Anda di halaman 1dari 16

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Oleh:
 Muclas Abror

Pembimbing:
 Lusiana M.Pd

MAN INSAN CENDEKIA PADANG PARIAMANTAHUN


AJARAN 2021/2022
1. PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif
(quantitatif change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data produk
domestik bruto (PDB) atau pendapatan output perkapita. Tingkat pertumbuhan
ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu
tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun
sebelumnya Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat
proses pertambahan output wilayah sehingga prospek perkembangan wilayah
semakin baik. Dengan di ketahuinya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
maka dapat ditentukan sektor prioritas pembangunan. Terdapat tiga faktor atau
komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi
modal (capital accumulation), pertumbuhan penduduk (growth in population),
dan kemajuan teknologi (technological progress).

Pengukuran pertumbuhan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan
PDB-nya. Untuk ukuran nasional, produk domestik bruto (PDB) tahun yang
sedang berjalan dengan tahun sebelumnya. Pengukuran tersebut tidak bisa
dilakukan setiap saat dikarenakan data yang tersedia belum tentu ada, sehingga
data yang diambil adalah data triwulan atau data tahunan. Data yang digunakan
adalah hasil perubahan barang dan jasa yang diubah ke satuan moneter
bedasarkan harga konstan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi yakni:
Pertumbuhan ekonomi tahun t dapat diketahui dengan membandingkan PDB
tahun sekarang dengan tahun yang lalu. Jika PDB belum di-harga kostankan,
PDB dirumuskan seperti berikut.
Dimana PDB0 adalah PDB periode awal dan r adalah tingkat pertumbuhan
PDB.

Teori pertumbuhan ekonomi


Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan
sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat
beberapa teori yang dikemukakan beberapa ahli untuk mengungkapkan konsep
pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut didasarkan dari teori
pertumbuhan ekonomi historis, klasik, dan neo-klasik.
Teori Historis
Teori ini berkembang di Jerman. Teori ini beranggapan bahwa pertumbuhan
ekonomi harus dilihat dari masa prasejarah hingga masa industri. Teori ini
dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut.
Werner Sombart
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi
menjadi tiga tingkatan:
Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen
sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa
pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:

1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri


2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa
Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian
kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini
menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada
masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-
mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan
memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

 Meningkatnya kebutuhan manusia


 Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
 Timbulnya pertukaran barang dan jasa
 Pertukaran belum didasari keuntungan sepihak
Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan
usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang
dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekadar memenuhi kebutuhanya,
tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis
menjadi empat masa sebagai berikut:
Tingkat prakapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat masih statis


2. Bersifat kekeluargaan
3. Bertumpu pada sektor pertanian
4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
5. Hidup secara berkelompok
Tingkat kapitalis
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat sudah dinamis


2. Bersifat individual
3. Adanya pembagian pekerjaan
4. Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan
Tingkat kapitalisme raya
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan


2. Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara massal dengan alat modern
4. Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
5. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh
Tingkat kapitalisme akhir[
Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Munculnya aliran sosialisme


2. Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan bersama
Friedrich List
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi
menjadi empat tahap sebagai berikut:

1. Masa berburu dan pengembaraan


2. Masa beternak dan bertani
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan, industri, perdagangan
Karl Bucher
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan
menjadi empat tingkatan sebagai berikut:

1. Masa rumah tangga tertutup


2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia
Walt Whiteman Rostow
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya
yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan
perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut, yaitu: tahap masyarakat
tradisional, tahap prakondisi menuju lepas landas, tahap lepas landas, tahap
dorongan menuju kematangan dan terakhir adalah tahap konsumsi massa tinggi.
Teori Klasik
Teori klasik berpendapat bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan cara menekankan faktor-faktor produksi yang ada. Pencetus teori klasik
terdiri dari.
Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya
bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan
penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam
Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations.
David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga
kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi
turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup
minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary
state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The
Principles of Political and Taxation.
Thomas Robert Malthus
Teori ini berpendapat bahwa jumlah penduduk yang berlebih dapat
mengakibatkan kekurangan pangan dan kehidupan masyarakat stagnan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi teori tersebut yakni jumlah penduduk, teknologi,
sumber daya alam, dan modal.
Teori Neoklasik
Teori neo-klasik berpendapat bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi tidak hanya dengan menekankan faktor-faktor produksi saja, tetapi
melihat segi penawaran pasar juga. Pencetus teori neo-klasik terdiri dari.
Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian
kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi
modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak
positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow
pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.
Harrord Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena
pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal
tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan
kerja.
Schumpeter
Teori ini beranggapan bahwa faktor terpenting pertumbuhan ekonomi adalah
kewirausahaan.

Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi


Terdapat beberapa faktor atau hal yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, di
antaranya adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan
dan teknologi, budaya, dan sumber daya modal.
Sumber daya manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan faktor
terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan
tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.
Sumber daya alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong
adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan.
Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan
kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois,
boros, KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan sebagainya.
Sumber daya modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Inflasi
Inflasi dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan suatu barang atau jasa
dan/atau meningkatnya harga produk. Perubahan inflasi dapat mempengaruhi
PDB setiap tahunnya.

Kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan


Setiap masyarakat menginginkan agar kesejahteraan mereka meningkat dengan
cepat dan masalah pengangguran dapat dikurangi dan diatasi. Tujuan yang
penting ini memerlukan kebijakan yang sesuai, yaitu:

1. Mengurangi tingkat pertambahan penduduk.


2. Mengembangkan teknologi.
3. Meningkatkan tabungan.
4. Meningkatkan efisiensi penanaman modal.

Ciri-ciri pertumbuhan ekonomi Setidaknya ada enam ciri pertumbuhan


ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets.
Keenam ciri-ciri tersebut adalah:
1.Adanya laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita yang sangat
cepat. 2.Perkembangan produktivitas masyarakat.
3.Pertumbuhan tingkat struktural yang melesat.
4.Tingkat urbanisasi yang tinggi.
5.Adanya ekspansi pada negara maju.
6.Terjadi arus barang, modal dan manusia di berbagai negara.
2.PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan


pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertumbuhan
penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi;
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang
dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional.[1] Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan produk nasional bruto riil di
negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah
pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya
kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan
hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Elemen
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi:

1. Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan


merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat
atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung
menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui
tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus
menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang
adil, makmur, dan sejahtera.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
pendapatan perkapita. Sebagai suatu usaha, pembangunan
merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara
dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah,
dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan
karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan
dalam kesejahteraan masyarakat.
3. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka
panjang. Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan
berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang
cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan
perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya,
suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan
politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut
mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah
bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan
ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun

Faktor

Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.


Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi
yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya
adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan
kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil
hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu
negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu,
keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari
alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai
proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Faktor
nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Pengadilan
Pembangunan ekonomi dapat dipengaruhi oleh pengadilan yang berkaitan
dengan penyelesaian sengketa. Pembangunan ekonomi akan pesat ketika
pengadilan mengadili sengketa secara rasional terhadap permasalahan ekonomi.
Keterkaitan pengadilan dalam pembangunan ekonomi meliputi penegakan
kontrak, penjaminan hak-hak kepemilikan serta hak-hak kontraktual yang
digunakan dalam pelaksanaan investasi ekonomi jangka panjang. Pengadilan
berperan sebagai otoritas publik yang menangani kepemilikan hak-hak pribadi.
Pembangunan ekonomi yang didukung oleh pengadilan memberikan
kemudahan bagi sektor swasta dalam menyelesaikan sengketa. Adanya
pengadilan dapat mengurangi kelemahan dari kasus perdata yang memberikan
wewenang secara terbatas dalam penyelesaian sengketa.[2]

Pembangunan Ekonomi
1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju
perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
3. Memperhatikan pertambahan penduduk.
4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan
ekonomi.
6. Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga
terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan
teknik.

Dampak Positif
 Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian
akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses
pertumbuhan ekonomi.
 Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan
mengurangi pengangguran.
 Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi
secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
 Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan
struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur
ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh
negara akan semakin beragam dan dinamis.
 Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga
dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Negatif
 Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik
mengakibatkan adanya kerusakan di lingkungan hidup.
 Industrialisasi yang mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
 Hilangnya habitat alam, baik hayati atau hewani.

Tujuan
Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan bagian dari ilmu
ekonomi khususnya ekonomi pembangunan. Dalam pembangunan
berkelanjutan dipelajari berbagai usaha manusia atau suatu bangsa dalam
meningkatkan taraf hidupnya. Peningkatan ini berkaitan dengan berbagai jenis
faktor ekonomi yaitu pendapatan per kapita secara nasional, retribusi
pendapatan serta penghapusan kemiskinan. Pembangunan berkelanjutan
berkaitan dengan pembangunan ekonomi yang merupakan usaha-usaha manusia
atau suatu bangsa dalam meningkatkan standar hidupnya ke taraf yang lebih
baik dengan memanfaatkan sektor ekonomi. Pembangunan ekonomi melibatkan
distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi
bangsa tersebut guna mencapai pembangunan berkelanjutan. Konsep
pembangunan ekonomi demi pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan hidup manusia di masa depan yang dikelola oleh
manusia di masa sekarang. Pembangunan berkelanjutan dicapai ketika generasi
manusia memperoleh hak yang sama di dalam pembangunan. Dalam konsep ini,
pembangunan ekonomi merupakan langkah awal bagi terlaksananya
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan yang dilandasi oleh
pembangunan ekonomi akan mempercepat pembangunan di bidang kehidupan
lainnya.[4]

Pandangan
Merkantilisme
Dalam pandangan merkantilisme, pembangunan ekonomi merupakan prioritas
dalam penguatan pertahanan negara. Pembangunan ekonomi dibentuk melalui
perhitungan kekayaan negara. Merkanltilisme meyakini bahwa pembangunan
ekonomi dapat dicapai dengan menjadikan negara sebagai pemimpin dalam
sistem perekonomian. Paham merkantilisme meyakini adanya hubungan antara
politik dan ekonomi. Dalam pandangan ini, negara memiliki kewenangan dalam
menetapkan kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan faktor-faktor produksi
dan distribusi ekonomi. Keberadaan negara sebagai pemimpin dianggap sebagai
bentuk keadilan ekonomi bagi penduduk negara.

Indikator Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi yang terus menerus berjalan ini mungkin saja berhasil,
mungkin pula tidak. Bagaimanakah cara kita tahu apakah proses pembangunan
ekonomi ini dapat dikatakan berhasil? Semuanya bisa dilihat melalui indikator
dalam pembangunan ekonomi yang dapat menunjukkan keberhasilan dari
pembangunan ekonomi.

Indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah digunakan oleh


banyak negara, meliputi:

1. Struktur ekonomi. Sebagai contohnya, pergeseran dari sektor pertanian yang


berubah menjadi sektor industri.

2. Pendapatan per kapita. Perekonomian yang dikatakan stabil akan berdampak


positif pada angka pendapatan per kapita. Dengan naiknya dari pendapatan
perkapita ini menjamin akan kesejahteraan masyarakat

3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini dapat dilihat dari umur
panjang maupun pengetahuan, hidup sehat, serta standar hidup layak.

Banyak faktor juga yang bisa mempengaruhi akan keberhasilan dari sebuah
pembangunan ekonomi, yaitu dari faktor ekonomi serta non-ekonomi. Faktor
ekonomi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, keahlian,
serta kewirausahaan. Faktor ekonomi tersebut bisa mendorong akan
ketersediaan bahan baku hingga dalam proses pengolahan yang menjadi
produk-produk berkualitas.

Sementara itu, pada faktor non-ekonomi mencangkup kondisi politik, sosial


budaya, kelembagaan, serta sistem yang berlaku pada masyarakat. Walaupun
tidak berhubungan dengan sumber daya keahlian, faktor non-ekonomi tentu bisa
sangat berpengaruh pada pembangunan ekonomi.

Ada juga faktor pendukung, ada pula hambatan pada proses pembangunan
ekonomi. Hambatan-hambatan ini adalah keadaan alam, kurangnya tenaga
kerja, kesulitan permodalan, situasi politik dalam negeri, begitu dalam kondisi
ekonomi dunia.

Perbedaan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan


Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi akan menekankan pada produksi, konsumsi serta
pendapatan. Paling tidak akan tergambar pada bagaimana ekonom yang
mengukur produk domestik bruto (PDB).

Perekonomian itu akan menghasilkan output pada barang maupun jasa untuk
dapat memenuhi kebutuhan. Rumah tangga yang mengkonsumsinya untuk bisa
memenuhi kebutuhan serta keinginan. Begitupun juga pada bisnis
menggunakanya untuk bisa membantu pada proses produksi.

Tujuan dari sebuah bisnis merupakan menghasilkan keuntungan. Mereka


merekrut tenaga kerja serta membayar upah, yang menjadi sebuah sumber
pendapatan bagi rumah tangga. Dari pendapatan mereka, kemudian individu
menggunakannya untuk membeli barang serta jasa dari sebuah bisnis.

Bila sebuah produksi meningkat, maka perekonomian tumbuh. Begitupun


sebaliknya, bila menurun, perekonomian akan terkontraksi. Hal tersebut
semuanya akan tercermin dari perubahan PDB dari selang waktu ke waktu.

Sementara itu, dari pembangunan ekonomi akan membahas aspek ekonomi


serta sosial secara lebih luas, tidak hanya pada aspek-aspek yang telah
disebutkan. Hal itu juga berbicara tentang bagaimana bentuk perekonomian
akan meningkatkan standar hidup serta kesejahteraan penduduknya. Sehingga
tidak hanya tentang meningkatkan produksi, konsumsi serta pendapatan, namun
juga mengenai aspek kesejahteraan lainnya, termasuk dalam mengurangi
kemiskinan serta ketimpangan sosial ekonomi.
Pembangunan akan mengarahkan perekonomian serta warga negara yang
menuju kehidupan yang lebih baik. Hal itu akan berjalan dengan menciptakan
lebih banyak lapangan kerja serta pendapatan, layanan pendidikan dan
perawatan kesehatan, meningkatkan akses ke barang serta jasa, mendorong pada
kebebasan serta pilihan ekonomi serta sosial warga negara.

Jadi, dalam pertumbuhan ekonomi akan menjadi sebuah landasan untuk


pembangunan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi, perekonomian dapat
menciptakan lebih banyak pekerjaan serta pendapatan. Jumah barang juga jasa
akan meningkat, lebih bervariasi dan lebih berkualitas. Semua memungkinkan
warga negaranya bisa memenuhi berbagai banyak kebutuhan serta keinginan
mereka. Maka dari itu, standar kehidupan akan masyarakat mereka seharusnya
dapat membaik.

Namun, pertumbuhan akan ekonomi tidak selalu mengarah pada pembangunan


ekonomi. Sebagai contoh, sebuah perekonomian tumbuh tinggi. Manfaatnya
bisa saja tidak menyebar secara merata pada seluruh warga negara, namun
hanya ke pemilik modal. Pada akhirnya akan menciptakan ketimpangan
pendapatan serta kekayaan. Pertumbuhan tinggi tidak akan menghasilkan
pengurangan kemiskinan serta pengangguran, maupun peningkatan layanan
sosial penting seperti pendidikan, serta kesehatan dan sanitasi.

Selain itu pun, pertumbuhan tinggi seringkali mengakibatkan pengorbanan pada


lingkungan. Perilaku eksploitatif membuat degradasi serta permasalahan
lingkungan yang muncul seperti limbah dan bahkan pemanasan global. Hal
tersebut akan mungkin memberi manfaat bagi generasi sekarang namun akan
menjadi beban untuk generasi mendatang.

Keberhasilan dari sebuah pembangunan ekonomi seharusnya akan tercermin


dari perbaikan pada variabel-variabel berikut ini:

 Pendapatan per kapita (PDB per kapita)


 Literasi pendidikan
 Akses ke pelayanan kesehatan
 Kualitas dan ketersediaan perumahan dan sanitasi
 Tingkat standar lingkungan
 Kemajuan teknologi
 Angka harapan hidup
 Tingkat kemiskinan
 Hak perempuan
 Distribusi pendapatan
 Kondisi infrastruktur dan transportasi

Permasalahan Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang

Dalam buku “Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang”


ciptaan Muhammad Amsal Sahban menjelaskan dengan berbagai macam
masalah pada pembangunan ekonomi yang terjadi pada negara berkembang,
beberapa diantaranya:

1. Ketergantungan dengan sektor pertanian primer


Secara umum negara berkembang hanya akan bergantung pada sektor pertanian
serta perkembangan saja maupun hanya bergantung dengan pertanian saja, pada
pembangunan ekonomi tidak bisa berjalan dengan efektif serta efisien.

2. Rendahnya Produktivitas
Hal tersebut yang biasanya bisa diidentifikasi dengan rendah nya tingkat PDB
nya atau pendapatan per kapita yang masih kecil, hal ini dikarenakan masih
rendahnya pendapatan pekerja serta masih sedikitnya lapangan pekerjaan yang
terbuka terutama untuk yang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka tidak
dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai.

3. Tingginya Angka Pengangguran


Salah satu penyebab tingginya dari angka pengangguran pada negara
berkembang yaitu pada laju pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sesuai atau
seimbang dengan daya tampung sesuai dengan perekonomian nasional maupun
melebihi daya tampung. Hal tersebut berhubungan dengan rendahnya pada
tingkat penanaman modal dengan sektor industri serta jasa modern.

4. Tingginya Angka Pertumbuhan Penduduk


Selain dengan akibat dari tingginya angka pertumbuhan penduduk pada sebuah
negara berkembang yang lebih banyak dari pada negara maju, faktor distribusi
penduduk yang tidak merata yaitu pada jumlah penduduk yang berfokus pada
sebuah wilayah tertentu juga akan menjadi faktor yang mengakibatkan
terjadinya pendapatan yang tidak sesuai maupun merata.

5. Rendahnya Angka Tingkat Kehidupan


Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka rendahnya angka melek huruf,
kekurangan gizi, serta kasus kelaparan yang terjadi di suatu negara, yang dapat
menandakan bahwa sebuah angka pada tingkat kehidupan suatu daerah maupun
pada negara masih tergolong rendah.

Anda mungkin juga menyukai