PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri, ia selalu membutuhkan orang lain baik itu dalam upaya memenuhinya
sumber dan potensi individu dalam upaya memenuhi kebutuhannya baik itu
saling berinteraksi dan saling bekerjasama bagi para anggotanya dalam rangka
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya organisasi yang
kerja yang ada. Hal tersebut menunjukkan sumber daya manusia merupakan
organisasi.
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi
organisasi bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini disebabkan karena pada
bawahan lainnya. Hal yang terjadi dalam proses interaksi adalah adanya suatu
orang untuk bekerja secara lebih baik sehingga kelancaran tugasnya dapat
mengenai sifat-sifat atau ciri yang dirasa terdapat dalam lingkungan kerja
yang timbul terutama karena kegiatan organisasi, yang dilakukan secara sadar
atau tidak, dan dianggap mempengaruhi perilaku kemudian. Dengan kata lain,
adalah adanya hubungan antara atasan dengan bawahan serta bawahan dengan
bawahan lainnya.
Etos kerja sangat penting dalam mendorong semangat kerja. Etos kerja
memiliki etos kerja yang tinggi. Apabila dikaitkan dengan situasi kehidupan
manusia yang senantiasa membangun, maka etos kerja yang tinggi akan
Hal itu akan membuka pandangan dan sikap kepada manusia untuk
waktu selama jam kerja, keinginan memberikan lebih dari yang sekedar
diisyaratkan, mau bekerja keras, hormat terhadap rekan sekerja, dsb. Tentu
saja perusahaan mengharapkan para karyawan memiliki etos kerja tinggi agar
oleh etos kerja, dimana etos kerja ini merupakan sikap hidup yang didasari
oleh pandangan hidup yang diyakini oleh suatu kelompok masyarakat atau
yang terwujud sebagai kerja. Pegawai yang memiliki etos kerja yang tinggi
Sadar akan pentingnya pegawai Negara, dalam hal ini adalah pegawai
selaku sumber daya manusia belum optimal, tercermin dari hal hal sebagai
lain:
1. Masih ada pegawai yang menunda pekerjaannya pada saat jam kerja
berlangsung.
3. Masih ada pegawai yang datang terlambat dan meninggalkan kantor pada
maka penulis melakukan penelitian secara rasional dan objektif dengan judul
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
menganalisis:
Kabupaten Wajo
2. Etos Kerja Pegawai pada Kantor Kelurhan Sitampae Kecamatan Tempe
Kabupaten Wajo
3. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Etos Kerja pada Pegawai pada Kantor
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis
1. Manfaat Teoritis
iklim organisasi dan etos kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Sitampae
2. Manfaat Praktis
sebagai berikut:
a. Sebagai evaluasi iklim organisasi dan etos kerja pegawai pada Kantor
kerja pegawai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Iklim Organisasi
Iklim atau Climate berasal dari bahasa Yunani yaitu incline, kata ini
tidak hanya memberikan arti yang terbatas pada hal-hal fisik saja seperti
temperatur atau tekanan, tetapi juga memiliki arti psikologis bahwa orang-
Para ahli Barat mengartikan iklim sebagai unsur fisik, dimana iklim
sebagai suatu atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi daripada
(Stinger, 2002:122).
yang secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada
organisasi dan iklim suatu organisasi akan sangat berbeda dengan iklim
organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari
keorganisasiannya.
kondisi atau keadaan dalam organisasi, baik dalam arti fisik maupun psikis
(Nitisemito, 1991:185).
Iklim tidak dapat dilihat dan disentuh, tapi iklim ada dan dapat
dirasakan. Iklim dipengaruhi oleh hampir semuua hal yang terjadi dalam
individu yang handal sebagai sumber daya yang akan memegang kendali
bekerja secara optimal dan memiliki loyalitas yang tinggi, maka organisasi
1. Manajer/pimpinan
dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada
kesamaan minat.
inflasi.
bentuk iklim terbuka, iklim bebas, iklim terkontrol, iklim pamiliar, iklim
2. Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yakni karakter, cara hidup,
yang paling komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah
aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka
dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Bila individu-individu
dalam komunitas memandang kerja sebagai suatu hal yang luhur bagi
sikap dan pandangan terhadap kerja sebagai sesuatu yang bernilai rendah
bagi kehidupan, maka etos kerja dengan sendirinya akan rendah. Etos kerja
adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang
2013:3).
Menurut Tasmara (2002:86) mengatakan bahwa etos kerja merupakan
terhadap suatu yang mendorong individu untuk bertindak dan meraih hasil
Etos kerja juga dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja atau
perilaku kerja positif dan bermutu tinggi, yang berakar pada kesadaran
yang jernih dan keyakinan yang kuat pada paradigma kerja holistik
(Sinamo, 2011:16).
pandangan tentang kerja. Etos kerja itu adalah suatu yang ada di belakang
derajat dari kualitas kerja, seperti keras, kerja tepat waktu jujur dan ulet
perubahan.
kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang,
bangsa itu sendiri. Etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
Etos kerja yang baik dalam instansi dapat membantu pegawai untuk
bekerja dalam instansi, jadi dapat dikatakan bahwa segala sesuatu di dalam
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan
tingkah lakunya dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos
kerja:
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang
sadar waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia
pun sadar bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali kepadanya.
2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas
bukan hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input
yang bersih.
3. Memiliki kejujuran
Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang
4. Memiliki komitmen
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar pribadi, meliputi
1) Agama
kerja di Eropa diawali oleh buah pikiran Max Weber. Salah satu unsur
2) Budaya
disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga
disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem
memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki etos kerja yang tinggi
konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa sama
3) Sosial Politik
bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos
4) Kondisi Lingkungan/Geografis
5) Pendidikan
6) Struktur Ekonomi
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu
inilah yang menjadi suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga
diri, tetapi yang tertanam dalam diri sendiri, yang sering disebut dengan
motivasi intrinsik.
2) Jadilah diri anda sendiri, Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
sikap anda yang tidak membuang waktu dengan bermimpi, tidak takut
4) Kerja dan waktu, Sebaiknya anda menghargai waktu (tidak akan pernah
B. Kerangka Pikir
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang dapat diandalkan
pengembangan karir harus di dukung pula dengan iklim organisasi yang baik
tujuan perusahaan.
Sinamo (2011:26) dengan dimensi sebagai berikut: (1) Perilaku positif (2)
bentuk bagan, maka kerangka pikir dalam penelitian akan terlihat seperti
Gambar 2.1
C. Hipotesis Penelitian
kabupaten wajo diharapkan berada pada kategori cukup baik dari rata-rata
skor ideal.
Kabupaten Wajo diharapkan berada pada kategori cukup baik dari rata-rata
skor ideal.
3. Iklim Organisasi berpengaruh positif terhadap Etos Kerja Pegawai pada
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis penelitian
masalah dengan cara menganalisis hubungan kausal antara dua atau lebih
1. Variabel Penelitian
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel
menurut sugiyono (2013: 58) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
independent. Dalam penelitian ini, variabel terikat yaitu Etos Kerja (Y).
28
2. Definisi Operasional
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur.
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang
a. Iklim Organisasi
satu set karakteristik atau sifat organisasi, yang dapat diukur melalui
b. Etos Kerja
yang integral, yang dapat diukur melalui dimensi perilaku positif, keyakinan
dan komitmen.
29
1. Populasi
penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat
yang sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain
dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan subjek atau
maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai
berjumlah 15 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang...”
jenuh).
E. Instrumen Penelitian
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti harus mampu
likert, yaitu untuk skala yang terdiri dari 5 (lima) skala nilai dan jarak masing-
masing skala tersebut sama, tetapi tidak mempunyai nilai 0 (nol) mutlak.
variabel iklim organisasi dan etos kerja pegawai, seperti terlihat pada tabel 3.1
dibawah ini:
32
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di
diteliti.
2. Teknik Angket/Kuesioner
susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan atau penyataan yang
(d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak
gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Untuk keperluan
34
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
3. Teknik Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Adapun data yang diperoleh
melalui teknik studi dokumentasi dari lokasi penelitian, yaitu data tentang:
(1) struktur organisasi, (2) visi dan misi, (3) keadaan sumber daya manusia,
Dalam penelitian ini, digunakan dua teknik analisis data, yaitu: (1)
analisis data deskriptif kuantitatif untuk menguji hipotesis deskriptif, dan (2)
menjadi yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas
(Istijanto, 2005:90).
menggunakan rumus:
n
%= ×100 %
N
Keterangan:
N = Skor ideal
% = Persentase
36
dimana hasil persentase itu dapat digolongkan dalam 5 (lima) gradasi seperti
mengolah data dan menyajikan data yang sistematis, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a. Bila persentase total skor yang diperoleh tidak sama dengan 40% - <
tidak termasuk dalam kriteria yang cukup baik dari rata-rata nilai ideal.
37
b. Bila persentase total skor yang diperoleh sama dengan 40% - <60%,
termasuk dalam kriteria yang cukup baik dari rata-rata nilai ideal.
a. Analisis Korelasi
sebagai berikut :
rXY = n ¿ ¿
berikut :
KP = r2 x 100%
Dimana :
Y ¿ β + β1 X
Keterangan:
1. Bila β 1 lebih kecil atau sama dengan nol (0), maka hipotesis penelitian
ditolak.
2. Bila β 1 lebih besar dari nol (0), maka hipotesis penelitian diterima.
18,0.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asifudin, Ahmad Janan 2004, Etos Kerja Islami, Muhammadiyah University
Press, Surakart: Muhammadiyah University Press.
Burhanudin, 1994. Perilaku Keorganisasian (Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE.
Effendi, Sofyan. 1995. Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES.
Garna, H. 1997. Human Resources Management.Principles and Practices. Third
Edition. National Book Stores. Mandalay City.
Higgins. 1994. Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Iklim Organisasi dan
Kepuasan Kerja. Terjemahan Abdul Rasyid dan Ramelan. Jakarta: PPM.
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Khasanah, Uswatun. 2004. Etos Kerja Sarjana menuju Puncak Prestasi.
Yogyakarta: Harum Grup.
Kontur, Ronny. 2009. Statistik Praktis:Pengolahan Data Untuk Penyusunan
Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM.
Lussier, R. N. 2005. Human Relations in Organizations: Applications and skills
building(6th ed.) New York: McGraw-Hill/Irwin.
Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. .
Nitisemito, Alek S. 1991.Manajemen Personalia: Manajemen SumberDaya
Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
. 2001 Manajemen Personalia, Edisi kedua. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Riduwan. 2007. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riduwa., Kuncoro, Engkos Achmad. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai
Analisis Jalur(Path Analysis). Bandung: Alfabeta
Rukmana, Ega widi. 2010. Analisis Pengaruh Human Relation (Hubungan
antarbManusia) dan Kondisi Fisik Lingkungan Kerja Terhadap Etos
41
Kerja dan Kinerja Karyawan Dedy Jaya Plaza Tegal. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Sagono, Bambang. 2008. Iklim Kerjasama dan Persepsi Guru Mengenai
Wewenang Kepala Sekolah Sebagai Penunjang Perilaku Mengajar Guru.
Padang: tesis unp.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga,
Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Sinamo, Jansen. 2011. Delapan Etos Kerja Profesional. Jakarta: Institut
Mahardika.
Siregar, S. 2000. Sumber daya manusia (Konsep Universal Etos Kerja). Jakarta:
PT. Gramedia.
Stringer, Robert. 2002. Leadership and Organizational Climate. Prentice Hall.
New Jersey.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2006. Metode Penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Udar. 2013 Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. Rafika
Aditama.
Sukardewi, Nyoman, et. all. 2013. Kontribusi Adversity Quotient (AQ) Etos Kerja
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota
Amlapura. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
volume 4.
Supranto, J. 2003. Metode Riset. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Tasmara, Toto. 2002. Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Pres.
Winardi. 1992. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja. Jakarta: Rajawali
Press.
Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: PT. Salemba Empat.
. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: PT. Salemba Empat.