Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH RELIGIUSITAS, ETOS KERJA DAN DISIPLIN

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA JEMBER ROXY SQUARE

Dosen pengampu: Eko Budi Satoto, Dr. Ir.

Disusun oleh: Ilham Dwi Prasetya

Nim : 2110411250

Mata Kuliah: Reserch Analiysis 1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan
masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat
diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Sumber daya
manusia yang berkualitas menjadi hal yang sangat mutlak yang harus dimiliki oleh suatu
organisasi untuk mencapai serta mewujudkan visi, misi, ataupun goals dari awal yang sudah
ditentukan sejak berdirinya suatu organisasi. Menurut Budiharjo (2014) visi, misi dan tujuan
yang sudah ditetapkan sejak awal berdirinya suatu perusahaan akan menjadi target untuk
segera direalisasikan. Semakin maksimal output kerja yang dicapai oleh para karyawan,
akan semakin cepat pula dan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapainya. Semua
tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang
menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia
yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang
merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan.(Rubangi et al., n.d.)
Salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan sebuah organisasi adalah sumber daya
manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku utama dalam menjalankan kegiatan
yang dimiliki organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia maka dapat meningkatkan kinerja karyawan yang baik. Menurut
(Mangkunegara, 2016) mengemukakan bahwa kinerja merupakan pencapaian hasil kerja
karyawan berdasarkan kualitas maupun kuantitas sebagai prestasi kerja dalam periode waktu
tertentu disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk menghasilkan sumber daya
manusia dengan kinerja yang baik salah satu faktornya adalah religiuistas atau keagamaan.
Mereka yang berkerja tidak hanya semata-mata karena finansial, tetapi termotivasi untuk
mempersembahkan kinerja terbaik menjadi kunci untuk mengabdi kepada Sang Maha Kuasa.
Religiusitas adalah bentuk perilaku manusia yang dijiwai dengan nilai-nilai yang spiritual
atau keagaamaan (religi) dalam segalah bentu pekerjaan dan tugas yang dilakukan. Sehingga
pada suatu tingkat semua yang malakukan pekerjaan, khususnya dalam perbankan Syariah
seperti karyawan akan melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya yang kemudian
berdampak kepada kualitas kinerja yang baik. Bagi seorang Muslim, religiusitas dalam
bekerja mengandung nilai ibadah yang diyakinin akan mendapatkan ganjaran pahala dari
Allah SWT di akhriat kelak. dengan adanya religiusitas maka seseorang yang beragama
seharusnya akan selalu berusaha melakukan yang terbaik dan tidak melanggar aturan dalam
bersikap dan bertingkah laku dalam setiap aktivitasnya, yaitu sesuai dengan norma dan
aturan yang telah diatur dalam agamanya. Maka dari itu, faktor religiusitas yang baik
menjadi salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan, dan diharapkan karyawan tersebut
dapat terus optimal.(Aprilia et al., 2021)
Untuk dapat mencapai hubungan yang sinergis, perusahaan harus dapat
memperhatikan pola kinerja karyawannya. Pengertian kinerja menurut Mangkunegara
(2000:67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Untuk meraih sukses diperlukan seperangkat sikap, kondisi mental, kemampuan
psikologis, dan perilaku kerja yang prima. Peran yang sangat vital dalam mewujudkan
prestasi kinerja seorang karyawan adalah dirinya sendiri. Bagaimana dia memiliki semangat
dan etos kerja yang tinggi untuk dapat memberikan pengaruh positif pada lingkungannya
(Sinamo, 2011:18). Anoraga (2001:10) berpendapat bahwa keberhasilan dalam persaingan
kerja tidak hanya membutuhkan keahlian dan kemampuan saja tetapi juga diperlukan adanya
dedikasi, kerja keras, dan kejujuran dalam bekerja. Seseorang yang berhasil harus memiliki
pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur untuk eksistensi
manusia. Karyawan yang memiliki pemikiran yang luhur mengenai pekerjaannya dapat
bekerja dengan tulus. Suatu pandangan dan sikap terhadap kerja dikenal dengan istilah etos
kerja. Etos kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau sifat mengenai cara
bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa (Dodi, dkk, 2013). Etos
kerja adalah semangat kerja yang terlihat dalam cara seseorang menyikapi pekerjaan,
motivasi yang melatarbelakangi melakukan suatu pekerjaan(Hadiansyah & Purnamasari
Yanwar, 2015)
Selain etos kerja, disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung
jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah
kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dan masyarakat.
Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada
waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan
perusahaan dan norma sosial yang berlaku.(Yantika et al., 2018)
Sebagai seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan haruslah bisa seefektif
dan seefisien mungkin. Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan
karyawan dan penempatan tenaga kerja juga harus tepat dan sesuai dengan keinginan dan
keahliannya. Dengan demikian disiplin kerja akan lebih baik serta lebih efektif menunjang
terwujudnya tujuan perusahaan. Disiplin dapat menentukan kinerja karyawan baik atau tidak
baik dalam menawarkan produk kepada konsumen. Hal ini akan menjadi masalah jika
karyawan tidak disipin penjualan akan tertunda dan mencerinkan tenaga kerja yang maksimal
dalam mencapai tujuan perusahaan. Bahkan sebaliknya dapat menjadi masalah bagi kita yang
bekerja diperusahaan tersebut di mata para konsumen. Disiplin merupakan sebuah titik awal
dalam mencapai kesuksesan bagi perusahaan. Penerapan disiplin didalam sebuah perusahaan
sangatlah penting agar semua karyawan yang ada didalam perusahaan tersebut bersedia
dengan sukarela mematuhi dan mentaati segala peraturan yang berlaku tanpa ada paksaan
dan jika ada pelanggaran terhadap peraturan yang ada maka akan diberikan sanksinya oleh
pihak perusahaan. Disiplin kerja yang baik dapat dilihat dari tingginya kesadaran pada
karyawan dalam mematuhi serta menaati segala peraturan yang berlaku dan besarnya rasa
tangguang jawab akan tugas dari masing- masing karyawan. (Nova Syafrina, n.d.)
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, yang menjadi rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap kinerja karyawan pada Jember Roxy Square ?
2. Bagaimana pengaruh disiplin kinerja karyawan pada Jember Roxy Square?
3. Bagaimana pengaruh Etos kerja terhadap kinerja karyawan pada Jember Roxy Square?

1.3 Tujuan Penelitian


Secara Umum tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana religiusitas mempengaruhi kinerja
karyawan pada Jember Roxy Square
2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Disiplin mempengaruhi kinerja
karyawan pada Jember Roxy Square
3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Etos kerja mempngaruhi kinerja
karyawan pada Jember Roxy Square

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya
dalam menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu,
khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
manajemen UPTD Unit Puskesmas Buluspesantren 1 dalam melakukan strategi yang
tepat untuk dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja karyawannya terutama
3. Dengan meningkatkan Religiusitas, Disiplin dan Etos kerja secara tepat. Bagi peneliti
sebagai wahana melatih untuk berfikir secara ilmiah pada bidang manajemen sumber
daya manusia yang khususnya berkaitan tentang persoalan- persoalan religiusitas, etos
kerja dan penegakan disiplin kinerja karyawan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja
Konsep kinerja merujuk pada tingkat pencapaian karyawan atau organisasi terhadap
persyaratan pekerjaan. Kinerja adalah prestasi yang ditunjukan oleh karyawan. Ini merupakan
hasil yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan berdasarkan kecakapan,
pengalaman, kesungguhan, serta waktu yang tersedia. Sedangkan Bernardin & Russel (1998:
239) menjelaskan bahwa kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama satu periode waktu tertentu. Dari penjelasan di atas, dipahami
bahwa kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh karyawan berdasarkan standar dan ukuran
yang telah ditetapkan Total(Siti Nur Aisah, 2020)

Istilah kinerja sering kita dengar dan sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, kinerja
seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja bagi
karyawan itu sendiri dan untuk keberhasilan sebuah perusahaan. Kinerja adalah hasil proses dari
pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi
bersangkutan. Wirawan (2009, hal.5) mengatakan kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
(Sadat et al., 2020)

Kinerja karyawan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator seperti kualitas
kerja karyawan, kuantitas atau pencapaian target yang telah ditentukan, penyelesaian tugas yang
telah ditentukan, tanggung jawab karyawan atas pekerjaan yang diberikan, dan bagaimana
karyawan memelihara dirinya sendiri(Lestary & Chaniago, 2018)

2.2 Religiusitas

Religiusitas adalah aktifitas beragama yang bukan hanya terjadi ketika seseorang
melakukan perilaku ritual (ibadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh
kekuatan supranatural. Bukan hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat
oleh mata, tapi juga aktifitas yang tampak dan terjadi dalam hati seseorang.(Religiusitas et al.,
2020)

Religiusitas dalam aktivitas kerja dapat saja terjadi karena adanya dorongan yang kuat dari
kekuatan spiritual. Representasi dari keimanan seorang muslim harus selalu tercermin dalam
aktivitas sehari-hari sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada Allah SWT, dikarenakan setiap
manusia mempunyai kewajiban untuk selalu melaksanakan ajaran islam secara keseluruhan.
Nashori dan Mucharom (2002) mengatakan bahwa religiusitas ialah sebanyak apa terhadap
keyakinan, sekuat apa terhadap pengetahuan, sekuat apa terhadap penerapan aturan dan ibadah,
dan bagaimana perasaan dan kedalaman hari seseorang terhadap agama yang diyakininya.
Dengan demikian religiusitas memiliki arti sebagai reperesentasi ketataan seorang individu
terhadap perintah agama yang dianutnya.(Maulana & Fahrullah, 2020)
Tingkat religiulitas individu dapat mempengaruhi aktivitas dalam pekerjaan maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk
menemukan diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara
kesehatan.(Melinda, 2023)

Aktivitas beragama tidak hanya diartikan ketika seseorang melaksanakan ritual agama
(beribadah), melainkan beragama harus diwujudkan disetiap kegiatan, dalam bekerja pun begitu.
istilah agama berarti skema Ilahi yang mendorong manusia yang memiliki pikiran sehat untuk
membuat pilihan yang benar tentang kehidupan sekarang dan akhirat. Religiusitas merupakan
sebuah ekspresi yang dikeluarkan oleh seseorang secara lahiriyah dan batiniyah karena telah
meyakini sebuah nilai, norma, ritual dan hukum yang ditetapkan dalam agama. Sikap religius
merupakan kecenderungan seseorang yang telah menanamkan nilai-nilai yang berlaku di agama
kemudian menggetarkan hatinya untuk selalu taat yang kemudian diekspresikan pada sikap dan
perilaku sehari- hari.(Haryadi & Mahmudi, 2020)

dengan adanya religiusitas maka seseorang yang beragama seharusnya akan selalu berusaha
melakukan yang terbaik dan tidak melanggar aturan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam
setiap aktivitasnya, yaitu sesuai dengan norma dan aturan yang telah diatur dalam agamanya.
Maka dari itu, faktor religiusitas yang baik menjadi salah satu cara meningkatkan kinerja
karyawan, dan diharapkan karyawan tersebut dapat terus optimal. Jika manusia yang religius
dapat menjadi persepsi karyawan, maka hal tersebut akan berpotensi terwujudnya motivasi
karyawan yang dapat mewujudkan kinerja yang optimal. Dengan adanya motivasi karyawan
untuk mewujudkan kinerja yang optimal, otomatis membuat perusahaan mudah mencapai tujuan
perusahaan.(Aprilia et al., 2021)

2.3 Etos Kerja

Menurut (Simanjuntak, 2020) Etos kerja adalah seperangkat perilaku kerja positif yang
berakar pada kerja sama yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total
pada paradigma kerja yang integral. Etos kerja yang tinggi yang harus dimiliki oleh setiap
pegewai karena setiap organisasi sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi
setiap pegawai, kalau tidak organisasi akan sulit berkembang, dan memenangkan persaingan
dalam merebut pangsa pasarnya. Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan
anggota untuk kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki etos kerja.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja, etos kerja sangat ditekankan pada beberapa
faktor berikut, yaitu:

(a) Kerja keras;


(b) Komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan;
(c) Kreativitas selama bekerja;
(d) Kerja sama serta persaingan di tempat kerja;
(e) Ketepatan waktu dalam bekerja;
(f) Keadilan dan kedermawanan di tempat kerja

Penerapan etos kerja di tempat kerja juga berupaya menghindari penumpukan kekayaan dengan
cara yang tak beretika (fraud). Lebih lanjut lagi, etos kerja lebih mengutamakan niat dalam diri
seseorang dalam bekerja daripada hasil kerja seseorang.(Aqsariyanti et al., 2019)

Pegawai yang mempunyai etos kerja memiliki sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab
untuk melaksanakan tugas yang sudah ditetapkan, adanya etos kerja memunculkan efek berantai
terhadap hasil kerja yang ditunjukkan melalui kinerja pegawai. Adanya konsistensi terhadap
pencapaian hasil kerja akan mengantarkan kinerja total bagi organisasi atau perusahaan.
Ada enam indikator etos kerja menurut (Darmawan, 2020) yaitu :

(1) kerja keras


(2) disiplin
(3) jujur
(4) tanggung jawab
(5) rajin
(6) tekun.

2.3 Disiplin Kerja

Disiplin merupakan suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara objektif, melalui kepatuhannya
menjalankan peraturan organisasi. Kedisiplinan adalah hal utama yang wajib dijunjung oleh
seorang individu atau karyawan untuk menunjukan kepada perusahaan bahwa dia mampu
memegang tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik maupun hal lain yang
diembankan oleh perusahaan kepadanya. Melalui disiplin kerja akan mampu meningkatakan
produktivitas kerja.(Abdul & Saleh, 2018)

Disiplin kerja diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-


pedoman organisasi. Disiplin kerja adalah Suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. disiplin kerja merupakan alat
penggerak karyawan. Agar tiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, maka harus diusahakan
agar ada disiplin kerja yang baik. Terry kurang setuju jika disiplin kerja hanya dihubungkan
dengan hal-hal yang kurang menyenagkan (hukuman), karena sebenarnya hukuman merupakan
alat paling akhir untuk menegakkan disiplin kerja.(Sadat et al., 2020)
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-
tugasnya yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, dan terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar
pada bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam
kepemimpinannya, jika karyawannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan
kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit. Karna banyak faktor yang mempengaruhinya.
(Suwanto, n.d.)

Menurut (Arif et al., 2020) Tujuan Khusus Disiplin Kerja, antara lain: Untuk para pegawai
menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peratutran, Dapat
menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-
baiknya, Dapat bertindak dan berprilakku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada
perusahaan dan Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai
dengan harapan perusahaan.

terdapat beberapa indikator disiplin kerja karyawan, diantaranya :

1. Hadir Tepat Waktu


2. Mengutamakan Presentase Kehadiran
3. Mentaati Ketentuan Jam Kerja
4. Mengutamakan Jam Kerja yang Efektif dan Efesien
5. Memiliki Keterampilan Kerja Pada Bidang Tugasnya
6. Memiliki Semangat Kerja yang Tinggi
7. Memiliki sikap yang baik dan kreatif dan inovatif dalam bekerja

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang berfungsi sebagai bentuk perbandingan


penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sebelumnya sudah pernah ada. Penelitian
terdahulu yang diambil oleh peneliti haruslah relevan dengan judul atau topik penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti. Tak hanya itu, pada penelitian terdahulu, peneliti juga dapat
memeriksa kekurangan dan juga kelebihan penelitian yang sudah pernah dilakukan untuk lebih
dikembangkan pada penelitian yang akan dilakukannya. Sehingga para peneliti dapat membuat
sebuah penelitian yang baru dan orisinil karena sudah tahu apakah ada hal baru yang ditemukan
di dalam penelitian. Penelitian terdahulu juga memiliki fungsi untuk memperluas dan
memperdalam berbagai teori yang akan digunakan di dalam kajian penelitian yang akan
dilakukan. Sehingga biasanya, penelitian terdahulu juga dapat dijadikan sebagai landasan teori
karena memiliki kaitan yang erat dengan penelitian lain yang relevan dan dapat digunakan di
dalam penelitian.

No Penulis Judul Variable Hasil Penelitian Publikasi


Penelitian Penelitian
1 Adi Darma Pengaruh X1 = Pada variabel Publikasi
Nurdaya Religiusitas dan Religiusitas religiusitas secara Ilmiah prodi
Spiritualitas X2 = parsial tidak Manajemen
terhadap kinerja Spiritualitas mempunyai Universitas
karyawan di Goro Y = Kinerja pengaruh Muhammadiyah
Assalam Karyawan terhadap kinerja Surakarta
Hypermarket karyawan. Hal ini
dikarenakan data
yang digunakan
bersifat
homogen sehingga
religiusitas sudah
menjadi kebiasaan
bagi karyawan
sehingga menjadi
tidak penting karena
sudah menjadi hal
yang biasa, namun
bukan menjadi satu
acuan dalam
peningkatan kinerja
karyawan,
dikarenakan
masih banyak faktor
lain yang tidak
terdapat dalam
penelitian ini.
2 Imam Pengaruh X1 = hasil penelitian dan Jurnal Islamic
Hariyadi, Religiusitas Religiusitas pembahasan yang Economics,
Luthfi Terhadap Kinerja Y1 = Kinerja telah Vol 6
Noor Karyawan Karyawan dilakukan mengenai Nomer 2
Mahmudi (Studi Kasus Pada pengaruh nilai Tahun 2020
Suryamart religiusitas terhadap
Soekarno-Hatta kinerja karyawan
Ponorogo Tahun (studi kasus
2019) Swalayan Suryamart
Tahun 2019), maka
dapat ditarik
kesimpulan, bahwa
variabel Religiusitas
memberikan
pengaruh signifikan
terhadap Kinerja
Karyawan
berdasarkan uji
hipotesis yang telah
dilakukan dalam
penelitian ini dengan
hasil variable
Religiusitas (X)
memiliki t hitung
yang lebih besar dari
t tabel t hitung
sebesar 8,761 > t
tabel 2,026 (pada
1%).
3. Sadat, Disiplin Kerja dan X1 = Disiplin menunjukkan bahwa Jurnal Inovator
Pamed Motivasi Kerja secara parsial ada Vol 9
Abdul Terhadap Kinerja X2 = Motivasi pengaruh signifikan Tahun 2020
Handayani, Karyawan Kera disiplin kerja
Susi Y = Kinerja terhadap kinerja
Kurniawan, karyawan karyawan pada PT.
M. Mewah Indah Jaya –
Binjai.Sutrisno
(2009, hal.87)
Menyatakan
“disiplin karyawan
yang baik akan
mempercepat tujuan
perusahaan,
sedangkan disiplin
yang merosot akan
menjadi penghalang
dan meperlambat
pencapaian
perusahaan

2.5 Kerangka Konseptual


Religiusitas
(X1)

Etos Kerja Kinerja


(X2) Karyawan (Y)

Disiplin Kerja
(X3)

Daftar Pustaka
Abdul, O. :, & Saleh, R. (2018). PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, ETOS
KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI DI PT. INKO JAVA SEMARANG (Vol. 11, Issue 21).
Aprilia, D., Akbar, D. A., & Anwar, D. (2021). Pengaruh Religiusitas terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 6(1), 200. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i1.2231
Aqsariyanti, L., Sjahruddin, H., & Razak, N. (2019). Pengaruh Etos Kerja dan Iklim Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 1(1), 27–36.
Arif, M., Maulana, T., & Lesmana, M. L. (2020). Pengaruh Disiplin Kerja dan Kemampuan
Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Humaniora, 4(1), 106–119.
Darmawan, D. (2020). Analisis Variabel Komitmen Organisasi, Iklim Kerja, Kepuasan Kerja
dan Etos Kerja yang Memengaruhi Kinerja Pegawai. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi
Manajemen, 4(1), 58–70. https://doi.org/10.35308/jbkan.v4i1.1510
Hadiansyah, A., & Purnamasari Yanwar, R. (2015). Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. AE (Vol. 3, Issue 2).
Haryadi, I., & Mahmudi, L. N. (2020). Pengaruh Religiusitas Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Kasus Pada Suryamart Soekarno-Hatta Ponorogo Tahun 2019). Islamic Economics Journal,
6(2), 159. https://doi.org/10.21111/iej.v6i2.4600
Lestary, L., & Chaniago, H. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(2), 94–103. https://doi.org/10.35313/jrbi.v3i2.937
Maulana, H., & Fahrullah, A. (2020). Pengaruh Religiusitas terhadap Kinerja Karyawan Muslim
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pamekasan. Jurnal Ekonomika
Dan Bisnis Islam, 3(3). https://doi.org/10.26740/jekobi.v3n3.p90-99
Melinda, N. (2023). Pengaruh Religiulitas Individu Terhadap Kinerja Karyawan di Indomaret
Budur. Inkubis : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(1). https://doi.org/10.59261/inkubis.v3i1.36
Nova Syafrina. (n.d.). PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT. SUKA FAJAR PEKANBARU.
Religiusitas, P., Literasi, D., Syariah, K., Terhadap, M., Menjadi, M., Di, N., Syariah, B., Fauzi,
A., Murniawaty, I., Ekonomi, J. P., & Ekonomi, F. (2020). Economic Education Analysis
Journal Terakreditasi SINTA 5. EEAJ, 9(2), 473–486.
https://doi.org/10.15294/eeaj.v9i2.39541
Rubangi, O. :, Sekolah, M., Ilmu, T., & Putra Bangsa, E. (n.d.). PROGRAM MANAJEMEN S1
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA PENGARUH RELIGIUSITAS,
ETOS KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA UPTD UNIT
PUSKESMAS BULUSPESANTREN 1.
Sadat, P. A., Handayani, S., & Kurniawan, M. (2020). Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan. Inovator, 9(1), 23. https://doi.org/10.32832/inovator.v9i1.3014
Simanjuntak, P. A. (2020). PENGARUH ETOS KERJA, KEPUASAN KERJA, SIKAP KERJA
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. Bisnis Jurnal Magister
Manajemen, 2(1).
Siti Nur Aisah. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. Bulletin of
Management and Business, 1(2), 42–50. https://doi.org/10.31328/bmb.v1i2.100
Suwanto. (n.d.). Disiplin kerja terhadap RSU Tanggerang Selatan.
Yantika, Y., Herlambang, T., Rozzaid, Y., Ekonomi, F., & Muhammadiyah Jember, U. (2018).
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, ETOS KERJA, DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PEMKAB
BONDOWOSO) THE EFFECT OF WORK ENVIRONMENT, WORK ETHOS, AND
WORK DISCIPLINE TO EMPLOYEE PERFORMANCE (CASE STUDY ON PEMKAB
BONDOWOSO). In Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia (Vol. 4, Issue 2).

Anda mungkin juga menyukai