Andriani 1
Abstrak
Penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini dilakukan untuk menganalisis
Pengaruh Insentif, Komunikasi Internal Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai
Timur. Latar belakang dari penelitian ini adalah menurunnya disiplin kerja
pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur. Melihat
fenomena tersebut, maka penulis mencoba untuk melihat hubungan atau
pengaruh insentif, komunikasi internal dan lingkungan kerja sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai. Penelitian ini dilaksanakan
di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur dengan sampel
yang berjumlah 55 orang menggunakan metode sensus. Selanjutnya, data
penelitian diperoleh dengan cara observasi, penyebaran kuesioner,
dokumentasi dan penelitian kepustakaan. Kemudian dianalisis dengan
menggunakan korelasi pearson product moment, analisis korelasi parsial,
analisis regresi linear berganda, kecermatan prediksi dan analisis koefisien
penentu atau koefisien determinasi. Setelah digunakan rangkaian uji statistik,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insentif, komunikasi internal dan
lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin
kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur.
Kemudian secara bersama-sama pengaruh insentif, komunikasi internal dan
lingkungan kerja terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta
Selatan Kabupaten Kutai Timur yaitu sebesar 67,5%, yang berarti sisanya
32,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Pendahuluan
Sumberdaya manusia yang berkualitas dan profesional merupakan
kunci utama dalam tumbuh kembangnya sebuah organisasi. Sumberdaya
1
Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: aannddrriieee@gmail.com
Pengaruh Insentif, Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja (Andriani)
129
eJournal Pemerintahan Integrattif, Volume 6, Nomor 1, 2018: 128-138
Komunikasi Internal
Menurut Ardana (2004:49) komunikasi internal adalah penyampaian atau
pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan, tertulis maupun
menggunakan alat komunikasi dalam lingkungan organisasi. Sedangkan
menurut Brennan (dalam Effendy 2009:122) komunikasi internal adalah
pertukaran gagasan di antara para administrator dan pegawai dalam suatu
organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut
lengkap dengan strukturnya yang khas dan pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertikal dalam suatu organisasi yang menyebabkan pekerjaan
berlangsung.
Berdasarkan dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa
komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan
kantor atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan dengan
karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan atasan.
Selanjutnya menurut Effendy (2005:122) komunikasi internal terbagi
dalam dua dimensi, yaitu: (1) dimensi komunikasi vertikal dan (2) dimensi
komunikasi horizontal.
Lingkungan Kerja
Menurut Sukanto dan Indriyo (2000:151) lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam bekerja
meliputi pengaturan penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan
kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja. Sedangkan
menurut Wursanto (2003:56) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
130
Pengaruh Insentif, Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja (Andriani)
menyangkut segi fisik dan segi psikis yang secara langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pegawai.
Pengertian di atas menggambarkan bahwa lingkungan kerja mempunyai
pengaruh yang besar bagi pegawai dalam menjalankan tugas-tugasnya. Oleh
karena itu di setiap kantor harus mengusahakan agar faktor-faktor yang
termasuk dalam lingkungan kerja diperhatikan secara baik sehingga
mempunyai pengaruh yang positif bagi disiplin kerja pegawainya.
Selanjutnya menurut Sedarmayati (2001:21) beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang dikaitkan
dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah: (1) penerangan di tempat
kerja, (2) temperatur atau suhu udara di tempat kerja, (3) dekorasi di tempat
kerja, (4) musik di tempat kerja, (5) keamanan di tempat kerja.
131
eJournal Pemerintahan Integrattif, Volume 6, Nomor 1, 2018: 128-138
komunikasi yang harmonis diantara para karyawan baik secara vertikal maupun
horizontal (komunikasi internal) ikut menciptakan kedisiplinan bagi organisasi.
Selanjutnya komunikasi internal merupakan hal yang perlu menjadi perhatian
seorang pemimpin organisasi karena faktor tersebut sedikit banyaknya ikut
mempengaruhi tingkah laku karyawan (Muhammad, 2004).
Menurut Nitisemito (2000:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Lingkungan kerja yang baik akan
mendatangkan suasana yang menyenangkan, penataan lingkungan kerja dapat
dilakukan oleh organisasi atau instansi sebagai upaya untuk meningkatkan
kedisiplinan kerja pada pegawai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa disiplin kerja pegawai juga dipengaruhi oleh adanya kondisi
lingkungan kerja yang baik. Maka dari itu harus diciptakan kondisi yang baik
di dalam lingkungan kerja organisasi atau instansi tersebut agar tujuan bisa
dicapai dengan adanya disiplin kerja pegawai yang tinggi.
Menurut Rivai dan Sagala (2010:825) disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para pemimpin untuk melakukan komunikasi dengan pegawai agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan.
Selanjutnya, menurut Effendi (2001:118) komunikasi yang efektif adalah
apabila dia dapat membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu secara
sadar, bergairah, dan penuh kegembiraan dengan suasana kerja seperti itu akan
didapatkan hasil yang memuaskan (Effendi, 2001:118). Sedangkan, lingkungan
kerja yang baik dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai dalam menjalankan
tugasnya, namun sebaliknya jika lingkungan kerja yang tidak baik dapat
menurunkan disiplin kerja dan berimbas pada kinerja karyawan. Lingkungan
kerja yang berkualitas akan mempengaruhi disiplin kerja, dan disiplin kerja
akan mempengaruhi kinerja karyawan. Sebagaimana dikemukakan oleh
(Render dan Heizer, 2001:239) lingkungan kerja adalah tempat kerja yang
mempengaruhi hasil kerja dan mutu kehidupan kerja mereka. Menurut
Hasibuan (2000:195) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan pegawai, yaitu tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas
jasa (insentif), keadilan, waskat, sanksi, hukuman, ketegasan, dan hubungan
kemanusiaan.
Dari paparan di atas dapat dilihat adanya hubungan antara insentif,
komunikasi internal dan lingkungan kerja terhadap disiplin kerja pegawai,
sebab disiplin kerja pegawai akan tidak akan tercipta dengan sendirinya, namun
dengan adanya penerapan ketiga sistem ini akan dapat berpengaruh terhadap
disiplin kerja pegawai.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten
Kutai Timur. Sampel total yang diambil adalah 55 orang yang merupakan
132
Pengaruh Insentif, Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja (Andriani)
seluruh pegawai Kantor Camat Sangatta Selatan yang terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sebanyak 25 orang dan Tenaga Kerja Kontrak Daerah
(TK2D) sebanyak 30. Dalam penelitian ini penulis mengambil semua populasi
yang ada sebagai sampel dengan menggunakan metode sensus.
Penelitian ini bersifat asosiatif dan teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini antara lain : (1) observasi, (2) kuesioner, (3) dokumentasi, (4)
penelitian kepustakaan. Adapun pokok-pokok isi kuesioner penelitian ini
merupakan indikator dari variabel insentif meliputi: (1) insentif finansial dan
(2) insentif non finansial. Variabel komunikasi internal meliputi: (1)
komunikasi vertikal dan (2) komunikasi horizontal. Variabel lingkungan kerja
meliputi: (1) penerangan, (2) temperatur, (3) dekorasi dan variabel disiplin
kerja pegawai meliputi: (1) disiplin waktu, (2) disiplin peraturan dan (3)
disiplin tanggung jawab.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dan untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan, maka penulis menggunakan teknik analisis, yaitu (1)
korelasi product moment (pearson), (2) korelasi parsial, (3) regresi linier
berganda, (4) kecermatan prediksi, dan (5) koefisien penentu atau koefisien
determinasi. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert sebagai alat
pengukur data. Mengenai kriteria atau skor menurut Sugiyono (2009) masing-
masing penelitian ada yang menggunakan jenjang 3 (1,2,3), jenjang 5
(1,2,3,4,5) dan jenjang 7 (1,2,3,4,5,6,7). Dalam penelitian ini penulis
mengelompokkan jawaban respoden dalam nilai skala 5 jenjang (jawaban a
diberi nilai 5; jawaban b diberi nilai 4; jawaban c diberi nilai 3; jawaban d
diberi nilai 2 dan e diberi nilai 1).
133
eJournal Pemerintahan Integrattif, Volume 6, Nomor 1, 2018: 128-138
134
Pengaruh Insentif, Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja (Andriani)
135
eJournal Pemerintahan Integrattif, Volume 6, Nomor 1, 2018: 128-138
136
Pengaruh Insentif, Komunikasi Internal dan Lingkungan Kerja (Andriani)
(35,273 > 4,02), maka persamaan garis regresi tersebut adalah signifikan yang
berarti dapat dipakai untuk mengetahui hubungan pengaruh tersebut. Besarnya
pengaruh dapat dilihat dari nilai b. Dengan nilai koefisien b1 sebesar 0,211
maka diperoleh ttest < ttabel (1,501 < 2,004). Maka tidak signifikan. Jadi
pengaruh insentif terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta
Selatan Kabupaten Kutai Timur adalah tidak signifikan. Selanjutnya dengan
nilai koefisien regresi b2 sebesar 0,015 maka diperoleh ttest < ttabel (0,065 <
2,004). Maka tidak signifikan. Jadi pengaruh komunikasi internal terhadap
disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai
Timur adalah tidak signifikan. Kemudian nilai koefisien regresi b3 sebesar
0,791 maka diperoleh ttest > ttabel (7,659 > 2,004). Maka signifikan. Jadi
pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat
Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur adalah signifikan.
Berdasarkan hal tersebut diketahui pula koefisien regresi variabel insentif
terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten
Kutai Timur sebesar 0,211. Hal ini berarti perubahan satu satuan terhadap
variabel insentif mengakibatkan perubahan sebesar 0,211 terhadap variabel
disiplin kerja pegawai. Maka insentif memiliki hubungan yang positif dan
signifikan terhadap disiplin kerja. Kemudian regresi variabel komunikasi
internal terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan
Kabupaten Kutai Timur. Pengaruhnya adalah sebesar 0,015. Hal ini berarti
perubahan satu satuan terhadap variabel komunikasi internal mengakibatkan
perubahan sebesar 0,015 terhadap variabel disiplin kerja pegawai. Maka
komunikasi internal memiliki hubungan yang positif dan ada pengaruh
terhadap disiplin kerja pegawai. Selanjutnya regresi variabel lingkungan kerja
terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten
Kutai Timur. Pengaruhnya adalah sebesar 0,791. Hal ini berarti perubahan satu
satuan pada variabel lingkungan kerja mengakibatkan perubahan sebesar 0,791
pada disiplin kerja pegawai. Maka lingkungan kerja memiliki hubungan yang
positif dan ada pengaruh terhadap disiplin kerja pegawai.
Dengan menggunakan aplikasi SPSS Statistics 23.0 maka diperoleh hasil
perhitungan koefisien penentu = 0,675 x 100 persen = 67,5 persen ini adalah
nilai dari besar pengaruh insentif, komunikasi internal dan lingkungan kerja
terhadap disiplin kerja pegawai di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten
Kutai Timur. Dengan demikian sisa pengaruh sebesar 32,5 persen adalah
merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain.
137
eJournal Pemerintahan Integrattif, Volume 6, Nomor 1, 2018: 128-138
Daftar Pustaka
Ardana, Komang. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Graha Ilmu:
Yogyakarta
Effendy, Onong Uchyana. 2009. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek.
Rosdakarya: Bandung
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara: Jakarta
Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Sastroadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administratif dan Operasional. Bumi Aksara: Jakarta
Sedarmayati. 2009. Sumberdaya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar
Maju: Bandung
Sutrisno, Edi. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana: Jakarta
Wirawan, Sarwono Sarlito. 2005. Psikologi Lingkungan. PT. Gramedia
Grasindo: Jakarta
Wursanto, IG. 2003. Manajemen Kepegawaian 2. Kansius: Yogyakarta
138