A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami metode-metode analisis, baik kuantitatif maupun
kualitatif yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis
ekonomi makro Indonesia, atau global.
2. Memahami dan mampu menjelaskan teori investasi.
B. URAIAN MATERI
147
Hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan negara dalam
menghasilkan barang dan jasa :
Faktor-faktor produks (SDM, modal, kewirausahaan) bertambah
jumlah dan kualitasnya
Investasi menambah jumlah barang modal
Teknologi berkembang
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP rill per kapita.
Definsi dari GDP (Gross Domestic Product) adalah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh beberapa unit produksi di wilayah suatu negara
dalam jangka waktu satu tahun. Kenaikan terhadap GDP dapat dihasilkan
melalui faktor-faktor di bawah ini:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja: adanya peningkatan penawaran
kerja menghasilkan keluaran yang lebih banyak.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia: kenaikan stok modal
dapat menjadi faktor kenaikan keluaran, meski tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Salah satu sumber lain dari pertumbuhan
ekonomi, adalah investasi dalam modal sumber daya manusia.
3. Kenaikan produktivitas: Menurut Case dan Fair, produktivitas dalam
hal ini dipengaruhi oleh faktor perubahan teknologi, kemajuan IPTEK
sehingga dapat memproduksi banyak keluaran.
148
a. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang berkesinambungan
b. Pembangunan ekonomi mengakibatkan adanya perubahan sosial
c. Pembangunan ekonomi adalah salah satu upaya untuk peningkatan GNP per
kapita
d. Pembangunan ekonomi berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
149
Masa kerajinan, industry dan perniagaan: Dalam masa ini, setelah
mengenal kerajinan manusia telah mulai melakukan kegiatan
industri dengan cara pendirian pabrik-pabrik dan terjalannya
perniagaan dan perdagangan. Sehingga pada masa ini, telah
dijumpai kota-kota sebagai pusat industri dan perniagaan. Selain
itu, perdagangan dalam masa ini telah bersifat internasional dengan
didukung oleh peralatan transportasi.
Menurut tokoh Bruno Hildebrand, sebagai kritiknya terhadap List, ia
mengemukakan bahwa perkembangan ekonomi tidak didasarkan pada “cara
produksi” atau “cara konsumsi” tetapi pada “cara distribusi” yang digunakan.
Hasil dari pernyataan tersebut adalah tiga sistem distribusi, antara lain:
1. Perekonomian Barter
2. Perekonomian Uang
3. Perekonomian Kredit
Menurut tokoh Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara
didasari pada hubungannya antara produsen dengan konsumen. Yang terbagi
di dalam empat tahapan berikut:
Masa rumah tangga tertutup: masyarakat melakukan produksi
hanya untuk pemenuhan kebutuhan hidup kelompoknya tersendiri.
Belum adanya pertukaran antar desa maupun antar kelompok.
Masa rumah tangga kota: masyarakat telah melakukan
pembangunan tempat khusus sebagai pusat perdagangan dan
industri yang dikenal dengan istilah kota. Dari pada terbentuknya
pusat perdagangan dan industry, timbulah hubungan dagang
diantara desa dan kota.
Masa rumah tangga bangsa: Seiring perkembangan zaman,
pertukaran atau perdagangan yang terjadi dalam satu kota sudah
tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
penduduknya. Hal inilah yang menjadi cikal bakal perdagangan
antar satu kota dengan kota yang lainnya. Yang berkembang
150
menjadi pertukaran perdagangan antar kota dalam satu bangsa atau
Negara.
Masa rumah tangga dunia: Dalam masa ini, perdagangan antar
Negara telah didukung oleh adanya kemajuan IPTEK sehingga
memudahkan manusia pada masa ini untuk saling berkomunikasi
dengan Negara lainnya khususnya dalam perdagangan.
Menurut pengklasifikasian Todaro, teori ini dikelompokkan ke dalam
model jenjang linear (linear stages model). Rostow membedakan proses
pembangunan ekonomi ke dalam lima tahap, yaitu:
Masyarakat tradisional (the traditional society): memiliki fungsi
produksi yang terbatas, ditandai oleh metode produksi yang masih
primitif. Serta cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi nilai-
nilai dan kebiasaan turun temurun.
Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off): masa
ini adalah masa transisi sebagai persiapan masyarakat untuk
pencapaian pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustained growth).
Contoh: wirausahawan.
Tinggal landas (the take-off): Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi
pada tahap ini. Ciri-ciri utamanya adalah; revolusi politik, kemajuan
dan inovasi yang pesat, tingginya investasi. Yang menghasilkan
meningkatnya pendapatan per kapita
Menuju kedewasaan (the drive to maturity): tahap ini adalah dimana
masyarakat sudah secara efektif dalam penggunaan teknologi modern
dan pada setiap kegiatan produksi. Akan ada munculnya sektor-sektor
pemimpin baru yang menggantikan sektor-sektor pemimpin lama.
Masa konsumsi tinggi (the age of high mass-consumption): Tahap
terakhir dari teori pembangunan ekonomi Rostow ini menunjukkan
perhatian masyarakat yang lebih menekankan pada masalah yang
berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan
pada masalah produksi.
151
Berikut adalah teori pertumbuhan ekonomi. Yaitu teori yang melihat
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan faktor-faktor penentu
ekonomi yang telah dibahas sebelumnya. Perbedaan antara teori yang satu
dengan yang lain terletak pada fokus pembahasan yang berbeda.
Teori Jumlah Penduduk Optimal: Teori ini telah lama dikembangkan
oleh kaum klasik. Teori ini menganggap bahwa berlakukannya hukum
hasil lebih yang terus menurun menyebabkan ketidaksertaan semua
penduduk dalam proses produksi. Jika dipaksakan, akan menurunkan
tingkat output perekonomian.
Teori Pertumbuhan Neo Klasik: Teori ini merupakan penyempurnaan
teori-teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan teori pertumbuhan
neo klasik adalah akumulasi stok barang modal serta keterkaitannya
dengan keputusan masyarakat.
Teori Schumpeter: Schumpeter berpendapat bahwa pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh kewirausahaan. Karena, para wirausahawan
berkompeten dan memiliki kemampuan dan keberanian dalam aplikasi
inovasi baru dalam dunia usaha.
Teori Harrod-Domar: Teori ini berpendapat bahwa investasi penting
terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan menyebabkan
peningkatan stok barang modal yang berpotensi menghasilkan
kenaikan output.
152
kenaikan atau penurunan Produk Domestik Bruto, semakin tinggi presentase
kenaikan Produk Domestik Bruto maka semakin tinggi nilai pertumbuhan
ekonominya seperti itu juga sebaliknya semakin rendah persentase kenaikan
Produk Domestik Bruto maka semakin rendah juga nilai pertumbuhan
ekonominya. Dengan kata lain, suatu negara dapat dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila nilai Produk Domestik Bruto tahun sekarang
lebih tinggi dibandingkan Produk Domestik Bruto tahun sebelumnya.
Lain halnya kepada pertumbuhan ekonomi yang hanya
memperhitungkan Produk Domestik Bruto, Pembangunan ekonomi
memperhitungkan hal yang lebih luas dan secara menyeluruh. Pembangunan
ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan pendaatan per kapita dengan target jangka waktu yang relatif
panjang dengan disertai adanya perubahan dalam struktur ekonomi dan
pengembangan IPTEK. Target dari pembangunan ekonomi adalah menaikkan
pendapatan per kapita, dan juga tingkat kenaikan Produk Domestik Bruto
terhadap persentase kenaikan jumlah penduduk. Apabila tingkat kenaikan
Produk Domestik bruto lebih rendah dibandingkan dengan persentase
kenaikan jumlah penduduk, maka akan terjadi penurunan pendapatan per
kapita yang berarti bahwa pembangunan ekonomi yang dilakukan belum
berhasil. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan perbedaan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara mendasar:
Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Ekonomi
Tidak memperhatikan pemerataan Memperhatikan pemerataan
pendapatan. pendapatan termasuk pemerataan
pembangunan dan hasilnya
Memperhatikan pertambahan
penduduk
Belum tentu dapat meningkatkan Meningkatkan taraf hidup
taraf hidup masyarakat masyarakat
Pertumbuhan ekonomi belum Pembangunan ekonomi selalu
153
tentu disertai dengan bersamaan dengan pertumbuhan
pembangunan ekonomi. ekonomi.
Setiap input dapat menghasilkan Setiap input selain menghasilkan
output yang lebih banyak. output yang banyak, disertai
perubahan-perubahan
kelembagaan dan pengetahuan
teknik.
154
dan pembangunan ekonomi. Peran sumber daya manusia sangat
penting dalam suatu proses produksi karena sumber daya manusia
merangkup sebagai tenaga kerja sekaligus sebagai pengusaha yang
mengkobinasikan beberapa faktor produksi dalam kegiatan
menghasiljkan barang dan jasa. Optimalisasi hasil produksi juga
didukung oleh sumber daya manusia melalui penciptaan teknologi
baru dan modern. Maka itu, jika suatu Negara menginginkan tingkat
pertumbuhan dan tingkat pembangunan yang tinggi, maka Negara
tersebut harus melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia
terlebih dahulu. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan
pengembangan kualitas ilmu pengetahuan, kualitas teknologi,
pelatihan keterampilan dan pembinaan sikap serta pola pikir yang
positif.
Sumber Daya Alam: Disebut juga sebagai faktor produksi alam, SDA
menjadi salah satu faktor yang memicu adanya kenaikan dan
penurunan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Hal ini
disebabkan oleh ketersediaan sumber daya alam yang cukup atau
bahkan berlimpah. Dari pengelolaan SDA yang baik, maka dapat
menghasilkan peningkatan pendapatan domestik bruto (PDB) suatu
Negara. Dengan adanya PDB yang tinggi, maka dapat menciptakan
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
Faktor Ketersediaan Modal: Apabila suatu Negara ingin meningkatkan
pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan ekonomi, maka adanya
modal sangat diperlukan. Baik modal berbentuk barang maupun modal
berupa uang. Dalam sebuah Negara berkembang, tingkat ketersediaan
modal relatif rendah. Tingkat pembentukan modal yang rendah
disebabkan oleh kemampuan menabung yang masih rendah.
Rendahnya kemampuan menabung disebabkan oleh rendahnya
pendapatan. Rendahnya pendapatan disebabkan oleh tingkat
produktivitas yang masih rendah., Tingkat produktivitas yang rendah
155
disebabkan oleh tingkat pembentukan modal yang masih rendah,
menyebabkan tidak berkembangnya kegiatan investasi. Pola tersebut
membentuk suatu lingkaran kemiskinan yang disebut vicious circle
yaitu lingkaran yang tidak ada putusnya dan saling berhubungan antar
satu dengan lainnya. Vicious circle tersebut harus diputuskan untuk
menciptakan Negara yang bebas dari kemiskinan, dengan cara
melakukan suatu hentakan yang besar, dalam hal ini, hentakan tersebut
adalah dalam wujud investasu yang besar, peningkatan keahlian dan
keterampilan penduduk serta menekan laju pertumbuhan penduduk
melalui program Keluarga Berencana.
2. Faktor Non-Ekonomi: Seperti stabilitas ekonomi dan keamanan negara,
pelayanan birokrasi yang memihak masyarakat, etos kerja dan kondisi
sosial masyarakat.
Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Percepatan
dalam proses pembangunan disebabkan oleh pesatnya
perkembangan IPTEK, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia telah digantikan oleh kecanggihan
mesin-mesin yang dilakukan sehingga berakibat kepada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
Faktor Budaya: Faktor budaya memberikan dampak terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi
seabgai pendorong atau stimulus prosoes pembangunan akan tetapi
dapat juga berakibat sebaliknya, yaitu menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan,
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dsb.
Budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, praktik KKN, dsb.
Kondisi Politik: Salah satu faktor dalam pertumbuhan ekonomi
suatu Negara adalah kondisi politik. Apabila kondisi politik suatu
Negara kondusif, tidak ada pandangan yang berbeda dalam
156
berpolitik maka pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut
berpotensi untuk berkembang dengan pesat.
C. LATIHAN
1. Terangkan perbedaaan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi
2. Apakah pendapatan per kapita? Bagaimana ia digunakan untuk
membandingkan taraf kesejahteraan masyarakat di beberapa negara?
3. Terangkan persoalan utama yang perlu diatasi dalam pembangunan ekonomi.
4. Berdasarkan analisis dan teori-teori pertumbuhan ekonomi terangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi kepesetan pembangunan ekonomi.
157
D. DAFTAR PUSTAKA
Bediono, 2001, Ekonomi Makro, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
158