PROSES MANUFAKTUR
Kelompok 3
LAPORAN PRAKTIKUM
PROSES MANUFAKTUR
Kelompok 3
Disetujui :
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami diberikan kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan tugas
besar ini dengan baik.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi runtutan kegiatan
pembelajaran di semester tiga berkaitan Praktikum Proses Manufaktur mengenai Mesin Las
Listrik, CNC Miling, dan CNC Turning. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak diantaranya Bapak Nur Cholis, S.T, M.Eng.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi bapak serta
para pembaca. Semoga laporan kami ini dapat diterima dan menjadi contoh bagi penerus-
penerus mahasiswa/i Teknik Industri dalam menyusun tugas besar mata kuliah Praktikum Proses
Manufaktur selanjutnya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
terselesainya laporan tugas besar ini sangat diharapkan agar laporan ini menjadi sempurna.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................
BAB I LANDASAN TEORI
1.1 CNC Milling .................................................................................................................
1.2 CNC Turning ................................................................................................................
1.3 Machining Software – Mastercam ................................................................................
BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DARING
2.1 Introduction Sinumerik .........................................................................................
2.2 Switch on & Reference Axis..........................................................................................
2.3 Preparation ...............................................................................................
2.4 Drawing & Fixing the Workpiece.................................................................................
2.5 Tool Setup Machine ...............................................................................................
2.6 Coordination System ...............................................................................................
2.7 Tool Setup Controller ...............................................................................................
2.8 Workpiece Setup Controller...........................................................................................
2.9 Opening a new program ...............................................................................................
2.10 Intro Program Editor ...............................................................................................
2.11 Header Information ...............................................................................................
2.12 Contour Editor ...............................................................................................
2.13 Cycle95 Stock Removal ...............................................................................................
2.14 The Cycle99 Thread ...............................................................................................
2.15 The Cycle93 Groove ...............................................................................................
2.16 The Simulation of Program ............................................................................................
2.17 Dry Run the Program ...............................................................................................
2.18 The Machining Pieces ...............................................................................................
2.19 The Tool Wear ...............................................................................................
2.20 The Block Search Function ......................................................................................
iii
2.21 Produce The Left Side of The Workpiece. ..............................................................
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penjelasan Bagian-bagian tampilan di Layar Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C……...….26
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang terampil baik di kota
ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang serba canggih ini juga sangat
membantu dan mempermudah dalam melakukan suatu pekerjaan. Proses manufaktur
merupakan suatu proses untuk menciptakan alat atau produk baru dengan suatu tahapan dari
bahan baku dan di proses dengan cara-cara tertentu dengan urut dan sistematis untuk
mendapatkan suatu produk yang berfungsi.
Mesin bubut adalah mesin yang memiliki prinsip kerja memutar benda kerja kemudian
disayat menggunakan alat potong seperti pahat bubut. Mesin yang sangat berguna di dunia
industri. Mesin bubut merupakan salah satu proses permesinan tertua dan paling sederhana.
Salah satu jenis prosesnya yaitu proses turning. Proses ini banyak dilakukan karena jumlah
dari komponen yang berbentuk silindris juga banyak, contohnya yaitu poros. Pada
penggunaannya poros dihubungkan dengan komponen lain dengan berbagai jenis suaian.
Selain itu, Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat
dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi
logam. Pembangunan konstruksi dengan logam pada masa sekarang ini banyak melibatkan
unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun karena sambungan las merupakan salah
satu pembuatan sambungan-sambungan yang secara teknis memerlukan keterampilan yang
tinggi bagi pengelasnya agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik.Manufaktur
merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan
suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual.
Proses manufaktur membutuhkan komponen-komponen sedrehana untuk diproses
sehingga menjadi barang yang lebih kompleks. Misalnya komponen seperti baut, mur, plat
besi dan lain-lain yang merupakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen
lebih rumit dan mempunyai nilai yang lebih besar dan berguna. Proses manufaktur memiliki
hubungan yang sangat erat dengan produksi suatu barang yang menggunakan mesin maupun
perkakas. Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun
kimia untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan
komponen suatu produk.
Salah satu metode pengerjaan yang digunakan dalam proses manufaktur adalah las. Las
adalah proses penyambungan logam menggunakan logam filler untuk dijadikan barang
produksi. Proses ini memanfaatkan titik lebur dari logam itu sendiri maupun dari logam
lainnya yang mengisi celah antar plat logam tersebut. Untuk industri yang menyangkut logam
1
atau baja, khususnya bidang pembangunan dengan menggunakan pengelasan dibutuhkan
berbagai penelitian agar dapat sambungan las yang bermutu tinggi, karena menyangkut
keselamatan dan umur pakai. Seiring dengan pemakaian sambungan las baja yang semakin
meningkat, maka teknologi proses yang berkaitan dengan perubahan sifat dan karakteristik
memiliki peranan yang yang tak kalah pentingnya.
Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek
menggunakan mesin bubut dan pelaksanaanya ditempat kerja yang meliputi tingkat
keterampilan dasar penguasaan penguasaan mesin bubut, tingkat kesulitan produk yang di
buat, tingkat kepersisian hasil karya. Praktikum ini dapat menerapkan k3 dalam bekerja serta
dapat juga menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong, micrometer
sekrup, serta mistar baja. Selain mesin bubut, Faktor yang mempengaruhi las adalah prosedur
pengelasan yaitu suatu perencanaan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi cara
pembuatan konstruksi las yang sesuai rencana dan spesifikasi dengan menentukan semua hal
yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut.
Faktor produksi pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat dan bahan
yang diperlukan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan (meliputi: pemilihan mesin las,
penunjukan juru las, pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh) (Wiryosumarto, 1988).
Dengan adanya pengetahuan mengenai aplikasi langsung dari proses las akan membantu
mahasiswa dalam dunia kerja. Sehingga diperlukan praktikum las untuk mendukung
keselarasan antara materi yang diberikan di kelas dengan aplikasi langsung di lapangan.
Praktikum mesin bubut adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasi dalam
mengerjakan produk yang di buat dengan menggunakan mesin bubut pada dunia teknik
industri. Pekerjaan membubut yaitu membuat konstruksi dengan menggunakan mesin bubut.
Secara umum bentuk dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku
material dan design, proses produksi output berupa barang jadi dari design yang dapat di nilai
maupun di analisa. Melalui praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat
merancang design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan baku atau
material yang tepat untuk membuat barang produksi, maupun melakukan pengukuran,
menggunakan perkakas, serta mampu mengoprasikan mesin-mesin yang digunakan pada
proses manufaktur.
Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di dalam praktek
maupun teori pembubutan sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan
mahasiswa di dalam dunia teknik pemesinan selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat
mengetahui proses kerja Mesin Las Listrik, CNC Miling, dan CNC Turning.
2
dirumuskan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan mesin bubut?
2. Apa saja bagian-bagian dari mesin bubut?
3. Bagaimana cara pengoperasian dari mesin bubut?
4. Bagaimana macam-macam mesin perkakas?
5. Bagaimana perbedaan dari mesin turning, milling dan mesin las listrik?
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mesin Bubut
2.1.1 Pengertian Mesin Bubut
Proses bubut merupakan proses pengerjaan material dimana benda kerja dan
alat pahat bergerak mendatar (searah meja/bed mesin),melintang atau membentuk
sudut secara perlahan dan teratur baik secara otomatis atau pun manual. Pada proses
pembubutan berlangsung, benda kerja berputar dan pahat disentuhkan pada benda
kerja sehingga terjadi penyayatan. Penyayatan dapat dilakukan kearah kiri atau
kanan,sehingga menghasilkan benda kerja yang berbentuk silinder. Jika penyayatan
dilakukan melintang maka akan menghasilkan bentuk alur, pemotongan atau
permukaan yang disebut facing (membubut muka).
Selain dapat dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan
dapat juga diarahkan miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga
menghasilkan benda kerja yang berbentuk konis/tirus. Penyayatan yang beralur
dengan kecepatan dan putaran tertentu dapat menghasilkan alur yang teratur seperti
membubut ulir. Penyayatan dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam.
Penyayatan yang dilakukan dari luar disebut membubut luar (outside turning),
sedangkan penyayatan yang dilakukan dibagian dalam atau pada lubang disebut
membubut dalam (inside turning). Bubut dalam berupa rongga, ulir dalam, lubang
tembus, atau lubang tidak tembus.
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secaratranslasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. $erakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relati% dan gerakkan
translasi dari pahatdisebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
6
Gambar 2.1. Komponen Hasil Pembubutan
7
Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis senter
(center) dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni sebagai ½
diameter benda kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang senter adalah jarak
antara kepala tetap sampai kepala lepas (tail stock) yang merupakan jarak terpanjang
dari benda kerja yang bisa dibubut. Sehingga yang menentukan besarnya sebuah
mesin bubut adalah tinggi senter dan panjang senter.
8
cekam otomatis juga akan ikut berputar.Selain itu di bagian kepala cekam juga
terdapat sabuk (belt) dan puli (pulle) yang mana keduanya dihubungkan dengan
motor penggerak. Adapun perubahan arah putar dan kecepatan mesin bisa
terjadi karena adanya puli yang telah dihubungkan dengan poros spindle melalui
roda gigi transmisi dalam kotak roda gigi (gearbox).
9
• Untuk mengatur arah putaran spindle
10
Gambar 2.7. Kepala Lepas Mesin Bubut
6. Eretan (Carriage)
12
Gambar 2.10. Adjustable Tool Post Mesin Bubut
8. Lampu Penerangan
13
10. Alas Mesin (Bed Machine)
Bagian alas mesin ini berfungsi sebagai tumpuan gaya pemakanan ketika
proses pembubutan terjadi dan juga sebagai tempat dudukan untuk kepala
lepas, penyangga diam (steady rest) dan eretan. Adapun bentuk dari alas meja
ini bermacam-macam, ada yang salah satu sisinya memiliki ketinggian tertentu
dan ada pula yang datar. Namun permukaan dari meja mesin bubut ini selalu
halus, rata dan memiliki tingkat kesejajaran yang tinggi sehingga gerakan
eretan memanjang dan kepala lepas di atasnya bisa berjalan dengan lancar dan
stabil untuk mendapatkan hasil yang persisi. Apabila bagian ini terjadi
kerusakan atau aus, maka akibatnya bisa fatal. Hasil dari proses pembubutan
tidak lagi bisa persisi dan hasilnya kurang maksimal.
15
tegap dan mantap. Permukaan dapat berbentuk lurus atau
lengkung. Dilihat dari kedudukan pemotongannya, pahat ini
dibedakan menjadi pahat kanan dan kiri.
b. Pengerjaan Halus
Pengerjaan ini untuk menghasilkan permukaan yang rata.
Untuk itu dapat dipakai pahat lurus dengan tepi potong yang
bulat. Atau pahat hidung persegi. Setelah diasah, tepi potong
pahat harus diolesi dengan minyak/oli untuk penambah kerataan
benda kerja yang akan dihasilkan. Permukaan yang rata berguna
untuk mengurangi gesekan-gesekan dengan bagian yang
bergerak.
c. Pengerjaan Permukaan
Untuk pengerjaan permukaan dan untuk mengilangkan
sudut-sudut yang tajam dapat dipergunakan pahat sisi. Tepi
potong sekunder pahat ini menyebabkan geram tidak dapat keluar
dengan bebas, karenanya pahat ini harus digerakkan dengan arah
dari pusat ke arah luar benda kerja. Pahat sisi ini dapat dibagi dua
yaitu, pahat sisi kiri dan pahat sisi kanan.
d. Pengerjaan Bentuk-bentuk Khusus
Untuk pengerjaan bentuk-bentuk tertentu yang sudah
distandarkan, dapat dipakai pahat dengan bentuk tepi potong yang
sesuai dengan hasil yang diinginkan misalnya pahat potong, pahat
ulir, pahat bor, dan lain-lain.
16
Gambar 2.17. Center Drill Bubut
3. Penyangga tetap dan Penyangga Jalan
Penyangga tetap adalah alat yang digunakan untuk menyokong
atau menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu
panjang. Penyangga jalan berfungsi sama, hanya tetapi perbedaannnya
bahwa penyangga jalan pemasanggannya pada eratan dan ikut bergerak
sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah
menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak bergetar karena
adanya tekanan pahat yang menyayat.
17
Prinsip kerja dari mesin milling adalah benda kerja diam ditempat yang dicekam oleh
ragum dengan meja. milling yang bergerak menuju cutter atau alat potong yang
berputar pada porosnya. Gerakan meja pada mesin milling ada 3, yaitu:
1. Gerakan Utama
Gerakan cutter yang berputar pada spindle mesin milling. Satuan yang
digunakan dalam gerakan utama ini adalah RPM (Rotation per Minute)
dengan simbol “n”.
2. Gerakan Pemakanan (Feeding)
Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan oleh cutter. Satuan
yang digunakan dalam gerakan pemakanan ini adalah mm/menit (milimeter
per menit) dengan simbol “s”
3. Depth of Cut Depth atau DOC
Merupakan gerakan memasukkan kedalam pemakanan cutter terhadap
benda kerja. Satuan yang digunakan dalam DOC adalah mm (milimeter)
dengan simbol “a” atau “t.
Keunggulan dari mesin CNC sendiri adalah kemudahannya untuk diprogram
sesuai dengan kebutuhan. Melalui software khusus dengan mengatur kinerjanya
berarti kita sudah mengatur proses automatisasinya. Mesin CNC mampu bekerja
untuk pengerjaan yang detail dan rumit secara otomatis, Mudah dan sekalipun dalam
jumlah yang banyak dengan kualitas hasil yang sama persis dan waktu yang singkat.
Mesin CNC memerlukan perawatan yang baik, agar mampu bekerja dengan
baik. Perawatan yang salah dapat mengakibatkan mesin CNC tersebut tidak
akurat lagi. Tidak hanya itu, mesin CNC tidak boleh terkena sinar matahari secara
langsung, pengantian oli pelumas dan pemberian oli juga perlu diperhatikan. Mesin
CNC juga tidak diperbolehkan terbentur benda kerja dengan keras. Setelah selesai
menggunakan mesin atur mesin pada posisi netral dan mematikan sumber tenaganya.
2.2.2 Jenis Mesin CNC
Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan mesin
CNC dalam mendukung proses produksi. Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam
2 (dua) macam, yaitu mesin bubut CNC dan mesin frais CNC. Sejalan dengan
berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri yang beragam dengan
tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah dikembangkan berbagai variasi dari
mesin CNC. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan
dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Dibawah ini diperlihatkan berbagai variasi
mesin CNC (Labinovasi, 2013)
a. Mesin CNC Milling Axis Y
18
Mesin frais CNC 5 axis bekerja dengan 5 anggota gerak, yakni berupa axis
X,Y,Z untuk gerakan linier lalu axis A untuk gerakan berputar horizontal,
dan axis C untuk gerakan berputar vertikal.
Gambar 2.18
CNC Milling 5
Axis
(Sumber :
Oktafian nanda
nusilan, 2016)
b. Mesin Bubut CNC
Mesin Bubut CNC merupakan sistem otomatisasi mesin bubut yang
dioperasikan oleh perintah yang diprogram melalui software secara
abstrak dan disimpan di media penyimpanan atau storage. Beda dari
mesin bubut biasa, mesin bubut CNC memilki perangkat tambahan motor
yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukkan
ke dalam sistem oleh perekam kertas. Perpaduan antara servo motor dan
mekanis yang digantikan dengan sistem analog dan kemudian sistem
digital menciptakan mesin bubut modern berbasis CNC (Erik Abdul
Rohman, 2015)
19
bergerak cukup cepat untuk meniup logam cair jauh dari memotong.
Busur plasma sangat panas dan berada di kisaran 25.000 ° C (45,000 ° F)
20
Rangka mesin CNC sangat mempengaruhi kinerja dari mesin
tersebut. Tiap perbedaan model rangka mesin memiliki perbedaan
dimana fungsi mesin tersebut dimaksimalkan.
2. Motor Penggerak
Motor penggerak memili fungsi utama pada pergerakan meja pada
sumbu cartesian. Dimana, kebutuhan motor yang sesuai sangat
mempengaruhi kepresisian mesin dalam kata lain jika pemilihan motor
tidak sesuai akan terjadi selip maupun overloading pada motor yang
mengakibatkan motor tidak berjalan sesuai perencanaan. Terdapat 2
motor penggerak yang dapat di gunakan pada sistem CNC modern
(Fahmi, 2016), yaitu:
a. Servo Motor
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed
feedback di mana posisi dari motor akan diinformasikan
kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.
Motor ini terdiri dari motor dc, rangkaian gear , potensio
meter dan rangkaian kontrol. Untuk mengoperasikannya yaitu
dengan memberikan pulsa digital tertentu pada motor (Sularso,
1997)
b. Stepper Motor
Motor stepper adalah salah satu jenis motor yang
digunakan dalam sistem gerak dengan kendali posisi yang
presisi. Motor stepper merupakat perangkat pengendaliyang
mengkonversikan bit-bit masukan menjadi posisi rotor. Bit-bit
tersebut berasal dari terminal-terminal input yang ada pada
motor stepper yang menjadi kutub-kutub magnet dalam
motor. Bila salah satu terminal diberi sumber tegangan ,
terminal tersebut akan mengaktifkan kutub di dalam magnet
sebagai kutub utara dan kutub yang tidak diberi tegangan
sebagai kutub selatan. Dengan terdapatnya dua kutub di
dalam motor ini, rotor di dalam motor yang memiliki kutub
magnet permanen dan akan mengarah sesuai dengan kutub-
kutub input. Kutub utara rotor akan mengarah ke kutub selatan
stator sedangakan kutub selatan rotor akan mengarah ke kutub
utara stator.
21
Gambar 2.22 Motor Stepper
(Sumber : Syahrul, 2011)
3. Spindle
Spindle adalah alat pemegang cutting tool untuk melakukan
proses machining. Spindel dapat diputar sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan, namun kecepatan putarnya maksimal sesuai dengan
spesifikasi dari motor spindel yang digunakan. Untuk pengerjaan
benda ringan seperti akrilik, kayu, maupun alumunium spindle cukup
menggunakan rpm yang tinggi dan torsi yang rendah. Sedangkan
untuk pengerjaan untuk benda berat seperti mild steel atau baja
membutuhkan rpm yg rendah dan torsi yang tinggi.
22
Gambar 2.24 Ball Screw and Lead Screw
(Sumber : Endi Cahyono, 2017)
5. Ragum
Ragum pada mesin milling dipergunakan untuk menjepit benda kerja pada
waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung. Karena fungsinya sebagai
pemegang benda kerja, maka alat ini dapat diganti-ganti sesuai dengan
kebutuhan benda kerja yang akan dijepit. Biasanya pada ragum dilengkapi
dengan stoper yang dapat dipergunakan untuk batas pegangan benda kerja.
Adapun cara kerja ragum ini dengan manual.
23
mesin, hal ini dilakukan apabila akan terjadi tabrakan akibat kesalahan
program. Cara kerja tombol emergensi adalah: Dengan menekan
tombol ini maka akan terputus dan mesin akan mati. Untuk
mengaktifkan kembali tombol emergensi, putar kunci saklar utama ke
arah posisi 0, kemudian putar tombol emergensi ke kanan selanjutnya
kunci saklar utama diputar pada posisi 1 maka aliran listrik akan
mengalir kembali
c. Saklar operasi mesin (Operating Swicth)
Saklar layanan mesin ini digunakan untuk memutar spindel
utama baik secara manual maupun CNC. Cara pengoperasian saklar:
Saklar diputar pada posisi 1 maka alat potong akan berputar secara
manual, apabila saklar diputar pada posisi CNC, maka alat potong
akan berputar dan berhenti menurut data program CNC.
d. Saklar pengatur kecepatan putar spindel utama
Saklar pengatur kecepatan putaran spindel utama berfungsi
untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada spindel utama,
saklar ini dapat berfungsi pada layanan manual dan layanan CNC.
Pada mesin milling mempunyai kecepatan putar antara 300 - 2000
put/menit. Cara pengoperasian saklar: Saklar diputar searah jarum jam
maka putaran alat potong pada spindel utama akan berputar semakin
cepat hingga mencapai putaran maksimal 2000 put/menit. Sedangkan
untuk memperlambat putaran saklar diputar sebaliknya. Pada waktu
mengaktifkan saklar ini spindel utama harus dalam posisi berputar dan
kecepatan putaran disesuaikan diameter pisau yang dipergunakan.
e. Saklar Layanan Dimensi.
Saklar layanan ini digunakan untuk mengatur layanan mesin
dengan posisi vertikal atau pada posisi horisontal. Disamping itu
saklar ini juga dapat 7 digunakan untuk mengatur dimensi bekerjanya
mesin dalam satuan metris atau satuan inchi. Cara bekerja saklar ini
adalah apabila mesin akan difungsikan pada posisi tertentu, maka
saklar diputar dan ditepatkan pada tanda titik yang ada pada saklar
tersebut sesuai dengan fungsinya. Misal: akan bekerja dengan satuan
metris maka saklar diposisikan pada tanda titik metris.
7. Amperemeter
Ampermeter menunjukkan pemakaian arus aktual dari motor alat
potong mesin milling. Fungsi utama dari ampermeter adalah untuk
mencegah terjadinya beban lebih pada motor penggerak. Pada mesin, arus
24
maksimum yang di ijinkan adalah 4 amper. Dengan emikian jika arus yang
terjadi lebih dari 4 ampere, maka mesin CNC langsung mati. Kalau mesin
digunakan bekerja terus menerus, sebaiknya arus tidak boleh melebihi 2
amper. Besarnya beban yang terjadi pada spindel mesin (motor spindel
utama) dapat dikurangi dengan pengurangan kedalaman dan kecepatan
penyayatan.
8. Penggerak disket/kaset
Penggerak disket atau kaset pada mesin CNC dimaksudkan untuk
pelayanan pengoperasian disket maupun kaset. Dalam pelayanan disket
dapat dilaksanakan:
Menyimpan data program dari mesin ke disket.
Gambar 2.27 Panel kontrol Mesin Frais CNC: (a) papan ketik CNC, (b) panel kontrol mesin,
dan (c) layar
(Sumber : B.Sentot Wijanarka,MT, 2012)
Panel kontrol dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu: papan ketik CNC
(CNC keyboard), panel kontrol mesin (MCP= Machine Control Panel), dan layar
(Monitor).
25
a. Papan Ketik CNC (CNC Keyboard)
Papan ketik CNC (CNC keyboard) berfungsi untuk pengendalian
mesin CNC yang meliputi pengisian data, pengisian parameter, penulisan
program CNC, pemanggilan program CNC, dan pemindahan area operasi.
Papan ketik ini terdiri dari huruf, angka, simbol, kursor, dan fungsi
pengeditan yang lain
Gambar 2.28 Papan kontrol CNC (CNC keyboard) pada Sistem Kontrol CNC
Sinumerik 802 S/C
(Sumber : B.Sentot Wijanarka,MT, 2012)
b. Panel kontrol mesin (MCP= Machine Control Panel)
27
DRY Dry Run Feed (kecepatan
gerak makan tanpa
memotong) Gerakan
pergeseran eretan
dilaksanakan dengan gerak
makan yang telah ditentukan
dalam data gerak makan
yang sudah ditetapkan pada
seting Dry Run
ROV Rapid traverse overide
Penambahan kecepatan gerak
juga terjadi pada gerakan
Rapid
SBL Programmed Stop Ketika
fungsi ini aktif, program
akan berhenti pada blok
dimana M01 dituliskan. Pada
kasus ini, pesan “5 stop
M00/M01 is active” muncul
pada layar
PRT Program test Pengujian
program yang telah
dituliskan
1…1000 INC Mode Incremental Gerakan
alat potong pada mode
pengoperasian Jog akan
bertahap sesuai dengan harga
INC yang tampil, misal
1,10,100,1000 INC
5 Pesan Pengoperasian 1 Stop : No NC Ready
2
3 Stop : EMERGENCY STOP
Active
4 Stop : Alarm active with stop
5 Stop : M00/M01 active
6 Stop : Block ended in SBL
Mode
28
7 Stop : NC STOP active
8 Wait : Read- in enable
missing
9 Wait : Feed enable missing
10 Wait : Dwell time active
11 Wait : Auxiliary fuction
acknowl. missing
12 Wait : Axis enable missing
13 Wait : Exact Stop not
reached
14
15 Wait : For Spindle
16
17 Wait : feed Overide to 0%
18 Stop : NC block incorrect
19
20
21 Wait : Block search Active
22 Wait : No. spindle enable
23 Wait : Axis feed value 0
6 Nama Program Nama Program
7 Baris Alarm Baris alarm hanya muncul
jika suatu alarm NC atau
PLC sedang aktif. Baris
alarm berisi nomer alarm dan
kriteria reset dari sebagian
besar alarm yang muncul
8 Jendela Kerja Simbol ini ditampilkan di
atas tombol softkey ketika
operator pada menu yang
lebih rendah
9 Simbol Recall Simbol ini ditampilkan di
atas tombol softkey ketika
operator pada menu yang
lebih rendah
29
10 Menu berikutnya ETC muncul jika simbol
muncul di atas tombol
softkey, fungsi lanjutan akan
muncul. Fungsi ini dapat
diaktifkan dengan tombol
ETC
11 Kotak Softkey
12 Menu vertical Apabila simbol ini muncul di
atas tombol softkey fungsi
menu lebih lanjut akan
muncul. Ketika tombol VM
ditekan, fungsi ini akan
muncul di layar dan dapat
dipilih dengan menggunakan
kursor UP dan DOWN
13 Penambahan laju pemakanan 0% Di sini ditampilkan
penambahan feedrate gerak
makan aktual
14 Gear box Di sini ditampilkan tingkatan
gigi spindel 1….5
30
bagian benda sampai mencair dan membiarkan membeku kembali, tetapi membuat
lasan yang utuh dengan cara memberikan bahan tambah atau elektroda pada waktu
dipanaskan sehingga mempunyai kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan
sambungan las dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan,
elektroda dan jenis kampuh yang digunakan
2.3.2 Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan adalah jenis atau posisi sambungan yang akan dilakukan
pengelasan posisi pengelasan ini dilakukan berdasarkan material atau produk yang
akan dilas. Dalam teknologi pengelasan, semua itu ada pengkodeannya berdasarkan
jenis sambungan. Untuk sambungan fillet maka disimbolkan dengan posisi 1F, 2F,
3F dan 4F, sedangkan untuk sambungan grove atau bevel maka disimbolkan dengan
1G, 2G, 3G dan 4G. Macam-Macam posisi las :
1. Posisi Pengelasan untuk sambungan Groove (Tidak bisa dikerjakan pada
rancangan alat bantu)
1G (Posisi Pengelasan Datar).
32
Gambar 2.33 Kabel Elektroda
(Sumber : Bachtiar, 2012)
33
Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh
pukulan palu las.
35
Gambar 2.36 Peralatan P3K dalam Proses Pengelasan
(Sumber : Safety Mart Indonesia)
BAB III
PENGERJAAN BAHAN PRAKTIKUM
Mesin bubut
36
Jangka sorong
Center drill
Kunci pahat
Kuas
Kacamata
37
Sarung tangan
- Pasang benda kerja pada chuck mesin bubut lalu periksa hingga benar-benar
center. Sisi lainnya tumpuk pada tail stock
- Pasang pahat pada rumah pahat dan atur tinggi ujung pahat terhadap sumbu benda
kerja.
38
- Tempelkan pahat potong pada benda kerja dan atur posisi skala pada posisi nol.
39
- Jika pemasangan benda kerja pahat sudah benar, hidupkan mesin dengan menekan
tombol start (tombol hijau) dan pembubutan pun berlangsung
- Matikan mesin dengan menekan tombol stop (tombol merah) jika benda kerja
sudah seperti yang diinginkan
- Setelah benda seleesai dibubut, haluskan benda kerja
- Lepas benda kerja dari spindle jika sudah halus
- Bersihkan mesin bubut dari geram
Sebelum Sesudah
41
8. Gunakan sarung tangan/smeet tang ketika mengangkat atau memegang benda
kerja yang baru dilas.
9. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari benda kerja yang akan dilas.
10. Pilih tempat yang lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan praktek.
3.2.3 Prosedur dan Mekanisme Praktikum
Untuk mengoperasikan mesin las SMAW dapat di uraikan seperti petunjuk
dibawah ini:
1. Persiapan Sebelum Pengoperasian Mesin
a. Pastikan terlebih dahulu mesin las dan peralatan pendukung sudah
tersedia.
b. Menyiapkan benda kerja yang akan digunakan dalam praktikum
proses pengelasan.
c. Bersihkan area dan permukaan benda kerja yang akan dilas.
d. Hubungkan penjepit kabel elektroda pada masa ke benda kerja yang
akan di las.
e. Siapkan alat-alat pelindung diri pada saat akan memulai proses
pengelasan.
2. Proses Pengelasan
a. Tekan tombol on pada mesin las, atau putar power switch pada mesin
las.
b. Tentukan arus (arus AC) yang akan digunakan dan disesuaikan
dengan ukuran, jenis elektoda, serta benda kerjanya.
c. Pilihlah arus dengan memutar welding current switch yang digunakan
dapat menggunakan teori (Howard BC, 1998) perbandingan elektroda
terhadap arus las berikut:
Tabel 3.2 Perbandingan Elektroda Dengan Arus
Diameter Elektroda (mm) Arus Listrik (ampere)
2,5 60 - 90
2,6 60 - 90
3,2 80 - 130
4,0 150 - 190
5,0 180 - 250
(Sumber : Howard BC, 1998)
d. Proses pengelasan dengan cara berjalan mundur dan membentuk sudut
antara 70o s/d 85o dengan jarak anatara ujung elektroda dengan
bidang elektroda antara 0,2mm s/d 0,5mm dikalikan dengan diameter
elektrodanya.
42
e. Sebelum melakukan proses pengelasan secara penuh permukaan,
dilakukan seting benda kerja dengan cara memberikan las beberapa
titik-titik terlebih dahulu, jika sudah sesuai gambar baru dilakukan
pengelasan penuh.
f. Pada saat proses pengelasan usahakan jarak dan sudutnya berjalan
secara konstanta atau sama, sehingga pada saat proses pengelasan
lancar.
g. Catat waktu selama proses pengelasan.
h. Untuk pengambilan data panjang pengelasan dan tebal pengelasan
diambil salah satu sampel saja.
i. Setiap pengelasan selesai pada satu bidang, bersihkanlah terak-terak
hasil sisa peleburan sehingga hasil alur pengelasan dapat terlihat.
j. Kekuatan hasil pengelasan dapat di test dengan memberikan beban
pada benda kerja yang sudah di las.
k. Terakhir adalah finishing, yaitu dengan merapihkan atau
membersihkan terak, dan menggerinda untuk mengahuskan sisi bagian
permukaan yang terkena percikan elektroda.
3. Selesai Proses Pengelasan
a. Matikan mesin las dengan menekan tombol off / memutar pada power
switch.
b. Rapihkan kembali peralatan dan mesin las yang digunakan selama
proses pengelasan.
c. Bersihkan area yang digunakan pada saat proses pengelasan.
3.2.4 Benda Kerja
Benda yang digunakan dalam melakukan praktikum yaitu,
Tabel 3.3 Benda kerja
Nama Gambar
Kacamata
43
Power Interver Welding DC Machine
Elektroda
Besi
Weedding Glasses
44
Holder Elektroda
Sarung tangan
45
46
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secaratranslasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
2. Bagian-bagian mesin bubut yaitu kepala tetap (head stock), kepala lepas (tail stock),
alas/meja mesin (bed machine), eretan (carriage), poros transporter dan poros
pembawa, tuas/handel, penjepit/pemegang pahat (tools post), alat
pencekam/pengikat benda kerja, alat pembawa, alat penahan benda kerja serta
senter.
47
5. Perbedaan yang signifikan antara mesin turning, milling dan mesin las listrik,
dimana:
Mesin Turning merupakan mesin konvensional yang digunakan untuk
pengerjaan benda-benda silindris yang memiliki gerak utama yaitu gerak putar
dan gerak pemakanan.
Mesin Milling merupakan mesin pemotong logam yang bekerja berdasarkan
prinsip bahwa pahat berotasi dan benda kerja bergerak secara translasi dengan
menggunakan berbagai macam pisau frais.
Mesin listrik merupakan proses penyambungan logam dengan menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik
ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.
4.2 Saran
Dari hasil praktikum yang dilakukan, ada beberapa saran yang diberikan antara lain:
1. Saat praktikum, praktikan harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja agar
meminimalkan resiko kecelakaan.
2. Praktikan harus konsentrasi sehingga dapatmempercepat dan meminimalkan kesalahan.
3. Sebelum praktikum, praktikan harus mengetahui mengenai permesinan agar mampu
mengetahui tentang mesin-mesin.
48
LAMPIRAN
49
50
DAFTAR PUSTAKA
Sugondo, Amelia. (2008). “Studi Pengaruh Kedalaman Pemakanan terhadap Getaran dengan
Menggunakan Mesin Bubut Chien Yeh CY 800 Gf”. Jurnal Rekayasa dan Aplikasi Teknik
Mesin di Industri Kampus ITENAS.
M, sarippudin. (2013). “Pengaruh Hasil Pengelasan Terhadap Kekuatan, Kekerasan Dan Struktur
Mikro Baja St 70, ILTEK”. Jurnal Universitaas islam Makassar. Volume 8, Nomor 15,
April 2013.
D. H. Phillips, 2016, Welding Engineering: an Introduction.
Zulhendri , Kiswanto,G., Yazamendra, R. (2007). “Pengaruh Tipe Pahat dan Arah Pemakanan
Berkontur pada Pemesinan Milling Awal dan Akhir Terhadap Kekasaran Permukaan” .
Jurnal Teknik Mesin. 4(1):15-22.
D. N. Kordonowy. (2002). A power assessment of machining tools, Bachelor of Science Thesis in
Mechanical Engineering, Massachusetts Institute of Technology, Massachusetts.
Hernadewita, Hendra, Herman. (2006). “Analisis Pengaruh Kondisi Pemotongan Benda Kerja
(Panjang penjuluran Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Mesin Bubut Gallic 16N”.
Jurnal Teknik Mesin. 3(1):55-61
Pusztai, Joseph and Sava Michael, (1983). Computer Numerical Control. Virgina: Reston Publishing
Company, Inc.
Kuspriyanto, 2011. Mesin CNC, Jurnal Departmen Teknologi Elektro Fakultas Teknik Industri,
51
Institut Teknologi Bandung.
Hayes, John H. (1985). Practical CNC-Training for Planning and Shop (part1; Fundamental).
Germany: Hanser Publishers.
Love, George, (1983), The Theory and Practice of Metalwork (thord edition), Terjemahan (Harun
A.R.), Longmand Group Limited
Bachtiar. 2012. Modul Ajar Praktek Las. Surabaya
Fahrudin Ahmad Wakhit, Maulana Yudi, Bastuti Sofian, & Fetrianti Putri Aurellia. (2020). “Paktikum
Proses Manufacture”. Konsep Dasar Praktikum Proses Manufaktur(1), 82-85.
52