzah, 2011).
No Dimensi Indikator
1. Intrinsik (Dari dalam) a. Tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
b. Melaksanakan tugas dengan target
yang jelas
c. Memiliki tujuan yang jelas dan
menantang
d. Ada umpan balik atas sesuatu hal
yang telah dikerjakan
e. Memiliki perasaan senang dalam
melakukan tugas
f. Selalu berusaha untu menjadi yang
terbaik
g. Mengutamakan prestasi dari apa yang
dikerjakan
2. Ekstrinsik (Dari luar) a. Selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya
b. Senang memperoleh pujian dari apa
yang dikerjakan
c. Melakukan sesuatu dengan harapan
ingin memperoleh insentif
d. Melakukan sesuatu dengan harapan
ingin memperoleh perhatian dari
orang lain
B. Konsep Adaptasi
1. Definisi Adaptasi
Roy menempatkan proses adaptasi sebagai sejumlah unsur yang saling
berkaitan yang membentuk satu kesatuan berorientasi pada tujuan dan berbagai
sistem tersebut bersifat konstan dalam hal komunikasi (Aini, 2018).
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan,
penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan
lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan
pribadi (Diana, 2017). Sementara itu Bannet (1996) dalam Diana (2017)
menyatakan arti dasar adaptasi ialah mekanisme penyesuaian yang dimanfaatkan
manusia sepanjang kehidupanya. Proses adaptasi merupakan tanggapan manusia
untuk melangsungkan kehidupanya di masa sekarang dan masa depan sebagai
kelanjutan dari kehidupanya di masa lalu, dan sebagai hasil interaksi manusia
dengan lingkungan hidupnya.
W.A Gerungan menjelaskan dalam Hartono (2016) bahwa penyesuaian diri
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplasti), sedangkan mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif (alloplasti). Sedangkan menurut
Soeharto Herdjan dalam Hartono (2016) menjelaskan ten tang penyesuaian diri
sebagai suatu usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan
hambatan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa adaptasi merupakan usaha
individu mengatasi atau menyesuaikan diri terhadap kejadian yang dialaminya.
Adaptasi merupakan suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas (task
oriented).
2. Macam Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh srcara alamiah atau
secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor
yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbangan.
b. Adaptasi psikologis
Adaptasi psikologis merupakan suatu proses penyesuaian secara psikologis
akibat adanya stresor, dengan caramemberikan mekanisme pertahanan diri
dengan harapan dapat melindungi dan bertahan dari serangan yang tidak
menyenangkan. Indikator Terdapat dua cara untuk dapat mempertahankan diri
dari berbagai stresor yaitu dengan cara:
a) Ask Oriented Reaction (reaksi berorientasi pada tugas)Reaksi ini merupakan
koping yang digunakan untuk mengatasi masalah yang berorientasi pada
pross penyelesaian masalah, meliputi afektif, kognitif, dan psikomotor.
Contoh reaksi yang bisa dilakukan yaitu berbicara dengan orang lain,
mencari informasi tentang keadaan yang dialami, melakukan latihan yang
dapat mengurangi stres, serta dapat membuat alternatif pemecahan masalah.
b) Ego Oriented Reaction ( reaksi berorientasi dengan ego)
1. Rasionalisasi: usaha untuk menghindari masalah psikologis dengan
memberikan alasan yang rasional, sehingga masalah dapat teratasi.
2. Displacement: suatu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
psikologis dengan cara memindahkan tingkah laku pada objek lain,
sebagai contoh jika seseorang terganggu dengan kondisi ramai, maka
teman yang disalahkan.
3. Kompensasi: upaya untuk mengatasi masalah dengan mencari kepuasan
pada situasi yang lain, seperti seseorangyang memiliki masalah
penurunan daya ingat maka akan menonjolkan kemampuan yang
dimilikinya.
4. Proyeksi: merupakan mekanisme pertahanan diri dengan memposisikan
sifat batin diri sediri kedalam sifat batin orang lain, seperti ketika
membenci orang lain kemudian mengatakan pada orang bahwa orang
lain membencinya.
5. Represi: upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dengan cara
menghilangkan fikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan dan
sengaja dilupakan.
6. Supresi: upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dengan
menekan masalah yang tidak diterima dengan sadar serta individu tidak
mau memikirkan hal yang kurang menyenangkan.
7. Denial: upaya pertahanan diri dengan cara penolakan terhadap masalah
yang sedang dihadapi atau tidak mau menerima kenyataan yang
dihadapinya.
c. Adaptasi perkembangan
Pada setiap tahap, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan
dengan menunjukkkan karekteristik perilaku dari tahap perkembangan dengan
menunjukkan karekteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stres
yang berkepanjangan dapat menganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan dalam bentukyang ekstrem, stres yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan kritik.

Selain itu, menurut Irianti (2010) dalam Hadiyana (2020) menyebutkan proses
penyesuaian diri ada 2 jenis, yaitu :

a. Penyesuaian diri fisiologis bersifat local atau umum.


Misalnya : seseorang yang mampu mengatasi stress, tangannya tidak
berkeringat dan tidak gemetar, serta wajahnya tidak pucat.
b. Penyesuaian diri Psikologis
a. Secara sadar : individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan
masalah.
b. Secara tidak sadar : menggunakan mekanisme pertahanan diri.
c. Menggunakan gejala fisik atau psikosomatik.

Apabila seseorang mengalami hambatan atau kesulitan dalam beradaptasi,


baik berupa tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan
stres. Stress bisa terjadi apabila tuntutan atau keinginan diri tidak dapat terpenuhi.
Menurut Willis (2010) dalam Hadiyana (2020) jenis penyesuain diri ada 2 jenis,
yaitu :

a. Penyesuaian diri di dalam keluarga


Penyesuaian diri di dalam keluarga yang terpenting ialah penyesuaian diri
terhadap orang tua, sehubungan dengan sikap-sikap orang tua sebagai
berikut : orang tua yang keras (otoriter), orang tuayang bersikap terlalu
lunak, sikap orang tua yang demokratis.
b. Penyesuaian diri di sekolah
Penyesuaian diri di dalam keluarga yang terpenting ialah penyesuaian diri
di sekolah yaitu, guru, teman sebaya, dan lingkungan sekolah.
c. Penyesuaian diri di masyarakat
Kehidupan di masyarakat menandakan kapasitas untuk bereaksi secara
efektif dan sehat terhadap realitas. Untuk itu terdapat syarat-syarat yang
harus di penuhi, yaitu: syarat yang mendasar adalah mengenal dan
menghormati orang lain dalam masyarakat. Mengembangkan persahabatan
yang abadi. Menaruh minat tinggi dan simpati terhadap kesejahteraan
orang lain. Berbuat baik dan suka 29 menolong sesama, dan respect
terhadap nilai, menghormati hukum, tradisi, dan adat istiadat.
3. Proses Penyesuaian Diri (Adaptasi)
Proses penyesuaian diri (adaptasi) menurut schneiders (1984) dalam Yasa
(2015) setidaknya melibatkan tiga unsur yaitu:
1. Motivasi dan Proses penyesuaian diri
Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses
penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan dan
emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan
ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan dalam ketidakseimbangan
merupakan kondisi yang tidak menyenangkan karena sesungguhnya kebebasan
dari ketegangan dan keseimbangan dari kekuatan-kekuatan internal lebih wajar
dalam organisme apabila dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut.
2. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri
Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu
bereaksi terhadap manusia disekitarnya, benda-benda dan hubungan-hubungan
yang membentuk realitas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sikap yang
sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas itu sangat
diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat.
3. Pola dasar proses penyesuaian diri
Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri.
Pada orang dewasa, akan mengalami ketegangan dan frustasi karena
terhambatnya keinginan memperoleh rasa kasih sayang, memperoleh anak,
meraih prestasi dan sejenisnya. Untuk itu, dia akan berusaha mencari kegiatan
yang dapat mengurangi ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak
terpenuhi kebutuhannya.
4. Factor Yang Mempengaruhi Proses Adaptasi
Menurut Schneiders (1984) dalam Pritaningrum & Hendriani (2013)
setidaknya ada lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri
yaitu :
1. Kondisi fisik
2. Kepribadian
3. Motivasi
4. Proses belajar
5. Lingkungan
6. Agama serta budaya
5. Kriteria Tingkah Laku Dalam Beradaptasi
Karakteristik Tingkah Laku Positif dapat dibedakan dengan karakteristik-
karakteristik berikut ini:
1. Mampu menguasai diri
2. Berani memikul tanggung jawab dan menghargainya
3. Mau bekerjasama
4. Mampu saling mencintai dan mempercayai
5. Mampu saling memberi dan menerima Dan dalam waktu yang bersamaan,
seseorang mampu memberi yang lebih banyak dari Pada Yang ia terima
6. Bisa diajak bekerja sama dalam mendorong perkembangan dan kemajuan
Untuk masyarakatnya khususnya dan bagi masyarakat dunia Pada umumnya
7. Mau memperhatikan orang lain bisa membangun relasi-relasi positif dengan
anggota masyarakat dan berusaha menciptakan rasa saying. pengertian serta
saling membantu di antara mereka
8. Mampu menciptakan target-target ambisinya, berusaha mewujudkannya
sesuai dengan kemampuan dan berusaha mencari segala cara dengan segenap
kemampuan yang dimilikinya
9. Mampu menghadapi pergumulan, ketakutan, kegelisahan dan Perasaan
bersalah
10. Menikmati kepercayaan diri dan kemampuan menarik orang lain berbuat hal
yang sama, dan keberhasilannya mencintai serta menghargai mereka
11. Fleksibel dalam menghadapi kenyataan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya
tingkah liku seseorang cukup beragam. Setiap tingkah laku disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada (Uma, 2017).
6. Dampak Adaptasi
Supriyo (2008) dalam Mayangsari (2018) menyatakan akibat yang
ditimbulkan apabila individu ketidakmampuan melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkungan diantaranya:
a. Kesulitan bergaul, seperti kesulitan bila berkomunikasi dengan orang lain.
b. Minder yaitu tidak punya keberanian, takut salah jika individu tersebut
berkomunikasi dengan orang lain.
c. Tertutup, jika sudah menjadi minder, maka ia akan cenderung akan menutup
diri atau tertutup terhadap orang lain
7. Pengukuran Adaptasi
Menurut Mayangsari (2018) penyesuaian diri dapat diukur dengan
menggunakan kuesioner sebagai berikut:
Keterangan :
1) SS : Sangat Setuju
2) S : Setuju
3) TS : Tidak Setuju
4) STS : Sangat Tidak Setuju

Setiap item favorable (pernyataan positif) diberikan skor 1-4 yang berarti (skor 1:
sangat tidak setuju; skor 2: tidak setuju; skor 3: setuju; skor 4: sangat setuju).
Adapun item unfavorable (pernyataan negatif) diberikan skor 1-4 yang berarti
(skor 1: sangat setuju; skor 2: setuju; skor 3: tidak setuju; skor 4: sangat tidak
setuju).
Ketentuan kategori atau kriteria penyesuaian diri dalam Mayangsari (2018)
sebagai berikut:

1) Penyesuaian diri negatif, jika nilai T ≤ dari Mean T


2) Penyesuaian diri positif, jika nila T Mean T

Angket ini disusun dan dikembangkan berdasarkan empat aspek kepribadian


dalam penyesuaian diri yang sehat (Desmita, 2017).

No Aspek Indikator
1. Kematangan emosional a. Kemantapan suasana kehidupan
emosional
b. Kemantapan suasana kehidupan
kebersamaan dengan orang lain
c. Kemampuan untuk santai, gembira, dan
menyatakan kejengkelan
d. Sikap dan perasaan terhadap
kemampuan dan kenyataan diri sendiri
e. Kemampuan mengatasi stres dan
kecemasan
2. Kematangan intelektual a. Kemampuan mencapai wawasan diri
sendiri
b. Kemampuan memahami orang lain dan
keragamannya
c. Kemampuan mengambil keputusan
d. Keterbukaan dalam mengenal
lingkungan
3. Kematangan sosial a. Keterlibatan dalam partisipasi social
b. Kesediaan kerja sama
c. Kemampuan kepemimpinan
d. Sikap toleransi
e. Keakraban dalam pergaulan
4. Tanggung jawab a. Sikap produktif dalam
mengembangkan diri
b. Melakukan perencanaan dan
melaksanakannya secara fleksibel
c. Sikap altruism, empati, bersahabat
dalam lingkungan interpersonal
d. Kesadaran akan etika dan hidup jujur
e. Melihat perilaku dari segi konsekuensi
atas dari system nilai
f. Kemampuan bertindak independen
C. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja adalah individu yang sedang mengalami perubahan dari masa anak-
anak menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa remaja ini merupakan masa perubahan atau
perlaihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologi, perubahan sosial dan psikologis. Perubahan psikologis meliputi
perubahan emosi seperti sensitive (mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi),
mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi
(Notoatmojo, 2007 yang dikutip Putri&Panjaitan, 2016).
Menurut Hidayati (2016) Berdasarkan umur kronologis dan berbagai
kepentingan, terdapat beberapa definisi remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Pada buku pediatric, pada umumnya mengidentifikasi remaja adalah bila
seorang anak sudah mencapai umur 10-18 tahun untuk perempuan dan 12-20
tahun untuk laki-laki.
b. Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun yang masih belum
menikah.
c. Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah
mencapai umur 16-18 tahun atau yang sudah menikah dan memiliki tempat
tinggal.
d. Menurut UU perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja
apabila cukup matang untuk menikah, yaitu untuk anak laki-laki.
e. Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang
sesuai yaitu saat lulus usia sekolah menengah.
f. Menurut World Health Education WHO (2018), masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak menuju ke dewasa, dimana pertumbuhan itu
terjadi sangat pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga dapat mempengaruhi
terjadinya perubahan perkembangan baik fisik, mental maupun sosial.
2. Kategori Remaja
Kategori remaja berdasarkan umur menurut Pieter & Lubis (2012) adalah :
1. Remaja Awal (12-15 tahun)
a. Mulai menerima kondisi dirinya.
b. Berkembangnya cara berpikir.
c. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi.
d. Bersikap overestimate, seperti meremahkan segala masalah, meremehkan
kemampuan orang lain dan terkesan sombong.
e. Akibat sombong menjadikan remaja gegabah dan kurang waspada.
f. Proporsi tubuh semakin proporsional.
g. Tindakan masih kanak-kanak, akibat ketidakstabilan emosi.
h. Sikap dan moralitasnya masih bersifat egosentris.
i. Banyak perubahan dalam kecerdasan dan kemampuan mental.
j. Selalu merasa kebingungan dalam status.
k. Periode yang sulit dan kritis.
2. Remaja Tengah (15-18 tahun)
a. Bentuk fisik makin sempurna dan mirip dengan orang dewasa.
b. Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna.
c. Semakin berkembangan keinginan untuk mendapatkan status.
d. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat.
e. Keinginan untuk menolong dan ditolong orang lain.
f. Pergaulan sudah mengarah pada heteroseksual.
g. Belajar bertanggung jawab.
h. Apatis akibat selalu ditentang sehingga malas mengulanginya.
i. Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak-kanak.
3. Remaja Akhir (18-21 tahun)
a. Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak-kanak.
b. Berlatih mandiri dalam membuat keputusan.
c. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi.
d. Dapat berpikir objektif sehingga mampu bersiakp sesuai situasi.
e. Belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku.
f. Membina hubungan sosial secara heteroseksual.
3. Ciri-ciri Masa Remaja
a. Sebagai Periode Peralihan
Peralihan berarti terputus atau berubah dari apa yang pernah terjadi
sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan satu tahap ke tahap
berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan dampak
dimasa akan datang.
b. Periode Mencari Identitas Diri Kini
remaja merasa tidak puas lagi unyuk sama dengan temannya. Remaja selalu
mencari identitas diri guna menjelaskan dirinya apa perannya. Tugas
penting yang dihadapi remaja ialah sense of individual identity, yaitu
mencari jawaban dari pertanyaan mengenai dirinya, mencakup keputusan
dan standar-standar tindakan. Mencari identitas dan mengangkat harga diri
akan membuat remaja memakai simbol status harga diri. Manakala
pandangan orang tua berbeda dengan pandangan teman sebaya atau figur
tokoh ideal., memungkinkan timbulnya konflik. Konflik membuat bingung
peran (role confusion). Namun, dia mencoba mereduksi konflik peran secara
bergantian, terutama menghadapi kesulitan dan mensintesikan berbagai
peran menjadi satu identitas diri. Oleh dasar ini, remaja suka bereksperimen
dalam menjalankan peran sesuai waktu dan situasi untuk mendapatkan rasa
bahagia.
c. Usia bermasalah Dikatakan periode remaja sebagai usia banyak masalah
karena tindakan- tindakan remaja selalu mengarah kepada:
1. Keinginan untuk menyendiri (desire of isolation).
2. Berkurangnya keinginan bekerja (disindinatiaon to work).
3. Kurangnya koordinasi fungsi-fungsi tubuh (incoordination).
4. Kejenuhan (boredem).
5. Kegelisahaan (restlessness).
6. Penantangan sosial (social antagonism).
7. Kepekaaan terhadap perasaan (heightened emotionality).
8. Kurang percaya diri (lack of self-confidence).
9. Timbulnya minat seks (preoccupation with sex).
10. Kepekaan terhadap susila (execessive modesty).
11. Kekuasaan berkhayal (day dreaming).
d. Usia Menakutkan
Dikatakan sebagai usia menakutkan karena adanya strereotip yang
berdampak buruk terhadap perkembangan remaja, seperti kurang tanggung
jawab, kurang simpatik, dan tidak mampu kerjasama dengan orang tua atau
orang dewasa, tidak rapi, tidak dapat dipercayai, dan berperilaku merusak.
e. Masa Tidak Realistik
Remaja selalu melihat kehidupan ini menurut pandangan dan penilaian
pribadinya, bukan melihat menurut fakta, terutama pemilihan cita-cita. Cita-
cita yang tidak realistik dapat mengakibatkan remaja mengalami ketengagan
emosi. Semakin tidak realistik cita-citanya maka semakin midah marah,
sakit hati, dan frustasi.
f. Merupakan Ambang Batas dengan Masa Dewasa
Semakin mendekatinya usia kematangan, remaja menjadi gelisah untuk
meningggalkan stereotip yang dibawa dri tahun ketahun sebelumnnya.
Sementara untuk melakukan tindakan seperti orang dewasa belum cukup.
Oleh karena itu, remaja memusatkan perilakunya yang selaras dengan status
orang dewasa, seperti memulai merokok,nminuman keras, narkoba , dan
perilaku seks bebas.
g. Periode Meningginya Emosi
Meningginya intensitas emosi sangat tergantung kepada dampak perubahan
fisik dan kehidupan psikologis remaja. Artinya, jika semakin banyak terjadi
perubahannya dan tidak terkendali oleh remaja, maka semakin meniggi pula
emosinya.
h. Perubahan Sikap dan Perilaku
Selama masa remaja akan banyak mengalami perubahan sikap dan perilaku.
Faktor penyebabnya yaitu perubahan nilai-nialai. Apa yang terjadi masa
kanak-kanak akan terjadi pula pada masa remaja. Yang membedakannya
yaitu pola hubungan sosial dan tidak hanya mencari popularitas, namun
pada kualitas.
i. Periode Ambivalen
Dikatakan sebagai periode ambivalen karena disatu sisi remaja
mengingnkan kebebasan, tetapi disis lain masih takut bertanggung jawab
dan ragu atas kemampuannya. Selama masa ambivalen remaja menjadi
frustasi dan mengalami konflik (Pieter & Lubis, 2012).
4. Karakteristik Remaja Yang Dapat Menimbulkan Berbagai Permasalahan
Menurut Gunarsa (1989) dalam Aprilia (2013)Beberapa karakteristik remaja
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan- pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup
memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok
30

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual

Faktor yang
Faktor yang
mempengaruhi
mempengaruhi
motivasi :
proses adaptasi :
1. Faktor intrinsik
1. Kondisi
a. Pengetahuan
b. Usia fisik Adaptasi di
c. Persepsi 2. Kepribad pondok pesantren
d. Harga diri
e. Harapan ian
f. Kebutuahan 3. Motivasi
g. Pendidikan
4. Proses
h. Keinginan
2. Faktor entrinsik belajar
a. Adaptasi
b. Lingkungan
c. Imbalan

Sumber : Schneiders (1984) dalam Pritaningrum & Wiwin (2013), Sudrajat


(2008) dalam Rusydayana & Supriyanto (2020).

Gambar 3.1 kerangka konseptual hubungan motivasi remaja masuk pesantren


dengan kemampuan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin pungging.
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Mempengaruhi

Gambar 3.1 menjelaskan bahwa adaptasi seseorang di pengaruhi oleh beberapa


faktor, meliputi : kondisi fisik, kepribadian, motivasi, proses belajar,
lingkungan, agama serta budaya. Kemudian motivasi di pengaruhi beberapa
faktor, yaitu : faktor intrinsik : pengetahuan, usia, persepsi, harga diri, harapan,
kebutuahan, pendidikan, keinginan. faktor entrinsik : lingkungan, imbalan,
status budaya, pekerjaan.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian ini adalah : Ada hubungan motivasi remaja masuk
pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin pungging.
32

BAB 4
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
analitik, karena penelitian ini tidak memberi perlakuan terhadap responden, dan
bertujuan untuk menganalisis hubungan motivasi remaja masuk pesantren dengan
kemampuan adaptasi di pondok pesantren. Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah cross sectional, dimana peneliti melakukan pengumpulan,
pengukuran, dan pengamatan pada saat bersamaan.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua santri baru yang sudah berada
dipondok selama 3 bulan sebesar 100 santri baru.
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
1. Sampel
Sampel terdiri dari subjek penelitian (responden) yang menjadi sumber data
yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik sampling. Sampel dalam penelitian
ini adalah sebagian santri baru pondok pesantren sabilul muttaqin.
2. Besar sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel. Pada
penelitian ini besar sampel yang ditetapkan berdasarkan rumus sebagai
berikut :
N
n= 2
1+ N ( d )

Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat signifikan (0,05)
Dengan rumus di atas, maka sempel yang diinginkan adalah :
Diketahui :
N = 80 orang
d = 0,05
N
n= 2
1+ N ( 0,05 )
100
n=
1+100 ( 0,05 )2
100
n= ❑
1+100 ( 0,0025 )
100
n=
1+0,125
100
n=
1,125
n=¿80
Jadi, besar sampel dalam penelitian ini sebesar 80 responden.
3. Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sempel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
probability sampling dimana semua subyek berkesempatan untuk menjadi
sempel dengan teknik simple random smpling dimana pengambilan sampel
secara acak atau undian dengan menulis nama-nama santri di kertas kecil
atau menulis nomer sesuai absensi peserta responden kemudian diambil
secara acak dan nama atau nomer absen yang muncul akan menjadi
responden.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian akan dilaksanakan di pondok pesantren sabilul muttaqin. Adapun
alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah :
a. Terdapat masalah di tempat penelitian bahwa ada beberapa santri yang
memiliki motivasi rendah dan sulit untuk beradaptasi pada lingkungan
pondok pesantren.
b. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian yang serupa
c. Peneliti sudah mengenal lokasi penelitian, sehingga dapat mempermudah
dalam pengumpulan data.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021
E. Kerangka Operasional Penelitian

Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua santri baru pondok pesantren sabilul
muttaqin sebesar 100 responden

Teknik Sampling
Menggunakan probability sampling dengan metode simple random sampling

Sampel
Sebagian remaja pondok pesantren sabilul muttaqin berjumlah 80 responden

Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan kuesonier motivasi dan adaptasi

Pengolahan data
Dilakukan editing, scoring, coding, processing, cleaning, dan tabulating.

Analisis data menggunakan


Chi Square

Hasil penelitian

Kesimpulan dan saran


Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian “Hubungan Motivasi
Remaja Masuk Pesantren Dengan Adaptasi Di Pondok
Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging”
F. Variabel dan Definisi Operasional
1. Jenis variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok
yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain:
1) Variabel independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab atau
mempengaruhi. Variabel independen penelitian ini adalah motivasi.
2) Variabel dependen (tergantung)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau nilainya
ditentukan oleh variabel Independen. Variabel dependen penelitian ini
adalah kemampuan adaptasi.
2. Definisi operasional

Skala
Variabel Definisi Operasional Kategori dan Kriteria
Pengukuran
Variabel Motivasi adalah Suatu 1. Dikatakan Ordinal
independen energi yang menggerakan Motivasi Kuat
: individu untuk apabila : 67 –
Motivasi mendorong atau 100% (kode 3)
menggerakan untuk 2. Dikatakan
mencapai sebuah tujuan. Motivasi Sedang
Dengan indikator : apabila : 34 – 66%
a. Motivasi intrinsik (kode 2)
b. Motivasi ekstrinsik 3. Dikatakan
Motivasi lemah
apabila : 0 – 33%
(kode 1)

Variabel Adaptasi adalah sebuah 1. Penyesuaian diri Nominal


dependen: proses ketika individu negatif, jika nilai T
Adaptasi berbaur atau berinteraksi ≤ dari Mean T
terhadap diri sendiri dan (kode 1)
lingkungan sekitar, 2. Penyesuaian diri
dengan demikian individu positif, jika nila T
tersebut dapat mengatasi > Mean T (kode 2)
rasa cemas, stress.
Dengan indikator :
a. Kematangan
emosional
b. Kematangan
intelektual
c. Kematangan sosial
d. Tanggung jawab
G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang
motivasi B. Unu Hamzah (2011) masing-masing pernyataan memiliki 4
pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Sedangkan kuesioner angket tentang penyesuaian diri disusun dan
dikembangkan berdasarkan empat aspek kepribadian dalam penyesuaian diri
yang sehat Desmita (2017) masing-masing pernyataan memiliki 4 pilihan
jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyek dan proses
pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2020).
Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan surat izin penelitian yang
diperoleh dari UNUSA, setelah mendapat rekomendasi dan sekaligus izin
dari pengasuh pondok pesantren sabilul muttaqin untuk melakukan
penelitian. Setelah diberikan izin dilakukan penelitian, peneliti bekerjasama
dengan ketua pondok dan ustadz, ustadzah untuk memberitahukan kepada
santri bahwa akan diadakan penelitian dipondok. Peneliti mengadakan
pendekatan pada responden serta menjelaskan maksud dan tujuan.
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan cara setiap elemen
diseleksi secara acak, nama responden ditulis pada secarik kertas, diletakkan
di kotak, kemudian diaduk, dan diambil secara acak sesuai dari besar
perhitungan sampel. Peneliti mengambil sampel 80 santri dari 100 populasi
yang tersedia pada santri pondok pesantren sabilul muttaqin. Kemudian
memberikan lembar persetujuan (Informed Consent) kepada responden. Jika
subyek bersedia diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan,
jika subyek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan
menghormati haknya. Setelah responden setuju dan bersedia, peneliti
membagikan lembar kertas kuesioner dan minta responden untuk menjawab
pertanyaan dengan dipandu oleh peneliti. Setelah seluruh kuesioner selesai
diisi, peneliti mengumpulkan kembali seluruh kuesioner.
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan apakah data tersebut cukup baik dan dapat
segera dipersiapkan untuk keperluan proses berikutnya dengan maksud
untuk mengetahui kelengkapan jawaban yang diberikan. Editing dapat
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau saat data sudah terkumpul
semua.
b. Scoring
Scoring adalah penentuan jumlah skor dari item-item kuesioner yang
telah diisi oleh responden. Pemberian nilai ditulis pada kuesioner yang
telah dijawab oleh responden.
1) Variabel independent
Setelah kegiatan pengumpulan data berupa lembar kuesioner telah
diberikan dan diisi oleh responden maka selanjutnya dilakukan
scoring. Scoring adalah pemberian skor atau penilaian pada jawaban
yang diberikan oleh responden. Apabila responden menjawab
pernyataan positif, sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3,
tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
Sebaliknya jika responden menjawab pernyataan negatif, sangat setuju
diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3, dan
sangat tidak setuju diberi skor 4. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah skor jawaban dengan jumlah skor yang
diharapkan (tertinggi ) kemudian dikali 100% dan hasilnya berupa
prosentase dengan rumus yang duganakan sebagai berikut :
Sp
𝑁∶ x 100 %
Sm
Keterangan :
N = Nilai
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi
Scoring kriteria motivasi :
a. Motivasi Kuat : 67 – 100%
b. Motivasi Sedang : 34 – 66%
c. Motivasi lemah : 0 – 33%
2) Variabel dependent
Setelah kegiatan pengumpulan data berupa lembar kuesioner telah
diberikan dan diisi oleh responden maka selanjutnya dilakukan
scoring. Scoring adalah pemberian skor atau penilaian pada jawaban
yang diberikan oleh responden. Apabila responden menjawab
pernyataan positif, sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3,
tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
Sebaliknya jika responden menjawab pernyataan negatif, sangat setuju
diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3, dan
sangat tidak setuju diberi skor 4. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
x −x̅
50+10
S
Keterangan :
x : Skor responden
𝑥̅ : Mean skor kelompok
𝑆 : Deviasi standar skor kelompok
Penyesuaian diri negatif, jika nilai T ≤ dari Mean T
Penyesuaian diri positif, jika nila T > Mean T

No Kriteria adaptasi Favorable Unfavorable Jumlah


1 Kematangan emosional 1,2 3,4 4
2 Kematangan intelektual 6,8 5,7 4
3 Kematangan sosial 11,12 9,10 4
4 Tanggung jawab 14,16 13,15 4
Total 16

c. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang terdiri
dari beberapa kategori untuk memudahkan dalam pengolahan data.
Setiap jawaban diberi kode dengan klasifikasi yang telah ditetapkan.
1) Variabel independen : motivasi
a) Rendah (kode 1)
b) Sedang (kode 2)
c) Tinggi (kode 3)
2) Variabel dependent : adaptasi
a) Adaptasi positif (kode 1)
b) Adaptasi negatif (kode 2)
d. Procesing
Setelah semua lembar kuesioner terisi penuh, dan telah melewati sistem
coding maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat
dianalisis. Data diperoleh dengan cara memasukkan data dari formulir ke
paket program komputer menggunakan SPSS.
e. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali apakah data yang
telah dimasukkan terdapat kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
mungkin terjadi ketika proses memasukkan data pada program aplikasi
komputer.
f. Tabulating
Tabulating adalah proses pengelompokan data ke dalam tabel sesuai
dengan analisis yang diperlukan. Data hasil dari pengumpulan kuesioner
di coding kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Setelah berbentuk tabel,
selanjutnya tabel tersebut akan dianalisis dan dinyatakan dalambentuk
tulisan. Menurut Arikunto (2010) hasil pengolahan data dalam bentuk
presentase kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala
sebagai berikut :
100% : Seluruhnya
76%-99% : Hampir seluruhnya
51%-75% : Sebagian besar
50% : Setengahnya
26%-49% : Hampir setengahnya
1%-25% : Sebagian kecil
0% : Tidak satupun
2. Analisis data
a. Analisa univariat
Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya data dianalisis menggunakan
analisa univariat dengan menjabarkan distribusi frekuensi variabel
individu untuk mencari modus pada setiap variabel.
b. Analisa bivariat
Analisis yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan menggunakan
program SPSS dengan tinskat signifikan α= 0,05. Jika hasil ui statistik
menunjukkan p < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara
motivasi remaja masuk pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren
sabilul muttaqin.
I. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
responden 67 harus dilindungi. Etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu :
1. Informend Concent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden. Tujuannya adalah
agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak selama
pengumpulan data. Apabila subjek bersedia maka harus menandatangani
lembar persetujuan, dan bila subjek menolak maka peneliti tidak akan
memaksa dan menghormati haknya.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan nama subyek pada lembar observasi, tetapi hanya nomor
responden, inisial dan tanda tangan responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, dan tidak akan disebarluaskan
dikalangan umum, hanya kelompok data yang diperlukan saja yang akan
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4. Non-Maleficience (Tidak Merugikan)
Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membahayakan,
menimbulkan cedera fisik dan psikologis selama dilakukan penelitian.
5. Beneficience (Manfaat)
Segala bentuk penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan responden. Penelitian ini memberikan
manfaat kepada responden untuk meningkatkan motivasi agar dapat
beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.
46

DAFTAR PUSTAKAXAli, M., & Asrori, M. (2018) Psikologi. Jakarta : Bumi


Aksara
Aini, N. (2018) Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya Dalam
Keperawtan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Aprilia, Fitria. (2013) Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan
Perilaku Kenakalan Remaja Pada Siswa Sman 1 Grobogan. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
B.Uno, Hamzah. (2011) Teori Motivasi Dan Pengukurannya : Analisis Di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Diana, Mesra. (2017) Strategi Adaptasi Mahasiswa Kristen Di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Riau : Universitas Riau.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2011) Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hadiyana, S. F. (2020). Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan
Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Santri Di Pondok Pesantren
Roudlotul Mutaallimin Wal Mutaallimat Sidoarjo. Orphanet Journal of
Rare Diseases.
Hartono, Dudi. (2016) Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: PSIKOLOGI.
Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Hidayanti, Khoirul Bariyyah. (2016) konsep Diri, Adversity Quotient dan
Penyesuaian Diri pada Remaja. Surabaya: Universitas 17 Agustus.
Khotimah, K., Agrina, A., & Jumaini, J. (2020). Hubungan Remaja Masuk
Pesantren Dengan Kemampuan Adaptasi. Jurnal Ners Indonesia, 10(2), 194.
https://doi.org/10.31258/jni.10.2.194-203
Kurniati, Y., & Susandari. (2015) Hubungan Antara Character Strength Dengan
Penyesuaian Diri Pada Santri Putri Kelas Intensif Ponpes Al Basyariyah
Kabupaten Bandung. Jurnal Prosiding Psikologi, ISSN : 2460-6448.
Diperoleh Tanggal 10 Desember 2020 Dari
Http://Karyailmiah.Unisba.Ac.Id/
Lia Sajidah Rusydayana, A. S. (2020). Pengaruh Kedisiplinan Dan motivasi
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Herodotus: Jurnal Pendidikan IPS,
140–148.
47

Mayangsari, I. (2018) Hubungan Antara Perkembangan dan Kematangan


Terhadap Penyesuaian Diri Santri di Yayasan Pondok Pesantren Nurul
Khoir Surabaya. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Nastasia, Krisnova., & Susilowati, Novi. (2017) Hubungan Motivasi Belajar
Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa SMA Kartika 1-5 Padang. Padang :
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Nursalam. (2011) Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Professional. Jakarta : PT Salemba Medika.
Nurussalam. (2020) Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekan Praktis
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Parji. Wahyudi, Amin., Wardiningsih. (2019) Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasional
Sebagai Variabel Mediasi. Surakarta : Universitas Slamet Riyadi
Surakarta, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol.13 No.1
Perceka, Andhika Lungguh. (2020) Hubungan Motivasi Dan Dukungan Keluarga
Dengan Keinginan Mahasiswa S1 Keperawatan Semester 8 Untuk
Meneruskan Program Profesi Ners. Garut : STIKES Karsa Husada Garut,
JIPP, Vol.4 No.1
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2012) Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan
Profesional. Jakarta: salemba medika.
Pritaningrum, Meidiana., & Hendriani, Wiwin. (2012) Penyesuaian Diri Remaja
yang Tinggal di Pondok Pesantren Modern Nurul Izzah Gresik Pada
Tahun Pertama. Surabaya: Universitas Airlangga.
Putri, Elise., & Panjaitan, Arip, Ambulan. (2016) Hubungan Pengetahuan
Dengan Sikapa Remaja Kelas VIII Terhadap Seks Pranikah Di SMPN 1
Sungai Kakap Tahun 2015. Pontianak: Akademi Kebidanan Panca Bhakti
Pontianak.
Putri, Ida Ayu. 2019. Motivasi Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak Oleh Orang
Tua Dan Karies Gigi Sulung Pada Anak Prasekolah. Denpasar : Poltekes
Kemenkes Denpasar.
48

Qomar, M. 2012. Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju


Demokratisasi Intitusi. Google Book, 1-2. Diperoleh Tanggal 10
Desember 2020 Di Https://Books.Google.Co.Id/
Rohmah, Aida. (2016) Proksi Untuk Mengukur Tingkat Kepercayaan Dan
Tingkat Motivasi Dalam Knowledge Sharing Mahasiswa Di Kelas
Aplikasi Informasi Akuntansi. Lampung Utara: STMIK Surya Intan
Kotabumi.
Rusydayana, Lia, Sajidah., & Supriyanto, Achmad. (2020) Pengaruh
Kedisiplinan Dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa.
Malang : Universitas Negeri Malang.
Susanto, Ahmad. (2018) Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah: Konsep, Teori,
Dan Aplikasinya. Jakarta : Prenadamedia Group.
Uma, Hasminee. (2017) Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap
Penyesuaian Diri Mahasiswa Internasional Di UIN MALANG. Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Yasa, Rawdhah Binti. (2015) Penyesuaian Diri Anak Perempuan Dalam
Menghadapi Perubahan Zaman. Banda Aceh : Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry
49

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengambilan Ijin Data Awal


50

Lampiran 2. Surat Perijinan Data Awal


Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Santri Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin


Di tempat

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Dalam rangka memenuhi tugas akhir program studi S1 Keperawatan, saya
peneliti selaku mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, mengajukan
permohonan kepada Santri Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Remaja
Masuk Pesantren Dengan Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin.”
Penelitian ini tidak akan memberikan akibat yang merugikan bagi santri
sebagai responden. Semua informasi akan dijaga kerahasiaanya dan hanya
digunakan untuk penelitian. Informasi ini diberikan hanya ditujukan untuk
mengembangan ilmu kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan dan tidak
dipergunakan untuk maksud lain.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya,
Peneliti

(Fitria Diana Maghfirotul Inaya)


51

Lampiran 3. Lembar Informasi Untuk Responden

LEMBAR INFORMASI UNTUK RESPONDEN

Nama Peneliti : Fitria Diana Maghfirotul Inaya


Alamat : Rembang, Pasuruan.
Judul Penelitian : Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan
Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging
A. Tujuan Penelitian dan penggunaan hasilnya
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan motivasi remaja
masuk pesantren dengan kemampuan adaptasi di pondok pesantren sabilul
muttaqin.
B. Manfaat bagi peserta penelitian
Diharapkan dapat menambah pengetahuan/wawasan tentang pentingnnya
memiliki motivasi yang kuat agar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan
baru.
C. Metode dan prosedur kerja penelitian
Pada saat penelitian berlangsung semua anggota responden sebanyak 50 Santri
akan dibagikan lembar Kuesioner secara merata, kemudian responden diberikan
instruksi untuk mengisi. Jika semua pertanyaan sudah dijawab maka semua
lembar kuesioner harus dikumpulkan ke peneliti.
D. Resiko yang mungkin timbul
Relatif tidak ada
E. Efek samping penelitian
Relatif tidak ada
F. Jaminan kerahasiaan
Semua informasi data responden selama dilakukan penelitian akan dicatat oleh
peneliti dan digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Informasi tersebut hanya
akan digunakan dengan tidak mengungkapkan identitas responden. Semua
informasi yang dikumpulkan tetap menjadi rahasia dan tidak akan disebutkan
dalam hasil penelitian, laporan atau publikasi kepada siapapun diluar studi
penelitian ini.
52

G. Hak untuk menolak menjadi subjek penelitian


Responden yang tidak bersedia untuk berpartisipasi, tidak akan ada
mendapatkan dampak buruk ataupun sanksi.
H. Partisipasi berdasarkan kesukarelaan dan hak untuk mengundurkan diri
Responden bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian tanpa ada paksaan.
Bagi responden yang sudah memutuskan untuk ikut maka dapat mengundurkan
diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi.
I. Subjek dapat dikeluarkan dari penelitian
Responden dapat dikeluarkan dari penelitian apabila mengalami penurunan
kesehatan ataupun komplikasi.
J. Hal-hal yang perlu diketahui
Penelitian ini dipergunakan untuk tugas akhir mahasiswa, dan akan
dipergunakan sebagaimana mestinya.
K. Kontak Peneliti
Segala pertanyaan dan klasifikasi terkait peneliti dapat menghubungi melalui
081553986652 (Fitria Diana Maghfirotul Inaya). Demikian atas perhatian dan
kesedianya, saya sampaikan terimakasih.
Surabaya,
Peneliti Responden

(…………………..) (…………………)
53

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELTIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur/Jenis Kelamin :
Alamat :
Nomer Telepon/Hp :

Menyatakan setelah memperoleh informasi lengkap dan diberikan


kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu yang ingin saya ketahui, saya
bersedia mengikuti penelitian dengan judul: Hubungan Motivasi Remaja
Masuk Pesantren Dengan Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin
Pungging.
Saya juga dapat menolak dan menjawab pertanyaan yang diberikan
ataupun menarik diri dari persetujuan ini suatu saat, tanpa sanksi apapun.
Demikian persetujuan ini dibuat memahami sepenuhnya terhadap informasi yang
telah diberikan kepada saya serta tanpa adanya paksaan.

Surabaya,
Peneliti Yang menerima penjelasan

(…………………..) (…………………)

Saksi 1 Saksi 2

(……….…..….….) (………….....…...)
54

Lampiran 5. Pengunduran Diri

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur/Jenis Kelamin :
Alamat :
Nomer Telepon/Hp :

Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subjek penelitian.


Dengan judul penelitian: Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren
Dengan Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging.
Demikian lembar pengunduran diri yang saya buat dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya,
Peneliti Yang menerima penjelasan

(…………………..) (…………………)

Saksi 1 Saksi 2

(……….…….…….) (……………..…...)
55

Lampiran 6. Lembar Kuesioner


Petunjuk pengisian Kuesioner:
1. Sebelum membaca pertanyaan dimohon membaca dengan teliti setiap
pertanyaan.
2. Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
3. Semua jawaban diisi oleh santri
Nama siswa (Inisial) :
Jenis kelamin :
Kelas :
Uisa :
Alamat :
Asal sekolah sebelumnya :
Apakah sebelumnya pernah mondok atau tidak :

KUESIONER MOTIVASI

Sangat Setuju Tidak Sangat


No. Pernyataan Setuju Setuju Tidak
Setuju
Motivasi intrinsik
1. Saya masuk pondok pesantren
karena keinginan sendiri
2. Saya selalu semangat dalam
melaksanakan aktivitas belajar di
pondok pesantren
3. Saya masuk pondok pesantren
karena ingin mendapatkan ilmu
agama serta ilmu umum lainnya
4. Dengan masuk pondok pesantren
dapat menunjang untuk meraih cita-
cita saya
5. Saya tidak menyesal masuk pondok
pesantren
Motivasi ektrinsik
6. Saya masuk pondok pesantren
karena dorongan orang tua
7. Saya masuk pondok pesantren
karena ikut-ikutan teman
8. Hukuman merupakan salah satu cara
untuk membangkitkan motivasi
belajar
9. Dengan adanya sarana atau fasilitas
yang lengkap dapat membuat saya
semangat dalam belajar
56

10. Saya mengharap pujian dari orang


tua saat berhasil menyelesaian
belajar di pondok pesantren
57

KUESIONER ADAPTASI

Sangat Setuju Tidak Sangat


No
Pernyataan Setuju Setuju Tidak
.
Setuju
Kematangan emosional
1. Saya mampu untuk bersikap
tenang dalam menghadapi suatu
tugas dan masalah
2. Saya bersyukur atas apa yang saya
miliki saat ini
3. Saya mudah membenci seseorang
yang tidak sependapat dengan
saya
4. Saya tidak dapat mengatasi rasa
cemas bila di depan orang banyak
Kematangan intelektual
5. Saya sering tidak
mempertimbangkan dampak dari
keputusan saya
6. Saya berusaha berperilaku sopan
sesuai dengan aturan pondok
7. Saya tidak dapat konsentrasi
belajar meskipun suasana tenang
8. Saya berusaha memahami
perbedaan karakter teman-teman
di pondok
Kematangan sosial
9. Jika ada teman pondok yang
bertengkar, saya tidak peduli
karena bukan urusan saya
10. Saya tidak mampu menyesuaikan
diri untuk belajar bersama dan
saya lebih memilih untuk
menyendiri
11. Ketika saya tidak mampu
menyelesaikan masalah atau suatu
pekerjaan, saya meminta bantuan
orang lain
12. Jika ada teman pondok yang
sedang belajar atau mengerjakan
tugas, maka saya berusaha
menjaga ketenangan di kamar
Tanggung jawab
13. Apabila saya mendapat tugas dari
ustadz atau ustadzah saya akan
memberikan tugas tersebut kepada
58

teman yang lain


14. Saya selalu mempertimbangkan
apa yang pantas saya lakukan dan
apa yang tidak pantas saya
lakukan
15. Ketika lelah, saya malas
mengikuti kegiatan wajib pondok
16. Meskipun banyak kekurangan,
saya tetap berusaha menjadi lebih
baik lagi
63

Lampiran 7. Lembar Konsultasi

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX
(031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA

Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

LEMBAR KONSULTASI
NAMA : Fitria Diana Maghfirotul Inaya
NIM : 1130017001
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Proposal : Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan Adaptasi
Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging.
Dosen Pembimbing : Fitria Dwi Anggraini., SST., M.Kes.

No. Tanggal Materi konsul Tanda Tangan

Mahasiswa Pembimbing

1. 19 oktober 2020 Konsul Judul + latar


belakang

2. 17 november 2020 Konsul Judul + latar


belakang

3. 25 november 2020 Konsul judul + latar


belakang

4. 10 desember 2020 Konsul Bab 1

5. 11 januari 2021 Konsul Revisi Bab 1

6. 05 februari 2021 Konsultasi bab 1, 2, 3


64

7. 17 februari 2021 Konsultasi bab 1, 2, 3


(Revisi)

8. 02 maret 2021 Konsultasi bab 1,2,3,4


(Revisi)

9. 17 maret 2021 Konsultasi bab 1,2,3,4


(Revisi)

10. 20 maret 2021 Konsultasi bab 1,2,3,4


(Revisi)

11. 29 maret 2021 Konsultasi bab 1,2,3,4


(Revisi)

12. 5 april 2021 Konsultasi bab 1,2,3,4


(Revisi)

13. 14 april 2021 Konsultasi bab 1,2,3,4


(Revisi)

Mengetahui,
Kaprodi S1 Keperawatan

Siti Nurjanah, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP.020671

Anda mungkin juga menyukai