Anda di halaman 1dari 23

Nama : Nurul Najiah Utami

Nim : 1536200258

INDIKATOR PEMBANGUNAN EKONOMI


A. Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut
pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono mengemukakan bahwa
pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Penekanan di sini adalah pada proses karena mengandung unsur
perubahan dan indikator pertumbuhan ekonomi dilihat dalam kurun waktu yang
cukup lama. Menurut Suryana, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan
GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar
atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada
perubahan dalam struktur ekonominya.Samuelson mendefinisikan bahwa
pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya perluasan atau peningkatan dari
Gross Domestic Product potensial/output dari suatu negara. Ada 4 faktor yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi:
1. Sumber daya manusia.
Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hampir semua faktor produksi yang
lainnya, yakni barang modal, bahan mentah serta teknologi, bisa dibeli atau
dipinjam dari negara lain. Tetapi penerapan teknik-teknik produktivitas tinggi atas
kondisi-kondisi lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen.
Keterampilan produksi, dan keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan
kerja terampil yang terdidik.
2. Sumber daya alam.
Faktor produksi kedua adalah tanah. Tanah yang dapat ditanami
merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang
penting antara lain minyak, gas, hutan, air dan bahan-bahan mineral lainnya.
3. Pembentukan modal.
Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan
konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan
modal modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhklan untuk kemajuan
cepat di bidang ekonomi.
4. Perubahan teknologi dan inovasi.
Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat
kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju apabila tidak memiliki para
wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan
berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, mengadapi
berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang
lebih maju.
A. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan secara umum terbagi dalam tiga kelompok pendekatan
yaitu pendekatan klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo,
Thomas Robert Malthus dan Jhon Stuart Mill, Neo Klasik (Solow-Swan,
Schumpeter.1
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature and Causes of
the Wealth of Nations”, mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan
pembangunan ekonomi. Menurut pandangan Adam Smith, kebijaksanaan
Laissezfaire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat
pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Penduduk
yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong
tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat
kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi, karena
spesialisasi akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong tingkat
perkembangan teknologi. Mengenai corak dan proses pertumbuhan ekonomi,
Adam Smith mengemukakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi maka
proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Pandangan
Smith yang optimis terhadap pola proses pembangunan di atas sangat
bertentangan dengan pendapat David Ricardo dan Malthus, yang lebih pesimis
terhadap proses pembangunan dalam jangka panjang. Karena dalam jangka
panjang menurut mereka perekonomian akan mencapai “stationary state”, yaitu
suatu keadaan di mana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali.
Sedangkan perkembangan penduduk menurut pendapat mereka, akan menurunkan
kembali tingkat pembangunan ketahap yang rendah. Menurut David Ricardo,
pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarikmenarik antara Law of Deminishing
Return dengan kemajuan teknologi. Sedangkan menurut Thomas Robert Malthus,
dalam pembangunan ekonomi diperlukan pembangunan berimbang antar sektor
pertanian dan industri serta perlunya menaikkan permintaan efektif. Dalam
analisis selanjutnya, John Stuart Mill mengemukakan bahwa dalam pembangunan
ekonomi diperlukan tabungan, tingkat laba, kemajuan teknologi, distribusi yang
adil, perluasan perdagangan luar negeri, dan perubahan kelembagaan.
2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950-
an. Teori ini berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi
menurut pandangan ekonomi klasik. Ekonom yang menjadi perintis
pengembangan teori ini adalah Robert Solow dan Trevor Swan yang
memunculkan teori pertumbuhan ekonomi Solow-Swan. Menurut teori ini,
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor
produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan
teknologi.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern
a. Teori Pertumbuhan Rostow
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi adalah suatu transformasi
masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, melalui tahapan:
1. Masyarakat tradisional, yaitu suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di
dalam fungsi produksi yang terbatas yang didasarkan pada teknologi dan ilmu
pengetahuan dan sikap yang masih primitif, dan berfikir irasional.
1
Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.80
2. Prasyarat lepas landas, adalah suatu masa transisi di mana suatu masyarakat
mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan
yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained growth).
3. Lepas landas, adalah suatu masa di mana berlakunya perubahan yang sangat
drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat
dalam inovasi, atau berupa terbentuknya pasar baru.
4. Tahap kematangan, adalah suatu masa di mana suatu masyarakat secara efektif
menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan
kekayaan alam.
5. Masyarakat berkonsumsi tinggi, adalah suatu masyarakat di mana perhatiannya
lebih menekankan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan
lagi pada masalah produksi.
b. Teori Pertumbuhan Kuznet
Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam
jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai
barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan
atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian
teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan
yang ada. Masing-masing dari ketiga komponen pokok,
yaitu:
1. Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan
dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan
menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan
ekonomi (economic maturity) di suatu
negara yang bersangkutan.
2. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi
berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ini adalah
suatu kondisi yang sangat diperlukan, tetapi tidak cukup itu saja (jadi, disamping
perkembangan atau kemajuan teknologi, masih dibutuhkan faktor-faktor lain).
3. Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi
baru, maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap, dan
ideologi. Inovasi di bidang teknologi tanpa dibarengi inovasi sosial berarti potensi
ada, akan tetapi tanpa input komplementernya maka hal itu tidak bisa
membuahkan hasil apapun.
c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan analisis Keynes yang
menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya setiap usaha ekonomi harus
menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah
stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru.
Menurut Harrod-Domar, ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya
stok modal dan jumlah produksi nasional.

d. Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin
pada tahun 1960-an. Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan
(underdevelopment) negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat
prakapitalis tersebut tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan
demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah
pinggiran dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Dalam teori
ketergantungan ini ada dua aliran yaitu aliran Marxis-Neo Marxis dan aliran Non-
Marxis. Aliran yang pertama menggunakan kerangka teori imperialisme yang
tidak membedakan secara tajam antara struktur internal dan eksternal, karena
kedua struktur tersebut dipandang sebagai faktor yang berasal dari sistem kapitalis
dunia itu sendiri. Selain itu, aliran ini mengambil perspektif perjuangan
internasional antara pemilik modal dengan kaum buruh. Oleh karena itu, menurut
teori ini, pembangunan ekonomi untuk daerah pinggiran adalah dengan cara
melakukan revolusi. Sedangkan aliran kedua melihat masalah ketergantungan dari
perspektif nasional atau regional. Di mana aliran ini dengan tegas membedakan
keadaan di dalam negeri dan luar negeri. Menurut aliran ini, struktur dan kondisi
internal dilihat sebagai faktor yang berasal dari sistem itu sendiri walaupun tetap
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sehingga yang perlu ditekankan untuk
melakukan pertumbuhan ekonomi adalah melakukan pembaharuan yang
diperlukan secara internal untuk menentukan sikap terhadap faktor eksternal.
a. Faktor Ekonomi
Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama
yang mempengaruhi pertumbuhan. Beberapa faktor ekonomi tersebut diantaranya:
1) Sumber Alam
Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat ditanami
merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang
penting antara lain minyak-minyak gas, hutan air dan bahan-bahan mineral
lainnya.
2) Akumulasi Modal
Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan
konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan
modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat
dibidang ekonomi.
3) Organisasi
Organisasi bersifat melengkapi dan membantu meningkatkan
produktivitasnya
4) Kemajuan teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan didalam
metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik
penelitian baru.
5) Pembagian kerja dan skala produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas.
Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya
membantu perkembangan industri.
b. Faktor Nonekonomi
Faktor non ekonomi bersama-sama saling mempengaruhi kemajuan
perekonomian. Oleh karena itu, faktor non ekonomi juga memiliki arti penting
didalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor non ekonomi diantaranya :
1) Faktor sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan
nilai-nilai sosial.
2) Faktor sumber daya manusia
Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting bagi keberhasilan ekonomi.
3) Faktor politik dan administratif
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar
bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang. Administrasi yang kuat, efisien,
dan tidak korup, dengan demikian amat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Untuk mengetahui maju tidaknya suatu perekonomian diperlukan adanya
suatu alat pengukur yang tepat. Alat pengukur pertumbuhan perekonomian ada
beberapa macam diantaranya :
a. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga
pasar.
b. Produk Domestik Bruto per Kapita (Pendapatan per Kapita)
Produk Domesik Bruto per Kapita merupakan jumlah PDB Nasional
dibagi dengan jumlah penduduk atau dapat disebut sebagai PDB ratarata atau
PDB per kepala.
c. Pendapatan per jam kerja
Pendapatan per jam kerja merupakan upah atau pendapatan yang
dihasilkan per jam kerja. Biasanya suatu negara yang mempunyai tingkat
pendapatan atau upah per jam kerja lebih tinggi dari pada dinegara lain, boleh
dikatakan negara yang bersangkutan lebih maju dari pada negara yang satunya.
Beberapa alat ukur pertumbuhan ekonomi di atas dipilih oleh suatu Negara
dengan keadaan ekonomi di negara tersebut. Peningkatan atau penurunan GDP
ditentukan oleh beberapa faktor.Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut
yaitu tenaga kerja, kapital, sumber daya alam dan lingkungan, teknologi dan
faktor sosial.
1. Hubungan Konsumsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Konsumsi merupakan indikator utama perhitungan terhadap agregat output
yang dihasilkan suatu negara. Di mana konsumsi merupakan penyumbang
terbesar di dalam perhitungan pendapatan nasional bagi suatu negara atau daerah.
Konsumsi pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu masyarakat, swasta
dan pemerintah di mana konsumsi masyarakat merupakan penyumbang terbesar
konsumsi keseluruhan tersebut.
2. Hubungan Tabungan Masyarakat terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tabungan berdasarkan persamaan suntikan dan bocoran adalah sama
dengan investasi. Di mana investasi merupakan salah satu elemen penting di
dalam perhitungan pendapatan suatu negara atau daerah yang memiliki hubungan
yang bersifat positif. Dengan kata lain, tabungan masyarakat yang berupa
simpanan dana pihak ketiga jika digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi akan
sama fungsinya dengan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Di mana
peningkatan tabungan masyarakat akan disalurkan perbankan dan dipergunakan
oleh pihak lain terutama pengusaha maupun masyarakat itu sendiri sebagai bentuk
investasi baik jangka pendek maupun panjang yang pada akhirnya akan
menambah output wilayah tersebut sehingga akan meningkatkan pendapatan
wilayah itu dan menciptakan pertumbuhan ekonomi.
3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran pemerintah daerah dalam hal ini dinyatakan dalam
pengeluaran pembangunan dan pengeluaran rutin yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pembangunan tersebut digunakan
untuk memberdayakan berbagai sumber ekonomi untuk mendorong pemerataan
dan peningkatan pendapatan perkapita. Pengeluaran pembangunan juga
merupakan salah satu input produksi yang dapat menghasilkan output.
Pengeluaran rutin mempunyai peranan dan fungsi cukup besar dalam mendukung
pencapaian sasaran pembangunan sekalipun pengeluaran tersebut tidak secara
langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan
produksi, melainkan menunjang kegiatan pemerintahan serta peningkatan
jangkauan dan mutu pelayanan. Secara agregat, peningkatan pengeluaran
pemerintah akan ikut menambah pendapatan nasional sehingga akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4. Hubungan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba
perusahaan milik pemda dan pendapatan daerah lainnya. Pendapatan asli daerah
yang terbesar dikumpulkan melalui penerimaan berbagai pajak dan retribusi
daerah. Di mana pajak dan retribusi akan mengurangi kemampuan daya beli
masyarakat yang mengakibatkan menurunnya pendapatan nasional yang
berdampak terhadap rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun, jika pemerintah
daerah mampu mengelola pendapatan asli daerah tersebut untuk dapat sepenuhnya
digunakan sebagai penggerak roda perekonomian maka akan dapat meningkatkan
pendapatan nasional yang pada akhirnya akan berdampak peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
5. Hubungan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Angkatan kerja merupakan penduduk yang secara ekonomi mampu
bekerja dan berproduktivitas untuk dapat menghasilkan suatu nilai tambah dari
berbagai barang dan jasa yang dihasilkannya. Dengan demikian, pengertian
angkatan kerja tidak lain merupakan pengertian dari tenaga kerja. Di mana tenaga
kerja merupakan suatu input dari proses produksi yang akan memberikan
kontribusi yang positif terhadap output agregat suatu wilayah baik dari sudut
pandang pengeluaran maupun produksi. Sehingga terdapat hubungan yang positif
antara jumlah angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Di mana
peningkatan angkatan kerja akan menambah input produksi sehingga
produktivitas agregat akan ikut bertambah yang pada akhirnya akan berdampak
terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. (Adiwarman
A.Karim,2012. Hal :80)
B. Inflasi
Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
fluktuasi inflasi yang terjadi selalu berbeda disatu waktu dengan waktu yang lain
dan berbeda di setiap negara. Tingkat inflasi yaitu persentasi kenaikan harga –
harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dalam
perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang rendah tingkatnya, dinamakan
inflasi merayap yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4 persen. Sering sekali
inflasi yang lebih serius akan berlaku pada tingkatan yang mencapai 5 sampai 10
persen atau sedikit lebih tinggi. Pada waktu peperangan atau ketidakstabilan
politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang kenaikan tersebut
dinamakan hiperinflasi. (Adiwarman A.Karim,2012. Hal :75)

a. Jenis-Jenis inflasi
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan
pesat. Kesempatan
Kerja yang tinggi yang menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan
selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melibihi kemampuan inflasi.

2. Inflasi Desakan Biaya


Inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian berkembang
dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah. Apabila
perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah,
mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji
dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjaanya dan mencar pekerja baru
dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini.
3. Inflasi Diimpor
Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang
diimpor, inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor yang
mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan pengeluaran perusahan-perusahan. Satu contoh yang nyata dalam
hal ini adalah efek kenaikan harga minyak pada tahunn 1970an kepada
perekonomian negara-negara barat dan negara-negara pengimpor minyak
lainnya.

b. Inflasi Merayap dan Hiperinflasi


Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya,
yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya
tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan singapura adalah dua
dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi
merayap.
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang
menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang
singkat.

c. Inflasi merayap dan pertumbuhan ekonomi


Segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi merayap adalah
diperlukan untuk menggalakkan perkembangan ekonomi. Menurut mereka harga
barang pada umumnya naik dengan tingkat yang lebih tinggi dari kenaikan upah.
Maka dalam inflasi merayap upah tidak akan berubah atau naik dengan tingkat
yang lebih rendah dari inflasi. Sebagai akibatnya kenaikan harga-harga yang
berlaku terutama mengakibatkan pertambahan dalam keuntungan perusahaan-
perusahaan untung yang lebih besar akan menggalakkan pertambahan investasi.
Segolongan ahli ekonomi lain tidak sependapat dengan pandangan diatas.
Kebijakan untuk membiarkan berlakunya inflasi merayap untuk mrnggalakkan
pertumbuhan ekonomi hanya sesuai apabila dalam jangka panjang inflasi merayap
terus dapat dikendalikan.

d. Sumber Wujudnya Hiperinflasi


Hiperinflasi seringkali berlaku dalm perekonomian yang sedang
menghadapi perangh atau kekacauan politik didalam negeri. Dalam masa-masa
seperti ini pemerintah terpaksa menambah pengeluaran yang jauh melebihi dari
pajak yang dipungutnya. Salah satu caranya ialah dengan meminjam dari bank
sentral atau mewajibkan bank sentral mencetak lebih banyak uang, perbelanjaan
pemerintah yang berlebihan tersebut akan mempercepat pertambahan pengeluaran
agregat.2 Pada umumnya sektor perusahaan tidak akan mampu menghadapi
kenaikan pengeluaran yang sangat berlebihan, dan sebagai akibatnya harga-harga
akan naik dengan cepat.
Pemerintah selalu akan berusaha mengendalikan berusaha mengendalikan
inflasi yang berlaku, berbagai cara akan diijalankan pemerintah untuk mengurangi
kepesatan jalannya inflasi. Antara lain langkah-langkah yang sering digunakan
untuk menghadapi hiperinflasi ialah dengan mengendalikan harga (menetapkan
harga maksimum), mencatu barang-barang kebutuhan-kebutuhan pokok, membuat
peraturan –peraturan yang melarang menyimpan barang, dan memberi subsidi
kepada produsen-prosuden. Inflasi yang dicoba dihindari dengan menjalankan
langkah-langkah diatas dinamakan inflasi tertekan. Apabila usaha-usaha
membatasi inflasi dengan cara seperti diatas tidak dilakukan maka inflasi tersebut
dinamakan inflasi terbuka.
Apabila inflasi yang tinggi tingkatnya ini berjalan secara terus-menerus,
tingkat kegiatan ekonomi akan semakin menurun dan ini menyebabkan
pendapatan nasional mengalami kemunduran dan pengangguran semakin
meningkat. Ini berarti hiperinflasi cenderung untuk mewujudkan stagflasi.

e. Efek Buruk Inflasi


2
(Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.75
Kenaikan harga-harga yang timggi dan terus -menerus bukan sahaja menimbulkan
beberpa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi, tetapi juga kepada kemakmuran
individu dan masyarakat.
f. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggitingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan
ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat
tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan
uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan membeli
harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih
suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif
akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih
banyak pengangguran akan wujud.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas
perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat
bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-
harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi
menyebabkan barang-barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak
impor akan dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang
bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing.
Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
g. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat
Disamping menimbulkan efek buruh ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga
akan menimbulkan efek-efek yang berikut kepada individu dan masyarakat
a. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan
tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-
harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang
berpendapatan tetap.
b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian
kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank,
simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi –institusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan. Niali riilnya akan menurun apabila inflasi
berlaku.
c. Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik
kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam hal nilai riil
kekayaannya.

h. Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing
menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi dan masing-masing bukan teori
inflasi yang lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan
harga barang. Ketiga teori ini adalah:

a. Teori Kuantitas
Menurut teori ini inflasi terjadi karena adanya penambahan volume uang
yang beredar (apakah berupa penambahan uang giral ataukartal) tanpa diimbangi
oleh penambahan arus barang dan jasa serta harapan masyarakat mengenai
kenaikan harga dimasa akan datang .
b. Teori Keynes
Menurut teori ini adalah inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin
hidup diluar batas kemampuan ekonominya Proses inflasi, menurut pandanga ini,
tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompokkelompok
sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan
oleh masyarakat tersebut.Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi
keadaan dimana permintaan masyarakat akan barangbarang selalu melebihi
jumlah barang-barang yang tersedia .
c. Teori Strukturalis
Teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang
berasal dari kekakuan struktur ekonomi. Karena struktur pertambahan produksi
barang–barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya,
sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat
selanjutnya, adalah kenaikan harga–harga lain, sehingga terjadi inflasi.
i. Cara Mengatasi Inflasi
a. Kebijakan Moneter
1) Politik diskonto atau suku bunga (Discount Policy) menaikan suku
bunga
2) Politik pasar terbuka (open market policy) menjual surat-surat
berharga
3) Politik pagu kredit atau pembatasan kredit (plafon credit policy)
4) Politik uang ketat (tight money policy)
5) Politik cadangan kas atau giro wajib minimum (cash ratio poticy )
menaikkan cadangan kas bagi bank-bank umum.
b. Kebijakan Fiskal
1) Mengurangi pengeluaran negara
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
3) Pengurangan utang luar negeri
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
Kebijakan non moneter dan non fiskal artinya kebijakan untuk mengatasi
inflasi dengan tidak mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tidak
mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran negara.
Kebijakan tersebut diantaranya :
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah
memperhitungkan inflasi
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah
menetapkan kebijakan harga maksimum.

j. Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui
laju inflasi selama satu periode tertentu (Prathama, 2008). Diantaranya yaitu :
a. Indeks harga konsumen (consumer price index atau CPI). Indeka harga
konsumen ataudisingkat IHK adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat
harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.
Dalam indeks harga konsumen,setiap jenis barang ditentukan suatu timbangan
atau bobot tetap yang proporsional terhadap kepentingan relatif dalam anggaran
pengeluaran konsumen.
b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index) Jika IHK melihat
inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks harga perdagangan Besar (IHPB) melihat
inflasi dari sisi produsen.Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks
harga produse (producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang
diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
c. Indeks harga implicit (Gnp Deflator) Indeks harga implicit (Gnp Deflator)
adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal
dan GNP riil dikalikan
dengan100. GNP Riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
didalam perekonomian, yang diperoleh ketika output dinilai dengan menggunakan
harga tahun dasar (base year).
c. Alternative dari indeks harga implicit Mungkin saja terjadi, pada saat ingin
menghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak
memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi. Sebab prinsip dasar penghitungan inflasi
berdasarkan deflator PDB (GDP deflator) adalah membandingkan tingkat
pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil selisih keduanya
merupakan tingkat Inflasi.
k. Dampak Inflasi
Inflasi yang terjadi didalam suatu perekonomian memiliki beberapa
dampak atau akibat yaitu sebagai berikut :
a. Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota
masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota
masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan menyebabkan
pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil orang lainnya jatuh.
b. Inflasi dapat menyebabkan penurunan di dalam efisiensi ekonomi (economic
efficiecy).
c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan didalam output dan
kesempatan kerja (employment).
d. Inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil (unsable
environment) bagi keputusan ekonomi.
Adapun dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat yaitu:
1) Memperburuk distribusi pendapatan
Pada masa inflasi, nilai harta tetap seperti tanah atau bangunan mengalami
kenaikan yang lebih cepat dari pada pendapatan, sedangkan masyarakat
berpendapatan rendah yang biasanya tidak memiliki harta tetap tersebut akan
mengalami kemerosotan nilai pendapatan riiilnya.
2) Pendapatan riil merosot
Sebagian besar tenaga kerja memiliki pendapatan nominal yang nilainya
tetap. Dalam masa inflasi kenaikan harga barang-barang akan membuat
pendapatan riil masyarakat menjadi turun. (Adiwarman A.Karim,2012. Hal :75)

C. Tingkat Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetap mulai bekerja dan masalah
makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan
yang paling berat.3 Kebanyakan orang kehilangan pekerjaan berarti penurunan
standard kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika
pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik
dan para politis sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan
membantu menciptakan lapangan kerja.
Pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi tidak
saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries), akan tetapi
juga negra-negara yang sudah maju (developed countries). Secara umum,
pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan.
Dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja tetapi
secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai pengangguran.
Selain itu pengangguran diartikan sebagai suatu keadan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan belum dapat
memperolehnya. Untuk mengetahui besar kecilnya tingkat pengangguran dapat
diamati melalui dua pendapatan antara lain sebagai berikut:
a. Pendekatan Angkatan Kerja
Besar kecilnya tingkat pengangguran dihitung berdasarkan persentase dari
perbandingan jumlah antara orang yang menganggur dan jumlah angkatan
kerja.
b. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja untuk menentukan besar kecilnya tingkat
pengangguran yang didasarkan pada pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
antara lain :
1) Bekerja penuh (employed) yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau
jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
2) Setengah menganggur (underemployed) yaitu mereka yang bekerja,
tetapi belum dimanfaatkan secara penuh, artinya jam kerja mereka
dalam seminggu kurang dari 35 jam.
a. Jenis Jenis Pengangguran
1. Pengangguran Friksional (fricitional unemployment)
Adalah bagian pengangguran yang disebabkan oleh kerja normalnya
pasar tenaga kerja. Istilah itu merujuk pada pencocokan pekerjaan atau
keterampilan jangka pendek. Pengangguran friksionaljuga merupakan
jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan
didalam syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan perkembangan
atau dinamika ekonomi yang terjadi. Jenis pengangguran ini dapat pula
3
Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.98
terjadi karena berpindahnya orang-orang dari satu daerah ke daerah
lain, atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus
mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur
sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain.
2. Pengangguran Musiman
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi ekonomi jangka
pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Yang dimaksud dengan
pengangguran musiman yaitu pengangguran yang terjadi pada waktu
tertentu didalam satu tahun. Biasanya pengangguran seperti ini berlaku
pada waktu dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun
kesibukannya.
3. Pengangguran Siklis atau Pengangguran Konjungtur
Adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan
dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada kegiatan ekonomi
mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi
kegiatan memproduksinya.
4. Pengangguran stuktural
Dikatakan pengangguran stuktural karena sifatnya yang mendasar.
Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam
perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya
proses produksi atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut
persyaratan tenaga kerja yang juga makin maju. Dilihat dari sifatnya,
pengangguran stuktural lebih sulit diatasi dibanding pengangguran
friksional.
b. Bentuk-Bentuk Pengangguran
1. Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah mereka yang
mampu dan seringkali sangat ingin bekerja tetapi tidak tersedia
pekerjaan yang cocok untuk mereka.
2. Setengah pengangguran (under unemployment), adalah mereka yang
secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah sehingga
pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas produksi
secara keseluruhan.
3. Tenaga kerja yang lemah (impaired), adalah mereka yang mungkin
bekerja penuh tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau
penyakitan.
4. Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah mereka yang bekerja secara
produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.
c. Akibat-Akibat Buruk Pengangguran
Beberapa akibat buruk dari pengangguran dibedakan kepada dua aspek
dimana dua aspek tersebut yaitu:
a. Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian
Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat
pencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari
memperlihatkan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan
oleh masalah pengangguran.
b. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat
Pengangguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan
sosial dalam masyarakat. Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh
pengangguran adalah:
1. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan
2. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kegiatan
ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa puas
kepada pemerintah.
1) Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pengangguran
Menurut Todaro pembangunan ekonomi mensyaratkan pendapatan
nasional yang lebih tinggi dan untuk itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi
merupakan pilihan yang harus diambil. Namun yang menjadi permasalahan bukan
hanya soal bagaimana cara memacu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang
melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya. Setiap adanya peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran.
2) Hubungan Tingkat Inflasi dengan Pengangguran
Menurut Dernburg dan Karyaman Muchtar jika tingkat inflasi yang
diinginkan adalah rendah, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang sangat
tinggi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi yang diinginkan tinggi, maka akan terjadi
tingkat pengangguran yang relatif rendah. Hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran digambarkan oleh kurva Phillips. Adanya kecenderungan bahwa
tingkat inflasi dan pengangguran naik atau hubungan searah (tidak ada trade off)
maka menunjukkan bahwa adanya perbedaan dengan kurva Philips dimana terjadi
trade off antara inflasi yang rendah atau pengangguran yang rendah.
3) Hubungan Tingkat Upah Minimum dengan Pengangguran
Menurut Alghofari tenaga kerja menetapkan tingkat upah minimumnya
pada tingkat upah tertentu. Jika seluruh upah yang ditawarkan besarnya di bawah
tingkat upah tersebut, seorang pekerja akan menolak mendapatkan upah tersebut
dan hal ini akan menyebabkan pengangguran. Jika upah yang ditetapkan pada
suatu daerah terlalu rendah, maka akan berakibat pada tingginya jumlah
pengangguran yang terjadi pada daerah tersebut. Apabila ditinjau dari sisi
pengusaha, meningkatnya upah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan, maka akan mengurangi efisiensi pengeluaran, sehingga pengusaha
akan mengambil kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya
produksi. Hal ini akan berakibat pada peningkatan pengangguran. (Adiwarman
A.Karim,2012. Hal :98)

D. Valuta Asing
Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun foreign currency
adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk
membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai
catatan kurs resmi pada bank sentral. Mata uang yang sering digunakan sebagai
alat pembayaran dalam transaksi ekonomi keuangan internasional disebut dengan
hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara maju dan nilainya relatif
stabil serta kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibanding mata uang
dari negara lainnya. Sebaliknya mata uang yang berasal dari negara berkembang
atau negara dunia ketiga jarang digunakan sebagai alat pembayaran antar negara
karena nilainya relatif tidak stabil dan kadang mengalami depresiasi atau
penurunan nilai, mata uang tersebut sering disebut dengan soft currency.Ppara
praktisi valas juga mempunyai penamaan mata uang penting lainnya dengan nama
yang khas misalnya Swiss-Franc (CHF) disebut dengan swissie, Dollar-Selandia
Baru (NZD) dengan nama kiwi, Dollar-Australia (AUD) dengan nama aussie,
Poundsterling-Inggris (GBP) dengan nama cable.
Nilai tukar valas ini selalu berubah-ubah setiap waktu. Pergerakan nilai tukar
valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya, diantaranya adalah :
a. Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
Devaluasi dan depresiasi adalah penurunan nilai tukar mata uang negara
tertentu terhadap nilai mata uang negara lain, dimana depresiasi penurunannya
tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya
besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang
bersangkutan, begitu pula sebaliknya.
b. Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Nilai yang tertera pada mata uang disebut nilai nominal / nilai ekstrinsik,
sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam mata uang itu
sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu (kertas,
tinta, ongkos pembuatan, dan lain lain).
c. Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Balance of Payment (BOP) ini dapat diartikan sebagai laporan keuangan
dari suatu negara yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke
negara lain selama periode satu tahun. Dalam hal transaksinya BOP ini dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu transaksi yaitu transaksi kredit yang menimbulkan
kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor, sedangkan transaksi debit
yang menimbulkan arus uang masuk atau hak penerimaan uang, misalnya,
transaksi ekspor.
d. Cadangan Devisa
Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai total dana dari suatu negara,
baik itu berupa uang, asset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata uang
asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara.
e. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang
konsumsi yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
persen per tahun.

f. Suku Bunga Nominal


Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara
sebelum dikurangi tingkat inflasi.
g. Suku Bunga Riil
Suku bunga riil adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara setelah
dikurangi dengan tingkat inflasi negara .
1. Sistem Nilai Tukar
Dalam sejarah perkembangannya ada beberapa sistem nilai tukar yang
digunakan berbagai negara dalam mengelola dan menentukan nilai tukar mata
uangnya, diantaranya sebagai berikut :
1) Gold Standard
Sistem ini dimulai pada tahun 1880 dan berakhir pada awal perang dunia
pertama, terbagi menjadi dua sistem :
2) Gold Specie Standard
Standar ini menentukan nilai mata uang suatu negara dikaitkan dengan
nilai jumlah emas tertentu, jadi nilai nominal pada koin logam sama dengan harga
bahan baku emas tersebut.
3) Gold Bullion Standard
Standar ini digunakan ketika uang kertas mulai banyak digunakan,
sehingga nilai mata uang tersebut dikaitkan dengan sejumlah tertentu emas. Bank
sentral menjamin konvertibilitas mata uangnya (uang kertas) dengan emas.
Pergerakan nilai tukar valuta yang ada di Gold Standard sangat kecil dan biasanya
dipengaruhi oleh biaya transport dan biaya asuransi dari penyerahan secara fisik
emas akibat defisit atau surplus dalam perdagangan internasional.ini dapat
dijelaskan sebagai berikut, apabila nilai tukar mata uang suatu negara yang defisit
turun terlampau rendah, maka negara tersebut akan melebur koin yang dimilikinya
dan membayar dengan emas yang harganya lebih tinggi, demikian pula
sebaliknya.
a. Fixed Exchange Rate System
Sistem ini mulai diterapkan setelah perang dunia kedua yang ditandai
dengan digelarnya konferensi internasional mengenai sistem nilai tukar yang
diadakan di Bretton Woods, New Hamsphire, Amerika Serikat pada tahun 1944
yang menentukan kesepakatan sebagai berikut :
1.Amerika Serikat mengaitkan mata uangnya US dollar dengan sejumlah emas
tertentu yaitu 35 US dollar per ounce emas.
2.Negara-negara lain dapat mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas ataupun
mata uang US dollar, dan dapat berfluktuasi sebesar 1% terhadap US dollar.
3.Negara-negara lain dapat menyimpan cadangannya dalam bentuk emas ataupun
mata uang US dollar.
4.Amerika Serikat akan menjual emasnya dalam jumlah tertentu yang tetap
kepada pemilik uang US dollar yang sah.
5.Begitu mata uang suatu negara ditentukan nilai tukarnya maka pemerintah
negara tersebut wajib memeliharanya dengan nilai tukar yang tetap.
6.Didirikannya International Monetary Fund (IMF) untuk membantu bank sentral
yang mengalami kesulitan keuangan dengan jalan memberikan pinjaman hutang
sementara waktu. Selama berjalannya sistem ini maka pergerakan nilai tukar
valuta sangatlah kecil, karena telah ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap emas
maupun US dollar itu US dollar pun juga ditetapkan terhadap emas.
Sistem ini berakhir pada tahun 60-70an dimana pada waktu itu Amerika
serikat mengalami defisit pembayaran yang sangat besar. Amerika serikat harus
mendevaluasi mata uangnya dari 35 US dollar per ounce emas menjadi 38 US
dollar per ounce emas. 4Pada akhirnya pemerintah Amerika Serikat melepaskan
keterikatan mata uang US dollar dengan emas, tindakan tersebut menimbulkan
tekanan kepada negara lain untuk melepaskan keterikatan mata uangnya dengan
US dollar.
a. Floating Exchange rate System
Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru
yaituFloating Exchange Rate System, dimana pada konsep ini nilai tukar valuta
dibiarkan bebas bergerak. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran valuta tersebut di pasar dalam prakteknya ada dua jenis Floating
Exchange Rate System, yaitu :
1. Free Floating Exchange Rate System
Dalam sistem ini maka nilai tukar dibiarkan bergerak bebas sepenuhnya
tergantung kekuatan permintaan dan penawaran di pasar, bank sentral juga tidak
melakukan intervensi gunamempengaruhi nilai tukar.
2. Managed (Dirty) Floating Exchange Rate System
Pada sistem ini bank sentral dapat melakukan intevensi guna
mempengaruhi nilai tukar valuta.
2. Teori yang Berkaitan dengan Nilai Tukar Valuta
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan nilai tukar valuta asing,
diantaranya sebagai berikut :
1. Balance of Payment Approach
Pendapat ini berdasarkan pada pendapat bahwa nilai tukar valuta
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan, dimana alat untuk mengukur
hal tersebut adalah Balance of Payment. Bila BOP suatu negara mengalami defisit
maka,dapat diartikan bahwa penghasilan (arus uang masuk) lebih kecil dari
pengeluaran (arus uang keluar), maka permintaan akan valuta negara lain akan
meningkat untuk membayar defisit tersebut, nilai tukar valutanya akan cenderung
menurun, demikian pula sebaliknya. Jadi teori ini berusaha menggunaan BOP
sebagai faktor dominan yang menentukan nilai tukar valuta.
2. Purchasing Power Parity Theory
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, maka teori ini menghubungkan
nilai tukar valuta dengan daya belinya terhadap suatu barang atau jasa, dimana
dianggap bahwa barang dimanapun di dunia nilainya adalah sama, dengan
pendekatan Law of One Price sebagai dasar. Asumsinya adalah dua barang yang
sama dan identik seharusnya mempunyai harga yang sama di manapun di dunia.
3. Fisher Effect
Diperkenalkan oleh Irving Fisher, dimana dinyatakan bahwa tingkat bunga
nominal di suatu negara akan sama dengan tingkat suku bunga riil ditambah
tingkat inflasi di negara itu. Menurut Fisher Effect bahwa tingkat suku bunga
nominal di dua negara dapat berbeda karena tingkat inflasi mereka juga berbeda.

4. International Fisher Effect


4
Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.120
Pendapat ini didasari Fisher Effect seperti disebutkan diatas, pendapat ini
menyatakan bahwa pergerakan kurs di suatu negara disebabkan oleh perbedaan
suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasinya adalah
bahwa orang tidak bisa menikmati keuntungan hanya dengan menanamkan
dananya ke negara yang mempunyai suku bunga nominal tinggi karena nilai mata
uang negara yang suku bunga nominalnya tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun
nilai) sebesar selisih bunga nominal negara yang tinggi dikurangi suku bunga
nominal negara yang rendah.
3. Fungsi Kurs Valuta Asing
Pasar valuta asing memiliki beberapa fungsi pokok dalam membantu
kelancaran lalu lintas pembayaran internasional, di antaranya sebagai berikut.
a. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu
negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat
dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-
bank dan pedagang.
b. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera
diselesaikan pembayaran dan penyerahan barangnya, pasar valuta asing
memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual
beli secara kredit.
c. Memungkinkan dilakukannya hedging (penarikan dana). Seorang pedagang
melakukan hedging jika pada saat yang sama melakukan transaksi jual dan
beli valuta asing di pasar yang berbeda. Hal ini biasanya dilakukan untuk
menghi langkan atau mengurangi risiko
kerugian akibat perubahan kurs. Hedging dapat dilakukan pada pasar jangka
(forward market). Pasar jangka adalah pasar tempat transaksi jual-beli terjadi
dengan harga yang disetujui pada saat transaksi dilakukan, tetapi penyerahan
barangnya dilakukan kemudian hari. Hal ini, berbeda dengan spot market,
yaitu transaksi dan penyerahan barang terjadi pada saat yang bersamaan.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kurs Valuta Asing
Karena sifatnya yang selalu mengalami perubahan, ada beberapa faktor
penting yang memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dalam kurs pertukaran,
yaitu sebagai berikut :
a. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat Perubahan ini akan memengaruhi
permintaan. Jika penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari
negara lain, permintaan atas mata uang negara lain tersebut bertambah.
Perubahan seperti itu memiliki kecenderungan untuk menaikkan nilai mata
uang negara lain.
b. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera
diselesaikan pembayaran dan penyerahan barangnya, pasar valuta asing
memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual
beli secara kredit.
c. Kenaikan Harga-Harga Umum (Inflasi) Di satu pihak, kenaikan harga-harga
akan menyebabkan penduduk negara tersebut semakin banyak mengimpor
dari negara lain. Oleh karena itu, permintaan atas valuta asing akan
bertambah. Di lain pihak, ekspor negara tersebut bertambah mahal dan akan
mengurangi permintaannya sehingga akan menurunkan penawaran valuta
asing.
d. Perubahan dalam Tingkat Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat memengaruhi
jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat
pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal
ke negara tersebut sehingga penawaran valuta asing yang bertambah akan
menaikkan nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.
e. Perkembangan Ekonomi Jika valuta asing dipengaruhi oleh perkembangan
ekspor, penawaran valuta asing akan bertambah dan menaikkan nilai mata
uang. Sebaliknya, jika dipengaruhi oleh hal-hal di luar ekspor, akan
menurunkan nilai mata uang asing. Berdasarkan faktor-faktor yang
memengaruhi perubahan kurs tersebut, diperlukan adannya penetapan sistem
kurs yang dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
1). Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate) Penentuan kurs mata uang dilakukan dengan
jual beli valas. Jika valas banyak masuk ke suatu negara, pemerintah melalui bank
sentral harus membeli kelebihan valuta asing tersebut. Kurs tetap, yaitu kurs mata
uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak di pengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi atau permintaan dan penawaran.
2) Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Kurs yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran atauoleh kekuatan
pasar, yang dibedakan atas clean float dan dirty float.
3) Kurs Stabil (Stable Exchange Rate) Kurs yang ditentukan melalui kebijakan
pemerintah untuk menstabilkannya. Kestabilan kurs dapat dicapai dengan cara:
1. aktif, pemerintah menyediakan dana untuk stabilisasi kurs;
2. pasif, pemerintah menggunakan sistem standar emas.
4) Kurs Multiple Kurs yang digunakan dalam jual beli valuta asing, meliputi kurs
jual dan kurs beli.
1 Kurs jual, yaitu nilai kurs yang ditentukan oleh bank pada saat menjual valuta
Asing.
2. Kurs beli, yaitu nilai kurs yang ditentukan oleh bank pada saat membeli valuta
Asing.

E. Neraca Pembayaran
Adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara
laindalam suatu tahun tertentu.5 Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada
dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
a. Neraca Berjalan
Neraca berjalan memberi gambaran tentang nilai transaksi yang
disebabkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Neraca berjalan dibagi
dua golongan yaitu ekspor dan impor barang serta ekspor dan impor jasa. Setiap
golongan dibedakan lagi atas ekspor dan impor nonmigas serta ekspor dan impor
migas.
Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut
1) Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi
industry, dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan
dan berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak lainnya. Neraca (yaitu
perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampakyaitu
perdagangan dalam barang –barang tampak, dinamakan neraca
perdagangan. Apabila ini neraca positif, ia berarti bahwa ekspor barang-
barang tampak adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif
maka ia berarti bahwa impor melebihi ekspor.
2) Nilai Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengeluaran dan asuransi dari
barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para
peloncong., dan pendapatan investasi. (yang meliputi keuntungan, bunga
keatas modal yang diinvestasikan, dan dividen). Neraca perdagangan tak
tampak yaitu nilai beli ekspor dam impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa.
Niali neraca jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih
banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-
negara lain. Dan apabila nilainya negatif (masalah ini juga dihadapi oleh
neraca pembayaran indonesia), ia berarti bahwa negara itu lebih banyak
membeli jasa pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke luar negeri.
3) Pembayaran pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana
penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa. Contoh –
contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu negara Arab
ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke
penderita kelaparan di Afrika.

b. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka
panjang dan aliran modal keuangan swasta.
1) Aliran Modal Jangka Panjang
5
Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.123
Ia meliputi dua jenis aliran modal aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi
adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan-badan pemerintah di
sesuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan investasi langsung
swasta adalah penanaman modal langsung yaitu investasi berupa
mendirikan perusahaan-perusahaan terutama perindustrian. Modal yang
dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan tersebut.
2) Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua akaun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akaun modal
swasta dan kesilapan dan ketinggalan. Yang dimaksudkan modal swasta
adalah aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi
keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valuta
yang asal atau valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga
sebagai ‘’bot money’’. Dinamakan demikian karena dana tersebut terus
dapat mengalir dari suatu negara ke negara lain dengan mudah dan dalam
waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya meliputi uang yang
diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh
keuntungan dari investasi tersebut.
Akaun kesilapan dan ketinggalan merupakan akaun yang menaksir
besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran
perlu ada akaun kesilapan dan ketinggalan untuk memastikan agar perhitungan
aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang.
c. Cadangan Valuta Asing
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada
suatu waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran
dan investasi ke luar negeri. Perbedaan di antara keduanya dinamakan neraca
keseluruhan. Apabila neraca keseluruhan bernilai positif artinya aliran
oembayaran investasi ke sesuatu negara melebihi aliran aliran yang sama ke
negara-negara lain dan sebaliknya nilai negatif menggambarkan bahwa aliran ke
luar melebihi aliran yang masuk.
d. Neraca Pembayaran Selalu Seimbang
Apabila diperhatikan uraian di atas dengan cermat, maka akan dapat
disimpulkan bahwa suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang yaitu aliran
uang dan modl ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang
masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti bahwa neraca berjalan selalu dalam
keadaan seimbang, dan begitu pula neraca modal selalu dalam keadaan seimbang.
Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan
oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
1. Transaksi berjalan
Transaksi berjalan memberi gambaran tentang nilai transaksi yang
disebabkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Transaksi berjalan
dibagi menjadi dua golongan, yaitu ekspor dan impor barang serta ekspor
dan impor jasa. Setiap golongan dibedakan lagi atas ekspor dan impor
nonmigas serta ekspor dan impor migas.
2. Transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk modal antara
indonesia dan negara-negara lainnya. Jumlah neraca modal dibedakan atas
dua kelompok yaitu netto aliran modal pada pemerintah dan nilai netto
aliran swasta. Perkembangan pada neraca pembayaran bukan berarti aliran
neraca modal ikut berkembang. Pinjaman pemerintah yang meningkat dan
pembayaran utang semakn merosot, misalnya, dapat mengakibatkan aliran
neraca modal mengalami defisit.
3. Selisih Perhitungan
Jumlah selisih perhitungan menunjukkan aliran modal yang tidak dicatat .
e. Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di
ketiga kelompok transaksi yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih
perhitungan. Walaupun aliran modal dan ekspor dan impor jasa menggambarkan
keadaan yang kurang menggalakkan dan memperhatinkan, neraca keseluruhan
masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik. Surplus neraca
keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 miliyamenjadi lebih dari US$ 5
miliyar.
Faktor utama yang menyebabkan aliran yang menggalakkan tersebut
adalah pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan
yang sangat besar. Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu
menutupi defisit neraca perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal. Surplus
yang besar dalam neraca perdagangan menyebabkan pula perubahan neraca
transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
1) Tujuan pembuatan neraca pembayaran, yaitu:
a. memberikan informasi kepada pemerintah sampai sejauhmana peranan hubungan
ekonomi luar negeri terhadap perekonomian nasional.
b. membantu pemerintah dalam usahanya menentukan kebijaksanaan ekonomi
internasional dalam hubungan dengan politik moneter, fiskal, perdagangan, dan
pembayaran internasional sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Jenis-Jenis Neraca Pembayaran
1. Neraca Pembayaran Defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan
jumlah transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar
dibandingkan transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
2. Neraca Pembayaran Surplus
Neraca pembayaran surplus adalah neraca pembayaran yang menunjukkan
transaksi debet lebih kecil dibandingkan transaksi kredit.
3. Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran seimbang adalah neraca pembayaran yang menunjukkan
transaksi debet sama dengan transaksi kredit.

a. Komponen Neraca Pembayaran


1. Current Account (Neraca Transaksi Berjalan)
Current account terdiri atas neraca perdagangan (balance of trade), neraca
jasa (service account), dan neraca transaksi sepihak (unilateral account). Transaksi
ekspor pada current account dicatat sebagai transaksi kredit atau positif karena
menghasilkan devisa. Transaksi impor pada current account dicatat sebagai transaksi
debit atau negatif karena mengeluarkan devisa.
2. Balance of Trade (Neraca Perdagangan)
Dalam neraca ini dicatat seluruh transaksi ekspor dan impor barang dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. sebagai transaksi kredit atau positif;
b. impor barang dicatat sebagai transaksi debit atau negatif.
3. Service Account (Neraca Jasa)
Transaksi yang dimasukkan ke dalam neraca jasa adalah seluruh transaksi
ekspor dan impor jasa yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. pembayaran bunga,
b. biaya transportasi,
c. biaya asuransi,
d. remittance (jasa TKI/TKW/TKA, fee/royalty teknologi dan konsultasi),
e. tourisme.
4. Unilateral Account (Neraca Transaksi Sepihak)
Neraca ini merupakan transaksi sepihak yang umumnya terdiri atas bantuan
sosial yang diterima atau diberikan dari/ke luar negeri, tanpa kewajiban untuk
membayar kembali.
5. Capital Account (Neraca Modal)
Capital account ini terdiri atas ekspor dan impor modal, baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek. Penjumlahan saldo current account ditambah saldo
transaksi impor/ ekspor modal jangka panjang. Berbeda dengan pencatatan pada
current account maka dalam capital account berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. transaksi impor modal dicatat sebagai transaksi kredit atau positif,
b. transaksi ekspor modal dicatat sebagai transaksi debit atau negatif.
6. Reserve Account (Perubahan Cadangan Devisa)
Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan atau
saldo devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil penjumlahan
saldo current account dan saldo capital account. Perubahan cadangan devisa atau
saldo devisa (dR) dari tahun yang bersangkutan ini pada dasarnya sudah
menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara berdasarkan transaksi yang
tercatat pada current account dan capital account. Jika saldo reserve account
menunjukkan angka positif (dR > 0), maka dapat dikatakan bahwa posisi BOP dalam
keadaan surplus dan sebaliknya jika menunjukkan angka negatif (dR < 0) dikatakan
BOP dalam keadaan defisit. (Adiwarman A.Karim,2012. Hal :123)

Anda mungkin juga menyukai