Anda di halaman 1dari 46

Pokok Bahasan II:

Teori-teori Pertumbuhan Wilayah

PL 3261 Perencanaan Pengembangan Wilayah


TEORI RESOURCE ENDOWMENT

• Wilayah berkembang karena ada permintaan terhadap


komoditas yang dihasilkan sumberdaya alam yang
dimliki
• Sumberdaya alam adalah aset untuk berproduksi 🡪
menjadi berharga bilan dimanfaatkan dalam bentuk
barang dan jasa
• Faktor yang mempengaruhi permintaan: tingkat dan
distribusi pendapatan, pola perdagangan dan struktur
produksi
• Bila ada perubahan permintaan maka sumberdaya
alam tersebut akan digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa lain
TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK (1)
• Teori Neo-Klasik ini menekankan pada ketergantungan
terhadap mekanisme pasar, yang terjadi dalam proses
pengembangan wilayah.
• Dasar Teori Neo-Klasik:
a. Teori klasik (Adam Smith, David Ricardo, Thomas R.
Malthus):
Laba bertambah 🡪 keuntungan dan investasi naik 🡪
sediaan modal bertambah 🡪 dana untuk upah
bertambah 🡪 perbaikan dan kemajuan teknologi naik
🡪 kemajuan tingkat hidup dan pertambahan
penduduk. Pertambahan penduduk 🡪 mengurangi
hasil kerja tanah 🡪 peningkatan biaya tenaga kerja 🡪
laba menurun 🡪 investasi berkurang 🡪 membatasi
dana untuk upah dan menghambat kemajuan teknologi
🡪 laju pertumbuhan penduduk menurun.
🡪 Ekonomi berada di tingkat jenuh (saturation) dan
stationer, tetapi sudah berada pada tingkat yang jauh
lebih tinggi.
TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK (2)
b. Teori Neo-Klasik (Robert N. Solow):
Terjadinya persaingan bebas di pasar yang sempurna.
Dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, senantiasa
terdapat kekuatan tandingan (counter forces) yang dapat
menanggulangi ketimpangan dan mengembalikan
penyimpangan kepada keadaan ekuilibrium yang stabil
sehingga tidak diperlukan intervensi kebijaksanaan
pemerintah secara aktif.
❖ Kaitan teori neo-klasik di atas dalam menerangkan
pertumbuhan wilayah adalah sebagai berikut:
Antarwilayah senantiasa terdapat kekuatan tandingan
(potensi yang dimiliki satu wilayah), yang dapat
menanggulangi kesenjangan antarwilayah kepada keadaan
ekuilibrium, sehingga tidak diperlukan intervensi
kebijaksanaan pemerintah. Ekuilibrium dipengaruhi oleh
investasi dan tenaga kerja.
TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK (3)

c.Dasar Teori Neo-Klasik untuk Pertumbuhan Antarwilayah


(Harry W. Richadson, dalam Regional & Urban Economics):
❑ Investasi adalah pendorong perkembangan wilayah
❑ Investasi memilih tempat yang memberikan
pengembalian modal tertinggi
❑ Region terbuka model interregional
❑ Upah merupakan fungsi invers dari ratio K/L
❑ Upah tinggi menunjukkan pengembangan modal yang
rendah
❑ Pengembalian modal yang tinggi didapat di wilayah
yang upahnya rendah
❑ Terjadi aliran modal dari wilayah kaya ke wilayah
miskin dan aliran buruh dari wilayah miskin ke wilayah
kaya
TEORI PERTUMBUHAN NEO-KLASIK (4)
Wilayah Miskin : Modal Wilayah Kaya :
o Upah Rendah o Upah Tinggi
o Pengembalian o Pengembalian
Modal Modal
Tinggi Rendah
Buruh

Aliran modal dan buruh akan berhenti jika antara wilayah kaya dan wilayah miskin sudah terjadi
keseimbangan

Modal: Wilayah kaya berinvestasi ke wilayah miskin dengan cara


menanamkan modal. Investasi yang berlangsung pada wilayah
miskin ini dapat menimbulkan multiplier effect di wilayah miskin,
sehingga lama-kelamaan kesenjangan yang terjadi antara wilayah
kaya dan miskin akan berkurang, tanpa intervensi pemerintah.
Dalam hal ini, modal merupakan salah satu kekuatan tandingan.

Buruh: Buruh bergerak dari wilayah miskin (upah rendah) ke


wilayah kaya. Pendapatan yang diterima oleh buruh secara tidak
langsung dapat memberikan keuntungan bagi wilayah miskin, dan
kemudian dapat mengurangi kesenjangan antarwilayah.
ASUMSI DI DALAM TEORI NEO-KLASIK

❑ Tidak ada pengangguran.


❑ Kompetisi sempurna.
❑ Hanya ada satu komoditas yang
homogen.
❑ Tidak ada angkos transport.
❑ Tidak terpengaruh skala ekonomi.
❑ Jumlah labor yang tetap.
❑ Wilayah tertutup (closed region).
❑ Jumlah laba tetap.
PENYEBAB PERTUMBUHAN EKONOMI
DALAM TEORI NEO-KLASIK

1. Peningkatan jumlah tenaga kerja


(pertumbuhan populasi)
2. Peningkatan kualitas dari tenaga kerja
melalui pelatihan dan pendidikan
3. Peningkatan modal melalui
peningkatan “saving” dan investasi
4. Peningkatan teknologi
TEORI PERTUMBUHAN
NEO-KEYNES

• Dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1900 – 1978,


Inggris) dan Evsey Domar ( 1974 - …, Rusia, Polandia,
Amerika Serikat).
a. Inti pemikiran Harrod : Instability theorem, yang
disebabkan oleh karena warranted growth (laju
pertumbuhan yang dianggap memadai oleh para
investor) tidak sama dengan natural growth (laju
pertumbuhan yang ditentukan oleh kondisi dasar
berkenaan dengan pertumbuhan angkatan kerja dan
peningkatan produktivitas). Jadi jika dikehendaki
ekuilbrium, harus ada intervensi kebijaksanaan
pemerintah).
b. Inti pemikiran Domar : Asas investment multiplier :
1/s, dimana s adalah kecenderungan menabung.
ASUMSI DALAM TEORI
HARROD-DOMAR
1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full
employment) dan modal dalam masyarakat digunakan
secara penuh.
2. Perekonomian terdiri dari dua sektor: sektor rumah
tangga dan sektor perusahaan.
3. Besarnya tabungan masyarakat sebanding dengan
besarnya pendapatan nasional.
4. Kecenderungan untuk menabung (s), rasio antara
modal-ouput (COR), dan pertambahan modal-output
(ICOR) besarnya tetap.
WARRANTED GROWTH vs.
NATURAL GROWTH
• Warranted Growth:
Investasi ex-ante mencerminkan pertimbangan dan
harapan para investor mengenai laju pertumbuhan
pendapatan yang dianggap memadai dari sudut
tingkat investasi yang hendak dilaksanakan. Artinya
bahwa laju pertumbuhan di masa mendatang harus
memberi imbalan jasa yang memuaskan bagi
tambahan investasi oleh para investor

• Natural Growth:
Laju pertumbuhan yang ditentukan oleh kondisi
dasar dan menyangkut angkatan kerja yang
bertambah dan produktivitas kerja yang meningkat
THEOREM DALAM GAGASAN
HARROD

❑ S = f(Y) dan S = Sy
❑ Stok modal, K dianggap tidak memiliki depresiasi
❑ L bertambah dengan laju konstan, pertambahan tenaga kerja n =
ΔL/L
❑ Capital-output ratio (K/Y) dan labour-output ratio (L/Y) adalah
konstan
❑ (K/Y) dianggap sama dengan ICOR = ΔK/ΔY
❑ Labour-output ratio (u) bersifat konstan maka pada tiap tingkat
produksi digunakan tenaga kerja dengan jumlah L/u
LAJU PERTUMBUHAN PENDAPATAN,
TABUNGAN & COR

❑ Laju pertumbuhan g = ΔY/Y


❑ Savings ratio s = S/Y,
❑ Seluruh tabungan tersalur sebagai investasi neto
❑ S = ΔK = I, sehingga s = S/Y = I/Y.
❑ ICOR = k = K/Y atau k = I/ΔY .
❑ ΔY/Y = I/Y : I/ΔY, sehingga laju pertumbuhan
g = s/k.
❑ Dalam realitas kehidupan ekonomi, pertumbuhan dapat
ditingkatkan dengan menambah tabungan atau dengan
menurunkan COR ataupun dengan kedua-duanya.
❑ k = ICOR (Incremental Capital Output Ratio) = Penambahan Kapital
yang diperlukam untuk menambah satu satuan output
THEOREM DALAM GAGASAN DOMAR
(1)
❑ Y = tingkat aktual mengenai produksi dan pendapatan
❑ Ÿ = potensial pada produksi dan pendapatan yang tingkatnya
dapat dicapai secara maksimal (maximum potential level of
nation income)
❑ s = hasrat menabung,
❑ I = arus investasi
❑ q = produktivitas potensial dari investasi
❑ q = Y/K, dimana Y/K = 1/k
→ q = 1/kr, dimana kr mencerminkan required capital-output
ratio
THEOREM DALAM GAGASAN DOMAR
(2)

❑ Tingkat perubahan pada kapasitas produksi yang potensial


→ q = Ÿ/I → ditemukan melalui proses multiplier adalah Y = 1/s.I

❑ Domar bertitik tolak pada keadaan ekonomi yang berada dalam


ekuilibrium dengan kesempatan kerja penuh, sehingga Y = Ÿ.
Dengan demikian, laju pertumbuhan investasi diperlukan agar
dapat dipertahankan keadaan Y = Ÿ

❑ Implikasinya :
q İ = 1/s.I atau İ / I = sq

Pertumbuhan investasi yang diperlukan, agar tingkat pedapatan


aktual tetap sama dengan tingkat pendapatan potensial dan
maksimal
KESIMPULAN TEORI
HARROD-DOMAR
• Pertumbuhan ekonomi, ΔY/Y sebanding dengan
kecenderungan menabung s, dan berbanding terbalik
dengan ICOR k.
• Agar suatu wilayah yang kurang berkembang dapat
berkembang lebih tinggi, pemerintah dapat
mengintervensi dengan memperbesar (s) atau
memperkecil (k).
TEORI PENTAHAPAN (1)

• Teori tahapan pembangunan Rostov merupakan teori


yang termasuk ke dalam teori modernisasi. Teori
modernisasi adalah teori pembangunan yang bersifat
sistematik dan melibatkan segala aspek tingkah laku
sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi,
diferensiasi, sekularisasi, dan sentralisasi.
TEORI PENTAHAPAN (2)
• Tahap-tahap perkembangan (stages theory), Rostov
1950:

1. Tradisional: struktur ekonomi yang berkembang


dalam fungsi produksi terbatas berdasarkan ilmu
Pra-Newton. Misalnya, pertanian

2. Transisional: pre condition to take-off. Sains sudah


mulai diterjemahkan ke dalam teknologi, penduduk
sudah mulai berkembang. Pada tahapan ini, bank mulai
berdiri dan investasi mulai berkembang

3. Lepas landas (take off): investasi berkembang dari


5% dari PDB menjadi 10% atau lebih. Industri
berkembang, servis dan jasa berkembang
TEORI PENTAHAPAN (3)

4. Pergerakan menuju kedewasaan (drive to Maturity):


10-25% dari PDB diinvestasikan, sehingga pertumbuhan
ekonomi naik, pertumbuhan penduduk naik, impor dan
ekspor makin beragam, industri lebih kompleks. Contoh
industri mesin, kimia, dan elektronik.

5. Konsumsi Massal (Mass Consumption): pendapatan


per kapita jauh melebihi kebutuhan dasar, penduduk
perkotaan tumbuh dengan pesat, harga mobil murah dan
diproduksi secara masal, demikian juga barang konsumsi
yang lain. Hal ini memberi pengaruh pada perencanaan
kota dan wilayah (tumbuhnya wilayah suburban).
ILUSTRASI TEORI PENTAHAPAN DI
BEBERAPA NEGARA
• Beberapa negara di
dunia yang mengalami
fase take-off, maturity,
high mass consumption.

• Negara maju berada


pada fase high mass
consumption.
TEORI PENTAHAPAN (4)
• Pertumbuhan wilayah bertahap, (Hoover dan Fisher):
1. Ekonomi subsisten: masyarakat memenuhi kebutuhannya dengan
usaha sendiri (tradisional)
2. Barter/tukar menukar (spesialisasi local): masyarakat mulai
melakukan interaksi
3. Perdagangan: hasil-hasil pertanian yang diperjualbelikan
4. Industrialisasi: hasil pertanian bertambah melalui agro industri
dan industri mineral
5. Sektor tersier: pengembangan ke sektor jasa

• Teori ini hanya berlaku hingga tahun 1960.


• Dengan kata lain, tahap di dalam teori pentahapan ini adalah
sebagai berikut:

Pertanian Industri Jasa


TEORI UNBALANCED GROWTH (1)
• Nurske dan Rosenstein-Rodan menyatakan bahwa
perkembangan harus selalu seimbang. Artinya,
perkembangan dari setiap aspek harus terjadi secara
bersamaan pada berbagai wilayah. Teori ini dikenal dengan
teori big push.
• Hirschman menyangkal teori big push tersebut. Hal ini tidak
mungkin, karena masalah dana yang tidak terdistribusi
merata dan masalah stimulus/dorongan (yang paling
penting). Misalnya, sebuah industri yang berkembang, akan
mendorong munculnya prasarana/infrastruktur, yang
kemudian akan mendorong munculya industri-industri yang
lain.
• Dengan kata lain, perkembangan itu berlangsung secara
susul-menyusul antara satu aspek dan aspek lain. Demikian
juga dengan perkembangan wilayah yang saling susul.
TEORI UNBALANCED GROWTH (2)

U
Aliran Penduduk
Aliran Barang dan Jasa
Aliran Modal

• Keterangan:
U = wilayah kaya (berkembang) S
S = wilayah miskin (tidak berkembang)
TEORI UNBALANCED GROWTH (3)
• Penganut dari teori ‘unbalanced growth’ ini adalah
Gunnar Myrdal dan Albert O. Hirschman.
• Keadaan dimana wilayah kaya (U) diuntungkan disebut
‘backwash effect’ atau ‘polarization effect’, sedangkan
keadaan dimana wilayah miskin (S) diuntungkan
disebut ‘spread effect’ atau ‘trickling down effect’
• Gunnar Myrdal menggunakan istilah ‘backwash effect’,
‘spread effect’, dan ‘cummulative causation effect’.
• Albert O. Hirschman menggunakan istilah ‘polarization
effect’ dan ‘trickling down effect’.
BACKWASH EFFECT
• Aliran Penduduk (Migrasi)
Kegiatan ekonomi di wilayah kaya (U) akan menarik tenaga kerja
muda dan aktif dari wilayah miskin (S). Hal ini cenderung
menguntungkan wilayah maju tersebut dan menekan kegiatan
ekonomi wilayah terbelakang tempat asal buruh tersebut.
• Aliran Modal
Di wilayah kaya (U), permintaan yang meningkat akan
mendorong investasi yang akan meningkatkan pendapatan.
Lingkup investasi yang lebih baik pada wilayah maju dapat
menciptakan kelangkaan modal di wilayah miskin (S). Kajian di
beberapa negara menunjukkan sistem perbankan cenderung
menjadi alat penyedot tabungan dari wilayah miskin (S) ke
wilayah kaya (U) yang hasil perputaran modalnya lebih aman.
• Aliran Barang dan Jasa (Perdagangan)
Perdagangan juga akan cenderung menguntungkan wilayah
kaya (U) dan merugikan wikayah miskin (S). Menurut Myrdal,
“Pembebasan dan perluasan pasar memberikan keuntungan daya
saing kepada industri di wilayah maju yang telah mapan, namun
SPREAD EFFECT
• Aliran Modal
Wilayah kaya (U) tertarik untuk menanamkan modal di wilayah
miskin (S) karena tenaga kerja di wilayah miskin memiliki upah
yang murah.

• Aliran Barang dan Jasa (Perdagangan)


Wilayah miskin (S) akan memperolah keuntungan dari
meningkatnya pasar produk-produk pertanian dan bersamaan
dengan itu timbul kemajuan teknologi. Dampak tersebut juga akan
menjalar ke daerah-daerah yang memproduksi bahan mentah
untuk keperluan industri yang sedang tumbuh di wilayah miskin
(S).

• Aliran Penduduk (Migrasi)


Kegiatan ekonomi yang mulai berlangsung di wilayah miskin,
mengundang kedatangan penduduk dari wilayah kaya. Hal ini
memberikan keterampilan kerja bagi penduduk di wilayah miskin
TEORI UNBALANCED GROWTH (4)
❑ Myrdal bertolak dari teori mengenai kemiskinan. Kemiskinan
berkaitan erat dengan cummulative causation effect, yaitu pihak
yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin
miskin. Cummulative causation effect ini diperoleh Myrdal dari
studi kasus kemiskinan penduduk Negro di Amerika Serikat. Dari
sana keluar teori unbalanced growth, dengan backwash effect dan
spread effect nya.
Sarana &
Wilayah Kurang Prasarana Kurang Menarik
Berkembang Kurang Pihak Investor
Memadai

Masyarakat Akses Tidak Dapat


Semakin Masyarakat Membiayai
Tertinggal Terbatas Pembangunan

Contoh : Studi Kasus Kemiskinan Penduduk Negro di Amerika Serikat


KESIMPULAN UNBALANCED
THEORY

• Kesimpulan keduanya berbeda :

❑ Hirschman optimis suatu kali, trickling down effect akan


lebih besar dari polarization effect.

❑ Myrdal pesimis, karena adanya cummulative causation


effect. Menurut Myrdal wilayah kaya (U) akan selalu
berkembang, karena Myrdal tidak terlalu percaya
dengan mekanisme pasar yang dianggap mampu
engurangi kesenjangan antarwilayah dan
mengembalikan pada keadaan ekuilibrium, melainkan
perlu adanya intervensi dari pemerintah untuk
mengembalikan pada keadaan ekuilibrium.
TEORI DASAR EKONOMI (ECONOMIC BASE)
(1)

• Economic Base merupakan teori yang berorientasi


pada ekspor. Artinya, dalam pengembangan suatu
wilayah, kegiatan ekspor dijadikan sebagai orientasi
untuk memajukan perekonomian wilayah tersebut.
Teori ini juga menentang Teori Pertumbuhan wilayah
bertahap (Hoover & Fisher).
• Tokoh di dalam teori ini adalah North.
• Kritik North terhadap teori pentahapan:
1. Tidak cocok dengan perkembangan Amerika
2. Kesukaran untuk beralih dari pertanian ke industri
• Parameter ekonomi basis dan non basis, yaitu melalui
tenaga kerja/penyamaan skill, PDRB, dan perdagangan:
• LQ > 1 : ekonomi basis, ex: pendidikan, pertanian
• LQ < 1 : ekonomi non basis / services, ex: pelayanan
TEORI DASAR EKONOMI (ECONOMIC BASE)
(2)

• Teori economic base ini menekankan pada multiplier


effect yang ditimbulkan dari sektor ekonomi basis
kepada sektor ekonomi lain (ekonomi non-basis) pada
wilayah belakang (hinterland).
• Sebuah wilayah yang akan dikembangkan dengan
menggunakan teori ini harus memiliki sektor yang
dapat diandalkan dan wilayah tersebut harus disiapkan
sehingga multiplier effect akan benar-benar jatuh ke
wilayah belakang (hinterland), bukan ke wilayah yang
sudah berkembang.
TEORI DASAR EKONOMI (ECONOMIC BASE) (3)
• Teori dasar dari North :
a. Amerika mulai berkembang untuk ekspor, bukan untuk
ekonomi subsisten. Misalnya, ekspor kulit dan bulu dari
Pacific Northwest, gandum dan kayu dari California,
tambang emas dari California.
• Antara 1860-1920, 40-60% PDRB, P.N.W. berasal dari
kayu & terigu.
b. Hal yang sama terjadi di wilayah AS & Canada, yang
mengekspor tembakau, kapas, beras, indego,
perkapalan, ikan, dll
• Export staple (komoditas yang dapat dieksport, baik
berasal dari industri ekstraktif maupun industri
sekunder & tertier)
TEORI DASAR EKONOMI (ECONOMIC BASE) (4)
• Suatu wilayah tidak harus melakukan ekspor untuk
melakukan pengembangan wilayah. Pengembangan
wilayah dengan teori economic base harus sesuai
dengan karakter wilayah, tidak semua wilayah
mengalami pengembanan dengan teori economic
base.
• Bukti :
▪ Di AS tingkat PDRB tidak selalu terkorelasi dengan
tingkat industrialisai.
• Dengan demikian:
▪ Suatu wilayah tidak selalu berindustrialisasi
▪ Banyak industri yang secara otomatis berkembang
sendiri
▪ Yang penting adalah harus selalu ada dasar ekonomi
yang selalu siap untuk dikembangkan.
DEPENDENSI (1)
• Pemukanya :
Garis keras 🡪 Dos Santos, Andre Gunder Frank
Garis moderat 🡪 Cardoso
Di masa kini : Hugo Chavez, Evo Morales, dll.

• Hipotesisnya adalah :
Apabila kota metropolitan dikembangkan secara
besar-besaran, maka kota satelit di sekitarnya akan sulit
untuk berkembang.
Kota satelit justru akan berkembang ketika hubungannya
dengan kota metropolitan di sebelahnya melemah atau
bahkan hilang sama sekali.
Hampir semua wilayah yang tertinggal sekarang ini
memiliki keterkaitan dengan kota-kota metropolitan pada
masa lalu.
Adanya dimensi waktu pada keadaan ketergantungan
tersebut.
Pembahasan pembangunan pada wilayah tertinggal.
DEPENDENSI (2)

WILAYAH NEGAR
PERIPHERY WILAYAH CORE A
MAJU

Interaksi antara wilayah periphery (terbelakang) dengan


negara maju menyebabkan wilayah periphery
bergantung pada negara maju. Keadaan ini
menguntungkan negara maju dan tidak menguntungkan
wilayah periphery. Wilayah yang kurang maju, yang ada
di dalam wilayah periphery, adalah bagian yang paling
tidak diuntungkan dalam teori dependendi ini, karena
NEW INTERNATIONAL DVISION OF
LABOUR (NIDL) (1)
• Reaksi terhadap Old International Division of Labour
• NIDL terjadi karena sifat dari modal yang selalu mencari untung
sebanyak-banyaknya
• Old International Division of Labour (Karl Marx) menyatakan bahwa:
• dunia terbagi dalam dua belahan:
• belahan aktivitas industri (negara ”maju”/penjajah),
• belahan aktivitas pertanian (negara berkembang/negara terjajah)
• New International Division of Labour (Frobel, Heinreichs dan Kreye 1984).
“Beberapa industri tertentu sudah mulai berelokasi ke negara
berkembang. Jadi, di negara berkembang, sudah ada industri, tidak hanya
pertanian.”
• Industri yang berelokasi antara lain: Multinational Corporation (MNC) atau
Transnational Corporation (TNC), mengalihkan industri yang
berteknologi rendah, memerlukan buruh yang banyak, serta
kadang-kadang juga yang polutif ke negara-negara yang mempunyai
upah buruh rendah dan ketrampilan teknologi yang tidak terlalu tinggi.
Syarat dari negara penerima industri tersebut : ongkos buruhnya murah
dan penurut, misal tidak suka mogok, tidak menuntut hak, dsb.
NEW INTERNATIONAL DVISION OF
LABOUR (NIDL) (2)
• Merupakan paradigma pesimistik yang masih
menyisakan ruang optimistic.
• NIDL terbadi menjadi 2 spesialisasi kerja:
1. Lama, negara penjajah (aktivitas industri) dan
negara yang dijajah (aktivitas pertanian)
2. Baru, industri beratap langit biasanya footloose
industri (industri yang tidak bergantung pada
bahan baku industri) seperti: nike, levis, dll
NEW INTERNATIONAL DVISION OF
LABOUR (NIDL) (3)
• Di negara berkembang (periphery), wilayah yang terpilih untuk
relokasi industri ini adalah wilayah yang prasarananya paling siap,
jadi di wilayah yang paling berkembang.

• Setelah industri IT lebih berkembang, industri-industri semakin


mungkin dilaksanakan di negara berkembang:
– Dengan hubungan internet, data, baik berupa tulisan atau
gambar maupun suara dapat dikirim dengan mudah, murah
dan cepat. Keadaan ini memungkinkan, pekerjaan-pekerjaan
yang lebih memerlukan keahlian dikerjakan di negara
berkembang yang mempunyai tingkat upah yang lebih rendah
daripada di negara maju, tetapi memberi kesejahteraan yang
tinggi bagi para profesional di negara berkembang.
NEW INTERNATIONAL DVISION OF
LABOUR (NIDL) (4)
▪ Contoh :
Bangalore, India merupakan pusat. Seorang dokter di
Amerika Serikat, dapat mengirim gambar digital hasil
rontgen ke ahli radiologi India. Pada waktu itu juga, ahli
radiologi membuat analisis, dan hasil analisisnya
langsung dikirim dengan internet juga. Pekerjaan yang
dapat dilakukan seperti ini sangat beragam, mulai dari
radiologi, akuntansi, guru privat, pembuatan software
dll. Pekerjaan ini, membawa kemakmuran yang tinggi
bagi India.
NEW INTERNATIONAL DVISION OF
LABOUR (NIDL) (5)
• Dalam NIDL (baru) terdapat 3 pembagian spesialisasi
kerja:
a. centre : NY, AS 🡪 manajemen dan pengontrol
b. periphery : Malaysia, Indonesia 🡪 penyedia buruh
c. semiperiphery : hongkong, spore 🡪 pembuat chip

• Biasanya hubungan ini hanya akan menguntungkan


centre karena keuntungan di periphery dan
semiperiphery mengalir ke centre. Keadaan ini
disebabkan centre memiliki kemampuan bersaing
(competitiveness).
KETIMPANGAN WILAYAH (1)

• Terdapat ketimpangan yang terjadi


antarwilayah, dan efek-efek yang
memperbesar atau mengurangi
ketimpangan antarwilayah tersebut
(Hirschman dan Myrdall).
• Salah satu obyektif dari perencanaan
wilayah mengurangi ketimpangan Indeks
ketimpangan wilayah: (J.G. Williamson)
KETIMPANGAN WILAYAH (2)

• Rumus perhitungan ketimpangan wilayah:

Dimana
= Penduduk daerah ke-i
= Penduduk nasional
= Pendapatan perkapita daerah ke-I
= Pendapatan perkapita nasional

• Semakin tinggi nilai vw, maka ketimpangan


antara wilayah (daerah) satu dengan
wilayah nasional semakin tinggi.
KETIMPANGAN WILAYAH (3)

• Grafik ketimpangan wilayah dalam


kaitannya dengan perkembangan ekonomi
negara vw

Pendapatan perkapita nasional

Berlaku juga untuk intra negara (antarwilayah)


KETIMPANGAN WILAYAH (4)

• Selain pendapatan per kapita, variabel lain yang dapat


dijadikan acuan dalam mengetahui ketimpangan
antarwilayah adalah politik (intervensi), luas wilayah
(semakin luas wilayah suatu negara, disparitasnya
semakin kecil) karena semakin mungkin menyebar.

• Melalui grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu


wilayah (negara) yang memiliki pendapatan per kapita
yang rendah, memiliki ketimpangan wilayah yang kecil.
Namun, semakin tinggi nilai pendapatan per kapita,
maka ketimpangan antarwilayah akan semakin tinggi,
dan seterusnya nilai ketimpangan wilayah menjadi
rendah kembali seiring dengan menurunnya pendapatan
per kapita yang dialami suatu wilayah (negara),
dikarenakan daya dukung yang dimiliki wilayah (negara)
tersebut semakin menurun.
TABEL INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH
PADA BEBERAPA NEGARA (1)
TABEL INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH
PADA BEBERAPA NEGARA (2)
• Indeks ketimpangan wilayah antara negara satu
dengan negara lain berbeda, dikarenakan
karakter masing-masing negara berbeda.
• Nilai indeks yang tinggi di satu wilayah belum
tentu tinggi bagi wilayah yang lain. Hal ini
dikarenakan perbedaan masing-masing
wilayah (negara).
• Dengan demikian, nilai indeks tidak memiliki
batasan terendah dan batasan tertinggi secara
umum (internasional), melainkan nilai indeks
yang rendah dan tinggi sangat berbeda
antarwilayah.
KESIMPULAN KETIMPANGAN
WILAYAH

1. Pembagian wilayah berbeda, nilai vw


berbeda, kesimpulan berbeda. Adanya
ecological Fallacy : wilayah yang miskin,
semua penduduknya miskin. Hal ini tidak
benar (Gore) 🡪 Spatial equity – social equity
2. Kesenjangan dikaitkan dengan
kemungkinan upah yang lebih tinggi
3. Kota tidak tahu kapan akan mencapai
puncak grafik ketimpangan wilayah

Anda mungkin juga menyukai