DOSEN PEMBIMBING :
FITRIA DWI ANGGRAINI., SST., M.Kes.
i
HUBUNGAN MOTIVASI REMAJA MASUK PESANTREN DENGAN
ADAPTASI DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
FITRIA DIANA MAGHFIROTUL INAYA
NIM: 1130017001
i
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS
Proposal Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 1130017001
Tanda Tangan :
Tanggal :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Disetujui Oleh:
Pembimbing,
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
NPP. 0206713
iii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN MOTIVASI REMAJA MASUK PESANTREN DENGAN
ADAPTASI DI PONDOK PESANTREN SABILUL MUTTAQIN
PUNGGING
Oleh:
Pembimbing:
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
iv
Proposal Skripsi ini telah diajukan oleh :
Nama : Fitria Diana Maghfirotul Inaya
NIM : 1130017001
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan
Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging
1. Ketua Penguji,
Fritria Dwi Anggraini., SST., M.Kes. : ............. .............
NPP. 0710784
2. Penguji 1,
Firdaus, S. Kep.Ns, M.Kes : ....................... ...
NPP. 9206362
3. Penguji 2,
Nanik Handayani, S.Kep.Ns., M.Kes : ................ ..........
NPP. 9111327
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Non-
Ekslusif ini perpustakaan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempubikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak
cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Surabaya
Pada tanggal :
Yang menyatakan
vi
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
vii
KATA PENGANTAR
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal dan
perbuatan yang telah di berikan dan penulis menyadari bahwa proposal ini belum
sempurna, oleh karena itu saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan proposal ini.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis dan pihak yang membutuhkannya.
Surabaya,
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
Sampul dalam.....................................................................................................i
Lembar Pernyataan Orsinalitas..........................................................................ii
Lembar Persetujuan Proposal.............................................................................iii
Lembar Pengesahan............................................................................................iv
Lembar Penetapan Penguji.................................................................................v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk
Kepentingan Akademik......................................................................................vi
Pedoman Penggunaan Skripsi............................................................................vii
Kata Pengantar...................................................................................................viii
Daftar Isi.............................................................................................................ix
Daftar Tabel........................................................................................................x
Daftar Gambar....................................................................................................xi
Daftar Lampiran.................................................................................................xii
Daftar Simbol dan Singkatan.............................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................2
B. Batasan Masalah ............................................................................................5
C. Rumusan Masalah..........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian.........................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motivasi............................................................................................7
B. Konsep Adaptasi............................................................................................11
C. Konsep Remaja..............................................................................................16
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual Penelitian....................................................................30
B. Hipotesis Penelitian.......................................................................................31
BAB 4 METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian.......................................................32
B. Populasi Penelitian.........................................................................................32
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel................................32
D. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................33
E. Kerangka Kerja Penelitian.............................................................................34
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................................35
G. Instrument Penelitian dan Cara Pengumpulan Data......................................36
H. Pengolahan Data dan Analisa Data................................................................37
I. Etika Penelitian ............................................................................................40
Daftar Pustaka........ ............................................................................................43
Lampiran............................................................................................................49
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
Arti Simbol
& : dan
% : Presentase
= : Sama dengan
- : Sampai
/ : Atau
> : Lebih dari
< : Kurang dari
≤ : Kurang dari sama dengan
√ : Centang
ρ : Probability
α : Alfa
d : Tingkat Signifikan
N : Populasi
n : Sampel
x : Skor yang diperoleh seseorang
x : Nilai rata-rata
∑ : Jumlah
Singkatan
dkk : dan kawan-kawan
Ka. Prodi : Ketua Program Studi
M.Kep : Magister Keperawatan
M.Kes : Magister Kesehatan
NIM : Nomer Induk Mahasiswa
NPP : Nomer Pokok Pegawai
Ns : Ners
Prodi : Program Studi
S.Kep : Sarjana Keperawatan
S.ST : Sarjana Sains Terapan
UNUSA : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Yth, : Yang Terhormat
xiii
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyesuaian diri merupakan suatu hal yang sering dihadapi oleh semua
orang tidak memandang usia, anak-anak, remaja, bahkan dewasapun masih
membutuhkan penyesuaian diri ketika dimanapun dan kapanpun dengan tempat
yang baru. Salah satu individu yang membutuhkan penyesuaian diri dilingkungan
baru yaitu santri. Santri yang baru memasuki pesantren atau lingkungan baru,
tentu memiliki lingkungan dan kehidupan yang berbeda, seperti mencuci baju
secara mandiri, tidur bersama orang lain yang bukan dari keluarga, berbagi
makanan dengan orang lain, terpisah dari orang tua, menemukan berbagai jenis
karakter orang, menemukan kemampuan yang berbeda di setiap orang. Orang tua
pada umumnya memasukkan anaknya ke dalam pesantren dengan harapan agar
menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mendalami ilmu agama, lebih mandiri dan
sebagainya. Namun kenyataannya beberapa dari mereka mengalami kesulitan
dalam beradaptasi dengan alasan masuk pondok adalah sebuah paksaan dan
tuntutan, tidak cocok dengan teman pondok, tidak mampu menempuh pelajaran
yang ditetapkan membuat mereka tidak betah, cemas, khawatir, tertekan, minder
dengan kemampuan yang dimiliki. Sehingga menimbulkan keinginan melarikan
diri dari pondok atau memaksa pulang (Hadiyana, 2020). Fenomena tersebut juga
terjadi pada pondok pesantren sabilul muttaqin dimana santri baru yang
mengalami kesulitan dalam beradaptasi, kecemasan, minder, kekhawatiran serta
meminta pulang kerumah dan tidak ingin kembali ke pesantren.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan, dari 6 santri,
diantaranya sempat tidak dapat beradaptasi dalam pondok dikarenakan paksaan
dari orang tua untuk melanjutkan pendidikan dipesantren, dan bukan dari
keinginan diri sendiri, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi remaja
untuk meneruskan pendidikan selama di pesantren. Hal tersebut menjadikan
seorang santri cenderung kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan
pesantren. (jika ada.. ceritakan, apakah ada yg pernah sampaii keluar/sakit krn tdk
bs beradaptasi?
3
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi motivasi remaja masuk pesantren pada santri pondok
pesantren sabilul muttaqin pungging.
b. Mengidentifikasi adaptasi pada santri pondok pesantren sabilul muttaqin
pungging.
c. Menganalisis hubungan motivasi remaja masuk pesantren dengan
adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin pungging.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan motivasi remaja masuk
pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin
pungging.
b. Sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan, sehingga dapat
membantu mengembangkan teori.
2. Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang riset dan
penelitian, khususnya mengenai hubungan motivasi remaja masuk
pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren sabilul muttaqin
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Motivasi
1. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif
merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau
suatu tenaga di dalam diri manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau
melakukan sesuatu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) dalam Parji Dkk
(2016) Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia.
Motivasi merupakan dorongan pergerakan untuk mencapai tujuan tertentu,
baik disadari ataupun tidak disadari oleh seseorang, dan kekuatan yang beraksi
dalam diri seseorang (Dewi, Indriyani, 2012). Motivasi adalah dorongan yang
dilakukan individu untuk mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu
berbentuk suatu aktivitas nyata berupa fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya
Menurut Djamarah (2011).
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri
seseorang yang dapat mengaktifkan, mendorong, mengarahkan perilakau
seseorang. Motivasi ada pada diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan
dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Macam Motivasi
Memotivasi adalah proses untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
(Stoner dan Freeman dalam Nursalam, 2011). Menurut bentuknya motivasi terdiri
atas :
a. Motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam individu.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar individu
c. Motivasi tersedak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit
secara serentak dan menghentak dengan cepat sekali.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Sudrajat (2008) dalam Rusydayana & Supriyanto (2020) beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi adalah :
a. Faktor Intrinsik
1) Pengetahuan
Apabila pengetahuan itu mempeunyai sasaran tertentu, memunyai metode
atau pendekatan untuk mengkahi objek tersebut sehingga memperoleh hasil
yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka
terbentuklah disiplin ilmu.
2) Usia
Faktor usia sangat mempengaruhi motivasi seseorang, motivasi pada
seseorang yang berusia lanjut akan berbeda dengan usia muda. Pada usia
remaja seseorang merupakan periode pertumbuhan fungsi tubuh dalam
tingkat yang optimal, dengan tingkat kematangan emosional, intelektual dan
social, sedangkan dewasa secara umum merupakan puncak kejayaan social,
kesejahteraan, sukses ekonomi dan stabil, maka dari itu usia berpengaruh
terhadap motivasi seseorang dalam berbagai kegiatan. Usia mempengaruhi
daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambahnya usia
semakin bertambah pula daya tangkap dan pola pikie, sehingga pengetahuan
yang diperoleh semakin baik.
3) Persepsi
Presipsi seseorang mengenai pemahaman dan evaluasi pada diri sendiri.
Presepsi adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan
menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi
serta meraba.
4) Harga diri
Harga diri, perasaan menjaga pada harga dan jati diri. Harga diri yang
rendah merupakan evaluasi dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative baik langsung ataupun tidak langsung.
5) Harapan
Harapan, keinginan dan motivasi seseorang pada masa yang akan dating
merupakan sebuah ideal diri yaitu persepsi individual tentang bagaimana
keinginan atau nilai pribadi tertentu.
6) Kebutuhan
Kebutuhan akan sangat mempengaruhi motivasi seseorang untuk
mempersiapkan stimulus untuk dicapai.
7) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pada tingkat
motivasi seseorang. Factor pendidikan besar pengaruhnya terhadap
peningkatan motivasi seseorang. Pendidikan adalah suatu proses dimana
manusia membina perkembangan manusia lain secara sadar dan berencana.
8) Keinginan
Sebuah tujuan dari seseorang untuk dicapai.
b. Faktor Entrinsik
1) Lingkungan
Sesuatu yang asing seperti lingkungan sering di persepsikan salah atau
ringan, sehingga perlu pemahaman yang mendalam tentang hal-hal baru,
dan pertimbangan social budaya pada daerah tersebut.
2) Imbalan
Penghargaan dapat di artikan sebagai kekuatan untuk bertindak dengan
suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu penghargaan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh sesuatu keluaran tertentu pada daya Tarik dari
keluaran bagi individu tersebut.
3) Status Budaya
Kebudayaan dalam tatanan masyarakat merupakan sati system yang
dipegang teguh oleh masyarakat, tidak ada sanksi hokum yang tegas bagi
yang melanggarnya, hanya saja berupa teguran dan sanksi moral berupa
dikucilkan.
4) Pekerjaan
Jenis dan sifatnya yang dianggap sesuai oleh seseorang akan dijalaninya
dengan penuh tanggung jawab dan kebesaran hati.
4. Klasifikasi Motivasi
Klasifikasi motivasi menurut Irwanto (2008) dalam Putri (2019) dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Motivasi Kuat
Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan
sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi,
dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa lansia akan mudah dalam
melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi.
2. Motivasi Sedang
Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan
yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang
rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapi.
3. Motivasi Lemah
Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan
keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi
seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan
baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar
lebih produktif dan berguna.
5. Indikator Motivasi
Menurut B Uno, Hamzah (2011), indicator motivasi:
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
b. Adanya dorongan kebutuhan untuk melakukan kegiatan
c. Adanya harapan dan cita cita
d. Penghargaan dan penghormatan atas diri sendiri
e. Adanya lingkungan yang baik dan menarik
6. Pengukuran Motivasi
Teknik skala yang digunakan untuk mengukur motivasi yaitu menggunakan
skala likert (B Uno, Hamzah, 2011). Skala ini digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di
masyarakat atau yang dialaminya. Setiap item pernyataan positif diberikan skor
1-4 yang berarti (skor 1: sangat tidak setuju; skor 2: tidak setuju; skor 3: setuju;
skor 4: sangat setuju). Adapun item pernyataan negatif diberikan skor 1-4 yang
berarti (skor 1: sangat setuju; skor 2: setuju; skor 3: tidak setuju; skor 4: sangat
tidak setuju).
Angket ini disusun dan dikembangkan berdasarkan dua dimensi dan indikator
(B Uno, Hamzah, 2011).
No Dimensi Indikator
1. Intrinsik (Dari dalam) a. Tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
b. Melaksanakan tugas dengan target
yang jelas
c. Memiliki tujuan yang jelas dan
menantang
d. Ada umpan balik atas sesuatu hal
yang telah dikerjakan
e. Memiliki perasaan senang dalam
melakukan tugas
f. Selalu berusaha untu menjadi yang
terbaik
g. Mengutamakan prestasi dari apa yang
dikerjakan
2. Ekstrinsik (Dari luar) a. Selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya
b. Senang memperoleh pujian dari apa
yang dikerjakan
c. Melakukan sesuatu dengan harapan
ingin memperoleh insentif
d. Melakukan sesuatu dengan harapan
ingin memperoleh perhatian dari
orang lain
B. Konsep Adaptasi
1. Definisi Adaptasi
Roy menempatkan proses adaptasi sebagai sejumlah unsur yang saling
berkaitan yang membentuk satu kesatuan berorientasi pada tujuan dan berbagai
sistem tersebut bersifat konstan dalam hal komunikasi (Aini, 2018).
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan,
penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan
lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan
pribadi (Diana, 2017). Sementara itu Bannet (1996) dalam Diana (2017)
menyatakan arti dasar adaptasi ialah mekanisme penyesuaian yang dimanfaatkan
manusia sepanjang kehidupanya. Proses adaptasi merupakan tanggapan manusia
untuk melangsungkan kehidupanya di masa sekarang dan masa depan sebagai
kelanjutan dari kehidupanya di masa lalu, dan sebagai hasil interaksi manusia
dengan lingkungan hidupnya.
W.A Gerungan menjelaskan dalam Hartono (2016) bahwa penyesuaian diri
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplasti), sedangkan mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif (alloplasti). Sedangkan menurut
Soeharto Herdjan dalam Hartono (2016) menjelaskan ten tang penyesuaian diri
sebagai suatu usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan
hambatan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa adaptasi merupakan usaha
individu mengatasi atau menyesuaikan diri terhadap kejadian yang dialaminya.
Adaptasi merupakan suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas (task
oriented).
2. Macam Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh srcara alamiah atau
secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor
yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbangan.
b. Adaptasi psikologis
Adaptasi psikologis merupakan suatu proses penyesuaian secara psikologis
akibat adanya stresor, dengan caramemberikan mekanisme pertahanan diri
dengan harapan dapat melindungi dan bertahan dari serangan yang tidak
menyenangkan. Indikator Terdapat dua cara untuk dapat mempertahankan diri
dari berbagai stresor yaitu dengan cara:
a) Ask Oriented Reaction (reaksi berorientasi pada tugas)Reaksi ini merupakan
koping yang digunakan untuk mengatasi masalah yang berorientasi pada
pross penyelesaian masalah, meliputi afektif, kognitif, dan psikomotor.
Contoh reaksi yang bisa dilakukan yaitu berbicara dengan orang lain,
mencari informasi tentang keadaan yang dialami, melakukan latihan yang
dapat mengurangi stres, serta dapat membuat alternatif pemecahan masalah.
b) Ego Oriented Reaction ( reaksi berorientasi dengan ego)
1. Rasionalisasi: usaha untuk menghindari masalah psikologis dengan
memberikan alasan yang rasional, sehingga masalah dapat teratasi.
2. Displacement: suatu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
psikologis dengan cara memindahkan tingkah laku pada objek lain,
sebagai contoh jika seseorang terganggu dengan kondisi ramai, maka
teman yang disalahkan.
3. Kompensasi: upaya untuk mengatasi masalah dengan mencari kepuasan
pada situasi yang lain, seperti seseorangyang memiliki masalah
penurunan daya ingat maka akan menonjolkan kemampuan yang
dimilikinya.
4. Proyeksi: merupakan mekanisme pertahanan diri dengan memposisikan
sifat batin diri sediri kedalam sifat batin orang lain, seperti ketika
membenci orang lain kemudian mengatakan pada orang bahwa orang
lain membencinya.
5. Represi: upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dengan cara
menghilangkan fikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan dan
sengaja dilupakan.
6. Supresi: upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dengan
menekan masalah yang tidak diterima dengan sadar serta individu tidak
mau memikirkan hal yang kurang menyenangkan.
7. Denial: upaya pertahanan diri dengan cara penolakan terhadap masalah
yang sedang dihadapi atau tidak mau menerima kenyataan yang
dihadapinya.
c. Adaptasi perkembangan
Pada setiap tahap, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan
dengan menunjukkkan karekteristik perilaku dari tahap perkembangan dengan
menunjukkan karekteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stres
yang berkepanjangan dapat menganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan dalam bentukyang ekstrem, stres yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan kritik.
Selain itu, menurut Irianti (2010) dalam Hadiyana (2020) menyebutkan proses
penyesuaian diri ada 2 jenis, yaitu :
Setiap item favorable (pernyataan positif) diberikan skor 1-4 yang berarti (skor 1:
sangat tidak setuju; skor 2: tidak setuju; skor 3: setuju; skor 4: sangat setuju).
Adapun item unfavorable (pernyataan negatif) diberikan skor 1-4 yang berarti
(skor 1: sangat setuju; skor 2: setuju; skor 3: tidak setuju; skor 4: sangat tidak
setuju).
Ketentuan kategori atau kriteria penyesuaian diri dalam Mayangsari (2018)
sebagai berikut:
No Aspek Indikator
1. Kematangan emosional a. Kemantapan suasana kehidupan
emosional
b. Kemantapan suasana kehidupan
kebersamaan dengan orang lain
c. Kemampuan untuk santai, gembira, dan
menyatakan kejengkelan
d. Sikap dan perasaan terhadap
kemampuan dan kenyataan diri sendiri
e. Kemampuan mengatasi stres dan
kecemasan
2. Kematangan intelektual a. Kemampuan mencapai wawasan diri
sendiri
b. Kemampuan memahami orang lain dan
keragamannya
c. Kemampuan mengambil keputusan
d. Keterbukaan dalam mengenal
lingkungan
3. Kematangan sosial a. Keterlibatan dalam partisipasi social
b. Kesediaan kerja sama
c. Kemampuan kepemimpinan
d. Sikap toleransi
e. Keakraban dalam pergaulan
4. Tanggung jawab a. Sikap produktif dalam
mengembangkan diri
b. Melakukan perencanaan dan
melaksanakannya secara fleksibel
c. Sikap altruism, empati, bersahabat
dalam lingkungan interpersonal
d. Kesadaran akan etika dan hidup jujur
e. Melihat perilaku dari segi konsekuensi
atas dari system nilai
f. Kemampuan bertindak independen
C. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja adalah individu yang sedang mengalami perubahan dari masa anak-
anak menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa remaja ini merupakan masa perubahan atau
perlaihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan
biologi, perubahan sosial dan psikologis. Perubahan psikologis meliputi
perubahan emosi seperti sensitive (mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi),
mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi
(Notoatmojo, 2007 yang dikutip Putri&Panjaitan, 2016).
Menurut Hidayati (2016) Berdasarkan umur kronologis dan berbagai
kepentingan, terdapat beberapa definisi remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Pada buku pediatric, pada umumnya mengidentifikasi remaja adalah bila
seorang anak sudah mencapai umur 10-18 tahun untuk perempuan dan 12-20
tahun untuk laki-laki.
b. Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun yang masih belum
menikah.
c. Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah
mencapai umur 16-18 tahun atau yang sudah menikah dan memiliki tempat
tinggal.
d. Menurut UU perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja
apabila cukup matang untuk menikah, yaitu untuk anak laki-laki.
e. Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang
sesuai yaitu saat lulus usia sekolah menengah.
f. Menurut World Health Education WHO (2018), masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak menuju ke dewasa, dimana pertumbuhan itu
terjadi sangat pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga dapat mempengaruhi
terjadinya perubahan perkembangan baik fisik, mental maupun sosial.
2. Kategori Remaja
Kategori remaja berdasarkan umur menurut Pieter & Lubis (2012) adalah :
1. Remaja Awal (12-15 tahun)
a. Mulai menerima kondisi dirinya.
b. Berkembangnya cara berpikir.
c. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan potensi.
d. Bersikap overestimate, seperti meremahkan segala masalah, meremehkan
kemampuan orang lain dan terkesan sombong.
e. Akibat sombong menjadikan remaja gegabah dan kurang waspada.
f. Proporsi tubuh semakin proporsional.
g. Tindakan masih kanak-kanak, akibat ketidakstabilan emosi.
h. Sikap dan moralitasnya masih bersifat egosentris.
i. Banyak perubahan dalam kecerdasan dan kemampuan mental.
j. Selalu merasa kebingungan dalam status.
k. Periode yang sulit dan kritis.
2. Remaja Tengah (15-18 tahun)
a. Bentuk fisik makin sempurna dan mirip dengan orang dewasa.
b. Perkembangan sosial dan intelektual lebih sempurna.
c. Semakin berkembangan keinginan untuk mendapatkan status.
d. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat.
e. Keinginan untuk menolong dan ditolong orang lain.
f. Pergaulan sudah mengarah pada heteroseksual.
g. Belajar bertanggung jawab.
h. Apatis akibat selalu ditentang sehingga malas mengulanginya.
i. Perilaku agresif akibat diperlakukan seperti kanak-kanak.
3. Remaja Akhir (18-21 tahun)
a. Disebut dewasa muda dan meninggalkan dunia kanak-kanak.
b. Berlatih mandiri dalam membuat keputusan.
c. Kematangan emosional dan belajar mengendalikan emosi.
d. Dapat berpikir objektif sehingga mampu bersiakp sesuai situasi.
e. Belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku.
f. Membina hubungan sosial secara heteroseksual.
3. Ciri-ciri Masa Remaja
a. Sebagai Periode Peralihan
Peralihan berarti terputus atau berubah dari apa yang pernah terjadi
sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan satu tahap ke tahap
berikutnya. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan dampak
dimasa akan datang.
b. Periode Mencari Identitas Diri Kini
remaja merasa tidak puas lagi unyuk sama dengan temannya. Remaja selalu
mencari identitas diri guna menjelaskan dirinya apa perannya. Tugas
penting yang dihadapi remaja ialah sense of individual identity, yaitu
mencari jawaban dari pertanyaan mengenai dirinya, mencakup keputusan
dan standar-standar tindakan. Mencari identitas dan mengangkat harga diri
akan membuat remaja memakai simbol status harga diri. Manakala
pandangan orang tua berbeda dengan pandangan teman sebaya atau figur
tokoh ideal., memungkinkan timbulnya konflik. Konflik membuat bingung
peran (role confusion). Namun, dia mencoba mereduksi konflik peran secara
bergantian, terutama menghadapi kesulitan dan mensintesikan berbagai
peran menjadi satu identitas diri. Oleh dasar ini, remaja suka bereksperimen
dalam menjalankan peran sesuai waktu dan situasi untuk mendapatkan rasa
bahagia.
c. Usia bermasalah Dikatakan periode remaja sebagai usia banyak masalah
karena tindakan- tindakan remaja selalu mengarah kepada:
1. Keinginan untuk menyendiri (desire of isolation).
2. Berkurangnya keinginan bekerja (disindinatiaon to work).
3. Kurangnya koordinasi fungsi-fungsi tubuh (incoordination).
4. Kejenuhan (boredem).
5. Kegelisahaan (restlessness).
6. Penantangan sosial (social antagonism).
7. Kepekaaan terhadap perasaan (heightened emotionality).
8. Kurang percaya diri (lack of self-confidence).
9. Timbulnya minat seks (preoccupation with sex).
10. Kepekaan terhadap susila (execessive modesty).
11. Kekuasaan berkhayal (day dreaming).
d. Usia Menakutkan
Dikatakan sebagai usia menakutkan karena adanya strereotip yang
berdampak buruk terhadap perkembangan remaja, seperti kurang tanggung
jawab, kurang simpatik, dan tidak mampu kerjasama dengan orang tua atau
orang dewasa, tidak rapi, tidak dapat dipercayai, dan berperilaku merusak.
e. Masa Tidak Realistik
Remaja selalu melihat kehidupan ini menurut pandangan dan penilaian
pribadinya, bukan melihat menurut fakta, terutama pemilihan cita-cita. Cita-
cita yang tidak realistik dapat mengakibatkan remaja mengalami ketengagan
emosi. Semakin tidak realistik cita-citanya maka semakin midah marah,
sakit hati, dan frustasi.
f. Merupakan Ambang Batas dengan Masa Dewasa
Semakin mendekatinya usia kematangan, remaja menjadi gelisah untuk
meningggalkan stereotip yang dibawa dri tahun ketahun sebelumnnya.
Sementara untuk melakukan tindakan seperti orang dewasa belum cukup.
Oleh karena itu, remaja memusatkan perilakunya yang selaras dengan status
orang dewasa, seperti memulai merokok,nminuman keras, narkoba , dan
perilaku seks bebas.
g. Periode Meningginya Emosi
Meningginya intensitas emosi sangat tergantung kepada dampak perubahan
fisik dan kehidupan psikologis remaja. Artinya, jika semakin banyak terjadi
perubahannya dan tidak terkendali oleh remaja, maka semakin meniggi pula
emosinya.
h. Perubahan Sikap dan Perilaku
Selama masa remaja akan banyak mengalami perubahan sikap dan perilaku.
Faktor penyebabnya yaitu perubahan nilai-nialai. Apa yang terjadi masa
kanak-kanak akan terjadi pula pada masa remaja. Yang membedakannya
yaitu pola hubungan sosial dan tidak hanya mencari popularitas, namun
pada kualitas.
i. Periode Ambivalen
Dikatakan sebagai periode ambivalen karena disatu sisi remaja
mengingnkan kebebasan, tetapi disis lain masih takut bertanggung jawab
dan ragu atas kemampuannya. Selama masa ambivalen remaja menjadi
frustasi dan mengalami konflik (Pieter & Lubis, 2012).
4. Karakteristik Remaja Yang Dapat Menimbulkan Berbagai Permasalahan
Menurut Gunarsa (1989) dalam Aprilia (2013)Beberapa karakteristik remaja
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan- pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup
memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok
30
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Faktor yang
Faktor yang
mempengaruhi
mempengaruhi
motivasi :
proses adaptasi :
1. Faktor intrinsik
1. Kondisi
a. Pengetahuan
b. Usia fisik Adaptasi di
c. Persepsi 2. Kepribad pondok pesantren
d. Harga diri
e. Harapan ian
f. Kebutuahan 3. Motivasi
g. Pendidikan
4. Proses
h. Keinginan
2. Faktor entrinsik belajar
a. Adaptasi
b. Lingkungan
c. Imbalan
BAB 4
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
analitik, karena penelitian ini tidak memberi perlakuan terhadap responden, dan
bertujuan untuk menganalisis hubungan motivasi remaja masuk pesantren dengan
kemampuan adaptasi di pondok pesantren. Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah cross sectional, dimana peneliti melakukan pengumpulan,
pengukuran, dan pengamatan pada saat bersamaan.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua santri baru yang sudah berada
dipondok selama 3 bulan sebesar 100 santri baru.
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
1. Sampel
Sampel terdiri dari subjek penelitian (responden) yang menjadi sumber data
yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik sampling. Sampel dalam penelitian
ini adalah sebagian santri baru pondok pesantren sabilul muttaqin.
2. Besar sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel. Pada
penelitian ini besar sampel yang ditetapkan berdasarkan rumus sebagai
berikut :
N
n= 2
1+ N ( d )
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat signifikan (0,05)
Dengan rumus di atas, maka sempel yang diinginkan adalah :
Diketahui :
N = 80 orang
d = 0,05
N
n= 2
1+ N ( 0,05 )
100
n=
1+100 ( 0,05 )2
100
n= ❑
1+100 ( 0,0025 )
100
n=
1+0,125
100
n=
1,125
n=¿80
Jadi, besar sampel dalam penelitian ini sebesar 80 responden.
3. Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sempel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
probability sampling dimana semua subyek berkesempatan untuk menjadi
sempel dengan teknik simple random smpling dimana pengambilan sampel
secara acak atau undian dengan menulis nama-nama santri di kertas kecil
atau menulis nomer sesuai absensi peserta responden kemudian diambil
secara acak dan nama atau nomer absen yang muncul akan menjadi
responden.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian akan dilaksanakan di pondok pesantren sabilul muttaqin. Adapun
alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah :
a. Terdapat masalah di tempat penelitian bahwa ada beberapa santri yang
memiliki motivasi rendah dan sulit untuk beradaptasi pada lingkungan
pondok pesantren.
b. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian yang serupa
c. Peneliti sudah mengenal lokasi penelitian, sehingga dapat mempermudah
dalam pengumpulan data.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021
E. Kerangka Operasional Penelitian
Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua santri baru pondok pesantren sabilul
muttaqin sebesar 100 responden
Teknik Sampling
Menggunakan probability sampling dengan metode simple random sampling
Sampel
Sebagian remaja pondok pesantren sabilul muttaqin berjumlah 80 responden
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan kuesonier motivasi dan adaptasi
Pengolahan data
Dilakukan editing, scoring, coding, processing, cleaning, dan tabulating.
Hasil penelitian
Skala
Variabel Definisi Operasional Kategori dan Kriteria
Pengukuran
Variabel Motivasi adalah Suatu 1. Dikatakan Ordinal
independen energi yang menggerakan Motivasi Kuat
: individu untuk apabila : 67 –
Motivasi mendorong atau 100% (kode 3)
menggerakan untuk 2. Dikatakan
mencapai sebuah tujuan. Motivasi Sedang
Dengan indikator : apabila : 34 – 66%
a. Motivasi intrinsik (kode 2)
b. Motivasi ekstrinsik 3. Dikatakan
Motivasi lemah
apabila : 0 – 33%
(kode 1)
c. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang terdiri
dari beberapa kategori untuk memudahkan dalam pengolahan data.
Setiap jawaban diberi kode dengan klasifikasi yang telah ditetapkan.
1) Variabel independen : motivasi
a) Rendah (kode 1)
b) Sedang (kode 2)
c) Tinggi (kode 3)
2) Variabel dependent : adaptasi
a) Adaptasi positif (kode 1)
b) Adaptasi negatif (kode 2)
d. Procesing
Setelah semua lembar kuesioner terisi penuh, dan telah melewati sistem
coding maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat
dianalisis. Data diperoleh dengan cara memasukkan data dari formulir ke
paket program komputer menggunakan SPSS.
e. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali apakah data yang
telah dimasukkan terdapat kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
mungkin terjadi ketika proses memasukkan data pada program aplikasi
komputer.
f. Tabulating
Tabulating adalah proses pengelompokan data ke dalam tabel sesuai
dengan analisis yang diperlukan. Data hasil dari pengumpulan kuesioner
di coding kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Setelah berbentuk tabel,
selanjutnya tabel tersebut akan dianalisis dan dinyatakan dalambentuk
tulisan. Menurut Arikunto (2010) hasil pengolahan data dalam bentuk
presentase kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan skala
sebagai berikut :
100% : Seluruhnya
76%-99% : Hampir seluruhnya
51%-75% : Sebagian besar
50% : Setengahnya
26%-49% : Hampir setengahnya
1%-25% : Sebagian kecil
0% : Tidak satupun
2. Analisis data
a. Analisa univariat
Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya data dianalisis menggunakan
analisa univariat dengan menjabarkan distribusi frekuensi variabel
individu untuk mencari modus pada setiap variabel.
b. Analisa bivariat
Analisis yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan menggunakan
program SPSS dengan tinskat signifikan α= 0,05. Jika hasil ui statistik
menunjukkan p < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara
motivasi remaja masuk pesantren dengan adaptasi di pondok pesantren
sabilul muttaqin.
I. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
responden 67 harus dilindungi. Etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu :
1. Informend Concent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden. Tujuannya adalah
agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak selama
pengumpulan data. Apabila subjek bersedia maka harus menandatangani
lembar persetujuan, dan bila subjek menolak maka peneliti tidak akan
memaksa dan menghormati haknya.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan nama subyek pada lembar observasi, tetapi hanya nomor
responden, inisial dan tanda tangan responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti, dan tidak akan disebarluaskan
dikalangan umum, hanya kelompok data yang diperlukan saja yang akan
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4. Non-Maleficience (Tidak Merugikan)
Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membahayakan,
menimbulkan cedera fisik dan psikologis selama dilakukan penelitian.
5. Beneficience (Manfaat)
Segala bentuk penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan responden. Penelitian ini memberikan
manfaat kepada responden untuk meningkatkan motivasi agar dapat
beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.
46
LAMPIRAN
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Dalam rangka memenuhi tugas akhir program studi S1 Keperawatan, saya
peneliti selaku mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, mengajukan
permohonan kepada Santri Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Remaja
Masuk Pesantren Dengan Adaptasi Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin.”
Penelitian ini tidak akan memberikan akibat yang merugikan bagi santri
sebagai responden. Semua informasi akan dijaga kerahasiaanya dan hanya
digunakan untuk penelitian. Informasi ini diberikan hanya ditujukan untuk
mengembangan ilmu kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan dan tidak
dipergunakan untuk maksud lain.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Surabaya,
Peneliti
(…………………..) (…………………)
53
Surabaya,
Peneliti Yang menerima penjelasan
(…………………..) (…………………)
Saksi 1 Saksi 2
(……….…..….….) (………….....…...)
54
Surabaya,
Peneliti Yang menerima penjelasan
(…………………..) (…………………)
Saksi 1 Saksi 2
(……….…….…….) (……………..…...)
55
KUESIONER MOTIVASI
KUESIONER ADAPTASI
LEMBAR KONSULTASI
NAMA : Fitria Diana Maghfirotul Inaya
NIM : 1130017001
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Proposal : Hubungan Motivasi Remaja Masuk Pesantren Dengan Adaptasi
Di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Pungging.
Dosen Pembimbing : Fitria Dwi Anggraini., SST., M.Kes.
Mahasiswa Pembimbing
Mengetahui,
Kaprodi S1 Keperawatan