Anda di halaman 1dari 20

PL 3206 MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

GOOD GOVERNANCE

Oleh:

Audina Ananda (118220102)


Berliana Putri Nagamasassti (118220091)
Rama Sanjaya (118220061)
Ikhlas Hidayatullah (118220100)

Kelas RB

Dosen Pengampu :
Ir. Andi Oetomo, M.PI
Adinda Sekar Tanjung, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Metodologi Penelitian .............................................................................. 2
1.5 Sistematika Laporan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Good Governance ....................................................................... 3
2.2 Asas-Asas dalam Good Governace ............................................................... 4
2.3 Prinsip Good Governace ............................................................................... 4
2.4 Perbedaan Good Governace dan Good Government..................................... 8
2.5 Penerapan Good Governace ....................................................................... 10
BAB III STUDI KASUS ....................................................................................... 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 14
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14
4.2 Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 16

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Good governance merupakan wujud dari penerimaan akan penting suatu
perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan,
fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan
publik. Prinsip – prinsip Good governance menjadi sangat penting dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik. Berawal dari arti good governance maka
perlu penyediaan informasi yang relevan dan menggambarkan kinerja sektor
publik yang sangat penting dalam memberikan pertanggungjawaban akan
segala aktivitas kepada semua pihak yang berkepentingan. Dengan demikian
penyelenggaraan prinsip Good governance di Indonesia juga telah diatur dalam
UU No. 32 tahun 2004 tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pemberian informasi mengenai kinerja pegawai pemerintah daerah kepada
masyarakat merupakan cara untuk mengurangi informasi asimetrik di sektor
publik (Mahmudi,2010:8).

Negara berperan memberikan pelayanan demi kesejahteraan rakyat dengan


sistem peradilan yang baik dan sistem pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Good governance menyentuh 3 (tiga)
pihak yaitu pihak pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau
dunia usaha (penggerak ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan
kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling berperan dan mempengaruhi
dalam penyelenggaraan negara yang baik. Sinkronisasi dan harmonisasi antar
pihak tersebut menjadi jawaban besar. Namun dengan keadaan Indonesia saat
ini masih sulit untuk bisa terjadi (Efendi, 2005). Oleh karna itu pada laporan
ini penulis akan membahas mengenai konsep dari good governace, prinsip-
prinsip good governance, penerapan good governace dan studi kasus mengenai
implementasi dari konsep smart city dalam mewujudkan good governance.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana konsep dan implementasi dari konsep smart city dalam
mewujudkan good governance ?”

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan memahami konsep dan implementasi dari good governace.

1.4 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan dalam menyusun laporan ini menggunakan teknik
pengambilan data sekunder, yang mana penulis memperoleh data dari jurnal
jurnal mengenai good governance.

1.5 Sistematika Laporan


BAB I PENDAHULUAN

Dalam BAB ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan,


metodologi penelitian dan sistematika laporan

BAB II PEMBAHASAN

Pada BAB ini berisikan definisi dan pembahasan mengenai good governance.

BAB II STUDI KASUS

Pada BAB ini berisikan pembahasa mengenai studi kasus

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada BAB ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil laporan
ini

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Good Governance


Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya
aktivitas usaha.

Good Governance di Indonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan


diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah
terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi
yang bersih sehingga Good Governance merupakan salah satu alat Reformasi
yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari
perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 15 tahun ini, penerapan
Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya
sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan
kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang
merupakan dua produk utama Good Governance.

Menurut Mardiasmo (1999 : 18) good governance adalah suatu konsep


pendekatan yang berorientasi kepada pembangunan sektor publik oleh
pemerintahan yang baik. Negara dengan birokrasi pemerintahan dituntut untuk
merubah pola pelayanan diri birokratis elitis menjadi birokrasi populis. Dimana
sektor swasta sebagai pengelola sumber daya di luar negara dan birokrasi
pemerintah pun harus memberikan kontribusi dalam usaha pengelolaan sumber
daya yang ada. Penerapan cita good governance pada akhirnya mensyaratkan
keterlibatan organisasi masyarakatnya sebagai kekuatan penyeimbang negara.

3
2.2 Asas-Asas dalam Good Governace
Good governance p diada umumnya diartikan sebagai “Pengelolaan
pemerintahan yang baik.” Kata ‘baik’ disini dimaksudkan sebagai mengikuti
kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Good Governance.
Beberapa unsur pemerintahan yang baik, yang telah memperoleh tempat yang
layak dalam peraturan perundang-undangan di berbagai negara antara lain

1. Asas bertindak cermat.


2. Asas motivasi.
3. Asas kepastian hukum.
4. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan.
5. Asas kebijaksanaan.
6. Asas keadilan dan kewajaran.
7. Asas keseimbangan.
8. Asas perlindungan.
9. Asas penyelenggaraan kepentingan umum. (Hadjon, 1994:95).

2.3 Prinsip Good Governace


Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-
prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak
ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila
ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance.
Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip good governance diurai
satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini:

1. Partisipasi Masyarakat (Participation)


Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara
konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan
yang diambil mencerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka

4
mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan
saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan pendapatnya.
Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara, konsultasi
dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk merangsang
keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif untuk
menyiapkan agenda pembangunan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan
secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan isu
sektoral.

2. Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)


Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan
kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum.
Sehubungan dengan itu, dalam proses mewujudkan cita good governance,
harus diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of law dengan
karakter-karakter antara lain sebagai berikut: Supremasi hukum (the
supremacy of law), Kepastian hukum (legal certainty), Hukum yang
responsif, Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif,
Indepedensi peradilan. Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak
asasi manusia.

3. Transparansi (Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai. Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang
bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi
perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi
yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
Sehingga bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap

5
penyelenggaraan pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang
berpartisipasi dalam pembangunan dan berkurangnya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan.

4. Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha


Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan. Dalam konteks praktek
lapangan dunia usaha, pihak korporasi mempunyai tanggungjawab moral
untuk mendukung bagaimana good governance dapat berjalan dengan baik
di masing-masing lembaganya. Pelaksanaan good governance secara
benar dan konsisten bagi dunia usaha adalah perwujudan dari pelaksanaan
etika bisnis yang seharusnya dimiliki oleh setiap lembaga korporasi yang
ada didunia. Dalam lingkup tertentu etika bisnis berperan sebagai elemen
mendasar dari konsep CSR (Corporate Social Responsibility) yang
dimiliki oleh perusahaan. Pihak perusahaan mempunyai kewajiban
sebagai bagian masyarakat yang lebih luas untuk memberikan
kontribusinya. Praktek good governance menjadi kemudian guidence atau
panduan untuk operasional perusahaan, baik yang dilakukan dalam
kegiatan internal maupun eksternal perusahaan. Internal berkaitan dengan
operasional perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut bekerja,
sedangkan eksternal lebih kepada bagaimana perusahaan tersebut bekerja
dengan stakeholder lainnya, termasuk didalamnya publik.

5. Kesetaraan (Equity)
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Semua warga
masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka. Prinsip kesetaraan menciptakan kepercayaan
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai. Informasi adalah suatu kebutuhan penting

6
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daerah. Berkaitan
dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan
informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya
kepada masyarakat. Pemerintah daerah perlu mendayagunakan berbagai
jalur komunikasi seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui
koran, radio serta televisi lokal. Pemerintah daerah perlu menyiapkan
kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi

6. Berorientasi pada Konsensus (Consensus)


Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses
musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan keputusan tersebut,
selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak, juga akan
menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama, sehingga ia akan
mempunyai kekuatan memaksa (coercive power) bagi semua komponen
yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut. Paradigma ini perlu
dikembangkan dalam konteks pelaksanaan pemerintahan, karena urusan
yang mereka kelola adalah persoalan-persoalan publik yang harus
dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Semakin banyak yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan secara partisipasi, maka akan
semakin banyak aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang terwakili. Tata
pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang
berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa
yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.

7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)


Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas,
pemerintahan yang baik dan bersih juga harus memenuhi kriteria efektif
dan efisien yakni berdaya guna dan berhasil-guna. Kriteria efektif biasanya
di ukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-
besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan

7
sosial. Agar pemerintahan itu efektif dan efisien, maka para pejabat
pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan-perencanaan yang
sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat, dan disusun secara rasional
dan terukur. Dengan perencanaan yang rasional tersebut, maka harapan
partisipasi masyarakat akan dapat digerakkan dengan mudah, karena
program-program itu menjadi bagian dari kebutuhan mereka. Proses-
proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai
kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber
daya yang ada seoptimal mungkin

8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan
mereka. Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan
organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada
masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya
tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. Instrumen dasar
akuntabilitas adalah peraturan perundang-undangan yang ada, dengan
komitmen politik akan akuntabilitas maupun mekanisme
pertanggungjawaban, sedangkan instrumen-instrumen pendukungnya
adalah pedoman tingkah laku dan sistem pemantauan kinerja
penyelenggara pemerintahan dan sistem pengawasan dengan sanksi yang
jelas dan tegas

2.4 Perbedaan Good Governace dan Good Government


Pemerintah (Government) lebih berkaitan dengan lembaga yang mengemban
fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola administrasi
pemerintahan. Di tingkat desa konsep Pemerintah (Government) merujuk pada
Kepala Desa beserta Perangkat Desa.

8
Tata Pemerintahan (Governance) lebih menggambarkan pada pola hubungan
yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Di tingkat desa konsep Tata
Pemerintahan ( Good Governance) merujuk pada pola hubungan antara
pemerintah desa, kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi dan
kelembagaan sosial dalam upaya menciptakan kesepakatan bersama
menyangkut pengaturan proses pemerintahan. Hubungan yang diidealkan
adalah sebuah hubungan yang seimbang dan proporsional antara empat
kelembagaan desa tersebut.

Dengan demikian cakupan Tata Pemerintahan (Governance) lebih luas


dibandingkan dengan Pemerintah (Government), karena unsur yang terlibat
dalam Tata Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang ada di desa,
termasuk didalamnya ada unsur Pemerintah (Government). Hubungan antara
Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan (Governance) bisa
diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika kita hanya menanam
rumput, maka padi tidak akan tumbuh. Tapi jika kita menanam padi maka
rumput dengan sendirinya akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya ingin
menciptakan pemerintah (Government) yang baik, maka Tata Pemerintahan
(Governance) yang baik tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakan Tata
Pemerintahan (Governance) yang baik, maka pemerintah (Government) yang
baik juga akan tercipta.

Di tingkat desa, jika hanya menciptakan Pemerintah desa yang baik, maka tata
pemerintahan desa yang baik belum tentu dapat tercipta. Tapi kalau yang
diciptakan adalah tata pemerintahan desa yang baik maka dengan sendirinya
pemerintah desa yang baik juga akan tercipta. Hal tersebut dikarenakan dalam
penciptaan Tata Pemerintahan Desa Yang Baik telah dilakukan upaya pelibatan
semua kelembagaan desa baik dari pemerintah desa, kelembagaan politik desa,
kelembagaan ekonomi desa serta kelembagaan sosial desa dalam proses
pemerintahan di tingkat desa.

9
2.5 Penerapan Good Governace
Good Governance di Indonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan
diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah
terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi
yang bersih sehingga Good Governance merupakan salah satu alat Reformasi
yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari
perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini, penerapan
Good Governance di Indonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya
sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan
kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang
merupakan dua produk utama Good Governance.

Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya
yang dilakukan pemerintah dalam menciptakan iklim Good Governance yang
baik, diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap
publik mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan
pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut
agar kelak lebih baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan
lembaga – lembaga penunjang pelaksanaan Good governance pun banyak yang
dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik
pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir pengelolaannya dan juga pada era
Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai agent of development
bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang
sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.

Diterapkannya Good Governance di Indonesia tidak hanya membawa dampak


positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu
membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan
lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan

10
akan membawa bangsa Indonesia ke dalam suatu pemerintahan yang bersih
dan amanah

11
BAB III

STUDI KASUS

Good Governance ialah tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam mewujudkan
konsep good governance maka diperlukan sinergi anatar tiga aktor utama, yakni
pemerintah, privat sektor, dan civil society. Contoh studi kasus yang kami ambil
adalah implementasi konsep smart city dalam mewujudkan good governance.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan secara bertahap terus mengupayakan konsep
smart city disemua lini kedinasan terutama dalam hal kualitas pelayanan publik
dengan meningkatkan pelayanan secara real–time dan cepat mulai dari Instansi
terbawah sampai kepada Instansi kedinasan yang lebih tinggi.

Suatu insitusi yang berada dalam sistem pemerintahan pada suatu Negara atau
daerah yang dijalankan oleh aparatur Negara atau birokrasi penyelenggara negara
atau daerah, tentunya bertujuan memberikan suatu pelayanan yang baik atau
pelayan publik guna mencapai suatu pemerintahan yang baik (good governance).
Oleh karena itu, upaya pemahaman konsep birokrasi pemerintah, pelayanan publik,
dan kualitas pelayanan publik pada satu sisi, menempati posisi kunci dalam
disertasi ini, dan pada sisi lain akan menjadi dasar pengembangan pemikiran-
pemikiran kritis terhadap pendefinisian birokrasi pemerintah, pelayanan publik, dan
kualitas pelayanan publik.

Konsep Smart city dianggap sebagai inovasi yang mampu menjawab tantangan di
era digital dalam mewujudkan good governance, oleh sebab itu dalam rangka
menerapkan sebuah konsep Pemerintahan yang cerdas khusus pelayanan Publik
(Publik servis) menuju konsep Smart City Pemerintah Kota Tanggerang Selatan
membangun aplikasi sistem pengaduan dan pelaporan dengan nama SIARAN guna
memudahkan sistem pelayanan dimasyarakat yang dapat diakses melalalui internet
secara online, meliputi pelayanan KTP, KK, SIM dll. Selain itu terdapat aplikasi
“Tangsel Pay“ yang digunakan untuk pembayaran restribusi dan perpajakan untuk
mencegah terjadinya kebocoran anggaran.

12
Namun penerapan konsep pemerintahan yang baik dan cerdas (e-governence)
dalam smart publik di Kota Tangerang Selatan terdapat beberapa kendala dan
hambatan yang dihadapi oleh pemerintah. Hambatan dan kendala yang dihadapi
diantaranya disebabkan oleh kebiasaan masyarakat, budaya dan kultur yang ada
dimasyarakat, belum adanya peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah, Sumber
Daya Manusia (SDM) yang masih minim mengenai pengetahuan berbasis
Teknologi (IT) yang siap menjalankan Program Smart City, ketersediaan anggaran
yang saat ini masih bersifat sentralisasi dan terkait dengan birokrasi,dan kesadaran
masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung konsep Smart City ini.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Good Governance dapat berjalan dengan jika penerapan asas-asasnya
sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip good governance. Dalam good
governance, dominasi antara pemerintah dan swasta harus seimbang karena
jika sektor pemerintah lebih mendominasi maka yang dikhawatirkan akan
terjadi penyalahgunaan wewenang atau sifat pemerintah yang menjadi otoriter.

Selain itu tindakan yang tidak professional dari aparatur negara juga salah
satu alasan mengapa Good Governance tidak dapat berjalan dengan baik
sebagai faktor internal. Sedangkan faktor eksternal kurangnya partisipasi
masyarakat, kurangya pengawasan dari pemerintah dan keterbatasan anggaran
dalam memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan.

4.2 Saran
1. Pada pemerintah sebaiknya dapat menerapkan good governance dengan
baik sehingga tidak terjadinya ketidak profesionalitas dalam bekerja.
2. Masyarakat dapat ikut serta dalam program-program pemerintah demi
terwujudnya good governance.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kharisma, B. 2014. Good Governance Sebagai Suatu Konsep Dan Mengapa


Penting Dalam Sektor Publik Dan Swasta (Suatu Pendekatan Ekonomi
Kelembagaan). Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran

Supriyantiwi, F., Sianturi, M., Safrudin & Santoso, S. 2019. Implementasi Konsep
Smartcity Dalam Mewujudkan Good Governance Studi Kasus Kota Tangerang
Selatan. Fakultas Hukum, Universitas Pamulang

15
LAMPIRAN

HASIL DISKUSI KELAS:

1. Aplikasi atau program good governance ? (Tari Berta Lestari 118220024)


Jawaban : Salah satu nya aplikasi good governance seperti e-Government.
E-Government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pelayanan
publik. (Rama Sanjaya 118220061)

2. (Sofyan Rahman 118220141) tadi disebutkan oleh rama kalau good


governance ini belum pernah diaplikasikan sebagai disiplin ilmu dalam
bidang kebijakan perencanaan, hukum, sosial bahkan politik, mengapa hal
tersebut terjadi? Bukankan ilmu ilmu tersebut hadir karena adanya
keinginan untuk memperbaiki tatanan kehidupan, jika iya pastinya
berhubungan dengan pemerintahan yang baik?
Jawaban : Jadi disiplin ilmu dulu itu hanya berdasar pengembangan ilmu-
ilmu yang masih mandiri, ditambah lagi sistem pemerintahan dulu rata-rata
masih kerajaan yg mana berdasar pada wewenang raja. Ilmu masih mandiri
itu bentuknya seperti fisika ke sipil dan konstruksi, matematika ke
ankuntansi dll. Tentunya penerapan good governance belum dapat
dikatakan good ataupun bad karena Indonesia masih dalam menuju Good
Governance. (Rama Sanjaya 118220061)

3. (Henia Amalia Sasmita 118220053) tidak boleh adanya dominasi, harus


berkesinambungan dan saling melengkapi. bagaimana jika sektor
pemerintah yang lebih memiliki dominasi?
Jawaban : Apabila sektor pemerintah lebih dominan maka akan terjadinya
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme akan terjadi lagi di Indonesia,
kebijakan-kebijakanpun dilakukan dengan semena-mena. (Rama Sanjaya
118220061)

16
4. (Arfa Rara Alifya 118220005) bagaimana pendapat kalian bandar lampung
dalam penerapan good governance?
Jawaban : Penerapan di kota Bandar Lampung seperti melakukan salah
satunya pelayanan e-government. Contohnya pada e-lapor, masyarakat
dapat melapor apabila terjadinya seperti pungli atau semacamnya di
pemerintahan Kota Bandar Lampung. (Rama Sanjaya 118220061)

Tanggapan Sofyan : E-lapor sendiri dahulu sempat digunakan namun pada


saat sekarang tidak digunakan karena kurang efektifnya pelayanan tersebut
sehingga masyarakat masih harus melapor ke instansi terkait. (Sofyan
Rahman 118220141)

5. (Riki mainaki 118220016) kendala yang menyebabkan e-governance tidak


berjalan baik di Indonesia?
Jawaban: Adapun kendala tersebut terdapat dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal, faktor internal kurangnya pemahaman aparatur
terhadap prinsip- prinsip Good Governance, fasilitas yang kurang memadai
dan kurangnya disiplin aparatur di waktu jam kerja, sedangkan faktor
eksternal kurangnya partisipasi masyarakat, kurangya pengawasan dari
pemerintah dan keterbatasan anggaran dalam memenuhi kebutuhan fasilitas
pelayanan (Ikhlas Hidayatullah 118220100)

6. (Nike Azhriani 118220033) menurut anda sekalian bagaimana asas good


governance itu bisa terselenggara dengan baik?
Jawaban: Menurut kami asas good governance itu bisa terselenggara dengan
baik jika prinsip-prinsip good governance yang telah disebutkan pada
presentasi tadi diterapkan seiring dengan berjalannya asas-asas good
governance. Prinsip-prinsip tersebut antara lain partisipasi masyarakat,
tegaknya supremasi hukum, transparansi, peduli pada stakeholder/dunia

17
usaha, kesetaraan, berorientasi pada konsensus, efektifitas dan efisiensi, dan
akuntabilitas. (Audina Ananda 118220102)

7. (Mila Amalia 118220023) Menurut kalian bagaimana cara nya untuk


memaksimalkan penerapan asas bertindak cermat yang ada dalam good
governance agar dapat diterapkan atau di implementasikan dengan
maksimal di Indonesia?
Jawaban : Cara memaksimalkan penerapan asas agar dapat di
implementasikan dengan maksimal yaitu memberikan pemahaman yang
lebih kepada aparatur terhadap asas asasnya serta memberikan fasilitas yang
memada, kemudian meningkatkan pengawasan kepada aparatur serta
memberikan anggaran yang mencukupi untuk kebutuhan fasilitas pelayanan
(Ikhlas Hidayatullah 118220100)

8. (Silfira 118220041) mengapa good governance belum terlaksana dengan


baik? Dan bagimana peran seorang perencana?
Jawaban: Sama seperti jawaban dari pertanyaan riki mainaki, dan yang
dapat dilakukan seorang perencana adalah merencanakan penyediaan
fasilitas pelayanan untuk masyarakat agar mengurangi kendala yang
(Ikhlas Hidayatullah 118220100)

9. (Muhammad Henry 118220013) apakah good governance hanya terbatas


pada birokrasi pemerintah saja
Jawaban: Pada awalnya Good governance bermula dari adanya rasa
ketakutan sebagian masyarakat terhadap tindakan pejabat negara atau
administrasi negara untuk bertindak secara bebas, tapi menurut kamu good
governance tidak terbatas hanya pada pemerintahan saja. Tapi dapat
diimplmentasikan untuk keperluan organisasi dll (Berliana Putri
118220091)

18

Anda mungkin juga menyukai