Nim : 1536200258
d. Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin
pada tahun 1960-an. Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan
(underdevelopment) negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat
prakapitalis tersebut tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan
demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah
pinggiran dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Dalam teori
ketergantungan ini ada dua aliran yaitu aliran Marxis-Neo Marxis dan aliran Non-
Marxis. Aliran yang pertama menggunakan kerangka teori imperialisme yang
tidak membedakan secara tajam antara struktur internal dan eksternal, karena
kedua struktur tersebut dipandang sebagai faktor yang berasal dari sistem kapitalis
dunia itu sendiri. Selain itu, aliran ini mengambil perspektif perjuangan
internasional antara pemilik modal dengan kaum buruh. Oleh karena itu, menurut
teori ini, pembangunan ekonomi untuk daerah pinggiran adalah dengan cara
melakukan revolusi. Sedangkan aliran kedua melihat masalah ketergantungan dari
perspektif nasional atau regional. Di mana aliran ini dengan tegas membedakan
keadaan di dalam negeri dan luar negeri. Menurut aliran ini, struktur dan kondisi
internal dilihat sebagai faktor yang berasal dari sistem itu sendiri walaupun tetap
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sehingga yang perlu ditekankan untuk
melakukan pertumbuhan ekonomi adalah melakukan pembaharuan yang
diperlukan secara internal untuk menentukan sikap terhadap faktor eksternal.
a. Faktor Ekonomi
Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama
yang mempengaruhi pertumbuhan. Beberapa faktor ekonomi tersebut diantaranya:
1) Sumber Alam
Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat ditanami
merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang
penting antara lain minyak-minyak gas, hutan air dan bahan-bahan mineral
lainnya.
2) Akumulasi Modal
Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan
konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan
modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat
dibidang ekonomi.
3) Organisasi
Organisasi bersifat melengkapi dan membantu meningkatkan
produktivitasnya
4) Kemajuan teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan didalam
metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik
penelitian baru.
5) Pembagian kerja dan skala produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas.
Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya
membantu perkembangan industri.
b. Faktor Nonekonomi
Faktor non ekonomi bersama-sama saling mempengaruhi kemajuan
perekonomian. Oleh karena itu, faktor non ekonomi juga memiliki arti penting
didalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor non ekonomi diantaranya :
1) Faktor sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan
nilai-nilai sosial.
2) Faktor sumber daya manusia
Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting bagi keberhasilan ekonomi.
3) Faktor politik dan administratif
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar
bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang. Administrasi yang kuat, efisien,
dan tidak korup, dengan demikian amat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Untuk mengetahui maju tidaknya suatu perekonomian diperlukan adanya
suatu alat pengukur yang tepat. Alat pengukur pertumbuhan perekonomian ada
beberapa macam diantaranya :
a. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga
pasar.
b. Produk Domestik Bruto per Kapita (Pendapatan per Kapita)
Produk Domesik Bruto per Kapita merupakan jumlah PDB Nasional
dibagi dengan jumlah penduduk atau dapat disebut sebagai PDB ratarata atau
PDB per kepala.
c. Pendapatan per jam kerja
Pendapatan per jam kerja merupakan upah atau pendapatan yang
dihasilkan per jam kerja. Biasanya suatu negara yang mempunyai tingkat
pendapatan atau upah per jam kerja lebih tinggi dari pada dinegara lain, boleh
dikatakan negara yang bersangkutan lebih maju dari pada negara yang satunya.
Beberapa alat ukur pertumbuhan ekonomi di atas dipilih oleh suatu Negara
dengan keadaan ekonomi di negara tersebut. Peningkatan atau penurunan GDP
ditentukan oleh beberapa faktor.Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut
yaitu tenaga kerja, kapital, sumber daya alam dan lingkungan, teknologi dan
faktor sosial.
1. Hubungan Konsumsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Konsumsi merupakan indikator utama perhitungan terhadap agregat output
yang dihasilkan suatu negara. Di mana konsumsi merupakan penyumbang
terbesar di dalam perhitungan pendapatan nasional bagi suatu negara atau daerah.
Konsumsi pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu masyarakat, swasta
dan pemerintah di mana konsumsi masyarakat merupakan penyumbang terbesar
konsumsi keseluruhan tersebut.
2. Hubungan Tabungan Masyarakat terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Tabungan berdasarkan persamaan suntikan dan bocoran adalah sama
dengan investasi. Di mana investasi merupakan salah satu elemen penting di
dalam perhitungan pendapatan suatu negara atau daerah yang memiliki hubungan
yang bersifat positif. Dengan kata lain, tabungan masyarakat yang berupa
simpanan dana pihak ketiga jika digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi akan
sama fungsinya dengan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Di mana
peningkatan tabungan masyarakat akan disalurkan perbankan dan dipergunakan
oleh pihak lain terutama pengusaha maupun masyarakat itu sendiri sebagai bentuk
investasi baik jangka pendek maupun panjang yang pada akhirnya akan
menambah output wilayah tersebut sehingga akan meningkatkan pendapatan
wilayah itu dan menciptakan pertumbuhan ekonomi.
3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pengeluaran pemerintah daerah dalam hal ini dinyatakan dalam
pengeluaran pembangunan dan pengeluaran rutin yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pembangunan tersebut digunakan
untuk memberdayakan berbagai sumber ekonomi untuk mendorong pemerataan
dan peningkatan pendapatan perkapita. Pengeluaran pembangunan juga
merupakan salah satu input produksi yang dapat menghasilkan output.
Pengeluaran rutin mempunyai peranan dan fungsi cukup besar dalam mendukung
pencapaian sasaran pembangunan sekalipun pengeluaran tersebut tidak secara
langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan
produksi, melainkan menunjang kegiatan pemerintahan serta peningkatan
jangkauan dan mutu pelayanan. Secara agregat, peningkatan pengeluaran
pemerintah akan ikut menambah pendapatan nasional sehingga akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4. Hubungan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba
perusahaan milik pemda dan pendapatan daerah lainnya. Pendapatan asli daerah
yang terbesar dikumpulkan melalui penerimaan berbagai pajak dan retribusi
daerah. Di mana pajak dan retribusi akan mengurangi kemampuan daya beli
masyarakat yang mengakibatkan menurunnya pendapatan nasional yang
berdampak terhadap rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun, jika pemerintah
daerah mampu mengelola pendapatan asli daerah tersebut untuk dapat sepenuhnya
digunakan sebagai penggerak roda perekonomian maka akan dapat meningkatkan
pendapatan nasional yang pada akhirnya akan berdampak peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
5. Hubungan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Angkatan kerja merupakan penduduk yang secara ekonomi mampu
bekerja dan berproduktivitas untuk dapat menghasilkan suatu nilai tambah dari
berbagai barang dan jasa yang dihasilkannya. Dengan demikian, pengertian
angkatan kerja tidak lain merupakan pengertian dari tenaga kerja. Di mana tenaga
kerja merupakan suatu input dari proses produksi yang akan memberikan
kontribusi yang positif terhadap output agregat suatu wilayah baik dari sudut
pandang pengeluaran maupun produksi. Sehingga terdapat hubungan yang positif
antara jumlah angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Di mana
peningkatan angkatan kerja akan menambah input produksi sehingga
produktivitas agregat akan ikut bertambah yang pada akhirnya akan berdampak
terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. (Adiwarman
A.Karim,2012. Hal :80)
B. Inflasi
Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
fluktuasi inflasi yang terjadi selalu berbeda disatu waktu dengan waktu yang lain
dan berbeda di setiap negara. Tingkat inflasi yaitu persentasi kenaikan harga –
harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dalam
perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang rendah tingkatnya, dinamakan
inflasi merayap yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4 persen. Sering sekali
inflasi yang lebih serius akan berlaku pada tingkatan yang mencapai 5 sampai 10
persen atau sedikit lebih tinggi. Pada waktu peperangan atau ketidakstabilan
politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang kenaikan tersebut
dinamakan hiperinflasi. (Adiwarman A.Karim,2012. Hal :75)
a. Jenis-Jenis inflasi
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan
pesat. Kesempatan
Kerja yang tinggi yang menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan
selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melibihi kemampuan inflasi.
h. Teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing
menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi dan masing-masing bukan teori
inflasi yang lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan
harga barang. Ketiga teori ini adalah:
a. Teori Kuantitas
Menurut teori ini inflasi terjadi karena adanya penambahan volume uang
yang beredar (apakah berupa penambahan uang giral ataukartal) tanpa diimbangi
oleh penambahan arus barang dan jasa serta harapan masyarakat mengenai
kenaikan harga dimasa akan datang .
b. Teori Keynes
Menurut teori ini adalah inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin
hidup diluar batas kemampuan ekonominya Proses inflasi, menurut pandanga ini,
tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompokkelompok
sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan
oleh masyarakat tersebut.Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi
keadaan dimana permintaan masyarakat akan barangbarang selalu melebihi
jumlah barang-barang yang tersedia .
c. Teori Strukturalis
Teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang
berasal dari kekakuan struktur ekonomi. Karena struktur pertambahan produksi
barang–barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya,
sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat
selanjutnya, adalah kenaikan harga–harga lain, sehingga terjadi inflasi.
i. Cara Mengatasi Inflasi
a. Kebijakan Moneter
1) Politik diskonto atau suku bunga (Discount Policy) menaikan suku
bunga
2) Politik pasar terbuka (open market policy) menjual surat-surat
berharga
3) Politik pagu kredit atau pembatasan kredit (plafon credit policy)
4) Politik uang ketat (tight money policy)
5) Politik cadangan kas atau giro wajib minimum (cash ratio poticy )
menaikkan cadangan kas bagi bank-bank umum.
b. Kebijakan Fiskal
1) Mengurangi pengeluaran negara
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
3) Pengurangan utang luar negeri
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
Kebijakan non moneter dan non fiskal artinya kebijakan untuk mengatasi
inflasi dengan tidak mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tidak
mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran negara.
Kebijakan tersebut diantaranya :
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah
memperhitungkan inflasi
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah
menetapkan kebijakan harga maksimum.
j. Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui
laju inflasi selama satu periode tertentu (Prathama, 2008). Diantaranya yaitu :
a. Indeks harga konsumen (consumer price index atau CPI). Indeka harga
konsumen ataudisingkat IHK adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat
harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.
Dalam indeks harga konsumen,setiap jenis barang ditentukan suatu timbangan
atau bobot tetap yang proporsional terhadap kepentingan relatif dalam anggaran
pengeluaran konsumen.
b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index) Jika IHK melihat
inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks harga perdagangan Besar (IHPB) melihat
inflasi dari sisi produsen.Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks
harga produse (producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang
diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
c. Indeks harga implicit (Gnp Deflator) Indeks harga implicit (Gnp Deflator)
adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal
dan GNP riil dikalikan
dengan100. GNP Riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
didalam perekonomian, yang diperoleh ketika output dinilai dengan menggunakan
harga tahun dasar (base year).
c. Alternative dari indeks harga implicit Mungkin saja terjadi, pada saat ingin
menghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak
memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi. Sebab prinsip dasar penghitungan inflasi
berdasarkan deflator PDB (GDP deflator) adalah membandingkan tingkat
pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil selisih keduanya
merupakan tingkat Inflasi.
k. Dampak Inflasi
Inflasi yang terjadi didalam suatu perekonomian memiliki beberapa
dampak atau akibat yaitu sebagai berikut :
a. Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota
masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota
masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan menyebabkan
pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil orang lainnya jatuh.
b. Inflasi dapat menyebabkan penurunan di dalam efisiensi ekonomi (economic
efficiecy).
c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan didalam output dan
kesempatan kerja (employment).
d. Inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil (unsable
environment) bagi keputusan ekonomi.
Adapun dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat yaitu:
1) Memperburuk distribusi pendapatan
Pada masa inflasi, nilai harta tetap seperti tanah atau bangunan mengalami
kenaikan yang lebih cepat dari pada pendapatan, sedangkan masyarakat
berpendapatan rendah yang biasanya tidak memiliki harta tetap tersebut akan
mengalami kemerosotan nilai pendapatan riiilnya.
2) Pendapatan riil merosot
Sebagian besar tenaga kerja memiliki pendapatan nominal yang nilainya
tetap. Dalam masa inflasi kenaikan harga barang-barang akan membuat
pendapatan riil masyarakat menjadi turun. (Adiwarman A.Karim,2012. Hal :75)
C. Tingkat Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetap mulai bekerja dan masalah
makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan
yang paling berat.3 Kebanyakan orang kehilangan pekerjaan berarti penurunan
standard kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika
pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik
dan para politis sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan
membantu menciptakan lapangan kerja.
Pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi tidak
saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries), akan tetapi
juga negra-negara yang sudah maju (developed countries). Secara umum,
pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan.
Dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak bekerja tetapi
secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai pengangguran.
Selain itu pengangguran diartikan sebagai suatu keadan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan belum dapat
memperolehnya. Untuk mengetahui besar kecilnya tingkat pengangguran dapat
diamati melalui dua pendapatan antara lain sebagai berikut:
a. Pendekatan Angkatan Kerja
Besar kecilnya tingkat pengangguran dihitung berdasarkan persentase dari
perbandingan jumlah antara orang yang menganggur dan jumlah angkatan
kerja.
b. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja untuk menentukan besar kecilnya tingkat
pengangguran yang didasarkan pada pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
antara lain :
1) Bekerja penuh (employed) yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau
jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
2) Setengah menganggur (underemployed) yaitu mereka yang bekerja,
tetapi belum dimanfaatkan secara penuh, artinya jam kerja mereka
dalam seminggu kurang dari 35 jam.
a. Jenis Jenis Pengangguran
1. Pengangguran Friksional (fricitional unemployment)
Adalah bagian pengangguran yang disebabkan oleh kerja normalnya
pasar tenaga kerja. Istilah itu merujuk pada pencocokan pekerjaan atau
keterampilan jangka pendek. Pengangguran friksionaljuga merupakan
jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan
didalam syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan perkembangan
atau dinamika ekonomi yang terjadi. Jenis pengangguran ini dapat pula
3
Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.98
terjadi karena berpindahnya orang-orang dari satu daerah ke daerah
lain, atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus
mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur
sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain.
2. Pengangguran Musiman
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi ekonomi jangka
pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Yang dimaksud dengan
pengangguran musiman yaitu pengangguran yang terjadi pada waktu
tertentu didalam satu tahun. Biasanya pengangguran seperti ini berlaku
pada waktu dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun
kesibukannya.
3. Pengangguran Siklis atau Pengangguran Konjungtur
Adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan
dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada kegiatan ekonomi
mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi
kegiatan memproduksinya.
4. Pengangguran stuktural
Dikatakan pengangguran stuktural karena sifatnya yang mendasar.
Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam
perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya
proses produksi atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut
persyaratan tenaga kerja yang juga makin maju. Dilihat dari sifatnya,
pengangguran stuktural lebih sulit diatasi dibanding pengangguran
friksional.
b. Bentuk-Bentuk Pengangguran
1. Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah mereka yang
mampu dan seringkali sangat ingin bekerja tetapi tidak tersedia
pekerjaan yang cocok untuk mereka.
2. Setengah pengangguran (under unemployment), adalah mereka yang
secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah sehingga
pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas produksi
secara keseluruhan.
3. Tenaga kerja yang lemah (impaired), adalah mereka yang mungkin
bekerja penuh tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau
penyakitan.
4. Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah mereka yang bekerja secara
produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.
c. Akibat-Akibat Buruk Pengangguran
Beberapa akibat buruk dari pengangguran dibedakan kepada dua aspek
dimana dua aspek tersebut yaitu:
a. Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian
Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat
pencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari
memperlihatkan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan
oleh masalah pengangguran.
b. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat
Pengangguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan
sosial dalam masyarakat. Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh
pengangguran adalah:
1. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan
2. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kegiatan
ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa puas
kepada pemerintah.
1) Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pengangguran
Menurut Todaro pembangunan ekonomi mensyaratkan pendapatan
nasional yang lebih tinggi dan untuk itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi
merupakan pilihan yang harus diambil. Namun yang menjadi permasalahan bukan
hanya soal bagaimana cara memacu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang
melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya. Setiap adanya peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran.
2) Hubungan Tingkat Inflasi dengan Pengangguran
Menurut Dernburg dan Karyaman Muchtar jika tingkat inflasi yang
diinginkan adalah rendah, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang sangat
tinggi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi yang diinginkan tinggi, maka akan terjadi
tingkat pengangguran yang relatif rendah. Hubungan antara tingkat inflasi dengan
pengangguran digambarkan oleh kurva Phillips. Adanya kecenderungan bahwa
tingkat inflasi dan pengangguran naik atau hubungan searah (tidak ada trade off)
maka menunjukkan bahwa adanya perbedaan dengan kurva Philips dimana terjadi
trade off antara inflasi yang rendah atau pengangguran yang rendah.
3) Hubungan Tingkat Upah Minimum dengan Pengangguran
Menurut Alghofari tenaga kerja menetapkan tingkat upah minimumnya
pada tingkat upah tertentu. Jika seluruh upah yang ditawarkan besarnya di bawah
tingkat upah tersebut, seorang pekerja akan menolak mendapatkan upah tersebut
dan hal ini akan menyebabkan pengangguran. Jika upah yang ditetapkan pada
suatu daerah terlalu rendah, maka akan berakibat pada tingginya jumlah
pengangguran yang terjadi pada daerah tersebut. Apabila ditinjau dari sisi
pengusaha, meningkatnya upah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan, maka akan mengurangi efisiensi pengeluaran, sehingga pengusaha
akan mengambil kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya
produksi. Hal ini akan berakibat pada peningkatan pengangguran. (Adiwarman
A.Karim,2012. Hal :98)
D. Valuta Asing
Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun foreign currency
adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk
membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai
catatan kurs resmi pada bank sentral. Mata uang yang sering digunakan sebagai
alat pembayaran dalam transaksi ekonomi keuangan internasional disebut dengan
hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara maju dan nilainya relatif
stabil serta kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibanding mata uang
dari negara lainnya. Sebaliknya mata uang yang berasal dari negara berkembang
atau negara dunia ketiga jarang digunakan sebagai alat pembayaran antar negara
karena nilainya relatif tidak stabil dan kadang mengalami depresiasi atau
penurunan nilai, mata uang tersebut sering disebut dengan soft currency.Ppara
praktisi valas juga mempunyai penamaan mata uang penting lainnya dengan nama
yang khas misalnya Swiss-Franc (CHF) disebut dengan swissie, Dollar-Selandia
Baru (NZD) dengan nama kiwi, Dollar-Australia (AUD) dengan nama aussie,
Poundsterling-Inggris (GBP) dengan nama cable.
Nilai tukar valas ini selalu berubah-ubah setiap waktu. Pergerakan nilai tukar
valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya, diantaranya adalah :
a. Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
Devaluasi dan depresiasi adalah penurunan nilai tukar mata uang negara
tertentu terhadap nilai mata uang negara lain, dimana depresiasi penurunannya
tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya
besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang
bersangkutan, begitu pula sebaliknya.
b. Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Nilai yang tertera pada mata uang disebut nilai nominal / nilai ekstrinsik,
sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam mata uang itu
sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu (kertas,
tinta, ongkos pembuatan, dan lain lain).
c. Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Balance of Payment (BOP) ini dapat diartikan sebagai laporan keuangan
dari suatu negara yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke
negara lain selama periode satu tahun. Dalam hal transaksinya BOP ini dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu transaksi yaitu transaksi kredit yang menimbulkan
kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor, sedangkan transaksi debit
yang menimbulkan arus uang masuk atau hak penerimaan uang, misalnya,
transaksi ekspor.
d. Cadangan Devisa
Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai total dana dari suatu negara,
baik itu berupa uang, asset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata uang
asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara.
e. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang
konsumsi yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam
persen per tahun.
E. Neraca Pembayaran
Adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara
laindalam suatu tahun tertentu.5 Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada
dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
a. Neraca Berjalan
Neraca berjalan memberi gambaran tentang nilai transaksi yang
disebabkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Neraca berjalan dibagi
dua golongan yaitu ekspor dan impor barang serta ekspor dan impor jasa. Setiap
golongan dibedakan lagi atas ekspor dan impor nonmigas serta ekspor dan impor
migas.
Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut
1) Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi
industry, dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan
dan berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak lainnya. Neraca (yaitu
perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampakyaitu
perdagangan dalam barang –barang tampak, dinamakan neraca
perdagangan. Apabila ini neraca positif, ia berarti bahwa ekspor barang-
barang tampak adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif
maka ia berarti bahwa impor melebihi ekspor.
2) Nilai Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengeluaran dan asuransi dari
barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para
peloncong., dan pendapatan investasi. (yang meliputi keuntungan, bunga
keatas modal yang diinvestasikan, dan dividen). Neraca perdagangan tak
tampak yaitu nilai beli ekspor dam impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa.
Niali neraca jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih
banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-
negara lain. Dan apabila nilainya negatif (masalah ini juga dihadapi oleh
neraca pembayaran indonesia), ia berarti bahwa negara itu lebih banyak
membeli jasa pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke luar negeri.
3) Pembayaran pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana
penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa. Contoh –
contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu negara Arab
ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke
penderita kelaparan di Afrika.
b. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka
panjang dan aliran modal keuangan swasta.
1) Aliran Modal Jangka Panjang
5
Adiwarman A.Karim,ilmu pengantar ekonomi makro,(Jakarta:PT RajaGrafindo:2012),hal.123
Ia meliputi dua jenis aliran modal aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi
adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan-badan pemerintah di
sesuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan investasi langsung
swasta adalah penanaman modal langsung yaitu investasi berupa
mendirikan perusahaan-perusahaan terutama perindustrian. Modal yang
dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan tersebut.
2) Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua akaun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akaun modal
swasta dan kesilapan dan ketinggalan. Yang dimaksudkan modal swasta
adalah aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi
keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valuta
yang asal atau valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga
sebagai ‘’bot money’’. Dinamakan demikian karena dana tersebut terus
dapat mengalir dari suatu negara ke negara lain dengan mudah dan dalam
waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya meliputi uang yang
diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh
keuntungan dari investasi tersebut.
Akaun kesilapan dan ketinggalan merupakan akaun yang menaksir
besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran
perlu ada akaun kesilapan dan ketinggalan untuk memastikan agar perhitungan
aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang.
c. Cadangan Valuta Asing
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada
suatu waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran
dan investasi ke luar negeri. Perbedaan di antara keduanya dinamakan neraca
keseluruhan. Apabila neraca keseluruhan bernilai positif artinya aliran
oembayaran investasi ke sesuatu negara melebihi aliran aliran yang sama ke
negara-negara lain dan sebaliknya nilai negatif menggambarkan bahwa aliran ke
luar melebihi aliran yang masuk.
d. Neraca Pembayaran Selalu Seimbang
Apabila diperhatikan uraian di atas dengan cermat, maka akan dapat
disimpulkan bahwa suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang yaitu aliran
uang dan modl ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang
masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti bahwa neraca berjalan selalu dalam
keadaan seimbang, dan begitu pula neraca modal selalu dalam keadaan seimbang.
Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan
oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
1. Transaksi berjalan
Transaksi berjalan memberi gambaran tentang nilai transaksi yang
disebabkan oleh kegiatan perdagangan barang dan jasa. Transaksi berjalan
dibagi menjadi dua golongan, yaitu ekspor dan impor barang serta ekspor
dan impor jasa. Setiap golongan dibedakan lagi atas ekspor dan impor
nonmigas serta ekspor dan impor migas.
2. Transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk modal antara
indonesia dan negara-negara lainnya. Jumlah neraca modal dibedakan atas
dua kelompok yaitu netto aliran modal pada pemerintah dan nilai netto
aliran swasta. Perkembangan pada neraca pembayaran bukan berarti aliran
neraca modal ikut berkembang. Pinjaman pemerintah yang meningkat dan
pembayaran utang semakn merosot, misalnya, dapat mengakibatkan aliran
neraca modal mengalami defisit.
3. Selisih Perhitungan
Jumlah selisih perhitungan menunjukkan aliran modal yang tidak dicatat .
e. Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di
ketiga kelompok transaksi yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih
perhitungan. Walaupun aliran modal dan ekspor dan impor jasa menggambarkan
keadaan yang kurang menggalakkan dan memperhatinkan, neraca keseluruhan
masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik. Surplus neraca
keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 miliyamenjadi lebih dari US$ 5
miliyar.
Faktor utama yang menyebabkan aliran yang menggalakkan tersebut
adalah pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan
yang sangat besar. Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu
menutupi defisit neraca perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal. Surplus
yang besar dalam neraca perdagangan menyebabkan pula perubahan neraca
transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
1) Tujuan pembuatan neraca pembayaran, yaitu:
a. memberikan informasi kepada pemerintah sampai sejauhmana peranan hubungan
ekonomi luar negeri terhadap perekonomian nasional.
b. membantu pemerintah dalam usahanya menentukan kebijaksanaan ekonomi
internasional dalam hubungan dengan politik moneter, fiskal, perdagangan, dan
pembayaran internasional sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Jenis-Jenis Neraca Pembayaran
1. Neraca Pembayaran Defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan
jumlah transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar
dibandingkan transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
2. Neraca Pembayaran Surplus
Neraca pembayaran surplus adalah neraca pembayaran yang menunjukkan
transaksi debet lebih kecil dibandingkan transaksi kredit.
3. Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran seimbang adalah neraca pembayaran yang menunjukkan
transaksi debet sama dengan transaksi kredit.