MODUL 6
PERENCANAAN KESEIMBANGAN LINTASAN PADA LANTAI
PRODUKSI
Disusun Oleh:
Kelompok 02
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Proyek Teknik Industri Modul 6
yaitu “Perencanaan Keseimbangan Lintasan Pada Lantai Produksi”. Penyusunan Laporan
Modul 6 “Perencanaan Keseimbangan Lintasan Pada Lantai Produksi” ini merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan praktikum Proyek Teknik Industri
di Teknik Industri Universitas Diponegoro.
Dalam penyusunan Laporan Modul 6 ini ada banyak hambatan ataupun halangan,
namun pada akhirnya penyusunan Laporan Modul 6 ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Maka dalam penulisan Laporan Proyek Teknik Industri Modul 6 ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr.Ing. Novie Susanto, S.T., M.Eng. dan Dr.Ratna Purwaningsih, ST., MT. selaku
Dosen pengampu praktikum Proyek Teknik Industri Kelompok 2.
2. Kak Diti Paulina Br Sebayang selaku koordinator asisten praktikum Proyek
Teknik Industri 2021-2022.
3. Asisten Modul 6 Kelompok 2 yaitu Kak Odilia Sefi Anindyanari yang senantiasa
membantu dan membimbing kami hingga laporan ini dapat terselesaikan.
4. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Proyek
Teknik Industri Modul 6 “Perencanaan Keseimbangan Lintasan Pada Lantai Produksi”
ini baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusun. Sangat besar harapan kami, jika laporan ini dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada para pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 2. 29 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2 .......................................... 91
Gambar 2. 30 Grafik Waktu Tinggal Komponen Nut SK 2 ........................................... 92
Gambar 2. 31 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 3 ............................... 94
Gambar 2. 32 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type SK 3 .................................. 95
Gambar 2. 33 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3 .......................................... 97
Gambar 2. 34 Grafik Waktu Tinggal Komponen Nut SK 3 ........................................... 98
Gambar 2. 35 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3 ........................................ 100
Gambar 2. 36 Grafik Waktu Tinggal Komponen Nut SK 3 ......................................... 101
Gambar 2. 37 Grafik Waktu Tinggal Komponen Cabin 1 SK 4 .................................. 103
Gambar 2. 38 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4 ............................. 104
Gambar 2. 39 Grafik Waktu Tinggal Komponen PU Box SK 4 ................................. 106
Gambar 2. 40 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4 ........................... 108
Gambar 2. 41 Grafik Waktu Tinggal Komponen Cabin 2 SK 4 ................................. 110
Gambar 2. 42 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 2 SK 4 ........................... 112
Gambar 2. 43 Grafik Idle Time stasiun kerja 1 .......................................................... 114
Gambar 2. 44 Grafik idle time stasiun kerja 2 ........................................................... 116
Gambar 2. 45 Gambar Grafik Idle Time Stasiun Kerja 3 ........................................... 118
Gambar 2. 46 Grafik Idle Time Stasiun Kerja 4........................................................ 120
Gambar 2. 47 Grafik Waiting Time Stasiun Kerja 2 ................................................. 122
Gambar 2. 48 Grafik Waiting Time Stasiun Kerja 3 .................................................. 124
Gambar 2. 49 Grafik Waiting Time Stasiun Kerja 4 .................................................. 126
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 2. 30 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 2............................................ 85
Tabel 2. 31 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2........................................................ 87
Tabel 2. 32 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 2 ........................................................ 88
Tabel 2. 33 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2........................................................ 90
Tabel 2. 34 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 2 ........................................................ 91
Tabel 2. 35 Waktu Tinggal Komponen Cabin Bolt Type 1 SK 3 ................................. 93
Tabel 2. 36 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type SK 3 .............................................. 94
Tabel 2. 37 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3........................................................ 96
Tabel 2. 38 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 3 ........................................................ 97
Tabel 2. 39 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3........................................................ 99
Tabel 2. 40 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 3 ...................................................... 100
Tabel 2. 41 Waktu Tinggal Komponen Cabin 1 SK 4 ................................................ 102
Tabel 2. 42 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4.......................................... 103
Tabel 2. 43 Waktu Tinggal Komponen PU Box SK 4 ................................................ 105
Tabel 2. 44 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4.......................................... 107
Tabel 2. 45 Waktu Tinggal Komponen Cabin 1 SK 4 ................................................ 108
Tabel 2. 46 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 2 SK 4.......................................... 110
Tabel 2. 47 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 1 ......................................... 113
Tabel 2. 48 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 2 ......................................... 115
Tabel 2. 49 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 3 ......................................... 117
Tabel 2. 50 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 4 ......................................... 119
Tabel 2. 51 Tabel Rekapitulasi Waiting Time Stasiun Kerja 2 ................................... 121
Tabel 2. 52 Tabel Rekapitulasi Waiting Time Stasiun Kerja 3 ................................... 123
Tabel 2. 53 Tabel Rekapitulasi Waiting Time Stasiun Kerja 4 ................................... 125
Tabel 2. 54 Tenaga Kerja Langsung .......................................................................... 128
vii
BAB I
METODOLOGI PRAKTIKUM
1
waktu baku yang didapatkan dari Modul 4 serta waktu pendekatan terpilih, JIP, jumlah
lini, dan jam kerja dari Modul 5. Selanjutnya dilakukan penentuan waktu siklus dengan
pendekatan demand dan pendekatan teknis dimana penentuan waktu siklus dengan
pendekatan demand didapat dari pembagian waktu produksi per periode terhadap demand
yang digunakan, dan sedangkan pendekatan teknis merupakan waktu baku yang tertinggi
yang digunakan. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah stasiun kerja dengan
pendekatan teknis dan demand. Jumlah stasiun kerja pendekatan teknis didapatkan dari
hasil bagi jumlah waktu baku dengan waktu siklus pendekatan teknis sedangkan jumlah
stasiun kerja pendekatan demand didapatkan dari hagi jumlah waktu baku dengan waktu
siklus pendekatan demand. Perencanaan stasiun kerja dilakukan dengan metode-metode
line of balancing dengan metode yang digunakan adalah metode heuristik. Terdapat 4
metode heuristik yang digunakan yaitu Metode Killbridge Wester (Region approach /
RA), Metode Largest Candidate Rule (LCR), Metode Heigeson Birnie (Ranked Position
Weight), dan Moodie Young. Dari metode-metode yang digunakan dalam perancangan
stasiun kerja tersebut, maka dapat dihitung performansi lintasan tiap metode. Performansi
lintasan tiap metode terdiri dari Line Efficiency dan Smoothing Index. Line Efficiency
adalah rasio dari total waktu terhadap ketertarikan waktu siklus dengan jumlah stasiun
kerja yang dinyatakan dalam persentase sedangkan Smoothing Index adalah index yang
menunjukkan kelancaran relatif dari suatu keseimbangan lini. Setelah dilakukan
perhitungan performansi lintasan tiap periode, maka selanjutnya dipilih metode dengan
performansi terbaik metode yang memiliki line efficiency paling besar dan smoothness
index paling kecil. Setelah didapatkan metode line of balancing terbaik, dilakukan
simulasi terhadap lintasan terbaik dari metode yang terpilih. Selanjutnya dilakukan
analisa perbandingan antara implementasi dengan teori sehingga menghasilkan output
berupa jumlah tenaga kerja langsung dan jumlah stasiun kerja. Dari jumlah tenaga kerja
tersebut nantinya akan dibagi kembali sesuai job description yang ada agar tenaga kerja
yang disediakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tenaga kerja langsung terbagi menjadi
operator dan logistik. Output dari modul 6 ini diantaranya ialah jumlah stasiun kerja,
jumlah tenaga kerja langsung dan performansi lintasan. Jumlah stasiun kerja nantinya
akan digunakan untuk input modul selanjutnya yaitu modul 8 (Perancangan Tata Letak
untuk Relokasi Pabrik) dan modul 9 (Enterprise Resources Planning). Sedangkan output
2
jumlah tenaga kerja langsung digunakan untuk input modul 8 (Perancangan Tata Letak
untuk Relokasi Pabrik) dan modul 10 (Analisis Finansial)
3
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4
Tabel 2.1 Waktu Baku Setiap Operasi Kerja (Lanjutan)
Waktu
No Nama Operasi Baku
(s)
8 Memasang holder kanan pada axle belakang 1,720
9 Memasang holder kiri pada axle belakang 2,094
10 Memasang axle belakang ke chasis 1,028
11 Memasang bolt type I ke holder kiri atas 12,680
12 Memasang bolt type I ke holder kanan bawah 12,680
13 Memasang bolt type I ke holder kanan atas 12,680
14 Memasang bolt type I ke holder kiri bawah 12,680
15 Memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder 1,928
16 Memasang nut kiri depan ke WIP Assy Holder 15,385
Memasang tire kanan belakang ke WIP Assy 1,691
17
Holder
Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy 15,779
18
Holder
Memasang tire kiri belakang ke WIP Assy 1,691
19
Holder
Memasang nut kiri belakang ke WIP Assy 15,779
20
Holder
Memasang tire kanan depan ke WIP Assy 1,691
21
Holder
Memasang nut kanan depan ke WIP Assy 15,385
22
Holder
23 Inspeksi Roda 11,885
24 Memasang cabin 1 ke Assy Tire 2,014
25 Memasang bolt type I cabin ke WIP Assy Tire 12,680
26 Memasang PU Box ke Assy Tire 1,776
27 Memasang bolt type I PU Box ke Assy Tire 12,680
28 Memasang Cabin 2 ke PU Model 1,776
29 Memasang bolt type 2 Cabin 2 ke PU Model 12,680
30 Inspeksi Final 11,885
Total 249,569
2.1.3 JIP
Berikut merupakan hasil jadwal induk produksi (JIP) untuk 12 periode:
Tabel 2. 2 Tabel Hasil JIP
Periode Rencana Produksi
1 28049
2 28049
3 28049
5
Tabel 2. 1 Tabel Hasil JIP (Lanjutan)
Periode Rencana Produksi
4 28049
5 28049
6 28049
7 28049
8 28049
9 28049
10 28049
11 28049
12 28049
Total 336588
6
= 21 × 8 × 3600 × 12
= 7.257.600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
- Total Demand
Total demand Adifa Company pada 12 periode yang akan datang dari hasil
forecasting yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 = 28.049 + 28.049 + 28.049 + 28.049 + 28.049 + 28.049
+28.049
+ 28.049 + 28.049 + 28.049 + 28.049 + 28.049
= 336.588
- Pendekatan Teknis
Perhitungan dengan menggunakan pendekatan teknis:
Waktu baku terbesar = 26,983 detik
Kapasitas jam kerja 7.252.600
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = waktu baku terbesar = = 268.969,4 𝑢𝑛𝑖𝑡
26.983
Output Produksi x lini
% 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎s 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = × 100%
Total demand
268.969,4 × 3
= × 100% = 239,73%
336.588
7
2.1.6 Kapasitas Palet
Berikut penyesuaian kapasitas palet tersedia pada lab:
Tabel 2. 3 Kapasitas Palet
No Nama Kapasitas
1 Bolt Type 1 8
2 Chasis 2
3 Axle 6
4 Holder 8
5 Roda 8
6 Nut 8
7 Cabin1 1
8 PU Box 2
9 Bolt Type 2 2
10 Cabin 4
8
Tabel 2.4 Operasi Kerja dan Predecessor (Lanjutan)
No Operasi Kerja Predecessor
14 Memasang bolt type I ke holder kiri bawah 10
15 Memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder 4,5,6,7
16 Memasang nut kiri depan ke WIP Assy Holder 15
17 Memasang tire kanan belakang ke WIP Assy Holder 11,12,13,14
18 Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy Holder 17
19 Memasang tire kiri belakang ke WIP Assy Holder 11,12,13,14
20 Memasang nut kiri belakang ke WIP Assy Holder 19
21 Memasang tire kanan depan ke WIP Assy Holder 4,5,6,7
22 Memasang nut kanan depan ke WIP Assy Holder 21
23 Inspeksi tire 16,18,20,22
24 Memasang cabin 1 ke Assy Tire 23
25 Memasang bolt type I cabin ke WIP Assy Tire 24
26 Memasang PU Box ke Assy Tire 23
27 Memasang bolt type I PU Box ke Assy Tire 26
28 Memasang Cabin 2 ke PU Model 25,27
29 Memasang bolt type 2 Cabin 2 ke PU Model 28
30 Inspeksi Final 29
Berikut merupakan perhitungan waktu berdasarkan precedence constraint. Waktu
operasi kerja terbesar yaitu 15,779 detik pada operasi 18 Memasang nut kanan belakang
ke WIP Assy Holder) dan operasi 20(Memasang nut kiri belakang ke WIP Assy Holder).
Constraint merupakan batasan dari suatu operasi di mana urutan operasi yang tidak dapat
ditukar atau diubah urutan pengerjaannya. Berikut merupakan constraint dalam perakitan
Double Cabin beserta perhitungan waktu baku setiap constrain adalah sebagai berikut:
1. Operasi 3, 4, dan 5
Operasi 3(Memasang axle depan ke chasis), operasi 4(Memasang bolt type I
ke holder kiri bawah), dan operasi 5(Memasang bolt type I ke holder kanan
bawah). Operasi 4(Memasang bolt type I ke holder kiri bawah) dan operasi
5(Memasang bolt type I ke holder kanan bawah) tidak dapat dilakukan sebelum
operasi 3(Memasang axle depan ke chasis) dilakukan. Oleh karena itu, operasi-
operasi tersebut harus dilakukan berurutan dari operasi 3 kemudian operasi 4
dan 5. Berikut merupakan gambar dari constraint operasi 3, 4, dan 5.
9
Gambar 2. 2Constraint operasi 3, 4, 5
Total waktu baku = 1,623 + 12,680 + 12, 680 = 26,983
2. Operasi 10, 11, dan 12
Operasi 10 (Memasang axle belakang ke chasis) , operasi 11(Memasang bolt
type I ke holder kiri atas), dan operasi 12(Memasang bolt type I ke holder kanan
bawah). Operasi 11(Memasang bolt type I ke holder kiri atas) dan operasi
12(Memasang bolt type I ke holder kanan bawah) tidak dapat dilakukan
sebelum operasi 10(Memasang axle belakang ke chasis) dilakukan. Oleh
karena itu, operasi-operasi tersebut harus dilakukan berurutan dari operasi 10
kemudian operasi 11 dan 12. Berikut merupakan gambar dari constraint
operasi 10, 11, dan 12.
10
Gambar 2. 4 Constraint operasi 15 dan 16
Total waktu baku = 1,928 + 15,385 = 17,313
4. Operasi 17 dan 18
Operasi 17(Memasang tire kanan belakang ke WIP Assy Holder) dan operasi
18(Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy Holder). Operasi
18(Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy Holder) tidak dapat dilakukan
sebelum operasi 17(Memasang tire kanan belakang ke WIP Assy Holder)
dilakukan. Oleh karena itu, operasi-operasi tersebut harus dilakukan berurutan
dari operasi 17 kemudian operasi 18. Berikut merupakan gambar dari
constraint operasi 17 dan 18.
11
Gambar 2. 7 Constraint operasi 21 dan 22
Total waktu baku = 1,691 + 15,385 = 17,046
7. Operasi 24 dan 25
Operasi 24(Memasang cabin 1 ke Assy Tire) dan operasi 25(Memasang bolt
type I cabin ke WIP Assy Tire). Operasi 25(Memasang bolt type I cabin ke
WIP Assy Tire) tidak dapat dilakukan sebelum operasi 24(Memasang cabin 1
ke Assy Tire) dilakukan. Oleh karena itu, operasi-operasi tersebut harus
dilakukan berurutan dari operasi 24 kemudian operasi 25. Berikut merupakan
gambar dari constraint operasi 24 dan 25.
12
dilakukan berurutan dari operasi 28 kemudian operasi 29. Berikut merupakan
gambar dari constraint operasi 28 dan 29.
13
Berikut hasil dari perhitungan menggunakan metode Region Approach:
Tabel 2. 5 Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Region Approach
Stasiun Kerja Operasi Ti STk WS Slack Slack
1 3,385
2 1,572
9 2,094
8 1,72
3 1,623
1 62,142 69,329 7,187 51,652969
10 1,028
4 12,68
5 12,68
11 12,68
12 12,68
7 12,68
6 12,68
2 50,72 69,329 18,609 346,294881
14 12,68
13 12,68
15 1,928
16 15,385
21 1,691
22 15,385
3 69,329 69,329 0 0
19 1,691
20 15,779
17 1,691
18 15,779
14
Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Menggunakan Metode Region Approach (Lanjutan)
Stasiun Kerja Operasi Ti STk WS Slack Slack
23 11,885
24 2,014
26 1,776
25 12,68
4 67,376 69,329 1,953 3,814209
27 12,68
28 1,776
29 12,68
30 11,885
Total 249,567 277,316 27,749 401,762059
15
Tabel 2. 6 Hasil Pembobotan Metode RPW (Lanjutan)
Waktu
No Nama Operasi Baku Bobot Ranking
(s)
11 Memasang bolt type I ke holder kiri atas 12,680 95,75 7
12 Memasang bolt type I ke holder kanan bawah 12,680 95,75 8
13 Memasang bolt type I ke holder kanan atas 12,680 83,07 11
14 Memasang bolt type I ke holder kiri bawah 12,680 83,07 12
15 Memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder 1,928 70,233 17
16 Memasang nut kiri depan ke WIP Assy Holder 15,385 68,305 21
Memasang tire kanan belakang ke WIP Assy 1,691
17 70,39 15
Holder
Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy 15,779
18 68,699 19
Holder
Memasang tire kiri belakang ke WIP Assy 1,691
19 70,39 16
Holder
Memasang nut kiri belakang ke WIP Assy 15,779
20 68,699 20
Holder
Memasang tire kanan depan ke WIP Assy 1,691
21 69,996 18
Holder
Memasang nut kanan depan ke WIP Assy 15,385
22 68,305 22
Holder
23 Inspeksi Roda 11,885 52,92 23
24 Memasang cabin 1 ke Assy Tire 2,014 41,035 24
25 Memasang bolt type I cabin ke WIP Assy Tire 12,680 39,021 26
26 Memasang PU Box ke Assy Tire 1,776 40,797 25
27 Memasang bolt type I PU Box ke Assy Tire 12,680 39,021 27
28 Memasang Cabin 2 ke PU Model 1,776 26,341 28
29 Memasang bolt type 2 Cabin 2 ke PU Model 12,680 24,565 29
30 Inspeksi Final 11,885 11,885 30
16
Tabel 2. 8 Perhitungan Metode RPW (Lanjutan)
SK Operasi Ti Stk WS Slack Slack^2
12 12,68
4 12,68
5 12,68
13 12,68
14 12,68
2 50,72 69,329 18,609 346,294881
7 12,68
6 12,68
17 1,691
19 1,691
15 1,928
21 1,691
3 69,329 69,329 0 0
18 15,779
20 15,779
16 15,385
22 15,385
23 11,885
24 2,014
26 1,776
25 12,68
4 67,376 69,329 1,953 3,814209
27 12,68
28 1,776
29 12,68
30 11,885
Total 249,567 27,749 401,762059
17
adalah rangking berdasarkan waktu siklus terbesar-terkecil untuk perhitungan
metode LCR disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. 9 Ranking Waktu Siklus Metode LCR
Rank No operasi WB
1 18 15,779
2 20 15,779
3 16 15,385
4 22 15,385
5 4 12,68
6 5 12,68
7 6 12,68
8 7 12,68
9 11 12,68
10 12 12,68
11 13 12,68
12 14 12,68
13 25 12,68
14 27 12,68
15 29 12,68
16 23 11,885
17 30 11,885
18 1 3,385
19 9 2,094
20 24 2,014
21 15 1,928
22 26 1,776
23 28 1,776
24 8 1,72
25 17 1,691
26 19 1,691
27 21 1,691
28 3 1,623
29 2 1,572
30 10 1,028
Berikut merupakan pengelompokan stasiun kerja setelah dilakukan rangking pada
waktu baku sehingga didapat urutan sebagai berikut:
18
Tabel 2. 10 Pengelompokan Stasiun Kerja
Stasiun Kerja Operasi Ti STk Waktu Siklus (STkmax- STk) (STkmax- STk)^2
1 3,385
9 2,094
8 1,72
2 1,572
1 3 1,623 61,114 67,376 6,262 39,212644
4 12,68
5 12,68
6 12,68
7 12,68
15 1,928
16 15,385
21 1,691
2 22 15,385 60,777 67,376 6,599 43,546801
10 1,028
11 12,68
12 12,68
13 12,68
14 12,68
17 1,691
3 60,3 67,376 7,076 50,069776
19 1,691
18 15,779
20 15,779
23 11,885
24 2,014
25 12,68
26 1,776
4 67,376 67,376 0 0
27 12,68
28 1,776
29 12,68
30 11,885
Total 249,567 67 19,937 132,829221
19
d. Metode Moodie Young
Metode Moodie Young merupakan salah satu metode keseimbangan lintasan(Line
of Balancing/LOB). Metode ini memiliki dua fase, yaitu fase 1 adalah membuat
pengelompokkan stasiun kerja berdasarkan matriks hubungan antarelemen, di
mana fase 1 ini merupakan hasil akhir dari metode LCR. Kemudian fase 2
dilakukan untuk mendistribusikan idle time secara merata untuk setiap stasiun
kerja hasil fase 1. Ini dilakukan dengan mencari operasi pada Stmax yang waktu
operasinya kurang dari dua kali Goal dan dapat dipindah ke STmax tanpa
melanggar aturan pada precedence diagram. Metode Moodie Young cocok
digunakan pada proses kerja yang urutan operasinya berawalan dari operasi yang
terpisah namun kemudian menyatu dalam satu elemen operasi dan diakhiri pada
satu elemen operasi. Oleh karena itu, metode ini tidak cocok digunakan pada
operasi yang urutannya berbentuk satu jalur lurus (Handayani, Prihandono, &
Kiftiah, 2016). Berikut merupakan perhitungan penentuan elemen stasiun kerja
dengan menggunakan metode Moodie Young.
Fase 1
Berikut merupakan hasil dari fase 1 yang merupakan hasil akhir dari metode
LCR.
Tabel 2. 11 Moodie Young Fase 1(LCR)
(STkmax-
Stasiun Kerja Operasi Ti STk Waktu Siklus (STkmax- STk)
STk)2
1 3,385
9 2,094
8 1,72
2 1,572
1 3 1,623 61,114 6,262 39,212644
4 12,68
67,376
5 12,68
6 12,68
7 12,68
15 1,928
2 16 15,385 60,777 6,599 43,546801
21 1,691
20
Tabel 2.11 Moodie Young Fase 1(LCR) (Lanjutan)
(STkmax-
Stasiun Kerja Operasi Ti STk Waktu Siklus (STkmax- STk)
STk)2
22 15,385
10 1,028
11 12,68
12 12,68
13 12,68
14 12,68
17 1,691
3 60,300 7,076 50,069776
19 1,691
18 15,779
20 15,779
23 11,885
24 2,014
25 12,68
26 1,776
4 67,376 0 0
27 12,68
28 1,776
29 12,68
30 11,885
Total 249,567 19,937 132,829
Fase 2
Pada fase 2, dilakukan perhitungan Goal. Berikut rumus untuk menghitung
Goal.
𝑆𝑇𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑇𝑚𝑖𝑛 67,376 − 60,300
𝐺𝑜𝑎𝑙 = = = 3,538
2 2
2𝑥𝐺𝑜𝑎𝑙 = 2𝑥3,538 = 7,076
Selanjutnya dilakukan identifikasi operasi kerja yang terdapat pada STmax dan
memiliki waktu operasi lebih kecil dari 2xGoal(<7,076).
Operasi pada STmax(SK4) yang lebih kecil dari 7,076 adalah operasi 24, 26,
dan 28. Namun, dengan memerhatikan precedence diagram, operasi-operasi
tersebut tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke STmin (SK3). Hal ini
karena operasi 24 constrain dengan operasi 25, operasi 26 constrain dengan
operasi 27, dan operasi 28 tidak dapat dipindah karena ada operasi lain (operasi
21
24, 25, 26, 27) yang harus dilakukan terlebih dahulu dan operasi 28 constrain
dengan operasi 29. Oleh karena itu, tidak terjadi pemindahan operasi dari SK4
sebagai STmax ke SK3 sebagai STmin.
Berikut merupakan tabel hasil akhir dari fase 2 metode Moodie Young.
Tabel 2. 12 Moodie Young Fase 2
Stasiun Kerja Operasi Ti STk Waktu Siklus (STmax- STk) (STmax- STk)2
1 3,385
9 2,094
8 1,72
2 1,572
1 3 1,623 61,114 6,262 39,212644
4 12,68
5 12,68
6 12,68
7 12,68
15 1,928
16 15,385
21 1,691
2 22 15,385 60,777 6,599 43,546801
10 1,028
11 12,68
67,376
12 12,68
13 12,68
14 12,68
17 1,691
3 60,300 7,076 50,069776
19 1,691
18 15,779
20 15,779
23 11,885
24 2,014
25 12,68
26 1,776
4 67,376 0 0
27 12,68
28 1,776
29 12,68
30 11,885
Total 249,567 19,937 132,829
22
2.2.4 Rekapitulasi Perhitungan
Berikut merupakan rekapitulasi perhitungan LOB dari keempat metode LOB.
Tabel 2. 13 Rekapitulasi Perhitungan LOB
Metode Total STk Jumlah SK STmax Total Slack2
RA 249,567 4 69,329 401,762
RPW 249,567 4 69,329 401,762
LCR 249,567 4 67,376 132,829
MY 249,567 4 67,376 132,829
𝑘
𝑆𝐼 = √∑ (𝑆𝑇𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑇𝑘)2 = √401,762 = 20,044
𝑘=1
𝑘
𝑆𝐼 = √∑ (𝑆𝑇𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑇𝑘 )2 = √401,762 = 20,044
𝑘=1
23
𝑘
𝑆𝐼 = √∑ (𝑆𝑇𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑇𝑘)2 = √132,829 = 11,525
𝑘=1
𝑘
𝑆𝐼 = √∑ (𝑆𝑇𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑇𝑘)2 = √132,829 = 11,525
𝑘=1
24
Gambar 2. 12 Perbandingan LE (%) dan SI
Berdasarkan perhitungan sebelumnya didapatkan metode terbaik yaitu metode
Moddie Young dengan nilai LE sebesar 92,60 % dan SI sebesar 11,53 dengan jumlah
stasiun kerja sebanyak empat (4) karena pada metode modie young terdapat 2 fase
sehingga pengecekan dilakukan sebanyak 2 kali seperti fase 2 melakukan revisi terhadap
fase 1 sehingga metode ini menjadi pemilihan metode terbaik.
25
Tabel 2.15 Rekapitulasi Metode Terbaik dalam Satu Angkatan (Lanjutan)
Shift Kelompok Metode LE SI
3 RPW 91.94% 14.2
13 MY 93.19% 10.830
Shift 3
23 RA 89.85% 16.745
9 MY 92.07% 13.277
4 RA 88,82% 19,30
14 RA 91.99% 14.241
Shift 4
24 MY 86.42% 22.75
19 RA 93.422% 11.681
5 RPW 93.328% 11.333
15 MY 91.77% 13.121
Shift 5
25 MY 93.05% 10.83
29 MY 93.42% 10.425
6 RA 90.13% 20.174
16 RA 93.62% 10.196
Shift 6
26 RPW 91.762% 14.397
10 RA 92.09% 12.933
7 RPW 91.57% 14.538
17 RA 92.62% 12.197
Shift 7
27 RA 93.044% 12,774
20 MY 93,2% 10,57
8 MY 95.28% 7.649
18 RPW 86.545% 24,647
Shift 8
28 MY 93.087% 10.749
30 RPW 92.726% 11.964
Berdasarkan tabel rekapitulasi tersebut, dapat dilihat bahwa metode terbaik dengan
LE terbesar dan SI terkecil pada penentuan LOB adalah kelompok 8 pada shift 8 dengan
metode Moodie Young dimana memiliki nilai LE 95,28% serta Smoothness Index 7,649.
Berikut ini merupakan operasi kerja metode terpilih yang dilakukan untuk merakit mobil
mainan double cabin:
26
Tabel 2. 16 Operasi Kerja
Stasiun No
Nama Operasi Ti STk
Kerja Operasi
27
Tabel 2.16 Operasi Kerja (Lanjutan)
Stasiun No
Nama Operasi Ti STk
Kerja Operasi
28 Memasang Cabin 2 ke PU Model 1,776
28
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
19 10:48:46.32 10:48:48.38
20 10:48:48.45 10:49:01.97
21 10:49:02.77 10:49:04.47
22 10:49:04.54 10:49:17.90
12 10:49:21.38 10:49:28.71 10:49:31.50 10:50:02.42 00:00:41.04 00:00:29.36 71,54%
14 10:49:32.74 10:49:36.76
15 10:49:37.23 10:49:39.46
3
16 10:49:40.53 10:49:48.12
17 10:49:49.12 10:49:50.25
18 10:49:51.28 10:49:58.07
23 10:50:04.52 10:50:10.45 10:50:15.75 10:51:33.90 0:01:29.38 0:01:18.58 87,92%
24 10:50:16.62 10:50:20.72
25 10:50:21.75 10:50:44.98
26 10:50:45.71 10:50:48.14
4
27 10:50:48.87 10:51:04.57
28 10:51:04.97 10:51:10.00
29 10:51:10.44 10:51:17.70
30 10:51:19.03 10:51:29.03
1 10:48:20.59 10:48:25.58 10:48:29.85 10:49:13.90 0:00:53.31 0:00:47.92 89,89%
2 10:48:29.98 10:48:33.48
8 10:48:34.48 10:48:38.64
9 10:48:39.01 10:48:41.04
3 10:48:41.78 10:48:43.58
1
2 4 10:48:45.18 10:48:51:38
6 10:48:52.57 10:48:58.84
10 10:49:00.04 10:49:01.51
11 10:49:02.07 10:49:06.84
13 10:49:08.01 10:49:13.50
2 5 10:49:19.06 10:49:29.46 10:49:37.35 10:50:13.93 00:00:54.87 00:00:42.04 76,62%
29
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
7 10:49:38.08 10:49:43.41
19 10:49:43.75 10:49:45.95
20 10:49:46.51 10:49:57.97
21 10:49:58.00 10:50:01.07
22 10:50:01.30 10:50:11.50
12 10:50:16.08 10:50:21.14 10:50:24.94 10:50:58.00 00:00:41.92 00:00:32.63 77,84%
14 10:50:26.67 10:50:29.90
15 10:50:30.80 10:50:31.80
3
16 10:50:32.70 10:50:40.79
17 10:50:42.39 10:50:43.80
18 10:50:44.28 10:50:53.77
23 10:51:01.67 10:51:38.63 10:51:42.36 10:52:59.84 0:01:58.17 0:01:16.81 65,00%
24 10:51:44.16 10:51:49.99
25 10:51:50.63 10:52:02.02
26 10:52:06.72 10:52:13.89
4
27 10:52:15.35 10:52:25.18
28 10:52:25.88 10:52:29.55
29 10:52:30.12 10:52:44.28
30 10:52:46.21 10:52:55.44
1 10:49:31.37 10:49:35.40 10:49:36.37 10:50:38.85 0:01:07.48 0:01:00.79 90,09%
2 10:49:37.40 10:49:41.43
8 10:49:44.33 10:49:47.43
9 10:49:48.46 10:49:57.93
3 10:49:54.43 10:49:50.86
3 1
4 10:50:00.99 10:50:11.49
6 10:50:13.89 10:50:20.22
10 10:50:21.56 10:50:22.62
11 10:50:23.89 10:50:28.36
13 10:50:31.42 10:50:36.19
30
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
5 10:50:41.94 10:50:47.77 10:50:52.90 10:51:44.67 00:01:02.73 00:00:56.13 89,48%
7 10:50:53.37 10:51:00.73
19 10:51:01.16 10:51:02.60
2
20 10:51:03.30 10:51:13.19
21 10:51:13.89 10:51:15.65
22 10:51:16.55 10:51:43.90
12 10:51:46.91 10:51:53.10 10:51:56.60 10:52:29.26 00:00:42.35 00:00:34.36 81,13%
14 10:52:00.16 10:52:05.16
15 10:52:05.28 10:52:05.92
3
16 10:52:06.65 10:52:16.80
17 10:52:18.34 10:52:18.94
18 10:52:20.60 10:52:27.46
23 10:52:32.31 10:53:07.07 10:53:13.50 10:54:21.25 0:01:48.94 0:01:09.85 64,12%
24 10:53:14.10 10:53:20.67
25 10:53:21.97 10:53:31.57
26 10:53:32.13 10:53:35.87
4
27 10:53:36.53 10:53:47.76
28 10:53:49.46 10:53:53.79
29 10:53:54.46 10:54:02.83
30 10:54:05.02 10:54:16.92
1 10:50:41.72 10:50:43.59 10:50:48.02 10:51:46.64 0:01:04.92 0:01:01.42 94,61%
2 10:50:48.88 10:50:50.75
8 10:50:51.65 10:50:55.32
9 10:50:55.35 10:50:57.98
4 1 3 10:50:59.15 10:51:01.62
4 10:51:03.45 10:51:18.38
6 10:51:19.81 10:51:25.84
10 10:51:26.11 10:51:27.84
11 10:51:28.98 10:51:36.68
31
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
13 10:51:37.81 10:51:45.01
5 10:51:54.03 10:51:55.06 10:52:02.86 10:52:39.03 00:00:45.00 00:00:41.24 91,64%
7 10:52:03.46 10:52:09.28
19 10:52:09.85 10:52:12.11
2
20 10:52:13.17 10:52:21.58
21 10:52:22.38 10:52:24.14
22 10:52:25.01 10:52:36.30
12 10:52:41.21 10:52:47.50 10:52:53.84 10:53:26.25 00:00:45.04 00:00:35.79 79,46%
14 10:52:56.16 10:52:59.49
15 10:53:00.58 10:53:01.32
3
16 10:53:02.38 10:53:10.97
17 10:53:12.30 10:53:13.07
18 10:53:16.03 10:53:23.29
23 10:53:27.23 10:54:50.88 10:54:53.18 10:56:01.19 0:02:33.96 0:01:07.12 43,60%
24 10:54:54.11 10:54:56.87
25 10:54:56.91 10:55:13.17
26 10:55:13.81 10:55:21.27
4
27 10:55:22.17 10:55:31.77
28 10:55:32.34 10:55:35.63
29 10:55:36.20 10:55:47.56
30 10:55:49.36 10:55:58.00
1 10:51:48.91 10:51:58.90 10:52:02.40 10:52:58.39 0:01:09.48 0:00:56.49 81,30%
2 10:52:02.94 10:52:05.07
8 10:52:07.17 10:52:09.04
9 10:52:09.34 10:52:11.57
5 1
3 10:52:11.87 10:52:16.07
4 10:52:19.33 10:52:27.60
6 10:52:28.06 10:52:35.70
10 10:52:36.90 10:52:37.93
32
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
11 10:52:40.03 10:52:47.89
13 10:52:48.86 10:52:55.39
5 10:53:00.11 10:53:06.05 10:53:12.71 10:53:52.75 00:00:52.64 00:00:41.84 79,48%
7 10:53:13.51 10:53:21.41
19 10:53:21.97 10:53:24.07
2
20 10:53:24.77 10:53:34.13
21 10:53:34.77 10:53:37.03
22 10:53:37.90 10:53:47.89
12 10:53:52.52 10:53:57.48 10:54:01.24 10:54:38.52 00:00:46.00 00:00:38.47 83,63%
14 10:54:02.81 10:54:06.80
15 10:54:08.17 10:54:09.20
3
16 10:54:10.50 10:54:22.92
17 10:54:23.65 10:54:24.98
18 10:54:26.21 10:54:35.95
23 10:54:40.02 10:56:04.43 10:56:09.66 10:57:38.67 00:02:58.65 00:01:29.84 50,29%
24 10:56:13.16 10:56:27.92
25 10:56:36.72 10:56:45.20
26 10:56:47.28 10:56:49.12
4
27 10:56:51.35 10:57:02.31
28 10:57:04.51 10:57:07.51
29 10:57:13.24 10:57:23.44
30 10:57:25.17 10:57:34.27
1 10:53:02.66 10:53:06.46 10:53:07.52 10:53:58.11 0:00:55.45 0:00:50.12 90,39%
2 10:53:09.02 10:53:09.99
8 10:53:12.39 10:53:15.65
6 1 9 10:53:16.85 10:53:18.42
3 10:53:20.19 10:53:21.95
4 10:53:23.95 10:53:30.30
6 10:53:31.75 10:54:27.28
33
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
10 10:54:29.13 10:53:40.84
11 10:53:47.18 10:53:47.18
13 10:53:51.45 10:53:56.58
5 10:54:02.07 10:54:07.10 10:54:14.16 10:55:00.53 00:00:58.46 00:00:49.54 84,74%
7 10:54:15.50 10:54:20.76
19 10:54:23.85 10:54:26.39
2
20 10:54:27.32 10:54:41.45
21 10:54:43.11 10:54:44.58
22 10:54:44.76 10:54:56.64
12 10:55:00.57 10:55:05.77 10:55:08.83 10:55:44.69 00:00:44.12 00:00:32.49 73,64%
14 10:55:10.26 10:55:13.29
15 10:55:14.29 10:55:15.25
3
16 10:55:16.52 10:55:22.65
17 10:55:24.31 10:55:25.01
18 10:55:26.21 10:55:38.26
23 10:56:09.39 10:57:42.10 10:57:48.44 10:59:04.28 00:02:54.89 00:01:17.95 44,57%
24 10:57:51.63 10:57:53.01
25 10:57:57.43 10:58:17.73
26 10:58:19.76 10:58:20.93
4
27 10:58:21.89 10:58:35.22
28 10:58:36.72 10:58:40.34
29 10:58:41.75 10:58:51.88
30 10:58:54.12 10:59:00.05
1 10:54:10.48 10:54:10.48 10:54:13.54 10:55:17.50 0:01:07.02 0:01:05.28 97,40%
2 10:54:14.08 10:54:16.01
8 10:54:16.44 10:54:20.34
7 1
9 10:54:21.57 10:54:24.27
3 10:54:24.34 10:54:29.41
4 10:54:30.54 10:54:45.50
34
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
6 10:54:45.77 10:54:52.70
10 10:54:52.84 10:54:55.57
11 10:54:55.83 10:55:10.60
13 10:55:01.87 10:55:15.76
5 10:55:22.69 10:55:28.42 10:55:36.02 10:56:08.32 00:00:45.63 00:00:39.58 86,74%
7 10:55:36.84 10:55:41.12
19 10:55:41.84 10:55:43.10
2
20 10:55:43.51 10:55:52.50
21 10:55:52.90 10:55:55.40
22 10:55:55.65 10:56:08.00
12 10:56:12.20 10:56:14.38 10:56:19.54 10:56:45.68 00:00:33.48 00:00:28.90 86,32%
14 10:56:21.37 10:56:25.74
15 10:56:26.60 10:56:27.70
3
16 10:56:28.47 10:56:34.69
17 10:56:35.56 10:56:36.69
18 10:56:37.76 10:56:43.28
23 10:58:06.70 10:59:07.58 10:59:12.48 11:00:28.69 00:02:21.99 00:01:16.31 53,74%
24 10:59:14.05 10:59:19.09
25 10:59:27.91 10:59:37.78
26 10:59:39.64 10:59:44.90
4
27 10:59:46.37 10:59:51.13
28 10:59:55.57 10:59:56.23
29 10:59:57.90 11:00:14.33
30 11:00:18.30 11:00:23.89
1 10:55:20.43 10:55:21.13 10:55:24.24 10:56:31.55 00:01:11.12 0:01:06.09 92,93%
2 10:55:24.24 10:55:26.10
8 1 8 10:55:26.10 10:55:29.16
9 10:55:29.16 10:55:31.29
3 10:55:31.29 10:55:34.93
35
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
4 10:55:34.93 10:55:48.12
6 10:55:48.12 10:56:06.55
10 10:56:06.55 10:56:08.22
11 10:56:08.22 10:56:19.38
13 10:56:19.38 10:56:27.22
5 10:56:32.18 10:56:36.67 10:56:43.57 10:57:21.01 00:00:48.83 00:00:40.38 82,70%
7 10:56:44.47 10:56:50.73
19 10:56:50.96 10:56:53.76
2
20 10:56:54.23 10:57:02.82
21 10:57:03.42 10:57:05.09
22 10:57:05.72 10:57:17.05
12 10:57:20.97 10:57:26.53 10:57:30.76 10:58:09.61 00:00:48.64 00:00:40.76 83,80%
14 10:57:32.19 10:57:38.22
15 10:57:38.91 10:57:40.11
3
16 10:57:41.75 10:57:49.27
17 10:57:50.43 10:57:51.33
18 10:57:53.03 10:58:07.29
23 10:59:13.05 11:00:33.36 11:00:38.46 11:01:43.91 00:02:30.86 00:01:07.55 44,78%
24 11:00:39.96 11:00:45.72
25 11:00:48.09 11:00:56.97
26 11:00:58.32 11:00:59.87
4
27 11:01:01.38 11:01:09.62
28 11:01:12.18 11:01:13.21
29 11:01:21.21 11:01:29.21
30 11:01:35.04 11:01:40.91
1 10:56:40.28 10:56:42.18 10:56:45.51 10:57:33.45 0:00:53.17 0:00:49.99 94,02%
2 10:56:47.51 10:56:49.11
9 1
8 10:56:50.81 10:56:52.11
9 10:56:55.38 10:56:58.51
36
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
3 10:57:00.84 10:57:04.14
4 10:57:05.41 10:57:08.59
6 10:57:11.77 10:57:15.44
10 10:57:16.80 10:57:17.55
11 10:57:19.91 10:57:25.91
13 10:57:27.37 10:57:32.17
5 10:57:39.17 10:57:44.56 10:57:49.33 10:58:20.07 00:00:40.90 00:00:34.45 84,23%
7 10:57:50.96 10:57:56.42
19 10:57:57.32 10:57:58.12
2
20 10:57:59.09 10:58:06.65
21 10:58:07.15 10:58:08.48
22 10:58:09.38 10:58:19.01
12 10:58:24.49 10:58:27.36 10:58:34.65 10:59:11.44 00:00:46.95 00:00:37.72 80,34%
14 10:58:34.75 10:58:39.47
15 10:58:39.57 10:58:41.04
3
16 10:58:41.14 10:58:54.39
17 10:58:54.49 10:58:56.25
18 10:58:56.35 10:59:05.08
23 11:00:36.30 11:01:47.84 11:01:53.67 11:03:11.10 00:02:34.80 00:01:21.29 52,51%
24 11:01:54.30 11:02:01.44
25 11:02:02.30 11:02:15.43
26 11:02:16.97 11:02:19.66
4
27 11:02:20.76 11:02:31.66
28 11:02:36.56 11:02:38.93
29 11:02:41.43 11:02:57.55
30 11:03:01.40 11:03:09.13
1 10:57:36.30 10:57:39.37 10:57:41.77 10:58:39.29 0:01:02.99 0:00:56.95 90,41%
10 1 2 10:57:43.37 10:57:45.13
8 10:57:48.73 10:57:49.80
37
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
9 10:57:50.80 10:57:54.46
3 10:57:57.56 10:58:01.56
4 10:58:04.93 10:58:10.96
6 10:58:13.93 10:58:24.46
10 10:58:25.26 10:58:26.32
11 10:58:27.32 10:58:31.26
13 10:58:32.36 10:58:36.32
5 10:58:40.59 10:58:48.62 10:58:53.26 10:59:30.36 00:00:49.77 00:00:39.88 80,13%
7 10:58:54.12 10:58:59.68
19 10:59:00.48 10:59:01.71
2
20 10:59:02.65 10:59:12.21
21 10:59:12.84 10:59:14.11
22 10:59:15.20 10:59:28.50
12 10:59:32.64 10:59:35.21 10:59:39.77 11:00:19.39 00:00:46.75 00:00:34.06 72,86%
14 10:59:39.87 10:59:46.16
15 10:59:46.26 10:59:47.89
3
16 10:59:47.99 10:59:58.71
17 10:59:58.81 11:00:01.41
18 11:00:01.51 11:00:09.27
23 11:01:49.11 11:03:15.80 11:03:20.88 11:04:21.77 00:02:32.66 00:01:04.67 42,36%
24 11:03:22.12 11:03:23.18
25 11:03:25.91 11:03:35.78
26 11:03:37.31 11:03:40.84
4
27 11:03:42.14 11:03:50.44
28 11:03:51.87 11:03:54.51
29 11:03:57.64 11:04:11.40
30 11:04:13.44 11:04:20.47
1 10:58:53.45 10:58:56.55 10:58:58.15 10:59:49.74 0:00:56.29 0:00:52.56 93,37%
11 1
2 10:58:58.92 10:58:59.95
38
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
8 10:59:02.22 10:59:06.08
9 10:59:07.08 10:59:09.35
3 10:59:12.45 10:59:13.98
4 10:59:15.35 10:59:24.28
6 10:59:26.18 10:59:30.81
10 10:59:31.71 10:59:32.31
11 10:59:33.78 10:59:41.46
13 10:59:42.88 10:59:49.11
5 10:59:53.15 10:59:59.54 11:00:04.07 11:00:39.85 00:00:46.70 00:00:38.28 81,97%
7 11:00:05.47 11:00:12.93
19 11:00:13.20 11:00:15.27
2
20 11:00:16.13 11:00:23.49
21 11:00:24.16 11:00:25.29
22 11:00:27.25 11:00:37.82
12 11:00:41.39 11:00:43.29 11:00:48.38 11:01:20.68 00:00:39.29 00:00:33.46 85,16%
14 11:00:48.48 11:00:54.91
15 11:00:55.01 11:00:58.91
3
16 11:00:59.01 11:01:05.30
17 11:01:05.40 11:01:07.46
18 11:01:07.56 11:01:16.75
23 11:03:25.51 11:04:26.63 11:04:35.20 11:05:31.98 00:02:06.47 00:01:02.19 49,17%
24 11:04:36.73 11:04:39.46
25 11:04:41.06 11:04:50.73
26 11:04:52.26 11:04:55.42
4
27 11:04:56.76 11:05:02.76
28 11:05:04.06 11:05:05.66
29 11:05:06.95 11:05:19.15
30 11:05:21.48 11:05:28.82
12 1 1 11:01:20.33 11:01:21.95 11:01:25.39 11:02:17.31 0:00:56.98 0:00:52.50 92,14%
39
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
2 11:01:26.15 11:01:31.39
8 11:01:32.42 11:01:35.09
9 11:01:35.32 11:01:39.85
3 11:01:41.25 11:01:43.45
4 11:01:44.05 11:01:51.12
6 11:01:51.92 11:01:57.52
10 11:01:58.38 11:01:59.58
11 11:02:00.41 11:02:04.70
13 11:02:05.04 11:02:14.45
5 11:02:20.15 11:02:32.04 11:02:40.24 11:03:21.98 00:01:01.83 00:00:46.11 74,58%
7 11:02:41.37 11:02:47.17
19 11:02:49.83 11:02:51.97
2
20 11:02:53.16 11:03:02.59
21 11:03:06.46 11:03:07.56
22 11:03:08.45 11:03:18.15
12 11:03:37.01 11:03:39.24 11:03:43.64 11:04:38.37 00:01:01.36 00:00:56.47 92,03%
14 11:03:43.74 11:03:52.26
15 11:03:52.36 11:03:54.59
3
16 11:03:54.69 11:04:06.64
17 11:04:23.16 11:04:24.36
18 11:04:25.06 11:04:35.71
23 11:04:41.06 11:05:35.75 11:05:40.65 11:06:56.23 00:02:15.17 00:01:17.81 57,56%
24 11:05:42.25 11:05:44.85
25 11:05:49.88 11:05:59.44
26 11:06:00.87 11:06:03.44
4
27 11:06:04.91 11:06:05.91
28 11:06:12.90 11:06:26.00
29 11:06:27.53 11:06:39.23
30 11:06:41.80 11:06:53.56
40
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu Total
Operasi Waktu Waktu Total
Perakitan SK Mulai Selesai Waktu Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK
Proses Proses Pengerjaan
1 11:02:20.57 11:02:20.57 11:02:25.81 11:03:40.56 0:01:19.99 0:01:19.26 99,09%
2 11:02:26.34 11:02:30.18
8 11:02:31.57 11:02:42.44
9 11:02:50.57 11:02:56.80
3 11:02:56.90 11:02:59.97
13 1
4 11:03:00.64 11:03:10.53
6 11:03:10.77 11:03:21.16
10 11:03:22.60 11:03:22.73
11 11:03:23.40 11:03:30.00
13 11:03:31.00 11:03:39.83
5 11:03:45.00 11:03:58.19 11:04:04.79 11:04:44.06 00:00:59.06 00:00:43.31 73,33%
7 11:04:05.59 11:04:09.12
19 11:04:10.52 11:04:11.78
2
20 11:04:12.78 11:04:25.34
21 11:04:25.41 11:04:27.04
22 11:04:28.27 11:04:41.50
12 11:04:45.10 11:04:53.11 11:05:03.46 11:05:37.29 00:00:52.19 00:00:41.54 79,60%
14 11:05:04.77 11:05:08.34
15 11:05:09.62 11:05:10.21
3
16 11:05:10.98 11:05:20.09
17 11:05:21.16 11:05:24.02
18 11:05:25.32 11:05:34.65
23 11:05:39.25 11:06:59.13 11:07:05.59 11:08:20.51 0:02:41.26 0:01:17.38 47,98%
24 11:07:07.86 11:07:12.26
25 11:07:14.87 11:07:26.02
4 26 11:07:28.35 11:07:31.48
27 11:07:32.18 11:07:39.98
28 11:07:50.18 11:07:53.58
29 11:07:54.11 11:08:00.78
41
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu Total
Operasi Waktu Waktu Total
Perakitan SK Mulai Selesai Waktu Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK
Proses Proses Pengerjaan
30 11:08:04.08 11:08:16.51
1 11:04:02.65 11:04:02.65 11:04:04.61 11:05:04.58 0:01:01.93 0:00:58.89 95,09%
2 11:04:05.11 11:04:07.99
8 11:04:09.75 11:04:11.55
9 11:04:12.95 11:04:14.99
3 11:04:15.92 11:04:19.59
14 1
4 11:04:20.35 11:04:26.92
6 11:04:28.28 11:04:39.32
10 11:04:39.33 11:04:40.42
11 11:04:41.78 11:04:50.98
13 11:04:51.88 11:05:01.54
5 11:05:08.71 11:05:15.14 11:05:19.87 11:05:59.18 0:00:50.47 0:00:40.31 79,87%
7 11:05:22.10 11:05:25.57
19 11:05:28.13 11:05:29.70
2
20 11:05:31.96 11:05:42.46
21 11:05:43.29 11:05:44.46
22 11:05:44.55 11:05:55.45
12 11:06:01.24 11:06:03.43 11:06:08.29 11:07:01.00 00:00:59.76 00:00:38.01 63,60%
14 11:06:09.01 11:06:13.34
15 11:06:15.02 11:06:16.05
3
16 11:06:16.99 11:06:25.10
17 11:06:25.97 11:06:26.38
18 11:06:27.33 11:06:41.44
23 11:07:00.89 11:08:27.20 11:08:32.84 11:09:37.28 0:02:36.39 0:01:09.29 44,31%
24 11:08:33.07 11:08:37.33
25 11:08:38.07 11:08:51.76
4
26 11:08:53.16 11:08:57.03
27 11:09:02.63 11:09:11.83
28 11:09:12.99 11:09:15.49
42
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu Total
Operasi Waktu Waktu Total
Perakitan SK Mulai Selesai Waktu Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK
Proses Proses Pengerjaan
29 11:09:16.26 11:09:22.96
30 11:09:23.32 11:09:36.49
1 11:05:07.74 11:05:07.74 11:05:11.51 11:06:09.83 0:01:02.09 0:01:00.66 97,70%
2 11:05:12.57 11:05:14.61
8 11:05:15.94 11:05:18.40
9 11:05:18.41 11:05:21.37
3 11:05:25.80 11:05:31.17
15 1
4 11:05:32.94 11:05:39.07
6 11:05:40.54 11:05:46.14
10 11:05:46.27 11:05:47.67
11 11:05:48.90 11:05:58.37
13 11:05:59.33 11:06:08.40
5 11:06:12.80 11:06:16.43 11:06:26.10 11:07:10.50 0:00:57.70 0:00:52.20 90,47%
7 11:06:26.63 11:06:36.42
19 11:06:37.32 11:06:39.42
2
20 11:06:39.82 11:06:54.18
21 11:06:54.91 11:06:56.48
22 11:06:57.04 11:07:08.63
12 11:07:12.89 11:07:14.21 11:07:21.33 11:08:57.54 00:01:44.65 00:00:51.58 49,30%
14 11:07:22.47 11:07:26.03
15 11:07:26.88 11:07:28.09
3
16 11:07:28.89 11:07:49.37
17 11:07:50.30 11:07:53.42
18 11:07:54.65 11:08:05.79
23 11:08:59.83 11:09:44.55 11:09:48.18 11:10:44.77 0:01:44.94 0:00:57.65 54,94%
24 11:09:48.98 11:09:52.35
25 11:09:53.08 11:09:58.78
4
26 11:09:59.85 11:10:01.75
27 11:10:02.51 11:10:13.71
28 11:10:14.31 11:10:17.24
43
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu Total
Operasi Waktu Waktu Total
Perakitan SK Mulai Selesai Waktu Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK
Proses Proses Pengerjaan
29 11:10:20.11 11:10:29.61
30 11:10:30.74 11:10:42.20
1 11:06:20.93 11:06:20.93 11:06:24.90 11:07:12.28 0:00:51.35 0:00:50.15 97,66%
2 11:06:25.23 11:06:28.16
8 11:06:29.23 11:06:33.30
9 11:06:38.53 11:06:37.22
3 11:06:38.89 11:06:40.89
16 1
4 11:06:42.56 11:06:48.69
6 11:06:48.99 11:06:55.45
10 11:06:55.95 11:06:57.15
11 11:06:57.79 11:07:04.12
13 11:07:05.19 11:07:11.08
5 11:07:16.80 11:07:22.39 11:07:28.85 11:08:06.23 00:00:49.43 00:00:40.04 81,00%
7 11:07:29.62 11:07:36.48
19 11:07:36.78 11:07:37.95
2
20 11:07:38.58 11:07:50.37
21 11:07:51.04 11:07:52.27
22 11:07:52.51 11:08:02.43
12 11:08:06.72 11:08:09.98 11:08:14.44 11:09:47.87 00:01:41.15 00:00:45.04 44,50%
14 11:08:15.61 11:08:21.66
15 11:08:30.07 11:08:32.43
3
16 11:08:33.72 11:08:40.08
17 11:08:41.52 11:08:42.98
18 11:08:43.79 11:08:55.02
23 11:09:47.32 11:10:49.00 11:10:52.80 11:12:06.35 0:02:19.03 0:01:15.61 54,38%
24 11:10:55.10 11:11:02.40
4 25 11:11:03.30 11:11:22.73
26 11:11:23.43 11:11:27.39
27 11:11:29.09 11:11:34.69
44
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu Total
Operasi Waktu Waktu Total
Perakitan SK Mulai Selesai Waktu Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK
Proses Proses Pengerjaan
28 11:11:35.16 11:11:41.89
29 11:11:43.49 11:11:52.12
30 11:11:53.58 11:12:04.61
1 11:07:16.18 11:07:16.18 11:07:19.18 11:08:02.71 0:00:46.53 0:00:42.53 91,40%
2 11:07:19.18 11:07:21.95
8 11:07:21.95 11:07:25.78
9 11:07:25.78 11:07:28.25
3 11:07:28.25 11:07:31.65
17 1
4 11:07:31.65 11:07:38.65
6 11:07:38.65 11:07:44.44
10 11:07:44.44 11:07:45.98
11 11:07:45.98 11:07:51.44
13 11:07:51.44 11:07:58.71
5 11:08:02.83 11:08:17.76 11:08:24.59 11:09:03.63 0:01:00.80 0:00:43.34 71,28%
7 11:08:24.75 11:08:30.95
19 11:08:31.08 11:08:32.78
2
20 11:08:32.98 11:08:46.27
21 11:08:46.41 11:08:48.20
22 11:08:48.37 11:09:01.10
12 11:09:06.06 11:09:09.88 11:09:12.08 11:10:55.38 00:01:49.32 00:00:31.21 28,55%
14 11:09:13.04 11:09:16.77
15 11:09:18.36 11:09:19.80
3
16 11:09:20.56 11:09:28.02
17 11:09:29.02 11:09:30.04
18 11:09:30.56 11:09:41.09
23 11:10:55.60 11:12:10.55 11:12:14.35 11:13:32.03 0:02:36.43 0:01:19.81 51,02%
4
24 11:12:15.28 11:12:18.08
45
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
25 11:12:21.28 11:12:50.97
26 11:12:52.70 11:12:54.10
27 11:12:55.70 11:13:02.63
28 11:13:04.00 11:13:13.00
29 11:13:14.50 11:13:22.56
30 11:13:25.96 11:13:30.36
1 11:08:15.30 11:08:15.30 11:08:19.94 11:09:06.73 0:00:51.43 0:00:48.20 93,72%
2 11:08:19.94 11:08:21.57
8 11:08:21.57 11:08:25.24
9 11:08:25.24 11:08:28.24
3 11:08:28.24 11:08:30.77
18 1
4 11:08:30.77 11:08:39.33
6 11:08:39.33 11:08:47.76
10 11:08:47.76 11:08:50.70
11 11:08:50.70 11:08:56.70
13 11:08:56.70 11:09:03.50
5 11:09:07.59 11:09:11.72 11:09:17.09 11:10:00.79 0:00:53.20 0:00:45.91 86,30%
7 11:09:17.28 11:09:25.48
19 11:09:25.65 11:09:27.28
2
20 11:09:27.48 11:09:38.77
21 11:09:38.90 11:09:40.74
22 11:09:40.93 11:09:57.63
12 11:10:02.12 11:10:07.45 11:10:11.00 11:12:14.25 00:02:12.13 00:00:34.55 26,15%
14 11:10:12.12 11:10:15.00
15 11:10:16.00 11:10:17.00
3
16 11:10:18.00 11:10:29.00
17 11:10:30.00 11:10:33.00
18 11:10:34.00 11:10:42.00
4 23 11:12:14.75 11:13:36.59 11:13:40.02 11:14:36.98 00:02:22.23 00:00:58.25 40,95%
46
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
24 11:13:42.99 11:13:45.52
25 11:13:47.22 11:13:53.02
26 11:13:53.89 11:13:56.69
27 11:13:59.55 11:14:05.75
28 11:14:08.22 11:14:10.22
29 11:14:19.11 11:14:25.55
30 11:14:31.38 11:14:34.84
1 11:09:07.79 11:09:07.79 11:09:12.93 11:10:04.18 0:00:56.39 0:00:53.19 94,33%
2 11:09:12.93 11:09:16.56
8 11:09:16.56 11:09:20.32
9 11:09:20.32 11:09:23.22
3 11:09:23.22 11:09:26.36
1
4 11:09:26.36 11:09:36.19
6 11:09:36.19 11:09:46.09
10 11:09:46.09 11:09:48.35
11 11:09:48.35 11:09:53.95
19
13 11:09:53.95 11:10:00.98
5 11:10:05.45 11:10:08.82 11:10:15.48 11:10:56.49 0:00:51.04 0:00:45.47 89,09%
7 11:10:15.65 11:10:21.61
19 11:10:21.70 11:10:23.88
2
20 11:10:24.08 11:10:39.00
21 11:10:39.13 11:10:41.20
22 11:10:41.36 11:10:54.29
3 12 11:10:58.77 11:11:03.13 11:11:07.14 11:14:01.52 00:03:02.75 00:00:30.96 16,94%
14 11:11:08.55 11:11:11.13
15 11:11:12.67 11:11:13.70
16 11:11:14.60 11:11:20.88
47
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
17 11:11:21.89 11:11:22.76
18 11:11:23.88 11:11:34.09
23 11:14:02.02 11:14:41.44 11:14:46.51 11:15:39.56 00:01:37.54 00:00:56.35 57,77%
24 11:14:48.67 11:14:50.74
25 11:14:56.07 11:15:01.50
26 11:15:03.40 11:15:07.10
4
27 11:15:09.40 11:15:15.90
28 11:15:16.87 11:15:18.56
29 11:15:22.40 11:15:28.23
30 11:15:34.06 11:15:37.79
1 11:10:13.35 11:10:13.35 11:10:15.51 11:11:15.60 0:01:02.25 0:00:58.75 94,38%
2 11:10:15.51 11:10:19.38
8 11:10:19.38 11:10:22.05
9 11:10:22.05 11:10:24.94
3 11:10:24.94 11:10:38.88
1 4 11:10:38.88 11:10:44.91
6 11:10:44.91 11:10:51.81
10 11:10:51.81 11:10:54.27
20
11 11:10:54.27 11:11:03.69
13 11:11:03.69 11:11:12.10
5 11:11:15.68 11:11:20.31 11:11:29.33 11:12:13.87 0:00:58.19 0:00:50.26 86,37%
7 11:11:30.97 11:11:39.36
19 11:11:39.53 11:11:42.39
2
20 11:11:42.63 11:11:55.12
21 11:11:55.28 11:12:00.35
22 11:12:00.55 11:12:10.57
48
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
12 11:12:15.57 11:12:20.54 11:12:24.11 11:14:26.93 00:02:11.36 00:00:34.58 26,32%
14 11:12:25.12 11:12:29.22
15 11:12:31.56 11:12:39.23
3
16 11:12:41.12 11:12:43.09
17 11:12:45.08 11:12:48.23
18 11:12:49.18 11:12:55.12
23 11:14:27.48 11:15:43.99 11:15:48.26 11:16:40.91 00:02:13.43 00:00:53.09 39,79%
24 11:15:53.72 11:15:54.86
25 11:15:56.52 11:16:00.79
26 11:16:02.75 11:16:04.99
4
27 11:16:09.75 11:16:15.02
28 11:16:17.02 11:16:18.22
29 11:16:20.35 11:16:26.91
30 11:16:33.18 11:16:37.08
1 11:11:16.59 11:11:17.79 11:11:19.36 11:12:19.69 0:01:03.10 0:01:01.90 98,10%
2 11:11:19.36 11:11:23.19
8 11:11:23.19 11:11:27.97
9 11:11:27.97 11:11:29.86
3 11:11:29.86 11:11:30.90
1
4 11:11:30.90 11:11:32.80
6 11:11:32.80 11:11:43.53
21 10 11:11:43.53 11:11:53.86
11 11:11:53.86 11:12:03.72
13 11:12:03.72 11:12:19.69
5 11:12:24.43 11:12:34.03 11:12:39.92 11:13:20.06 00:00:55.63 00:00:43.30 77,84%
7 11:12:40.82 11:12:48.18
2 19 11:12:48.78 11:12:52.51
20 11:12:52.81 11:13:04.57
21 11:13:04.94 11:13:06.37
49
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
2 22 11:13:07.07 11:13:17.33
12 11:13:21.27 11:13:24.47 11:13:28.10 11:14:26.93 00:01:05.66 00:00:31.56 48,07%
14 11:13:28.66 11:13:32.19
15 11:13:32.79 11:13:34.02
3
16 11:13:34.26 11:13:43:28
17 11:13:43.91 11:13:45.24
18 11:13:46.41 11:13:56.03
23 11:15:17.77 11:16:50.44 11:16:56.54 11:18:12.29 00:02:54.52 00:01:20.01 45,85%
24 11:16:58.07 11:16:58.71
25 11:17:01.34 11:17:24.56
26 11:17:27.77 11:17:30.06
4
27 11:17:36.56 11:17:46.83
28 11:17:48.63 11:17:50.99
29 11:17:52.56 11:18:00.62
30 11:18:04.39 11:18:10.45
1 11:12:33.22 11:12:33.22 11:12:36.45 11:13:36.81 0:01:03.59 0:01:00.45 95,06%
2 11:12:36.45 11:12:40.22
8 11:12:40.22 11:12:43.75
9 11:12:43.75 11:12:48.45
3 11:12:48.45 11:12:50.58
1
22 4 11:12:50.58 11:13:01.58
6 11:13:01.58 11:13:06.81
10 11:13:06.81 11:13:08.41
11 11:13:08.41 11:13:22.14
13 11:13:22.14 11:13:33.67
2 5 11:13:38.28 11:13:43.51 11:13:52.68 11:14:24.39 00:00:46.11 00:00:38.61 83,73%
50
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
7 11:13:53.28 11:13:57.31
19 11:13:57.51 11:13:59.37
20 11:13:59.97 11:14:09.66
21 11:14:10.16 11:14:11.63
22 11:14:12.03 11:14:22.12
12 11:14:25.43 11:14:34.65 11:14:39.61 11:15:13.50 00:00:48.07 00:00:36.42 75,76%
14 11:14:43.17 11:14:46.97
15 11:14:47.34 11:14:48.97
3
16 11:14:49.53 11:15:00.02
17 11:15:00.42 11:15:01.75
18 11:15:02.35 11:15:11.07
23 11:16:19.15 11:18:16.89 11:18:22.58 11:19:21.64 00:03:02.49 00:01:02.98 34,51%
24 11:18:24.52 11:18:25.55
25 11:18:26.35 11:18:32.95
26 11:18:34.71 11:18:37.01
4
27 11:18:39.35 11:18:46.64
28 11:18:49.54 11:18:51.91
29 11:18:56.08 11:19:10.67
30 11:19:15.24 11:19:19.87
1 11:13:38.01 11:13:38.01 11:13:42.47 11:14:37.03 0:00:59.02 0:00:55.28 93,66%
2 11:13:42.47 11:13:44.80
8 11:13:44.80 11:13:48.37
9 11:13:48.37 11:13:54.54
3 11:13:54.54 11:13:58.07
23 1
4 11:13:58.07 11:14:08.70
6 11:14:08.70 11:14:15.26
10 11:14:15.26 11:14:17.16
11 11:14:17.16 11:14:25.23
13 11:14:25.23 11:14:33.29
51
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
5 11:14:38.21 11:14:42.24 11:14:52.64 11:15:27.78 00:00:49.57 00:00:42.51 85,76%
7 11:14:53.24 11:15:00.87
19 11:15:01.43 11:15:02.96
2
20 11:15:03.66 11:15:14.22
21 11:15:14.96 11:15:16.16
22 11:15:16.72 11:15:24.75
12 11:15:28.79 11:15:31.68 11:15:39.67 11:16:15.56 00:00:46.77 00:00:43.12 92,20%
14 11:15:40.27 11:15:45.67
15 11:15:46.13 11:15:47.30
3
16 11:15:47.73 11:15:57.82
17 11:15:58.12 11:15:59.38
18 11:16:01.55 11:16:14.80
23 11:17:15.67 11:19:25.20 11:19:31.27 11:20:37.74 00:03:22.07 00:01:10.82 35,05%
24 11:19:34.17 11:19:35.60
25 11:19:40.26 11:19:48.96
26 11:19:52.83 11:19:55.23
4
27 11:19:57.99 11:20:08.92
28 11:20:12.79 11:20:16.39
29 11:20:19.55 11:20:27.35
30 11:20:32.15 11:20:36.02
1 11:15:45.51 11:15:45.51 11:15:50.61 11:16:42.97 0:00:57.46 0:00:51.92 90,36%
2 11:15:50.61 11:16:01.58
8 11:16:01.58 11:16:05.71
9 11:16:05.71 11:16:11.94
24 1 3 11:16:11.94 11:16:18.11
4 11:16:18.11 11:16:21.04
6 11:16:21.04 11:16:27.60
10 11:16:27.60 11:16:36.40
11 11:16:36.40 11:16:38.34
52
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
13 11:16:38.34 11:16:37.43
5 11:15:43.60 11:15:50.57 11:15:59.46 11:16:38.84 00:00:55.24 00:00:46.20 83,64%
7 11:16:00.64 11:16:07.46
19 11:16:08.79 11:16:09.95
2
20 11:16:10.59 11:16:23.75
21 11:16:24.91 11:16:27.61
22 11:16:28.18 11:16:36.77
12 11:16:40.07 11:16:43.20 11:16:47.96 11:17:13.49 00:00:33.42 00:00:28.53 85,37%
14 11:16:48.26 11:16:51.59
15 11:16:52.28 11:16:53.45
3
16 11:16:54.05 11:17:01.57
17 11:17:02.04 11:17:03.27
18 11:17:03.80 11:17:11.73
23 11:18:25.82 11:20:41.52 11:20:45,38 11:21:46.52 00:03:20.70 00:01:02.51 31,15%
24 11:20:48.15 11:20:51.31
25 11:20:55.15 11:21:04.91
26 11:21:06.31 11:21:12.31
4
27 11:21:13.24 11:21:18.31
28 11:21:18.84 11:21:23.01
29 11:21:23.44 11:21:35.34
30 11:21:36.33 11:21:44.03
1 11:16:52.53 11:16:52.53 11:16:55.56 11:17:55.15 0:01:02.62 0:00:57.92 92,49%
2 11:16:55.56 11:17:00.00
8 11:17:00.00 11:17:05.23
9 11:17:05.23 11:17:09.30
25 1
3 11:17:09.30 11:17:12.86
4 11:17:12.86 11:17:28.06
6 11:17:28.06 11:17:34.29
10 11:17:34.29 11:17:36.19
53
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
11 11:17:36.19 11:17:42.16
13 11:17:42.16 11:17:50.45
5 11:16:43.13 11:16:53.76 11:16:59.49 11:17:34.47 00:00:51.34 00:00:36.94 71,95%
7 11:17:00.56 11:17:04.95
19 11:17:05.79 11:17:06.48
2
20 11:17:07.25 11:17:17.28
21 11:17:17.48 11:17:19.41
22 11:17:19.84 11:17:30.70
12 11:18:51.04 11:18:53.90 11:18:58.45 11:19:26.76 0:00:35.72 0:00:30.63 85,75%
14 11:18:59.43 11:19:03.04
15 11:19:03.36 11:19:05.06
3
16 11:19:05.42 11:19:12.40
17 11:19:13.25 11:19:14.61
18 11:19:15.11 11:19:24.53
23 11:19:27.60 11:21:47.47 11:22:07.89 11:23:02.84 00:03:35:240 00:01:13:170 33,99%
24 11:22:07.98 11:22:12.32
25 11:22:12.72 11:22:26.31
26 11:22:27.00 11:22:32.24
4
27 11:22:32.54 11:22:39.54
28 11:22:39.84 11:22:43.67
29 11:22:44.11 11:22:51.95
30 11:22:52.31 11:23:00.64
1 11:17:56.51 11:17:56.51 11:18:01.14 11:18:49.34 0:00:52.83 0:00:48.40 91,61%
2 11:18:01.14 11:18:04.32
8 11:18:04.32 11:18:07.62
26 1 9 11:18:07.62 11:18:10.02
3 11:18:10.02 11:18:20.35
4 11:18:20.35 11:18:26.18
6 11:18:26.18 11:18:31.45
54
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
10 11:18:31.45 11:18:34.91
11 11:18:34.91 11:18:40.28
13 11:18:40.28 11:18:44.91
5 11:17:56.29 11:18:01.28 11:18:06.35 11:18:49.28 00:00:52.99 00:00:45.61 86,07%
7 11:18:07.55 11:18:15.47
19 11:18:15.37 11:18:19.17
2
20 11:18:19.84 11:18:34.06
21 11:18:34.80 11:18:36.69
22 11:18:36.89 11:18:46.89
12 11:19:30.43 11:19:32.96 11:19:37.20 11:20:17.64 0:00:47.21 0:00:32.19 68,18%
14 11:19:38.05 11:19:41.98
15 11:19:42.68 11:19:44.58
3
16 11:19:45.04 11:19:53.33
17 11:19:54.03 11:19:55.05
18 11:19:55.73 11:20:05.15
23 11:20:17.26 11:23:04.31 11:23:11.37 11:24:26.38 00:04:09:120 00:01:10:970 28,49%
24 11:23:11.43 11:23:14.34
25 11:23:14.37 11:23:19.44
26 11:23:20.33 11:23:36.99
4
27 11:23:39.09 11:23:41.29
28 11:23:42.90 11:23:51.09
29 11:23:55.06 11:23:59.98
30 11:24:00.02 11:24:15.28
1 11:19:05.31 11:19:05.31 11:19:07.90 11:19:59.35 0:00:54.04 0:00:50.84 94,08%
2 11:19:07.90 11:19:11.69
8 11:19:11.69 11:19:13.70
27 1
9 11:19:13.70 11:19:18.54
3 11:19:18.54 11:19:21.80
4 11:19:21.80 11:19:27.20
55
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
6 11:19:27.20 11:19:35.70
10 11:19:35.70 11:19:37.70
11 11:19:37.70 11:19:46.35
13 11:19:46.35 11:19:56.15
5 11:18:49.69 11:18:54.05 11:18:58.21 11:19:28.89 00:00:39.20 00:00:31.81 81,15%
7 11:18:58.95 11:19:03.31
19 11:19:04.01 11:19:05.64
2
20 11:19:06.01 11:19:14.20
21 11:19:14.84 11:19:16.63
22 11:19:17.63 11:19:25.86
12 11:20:52.90 11:20:55.89 11:20:59.55 11:21:37.37 0:00:44.47 0:00:34.46 77,49%
14 11:21:00.48 11:21:04.51
15 11:21:05.18 11:21:06.28
3
16 11:21:07.18 11:21:15.85
17 11:21:16.76 11:21:17.93
18 11:21:18.53 11:21:30.35
23 11:21:37.47 11:24:28.76 11:24:36.51 11:27:10.64 00:05:33:170 00:02:40:210 48,09%
24 11:25:19.87 11:25:22.13
25 11:25:22.73 11:25:35.80
26 11:25:36.03 11:25:39.00
4
27 11:25:40.60 11:25:49.93
28 11:25:51.63 11:25:55.33
29 11:25:55.54 11:26:19.95
30 11:26:20.34 11:27:08.97
1 11:20:02.09 11:20:02.09 11:20:05.18 11:20:51.68 0:00:49.59 0:00:45.91 92,58%
2 11:20:05.18 11:20:09.00
28 1 8 11:20:09.00 11:20:12.56
9 11:20:12.56 11:20:14.66
3 11:20:14.66 11:20:19.69
56
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
4 11:20:19.69 11:20:23.98
6 11:20:23.98 11:20:30.82
10 11:20:30.82 11:20:33.48
11 11:20:33.48 11:20:41.35
13 11:20:41.35 11:20:48.00 11:20:51.87 00:00:50.76 00:00:44.80 88,26%
7 11:20:12.53 11:20:23.56
19 11:20:24.49 11:20:25.36
2
20 11:20:25.86 11:20:33.25
21 11:20:33.55 11:20:34.88
22 11:20:34.72 11:20:50.37
12 11:21:46.66 11:21:49.89 11:21:57.78 11:22:43.29 0:00:56.63 0:00:45.41 80,19%
14 11:21:58.25 11:22:03.04
15 11:22:04.14 11:22:05.40
3
16 11:22:05.97 11:22:25.21
17 11:22:26.01 11:22:27.10
18 11:22:27.55 11:22:35.30
23 11:21:37.60 11:27:11.35 11:27:20.40 11:28:39.78 00:07:02:180 00:01:27:330 20,69%
24 11:27:20.77 11:27:24.61
25 11:27:25.03 11:27:29.89
26 11:27:30.33 11:27:40.16
4
27 11:27:41.50 11:27:54.43
28 11:27:55.60 11:28:22.73
29 11:28:25.60 11:28:31.98
30 11:28:34.68 11:28:38.68
1 11:21:01.77 11:21:01.77 11:21:07.54 11:21:53.00 0:00:51.23 0:00:48.36 94,40%
2 11:21:07.54 11:21:09.20
29 1 8 11:21:09.20 11:21:13.30
9 11:21:15.54 11:21:18.27
3 11:21:18.27 11:21:19.30
57
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
4 11:21:20.13 11:21:27.40 4
6 11:21:27.40 11:21:33.03 6
10 11:21:33.43 11:21:36.11 10
11 11:21:36.37 11:21:44.33 11
13 11:21:45.00 11:21:50.13 13
5 11:21:54.42 11:21:59.45 11:22:05.54 11:22:44.27 0:00:49.85 0:00:42.93 86,12%
7 11:22:08.77 11:22:13.39
19 11:22:15.45 11:22:16.39
2
20 11:22:18.78 11:22:29.88
21 11:22:30.12 11:22:31.59
22 11:22:32.14 11:22:42.38
12 11:22:47.02 11:22:49.63 11:22:53.95 11:23:26.64 0:00:39.62 0:00:34.08 86,02%
14 11:22:54.28 11:22:58.41
15 11:22:58.71 11:23:00.47
3
16 11:23:00.84 11:23:10.29
17 11:23:10.56 11:23:13.72
18 11:23:14.16 11:23:23.71
23 11:23:26.83 11:29:27.97 11:29:31.17 11:30:37.12 00:07:10.29 00:01:07.75 15,75%
24 11:29:31.77 11:29:33.80
25 11:29:37.47 11:29:45.87
26 11:29:46.47 11:29:50.90
4
27 11:29:54.03 11:30:00.50
28 11:30:02.46 11:30:05.93
29 11:30:06.66 11:30:29.59
30 11:30:30.45 11:30:35.72
1 11:21:56.73 11:21:56.73 11:21:57.33 11:22:54.65 0:00:57.92 0:00:54.19 93,56%
2 11:21:58.36 11:22:01.13
30 1
8 11:22:02.73 11:22:04.73
9 11:22:06.16 11:22:08.56
58
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
3 11:22:09.39 11:22:11.02
4 11:22:11.92 11:22:17.16
6 11:22:18.56 11:22:23.52
10 11:22:26.36 11:22:33.96
11 11:22:41.52 11:22:44.57
5 11:22:45.27 11:22:53.32 11:22:59.25 11:23:37.33 0:00:52.06 0:00:41.93 80,54%
7 11:23:00.26 11:23:08.76
19 11:23:09.19 11:23:10.66
2
20 11:23:12.55 11:23:22.91
21 11:23:23.10 11:23:24.43
22 11:23:25.49 11:23:35.25
12 11:23:39.06 11:23:43.09 11:23:47.88 11:24:31.43 0:00:52.37 0:00:45.01 85,95%
14 11:23:48.75 11:23:52.84
15 11:23:53.11 11:23:55.84
3
16 11:23:56.17 11:24:10.69
17 11:24:11.12 11:24:12.88
18 11:24:13.28 11:24:28.10
23 11:24:31.75 11:30:40.35 11:30:43.38 11:31:40.57 00:07:08.82 00:00:58.39 13,62%
24 11:30:44.52 11:30:46.18
25 11:30:47.75 11:30:57.55
26 11:31:03.61 11:31:06.28
4
27 11:31:07.21 11:31:17.39
28 11:31:18.24 11:31:21.74
29 11:31:22.44 11:31:31.95
30 11:31:32.84 11:31:38.74
1 11:23:00.00 11:23:01.08 11:23:02.13 11:23:50.00 0:00:50.00 0:00:44.86 89,72%
2 11:23:03.31 11:23:06.15
31 1
8 11:23:08.46 11:23:10.46
9 11:23:11.68 11:23:13.00
59
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
3 11:23:15.88 11:23:18.91
4 11:23:18.91 11:23:25.94
6 11:23:25.94 11:23:33.14
10 11:23:33.14 11:23:35.57
11 11:23:35.57 11:23:41.41
13 11:23:41.41 11:23:45.94
5 11:23:52.35 11:24:00.67 11:24:07.48 11:24:58.84 0:01:06.49 0:00:54.99 82,70%
7 11:24:14.39 11:24:19.56
19 11:24:22.69 11:24:24.77
2
20 11:24:25.32 11:24:35.84
21 11:24:38.27 11:24:40.34
22 11:24:41.39 11:24:55.66
12 11:24:59.53 11:25:04.02 11:25:10.85 11:26:00.49 0:01:00.96 0:00:51.97 85,25%
14 11:25:11.48 11:25:16.44
15 11:25:21.67 11:25:24.23
3
16 11:25:24.80 11:25:40.05
17 11:25:40.31 11:25:42.11
18 11:25:42.61 11:25:55.99
23 11:25:58.92 11:31:44.30 11:31:47.53 11:33:49.35 00:07:50.43 00:02:03.18 26,18%
24 11:31:48.77 11:31:50.64
25 11:31:59.93 11:32:08.80
26 11:32:09.33 11:32:11.26
4
27 11:32:12.10 11:33:05.85
28 11:33:07.85 11:33:09.95
29 11:33:12.98 11:33:22.15
30 11:33:43.05 11:33:47.48
1 11:23:54.80 11:23:54.80 11:24:00.37 11:25:02.06 0:01:07.26 0:01:03.89 94,99%
32 1 2 11:24:00.37 11:24:03.90
8 11:24:11.20 11:24:15.20
60
Tabel 2.17 Rekapitulasi Waktu Pengerjaan (Lanjutan)
Waktu Waktu
Operasi Waktu Waktu Total Total Waktu
Perakitan SK Mulai Selesai Efisiensi
Kerja Masuk SK Selesai SK Waktu SK Pengerjaan
Proses Proses
9 11:24:15.80 11:24:19.40
3 11:24:19.86 11:24:23.43
4 11:24:27.06 11:24:32.20
6 11:24:34.09 11:24:41.59
10 11:24:42.29 11:24:43.80
11 11:24:44.69 11:24:52.36
13 11:24:54.09 11:24:58.69
5 11:25:03.67 11:25:21.44 11:25:27.43 11:26:14.65 0:01:10.98 0:00:49.99 70,43%
7 11:25:28.74 11:25:34.77
19 11:25:35.92 11:25:37.53
2
20 11:25:38.46 11:25:52.75
21 11:25:56.82 11:25:59.49
22 11:26:01.23 11:26:11.43
12 11:26:15.40 11:26:19.56 11:26:24.49 11:26:56.42 0:00:41.02 0:00:33.76 82,30%
14 11:26:24.89 11:26:28.85
15 11:26:29.35 11:26:30.82
3
16 11:26:31.28 11:26:40.41
17 11:26:40.71 11:26:42.44
18 11:26:43.04 11:26:53.32
23 11:26:55.11 11:33:53.75 11:33:56.25 11:34:49.52 00:07:54.41 00:00:53.54 11,29%
24 11:33:56.65 11:33:58.91
25 11:33:59.84 11:34:10.51
26 11:34:12.01 11:34:16.07
4
27 11:34:17.21 11:34:23.44
28 11:34:29.97 11:34:32.87
29 11:34:33.80 11:34:40.87
30 11:34:41.92 11:34:47.29
61
2.2.9 Perhitungan Waktu Stasiun Kerja
2.2.9.1 Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal merupakan waktu yang dibutuhkan suatu pekerjaan atau job berada
di stasiun kerja (Asih, 2004). Dalam hal ini, waktu tinggal merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu komponen dari mulai komponen tersebut masuk ke dalam stasiun
kerja sampai komponen tersebut diproses. Dalam penerapannya pada praktikum ini,
waktu tinggal komponen dihitung mulai dari waktu masuk komponen ke stasiun kerja
sampai waktu komponen tersebut diproses pada suatu operasi.
a. Stasiun Kerja 1
Komponen Holder (Operasi ke-1)
- Nama Operator : Alfian Roja Sulthon fatah
- Nama Operasi : Memasang holder kanan ke axle depan
- Contoh Perhitungan (Perakitan ke-1) :
Waktu tinggal komponen = 10:47:31.79 – 10:47:26.96
Waktu tinggal komponen = 00:00:04.83
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen
holder.
Tabel 2. 18 Perhitungan Waktu Tunggal Holder SK 1
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
62
Tabel 2.18 Perhitungan Waktu Tunggal Holder SK 1 (Lanjutan)
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
63
Komponen Axle (Operasi ke-1)
- Nama Operator : Alfian Roja Sulthon fatah
- Nama Operasi : Memasang holder kanan ke axle depan
- Contoh Perhitungan (Perakitan ke-2) :
Waktu tinggal komponen = 10:47:31.79 – 10:47:26.96
Waktu tinggal komponen = 00:00:04.83
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen
holder.
Tabel 2. 19 Perhitungan Waktu Tunggal Axle SK 1
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
64
Tabel 2. 20 Perhitungan Waktu Tunggal Axle SK 1 (Lanjutan)
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
65
- Contoh Perhitungan (Perakitan ke-3) :
Waktu tinggal komponen = 10:47:36.59 – 10:47:26.96
Waktu tinggal komponen = 00:00:09.63
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen
holder.
Tabel 2. 21 Perhitungan Waktu Tunggal Holder SK 1
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
66
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
67
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
1 10:47:47.02 10:47:26.96 00:00:20.06
2 10:48:41.78 10:47:26.96 00:01:14.82
3 10:49:54.43 10:47:26.96 00:02:27.47
4 10:50:59.15 10:47:26.96 00:03:32.19
5 10:52:11.87 10:50:37.52 00:01:34.35
6 10:53:20.19 10:50:37.52 00:02:42.67
7 10:54:24.34 10:52:42.40 00:01:41.94
8 10:55:31.29 10:52:42.40 00:02:48.89
9 10:57:00.84 10:54:54.03 00:02:06.81
10 10:57:57.56 10:54:54.03 00:03:03.53
11 10:59:12.45 10:57:34.94 00:01:37.51
12 11:01:41.25 10:59:32.34 00:02:08.91
13 11:02:56.90 10:59:32.58 00:03:24.32
14 11:04:15.92 11:02:05.57 00:02:10.35
15 11:05:25.80 11:02:05.57 00:03:20.23
16 11:06:38.89 11:04:47.95 00:01:50.94
17 11:07:28.25 11:04:47.95 00:02:40.30
18 11:08:28.24 11:07:03.12 00:01:25.12
19 11:09:23.22 11:07:03.12 00:02:20.10
20 11:10:24.94 11:07:03.12 00:03:21.82
21 11:11:29.86 11:08:52.33 00:02:37.53
22 11:12:48.45 11:11:06.38 00:01:42.07
23 11:13:54.54 11:11:06.38 00:02:48.16
24 11:16:11.94 11:13:33.17 00:02:38.77
25 11:17:09.30 11:15:47.58 00:01:21.72
26 11:18:10.02 11:15:47.58 00:02:22.44
27 11:19:18.54 11:18:00.04 00:01:18.50
28 11:20:14.66 11:18:00.04 00:02:14.62
29 11:21:18.27 11:19:56.22 00:01:22.05
30 11:22:09.39 11:19:56.22 00:02:13.17
31 11:23:15.88 11:19:56.22 00:03:19.66
32 11:24:19.86 11:21:54.96 00:02:24.90
68
komponen chasis.
69
Tabel 2. 25 Perhitungan Waktu Tunggal Bolt Type 1 SK 1 (Lanjutan)
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
70
Gambar 2. 18 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen bolt type 1
71
Perakitan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk Komponen Dalam SK Waktu Tinggal Komponen
72
Gambar 2. 19 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen bolt type 1
73
Tabel 2. 29 Perhitungan Waktu Tunggal Holder SK 1 (lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Perakitan
Proses SK Komponen
9 10:56:50.81 10:54:56.53 00:01:54.28
10 10:57:48.73 10:54:56.53 00:02:52.20
11 10:59:02.22 10:57:32.10 00:01:30.12
12 11:01:32.42 10:59:33.38 00:01:59.04
13 11:02:31.57 10:59:33.48 00:02:58.09
14 11:04:09.75 11:02:07.34 00:02:02.41
15 11:05:15.94 11:02:07.34 00:03:08.60
16 11:06:29.23 11:04:49.55 00:01:39.68
17 11:07:21.95 11:04:49.55 00:02:32.40
18 11:08:21.57 11:07:06.62 00:01:14.95
19 11:09:16.56 11:07:06.62 00:02:09.94
20 11:10:19.38 11:07:06.62 00:03:12.76
21 11:11:23.19 11:08:47.33 00:02:35.86
22 11:12:40.22 11:11:10.13 00:01:30.09
23 11:13:44.80 11:11:10.13 00:02:34.67
24 11:16:01.58 11:13:29.73 00:02:31.85
25 11:17:00.00 11:15:44.31 00:01:15.69
26 11:18:04.32 11:15:44.31 00:02:20.01
27 11:19:11.69 11:18:01.27 00:01:10.42
28 11:20:09.00 11:18:01.27 00:02:07.73
29 11:21:09.20 11:20:00.02 00:01:09.18
30 11:22:02.73 11:20:00.02 00:02:02.71
31 11:23:08.46 11:20:00.02 00:03:08.44
32 11:24:11.20 11:21:58.53 00:02:12.67
74
Gambar 2. 20 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen holder 1
75
Tabel 2. 31 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 8 SK 1 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Perakitan
Proses SK Komponen
12 11:01:32.42 10:57:28.20 00:04:04.22
13 11:02:31.57 10:59:30.54 00:03:01.03
14 11:04:09.75 10:59:30.54 00:04:39.21
15 11:05:15.94 10:59:30.54 00:05:45.40
16 11:06:29.23 11:04:52.65 00:01:36.58
17 11:07:21.95 11:04:52.65 00:02:29.30
18 11:08:21.57 11:04:52.65 00:03:28.92
19 11:09:16.56 11:04:52.65 00:04:23.91
20 11:10:19.38 11:07:04.65 00:03:14.73
21 11:11:23.19 11:07:04.65 00:04:18.54
22 11:12:40.22 11:11:02.13 00:01:38.09
23 11:13:44.80 11:11:02.13 00:02:42.67
24 11:16:01.58 11:13:36.31 00:02:25.27
25 11:17:00.00 11:13:36.31 00:03:23.69
26 11:18:04.32 11:13:36.31 00:04:28.01
27 11:19:11.69 11:15:40.85 00:03:30.84
28 11:20:09.00 11:15:40.85 00:04:28.15
29 11:21:09.20 11:18:04.22 00:03:04.98
30 11:22:02.73 11:18:04.22 00:03:58.51
31 11:23:08.46 11:18:04.22 00:05:04.24
32 11:24:11.20 11:18:07.05 00:06:04.15
76
Gambar 2. 21 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen axle
77
Tabel 2. 33 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 9 SK 1 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Perakitan
Proses SK Komponen
12 11:01:35.32 10:59:33.38 00:02:01.94
13 11:02:50.57 10:59:33.48 00:03:17.09
14 11:04:12.95 11:02:07.34 00:02:05.61
15 11:05:18.41 11:02:07.34 00:03:11.07
16 11:06:38.53 11:04:49.55 00:01:48.98
17 11:07:25.78 11:04:49.55 00:02:36.23
18 11:08:25.24 11:07:06.62 00:01:18.62
19 11:09:20.32 11:07:06.62 00:02:13.70
20 11:10:22.05 11:07:06.62 00:03:15.43
21 11:11:27.97 11:08:47.33 00:02:40.64
22 11:12:43.75 11:11:10.13 00:01:33.62
23 11:13:48.37 11:11:10.13 00:02:38.24
24 11:16:05.71 11:13:29.73 00:02:35.98
25 11:17:05.23 11:15:44.31 00:01:20.92
26 11:18:07.62 11:15:44.31 00:02:23.31
27 11:19:13.70 11:18:01.27 00:01:12.43
28 11:20:12.56 11:18:01.27 00:02:11.29
29 11:21:15.54 11:20:00.02 00:01:15.52
30 11:22:06.16 11:20:00.02 00:02:06.14
31 11:23:11.68 11:20:00.02 00:03:11.66
32 11:24:15.80 11:21:58.53 00:02:17.27
78
Gambar 2. 22 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen holder
79
Tabel 2. 27 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 10 SK 1 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Perakitan
Proses SK Komponen
12 11:02:00.41 10:59:28.48 00:02:31.93
13 11:03:23.40 10:59:28.56 00:03:54.84
14 11:04:41.78 11:02:03.01 00:02:38.77
15 11:05:48.90 11:02:03.01 00:03:45.89
16 11:06:57.79 11:04:45.45 00:02:12.34
17 11:07:45.98 11:04:45.45 00:03:00.53
18 11:08:50.70 11:07:08.75 00:01:41.95
19 11:09:48.35 11:07:08.75 00:02:39.60
20 11:10:54.27 11:07:08.75 00:03:45.52
21 11:11:53.86 11:08:57.33 00:02:56.53
22 11:13:08.41 11:11:25.30 00:01:43.11
23 11:14:17.16 11:11:25.30 00:02:51.86
24 11:16:36.40 11:13:38.91 00:02:57.49
25 11:17:36.19 11:15:36.07 00:02:00.12
26 11:18:34.91 11:15:36.07 00:02:58.84
27 11:19:37.70 11:17:57.28 00:01:40.42
28 11:20:33.48 11:17:57.28 00:02:36.20
29 11:21:36.37 11:20:04.83 00:01:31.54
30 11:22:41.52 11:20:04.83 00:02:36.69
31 11:23:35.57 11:20:04.83 00:03:30.74
32 11:24:44.69 11:21:47.66 00:02:57.03
80
Gambar 2. 23 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen bolt type
1.
Komponen Bolt Type 1 (Operasi ke-13)
- Nama Operator : Alfian Roja Sulthon Fatah
- Nama Operasi : Memasang bolt type I ke holder kiri bawah
- Contoh Perhitungan (Perakitan ke-1):
Waktu tinggal komponen = 10:47:26.96 – 10:48:10.38
Waktu tinggal komponen = 00:00:43.42
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen
bolt type 1.
Tabel 2. 35 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 11 SK 1
Perakitan Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Proses SK Komponen
1 10:48:10.38 10:47:26.96 00:00:43.42
2 10:49:08.01 10:47:26.96 00:01:41.05
3 10:50:31.42 10:47:26.96 00:03:04.46
4 10:51:37.81 10:47:26.96 00:04:10.85
5 10:52:48.86 10:50:41.45 00:02:07.41
6 10:53:51.45 10:50:41.45 00:03:10.00
7 10:55:01.87 10:52:40.30 00:02:21.57
8 10:56:19.38 10:52:40.30 00:03:39.08
9 10:57:27.37 10:54:51.74 00:02:35.63
10 10:58:32.36 10:54:51.74 00:03:40.62
11 10:59:42.88 10:57:29.74 00:02:13.14
81
Tabel 2. 28 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 11 SK 1 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Perakitan
Proses SK Komponen
12 11:02:05.04 10:59:28.48 00:02:36.56
13 11:03:31.00 10:59:28.56 00:04:02.44
14 11:04:51.88 11:02:03.01 00:02:48.87
15 11:05:59.33 11:02:03.01 00:03:56.32
16 11:07:05.19 11:04:45.45 00:02:19.74
17 11:07:51.44 11:04:45.45 00:03:05.99
18 11:08:56.70 11:07:08.75 00:01:47.95
19 11:09:53.95 11:07:08.75 00:02:45.20
20 11:11:03.69 11:07:08.75 00:03:54.94
21 11:12:03.72 11:08:57.33 00:03:06.39
22 11:13:22.14 11:11:25.30 00:01:56.84
23 11:14:25.23 11:11:25.30 00:02:59.93
24 11:16:38.34 11:13:38.91 00:02:59.43
25 11:17:42.16 11:15:36.07 00:02:06.09
26 11:18:40.28 11:15:36.07 00:03:04.21
27 11:19:46.35 11:17:57.28 00:01:49.07
28 11:20:41.35 11:17:57.28 00:02:44.07
29 11:21:45.00 11:20:04.83 00:01:40.17
30 11:22:46.07 11:20:04.83 00:02:41.24
31 11:23:41.41 11:20:04.83 00:03:36.58
32 11:24:54.09 11:21:47.66 00:03:06.43
82
Gambar 2. 24 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen bolt type
1
b. Stasiun Kerja 2
Komponen Bolt Type 1 (Operasi ke-5)
- Nama Operator : Muhammad Farid Ayyasyi
- Nama Operasi : Memasang bolt type I ke holder kanan atas
- Contoh Perhitungan (Perakitan ke-1):
Waktu tinggal komponen = 10:47:23.94 – 10:48:28.53
Waktu tinggal komponen = 00:01:04.59
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen
bolt type 1.
Tabel 2. 36 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 1 SK 2
Perakitan Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Proses SK Komponen
1 10:48:28.53 10:47:23.94 00:01:04.59
2 10:49:29.46 10:47:23.94 00:02:05.52
3 10:50:47.77 10:47:23.94 00:03:23.83
4 10:51:55.06 10:47:23.94 00:04:31.12
5 10:53:06.05 10:47:23.94 00:05:42.11
6 10:54:07.10 10:47:23.94 00:06:43.16
7 10:55:28.42 10:47:23.94 00:08:04.48
8 10:56:36.67 10:47:23.94 00:09:12.73
9 10:57:44.56 10:54:02.54 00:03:42.02
83
Tabel 2. 29 Perhitungan Waktu Tinggal Komponen 1 SK 2 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Komponen Dalam Waktu Tinggal
Perakitan
Proses SK Komponen
10 10:58:48.62 10:54:02.54 00:04:46.08
11 10:59:59.54 10:54:02.54 00:05:57.00
12 11:02:32.04 10:54:02.54 00:08:29.50
13 11:03:58.19 10:58:28.37 00:05:29.82
14 11:05:15.14 10:58:28.37 00:06:46.77
15 11:06:16.43 10:58:28.37 00:07:48.06
16 11:07:22.39 10:58:28.37 00:08:54.02
17 11:08:17.76 11:05:18.01 00:02:59.75
18 11:09:11.72 11:05:18.01 00:03:53.71
19 11:10:08.82 11:05:18.01 00:04:50.81
20 11:11:20.31 11:05:18.01 00:06:02.30
21 11:12:34.03 11:09:27.11 00:03:06.92
22 11:13:43.51 11:09:27.11 00:04:16.40
23 11:14:42.24 11:09:27.11 00:05:15.13
24 11:15:50.57 11:09:27.11 00:06:23.46
25 11:16:53.76 11:13:20.26 00:03:33.50
26 11:18:01.28 11:13:20.26 00:04:41.02
27 11:18:54.05 11:13:20.26 00:05:33.79
28 11:20:05.57 11:13:20.26 00:06:45.31
29 11:21:59.45 11:17:31.20 00:04:28.25
30 11:22:53.32 11:17:31.20 00:05:22.12
31 11:24:00.67 11:17:31.20 00:06:29.47
32 11:25:21.44 11:22:02.20 00:03:19.24
84
Gambar 2. 25 Grafik rekapitulasi perhitungan waktu tinggal komponen bolt type
1.
2. Komponen Bolt Type 1 (Operasi ke -7)
- Nama operator : Muhammad Farid Ayyasyi
- Operasi kerja : Memasang bolt type 1 ke hplder kiri bawah
- Waktu Tinggal Komponen:
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:48:38.29 – 10:47:23.94 = 00:01:14.35
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 37 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 2
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:48:38.29 10:47:23.94 00:01:14.35
2 10:49:38.08 10:47:23.94 00:02:14.14
3 10:50:53.37 10:47:23.94 00:03:29.43
4 10:52:03.46 10:47:23.94 00:04:39.52
5 10:53:13.51 10:47:23.94 00:05:49.57
6 10:54:15.50 10:47:23.94 00:06:51.56
7 10:55:36.84 10:47:23.94 00:08:12.90
8 10:56:44.47 10:47:23.94 00:09:20.53
9 10:57:50.96 10:54:02.54 00:03:48.42
10 10:58:54.12 10:54:02.54 00:04:51.58
11 11:00:05.47 10:54:02.54 00:06:02.93
12 11:02:41.37 10:54:02.54 00:08:38.83
13 11:04:05.59 10:58:28.37 00:05:37.22
14 11:05:22.10 10:58:28.37 00:06:53.73
15 11:06:26.63 10:58:28.37 00:07:58.26
16 11:07:29.62 10:58:28.37 00:09:01.25
85
Tabel 2. 30 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 2 (Lanjutan)
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
17 11:08:24.75 11:05:18.01 00:03:06.74
18 11:09:17.28 11:05:18.01 00:03:59.27
19 11:10:15.65 11:05:18.01 00:04:57.64
20 11:11:30.97 11:05:18.01 00:06:12.96
21 11:12:40.82 11:09:27.11 00:03:13.71
22 11:13:53.28 11:09:27.11 00:04:26.17
23 11:14:53.24 11:09:27.11 00:05:26.13
24 11:16:00.64 11:09:27.11 00:06:33.53
25 11:17:00.56 11:13:20.26 00:03:40.30
26 11:18:07.55 11:13:20.26 00:04:47.29
27 11:18:58.95 11:13:20.26 00:05:38.69
28 11:20:12.53 11:13:20.26 00:06:52.27
29 11:22:08.77 11:17:31.20 00:04:37.57
30 11:23:00.26 11:17:31.20 00:05:29.06
31 11:24:14.39 11:17:31.20 00:06:43.19
32 11:25:28.74 11:22:02.20 00:03:26.54
86
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:48:46.32– 10:47:23.94 = 00:01:22.38
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 38 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:48:46.32 10:47:23.94 00:01:22.38
2 10:49:43.75 10:47:23.94 00:02:19.81
3 10:51:01.16 10:47:23.94 00:03:37.22
4 10:52:09.85 10:47:23.94 00:04:45.91
5 10:53:21.97 10:47:23.94 00:05:58.03
6 10:54:23.85 10:47:23.94 00:06:59.91
7 10:55:41.84 10:47:23.94 00:08:17.90
8 10:56:50.96 10:47:23.94 00:09:27.02
9 10:57:57.32 10:53:58.87 00:03:58.45
10 10:59:00.48 10:53:58.87 00:05:01.61
11 11:00:13.20 10:53:58.87 00:06:14.33
12 11:02:49.83 10:53:58.87 00:08:50.96
13 11:04:10.52 10:58:14.54 00:05:55.98
14 11:05:28.13 10:58:14.54 00:07:13.59
15 11:06:37.32 10:58:14.54 00:08:22.78
16 11:07:36.78 10:58:14.54 00:09:22.24
17 11:08:31.08 11:05:11.01 00:03:20.07
18 11:09:25.65 11:05:11.01 00:04:14.64
19 11:10:21.70 11:05:11.01 00:05:10.69
20 11:11:39.53 11:05:11.01 00:06:28.52
21 11:12:48.78 11:09:22.82 00:03:25.96
22 11:13:57.51 11:09:22.82 00:04:34.69
23 11:15:01.43 11:09:22.82 00:05:38.61
24 11:16:08.79 11:09:22.82 00:06:45.97
25 11:17:05.79 11:13:14.47 00:03:51.32
26 11:18:15.37 11:13:14.47 00:05:00.90
27 11:19:04.01 11:13:14.47 00:05:49.54
28 11:20:24.49 11:13:14.47 00:07:10.02
29 11:22:15.45 11:17:27.44 00:04:48.01
30 11:23:09.19 11:17:27.44 00:05:41.75
31 11:24:22.69 11:17:27.44 00:06:55.25
32 11:25:35.92 11:22:00.23 00:03:35.69
87
Gambar 2. 27 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2
88
Tabel 2. 32 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 2 (Lanjutan)
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
11 11:00:16.13 10:54:06.44 00:06:09.69
12 11:02:53.16 10:54:06.44 00:08:46.72
13 11:04:12.78 10:58:27.30 00:05:45.48
14 11:05:31.96 10:58:27.30 00:07:04.66
15 11:06:39.82 10:58:27.30 00:08:12.52
16 11:07:38.58 10:58:27.30 00:09:11.28
17 11:08:32.98 11:05:15.54 00:03:17.44
18 11:09:27.48 11:05:15.54 00:04:11.94
19 11:10:24.08 11:05:15.54 00:05:08.54
20 11:11:42.63 11:05:15.54 00:06:27.09
21 11:12:52.81 11:09:24.45 00:03:28.36
22 11:13:59.97 11:09:24.45 00:04:35.52
23 11:15:03.66 11:09:24.45 00:05:39.21
24 11:16:10.59 11:09:24.45 00:06:46.14
25 11:17:07.25 11:13:18.56 00:03:48.69
26 11:18:19.84 11:13:18.56 00:05:01.28
27 11:19:06.01 11:13:18.56 00:05:47.45
28 11:20:25.86 11:13:18.56 00:07:07.30
29 11:22:18.78 11:17:29.27 00:04:49.51
30 11:23:12.55 11:17:29.27 00:05:43.28
31 11:24:25.32 11:17:29.27 00:06:56.05
32 11:25:38.46 11:22:04.63 00:03:33.83
89
5. Komponen Tire (Operasi ke -21)
- Nama operator : Muhammad Farid Ayyasyi
- Operasi kerja : Memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder
- Waktu Tinggal Komponen:
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:49:02.77 – 10:47:23.94 = 00:01:38.83
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 40 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:49:02.77 10:47:23.94 00:01:38.83
2 10:49:58.00 10:47:23.94 00:02:34.06
3 10:51:13.89 10:47:23.94 00:03:49.95
4 10:52:22.38 10:47:23.94 00:04:58.44
5 10:53:34.77 10:47:23.94 00:06:10.83
6 10:54:43.11 10:47:23.94 00:07:19.17
7 10:55:52.90 10:47:23.94 00:08:28.96
8 10:57:03.42 10:47:23.94 00:09:39.48
9 10:58:07.15 10:53:58.87 00:04:08.28
10 10:59:12.84 10:53:58.87 00:05:13.97
11 11:00:24.16 10:53:58.87 00:06:25.29
12 11:03:06.46 10:53:58.87 00:09:07.59
13 11:04:25.41 10:58:14.54 00:06:10.87
14 11:05:43.29 10:58:14.54 00:07:28.75
15 11:06:54.91 10:58:14.54 00:08:40.37
16 11:07:51.04 10:58:14.54 00:09:36.50
17 11:08:46.41 11:05:11.01 00:03:35.40
18 11:09:38.90 11:05:11.01 00:04:27.89
19 11:10:39.13 11:05:11.01 00:05:28.12
20 11:11:55.28 11:05:11.01 00:06:44.27
21 11:13:04.94 11:09:22.82 00:03:42.12
22 11:14:10.16 11:09:22.82 00:04:47.34
23 11:15:14.96 11:09:22.82 00:05:52.14
24 11:16:24.91 11:09:22.82 00:07:02.09
25 11:17:17.48 11:13:14.47 00:04:03.01
26 11:18:34.80 11:13:14.47 00:05:20.33
27 11:19:14.84 11:13:14.47 00:06:00.37
28 11:20:33.55 11:13:14.47 00:07:19.08
29 11:22:30.12 11:17:27.44 00:05:02.68
30 11:23:23.10 11:17:27.44 00:05:55.66
31 11:24:38.27 11:17:27.44 00:07:10.83
32 11:25:56.82 11:22:00.23 00:03:56.59
90
Gambar 2. 29 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 2
91
Tabel 2. 34 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 2 (Lanjutan)
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
17 11:08:48.37 11:05:15.54 00:03:32.83
18 11:09:40.93 11:05:15.54 00:04:25.39
19 11:10:41.36 11:05:15.54 00:05:25.82
20 11:12:00.55 11:05:15.54 00:06:45.01
21 11:13:07.07 11:09:24.45 00:03:42.62
22 11:14:12.03 11:09:24.45 00:04:47.58
23 11:15:16.72 11:09:24.45 00:05:52.27
24 11:16:28.18 11:09:24.45 00:07:03.73
25 11:17:19.84 11:13:18.56 00:04:01.28
26 11:18:36.89 11:13:18.56 00:05:18.33
27 11:19:17.63 11:13:18.56 00:05:59.07
28 11:20:34.72 11:13:18.56 00:07:16.16
29 11:22:32.14 11:17:29.27 00:05:02.87
30 11:23:25.49 11:17:29.27 00:05:56.22
31 11:24:41.39 11:17:29.27 00:07:12.12
32 11:26:01.23 11:22:04.63 00:03:56.60
92
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh: untuk perakitan 1
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:49:28.71 – 10:47:25.06 = 00:02:03.65
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 42 Waktu Tinggal Komponen Cabin Bolt Type 1 SK 3
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:49:28.71 10:47:25.06 00:02:03.65
2 10:50:21.14 10:47:25.06 00:02:56.08
3 10:51:53.10 10:47:25.06 00:04:28.04
4 10:52:47.50 10:47:25.06 00:05:22.44
5 10:53:57.48 10:47:25.06 00:06:32.42
6 10:55:05.77 10:54:22.92 00:00:42.85
7 10:56:14.38 10:54:22.92 00:01:51.46
8 10:57:26.53 10:54:22.92 00:03:03.61
9 10:58:27.36 10:54:22.92 00:04:04.44
10 10:59:35.21 10:54:22.92 00:05:12.29
11 11:00:43.29 10:54:22.92 00:06:20.37
12 11:03:39.24 10:54:22.92 00:09:16.32
13 11:04:53.11 10:58:39.44 00:06:13.67
14 11:06:03.43 10:58:39.44 00:07:23.99
15 11:07:14.21 10:58:39.44 00:08:34.77
16 11:08:09.98 10:58:39.44 00:09:30.54
17 11:09:09.88 11:05:20.32 00:03:49.56
18 11:10:07.45 11:05:20.32 00:04:47.13
19 11:11:03.13 11:05:20.32 00:05:42.81
20 11:12:20.54 11:08:59.66 00:03:20.88
21 11:13:24.47 11:09:02.05 00:04:22.42
22 11:14:34.65 11:09:02.05 00:05:32.60
23 11:15:31.68 11:09:02.05 00:06:29.63
24 11:16:43.20 11:09:02.05 00:07:41.15
25 11:18:53.90 11:09:02.05 00:09:51.85
26 11:19:32.96 11:09:02.05 00:10:30.91
27 11:20:55.89 11:09:02.05 00:11:53.84
28 11:21:49.89 11:09:02.05 00:12:47.84
29 11:22:49.63 11:22:14.63 00:00:35.00
30 11:23:43.09 11:22:14.63 00:01:28.46
31 11:25:04.02 11:22:14.63 00:02:49.39
32 11:26:19.56 11:22:14.63 00:04:04.93
93
Berikut adalah grafik waktu tinggal komponen Bolt Type 1 SK 3:
94
Tabel 2. 36 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type SK 3 (Lanjutan)
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
14 11:06:09.01 10:58:39.44 00:07:29.57
15 11:07:22.47 10:58:39.44 00:08:43.03
16 11:08:15.61 10:58:39.44 00:09:36.17
17 11:09:13.04 11:05:20.33 00:03:52.71
18 11:10:12.12 11:05:20.33 00:04:51.79
19 11:11:08.55 11:05:20.33 00:05:48.22
20 11:12:25.12 11:08:59.66 00:03:25.46
21 11:13:28.66 11:09:02.05 00:04:26.61
22 11:14:43.17 11:09:02.05 00:05:41.12
23 11:15:40.27 11:09:02.05 00:06:38.22
24 11:16:48.26 11:09:02.05 00:07:46.21
25 11:18:59.43 11:09:02.05 00:09:57.38
26 11:19:38.05 11:09:02.05 00:10:36.00
27 11:21:00.48 11:09:02.05 00:11:58.43
28 11:21:58.25 11:09:02.05 00:12:56.20
29 11:22:54.28 11:22:14.63 00:00:39.65
30 11:23:48.75 11:22:14.63 00:01:34.12
31 11:25:11.48 11:22:14.63 00:02:56.85
32 11:26:24.89 11:22:14.63 00:04:10.26
95
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:49:37.23 – 10:47:25.06 = 00:02:12.17
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 44 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:49:37.23 10:47:25.06 00:02:12.17
2 10:50:30.80 10:47:25.06 00:03:05.74
3 10:52:05.28 10:47:25.06 00:04:40.22
4 10:53:00.58 10:47:25.06 00:05:35.52
5 10:54:08.17 10:47:25.06 00:06:43.11
6 10:55:14.29 10:54:22.92 00:00:51.37
7 10:56:26.60 10:54:22.92 00:02:03.68
8 10:57:38.91 10:54:22.92 00:03:15.99
9 10:58:39.57 10:54:22.92 00:04:16.65
10 10:59:46.26 10:54:22.92 00:05:23.34
11 11:00:55.01 10:54:22.92 00:06:32.09
12 11:03:52.36 10:54:22.92 00:09:29.44
13 11:06:15.02 10:57:35.39 00:08:39.63
14 11:06:15.02 10:57:35.39 00:08:39.63
15 11:07:26.88 10:57:35.39 00:09:51.49
16 11:08:30.07 11:01:59.83 00:06:30.24
17 11:09:18.36 11:01:59.83 00:07:18.53
18 11:10:16.00 11:01:59.83 00:08:16.17
19 11:11:12.67 11:01:59.83 00:09:12.84
20 11:12:31.56 11:01:59.83 00:10:31.73
21 11:13:32.79 11:08:59.46 00:04:33.33
22 11:14:47.34 11:08:59.46 00:05:47.88
23 11:15:46.13 11:08:59.46 00:06:46.67
24 11:16:52.28 11:11:50.45 00:05:01.83
25 11:19:03.36 11:11:50.45 00:07:12.91
26 11:19:42.68 11:11:50.45 00:07:52.23
27 11:21:05.18 11:20:30.75 00:00:34.43
28 11:22:04.14 11:20:30.75 00:01:33.39
29 11:22:58.71 11:20:30.75 00:02:27.96
30 11:23:53.11 11:20:30.75 00:03:22.36
31 11:25:21.67 11:20:30.75 00:04:50.92
32 11:26:29.35 11:20:30.75 00:05:58.60
96
Gambar 2. 33 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3
97
Tabel 2. 38 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 3 (Lanjutan)
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
17 11:09:20.56 11:05:21.45 00:03:59.11
18 11:10:18.00 11:05:21.45 00:04:56.55
19 11:11:14.60 11:05:21.45 00:05:53.15
20 11:12:41.12 11:05:21.45 00:07:19.67
21 11:13:34.26 11:09:01.32 00:04:32.94
22 11:14:49.53 11:09:01.32 00:05:48.21
23 11:15:47.73 11:09:01.32 00:06:46.41
24 11:16:54.05 11:09:01.32 00:07:52.73
25 11:19:05.42 11:09:01.32 00:10:04.10
26 11:19:45.04 11:09:01.32 00:10:43.72
27 11:21:07.18 11:09:01.32 00:12:05.86
28 11:22:05.97 11:09:01.32 00:13:04.65
29 11:23:00.84 11:22:14.63 00:00:46.21
30 11:23:56.17 11:22:14.63 00:01:41.54
31 11:25:24.80 11:22:14.63 00:03:10.17
32 11:26:31.28 11:22:14.63 00:04:16.65
98
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:49:49.12 – 10:47:25.06 = 00:02:24.06
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 46 Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:49:49.12 10:47:25.06 00:02:24.06
2 10:50:42.39 10:47:25.06 00:03:17.33
3 10:52:18.34 10:47:25.06 00:04:53.28
4 10:53:12.30 10:47:25.06 00:05:47.24
5 10:54:23.65 10:47:25.06 00:06:58.59
6 10:55:24.31 10:54:21.42 00:01:02.89
7 10:56:35.56 10:54:21.42 00:02:14.14
8 10:57:50.43 10:54:21.42 00:03:29.01
9 10:58:54.49 10:54:21.42 00:04:33.07
10 10:59:58.81 10:54:21.42 00:05:37.39
11 11:01:05.40 10:54:21.42 00:06:43.98
12 11:04:23.16 10:57:35.39 00:06:47.77
13 11:05:21.16 10:57:35.39 00:07:45.77
14 11:06:26.38 10:57:35.39 00:08:50.99
15 11:07:50.30 10:57:35.39 00:10:14.91
16 11:08:41.52 11:01:59.83 00:06:41.69
17 11:09:29.02 11:01:59.83 00:07:29.19
18 11:10:30.00 11:01:59.83 00:08:30.17
19 11:11:21.89 11:01:59.83 00:09:22.06
20 11:12:45.08 11:01:59.83 00:10:45.25
21 11:13:43.91 11:08:59.46 00:04:44.45
22 11:15:00.42 11:08:59.46 00:06:00.96
23 11:15:58.12 11:08:59.46 00:06:58.66
24 11:17:02.04 11:11:50.45 00:05:11.59
25 11:19:13.25 11:11:50.45 00:07:22.80
26 11:19:54.03 11:11:50.45 00:08:03.58
27 11:21:16.76 11:20:30.75 00:00:46.01
28 11:22:26.01 11:20:30.75 00:01:55.26
29 11:23:10.56 11:20:30.75 00:02:39.81
30 11:24:11.12 11:20:30.75 00:03:40.37
31 11:25:40.31 11:20:30.75 00:05:09.56
32 11:26:40.71 11:20:30.75 00:06:09.96
99
Gambar 2. 35 Grafik Waktu Tinggal Komponen Tire SK 3
100
Tabel 2. 40 Waktu Tinggal Komponen Nut SK 3 (Lanjutan)
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
15 11:08:43.79 10:58:38.40 00:10:05.39
16 11:08:43.79 11:05:21.45 00:03:22.34
17 11:09:30.56 11:05:21.45 00:04:09.11
18 11:10:34.00 11:05:21.45 00:05:12.55
19 11:11:23.88 11:05:21.45 00:06:02.43
20 11:12:49.18 11:05:21.45 00:07:27.73
21 11:13:46.41 11:09:01.32 00:04:45.09
22 11:15:02.35 11:09:01.32 00:06:01.03
23 11:16:01.55 11:09:01.32 00:07:00.23
24 11:17:03.80 11:09:01.32 00:08:02.48
25 11:19:15.11 11:09:01.32 00:10:13.79
26 11:19:55.73 11:09:01.32 00:10:54.41
27 11:21:18.53 11:09:01.32 00:12:17.21
28 11:22:27.55 11:09:01.32 00:13:26.23
29 11:23:14.16 11:22:14.63 00:00:59.53
30 11:24:13.28 11:22:14.63 00:01:58.65
31 11:25:42.61 11:22:14.63 00:03:27.98
32 11:26:43.04 11:22:14.63 00:04:28.41
101
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh: untuk perakitan 1
Contoh : Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Waktu tinggal komponen = 10:50:16.62 – 10:47:25.49 = 00:02:51.13
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 48 Waktu Tinggal Komponen Cabin 1 SK 4
Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan Waktu Mulai Proses
Komponen Dalam SK Komponen
1 10:50:16.62 10:47:25.49 00:02:51.13
2 10:51:44.16 10:47:25.49 00:04:18.67
3 10:53:14.10 10:52:06.42 00:01:07.68
4 10:54:54.11 10:53:27.67 00:01:26.44
5 10:56:13.16 10:53:30.60 00:02:42.56
6 10:57:51.63 10:56:35.45 00:01:16.18
7 10:59:14.05 10:56:39.12 00:02:34.93
8 11:00:39.96 10:59:53.50 00:00:46.46
9 11:01:54.30 10:59:53.50 00:02:00.80
10 11:03:22.12 11:01:53.94 00:01:28.18
11 11:04:36.73 11:03:03.09 00:01:33.64
12 11:05:42.25 11:05:09.39 00:00:32.86
13 11:07:07.86 11:05:09.39 00:01:58.47
14 11:08:33.07 11:06:14.94 00:02:18.13
15 11:09:48.98 11:08:10.71 00:01:38.27
16 11:10:55.10 11:09:25.12 00:01:29.98
17 11:12:15.28 11:11:28.26 00:00:47.02
18 11:13:42.99 11:11:30.32 00:02:12.67
19 11:14:48.67 11:12:57.13 00:01:51.54
20 11:15:53.72 11:15:06.73 00:00:46.99
21 11:16:58.07 11:16:42.34 00:00:15.73
22 11:18:24.52 11:16:43.24 00:01:41.28
23 11:19:34.17 11:17:59.79 00:01:34.38
24 11:20:48.15 11:19:43.43 00:01:04.72
25 11:22:07.98 11:19:58.06 00:02:09.92
26 11:23:11.43 11:19:58.26 00:03:13.17
27 11:25:19.87 11:25:15.14 00:00:04.73
28 11:27:20.77 11:25:15.50 00:02:05.27
29 11:29:31.77 11:25:26.67 00:04:05.10
30 11:30:44.52 11:26:51.69 00:03:52.83
31 11:31:48.77 11:28:29.75 00:03:19.02
32 11:33:56.65 11:32:05.23 00:01:51.42
102
Gambar 2. 37 Grafik Waktu Tinggal Komponen Cabin 1 SK 4
103
Tabel 2. 42 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan
Proses Komponen Dalam SK Komponen
13 11:07:14.87 11:01:58.05 00:05:16.82
14 11:08:38.07 11:01:58.05 00:06:40.02
15 11:09:53.08 11:01:58.20 00:07:54.88
16 11:11:03.30 11:01:58.20 00:09:05.10
17 11:12:21.28 11:06:27.40 00:05:53.88
18 11:13:47.22 11:06:27.40 00:07:19.82
19 11:14:56.07 11:06:27.40 00:08:28.67
20 11:15:56.52 11:06:27.40 00:09:29.12
21 11:17:01.34 11:12:05.58 00:04:55.76
22 11:18:26.35 11:12:05.58 00:06:20.77
23 11:19:40.26 11:12:05.58 00:07:34.68
24 11:20:55.15 11:12:05.58 00:08:49.57
25 11:22:12.72 11:16:41.08 00:05:31.64
26 11:23:14.37 11:16:41.08 00:06:33.29
27 11:25:22.73 11:16:41.08 00:08:41.65
28 11:27:25.03 11:22:53.07 00:04:31.96
29 11:29:37.47 11:28:51.25 00:00:46.22
30 11:30:47.75 11:28:51.25 00:01:56.50
31 11:31:59.93 11:28:51.25 00:03:08.68
32 11:33:59.84 11:28:51.25 00:05:08.59
104
3. Komponen PU Box (Operasi ke -26)
- Nama operator : Aga Tertia Putra Hendratno
- Operasi kerja : Memasang PU Box ke Assy Tire
- Waktu Tinggal Komponen:
Waktu tinggal komponen = waktu mulai proses operasi – waktu awal
komponen berada dalam SK
Contoh Perhitungan Waktu Tinggal Komponen Perakitan 1:
Waktu tinggal komponen = 10:50:45.71 – 10:47:25.49 = 00:03:20.22
- Rekapitulasi Perhitungan Waktu Tinggal Komponen
Tabel 2. 50 Waktu Tinggal Komponen PU Box SK 4
Waktu Mulai Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan
Proses Komponen Dalam SK Komponen
1 10:50:45.71 10:47:25.49 00:03:20.22
2 10:52:06.72 10:47:25.49 00:04:41.23
3 10:53:32.13 10:47:25.49 00:06:06.64
4 10:55:13.81 10:47:25.49 00:07:48.32
5 10:56:47.28 10:53:35.63 00:03:11.65
6 10:58:19.76 10:53:35.63 00:04:44.13
7 10:59:39.64 10:56:41.72 00:02:57.92
8 11:00:58.32 10:56:41.72 00:04:16.60
9 11:02:16.97 10:56:41.72 00:05:35.25
10 11:03:37.31 10:56:41.72 00:06:55.59
11 11:04:52.26 11:01:55.24 00:02:57.02
12 11:06:00.87 11:01:55.24 00:04:05.63
13 11:07:28.35 11:05:50.34 00:01:38.01
14 11:08:53.16 11:05:50.34 00:03:02.82
15 11:09:59.85 11:08:13.27 00:01:46.58
16 11:11:23.43 11:08:13.27 00:03:10.16
17 11:12:52.70 11:09:23.16 00:03:29.54
18 11:13:53.89 11:09:23.16 00:04:30.73
19 11:15:03.40 11:12:59.60 00:02:03.80
20 11:16:02.75 11:12:59.60 00:03:03.15
21 11:17:27.77 11:15:01.64 00:02:26.13
22 11:18:34.71 11:15:01.64 00:03:33.07
23 11:19:52.83 11:16:48.44 00:03:04.39
24 11:21:06.31 11:16:48.44 00:04:17.87
25 11:22:27.00 11:19:43.10 00:02:43.90
26 11:23:20.33 11:19:43.10 00:03:37.23
27 11:25:36.03 11:22:48.84 00:02:47.19
105
Tabel 2. 43 Waktu Tinggal Komponen PU Box SK 4 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan
Proses Komponen Dalam SK Komponen
28 11:27:30.33 11:22:48.84 00:04:41.49
29 11:29:46.47 11:25:12.88 00:04:33.59
30 11:31:03.61 11:25:12.88 00:05:50.73
31 11:32:09.33 11:28:33.52 00:03:35.81
32 11:34:12.01 11:28:33.52 00:05:38.49
106
Tabel 2. 51 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4
Waktu Mulai Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan
Proses Komponen Dalam SK Komponen
1 10:50:48.87 10:47:25.49 00:03:23.38
2 10:52:15.35 10:47:25.49 00:04:49.86
3 10:53:36.53 10:47:25.49 00:06:11.04
4 10:55:22.17 10:47:25.49 00:07:56.68
5 10:56:51.35 10:47:25.49 00:09:25.86
6 10:58:21.89 10:47:25.49 00:10:56.40
7 10:59:46.37 10:47:25.49 00:12:20.88
8 11:01:01.38 10:47:25.49 00:13:35.89
9 11:02:20.76 10:47:25.49 00:14:55.27
10 11:03:42.14 10:57:23.51 00:06:18.63
11 11:04:56.76 11:01:55.24 00:03:01.52
12 11:06:04.91 11:04:57.58 00:01:07.33
13 11:07:32.18 11:01:58.05 00:05:34.13
14 11:09:02.63 11:01:58.05 00:07:04.58
15 11:10:02.51 11:01:58.20 00:08:04.31
16 11:11:29.09 11:01:58.20 00:09:30.89
17 11:12:55.70 11:06:27.40 00:06:28.30
18 11:13:59.55 11:06:27.40 00:07:32.15
19 11:15:09.40 11:06:27.40 00:08:42.00
20 11:16:09.75 11:06:27.40 00:09:42.35
21 11:17:36.56 11:12:05.58 00:05:30.98
22 11:18:39.35 11:12:05.58 00:06:33.77
23 11:19:57.99 11:12:05.58 00:07:52.41
24 11:21:13.24 11:12:05.58 00:09:07.66
25 11:22:32.54 11:16:41.08 00:05:51.46
26 11:23:39.09 11:16:41.08 00:06:58.01
27 11:25:40.60 11:16:41.08 00:08:59.52
28 11:27:41.50 11:22:53.07 00:04:48.43
29 11:29:54.03 11:28:51.25 00:01:02.78
30 11:31:07.21 11:28:51.25 00:02:15.96
31 11:32:12.10 11:28:51.25 00:03:20.85
32 11:34:17.21 11:28:51.25 00:05:25.96
107
Gambar 2. 40 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 1 SK 4
108
Tabel 2.45 Waktu Tinggal Komponen Cabin 1 SK 4 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan
Proses Komponen Dalam SK Komponen
11 11:05:04.06 11:01:50.61 00:03:13.45
12 11:06:12.90 11:01:50.61 00:04:22.29
13 11:07:50.18 11:06:09.23 00:01:40.95
14 11:09:12.99 11:06:09.23 00:03:03.76
15 11:10:14.31 11:06:11.67 00:04:02.64
16 11:11:35.16 11:06:11.67 00:05:23.49
17 11:13:04.00 11:09:43.75 00:03:20.25
18 11:14:08.22 11:09:43.75 00:04:24.47
19 11:15:16.87 11:13:41.12 00:01:35.75
20 11:16:17.02 11:13:41.12 00:02:35.90
21 11:17:48.63 11:15:13.73 00:02:34.90
22 11:18:49.54 11:15:13.73 00:03:35.81
23 11:20:12.79 11:16:56.21 00:03:16.58
24 11:21:18.84 11:16:56.21 00:04:22.63
25 11:22:39.84 11:16:56.41 00:05:43.43
26 11:23:42.90 11:16:56.41 00:06:46.49
27 11:25:51.63 11:23:43.89 00:02:07.74
28 11:27:55.60 11:23:43.89 00:04:11.71
29 11:30:02.46 11:26:51.42 00:03:11.04
30 11:31:18.24 11:26:51.42 00:04:26.82
31 11:33:07.85 11:28:33.18 00:04:34.67
32 11:34:29.97 11:28:33.18 00:05:56.79
109
Gambar 2. 41 Grafik Waktu Tinggal Komponen Cabin 2 SK 4
110
Tabel 2. 46 Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 2 SK 4 (Lanjutan)
Waktu Mulai Waktu Masuk Waktu Tinggal
Perakitan
Proses Komponen Dalam SK Komponen
11 11:05:06.95 11:02:45.99 00:02:20.96
12 11:06:27.53 11:02:45.99 00:03:41.54
13 11:07:54.11 11:02:33.79 00:05:20.32
14 11:09:16.26 11:02:33.79 00:06:42.47
15 11:10:20.11 11:08:15.44 00:02:04.67
16 11:11:43.49 11:10:31.47 00:01:12.02
17 11:13:14.50 11:10:32.54 00:02:41.96
18 11:14:19.11 11:10:35.94 00:03:43.17
19 11:15:22.40 11:10:35.94 00:04:46.46
20 11:16:20.35 11:10:35.94 00:05:44.41
21 11:17:52.56 11:15:03.87 00:02:48.69
22 11:18:56.08 11:15:03.87 00:03:52.21
23 11:20:19.55 11:15:03.87 00:05:15.68
24 11:21:23.44 11:15:03.87 00:06:19.57
25 11:22:44.11 11:18:02.69 00:04:41.42
26 11:23:55.06 11:18:02.69 00:05:52.37
27 11:25:55.54 11:18:02.69 00:07:52.85
28 11:28:25.60 11:22:53.07 00:05:32.53
29 11:30:06.66 11:28:31.75 00:01:34.91
30 11:31:22.44 11:28:31.75 00:02:50.69
31 11:33:12.98 11:28:31.75 00:04:41.23
32 11:34:33.80 11:28:31.75 00:06:02.05
111
Gambar 2. 42 Grafik Waktu Tinggal Komponen Bolt Type 2 SK 4
112
Idle Time = Waktu Masuk SK Perakitan ke-n – Waktu selesai Perakitan ke-
(n-1)
Berikut perhitungan idle time perakitan ke-3
Idle Time = Waktu Masuk SK Perakitan ke -3 – Waktu selesai Perakitan ke-2
Idle time= 10:49:31.37 – 10:49:13.50= 00:00:17.87
Berikut tabel rekapitulasi perhitungan idle time stasiun kerja 1
Tabel 2. 54 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 1
No Pengerjaan Waktu Masuk SK Perakitan Ke-n Waktu Selesai Perakitan ke (n-1) Idle Time
1 10:47:30.83 - 00:00:00.00
2 10:48:20.59 10:48:15.78 00:00:04.81
3 10:49:31.37 10:49:13.50 00:00:17.87
4 10:50:41.72 10:50:36.19 00:00:05.53
5 10:51:48.91 10:51:45.01 00:00:03.90
6 10:53:02.66 10:52:55.39 00:00:07.27
7 10:54:10.48 10:53:56.58 00:00:13.90
8 10:55:20.43 10:55:15.76 00:00:04.67
9 10:56:40.28 10:56:27.22 00:00:13.06
10 10:57:36.30 10:57:32.17 00:00:04.13
11 10:58:53.45 10:58:36.32 00:00:17.13
12 11:01:20.33 10:59:49.11 00:01:31.22
13 11:02:20.57 11:02:14.45 00:00:06.12
14 11:04:02.65 11:03:39.83 00:00:22.82
15 11:05:07.74 11:05:01.54 00:00:06.20
16 11:06:20.93 11:06:08.40 00:00:12.53
17 11:07:16.18 11:07:11.08 00:00:05.10
18 11:08:15.30 11:07:58.71 00:00:16.59
19 11:09:07.79 11:09:03.50 00:00:04.29
20 11:10:13.35 11:10:00.98 00:00:12.37
21 11:11:16.59 11:11:12.10 00:00:04.49
22 11:12:33.22 11:12:19.69 00:00:13.53
23 11:13:38.01 11:13:33.67 00:00:04.34
24 11:15:45.51 11:14:33.29 00:01:12.22
25 11:16:52.53 11:16:37.43 00:00:15.10
26 11:17:56.51 11:17:50.45 00:00:06.06
27 11:19:05.31 11:18:44.91 00:00:20.40
28 11:20:02.09 11:19:56.15 00:00:05.94
29 11:21:01.77 11:20:48.00 00:00:13.77
30 11:21:56.73 11:21:50.13 00:00:06.60
31 11:23:00.00 11:22:50.92 00:00:09.08
32 11:23:54.80 11:23:45.94 00:00:08.86
113
Berikut grafik idle time stasiun kerja 1.
Contoh Perhitungan
Idle Time = Waktu Mulai Proses Perakitan ke-n – Waktu Selesai Perakitan
(n-1)
Berikut perhitungan idle time perakitan ke-3
Idle Time = Waktu Mulai Proses Perakitan ke-3 – Waktu Selesai Perakitan 2
Idle time= 10:50:41.94 – 10:50:11.50= 00:00:30.44
Berikut tabel rekapitulasi perhitungan idle time stasiun kerja 2
114
Tabel 2. 55 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 2
Waktu Mulai Proses Waktu Selesai
No Pengerjaan Idle Time
Perakitan ke-n Perakitan (n-1)
1 10:48:21,50 - 0:00:00,00
2 10:49:19,06 10:49:17,90 0:00:01,16
3 10:50:41,94 10:50:11,50 0:00:30,44
4 10:51:54,03 10:51:43,90 0:00:10,13
5 10:53:00,11 10:52:36,30 0:00:23,81
6 10:54:02,07 10:53:47,89 0:00:14,18
7 10:56:32,18 10:54:56,64 0:01:35,54
8 10:56:32,18 10:56:08,00 0:00:24,18
9 10:57:39,17 10:57:17,05 0:00:22,12
10 10:58:40,59 10:58:19,01 0:00:21,58
11 10:59:53,15 10:59:28,50 0:00:24,65
12 11:02:20,15 11:00:37,82 0:01:42,33
13 11:03:45,00 11:03:18,15 0:00:26,85
14 11:05:08,71 11:04:41,50 0:00:27,21
15 11:06:12,80 11:05:55,45 0:00:17,35
16 11:07:16,80 11:07:08,63 0:00:08,17
17 11:08:02,83 11:08:02,43 0:00:00,40
18 11:09:07,59 11:09:01,10 0:00:06,49
19 11:10:05,45 11:09:57,63 0:00:07,82
20 11:11:15,68 11:10:54,29 0:00:21,39
21 11:12:24,43 11:12:10,57 0:00:13,86
22 11:13:38,28 11:13:17,33 0:00:20,95
23 11:14:38,21 11:14:22,12 0:00:16,09
24 11:16:43,13 11:15:24,75 0:01:18,38
25 11:17:56,29 11:16:36,77 0:01:19,52
26 11:17:56,29 11:17:30,70 0:00:25,59
27 11:18:49,69 11:18:46,89 0:00:02,80
28 11:20:01,11 11:19:25,86 0:00:35,25
29 11:21:54,42 11:20:50,37 0:01:04,05
30 11:22:45,27 11:22:42,38 0:00:02,89
31 11:23:52,35 11:23:35,25 0:00:17,10
32 11:25:03,67 11:24:55,66 0:00:08,01
Berikut grafik idle time stasiun kerja 2.
115
Idle Time Stasiun Kerja 2
0,0014
0,0012
Idle Time 0,001
0,0008
0,0006
0,0004
0,0002
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Nomor Pengerjaan
116
Tabel 2. 56 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 3
No Pengerjaan Waktu Masuk SK Perakitan Ke-n Waktu Selesai Perakitan ke (n-1) Idle Time
1 10:49:21.38 - 00:00:00.00
2 10:50:16.08 10:49:58.07 00:00:18.01
3 10:51:46.91 10:50:53.77 00:00:53.14
4 10:52:41.21 10:52:27.46 00:00:13.75
5 10:53:52.52 10:53:23.29 00:00:29.23
6 10:55:00.57 10:54:35.95 00:00:24.62
7 10:56:12.20 10:55:38.26 00:00:33.94
8 10:57:20.97 10:56:43.28 00:00:37.69
9 10:58:24.49 10:58:07.29 00:00:17.20
10 10:59:32.64 10:59:05.08 00:00:27.56
11 11:00:41.39 11:00:09.27 00:00:32.12
12 11:03:37.01 11:01:16.75 00:02:20.26
13 11:04:45.10 11:04:35.71 00:00:09.39
14 11:06:01.24 11:05:34.65 00:00:26.59
15 11:07:12.89 11:06:41.44 00:00:31.45
16 11:08:06.72 11:08:05.79 00:00:00.93
17 11:09:06.06 11:08:55.02 00:00:11.04
18 11:10:02.12 11:09:41.09 00:00:21.03
19 11:10:58.77 11:10:42.00 00:00:16.77
20 11:12:15.57 11:11:34.09 00:00:41.48
21 11:13:21.27 11:12:55.12 00:00:26.15
22 11:14:25.43 11:13:56.03 00:00:29.40
23 11:15:28.79 11:15:11.07 00:00:17.72
24 11:16:40.07 11:16:14.80 00:00:25.27
25 11:18:51.04 11:17:11.73 00:01:39.31
26 11:19:30.43 11:19:24.53 00:00:05.90
27 11:20:52.90 11:20:05.15 00:00:47.75
28 11:21:46.66 11:21:30.35 00:00:16.31
29 11:22:47.02 11:22:35.30 00:00:11.72
30 11:23:39.06 11:23:23.71 00:00:15.35
31 11:24:59.53 11:24:28.10 00:00:31.43
32 11:26:15.40 11:25:55.99 00:00:19.41
117
Gambar 2. 45 Gambar Grafik Idle Time Stasiun Kerja 3
118
Tabel 2. 57 Tabel Rekapitulasi Idle Time Stasiun Kerja 4
No Waktu Masuk SK Waktu Selesai
Idle Time
Pengerjaan Perakitan Ke-n Perakitan ke (n-1)
1 10:50:04.52 - 00:00:00,00
2 10:51:01.67 10:51:29.03 00:00:00,00
3 10:52:32.31 10:52:55.44 00:00:00,00
4 10:53:27.23 10:54:16.92 00:00:00,00
5 10:54:40.02 10:55:58.00 00:00:00,00
6 10:56:09.39 10:57:34.27 00:00:00,00
7 10:58:06.70 10:59:00.05 00:00:00,00
8 10:59:13.05 11:00:23.89 00:00:00,00
9 11:00:36.30 11:01:40.91 00:00:00,00
10 11:01:49.11 11:03:09.13 00:00:00,00
11 11:03:25.51 11:04:20.47 00:00:00,00
12 11:04:41.06 11:05:28.82 00:00:00,00
13 11:05:39.25 11:06:53.56 00:00:00,00
14 11:07:00.89 11:08:16.51 00:00:00,00
15 11:08:59.83 11:09:36.49 00:00:00,00
16 11:09:47.32 11:10:42.20 00:00:00,00
17 11:10:55.60 11:12:04.61 00:00:00,00
18 11:12:14.75 11:13:30.36 00:00:00,00
19 11:14:02.02 11:14:34.84 00:00:00,00
20 11:14:27.48 11:15:37.79 00:00:00,00
21 11:15:17.77 11:16:37.08 00:00:00,00
22 11:16:19.15 11:18:10.45 00:00:00,00
23 11:17:15.67 11:19:19.87 00:00:00,00
24 11:18:25.82 11:20:36.02 00:00:00,00
25 11:19:27.60 11:21:44.03 00:00:00,00
26 11:20:17.26 11:23:00.64 00:00:00,00
27 11:21:37.47 11:24:15.28 00:00:00,00
28 11:21:37.60 11:27:08.97 00:00:00,00
29 11:23:26.83 11:28:38.68 00:00:00,00
30 11:24:31.75 11:30:35.72 00:00:00,00
31 11:25:58.92 11:31:38.74 00:00:00,00
32 11:26:55.11 11:33:47.48 00:00:00,00
Berikut gambar grafik idle time stasiun kerja 4.
119
Grafik Idle Time SK 4
1
0,9
0,8
0,7
Idle Time
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132
No Pengerjaan
120
Tabel 2. 58 Tabel Rekapitulasi Waiting Time Stasiun Kerja 2
No Pengerjaan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk SK Waiting Time
1 10:48:28.53 10:48:21.50 00:00:07.03
2 10:49:29.46 10:49:19.06 00:00:10.40
3 10:50:47.77 10:50:41.94 00:00:05.83
4 10:51:55.06 10:51:54.03 00:00:01.03
5 10:53:06.05 10:53:00.11 00:00:05.94
6 10:54:07.10 10:54:02.07 00:00:05.03
7 10:55:28.42 10:55:22.69 00:00:05.73
8 10:56:36.67 10:56:32.18 00:00:04.49
9 10:57:44.56 10:57:39.17 00:00:05.39
10 10:58:48.62 10:58:40.59 00:00:08.03
11 10:59:59.54 10:59:53.15 00:00:06.39
12 11:02:32.04 11:02:20.15 00:00:11.89
13 11:03:58.19 11:03:45.00 00:00:13.19
14 11:05:15.14 11:05:08.71 0:00:06.43
15 11:06:16.43 11:06:12.80 0:00:03.63
16 11:07:22.39 11:07:16.80 00:00:05.59
17 11:08:17.76 11:08:02.83 0:00:14.93
18 11:09:11.72 11:09:07.59 0:00:04.13
19 11:10:08.82 11:10:05.45 0:00:03.37
20 11:11:20.31 11:11:15.68 00:00:04.63
21 11:12:34.03 11:12:24.43 00:00:09.60
22 11:13:43.51 11:13:38.28 00:00:05.23
23 11:14:42.24 11:14:38.21 00:00:04.03
24 11:15:50.57 11:15:43.60 00:00:06.97
25 11:16:53.76 11:16:43.13 00:00:10.63
26 11:18:01.28 11:17:56.29 00:00:04.99
27 11:18:54.05 11:18:49.69 00:00:04.36
28 11:20:05.57 11:20:01.11 00:00:04.46
29 11:21:59.45 11:21:54.42 0:00:05.03
30 11:22:53.32 11:22:45.27 0:00:08.05
31 11:24:00.67 11:23:52.35 0:00:08.32
32 11:25:21.44 11:25:03.67 0:00:17.77
121
Berikut merupakan grafik waiting time stasiun kerja 2
122
Tabel 2. 59 Tabel Rekapitulasi Waiting Time Stasiun Kerja 3
No Waktu Mulai Waktu Masuk
Waiting Time
Pengerjaan Proses SK
1 10:49:28.71 10:49:21.38 00:00:07.33
2 10:50:21.14 10:50:16.08 00:00:05.06
3 10:51:53.10 10:51:46.91 00:00:06.19
4 10:52:47.50 10:52:41.21 00:00:06.29
5 10:53:57.48 10:53:52.52 00:00:04.96
6 10:55:05.77 10:55:00.57 00:00:05.20
7 10:56:14.38 10:56:12.20 00:00:02.18
8 10:57:26.53 10:57:20.97 00:00:05.56
9 10:58:27.36 10:58:24.49 00:00:02.87
10 10:59:35.21 10:59:32.64 00:00:02.57
11 11:00:43.29 11:00:41.39 00:00:01.90
12 11:03:39.24 11:03:37.01 00:00:02.23
13 11:04:53.11 11:04:45.10 00:00:08.01
14 11:06:03.43 11:06:01.24 00:00:02.19
15 11:07:14.21 11:07:12.89 00:00:01.32
16 11:08:09.98 11:08:06.72 00:00:03.26
17 11:09:09.88 11:09:06.06 00:00:03.82
18 11:10:07.45 11:10:02.12 00:00:05.33
19 11:11:03.13 11:10:58.77 00:00:04.36
20 11:12:20.54 11:12:15.57 00:00:04.97
21 11:13:24.47 11:13:21.27 00:00:03.20
22 11:14:34.65 11:14:25.43 00:00:09.22
23 11:15:31.68 11:15:28.79 00:00:02.89
24 11:16:43.20 11:16:40.07 00:00:03.13
25 11:18:53.90 11:18:51.04 0:00:02.86
26 11:19:32.96 11:19:30.43 0:00:02.53
27 11:20:55.89 11:20:52.90 0:00:02.99
28 11:21:49.89 11:21:46.66 0:00:03.23
29 11:22:49.63 11:22:47.02 0:00:02.61
30 11:23:43.09 11:23:39.06 0:00:04.03
31 11:25:04.02 11:24:59.53 0:00:04.49
32 11:26:19.56 11:26:15.40 0:00:04.16
123
.
Gambar 2. 48 Grafik Waiting Time Stasiun Kerja 3
124
Tabel 2. 60 Tabel Rekapitulasi Waiting Time Stasiun Kerja 4
No Pengerjaan Waktu Mulai Proses Waktu Masuk SK Waiting Time
1 10:50:10.45 10:50:04.52 0:00:05.93
2 10:51:38.63 10:51:01.67 0:00:36.96
3 10:53:07.07 10:52:32.31 0:00:34.76
4 10:54:50.88 10:53:27.23 0:01:23.65
5 10:56:04.43 10:54:40.02 00:01:24.41
6 10:57:42.10 10:56:09.39 00:01:32.71
7 10:59:07.58 10:58:06.70 00:01:00.88
8 11:00:33.36 10:59:13.05 00:01:20.31
9 11:01:47.84 11:00:36.30 00:01:11.54
10 11:03:15.80 11:01:49.11 00:01:26.69
11 11:04:26.63 11:03:25.51 00:01:01.12
12 11:05:35.75 11:04:41.06 00:00:54.69
13 11:06:59.13 11:05:39.25 0:01:19.88
14 11:08:27.20 11:07:00.89 0:01:26.31
15 11:09:44.55 11:08:59.83 0:00:44.72
16 11:10:49.00 11:09:47.32 0:01:01.68
17 11:12:10.55 11:10:55.60 0:01:14.95
18 11:13:36.59 11:12:14.75 00:01:21.84
19 11:14:41.44 11:14:02.02 00:00:39.42
20 11:15:43.99 11:14:27.48 00:01:16.51
21 11:16:50.44 11:15:17.77 00:01:32.67
22 11:18:16.89 11:16:19.15 00:01:57.74
23 11:19:25.20 11:17:15.67 00:02:09.53
24 11:20:41.52 11:18:25.82 00:02:15.70
25 11:21:47.47 11:19:27.60 00:02:19.87
26 11:23:04.31 11:20:17.26 00:02:47.05
27 11:24:28.76 11:21:37.47 00:02:51.29
28 11:27:11.35 11:21:37.60 00:05:33.75
29 11:29:27.97 11:23:26.83 00:06:01.14
30 11:30:40.35 11:24:31.75 00:06:08.60
31 11:31:44.30 11:25:58.92 00:05:45.38
32 11:33:53.75 11:26:55.11 00:06:58.64
Berikut merupakan grafik waiting time stasiun kerja 4.
125
Waiting Time SK 4
0,006
0,005
Waiting Time
0,004
0,003
0,002
0,001
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Waiting Time No Pengerjaan
126
1. Bagian Operator
Jumlah TKL = Jumlah lini produksi x Jumlah SK x 1 operator
=3x4x1
= 12 orang TKL bagian operator
2. Bagian Logistik
Jumlah TKL = Jumlah lini produksi x Jumlah SK x 1 logistik
=3x4x1
= 12 orang TKL bagian logistik
Lokasi terpilih untuk relokasi Adifa Company ialah Kabupaten Karawang. Di
Kabupaten Karawang, jumlah Angkatan kerja yang berjenis kelamin laki-laki sebesar
78,172% sedangkan perempuan sebesar 21,828% dengan jumlah pengangguran terbuka
untuk laki-laki sebesar 68,417% dan perempuan sebesar 31,583% ( Badan Pusat Statistik,
2016). Berdasarkan tinjauan dari beberapa penelitian, tidak terdapat perbedaan kinerja
antara pekerja perempuan dan laki-laki. Seperti pada penelitian yang berjudul “Analisis
Perbedaan Kinerja Karyawan Pada PT Surya Indah Food Multirasa Jombang” yaitu dari
hasil uji one way anova tidak terdapat perbedaan kinerja antara laki-laki dan perempuan
(Sa'adah, Martadani, & Taqiyuddin, 2021). Pada penelitian lain juga didapatkan hasil
yang sama yaitu tidak terdapat perbedaan kinerja antara pekerja laki-laki dan perempuan
di PT Kima Farma Cabang Bandar Lampung (Triwanto, 2019). Karena tidak terdapat
perbedaan kinerja antara laki-laki dan perempuan, maka persentase tenaga kerja langsung
laki-laki dan perempuan Adifa Company ditentukan berdasarkan jumlah Angkatan kerja
di Kabupaten Karawang yaitu 78% untuk laki-laki dan 22% untuk perempuan.
Tenaga kerja langsung bagian operator memiliki tugas merakit komponen-
komponen menjadi produk double cabin. Sedangkan tenaga kerja langsung bagian
logisitik memiliki tugas memasok komponen-komponen yang dibutuhkan dalam
perakitan double cabin untuk setiap stasiun kerja. Penetapan jumlah tenaga kerja bagian
operator sebanyak 12 orang karena agar dapat terpenuhinya keberlangsungan proses
produksi yang efektif dan dan efisien serta sesuai dengan rancangan kerja Adifa
Company. Penetapan jumlah tenaga kerja bagian logistik 12 orang karena agar dapat
meng-handle aliran pasok komponen-komponen yang dibutuhkan dalam proses perakitan
untuk setiap stasiun kerja.
127
Tabel 2. 61 Tenaga Kerja Langsung
No Bagian Jumlah Jobdesk
Merakit komponen-komponen menjadi produk
1 Operator 12
double cabin
Memasok komponen-komponen yang dibutuhkan
2 Logistik 12 dalam perakitan double cabin untuk setiap stasiun
kerja
128
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
3.1 Analisis
3.1.1 Pembentukan Stasiun Kerja
Stasiun kerja atau disebut juga workstation merupakan lokasi pada lini produksi
dimana dilakukan pengerjaan operasi kerja. Dalam pembentukan stasiun kerja harus
memperhatikan keterkaitan dan ketergantungan operasi kerja yang akan dilakukan,
sehingga diharapkan dapat diperoleh penugasan yang meminimalkan kendala sistem,
dapat memenuhi kebutuhan produksi maupun menyeimbangkan beban kerja yang ada.
Dalam pembentukan stasiun kerja Adifa Company digunakan beberapa metode
pembentukan stasiun kerja untuk mendapatkan penugasan operasi yang paling baik dan
efisien. Metode pembentukan stasiun kerja yang digunakan antara lain Region Approach
(Killbridge Wester), Ranked Position Weight, Largest Candidate Rule, dan Moodie
Young. Metode-metode tersebut memiliki perbedaan dalam menugaskan operasi-operasi
kerja kedalam suatu stasiun kerja sehingga perlu diteliti metode mana yang menghasilkan
penugasan terbaik.
Metode Region Approach dikembangkan oleh Bedworth dan metode ini membagi
precedence diagram dalam beberapa wilayah secara vertikal, dan pada setiap wilayah
tidak ada ketergantungan antar operasi kerja. Operasi yang tidak memiliki pendahulu
(predecessor) ditempatkan pada wilayah paling awal. Langkah-langkah dengan
menggunakan metode Region Approach adalah pertama, menentukan cycle time dengan
memilih waktu operasi kerja terbesar. Kedua membuat precedence diagram atau diagram
jaringan kerja,ketiga membagi precedence diagram kedalam wilayah-wilayah dari kiri ke
kanan, sesuai dengan precedence diagram. Keempat Mengurutkan operasi kerja
berdasarkan waktu operasi terbesar hingga waktu operasi terkecil. Selanjutnya
Menghitung jumlah stasiun kerja minimum dengan persamaan (1). Kemudian
membentuk urutan operasi kerja pada stasiun kerja berdasarkan prioritas operasi dengan
syarat waktu stasiun kerja tersebut tidak melebihi cycle time. Lalu Menghitung balance
delay dengan persamaan (2), efisiensi lintasan dengan persamaan (3) dan smoothes index
129
dengan persamaan (4) untuk mengetahui keseimbangan lintasan sudah terpenuhi.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode ini, diperoleh pembagian operasi kerja
untuk stasiun kerja 1 adalah operasi 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, dan 12; untuk stasiun kerja 2
adalah operasi 6, 7, 13, dan 14; untuk stasiun kerja 3 adalah operasi 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, dan 22; dan untuk stasiun kerja 4 adalah operasi 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 3.
Untuk Metode Ranked Positional Weight adalah metode yang diusulkan oleh
Helgeson dan Birnie sebagai pendekatan untuk memecahkan permasalahan pada
keseimbangan lini dan menemukan solusi dengan cepat. Konsep dari metode ini adalah
menentukan jumlah stasiun kerja minimal dan melakukan pembagian task ke dalam
stasiun kerja dengan cara memberikan bobot posisi kepada setiap task sehingga semua
task telah ditempatkan kepada sebuah stasiun kerja (Perwitasari, 2008). Langkah-langkah
penyelesaian dengan menggunakan metode bobot posisi yaitu Menghitung waktu siklus
yang diinginkan. Waktu siklus aktual ialah waktu siklus yang diinginkan atau waktu
operasi terbesar jika waktu operasi terbesar itu lebih besar dari waktu siklus yang
diinginkan, Membuat matrik pendahulu berdasarkan jaringan kerja perakitan. Lalu
Menghitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung berdasarkan jumlah waktu operasi
tersebut dan operasi-operasi yang mengikutinya. Kemudian Mengurutkan operasi-operasi
mulai dari bobot posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil. Selanjutnya
Melakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi dengan bobot posisi
terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil, dengan kriteria total waktu operasi lebih
kecildari waktu siklus, Menghitung efisiensi rata-rata stasiun kerja yang terbentuk,
Menggunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebanan yang akan
menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensi rata-rata pada langkah 6 diatas,
Mengulangi langkah 6 dan 7 sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang memiliki
efisiensi rata-rata yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode ini,
diperoleh pembagian operasi kerja untuk stasiun kerja 1 adalah operasi 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9,
10, 11, dan 12; untuk stasiun kerja 2 adalah operasi 7, 6, 13, dan 14 ; untuk stasiun kerja
3 adalah operasi 17, 19, 15, 21, 18, 20, 16, dan 22 ; dan untuk stasiun kerja 4 adalah
operasi 23, 24, 26, 25, 27, 28, 29,dan 30.
Metode Largest Candidate Rule dalam penugasan operasi kedalam stasiun kerja
juga dilakukan pemeringkatan operasi kerja. Namun yang diperhatikan hanyalah waktu
130
kerja pada masing-masing operasi saja. Operasi kerja yang memiliki waktu terpanjang
akan memiliki peringkat tertinggi, dan diurutkan sampai operasi dengan peringkat
terendah yaitu operasi dengan waktu kerja terpendek. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk metode Langest Candidate Rule LCR adalah sebagai berikut : 1. Membuat data
seluruh elemen yang terdiri dari elemen kerja, waktu setiap elemen, dan aktivitas elemen
yang mendahuluinya. Penempatan waktu elemen tersebut mengikuti aturan bahwa
elemen yang memiliki waktu proses tertinggi ditempatkan pada bagian atas, kemudian
waktu elemen lainnya mengikuti. 2. Membuat tabel stasiun kerja berdasarkan informasi
dari tahap 1 dengan memperhatikan waktu siklus yang telah ada, dan precedence diagram.
Dari hasil tahapan perhitungan diatas, maka dapat digambarkan urutan penyusunan
stasiun kerjanya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode ini, diperoleh pembagian
operasi kerja untuk stasiun kerja 1 adalah operasi 1, 9, 8, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7; untuk stasiun
kerja 2 adalah operasi 15, 16, 21, 22, 10, 11, dan 12 ; untuk stasiun kerja 3 adalah operasi
13, 14, 17, 19, 18, dan 20 ; dan untuk stasiun kerja 4 adalah operasi 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, dan 30.
Metode terakhir pembentukan stasiun kerja yaitu Moodie Young. Metode ini
secara garis besar memiliki 2 fase. Fase satu adalah membuat pengelompokan stasiun
kerja. Pada fase satu dibuat precedence diagram untuk matriks dan matriks ( yang
menggambarkan elemen kerja pendahulu dan elemen kerja yang mengikuti. Sebagai
pemisalan, matriks menunjukkan hubungan elemen kerja pendahulu dan matriks (
menunjukkan hubungan elemen kerja yang mengikuti. Kemudian elemen kerja
ditempatkan pada stasiun kerja yang berurutan dalam lintasan produksi dengan aturan,
bila terdapat dua elemen kerja yang bisa dipilih maka elemen kerja yang mempunyai
waktu lebih besar ditempatkan yang pertama. Fase dua dilakukan untuk mendistribusikan
waktu menganggur (idle) secara merata untuk tiap-tiap stasiun hasil dari fase satu.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada fase dua ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja terkecil. 2.
Tentukan setengah dari perbedaan kedua nilai tujuan (GOAL) dimana Nilai GOAL
adalah selisih dari nilai stasiun kerja maksimum dan stasiun kerja minimum dibagi 2. 3.
Menentukan sebuah elemen kerja yang terdapat dalam STmax yang lebih kecil dari nilai
GOAL dan yang elemen kerja tersebut apabila dipindah ke stasiun kerja dengan waktu
131
yang paling minimum tidak melewati precedence diagram yang terhubung. 4. Pindahkan
elemen kerja ke stasiun kerja yang lebih minimum jika terdapat elemen kerja pada stasiun
kerja maksimum lebih kecil dari nilai GOAL. 5. Ulangi penukaran sampai tidak ada lagi
elemen kerja yang dapat dipindah. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode ini,
diperoleh pembagian operasi kerja untuk stasiun kerja 1 adalah operasi 1, 9, 8, 2, 3, 4, 5,
6, dan 7; untuk stasiun kerja 2 adalah operasi 15, 16, 21, 22, 10, 11, dan 12; untuk stasiun
kerja 3 adalah operasi 13, 14, 17, 19, 18 dan 20; dan untuk stasiun kerja 4 adalah operasi
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30.
Dalam perhitungan keempat metode tersebut, total waktu seluruh stasiun kerja
adalah 249,567 detik dengan jumlah operasi kerja sebanyak 30. Terdapat pula perbedaan
stasiun kerja terpanjang (ST max) pada keempat metode. Pada Metode Region Approach
dan metode Ranked Positional Weight memiliki nilai ST max yang sama sebesar 69,329
detik, sedangkan Metode Last Candidate Rule dan Metode Modie Young memiliki nilai
ST max yang sama sebesar 67,376 detik. Maka waktu stasiun kerja terpanjang ada pada
metode Region Approach dan Ranked Positional Weight sedangkan waktu terpendek
terdapat pada metode Last Candidate Rule dan Modie Young. Selain itu , dihitung pula
nilai Total Slack yaitu total kuadrat selisih waktu stasiun kerja dan waktu siklus. Pada
metode Last Candidate Rule dan Modie Young didapatkan pula nilai total slack yang
terkecil yaitu 1005,577, lalu metode Largest Candidate Rules dan modie young
menghasilkan nilai total slack yang sama yaitu 132,8292, dan metode Region approach
dan Metode Ranked Positional Weight menghasilkan nilai total slack yaitu 401,762,
terbesar dibandingkan metode lainnya
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan keempat metode di atas, waktu
siklus yang diperoleh lebih besar jika dibandingkan dengan waktu siklus demand karena
pada saat melakukan perakitan pada stasiun kerja , fasilitas yang dibutuhkan kurang
memadai, layout pada komponen belum sesuai urutan operasi, serta kurangnya
keterampilan operator dalam melakukan perakitan. Oleh karena itu solusi yang dapat
diberikan adalah meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah stasiun kerja yang
terdapat dalam laboratorium. Kemudian memperbaik layout kerja agar sesuai urutan
operasi serta memberikan pelatihan ke operator
132
3.1.2 Pemilihan Metode Running
Pemilihan metode Line of Balancing(LOB) terbaik didasarkan pada nilai
performansi, yaitu Line Efficiency(LE) dan Smoothness Index(SI). Line Efficiency
merupakan perbandingan dari total waktu stasiun kerja dengan waktu siklus yang
dikalikan dengan jumlah stasiun kerja. Semakin besar LE maka semakin baik. Sedangkan
Smoothness Index merupakan indeks pemulusan yang mengukur seberapa mulus atau
lancar suatu lini produksi. Nilai SI minimum yaitu nol(0) yang menunjukan
keseimbangan sempurna. Semakin nilai SI mendekati nol maka semakin seimbang lini
tersebut (Azwir & Pratomo, 2017).
Nilai LE dan SI memiliki pengaruh terhadap keseimbangan lintasan. Hal ini
karena LE dan SI merupakan nilai yang menunjukan performansi dari sebuah lintasan.
Line Efficiency(LE) menunjukan ukuran tingkat efisiensi dari suatu lintasan. LE
dinyatakan dalam persentase. Semakin besar nilai LE, maka semakin efisien suatu
lintasan produksi. Smoothness Index(SI) menunjukan ukuran tingkat waktu tunggu atau
delay relatif dari penyeimbangan lintasan. SI ini mengukur seberapa lancar atau mulus
suatu lintasan produksi. Semakin nilai SI mendekati nol, maka suatu lintasan semakin
lancar dan dapat dikatakan semakin seimbang. Oleh karena itu, kriteria suatu lintasan
dikatakan baik adalah memiliki LE yang besar dan SI yang kecil. Semakin baik nilai LE
dan SI, maka lintasan semakin seimbang dan dapat mencegah terjadinya bottlenck
(Dharmayanti & Marliansyah, 2019).
Pada hasil pembentukan stasiun kerja dengan menggunakan 4 metode LOB, dapat
diketahui nilai LE dan SI dari setiap metode. Pada metode Region Approach(RA), nilai
LE sebesar 89,99% dan nilai SI sebesar 20,04. Pada metode Ranked Position
Weight(RPW), nilai LE sebesar 89,99% dan nilai SI sebesar 20,044. Pada metode Largest
Candidate Rule(LCR), nilai LE sebesar 92,60% dan nilai SI 11,52. Pada metode Moodie
Young(MY), nilai LE sebesar 92,60% dan nilai SI 11,52. Dari empat metode tersebut,
dapat disimpulkan bahwa metode terpilih untuk kelompok 2 yaitu metode Moodie Young.
Hal ini dikarenakan nilai LE nya paling besar, yaitu 92,60% dan nilai SI terkecil, yaitu
11,53. Walaupun metode LCR memiliki nilai LE dan SI yang sama dengan metode MY,
metode MY dipilih menjadi metode terbaik bagi Kelompok 2. Hal ini karena pada metode
MY memiliki dua fase di mana fase 1 yaitu hasil metode LCR dan fase 2 melakukan
133
perpindahan operasi berdasarkan nilai Goal dengan tetap memerhatikan Constraint.
Dengan kata lain, metode MY merupakan metode LCR yang dicrosscheck kembali atau
dilakukan pengecekan 2 kali sehingga metode MY lebih diprioritaskan untuk dipilih
daripada metode LCR.
Pada perhitungan metode LOB yang dilakukan oleh Shift 2, dapat dilakukan
perbandingan antarmetode terbaik kelompok di Shift 2. Metode terbaik Kelompok 2 yaitu
MY dengan LE sebesar 92,60% dan SI sebesar 11,53. Metode terbaik Kelompok 3 yaitu
RPW dengan LE sebesar 91,94% dan SI sebesar 20,43. Metode terbaik Kelompok 12
yaitu RA dengan LE sebesar 91,69% dan SI sebesar 16,78. Metode terbaik Kelompok 22
yaitu MY dengan LE sebesar 91,94% dan SI sebesar 12,72. Metode terbaik Kelompok 31
yaitu MY dengan LE sebesar 92,96% dan SI sebesar 11,072. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa metode terbaik di Shift 2 yaitu metode Moodie Young dengan nilai
LE sebesar 92,96% dan SI sebesar 11,072 yang merupakan hasil perhitungan kelompok
31.
Metode running terbaik didapatkan setelah melakukan perbandingan antar metode
terbaik dari setiap kelompok dalam satu angkatan. Dari rekapitulasi data LE dan SI
terbaik dari setiap kelompok, didapatkan bahwa Kelompok 8 dari Shift 8 dengan metode
Moodie Young merupakan metode terbaik dengan nilai LE sebesar 95,28% dan SI 7,649.
Hal ini dikarenakan Kelompok 8 memiliki nilai LE terbesar dalam satu angkatan dan SI
terkecil. Oleh karena itu, metode Moodie Young hasil kelompok 8 dipilih sebagai metode
yang akan digunakan pada running atau simulasi untuk merakit produk mainan Double
Cabin di Laboratorium.
Pada metode running terpilih, terdapat 4 stasiun kerja dengan waktu stasiun kerja
terbesar(STmax) sebesar 62,832 detik. Stasiun kerja 1 terdiri dari 10 operasi yaitu operasi
1(Memasang holder kanan ke axle depan), operasi 2(Memasang holder kiri ke axle
depan), operasi 8(Memasang holder kiri pada axle belakang), operasi 9(Memasang
holder kanan pada axle belakang), operasi 3(Memasang axle depan ke chasis), operasi
4(Memasang bolt type I ke holder kanan bawah), operasi 6(Memasang bolt type I ke
holder kiri atas), operasi 10(Memasang axle belakang ke chasis), operasi 11(Memasang
bolt type I ke holder kanan bawah), operasi 13(Memasang bolt type I ke holder kiri
bawah).
134
Stasiun kerja 2 terdiri dari 6 operasi yaitu operasi 5(Memasang bolt type I ke
holder kanan atas), operasi 7(Memasang bolt type I ke holder kiri bawah), operasi
19(Memasang tire kanan depan ke WIP Assy Holder), operasi 20(Memasang nut kanan
depan ke WIP Assy Holder), operasi 21(Memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder),
operasi 22(Memasang nut kiri depan ke WIP Assy Holder). Stasiun kerja 3 terdiri dari 6
operasi yaitu operasi 12(Memasang bolt type I ke holder kanan atas), operasi
14(Memasang bolt type I ke holder kiri atas), operasi 15(Memasang tire kanan belakang
ke WIP Assy Holder), operasi 16(Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy Holder),
operasi 17(Memasang tire kiri belakang ke WIP Assy Holder), operasi 18(Memasang nut
kiri belakang ke WIP Assy Holder).
Stasiun kerja 4 terdiri dari 8 operasi yaitu operasi 23(Inspeksi tire), operasi
24(Memasang cabin 1 ke Assy Tire), operasi 25(Memasang bolt type I cabin ke WIP
Assy Tire), operasi 26(Memasang PU Box ke Assy Tire), operasi 27(Memasang bolt type
I PU Box ke Assy Tire), operasi 28(Memasang bolt type I PU Box ke Assy Tire), operasi
29(Memasang bolt type 2 Cabin 2 ke PU Model), operasi 30(Inspeksi Final).
135
axle belakang ke chasis, memasang bolt type I ke holder kanan bawah,
memasang bolt type I ke holder kiri bawah. Untuk Komponen yang
digunakan adalah holder, axle, chasis dan bolt type 1. Komponen yang
digunakan ditransfer dari wharehouse menggunakan palet dengan sistem
kanban. Berikut adalah komponen-komponen di stasiun kerja 1 :
Komponen Holder (Operasi ke -1)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk holder mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
holder yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen holder memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan
ke-4 yaitu selama 03:16,63 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:04.83 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Axle ( Operasi ke-1)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk axle mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
axle yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen axle memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan ke-
32 yaitu selama 05:47,75 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:04.83 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Holder (Operasi ke-2)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk holder mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
holder yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
136
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen holder memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan
ke-4 yaitu selama 03:21,92 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan dari operasi 1 dan yang tercepat terjadi pada perakitan
ke-1 yaitu selama 00:00:09.63 detik karena komponen yang baru saja
masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Chasis (Operasi ke-3)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk chasis mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
chasis yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen chasis memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan
ke-4 yaitu selama 03:32,19 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan dari operasi 1 dan 3 dan yang tercepat terjadi pada
perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:20.06 detik karena komponen yang baru
saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat dikerjakan langsung oleh
operator.
Komponen Bolt Type I (Operasi ke-4)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah
komponen bolt type 1 yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi
persediaan dalam perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem
kanban. Untuk komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama
terjadi pada perakitan ke-4 yaitu selama 03:36,49 detik karena komponen
tersebut menunggu selesainya perakitan dari operasi 1,2 dan 3 dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:23.63 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Bolt Type I (Operasi ke-6)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah
137
komponen bolt type 1 yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi
persediaan dalam perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem
kanban. Untuk komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama
terjadi pada perakitan ke-4 yaitu selama 03:52,85 detik karena komponen
tersebut menunggu selesainya perakitan dari operasi sebelumnya dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:29.86 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Holder (Operasi ke-8)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk holder mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
holder yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen holder memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan
ke-4 yaitu selama 03:24,69 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan dari operasi sebelumnya dan yang tercepat terjadi
pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:12.26 detik karena komponen yang
baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat dikerjakan langsung oleh
operator.
Komponen Axle (Operasi ke-8)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk axle mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
axle yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen axle memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan ke-
32 yaitu selama 06:04,15 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan sebelumnya dan yang tercepat terjadi pada perakitan
ke-1 yaitu selama 00:00:12.26 detik karena komponen yang baru saja
masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Holder (Operasi ke -9)
138
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk holder mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah komponen
holder yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi persediaan dalam
perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem kanban. Untuk
komponen holder memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan
ke-4 yaitu selama 03:28,39 detik karena komponen tersebut menunggu
selesainya perakitan dari operasi sebelumnya dan yang tercepat terjadi
pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:16.83 detik karena komponen yang
baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat dikerjakan langsung oleh
operator.
Komponen Bolt Type 1 (Operasi ke -11)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah
komponen bolt type 1 yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi
persediaan dalam perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem
kanban. Untuk komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama
terjadi pada perakitan ke-4 yaitu selama 04:02,02 detik karena komponen
tersebut menunggu selesainya perakitan dari operasi sebelumnya dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:38.13 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Bolt Type I (Operasi ke-13)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun. Hal ini karena jumlah
komponen bolt type 1 yang ada di stasiun kerja 1 tidak mencukupi
persediaan dalam perakitan, sehingga harus mengikutsertakan sistem
kanban. Untuk komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama
terjadi pada perakitan ke-4 yaitu selama 04:10:85 detik karena komponen
tersebut menunggu selesainya perakitan dari operasi sebelumnya dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:43.42 detik karena
139
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja dan dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Stasiun Kerja 2
Pada Stasiun kerja 2 terdiri dari 6 operasi perakitan yaitu memasang bolt
type I ke holder kanan atas. memasang bolt type I ke holder kiri bawah,
memasang bolt type I ke holder kiri bawah, memasang bolt type I ke holder
kiri bawah, memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder, dan memasang
nut kanan depan ke WIP Assy Holder. Untuk komponen yang digunakan
adalah bolt type 1, tire dan nut. Komponen yang digunakan ditransfer dari
warehouse menggunakan palet dengan sistem kanban. Berikut adalah
komponen-komponen di stasiun kerja 2 :
Bolt Type I (Operasi ke-5)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun pada perakitan tertentu. Untuk
komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-8 yaitu selama 09:12:73 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:00:43.42 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Bolt Type I (Operasi ke-7)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 stasiun kerja 2 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama
terjadi pada perakitan ke-8 yaitu selama 09:20:53 detik karena komponen
harus diisi kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan
yang tercepat terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:01:14.35 detik
karena komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah
tersedia sebelumnya.
Komponen Tire (Operasi ke -19)
140
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk tire Stasiun kerja 2 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen tire memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-8 yaitu selama 09:27:02 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:01:22.38 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Komponen Nut (Operasi ke -20)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk Nut Stasiun kerja 2 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen nut memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-8 yaitu selama 09:30:29 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:01:24.51 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Komponen Tire (Operasi ke -21)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk tire Stasiun kerja 2 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen tire memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-8 yaitu selama 09:39.38 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-1 yaitu selama 00:01:38.83 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Komponen Nut (Operasi ke -22)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk Nut Stasiun kerja 2 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen nut memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-8 yaitu selama 09:41:78 detik karena komponen harus diisi
141
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke.-1 yaitu selama 00:01:40.60 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Stasiun Kerja 3
Pada stasiun kerja terdapat 6 operasi perakitan yaitu memasang bolt type I
ke holder kanan atas. memasang bolt type I ke holder kiri atas. memasang
tire kanan belakang ke WIP Assy Holder, memasang nut kanan belakang
ke WIP Assy Holder, memasang tire kiri belakang ke WIP Assy Holder,
memasang nut kiri belakang ke WIP Assy Holder. Untuk komponen yang
digunakan adalah bolt type 1, tire dan nut. Komponen yang digunakan
ditransfer dari wharehouse menggunakan palet dengan sistem kanban.
Komponen Bolt Type I (Operasi ke-12)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 stasiun kerja 3 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Hal ini dikarenakan komponen yang tidak mencukupi persediaan
sehingga dilakukan pengisian pallet mengikuti sistem Kanban. Untuk
komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-28 yaitu selama 12:47:84 detik karena komponen harus
menunggu selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-29 yaitu selama 00:00:35.00 detik
karena komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja 3 dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Bolt Type I (Operasi ke-14)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 stasiun kerja 3 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Hal ini dikarenakan komponen yang tidak mencukupi persediaan
sehingga dilakukan pengisian pallet mengikuti sistem Kanban. Untuk
komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-28 yaitu selama 12:56:20 detik karena komponen harus
142
menunggu selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-29 yaitu selama 00:00:39.65 detik
karena komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja 3 dapat
dikerjakan langsung oleh operator.
Komponen Tire (Operasi ke-15)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk tire stasiun kerja 3 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Hal ini dikarenakan komponen yang tidak mencukupi persediaan
sehingga dilakukan pengisian pallet mengikuti sistem Kanban. Untuk
komponen tire memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan ke-
20 yaitu selama 10:31:73 detik karena komponen harus menunggu
selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-27 yaitu selama 00:00:34.43 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja 3 dapat dikerjakan
langsung oleh operator.
Komponen Nut (Operasi ke-16)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk nut stasiun kerja 3 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Hal ini dikarenakan komponen yang tidak mencukupi persediaan
sehingga dilakukan pengisian pallet mengikuti sistem Kanban. Untuk
komponen Nut memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan ke-
28 yaitu selama 13:04:65 detik karena komponen harus menunggu
selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-29 yaitu selama 00:00:46.21 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja 3 dapat dikerjakan
langsung oleh operator.
Komponen Tire (Operasi ke-17)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk tire stasiun kerja 3 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Hal ini dikarenakan komponen yang tidak mencukupi persediaan
sehingga dilakukan pengisian pallet mengikuti sistem Kanban. Untuk
143
komponen tire memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan ke-
20 yaitu selama 10:45.25 detik karena komponen harus menunggu
selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-29 yaitu selama 00:00:46.21 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja 3 dapat dikerjakan
langsung oleh operator.
Komponen Nut (Operasi ke-18)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk nut stasiun kerja 3 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Hal ini dikarenakan komponen yang tidak mencukupi persediaan
sehingga dilakukan pengisian pallet mengikuti sistem Kanban. Untuk
komponen Nut memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan ke-
28 yaitu selama 13:26.23 detik karena komponen harus menunggu
selesainya perakitan dari stasiun kerja sebelumnya dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke-29 yaitu selama 00:00:59.53 detik karena
komponen yang baru saja masuk ke dalam stasiun kerja 3 dapat dikerjakan
langsung oleh operator.
Stasiun Kerja 4
Pada stasiun kerja 4 terdapat 8 operasi perakitan yaitu yaitu inspeksi tire,
memasang cabin 1 ke assy tire, memasang bolt type I cabin ke WIP Assy
Tire, memasang PU Box ke Assy Tire, memasang bolt type I PU Box ke
Assy Tire, memasang Cabin 2 ke PU Model, memasang bolt type 2 Cabin
2 ke PU Model dan Inspeksi Final. Untuk komponen yang digunakan yaitu
cabin 1, bolt type I, Pu Box, Cabin 2 dan bolt type 2. Komponen yang
digunakan ditransfer dari warehouse menggunakan palet dengan sistem
kanban.
Komponen Cabin 1 (Operasi ke – 24)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk cabin 1 Stasiun kerja 4 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen Cabin 1 memiliki waktu tinggal terlama terjadi
144
pada perakitan ke-2 yaitu selama 04:18:27 detik karena komponen harus
diisi kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-21 yaitu selama 00:15.73 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya dan tidak dipengaruhi Kanban.
Komponen Bolt Type 1 (Operasi ke – 25)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun pada perakitan tertentu. Untuk
komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-9 yaitu selama 09:12:73 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke - 29 yaitu selama 00:00:46.22 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Komponen PU Box (Operasi ke – 26)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk PU Box mengalami naik dan turun pada perakitan tertentu. Untuk
komponen PU Box memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada perakitan
ke - 4 yaitu selama 07:48:32 detik karena komponen harus diisi kembali
ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat terjadi
pada perakitan ke - 13 yaitu selama 00:01:38.01 detik karena komponen
yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia sebelumnya.
Komponen Bolt Type 1 (Operasi ke – 27)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 1 mengalami naik dan turun pada perakitan tertentu. Untuk
komponen bolt type 1 memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-9 yaitu selama 14:55:27 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke - 12 yaitu selama 00:01:07.33 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
145
Komponen Cabin 2 (Operasi ke -28)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk cabin 2 Stasiun kerja 4 mengalami naik dan turun pada perakitan
tertentu. Untuk komponen Cabin 2 memiliki waktu tinggal terlama terjadi
pada perakitan ke-4 yaitu selama 08:06:85 detik karena komponen harus
diisi kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan
menunggu sub assembly assy tire diteruskan dari stasiun kerja 3 dan yang
tercepat terjadi pada perakitan ke-19 yaitu selama 01:35.75 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya dan tidak dipengaruhi Kanban dan dapat langsung dikerjakan
operator.
Komponen Bolt Type 2 (Operasi ke -29)
Berdasarkan pada grafik, dapat dilihat bahwa waktu tinggal komponen
untuk bolt type 2 mengalami naik dan turun pada perakitan tertentu. Untuk
komponen bolt type 2 memiliki waktu tinggal terlama terjadi pada
perakitan ke-4 yaitu selama 08:10:71 detik karena komponen harus diisi
kembali ke pallet komponen berdasarkan urutan operasi dan yang tercepat
terjadi pada perakitan ke - 5 yaitu selama 00:00:22.59 detik karena
komponen yang digunakan untuk melakukan perakitan sudah tersedia
sebelumnya.
Idle Time
Idle time merupakan waktu menganggur yang terjadi pada suatu stasiun
kerja di mana operator tidak melakukan suatu operasi (Sutarjo &
Nurjaman, 2014). Idle time dihitung mulai dari waktu selesai proses
perakitan sebelumnya sampai waktu masuk dari SK sebelumnya ke SK
tersebut. Rumus idle time yaitu Waktu Masuk SK perakitan ke-n – Waktu
selesai perakitan ke-(n-1). Berikut merupakan penjelasan idle time dari
tiap stasiun kerja.
Stasiun Kerja 1
146
Stasiun kerja 1 terdiri dari 10 operasi yaitu operasi 1(Memasang holder
kanan ke axle depan), operasi 2(Memasang holder kiri ke axle depan),
operasi 8(Memasang holder kiri pada axle belakang), operasi
9(Memasang holder kanan pada axle belakang), operasi 3(Memasang axle
depan ke chasis), operasi 4(Memasang bolt type I ke holder kanan bawah),
operasi 6(Memasang bolt type I ke holder kiri atas), operasi 10(Memasang
axle belakang ke chasis), operasi 11(Memasang bolt type I ke holder kanan
bawah), operasi 13(Memasang bolt type I ke holder kiri bawah).
Berdasarkan tabel perhitungan dan grafik idle time stasiun kerja 1, dapat
diketahui bahwa idle time terbesar terjadi pada perakitan ke-13(atau
perakitan yang menghasilkan finish good ke-12) sebesar 00:01:31.22 atau
91,22 detik. Hal ini terjadi karena di antara perakitan ke-13 dan perakitan
ke-11 terjadi perakitan ke-12 yang menghasilkan produk defect. Defect
ini terjadi karena part yang rusak sehingga Bolt type 1 tidak bisa
dikencangkan dengan Holder. Oleh karena itu, terjadi idle time yang lebih
tinggi dibanding dengan perakitan lainnya. Idle time terkecil terjadi pada
perakitan ke- 5 sebesar 00:00:03.90 atau 3,90 detik. Hal ini dikarenakan
setelah selesai melakukan perakitan sebelumnya(perakitan ke-4), operator
langsung melakukan pekerjaan kembali sehingga waktu menganggur
operator kecil.
Stasiun Kerja 2
Stasiun kerja 2 terdiri dari 6 operasi yaitu operasi 5(Memasang bolt type I
ke holder kanan atas), operasi 7(Memasang bolt type I ke holder kiri
bawah), operasi 19(Memasang tire kanan depan ke WIP Assy Holder),
operasi 20(Memasang nut kanan depan ke WIP Assy Holder), operasi
21(Memasang tire kiri depan ke WIP Assy Holder), operasi 22(Memasang
nut kiri depan ke WIP Assy Holder).
Berdasarkan tabel perhitungan dan grafik idle time stasiun kerja 2, dapat
diketahui bahwa idle time terbesar terjadi pada perakitan ke-12 sebesar
00:01:42.33 atau 102,33 detik. Hal ini terjadi karena pada perakitan ke-12,
WIP dari stasiun kerja 1 mengalami defect. Defect ini dikarenakan part
147
yang rusak sehingga Bolt type 1 tidak bisa dikencangkan dengan Holder.
Oleh karena itu, operator stasiun kerja 2 mengalami idle yang lebih lama
karena menunggu WIP yang tidak cacat dari stasiun kerja 1. Idle time
terkecil terjadi pada perakitan ke- 17 sebesar 00:00:00.40 atau 0,40 detik.
Hal ini terjadi karena WIP dari stasiun kerja 1 masuk ke stasiun kerja 2
hampir bersamaan dengan operator stasiun kerja 2 selesai merakit. Oleh
karena itu, operator stasiun kerja 2 dapat langsung merakit produk dengan
segera sehingga idle time nya kecil.
Stasiun Kerja 3
Stasiun kerja 3 terdiri dari 6 operasi yaitu operasi 12(Memasang bolt type
I ke holder kanan atas), operasi 14(Memasang bolt type I ke holder kiri
atas), operasi 15(Memasang tire kanan belakang ke WIP Assy Holder),
operasi 16(Memasang nut kanan belakang ke WIP Assy Holder), operasi
17(Memasang tire kiri belakang ke WIP Assy Holder), operasi
18(Memasang nut kiri belakang ke WIP Assy Holder).
Berdasarkan tabel perhitungan dan grafik idle time stasiun kerja 3, dapat
diketahui bahwa idle time terbesar terjadi pada perakitan ke-12 sebesar
00:02:20.26 atau 140,26 detik. Hal ini terjadi karena pada perakitan ke-12
terjadi defect pada stasiun kerja 1 sehingga menunda proses perakitan pada
stasiun kerja berikutnya, termasuk stasiun kerja 3. Oleh karena itu,
operator stasiun kerja 3 mengalami idle yang lama karena menunggu WIP
hasil perakitan stasiun kerja 2, di mana operator stasiun kerja 2 juga
menunggu hasil dari stasiun kerja 1. Idle time terkecil terjadi pada
perakitan ke- 16 sebesar 00:00:00.93 atau 0,93 detik. Hal ini terjadi
karena hasil perakitan dari stasiun kerja 2 masuk ke stasiun kerja 3 hampir
bersamaan dengan operator stasiun kerja 3 selesai melakukan perakitan
ke-15. Sehingga pada perakitan ke-16, operator stasiun kerja 3 langsung
melakukan pekerjaan kembali dan idlenya sangat kecil.
Stasiun Kerja 4
Stasiun kerja 4 terdiri dari 8 operasi yaitu operasi 23(Inspeksi tire), operasi
24(Memasang cabin 1 ke Assy Tire), operasi 25(Memasang bolt type I
148
cabin ke WIP Assy Tire), operasi 26(Memasang PU Box ke Assy Tire),
operasi 27(Memasang bolt type I PU Box ke Assy Tire), operasi
28(Memasang bolt type I PU Box ke Assy Tire), operasi 29(Memasang
bolt type 2 Cabin 2 ke PU Model), operasi 30(Inspeksi Final).
Berdasarkan tabel perhitungan dan grafik idle time stasiun kerja 4, dapat
diketahui bahwa pada stasiun kerja 4 tidak memiliki idle time untuk
perakitan berapapun. Dengan kata lain, idle timenya sebesar 0 detik. Hal
ini dikarenakan waktu pengerjaan operator stasiun kerja 3 lebih cepat
dibandingkan operator stasiun kerja 4. Sehingga WIP dari stasiun kerja 3
masuk ke stasiun kerja 4 lebih dulu sedangkan operator stasiun kerja 4
belum selesai merakit. Oleh karena itu, saat operator stasiun kerja 4 sudah
selesai merakit, operator tersebut langsung melakukan perakitan
selanjutnya. Dengan demikian, operator stasiun kerja 4 tidak memiliki
waktu idle. Hal ini merupakan indikasi terjadinya bottleneck yang ditandai
dengan WIP numpuk di antara Stasiun kerja 3 dan stasiun kerja 4.
Idle time dapat berpengaruh pada efisiensi stasiun kerja dan efisiensi lini produksi.
Selain itu, idle time juga berpengaruh pada produktivitas pekerja. Perbaikan yang dapat
dilakukan yaitu dengan menyesuaikan waktu siklus dan kecepatan kerja dari operator.
Selain itu, training juga perlu dilakukan agar operator lebih terlatih dalam melakukan
pekerjaannya. Dengan melakukan perbaikan, diharapkan lintasan produksi menjadi lebih
seimbang dan produktivitas pekerja meningkat.
Waiting Time
Waiting time merupakan waktu di mana WIP dari stasiun kerja
sebelumnya menunggu untuk diproses di stasiun kerja berikutnya. Waiting
time antar stasiun kerja terjadi karena ketidakseimbangan pada lintasan
(Santoso, 2006)
Stasiun Kerja (1 ke 2)
Pada stasiun kerja 2, waiting time tercepat terjadi saat perakitan ke-4 yaitu
selama 1,03 detik. Hal ini dikarenakan operator langsung melakukan
perakitan saat palet masuk ke stasiun kerjanya. Sedangkan waiting time
149
terlama terjadi pada perakitan ke-32 yaitu selama 17,77 detik. Hal ini
dikarenakan operator menunda perakitan dengan meletakkan komponen
dari stasiun 1 ke meja kerja kemudian operator menata palet wadah part
terlebih dahulu kemudian ia baru melakukan perakitan.
Stasiun Kerja (2 ke 3)
Pada stasiun kerja 3, waiting time tercepat terjadi saat perakitan ke-15
yaitu selama 1,32 detik. Hal ini dikarenakan operator langsung melakukan
perakitan saat palet masuk ke stasiun kerjanya. Sedangkan waiting time
terlama terjadi pada perakitan ke-22 yaitu selama 9,22 detik. Hal ini
dikarenakan operator menunda perakitan saat palet masuk ke stasiun kerja
disebabkan oleh operator yang masih melanjutkan memasukkan perakitan
sebelumnya ke dalam palet untuk dibawa ke stasiun kerja berikutnya.
Stasiun Kerja (3 ke 4)
Pada stasiun kerja 4, waiting time tercepat terjadi saat perakitan ke-1 yaitu
selama 5,93 detik. Hal ini dikarenakan operator langsung melakukan
perakitan saat palet masuk ke stasiun kerjanya. Sedangkan waiting time
terlama terjadi pada perakitan ke-32 yaitu selama 6 menit 58,64 detik. Hal
ini dikarenakan operator menunda perakitan saat palet masuk ke stasiun
kerja karena masih melanjutkan perakitan sebelumnya.
Waiting time dapat mempengaruhi produktivitas lini produksi yang memiliki
potensi untuk produktivitas yang lebih tinggi. Tetapi dikarenakan proses perakitan yang
belum terstandarisasi maka belum dapat berjalan maksimal. Untuk itu, solusi yang dapat
diterapkan untuk meminimalisasi waiting time yaitu dengan melakukan standarisasi
proses perakitan, selain itu juga dapat menggunakan mesin robot otomatis sehingga waktu
perakitan dapat berlangsung pada durasi waktu yang stabil dan juga dapat meningkatkan
produktivitas lini produksi.
150
Penentuan stasiun kerja dengan Region Approach (RA) diawali dengan membagi wilayah
vertikal presedence diagram yang dikerjakan secara berurutan menjadi 1 wilayah
kemudian dimasukkan kedalam stasiun kerja dengan memperhatikan region dan
presedence diagram-nya. Largest Candidate Rule (LCR) menetapkan stasiun kerja
dengan memperhatikan ranking terbesar dari setiap operasi yang ada pada precedence
diagram kemudian dimasukkan kedalam stasiun kerja dengagn memperhatikan urutan
rankingnya dan presedence diagram. Ranked Positional Weight (RPW) merupakan
penentuan pembagian operasi kerja berdasarkan pembobotan setiap operasi kerjanya
Moodie Young menetapkan stasiun kerja dengan menggunakan dua fase analisis. Fase 1
adalah hasil dari LCR dan fase dua menempatkan operasi pada stasiun kerja yang waktu
operasinya lebih kecil dari dua kali goal. Langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan performansi lintasan yang terdiri dari Line Efficiency (LE) dan Smoothness
Index (SI). LE merupakan rasio total waktu terhadap keterkaitan waktu siklus dengan
jumlah stasiun kerja, sedangkan SI memiliki kaitan dengan kelancaran proses produksi.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keseimbangan pada lintasan
produksi, yaitu operator yang tidak fokus, keterlambatan bahan baku, terjadi kerusakan
pada mesin yang tidak disengaja, kondisi mesin yang sudah tua, terjadi barang yang
menumpuk dalam suatu proses, dan tata letak yang kurang baik.
Pembagian jobdesc antar operator yang sudah baik dan sama rata ditentukan
menggunakan line balancing. Hal ini dikarenakan untuk menyeimbangkan beban kerja
dimana beban kerja dibagi pada setiap stasiun kerja serta menjaga lini perakitan tetap
lancar dan mencegah terjadinya bottleneck. Serta untuk kondisi mesin dan alat yang
digunakan dalam lini perakitan sudah dalam kondisi yang baik dan siap digunakan.
Pada kelompok kami, diperoleh nilai LE dan SI yang berbeda-beda tiap metode.
Dari keempat metode tersebut, diperoleh nilai untuk metode RA nilai LE sebesar 89,99%
dan untuk nilai SI sebesar 20,044. Pada metode RPW nilai LE sebesar 89,99% dan nilai
SI sebesar 20,044. Pada Metode LCR nilai LE sebesar 92,60% dan nilai SI sebesar
11,525. Pada metode MY nilai LE sebesar 92,60% dan nilai SI sebesar 11,525.
Metode yang terpilih dari kelompok kami yakni metode moodie young dengan nilai
LE sebesar 92,60% dan nilai SI sebesar 11,525. Metode ini dipilih karena memiliki dua
fase yang dapat menambah nilai validasi dari kedua variable nilai tersebut. Setelah itu,
151
nilai SI, LE, dan jumlah stasiun kerja akan dibandingkan menggunakan metode line of
balancing dari 32 kelompok praktikum lainnya untuk mendapatkan nilai yang terbaik.
Pemilihan nilai terbaik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 1 Rekapitulasi Metode Terpilih
Shift Kelompok Metode LE SI
1 MY 92.79% 11.472
11 RPW 92.71% 12.912
Shift 1
21 RA 93.373% 10.405
32 RA 92.63% 11.3386
2 LCR 92.60% 11.53
12 RA 90.17% 20.35
Shift 2
22 LCR 91.94% 12.718
31 LCR 92,96% 11.072
3 RPW 91.94% 14.2
13 MY 93.19% 10.830
Shift 3
23 RA 89.85% 16.745
9 MY 92.07% 13.277
152
Setelah melakukan perhitungan LE dan SI oleh 32 kelompok praktikum, perbaikan
keseimbangan lintasan menggunakan metode Moodie Young yang terpilih yaitu
kelompok 8 dengan nilai LE sebesar 95,28% dan nilai SI sebesar 7,649. Dengan desain
lini yang bagus sesuai teori, maka seharusnya tidak terjadi bottleneck pada
pelaksanaannya, tetapi pada proses perakitan terjadi bottleneck dari stasiun kerja 3 ke 4.
Hal ini dikarenakan pada stasiun kerja 4 materialnya yang terbatas, terdapat part yang
rusak, operator yang kurang terampil, dan lingkungan yang tidak mendukung operator.
Hal tersebut menjadi hambatan dalam proses perakitan sehingga tidak dapat benar-benar
persis seperti desain yang telah dibuat dan pekerjaan menjadi tidak lancar.
3.2 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari modul 6 ini ialah:
1. Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan
keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara
berimbang sehingga tidak ada proses yang idle akibat terlalu lama menunggu
keluarnya peroduk dari proses yang sebelumnya. Adapun tujuan utama dalam
menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban
kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan
keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di
beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja
yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang.
2. Metode keseimbangan lintasan yang digunakan pada penelitan ini adalah
Killbridge Wester (Region Approach / RA), metode Ranked Position Weight
(RPW), metode Largest Candidate Rule (LCR) dan metode Moodie Young.
Region Approach merupakan metode heuristik yang menempatkan elemen
pekerjaan pada stasiun kerja berdasarkan posisi pada Precedence Diagram.
Ranked Positional Weight adalah metode yang diusulkan oleh Helgeson dan
Birnie sebagai pendekatan untuk memecahkan permasalahan pada keseimbangan
lini dan menemukan solusi dengan cepat. Metode Largest Candidate Rule adalah
untuk memperhitungkan elemen kerja yang akan dia- tur dalam urutan waktu
elemen kerja terbesar hingga terkecil (dengan mengacu pada station time, dan
153
work elemens) untuk setiap station time tidak melebihi yang waktu yang diijinkan.
Moodie Young merupakan metode yang memiliki dua fase, yaitu fase 1 adalah
membuat pengelompokkan stasiun kerja berdasarkan matriks hubungan
antarelemen, di mana fase 1 ini merupakan hasil akhir dari metode LCR.
Kemudian fase 2 dilakukan untuk mendistribusikan idle time secara merata untuk
setiap stasiun kerja hasil fase 1. Dari perhitungan dengan beberapa metode ini,
terpilih metode terbaik dalam satu angkatan yaitu metode Moodie Young yang
didapatkan oleh kelompok 8 shift 8 karena dianggap memberikan performansi
yang paling baik. Hal ini karena metode MY memiliki nilai Line Efficiency yang
paling besar dan nilai Smoothness Index yang paling kecil dibandingkan dengan
metode lain yaitu 95,28 % dan 7,649.
3. Smoothing Index adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relative dari
penyeimbang lini perakitan tertentu. Sedangkan Line Efficiency adalah rasio dari
total waktu terhadap ketertarikan waktu siklus dengan jumlah stasiun kerja yang
dinyatakan dalam persentase. Pada praktikum ini, Line Efficiency dan Smoothness
Index sangat diperlukan dalam penentuan performansi. Performansi yang terbaik
adalah dengan melihat nilai Line Efficiency yang besar dan Smoothness Index
yang kecil.
4. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau
jasa yang sedang diproduksi. Tenaga kerja langsung Adifa Company terdiri dari
2 bagian yaitu bagian operator dan logistik. Jumlah tenaga kerja langsung Adifa
Company ditentukan berdasarkan pada jumlah lini produksi dan jumlah stasiun
kerja. Adifa Company memiliki 3 lini kerja dengan 1 lini kerja terdiri dari 4
stasiun kerja dan masing-masing stasiun kerja memiliki 1 operator. Sehingga
jumlah tenaga kerja langsung Adifa Company bagian operator berjumlah 12 orang
dan bagian logistik berjumlah 12 orang. Persentase tenaga kerja langsung laki-
laki dan perempuan Adifa Company ditentukan berdasarkan jumlah Angkatan
kerja di Kabupaten Karawang (lokasi terpilih) yaitu 78% untuk laki-laki dan 22%
untuk perempuan karena dari beberapa hasil penelitian didapatkan tidak terdapat
perbedaan kinerja antara laki-laki dan perempuan.
154
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2016). Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus. Retrieved from
karawangkab.bps.go.id.
Asih, E. W. (2004). Penjadwalan Batch Pada Sistem Produksi Job Shop Single Item Multi
Stage. Teknologi Academia ISTA, 17-26.
Azwir, H. H., & Pratomo, H. W. (2017). Implementasi Line Balancing untuk Peningkatan
Efisiensi di Line Welding. Rekayasa Sistem Industri 6(1).
Dharmayanti, I., & Marliansyah, H. (2019). Perhitungan Efektivitas Lintasan Produksi
Menggunakan Metode Line Balancing. Jurnal Manajemen Industri dan Logistik.
Ginting, R. (2007). Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Handayani, D. Y., Prihandono, B., & Kiftiah, M. (2016). Analisis Metode Moodie Young
Dalam Menentukan Keseimbangan Lintasan Produksi. Buletin Ilmiah
Matematika, Statistika, dan Terapannya(BIMASTER) 5(3), 229-238.
hansen, R, D., & Mowen. (2006). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
Perwitasari, D. S. (2008). Perbandingan Metode Ranked Positional Weight dan Kilbridg
Wester Pada Permasalahan Keseimbangan Lini Lintasan Produksi Berbasis
Single Model .
Sa'adah, L., Martadani, L., & Taqiyuddin, A. (2021). Analisis Perbedaan Kinerja
Karyawan Pada PT Surya Indah Food Multirasa Jombang. Jurnal Inovasi
Pendidikan, 515-522.
Santoso, H. (2006). Peningkatan Efisiensi Stasiun Kerja Dengan Pendekatan Region Line
Balancing. ROTASI 8(1).
Siregar, A. (2012). Penyusunan Jadwal Induk Produksi Pada PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia.
Sutarjo, & Nurjaman, R. (2014). Analisis Keseimbangan Lintasan Line Produksi Drive
Assy di PT Jideco Indonesia.
Triwanto. (2019). ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KARYAWAN
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA PADA PT KIMIA FARMA
CABANG BANDAR LAMPUNG.
LAMPIRAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang – Semarang
Telp. (024) 7460052; Fax. (024) 7460052
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PROYEK TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI
Modul :6
Kelompok : 02
Nama Asisten : Odilia Sefi Anindyanari
Asistensi ke-
Nama NIM
1 2 3 4 5
Dinda Anggraini Fadli 21070119120031 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Asteria Noventi Ageta Br Ginting 21070119120039 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Faizal Hamdan 21070119130061 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Muhammad Afifudin 21070119140150 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Asisten,