Anda di halaman 1dari 49

PERTUMBUHAN

EKONOMI
Dan
PEMBANGUNAN
EKONOMI
Tujuan Pembelajaran
• Perbedaan pembangunan dan pembangunan ekonomi
• Pengertian pertumbuhan ekonomi
• Cara mengukur pertumbuhan ekonomi
• Faktor – faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi
• Teori pertumbuhan ekonomi
• Pengertian pembangunan ekonomi
• Faktor – faktor yang memengaruhi pembangunan ekonomi
• Permasalahan pembangunan ekonomi di negara
berkembang
• Kebijakan dan stategi pembangunan serta indikator
keberhasilanya
PERTUMBUHAN EKONOMI VS PEMBANGUNAN EKONOMI

• Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan


ekonomi.

• Akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi di mana


pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada
sektor ekonomi.

• Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan naiknya produksi nasional,


pendapatan nasional, dan pendapatan per kapita.

• Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan pendapatan atau


produksi nasional dalam suatu negara dari tahun ke tahun.
PERTUMBUHAN EKONOMI VS PEMBANGUNAN EKONOMI

• Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai output per kapita dalam


jangka panjang, sementara pembangunan ekonomi adalah proses
meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto), sekaligus meningkatkan
pendapatan per kapita penduduk suatu negara melalui pertumbuhan
ekonomi.

PDBt  PDBt 1
Pertumbuhan Ekonomi = x 100%
PDBt 1

PDBt = Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun t


PDBt-1 = Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun t-1
latihan
• Cari pertumbuhan ekonomi Indonesia dari
tahun 2017 - 2021
FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN EKONOMI

 Sumber Daya Alam

 Sumber Daya Modal dan Teknologi

 Jumlah Penduduk dan Kualitas


Penduduk (Sumber Daya Manusia)

 Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

 Luas Pasar atau Pangsa Pasar


TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
I. Teori Pertumbuhan Ekonom-Ekonom Klasik:

 Adam Smith
Dalam buku The Wealth of Nations’, pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh
PDB ( pertumbuhan output) dan pertumbuhan jumlah penduduk. PDB
sendiri dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumber daya alam, jumlah
penduduk, dan persediaan barang-barang modal. Pertambahan penduduk akan
meningkatkan pertambahan output atau hasil.
 David Richardo
David Ricahrdo terkenal dengan teori ‘the law of diminishing return’, sementara
Thomas Robert Malthus terkenal dengan teori ‘pertumbuhan penduduk’. D.
Richardo berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi antara lain dipengaruhi
oleh SDA yang terbatas, jumlah penduduk yang selalu berkembang, proses
kemajuan teknologi, sektor pertanian yang dominan. Menurut Ricardo
The law of diminishing return
Jumlah tenaga Hasil Tambahan hasil Tambahan hasil
kerja yang semakin
menurun
1 10 0
2 15 5
3 22 7
4 28 6 -1
II. Teori Neo Klasik :

Robert Sollow dan Trevor Swan( solow - swan)


Pertumbuhan ekonomi antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk (SDM),
akumulasi modal, dan tenagakerja. Sollow berpendapat bahwa pertumbuhan
penduduk yang pesat dapat menjadi sumber daya dalam pembangunan. Dan jika
dimanfaatkan dengan baik akan mampu membentuk akumulasi modal,
menghasilkan output, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Harrod-Domar
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pertambahan modal ( Investasi) karena
akan meningkatkan produksi barang-barang. Penambahan produksi ini akan
menaikkan pendapatan nasional dan sekaligus menciptakan pertumbuhan
ekonomi.
Harrod-Domar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi
menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Pada tahap awal, perekonomian telah mencapai full employment.


Tingkat kesempatan kerja dan alat-alat modal yang ada di masyarakat
sudah dimanfaatkan sebelumnya.

2. Kegiatan ekonomi terdiri dari sektor rumah tangga konsumsi dan


sektor rumah tangga produksi, dan belum mengikutsertakan sektor
pemerintah dan sektor perdagangan.

3. Tabungan masyarakat bersifat proporsional dengan pendapatan


nasional. Ini berarti tabungan dimulai dari titik nol.

4. Marginal Prospensity to Save (MPS) atau kecenderungan menabung


marjinal memiliki besaran yang tetap. MPS terjadi akibat adanya
erubahan pendapatan.
III. Teori Modern

Walt Whitman Rostow dalam buku ‘The Stages of Economic Growth’


berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dibagi menjadi 5 tahap:
Masyarakat Tradisional (The Traditional Society).
Pada tahap ini masyarakat masih sangat sederhana. Kegiatan produksi hanya
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak menggunakan teknologi
yang modern, hanya menggunakan alat-alat sederhana dan tidak ada pembagian
kerja.
Pra-Lepas Landas (The Pre-Condition for Take Off).
Masyarakat berada pada masa transisi.masyarakat sudah mulai
menyadari arti penting pembangunan ekonomi dan mulai mempersiapkan diri untuk
mencapai kemajuan.
Lepas Landas (The Take Off).
Sudah terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat.
 Dorongan Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity).

Pada tahap ini masyarkat sudah betul-betul menggunakan teknologi


modern dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Tahap ini
ditandai dengan:

a. Struktur dan keahlian tenaga kerja yang mengalami perubahan.

b. Sifat kepemimpinan perusahaan atas dasar profesionalisme,


tidak selalu dipegang oleh pemilik perusahaan.

c. Masyarakat bosan dengan berbagai kehebatan yang dihasilkan


industrialisasi karena pada dasarnya industrialisasi juga
mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat
sehingga mulai muncul berbagai kritik terhadapnya.
 Konsumsi Tinggi.
Perhatian masyarakat mulai berubah kepada masalah-
masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan
kesejahteraan masyarakat, tidak lagi pada masalah
produksi. Pada tahap ini masyarakat memiliki tujuan
sebagai berikut:

a. Memperbesar kekuasaan untuk memajukan pengaruhnya


kepada negara lain.

b. Meningkatkn kemakmuran masyarakat dengan


menciptakan pembagian pendapatan yang merata pada
semua lapisan masyarakat, termasuk dalam masalah
perpajakan.

c. Mempetinggi tingkat konsumsi masyarakat di atas


kebutuhan konsumsi minimal.
IV. Teori pertumbuhan ekonomi schumpeter
“inovasi dari pengusaha”
V. Teori Pertumbuhan Austria (Historis)

 Werner Sombart (1863-1941)


Pertumbuhan ekonomi secara garis besar dibedakan menjadi:

1. Zaman Perekonomian Tertutup. Masyarakat menghasilkan barang


terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan segala sesuatu
dilakukan berdasarkan sifat kekeluargaan. Zaman ini dibagi menjadi (i)
zaman perekonomian desa, (ii) zaman feodal dan tuan tanah.
2. Zaman Kerajinan dan Pertumbuhan. Sudah dilakukan pembagian kerja
dalam kegiatan ekonomi.
3. Zaman Kapitalis. Bibit-bibit kapitalis sudah mulai muncul dalam kegiatan
perekonomian. Kaum kapitalis sudah mulai menguasai organisasi
perekonomian.
Menurut Zombart, zaman kapitalis ini dapat dibagi:

a. Zaman Kapitalis Purba. Ditandai oleh ciri-riri: (1) perekonomian dilakukan untuk
mencukupi kebutuhan hidup sendiri; (2) hubungan masyarkat bersifay
kekeluargaan dan terikat adat istiadat; (3) kehidupan ekonomi masih bersifat
statis dan (4) kehidupan ekonomi tergantung sektor pertanian.
b. Zaman Kapitalis Madya (Fruh Kapitalis). Ditandai oleh ciri-ciri: (1) tujuan
kegiatan ekonomi mencari keuntungan; (2) hubungan masyarakat bebas; (3)
muncul sifat individu; (4) kehidupan ekonomi berjalan dinamis; (5) muncul jenis
pekerjaan baru, misalnya pedagang; (6) produksi berdasarkan pesanan; (7)
sudah dipergunakan uang sebagai alat tukar.
c. Zaman Kapitalis Raya (Hoch Kapitalis). Ditandai dengan: (1) tumbuh kaum
kapitalis yang memiliki faktor-faktor produksi; (2) produksi dilakukan secara
massal dengan alat-alat modern; (3) timbul monopoli dan persaingan tidak sehat;
(4) terjadi eksploitasi terhadap buruh oleh majikan.
d. Zaman Kapitalis Akhir (Spat Kapitalis). Ditandai oeh cici-ciri; (1) muncul usaha
untuk lebih mementingkan kesejahteraan bersama daripada kepentingan individu
secara adil; (2) campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi; (3)
hilangnya para majikan besar.
 Frederich List (1789-1846).

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui usaha manusia dalam


memenuhi kebutuhan (berdasarkan kemajuan teknik produksi) dan
jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian. List lalu membedakan
pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:

1. Masa Berburu.
2. Masa Beternak.
3. Masa Bertani.
4. Masa kombinasi bertani dan kerajinan
5. Massa bertani, Kerajinan, dan Perniagaan.
 Karl Bucher (1847-1930).

Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher dapat dibedakan


menjadi:

1.Perekonomian rumah tangga


2.Perekonomian kota
3.Perekonomian nasional
• Bruno Hildebrand

Barter
Uang
kredit
PEMBANGUNAN EKONOMI

 Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses


multidimensional, mencakup berbagai perubahan
mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat,
dan institusi nasional, di samping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan.
 Tujuan inti dari pembangunan antara lain adalah
peningkatan ketersediaan serta perluasan
distribusi berbagai macam barang kebutuhan
hidup yang pokok, peningkatan standar hidup,
dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial.
Pembangunan ekonomi sebagai proses dalam meningkatkan PNB
atau pendapatan per kapita penduduk suatu negara dalam jangka
panjang. Pembangunan ekonomi menurut pengertian tersebut memiliki
3 unsur penting:

1. Sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi merupakan


rangkaian kegiatan pembangunan yang dilakukan secara terus-
menerus dengan maksud mengubah keadaan perekonomian
tertentu menjadi keadaan perekonomian yang diinginkan.
2. Sebagai tolok ukur keberhasilan, pembangunan ekonomi dilakukan
untuk meningkatkan PNB atau pendapatan per kapita.
3. Kenaikan PNB atau pendapatan per kapita berlangsung dalam
jangka panjang.
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI

1. Pendapatan nasional. Negara yang pembangunan ekonominya berhasil


akan mampu menunjukkan kenaikkan pendapatan nasional.
2. Produksi nasional (PNB). Keberhasilan pembangunan ejkonomi suatu
negara dapat diukur menggunakan produksi nasional yang dicapai oleh
negara tersebut.
3. Kesempatan kerja. Pelaksanaan pembangunan ekonoi harus diikuti dengan
terbentuknya kesempatan kerja yang luas.
4. Perekonomian yang stabil. Mampu menjaga staibilitas ekonomi, meliputi
stabilitas pendapatan, kesempatan kerja, harga, serta mampu
mengendalikan inflasi dabn sebagainya.
5. Neraca pembayaran luar negeri. Mampu menjaga keseimbangan neraca
pembayaran luar negeri agar tidak mengalami defisit, diusahakan agar
surplus.
6. Distribusi pendapatan yang merata. Ketidakmerataan distribusi
pendapatan nasional akan mengakibatkan gejolak sosial sehingga
menganggu keamanan negara.
7. Pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita menunjukkan tingkat
kesejahtraan yang dicapai yang dicapai oleh penduduk suatu negara.
Faktor pembangunan ekonomi
• SDM
• SDA
• IPTEK
• SISTEM PEMERINTAHAN
• SOSIAL BUDAYA
Tahap Pembangunan Ekonomi

Secara umum, setiap negara harus melalui tiga tahapan


pembangunan ekonomi sebagai berikut:

1.Tahap Pertanian (Agraris). Pada tahap ini sebagian besar


penduduk bekerja dalam bidang pertanian.
2.Tahap Manufaktur (Industri). Pada tahap ini sebagian besar
penduduk bekerja di bidang industri.
3.Tahap Ketiga (Bidang Jasa). Pada tahap ini terjadi
perpindahan tenaga kerja ke sektor jasa.
Sumber pembiayaan ekonomi antara lain dapat diperoleh
melalui :

a. Simpanan domestik.Masyarakat di negara berkembang


cenderung tidak mungkin menabung, karena untuk hidup
saja sulit, tetapi mereka pasti menyimpan sesuatu untuk
masa depan mereka.
b. Investasi asing. Investasi asing bisa meliputi pendirian
kantor cabang, pendirian perusahaan modal asing (PMA),
atau pembelian perusahaan lokal oleh perusahaan asing.
c. Bantuan luar negeri (foreign aid). Bantuan luar negeri
merupakan uang, barang, jasa dari negara-negara
(pemerintah) dan organisasi-organisasi internasional kepada
negara-negara yang memerlukan.
Bantuan luar negeri itu terdiri dari beberapa macam:

a. Bantuan Ekonomi. Bantuan ekonomi merupakan


pinjaman dan grant dalam bentuk uang atau peralatan
untuk menambah sumber modal negara-negara
berkembang.

b. Bantuan Teknis. Bantuan teknis antara lain berupa


penyediaan tenaga-tenaga ahli profesional seperti
insinyur, guru teknisi, dan sebagainya untuk mengajarkan
keahlian mereka kepada masyarkat di negara
berkembang.

c. Bantuan Militer. Bantuan militer merupakan bantuan


ekonomi dan teknis untuk angkatan bersenjata suatu
negara.
Dampak Pembangunan Ekonomi

 Dampak Positif
1. Pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
3. Fasilitas umum dapat terpenuhi sehingga segala sesuatunya dapat
berjalan dengan lancar.
4. Terjadi perubahan struktur ekonomi dari agraris ke industri sehingga
pilihan kegiatan ekonomi bagi masyarakat menjadi semakin banyak.

 Dampak Negatif
1. Meningkatkan urbanisasi
2. Terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah pembangunan.
KARAKTERISTIK NEGARA
BERKEMBANG

1. PNB per kapita yang rendah.


2. Ekonomi agraris.
3. Kondisi kesehatan yang memprihatinkan.
4. Tingkat buta huruf yang masih tinggi.
5. Tingginya angka pertumbuhan penduduk.
Masalah Pembangunan
Ekonomi Negara Berkembang

• PENGANGGURAN
• KEMISKINAN
• KETIMPANGAN DISTRIBUSI
PENDAPATAN
PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA

• Secara hakikat, pembangunan nasional Indonesia adalah


pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan dengan
Pencasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman
pembangunan nasional.
• Tujuan pembangunan nasioanal adalah mewujudkan
masyarakat adil dan makmur, yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
wadah NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa
yang aman., tentram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan
damai.
• Masyarakat (rakyat) merupakan pelaku utama dalam
pembangunan nasional, sementara pemerintah
berkewajiban untuk membimbing, mengarahkan, dan
menciptakan suasana yang saling menunjang dan saling
mendukung.
 Modal Dasar. Modal dasar adalah keseluruhan sumber
kekuatan nasional, baik yang efektif maupun potensial, yang
dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional. Modal dasar meliputi:
1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara RI.
2. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Wilayah nusantara yang luas dan terletak di khatulistiwa yang
mampu memberikan keunggulan komparatif.
4. Kekayaan alam yang beraneka ragam yang terdapat di laut,
darat dan udara.
5. Penduduk yang besar jumlahnya.
6. Rohaniah dan mental.
7. Budaya bangsa Indonesia yang dinamis.
8. Potensi dan kekuatan insentif bangsa.
9. TNI yang merupakan kekuatan pertahanan keamanan nasional.
 Faktor Dominan. Segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan pembangunan nasional agar pembangunan bisa
berjalan lancar. Faktor dominan meliputi:

1. Kependudukan dan sosial budaya.


2. Wilayah yang bercirikan kepulauan dan kelautan, serta lingkungan
dan alam tropisnya.
3. Sumber daya alam yang beraneka ragam dan tidak merata
penyebarannya, termasuk flora dan fauna.
4. Kiualitas sumber daya manusia Indonesia terhadap penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Disiplin nasional yang merupakan kepatuhan dan ketaatan kepada
hukum dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
6. Manajemen nasional sebagai mekanisme penyelenggaraan negara
dan pemerintahan.
7. Perkembangan regional dan global seta tatanan internasional yang
selalu berubah secara dinamis.
8. Kemungkinan pengembangan.
POLA PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA

Pembangunan Jangka Panjang I

 Pembangunan jangka panjang I (PJPT I) meliputi 5 Pelita.


 Secara umum tujuan yang hendak dicapai pada masing-masing
Pelita adalah sebagai berikut:

1. Meningkatakan taraf hidup,kecerdasan, dan kesejahteraan


seluruh rakyat, yang semakin merata dan adil.
2. Meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan
berikutnya. Pelita I sampai dengan Pelita V merupakan
pembangunan jangka panjang pertama.
 Pelita I (1 April 1969-31 Maret 1974). Menitikberatkan pada
pembangunan sektor pertanian dan industri yang mendukung pertanian.
 Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979). Menitikberatkan pada
pembangunan sektor pertanian dan meningkatkan industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
 Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984). Menitikberatkan pada sektor
pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
 Pelita IV (! April 1984-31 Maret 1989). Pembangunan sektor pertanian
untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri berat maupun ringan.
 Pelita V (1 April 1989-31 Maret 1994). Pembangunan pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi
pertanian lainnya, serta meningkatkan sektor industri yang
menghasilkan brang-barang ekspor, industri yang menyerap tenaga
kerja, pengolah hasil pertanian dan dapat menghasilkan mesin-mesin
sendiri.
Pembangunan Jangka Panjang II

 Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1999)


Kebijakan pembangunan bertumpu pada Trilogi Pembangunan:
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya
kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Tujuan Pelita VI adalah:


1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan
masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan secara lahir batin
yang lebih selaras, adil dan merata.
2. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap
pembangunan berikutnya.
 Pelita VII (1 April 1999-31 Maret
2004) TIDAK TERLAKSANA
UU NO 17 2007
• RPJPN ( RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG NASIONAL) 2005-2025
• RPJMN (RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH NASIONAL) 2005-2009, 2010-
2014, 2015-2019, 2020-2025
• RKP (RENCANA KERJA PEMERINTAH) I
JANUARI 2014 – 31 DESEMBER 2014 (SESUAI
PERATURAN PRESIDEN NO 39 TAHUN 2013)
KELEMAHAN PENYELENGGARAAN NEGARA PADA MASA ORDE
BARU

• Sebelum Pelita VII terlaksana, Indonesia dilanda krisis ekonomi.


Pertumbuhan ekonomi terhenti dan taraf hidup masyarakat menurun
drastis karena banyak terjadi PHK dan peningkatan pengangguran.

• Pelaksanaan pembangunan yang kurang merata antardaerah


mengakibatkan terjadinya kesenjangan pertumbuhan.

• Berbagai kelemahan-kelemahan penyelenggaraan negara di masa lalu


mengakibatkan gejala disintegrasi bangsa, terjadi banyak konflik sosial,
melemahnya penegakkan hukum dan HAM, kesejahteraan masyarakat
berkurang, dan pembangunan di daerah-daerah yang kurang
berkembang.
Program Pembangunan Nasional (Propenas)

• Propenas ditetapkan oleh presiden bersama-sam adengan DPR.


• Propenas adalah rencana pembangunan berskala nasional dan
merupakan konsensus (kesepakatan bersama) seluruh masyarakat
tentang pembangunan nasional yang akan diselenggarakan dalam
kurun waktu 5 tahun.
• Masing-masing departemen dan pemerintah daerah harus menyusun
Resnstra (Rencana Strategis) dan Properda (Program Pembangunan
Daerah).
• Proenas dijabarkan dalam Repeta (Rencana Pembangunan
Tahunan) yang memuat APBN.
Tujuan Propenas

1. Membangun sistem politik yang demokratis serta


mempertahankan persatuan dan kesatuan.
2. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih
(good government).
3. Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan
pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
4. Membangun kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya.
5. Meningkatkan pembangunan daerah.
Masalah Pembangunan Ekonomi di Indonesia

 Masalah Kependudukan

1. Jumlah penduduk yang sangat besar.


2. Laju pertumnuhan penduduk yang pesat.
3. Komposisi penduduk menurut umur yang tidak menguntungkan.
4. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
5. Arus urbanisasi yang relatif tinggi.
Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk
mengatasi masalah kependudukan, antara lain:

1. Mengendalikan tingkat kelahiran dengan program keluarga


berencana.
2. Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak melalui program
peningkatan gizi keluarga (pengadaan Posyandu).
3. Mengadakan transmigrasi lokal maupun nasional untuk
pemerataan penyebaran penduduk.
4. Menyelenggarakan proyek-proyek di daerah serta proyek padat
karya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
mengurangi arus urbanisasi.
• Masalah Kemiskinan

Sejumlah kebijakan pemerintah dalam mengatasi kemisikinan


antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan Trilogi Pembangunan.
2. Kebijakan Impres Desa Tertinggal (IDT).
3. Pemberian Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP).
4. Kebijakn Intensifikasi Khusus (Insus).
5. Pemberdayaan Koperasi.
6. Pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK).
7. Pengembangan Kawasan Terpadu.
8. Program Bapak Angkat Untuk Usaha Kecil.
• Keterbelakangan

Indonesia masih termasuk negara terbelakang dalam bidang:


1. Pendidikan. Relatif terlihat bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia hanya mengenyam pendidikan dasar.
2. Kesehatan. Tampak tingkat kematian yang masih cukup tinggi,
disebabkan oleh keterbatasan obat-obatab, tenaga medis, dan
peralatan medis.
3. Kemajuan Teknologi. Indonesia masih mendatangkan banyak
tenaga ahli dari luar negeri untuk jenis pekerjaan tertentu.
4. Sikap Mental Ekonomi. Indonesia masih menduduki peringkat
tinggi dalam hal korupsi, kolusi dan nepotisme.
5. Ekonomi. Keterbelakangan pada bidang ekonomi terlihat pada
rendahnya pendapatan per kapita, banyaknya pengangguran,
terbatasnya pasar untuk produk dalam negeri, tingkat manajemen
dan profesionalitas yang rendah.
• Lapangan Pekerjaan

Sejumlah upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan


atau kesempatan kerja adalah:
1. Peningkatan pendidikan.
2. Pemebrian kursus-kursus keterampilan.
3. Pemerataan pembangunan.
4. Proyek-proyek padat karya.
5. Pemberian kredit-kredit usaha kecil.

Pengangguran di Indonesia tidak semata-mata disebabkan karena


tersedianya lapangan pekerjaan, tetapi juga disebabkan oleh:
1. Rendahnya mutu atau kualitas angkatan kerja.
2. Banyaknya lulusan pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi setiap tahun.
• Pemerataan Pembangunan

Pembangunan tidak merata mengakibatkan terjadinya jurang pemisah antara


derah yang satu dengan daerah yang lain, antara perkotaan dan
pedesaan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil delapan jalur
pemeratan dalam pelaksanaan pembangunan sebagai berikut:

1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya


pangan, sandang, dan perumahan.
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya
bagi generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keadilan.
Keberhasilan dan Kegagalan Pembangunan Ekonomi
Indonesia

Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat melalui:

1. Tingkat pendapatan nasional.


2. Tingkat produksi nasional.
3. Kesempatan kerja.
4. Perekonomian yang stabil.
5. Neraca pembayaran luar negeri.
6. Distribusi pendapatan yang merata.
Dari indikator-indikator tersebut maka pelaksanaan
pembangunan ekonomi di Indonesia belum mencapai hasil
sebagaimana diharapkan. Namun tidak bisa dikatakan bahwa
pembangunan ekonomi mengalami kegagalan. Hingga akhir
tahun 2004, ada beberapa prestasi dan kemajuan di bidang
ekonomi sebagaimana telah dicapai oleh pemerintahan Presiden
Megawati. Pencapaian tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Nilai rupiah yang semakin stabil, berkisar Rp. 8.700/US$.


2. Laju inflasi diperkirakan mencapai 7%.
3. Laju pertumbuhan ekonomi mencapai 5%.
4. Berkurangnya pengangguran.
UU NO 17 2007
• RPJPN ( RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG NASIONAL) 2005-2025
• RPJMN (RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH NASIONAL) 2005-
2009, 2010-2014, 2015-2019, 2020-2025
• RKP (RENCANA KERJA PEMERINTAH) I
JANUARI 2014 – 31 DESEMBER 2014
(SESUAI PERATURAN PRESIDEN NO 39
TAHUN 2013)

Anda mungkin juga menyukai