PENDAHULUAN
Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah
sumber daya manusia yang besar apabila dapat didayagunakan secara efektif
dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan
nasional yang berkelanjutan. Jadi akan tidak salah lagi jika sumber daya
manusia merupakan faktor terpenting.Sumber daya manusia yang berkualitas
diharapkan semua aktivitas dapat dilaksanakan secara optimal. Berhasil atau
tidaknya suatu tugas yang di laksanakan oleh setiap instansi tergantung dari
faktor sumber daya manusia. Orang yang memberikan tenaga, bakat,
kreativitas dan usahanya kepada organisasi,instansi, atau perusahaan disebut
manusia ( Surono dan Ainun, 2017). Kinerja pegawai secara umum
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pegawai, yang meliputi
kepuasan kerja dan stres kerja. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor
yang berasal dari luar diri pegawai, yaitu budaya organisasi(Ismail dan Joon,
2006).
1
Dikutip dalam buku Robbins (2006:178) mendefinisikan kepuasan kerja
sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
Sementara kutipan Handoko (1992) dalam buku Sutrisno (2013:75)
mendefinisikan kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi karyawan dalam memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja dapat dicapai dengan hasil kerja yang
memuaskan, hubungan dengan rekan kerja, karir yang semakin baik dan
beberapa hal lainnya.
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan dan kepercayaan yang dimiliki oleh
setiap pegawai baik menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang
pekerjaannya. Apabila menyenangkan dapat dikatakan emosi positif
sedangkan tidak menyenangkan dapat dikatakan emosi negatif. Selain itu
perbedaan dari harapan, kebutuhan dan persepsi yang telah dicapai dapat
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Seseorang akan merasakan
kepuasan kerja apabila harapan dan hasil yang dicapai sama, sebaliknya
apabila adanya perbedaan antara harapan dan hasil yang dicapai maka
seseorang mengalami ketidakpuasan (Nur Saina, 2013)
Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu strategi untuk mencapai tujuan
organisasi/instansi adalah motivasi. Pegawai yang termotivasi akan
menghasilkan kualitas kinerja yang baik. Hal iniberartimotivasi itu adalah
faktor kunci untuk kemajuan dalam sebuah institusi atau organisasi
(Seniwoliba dan Nchorbono,2013). Dikutip dalam buku Robbin (2002:55)
mengemukakan bahwa motivasi adalah keingingan untuk melakukan sebagai
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk meningkatkan
tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemapuan upaya itu untuk
memenuhi suatu kebutuhan individual.
2
Budaya merupakan aset yang sangat berharga bagi sebuah perusahaan.
Budaya perusahaan yang tepat, diyakini akan memiliki kemampuan
mengarahkan perilaku seluruh warga organisasi menuju cita-cita yang
dikehendaki. Perusahaan yang memiliki budaya kerja yang kuat akan
mempunyai karyawan yang berkomitmen tinggi, berorientasi pada hasil,
selalu melakukan pengembangan serta selalu menjaga keberadaan
perusahaan. Budaya organisasi dengan penerapan sistem manajemen yang
baik adalah cara yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah
direncanakan. Perilaku pegawai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat
mereka bekerja yang dibentuk melalui budaya organisasi, di mana keberadaan
budaya dalam suatu organisasi diharapkan akan meningkatkan kinerja
pegawai (Cahyana dan Jati, 2017).
3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui budaya organisasi pada PT. Alam Aneka Aroma
2. Untuk mengetahui motivasi kerja pada PT. Alam Aneka Aroma
3. Untuk mengetahui kepuasan kerja pada PT. Alam Aneka Aroma
4. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh budaya organisasi dan
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Alam Aneka Aroma
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Penulis
a. Sebagai bentuk pengaplikasian teori-teori yang sudah dipelajari
di perkuliahan
b. Penulis dapat menganalisa suatu masalah
c. Penulis dapat menambah ilmu dan wawasan
1.4.2. Perusahaan
a. Dapat memberikan informasi dan rekomendasi terhadap
perusahaan dalam mengembangkan potensi perusahaan.
1.4.3. Pembaca
a. Diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna dan dapat
menjadi referensi terhadap penelitian dalam bidang yang sama di
masa yang akan datang.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
5
Adapun Menurut Simamora dalam Sutrisno (2015:5) “manajemen
sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, peniliaian,
pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau
kelompok pekerja”.
6
merasa puas dengan pekerjaanya karena berhasil dan memperoleh
penilaiaan yang adil dari pimpinannya.
7
Mangkunegara (2011: 13), berpendapat bahwa :
Sedangkan Robbins dan Judge (alih bahasa Diana Angelica, 2010: 256),
mengemukakan bahwasanya :
“Budaya Organisasi yaitu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem
makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan
seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi.”
8
dan indikator Budaya Organisasi diuraikan sebagai berikut menurut
Edison (2016: 131):
1. Kesadaran diri
2. Keagresifan
Anggota organisasi menetapkan tujuan yang menantang tapi
realistis. Mereka menetapkan rencana kerja dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut serta mengejarnya dengan antusias.
3. Kepribadian
a. Anggota bersikap saling menghormati, ramah, terbuka, dan
peka terhadap kepuasan kelompok serta sangat memperhatikan
aspek-aspek kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal
maupun eksternal.
b. Setiap anggota saling menghormati dan memberikan salam
pada saat perjumpaan.
c. Anggota kelompok saling membantu.
9
d. Masing-masing anggota saling menghargai perbedaan
pendapat.
4. Performa
a. Anggota organisasi memiliki nilai kreatifitas, memenuhi
kuantitas, mutu, dan efisien.
b. Anggota selalu mengutamakan kualitas dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
c. Anggota selalu berinovasi untuk menemukan hal-hal baru dan
berguna.
d. Setiap anggota selalu berusahan untuk bekerja dengan efektif
dan efisien.
5. Orientasi tim
Anggota organisasi melakukan kerjasama yang baik serta
melakukan komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan
keterlibatan aktif para anggota, yang pada gilirannya mendapatkan
hasil kepuasan tinggi serta komitmen bersama.
10
motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula
sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Menuurut Hasibuan
(2005:92) motivasi asdalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong
gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan
semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan
perusahaan.
Menurut Sukanto dan Handoko (1986) dalam buku Yuli
(2005:142) :
“motivasi merupakan keadaan dalam diri pribadi seseorang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan, artinya apa yang ada pada seseorang yang akan
mewujudkan suatu prilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan”.
Menurut Wahjosumidjo (1984) dalam buku Yuli (2005:142)
motivasi merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang motivasi di atas bahwa
setiap tindakan pimpinan dalam organisasi menstimulasi suatu reaksi pada
karyawannya, maka ia tidak punya pilihan apakah ia memotivasi mereka
atau tidak. Persoalan pokok adalah bagaimana ia melakukan, apakah
tindakan-tindakannya bersifat efektif sehingga pihak karyawan bekerja
secara menguntungkan bagi organisasi atau karyawan bekerja tidak efektif
sehingga mengganggu kelancaran organisasi tersebut. Istilah motivasi
memiliki pengertian yang beragam baik yang berhubungan dengan perilaku
individu maupun perilaku organisasi. Namun apapun pengertiannya,
motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia yang berperan
mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan manusia.
11
2.1.4.1 Dimensi Motivasi Kerja
Sejalan dengan teori dan pendapat para ahli yang dikemukakan
diatas, maka dalam penulisan skripsi hanya diambil teori motivasi yang
dianggap relevan dengan penelitian, yaitu teori motivasi dari
Mc.Clelland’s. Dalam teorinya yang dikutip dalam Hasibuan (2005),
yaitu McClelland’s Achievement Motivation Theory (teori motivasi
prestasi McClelland’s) ada tiga faktor atau dimensi dari motivasi, yaitu
motif, harapan, dana insentif.
Motiv (Motif) adalah suatu perangsang keinginan dan daya
penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Dorongan untuk melakukan suatu perbuatan
tertentu tersebut dapat diakibatkan oleh hasil proses pemikiran dari dalam
diri pegawai maupun dari luar dirinya. Alasan-alasan yang mendorong
manusia untuk melakukan sesuatu dikarenakan mempunyai kebutuhan-
kebutuhan yang harus dipenuhi. Hasibuan (2005:115) mengemukakan
dalam memotivasi karyawan, pimpinan hendaknya menyediakan
peralatan menciptakan suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan
kesempatan untuk promosi. Dengan demikian, kemungkinan untuk
mencapa kebutuhan akan prestasi, afiliasi dan kekuatan yang
diinginkannya, yang merupakan daya penggerak untuk memotivasi
karyawan dan menggerakkan semua potensi yang dimilikinya.
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan
yang berhubungan dengan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia
bekerja, dapat diukur dengan indikator-indikator yaitu; (1) upah yang adil
dan layak; (2) kesempatan untuk maju; (3) pengakuan sebagai individu;
(4) keamanan bekerja; (5) tempat kerja yang baik; (6) penerimaan oleh
kelompok; (7) perlakuan yang wajar; (8) pengakuan atas prestasi.
Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan
terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan. Secara umum harapan
dapat diartikan sebagai suatu tindakan tertentu akan diikuti oleh hasil
atau tindakan berikutnya. Dalam konsep ini harapan tersebut dapat dinilai
12
nol (harapan sama sekali tidak ada). Tetapi dapat pula satu, bila sangat
yakin bahwa hasilnya positif ada. Secara sederhana, teori ini menyatakan
bahwa motivasi seseorang dalam organisasi tergantung pada harapannya.
Seseorang akan mempunyai motivasi tinggi untuk berprestasi tinggi
dalam organisasi, jika ia berkeyakinan bahwa dari prestasinya itu ia dapat
mengharapkan imbalan yang lebih besar. Sebaliknya sesorang tidak
mempunyai harapan bahwa prestasinya akan dihargai lebih tinggi tidak
akan pula berusaha meningkatkan prestasinya.
Hasibuan (2005:117) mengemukakan indikator-indikator tentang
harapan para karyawan sebagai berikut; (1) kondisi kerja yang baik; (2)
perasaan ikut terlibat; (3) pendisiplinan yang bijaksana; (4) penghargaan
penuh atas penyelesaian pekerjaan; (5) loyalitas pimpinan terhadap
karyawan; (6) pemahaman yang simpatik atas persoalan pribadi; (7)
jaminan pekerjaan.
Insentif (Incentive) yaitu memotivasi (merangsang) bahwa dengan
memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi di atas
prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja bawahan akan
meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik
saja. Perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada pegawai
dengan tujuan ikut membangun, memelihara dan memperkuat harapan-
harapan pegawai agar dalam diri pegawai timbul semangat yang lebih
besar untuk berprestasi dalam organisasi. Ada beberapa indikator tentang
imbalan yang berasal dari pekerjaan (ekstrinsik) yang dikemukakan oleh
Gibson (1996) dalam Yuli (2005:118) adalah; (1) gaji dan upah; (2)
tunjangan; (3) promosi. Indikator motivasi kerja dalam penelitian ini
adalah; (1) gaji yang diterima; (2) pengakuan sebagai individu; (3)
penerimaan oleh kelompok; (4) kondisi kerja; (5) pendisiplinan yang
bijaksana; (6) loyalitas pimpinan; (7) tunjangan yang diterima; (8)
promosi yang diperoleh.
13
2.1.5 Kepuasan Kerja
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap karyawan akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda
sesuai dengan sistem nilai – nilai yang berlaku dalam dirinya. Semakin
banyak aspek – aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan dan
sebaliknya. Karyawan yang puas melakukan pekerjaan lebih baik dalam
memenuhi kewajiban seperti tertuang dalam deskripsi pekerjaan. Kenyataan
menunjukkan bahwa perasaan positif mendorong kreatifitas, memperbaiki
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Perasaan positif juga
memperbaiki ketekunan tugas dan menarik lebih banyak bantuan dan
dukungan dari rekan kerja.
Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi
menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan sebaliknya apabila
karyawan tidak puas dengan pekerjaannya, karyawan tersebut akan
menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.
14
Robin dan Judge yang dikutip oleh Puspitawati (2013),
mendefinisikan : ”Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristiknya”.
15
2.1.6 Penelitian Terdahulu
16
karyawan (studi kasus mempengaruhi kinerja kepuasan kerja yang
pada rs roemani karyawan. berpengaruh secara
semarang) , Ratna positif dan signifikan
kusumawati (2008) terhadap kinerja,
budaya organisasi
secara positif dan
signifikan berpengaruh
terhadap kinerja, gaya
kepemimpinan secara
positif dan signifikan
berpengaruh terhadap
kinerja baik secara
langsung maupun tak
langsung melalui
kepuasan kerja.
17
pengaruh kepuasan berpengaruh signifikan
kerja terhadap kinerja terhadap kinerja
pegawai, pegawai,
(4) Untuk mengetahui (5) Motivasi intrinsik
dan menganalisis berpengaruh signifikan
pengaruh motivasi secara tidak langsung
intrinsik dan motivasi terhadap kinerja
ekstrinsik terhadap pegawai melalui
kinerja pegawai kepuasan
melalui kepuasan
kerja pegawai.
4. Pengaruh Motivasi Menganalisis Hasil penelitian telah
Kerja, Kepemimpinan pengaruh motivasi membuktikan motivasi
dan Budaya Organisasi kerja, kepemimpinan, kerja, kepemimpinan,
Terhadap Kepuasan dan budaya dan budaya organisasi
Kerja Karyawan serta perusahaan terhadap secara signifikan terkait
Dampaknya pada kepuasan kerja dengan kepuasan kerja
Kinerja Perusahaan karyawan, dan karyawan.
(Studi kasus pada PT. dampaknya terhadap Namun,Kepemimpinan,
Pei Hai International kinerja perusahaan. berhubungan negatif
Wiratama Indonesia) , dengan kepuasan kerja
Ida Ayu Brahmasari karyawan. Motivasi
& Agus Suprayetno kerja tidak signifikan
(2008) terkait dengan kinerja
perusahaan yang
dipengaruhi oleh
variabel intervening
adalah kepuasan kinerja
karyawan.
18
keselamatan kerja, pengaruh budaya K3, budaya K3 memiliki
kepimimpinan dan kepemimpinan, dan dampak signifikan
motivasi terhadap motivasi terhadap terhadap kepuasan
kepuasan kerja dan kepuasan kerja dan kerja, namun tidak
kinerja karyawan pada kinerja karyawan berpengaruh signifikan
perusahaan minyak pada perusahaan terhadap kinerja
dan gas bumi “x” di minyak dan gas bumi karyawan.
propinsi kalimantan "X" di Propinsi Kepemimpinan
timur , Kalimantan Timur. berpengaruh signifikan
Hasan Marzuki, terhadap kepuasan
R. Andi Sularso, dan kerja dan kinerja
Murdijanto karyawan. Motivasi
Purbangkoro (2018) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan
kerja dan kinerja
karyawan, serta
kepuasan kerja
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
karyawan.
6. Pengaruh Budaya Untuk Mengetahui Terdapat hubungan
Organisasi Terhadap pengaruh budaya kausalitas bahwa
Motivasi Dan organisasi terhadap pengaruh yang terbesar
Kepuasan Kerja Serta motivasi dan yaitu motivasi
Kinerja Karyawan kepuasan kerja serta terhadap kepuasan
Pada Sub Sektor kinerja karyawan kerja, urutan berikutnya
Industri Pengolahan pada sub sektor budaya organisasi
Kayu Skala Menengah industri pengolahan terhadap motivasi dan
Di Jawa Timur dengan kayu skala menengah motivasi terhadap
menggunakan alat di Jawa Timur. kinerja, budaya
analisis regresi linear organisasi terhadap
19
berganda , Koesmono kinerja dan budaya
(2005) organisasi
terhadap kepuasan
kerja, dan yang terakhir
adalah kepuasan kerja
terhadap kinerja.
7. Pengaruh Budaya Tujuan penelitian ini Hasil
Organisasi Terhadap adalah untuk penelitian menunjukkan
Kinerja Organisasi dan mengetahui pengaruh bahwa ada pengaruh
Kepuasan Kerja budaya organisasi signifikan dari budaya
Karyawan pada terhadap kinerja organisasi
Terminal Penumpang organisasi, kinerja terhadap kinerja
Umum di Surabaya , organisasi terhadap organisasi, ada
Soedjono (2005) kepuasan karyawan, pengaruh signifikan
budaya dari kinerja organisasi
organisasi terhadap terhadap
kepuasan kerja karyawan, ada
karyawan, pengaruh pengaruh signifikan
tidak langsung budaya dari budaya organisasi
organisasi terhadap terhadap kepuasan
kepuasan kerja dalam pelanggan, tidak ada
kinerja organisasi. pengaruh langsung dari
budaya organisasai
yang diarahkan pada
kinerja organisasi
terhadap kepuasan
karyawan
20
pengaruhnya terhadap kompetensi dan dan budaya kerja
kepuasan kerja budaya kerja terhadap memiliki pengaruh
karyawan outsourcing kepuasan kerja signifikan terhadap
pada hotel sintesa karyawan outsourcing kepuasan kerja
peninsula manado , pada Hotel Sintesa karyawan outsourcing
Rienly Gijoh (2013) Peninsula Manado. pada Hotel Sintesa
Peninsula Manado baik
secara simultan
maupun parsial.
9. Pengaruh Untuk menganalisis Kepemimpinan
Kepemimpinan dan membuktikan: transformasional
Transformasional Dan Pengaruh memiliki pengaruh
Budaya Organisasi kepemimpinan positif dan signifikan
Terhadap Kepuasan transformasional terhadap kepuasan
Kerja Dan Kinerja terhadap kepuasan kerja. Budaya
Karyawan PT. kerja karyawan PT. organisasi memiliki
Jamsostek (Persero) Jam-sostek (Persero) pengaruh yang
Cabang Surabaya , Cabang Surabaya. signifikan dan positif
Agustina Ritawati Pengaruh budaya terhadap kepuasan
(2013) organisasi terhadap kerja. Kepemimpinan
kepuasan kerja transformasional
karyawan PT. memiliki dampak
Jamsostek (Persero) positif dan signifikan
Cabang Surabaya. terhadap kinerja
Pengaruh karyawan. Budaya
kepemimpinan organisasi memiliki
transformasional dampak yang
terhadap kinerja signifikan dan positif
karyawan PT. terhadap kinerja
Jamsostek (Persero) karyawan. Kepuasan
Cabang Surabaya. kerja memiliki dampak
21
Pengaruh budaya positif dan signifikan
organisasi terhadap terhadap kinerja
kinerja karyawan PT. karyawan
Jamsostek (Persero)
Cabang Surabaya.
Kepuasan kerja
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT.
Jamsostek (Persero)
Cabang Surabaya.
10. Pengaruh gaya Untuk mengetahui Menunjukkan gaya
kepemimpinan dan pengaruh gaya kepemimpinan
budaya organisasi kepemimpinan dan berpengaruh positif
terhadap kepuasan budaya organisasi terhadap kepuasan
kerja yang berdampak terhadap kepuasan kerja dan kinerja
pada kinerja keuangan kerja yang berdampak keuangan, budaya
, Ni Made Ria pada kinerja organisasi berpengaruh
Satyawati & I keuangan. positif terhadap
Wayan Suartana kepuasan kerja tetapi
(2014) berpengaruh negatif
terhadap kinerja
keuangan, sedangkan
kepuasan kerja sebagai
variabel intervening
berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan.
Kepuasan Kerja
23
“Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seeorang terhadap terhadap
pekerjaannya”.
Motivasi kerja dalam perusahaan akan tumbuh ketika seseorang
merasa yakin untuk menerima dan mencapai tujuan perusahaan dengan
tidak meninggalkan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Motivasi kerja yang tinggi menunjukkan bahwa karyawan merasa puas
terhadap pekerjaannya. Artinya motivasi kerja dapat berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan.
Applied Theory penelitian ini adalah Dimensi dan Budaya Organisasi
sebagai berikut menurut Edison (2016: 131):
1. Kesadaran diri
2. Keagresifan
3. Kepribadian
4. Performa
5. Orientasi tim
Teori motivasi yang dianggap relevan dengan penelitian, yaitu teori
motivasi dari Mc.Clelland’s. Dalam teorinya yang dikutip dalam Hasibuan
(2005), yaitu McClelland’s Achievement Motivation Theory (teori motivasi
prestasi McClelland’s) ada tiga faktor atau dimensi dari motivasi kerja, yaitu
:
1. Motif (Motif) ,
2. Harapan,
3. Dana insentif.
24
b. Gaji atau upah,
c. Kesempatan promosi,
d. Pengawasan,
e. Rekan kerja,
f. Kondisi kerja,
Kepuasan kerja merupakan wujud atau perasaan menyenangkan
seorang karyawan terhadap pekerjaan atau lingkungan kerjanya. Pada
dasarnya kepuasan merupakan sikap individu, dimana tingkat kepuasan
seseorang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang ada dalam dirinya.
Menurut Hasibuan (2003:202):
“Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangi dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan
prestasi kerja yang baik”.
25
organisasi berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0.506, budaya organisasi
berpengaruh terhadap motivasi sebesar 0.680 dan budaya organisasi
berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 1.183.
26
internal maupun eksternal khusunya pada budaya organisasi dan motivasi
kerja. Budaya organisasi yang dapat menentukan baik atau tidaknya
karyawan dalam melakukan pekerjaan akan semangat berpengaruh pada
perjalanannya suatu perusahaan. Apabila budaya dalam suatu perusahaan
tidak berjalan dengan baik maka motivasi kerja pada karyawan akan
melambat, hal ini menyebabkan terjadinya kepuasan kerja yang menurun.
Maka ada dua variabel tersebut sangat berpengaruh pada kepuasan kerja.
2.1.8 Hipotesis
Hipotesis ialah dugaan awal ataupun jawaban sementara terhadap
rumusan masalah dalam penelitian. Untuk jawaban sementara atas rumusan
masalah di atas yang telah disusun. Maka, peneliti mengajukan hipotesis
bahwa “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Budaya Organisasi
27
dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja pada PT ALAM ANEKA
AROMA”.
H1 :Terdapat pengaruh pada budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja.
H2 :Terdapat pengaruh pada budaya organisasi terhadap kepuasan kerja.
H3 :Terdapat pengaruh pada motivasi kerja terhadap kepuasan kerja.
28