Anda di halaman 1dari 26

PENELITIAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN HUBUNGAN

INTERPERSONALTERHADAP MOTIVASI, STRESS, BEBAN, DAN SUASANA


KERJA DI PT. BIN SUNGKAR GROUP DAN BALAI SIDANG JAKARTA
CONVENTION CENTER

DISUSUN OLEH :

ADNAN ZUFAR HAQIQI 2010312043

UMAR HISYAM SUNGKAR 2010312018

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia sedang menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tentu saja
MEA menuntut perusahaan-perusahaan Indonesia untuk bersaing, karena perusahaan tidak hanya
harus menghadapi persaingan dengan perusahaan dalam negeri, tetapi juga dengan perusahaan
lain dan perusahaan asing. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan harus
menentukan strategi dan kebijakan manajemen terutama dalam pengembangan sumber daya
manusia (SDM). Jika perusahaan ingin bertahan, manajemen sumber daya manusia kini menjadi
keharusan dan bukan lagi pilihan. Sumber daya manusia sangat penting dalam suatu organisasi,
karena efektifitas dan keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada kualitas dan kinerja
sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.

Kinerja merupakan bagian yang sangat penting dan menarik karena terbukti sangat penting
manfaatnya. Suatu lembaga menginginkan pegawai untuk belajar sungguh-sungguh sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai kerja yang baik. Tanpa adanya kinerja yang
baik dari seluruh pegawai, maka keberhasilan lembaga dalam mencapai tujuan akan sulit
tercapai. Menurut Hasibuan (2014), kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesanggupan serta waktu. Kinerja dapat menunjukkan seberapa besar
kontribusi pegawai pada suatu lembaga dalam mencapai standar kerja yang telah ditetapkan.
Standar kerja perlu dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa
yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
pegawai dituntut untuk mampu mengendalikan diri dalam menghadapi timbulnya ketegangan
yang terjadi dalam menjalankan setiap pekerjaan atau kegiatan tersebut. Karena apabila
karyawan tidak dapat mengatasi hal tersebut maka dapat berdampak terhadap penurunan
motivasi atau semangat kerja. Kinerja pegawai secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal.

Marcoulides dan Heck dalam Brahmasari (2004:16) mengemukakan bahwa budaya


organisasi sebagai suatu konsep dapat menjadi suatu sarana untuk mengukur kesesuaian dari
tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang dihasilkan. Setiap organisasi
memiliki budaya organisasi yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedoman dalam
berfikir dan bertindak untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini berarti budaya organisasi
yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi kearah
perkembangan yang lebih baik. Selain itu, tekanan utama dalam perubahan dan pengembangan
budaya organisasi adalah mencoba untuk mengubah nilai,sikap dan perilaku dari anggota
organisasi secara keseluruhan.

Fey dan Denison (2000) dimana dalam penelitiannya menguji pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai. Namun ada juga penelitian
tentang variabel budaya organisasi berpengaruh secara tidak signifikan terhadap variabel kinerja
pegawai. Hal ini dapat diartikan bahwa budaya organisasi yang kondusif yang diterapkan belum
tentu dapat meningkatkan kinerja pegawainya (Dewi Lina, 2014). Menurut Hasibuan (2014)
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan. Sedangkan Reksohadipraja (Badjuri, 2009: 118-119) mendefinisikan
motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sebagai
karyawan mempunyai motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sebagai
sesuatu hal yang menyenangkan. Studi kasus pada penelitian ini merupakan PT. Bin Sungkar
Group yang merupakan perusahaan industry eksportir sekaligus importer yang bergerak dalam
bidang pengolahan fresh fruit seperti kurma dengan beragam jenis, buah zaitun, buah tin, buah
apricot, kacang almond, kacang pistachios, dan Jahe, juga beragam bahan pangan dan rempah
lainnya. Proses produksinya meliputi proses penimbangan, pengepresan, klarifikasi, kernel,
power plant, dan lain-lain. Pada proses kerja ini digunakan mesin-mesin seperti sterilizer,
threshing, screw press, dan mesin pabrik biji yang membutuhkan pekerja untuk melaksanakan
kegiatan proses produksi dan mengoperasikan mesin produksi tersebut. Selain itu, studi kasus
dalam penelitian ini juga dilakukan pada Jakarta Convention Center dibawah naungan PT Graha
Sidang Pratama yang bergerak di industry MICE atau meeting, Incentive, Convention,
Exhibition. Jakarta Convention Center bergerak di bidang jasa dan pelayanan yang menyediakna
tempat untuk acara acara maupun perhelatan besar seperti KTT non-Blok, ASEAN Games, dan
konser konser papan atas.
1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang seperti yang telah diungkapkan di atas, maka penulis
memutuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap motivasi kerja,
stres kerja, beban kerja gaji, suasana kerja pegawai di PT. Bin Sungkar Group ?
2. Bagaimana Peran Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap motivasi kerja,
stres kerja, beban kerja gaji, suasana kerja dan pegawai di Jakarta Convention Center ?
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah :

1. Mengetahui dan mendiskripsikan peran budaya organisasi dan hubungan interpersonal


terhadap motivasi kerja, stres kerja, beban kerja gaji, suasana kerja pegawai di PT. Bin
Sungkar Group.
2. Mengetahui dan mendiskripsikan peran budaya organisasi dan hubungan interpersonal
terhadap motivasi kerja, stres kerja, beban kerja gaji, suasana kerja pegawai di Jakarta
Convention Center

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sarana dalam menambah ilmu pengetahuan dan bekal untuk di masa depan nanti juga
sebagai pengalam untuk praktikan dalam penelitian.
2. Sebagai bahan evaluasi dan masukkan untuk PT. Bin Sungkar Group dalam menerapkan
budaya organisasi dan hubungan interpersonal.
3. Sebagai bahan evaluasi dan masukkan untuk manajemen Jakarta Convention Center dalam
menerapkan budaya organisasi dan hubungan interpersonal.
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Budaya Organisasi

1.1. Pengertian Budaya Organisasi

Pegertian Budaya Organisasi khususnya arti “Budaya“ tidak hanya mengacu pada adat
istiadat dan kebudayaan suatu wilayah di Indonesia, tetapi juga bisa ciri khas organisasi. Ciri
khas sebuah organisasi ini bisa dikatakan sebagai budaya organisasi. Budaya adalah seperangkat
pemahaman penting yang berkembang, diyakini dan diterapkan oleh suatu kelompok.
Sedangkan, organisasi adalah suatu kelompok orang dari berbagai latar belakang berbeda bersatu
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, budaya organisasi adalah
sebuah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang dan dianut oleh sekelompok
orang. Sistem kepercayaan dan sikap bersama suatu organisasi ini akan membedakannya ke
kelompok atau organisasi lainnya. 

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat system nilai-nilai (values),


keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi atau norma-norma yang telah lama berlaku,
disepakati, dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan
pemecahan masalah-masalah organisasinya. Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-
nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang per orang di dalam
organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para
anggota organisasi (Kilmann, dkk dalam Sutrisno, 2015). Menurut Schein (2010) definisi budaya
organisasi adalah sebagai berikut: “Organizational culture can be defined as a pattern of shared
basic assumptions learned by a group as it solved its problem of external adaption and
internal integration, which has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be
taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those
problems.” Definisi diatas dapat diartikan bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi dasar
yang ditentukan atau dikembangkan oleh sekelompok orang ketika mereka belajar mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah berhasil dengan baik sehingga
dianggap sah untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk berfikir,
melihat, merasakan dan memecahkan masalah.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat didefinisikan bahwa Budaya Organisasi adalah


nilai-nilai, asumsi-asumsi serta norma-norma yang telah ditentukan oleh sekelompok orang yang
biasanya adalah pendiri organisasi, yang telah lama diyakini sebagai pedoman perilaku sehari-
hari, untuk memecahkan masalah serta kemudian harus diajarkan oleh anggota organisasi
yang baru agar nilai-nilai tersebut dapat dilaksanakan semua anggota.

1.2. Fungsi dan Peran Penting Budaya Organisasi


Perlu diketahui bahwa seorang pemimpin dalam suatu organisasi akan memberikan peranan yang
sangat penting dalam hal membentuk budaya kerja di dalam organisasi. Sehingga, secara umum
budaya ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Meningkatkan adanya rasa kepemilikan dan loyalitas setiap karyawan di dalam perusahaan.
- Digunakan sebagai alat untuk bisa mengorganisasikan setiap anggota.
- Meningkatkan kekuatan nilai suatu organisasi.
- Dijadikan sebagai mekanisme dalam mengontrol perilaku di dalam lingkungan pekerjaan.
- Mendorong seluruh struktur anggota untuk bisa meningkatkan performa kerja, baik itu
dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
- Dijadikan sebagai alat untuk menentukan arah, mana yang bisa dilakukan dan tidak bisa
untuk dilakukan.
Selain itu, beberapa ahli juga turut menjelaskan fungsi penting dari organisasi, yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ndraha (1997 : 21)
Menurut Ndraha dalam bukunya, budaya organisasi berfungsi sebagai identitas serta citra
dari suatu masyarakat untuk mampu mengikat masyarakat tersebut. Selain itu, budaya ini
juga berfungsi sebagai sumber daya, kekuatan penggerak, meningkatkan nilai lebih,
panduan pola perilaku, warisan, pengganti formalisasi, mekanisme adaptasi perubahan, dan
proses yang menjadikan suatu bangsa kongruen dengan negara lain, sehingga akan terbentuk
nation-state.
2. Robbins (1999:294)
Robbins menjelaskan bahwa budaya organisasi berperan dalam menetapkan tapal batas,
identitas untuk suatu anggota di dalam organisasi, memudahkan munculnya komitmen, dan
juga meningkatkan kemantapan dalam hal sistem sosial.

3. Siagian (1992:153)

Siagian menjelaskan bahwa budaya ini memiliki peran dalam menentukan batas perilaku,
mewujudkan rasa memiliki untuk para anggotanya, mewujudkan rasa komitmen,
meningkatkan ikatan kuat pada seluruh anggota, dan alat pengendali perilaku pada setiap
organisasi di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
2. Hubungan Interpersonal
2.1. Pengertian Hubungan Interpersonal

Interpersonal secara umum adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang
atau lebih secara tatap muka. Sedangkan hubungan interpersonal adalah hubungan diluar diri atau
disebut juga dengan penyesuaian dengan orang lain. Hubungan interpersonal adalah hubungan
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan
menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan
terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction. Baron dan Byrne
(2006) menjelaskan bahwa Interpersonal attraction adalah penilaian seorang terhadap sikap
orang lain. Di mana penilaian ini dapat diekspresikan melalui sesuatu dimensi, dari strong liking
sampai dengan strong dislike.

Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan diadik (Diadic comunication) dan hubungan kelompok kecil (Small group
comunication). Hubungan diadik merupakan hubungan antara dua individu. Kebanyakan
hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. Griffin mengemukakan beberapa ciri khas
hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan
diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan
diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola
berbahasa) yang unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad
yang lain. Sedangkan hubungan kelompok kecil merupakan hubungan antara tiga orang.

Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan
sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara supir
dengan penumpang, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan
lain-lain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan
tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial).
Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat
makan siang dan sebagianya. Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi
menjadi dua, yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang.

Semakin dekat hubungan, semakin besar kemungkinan untuk mengungkapkan masalah


pribadi. Keintiman berkaitan dengan jangka waktu tertentu, dalam jangka panjang keintiman
akan tumbuh. Oleh karena itu, keintiman cenderung dipertahankan, karena individu telah banyak
berinvestasi dalam investasi jangka panjang. Hubungan ini bersifat pribadi dan tidak terpengaruh
oleh masalah ritual. Hubungan baik semacam ini menunjukkan adanya kepedulian, saling
menghormati, saling membantu dan berbagi informasi di tempat kerja, serta adanya interaksi
sosial informal yang dapat mengurangi tekanan kerja. Hubungan ini tidak hanya berlaku untuk
karyawan, tetapi juga untuk hubungan yang baik antara karyawan dan pimpinan, serta hubungan
yang baik antara kepala departemen.

2.2. Pentingnya Hubungan Interpersonal


Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam membangun hubungan interpersonal (dalam Wibowo,
2007:161), antara lain:
1. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar dalam membangun hubungan interpersonal adalah
membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Dari waktu ke waktu
komunikasi interpersonal di abdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial
dengan orang lain. Hubungan yang demikian membantu mengurangi kesepian depresi,
menjadikan seseorang sanggup saling berbagi, dan umumnya membuat seseorang merasa
lebih positif tentang dirinya sendiri.

2. Mencegah timbulnya konflik

Hubungan interpersonal juga bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik terutama konflik
antar pribadi pada lingkungan kerja yang biasanya berdampak terhadap kelangsungan
aktivitas organisasi. Dengan adanya hubungan baik antara seluruh pegawai maka akan
memunculkan rasa saling pengertian terhadap perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan
konflik dalam lingkungan kerja.

3. Menambah pengetahuan antar pribadi maupun pengetahuan tentang dunia luar

Salah satu tujuan dari membangun hubungan interpersonal adalah menemukan personal pribadi
maupun orang lain. Bila seseorang terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang
lain, maka orang tersebut akan belajar banyak tentang dirinya sendiri maupun orang lain. Hal
tersebut juga akan menjadikan seseorang memahami lebih baik mengenai dunia luar, dunia
objek, kejadian-kejaidan lainnya.

4. Sumber dukungan sosial

Hubungan interpersonal juga berfungsi sebagai dasar yang solid bagi dukungan sosial.
Anggaplah bahwa seseorang pegawai mendapatkan hasil evaluasi kinerja yang buruk, individu-
individu lain dalam organisasi bisa memberikan dukungan karena memiliki pemahaman atas
penyebab-penyebab dan konsekuensi dari apa yang telah terjadi. Oleh karena itu, hubungan
interpersonal yang baik dapat menjadi sumber sinergi yang mendukung satu sama lain dan
bekerja erat satu sama lain sehingga pencapaian/kinerja yang dihasilkan lebih baik
dibandingkan dengan kinerja individu yang tidak mempunyai hubungan interpersonal yang baik.

5. Mempercepat penyelesaian suatu pekerjaan

Jika hubungan interpersonal sudah tercipta dalam suatu lingkungan kerja, proses bekerja
sama antara pegawai juga akan semakin mudah dilakukan. Sebagai contoh, seorang pegawai
yang memiliki hubungan baik dengan pegawai yang lain akan menumbuhkan sikap empati
untuk saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan diantara kedua pegawai tersebut.
Adanya kerja sama antara pegawai akan semakin mempermudah dan mempercepat
penyelesaian suatu pekerjaan.

6. Menumbuhkan motivasi

Melalui hubungan interpersonal seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu yang baik dan positif. Melalui hubunganinterpersonal yang baik akan tercipta
interaksi antar pegawai yang akrab dan kompak, saling mendengar dan membantu rekan
sekerja, berbagi informasi dan pengalaman, sehingga akan tercipta kondisi lingkungan kerja
yang harmonis. Dengan demikian hubungan interpersonal yang ada akan menumbuhkan dan
memelihara motivasi yang menyebabkan peningkatan pada kinerja pegawai.

3. Profil Perusahaan
3.1 Profil Perushaan PT. Bin Sungkar Group
3.1.1 Sejarah Singkat

PT. Bin Sungkar Group merupakan perusahaan industri eksportir sekaligus importir yang
bergerak dalam bidang pengolahan fresh fruit seperti Kurma dengan beragam jenis, buah
Zaitun, buah Tin, buah Apricot, kacang Almond, kacang Pistachios, Raisins, Cengkih, buah
pala, Jahe, juga beragam bahan pangan dan rempah lainnya sejak tahun 1999. PT. Bin Sungkar
Group beralamat di Jln.Otista Raya, Jakarta Timur dengan memiliki pegawai sebanyak 20
pekerja. Proses produksinya meliputi proses penimbangan, loading ramp, perebusan,
pembanting, pengepresan, klarifikasi, kernel, power plant, dan lain-lain. Pada proses kerja ini
digunakan mesin-mesin seperti sterilizer, threshing, screw press, dan mesin pabrik biji yang
membutuhkan pekerja untuk melaksanakan kegiatan proses produksi dan mengoperasikan
mesin produksi tersebut. PT. BIN SUNGKAR GROUP Didirikan tahun 1990, Alm. Umar
Achmad Sungkar, Tingginya permintaan masyarakat terhadap buah kurma, Alm. Umar
Achmad Sungkar & Hisyam Umar bin Achmad Sungkar ada anak perusahaan yaitu alsungkar
tour & travel.

3.1.2 Visi dan Misi


3.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Bin Sungkar Group

3.1.4 Job Description

3.2 Profil Perusahaan Jakarta Convention Center (PT Graha Sidang Pratama)

3.2.1. Sejarah singkat


Balai Sidang Jakarta Convention Centermerupakan suatu fasilitas untuk terselenggaranya
bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang terletak di area Senayan,
berdekatan dengan pusat bisnis Sudirman dan Bursa Efek Jakarta. Balai Sidang Jakarta
Convention Center selesai dibangun pada bulan Agustus 1992 dan diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia kedua, Bapak Soeharto, pada tanggal 25 Agustus 1992 yang kemudian
diberi nama Jakarta Hilton Convention Center (dikarenakan kepemilikan dan pengelolaannya
masih dalam satu manajemen dengan Jakarta Hilton International). Jakarta Hilton Convention
Center merupakan perluasan dari Balai Sidang Jakarta yang khusus didirikan untuk
penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok ke 10 pada September 1992.Atas
kesepakatan antara Jakarta Hilton International dan Jakarta Hilton Convention Center maka
sejak tahun 1994 Jakarta Hilton Convention Center berubah nama menjadi Jakarta Convention
Center.
Berdasarkan peraturan pemerintah yang menghimbau agar setiap penamaan gedung atau
perusahaan harus menggunakan bahasa Indonesia, maka pada tahun 1995 Jakarta Convention
Center berubah nama lagi menjadi Balai Sidang Jakarta Convention Center di bawah
kepemilikan dan pengelolaan PT. Graha Sidang Pratama. Dan mulai tanggal 1 Januari 2006,
pengelolaan Balai Sidang Jakarta Convention Center berada di bawah Manajemen Singgasana
Hotels & Resorts.
3.2.2. Visi dan Misi
a. Visi
Balai Sidang Jakarta Convention Center akan dikenal dipeta dunia sebagai pengguna
fasilitas ramah pengguna yang fleksibel, personalisasi dan layanan yang berorientasi
pelanggan, dan didukung oleh teknologi yang canggih
b. Misi
JCC berkomitmen untuk melayani secara global dan berjenis pasar untuk konvensi,
pameran dan acara lainnya, dengan kualitas pelayanan tertinggi, profesional dan
keramahan Indonesia untuk mencapai standar yang sempurna untuk sebagai kepuasan
tamu serta kesejahteraan karyawan dan akuntabilitas pemilik

3.2.1. Struktur Organisasi


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Sidang Jakarta Convention Center

3.2.2. Job Deskripsi


Adapun job deskripsi yang ada di Balai Sidang Jakarta Convention Center ialah

1. Direktur Utama
Direktur utama bertugas sebagai rantai koordinasi teratas. Mengkoordinasikan
setiap departemen yang ada dibawahnya. Direktur utama juga yang akan
mengambil keptusan keputusan besar dalam perusahaan.
2. Direktur Technical Operation
Direktur Technical Operation bertugas memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan
dengan lancar. Departemen ini membawahi divisi engineering, divisi technical
operation, dan divisi art & promotion.
3. Direktur Food and Baverage
Direktur Food and Baverage bertanggung jawab atas makanan ataupun hidangan
yang nantinya akan disajikan. Departemen ini membawahi divisi kitchen
production dan divisi bakery
4. Direktur Human Resource
Direktur human resource akan bertanggung jawab atas sumber daya manusia yang
ada. Departemen ini membawahi divisi K3, divisi employee, divsi security dan
divisi housekeeping & gardening.
5. Direktur Finance & Controller
Direktur Finance & Controller bertanggung jawab atas pemasukan maupun
pengeluaran perusahaan. Departemen ini membawahi divisi accounting dan divisi
purchasing & store.

6. Driektur Exhibition
Direktur Exhibition bertanggung jawab atas kegiatan exhibition yang diadakan di
JCC. Departemen ini harus memastikan exhibition ataupun kegiatan lainnya
berjalan sesuai aturan dan prosedur
7. Direktur Convention Service Operation
Direktur Convention Service Operation bertanggung jawab atas pelayanan.
Departemen ini yang langsung nantinya akan berkontak dengan pihak luar.
Departemen ini membawahi divisi call and service operator dan divisi convention
service.

BAB II
METODOLOGI

1. Waktu dan Tempat


PT Bin Sungkar Group
Waktu :
Tempat :
PT Graha Sidang Pratama
Waktu : 1 Desember 2021
Tempat : Telepon seluler

2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisiner yang telah disiapkan.
Kemdian kuisioner diberikan kepada pada karyawan dalam bentuk gform. Adapun
variabel yang digunakan ialah :
1. Variabel bebas
 Budaya Organisasi (X1)
 Hubungan Interpersonal (X2)
2. Variabel terikat
 Motivasi Kerja (Y1)
 Stress Kerja (Y2)
 Beban Kerja (Y3)
 Suasana Kerja (Y4)
Kuisiner dirancang berdasarkan sistem likert 1 sampai 5 Berikut merupakan kuisiner
yang digunakan :
Tabel 3.1 Kuisioner
Petunjuk : Pilihlah 5 pilihan ganda yang telah disediakan menurut
pendapat pribadi anda. Pilihan ganda yang diberikan yaitu pilihan
SS S RR TS STS
SS = Sangat Setuju, S = Setuju, RR = Ragu-ragu, TS = Tidak
Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju
BUDAYA ORGANISASI
1. Pimpinan mendorong para staff yang ada untuk berinovasi
dalam pekerjaannya serta berani untuk mengambil risiko
2. Perusahaan/institusi selalu mengarahkan para staff untuk
memberi perhatian lebih pada pekerjaannya secara detail
3. Dalam perusahaan/institusi ini pekerjan diselesaikan dengan
kerja sama tim sesuai dengan penugasan dari pimpinan
4. Dalam Perusahaan/institusi ini, para staff dalam pekerjaannya
bersifat agresif (tidak santai-santai)
HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Saya menghargai perbedaan latar belakang antar staff dalam
perusahaan/institusi
2. Saya siap membantu bila teman satu kerja mengalami masalah
baik itu dalam pekerjaan ataupun di luar pekerjaan
3. Saya setuju bahwa adanya keterbukaan antar staff dapat
berpengaruh besar dalam meningkatkan hubungan interpersonal
yang efektif
4. Di perusahaan/institusi ini, keakraban antar staff terjalin dengan
baik
MOTIVASI KERJA
1. Saya bekerja si posisi saya saat ini karena pekerjaan ini sesuai
passion saya
2. Saya bekerja sungguh-sungguh pada posisi saya ini dengan
harapan mendapat kenaikan pangkat atau gaji
3. Insentif atau tunjangan yang diberikan perusahaan/institusi
sudah sesuai dengan beban kerja yang diberikan
STRESS KERJA
1. Pekerjaan yang dijalani saat ini membuat anda kurang stabil
seperti cepat tersinggung, tidak komunikatif, banyak melamun,
lelah mental
2. Pekerjaan yang dijalani saat ini menguras tenaga anda dalam
porisi yang besar
3. Pekerjaan yang dijalani saat ini berpengaruh ke perilaku anda
sehari-hari seperti merokok berlebihan, menunda atau
menghindari pekerjaan, perilaku sabotase, perilaku makan yang
tidak normal
BEBAN KERJA
2. Pada pekerjaan yang saya jalani, kondisi pekerjaan yang ada
sudah cukup baik
3. Dalam waktu bekerja, saya memiliki banyak waktu luang yang
dapat digunakan untuk aktivitas lain selain bekerja
4. Dalam pekerjaan, saya memiliki banyak target yang diharuskan
untuk dicapai oleh atasan
SUASANA KERJA
1. Ruang bekerja saya terdapat suara bising yang mengganggu
pekerjaan saya
2. Penerangan (cahaya) pada ruang kerja saya mengakibatkan
penurunan produktivitas kerja saya (contoh : cahaya terlalu
terang atau kurang terang)
3. Pada saat saya bekerja, suhu ruangan yang terlalu panas/dingin
mengganggu saya dalam bekerja
4. Keamanan kerja pada saat saya bekerja tinggi sehingga
membuat saya nyaman bekerja

Selain itu, pada penelitian ini juga mewawancarain beberapa narasumber karyawan
mengenai perusahaan dan kebijakan yang diterapkan.

3. Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan software SPSS. Pada penelitian ini, untuk menguji
pengaruh variabel yang ada, menggunakan uji anova dan uji regresi linier dengan
asumsi data telah memenuhi uji asumsi klasik yaitu :
 Uji validitas
 Uji reabilitas
 Uji normalitas

BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan dan Analisis Data PT Bin Sungkar Group


1.1. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Motivasi Kerja
Tabel 4.1 Hasil Uji Anova PT Bin Sungkar Group Terhadap Motivasi Kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.308 2 3.154 3.566 .086b
Residual 6.192 7 .885
Total 12.500 9
a. Dependent Variable: Y1
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 3.566 dan Sig. 0.086, nilai F tabel sebesar 3.154 dengan df 1 = 2 dan df2 = 77
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (3.566)
> F tabel (3.154) dan nilai sig. (0.086) > nilai α , artinya ada pengaruh yang signifikan antara
Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Motivasi kerja.
Tabel 4.2 Hasil Uji Regresi Linier PT Bin Sungkar Group Terhadap Motivasi Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.851 3.252 1.799 .115
X1 .282 .152 .575 1.855 .106
X2 .173 .248 .216 .697 .508
a. Dependent Variable: Y1
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi:
Y = 5.851 + 0.282X1 + 0.173X2 + e
Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar 0.282
dan variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar 0.173. Artinya bahwa variabel budaya
organisasi lebih berpengaruh terhadap motivasi kerja dibandingkan dengan hubungan
interpersonal. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa, ada pengaruh yang signifikan di
PT Bin Sungkar Group antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap
Motivasi kerja. Variabel yang paling berpengaruh terhadap motivasi kerja di PT Bin Sungkar
Group ialah variabel budaya organisasi.
1.2. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Stress Kerja
Tabel 4.3 Hasil Uji Anova PT Bin Sungkar Group Terhadap Stress Kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.278 2 .639 .857 .465b
Residual 5.222 7 .746
Total 6.500 9
a. Dependent Variable: Y2
b. Predictors: (Constant), X2, X1

Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 0.857 dan Sig. 0.465, nilai F tabel sebesar 0.639 dengan df 1 = 2 dan df2 = 7
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (0.857)
> F tabel (0.639) dan nilai sig. (0.465) > nilai α , artinya ada pengaruh yang signifikan antara
Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Stress kerja.
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Linier PT Bin Sungkar Group Terhadap Stress Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.391 2.986 4.149 .004
X1 -.008 .139 -.023 -.059 .955
X2 -.248 .227 -.431 -1.092 .311
a. Dependent Variable: Y2
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi:
Y = 12.391 – 0.008X1 - 0.248X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar -0.008 dan
variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar -0.248. Artinya bahwa variabel hubungan
interpersonal lebih berpengaruh terhadap stress kerja dibandingkan dengan budaya
organisasi. Tanda negatif menjelaskan bahwa setiap kenaikan satu variabel negatif, maka
terjadi penurunan terhadap variabel Y. Sehingga berdasarkan uji Anova dan Regresi liner
dapat diambil kesimpulan bahwa, ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar Group
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap stress kerja. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap stress kerja di PT Bin Sungkar Group ialah variabel hubungan
interpersonal.

1.3. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Beban Kerja


Tabel 4.5 Hasil Uji Anova PT Bin Sungkar Group Terhadap Beban Kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .134 2 .067 .035 .966b
Residual 13.466 7 1.924
Total 13.600 9
a. Dependent Variable: Y3
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 0.035 dan Sig. 0.966, nilai F tabel sebesar 0.067 dengan df1 = 2 dan df2 = 7
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (0.035)
< F tabel (0.067) dan nilai sig. (0.986) > nilai α , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Beban kerja
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier PT Bin Sungkar Group Terhadap Beban Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9.821 4.795 2.048 .080
X1 -.055 .224 -.107 -.245 .814
X2 .076 .365 .092 .209 .840
a. Dependent Variable: Y3
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi:
Y = 9.821 – 0.055X1 + 0.076X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar -0.055 dan
variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar 0.076. Artinya bahwa variabel hubungan
interpersonal lebih berpengaruh terhadap beban kerja dibandingkan dengan budaya
organisasi. Tanda negatif menjelaskan bahwa setiap kenaikan satu variabel negatif, maka
terjadi penurunan terhadap variabel Y. Sehingga berdasarkan uji Anova dan Regresi liner
dapat diambil kesimpulan bahwa, tidak ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar
Group antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap beban kerja. Variabel
yang paling berpengaruh terhadap beban kerja di PT Bin Sungkar Group ialah variabel
hubungan interpersonal.

1.4. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Suasana Kerja


Tabel 4.7 Hasil Uji Anova PT Bin Sungkar Group Terhadap Suasana Kerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.163 2 2.581 .725 .518b
Residual 24.937 7 3.562
Total 30.100 9
a. Dependent Variable: Y4
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 0.725 dan Sig. 0.518, nilai F tabel sebesar 2.581 dengan df 1 = 2 dan df2 = 7
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (0.725)
< F tabel (2.581) dan nilai sig. (0.518) > nilai α , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Suasana kerja
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier PT Bin Sungkar Group Terhadap Suasana Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15.981 6.525 2.449 .044
X1 .277 .305 .364 .908 .394
X2 -.568 .497 -.459 -1.144 .290
a. Dependent Variable: Y4
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi: Y = 15.981 + 0.277X1 - 0.568X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar 0.277 dan
variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar -0.568. Artinya bahwa variabel hubungan
interpersonal lebih berpengaruh terhadap suasana kerja dibandingkan dengan budaya
organisasi. Tanda negatif menjelaskan bahwa setiap kenaikan satu variabel negatif, maka
terjadi penurunan terhadap variabel Y. Sehingga berdasarkan uji Anova dan Regresi linier
dapat diambil kesimpulan bahwa, tidak ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar
Group antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap suasana kerja.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap suasana kerja di PT Bin Sungkar Group ialah
variabel hubungan interpersonal.

2. Pengolahan dan Analisis Data Balai Sidang Jakarta Convention Center


2.1. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Motivasi Kerja
Tabel 4.9 Hasil Uji Anova Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Motivasi Kerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.402 2 1.201 .695 .531b
Residual 12.098 7 1.728
Total 14.500 9
a. Dependent Variable: Y1
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 0.695 dan Sig. 0.531, nilai F tabel sebesar 1.201 dengan df 1 = 2 dan df2 = 7
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (0.695)
< F tabel (1.201) dan nilai sig. (0.531) > nilai α , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap motivasi kerja
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Motivasi Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.838 5.728 .844 .426
X1 .214 .254 .298 .844 .427
X2 .221 .224 .349 .986 .357
a. Dependent Variable: Y1
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi: Y = 4.838 + 0.214X1 + 0.221X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar 0.214 dan
variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar 0.221. Artinya bahwa variabel hubungan
interpersonal lebih berpengaruh terhadap motivasi kerja dibandingkan dengan budaya
organisasi. Sehingga berdasarkan uji Anova dan Regresi linier dapat diambil kesimpulan
bahwa, tidak ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center antara
Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap motivasi kerja. Variabel yang paling
berpengaruh terhadap motivasi kerja di Balai Sidang Jakarta Convention Center ialah variabel
hubungan interpersonal.

2.2. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Stress Kerja


Tabel 4.11 Hasil Uji Anova Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Stress Kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .462 2 .231 .155 .859b
Residual 10.438 7 1.491
Total 10.900 9
a. Dependent Variable: Y2
b. Predictors: (Constant), X2, X1

Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 0.155 dan Sig. 0.859, nilai F tabel sebesar 0.231 dengan df 1 = 2 dan df2 = 7
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (0.155)
< F tabel (0.231) dan nilai sig. (0.859) > nilai α , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Stress kerja
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Linier Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Stress Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10.909 5.321 2.050 .079
X1 -.077 .236 -.124 -.327 .753
X2 .077 .208 .139 .368 .724
a. Dependent Variable: Y2
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi:
Y = 10.909 - 0.077X1 + 0.077X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar - 0.077


dan variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar 0.077. Artinya bahwa variabel
hubungan interpersonal dan budaya organisasi memiliki pengaruh yang sama, namun
memiliki tanda yang berbeda. Tanda negatif menjelaskan bahwa setiap kenaikan satu
variabel negatif, maka terjadi penurunan terhadap variabel Y Sehingga berdasarkan uji
Anova dan Regresi linier dapat diambil kesimpulan bahwa, tidak ada pengaruh yang
signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center antara Budaya Organisasi dan
Hubungan Interpersonal terhadap stress kerja. Kedua variabel memiliki pengaruh yang sama
terhadap stress kerja di Balai Sidang Jakarta Convention Center.

2.3. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Beban Kerja


Tabel 4.13 Hasil Uji Anova Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Beban Kerja

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.703 2 1.851 .790 .490b
Residual 16.397 7 2.342
Total 20.100 9
a. Dependent Variable: Y3
b. Predictors: (Constant), X2, X1

Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh
F hitung sebesar 0.790 dan Sig. 0.490, nilai F tabel sebesar 1.851 dengan df 1 = 2 dan df2 = 7
dan nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (0.790)
> F tabel (1.851) dan nilai sig. (0.490) > nilai α , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap beban kerja.

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Beban Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.926 6.669 .589 .575
X1 .371 .296 .438 1.253 .250
X2 .046 .261 .062 .176 .865
a. Dependent Variable: Y3
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi: Y = 3.926 + 0.371X1 + 0.046X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar 0.371 dan
variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar 0.046. Artinya bahwa variabel budaya
organisasi lebih berpengaruh terhadap beban kerja dibandingkan dengan hubungan
interpersonal. Sehingga berdasarkan uji Anova dan Regresi linier dapat diambil
kesimpulan bahwa, tidak ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention
Center antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap beban kerja. Variabel
yang paling berpengaruh terhadap beban kerja di Balai Sidang Jakarta Convention Center
ialah variabel budaya organisasi.

2.4. Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Suasana Kerja


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13.530 2 6.765 7.801 .017b
Residual 6.070 7 .867
Total 19.600 9
a. Dependent Variable: Y4
b. Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 4.15 Hasil Uji Anova Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Suasana Kerja
Berdasarkan hasil uji ANOVA yang dilakukan dengan menggunakan SPSS, diperoleh F
hitung sebesar 7.801 dan Sig. 0.017, nilai F tabel sebesar 6.765 dengan df 1 = 2 dan df2 = 7 dan
nilai α yang digunakan sebesar 0,05. Dengan hasil yang diperoleh maka F hitung (7.801) > F
tabel (6.765) dan nilai sig. (0.017) < nilai α , artinya ada pengaruh yang signifikan antara
Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap suasana kerja
Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Balai Sidang Jakarta Convention Center Terhadap Suasana Kerja

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.439 4.058 .601 .567
X1 .706 .180 .845 3.922 .006
X2 .063 .159 .085 .396 .704
a. Dependent Variable: Y4
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis
regresi:
Y = 2.439 + 0.706X1 + 0.063X2 + e

Berdasarkan koefisiennya, variabel budaya organisasi (X1) yaitu sebesar 0.706 dan
variabel hubungan interpersonal (X2) sebesar 0.063. Artinya bahwa variabel budaya
organisasi lebih berpengaruh terhadap suasana kerja dibandingkan dengan hubungan
interpersonal. Sehingga berdasarkan uji Anova dan Regresi linier dapat diambil
kesimpulan bahwa, ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap suasana kerja. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap suasana kerja di Balai Sidang Jakarta Convention Center ialah
variabel budaya organisasi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut
1. Hubungan antara budaya organisasi dan hubungan interpersonal dengan motivasi kerja,
stress kerja, beban kerja dan suasana kerja di PT Bin Sungkar Group yaitu :
 Ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar Group antara Budaya
Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap Motivasi kerja. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap motivasi kerja di PT Bin Sungkar Group ialah
variabel budaya organisasi.

 Ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar Group antara Budaya


Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap stress kerja. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap stress kerja di PT Bin Sungkar Group ialah variabel
hubungan interpersonal.
 Tidak ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar Group antara Budaya
Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap beban kerja. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap beban kerja di PT Bin Sungkar Group ialah variabel
hubungan interpersonal
 Tidak ada pengaruh yang signifikan di PT Bin Sungkar Group antara Budaya
Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap suasana kerja. Variabel yang
paling berpengaruh terhadap suasana kerja di PT Bin Sungkar Group ialah
variabel hubungan interpersonal.
2. Hubungan antara budaya organisasi dan hubungan interpersonal dengan motivasi kerja,
stress kerja, beban kerja dan suasana kerja di Balai Sidang Jakarta Convention Center
yaitu:
 Tidak ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap motivasi kerja.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap motivasi kerja di Balai Sidang
Jakarta Convention Center ialah variabel hubungan interpersonal
 Tidak ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap stress kerja.
Kedua variabel memiliki pengaruh yang sama terhadap stress kerja di Balai
Sidang Jakarta Convention Center.
 Tidak ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center
antara Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap beban kerja.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap beban kerja di Balai Sidang Jakarta
Convention Center ialah variabel budaya organisasi
 Ada pengaruh yang signifikan di Balai Sidang Jakarta Convention Center antara
Budaya Organisasi dan Hubungan Interpersonal terhadap suasana kerja. Variabel
yang paling berpengaruh terhadap suasana kerja di Balai Sidang Jakarta
Convention Center ialah variabel budaya organisasi .
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada para pemimpin perusahaan yaitu
 Dapat menjadi pertimbangan dalam memperbaiki budaya maupun hubungan
interpersonal melalui penelitian ini untuk meningkatkan motivasi, menurunkan
stress dan beban kerja serta meningkatkan suasana kerja.
 Dapat berfokus meningkatkan variabel yang paling berpengaruh dan memperbaiki
variabel yang masih belum berpengaruh untuk meningkatkan motivasi, menurunkan
stress dan beban kerja serta meningkatkan suasana kerja.

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :


 Penyusunan kuisioner yang lebih akurat agar hasil dapat lebih akurat pula
 Menambah jumlah responden agar dapat merepresntasikan populasi
 Melakukan uji asumsi klasik agar hasil uji anova dan uji regresi linier menjadi
akurat.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai