(MPOP)
PELABUHAN
Nama Kelompok:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
DAFTAR ISI
ii
3.4.2 Analisa Harga Satuan Perhitungan analisa harga satuan mencakup 5 hal
pokok, yaitu : .................................................................................................... 20
3.5 Rencana Anggaran Biaya ....................................................................................... 27
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
menganalisis elemen kegiatan yang sama secara berulang sehingga cenderung kurang
efisien. Jaringan kerja yang memuat activity link-nya akan sangat Panjang dan
kompleks untuk dianalisis lebih lanjut, terutama dari segi pengontrolannya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami penjadwalan pada pelaksanaan proyek
pelabuhan
2. Mengetahui dan memahami Analisa Rencana Anggaran Biaya pada proyek
pelabuhan
3. Mengetahui jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan pada proyek pelabuhan
4. Mengetahui jenis-jenis alat berak yang dipakai pada proyek pelabuhan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Curve-S yang berfungsi memproyeksikan kemajuan progres bobot pekerjaan dan
waktu pelaksanaan. Namun jika dikaji secara luas model penjadwalan memiliki
beberapa jenis dan fungsi yang dapat digunakan dalam proses perencanaan maupun
selama proses konstruksi berlangsung, antara lain:
1. Gantt Chart, berupa model penjadwalan yang memproyeksikan item pekerjaan/pada
sumbu y terhadap waktu pelaksanaannya yang berupa model diagram batang/Gnatt
secara horisontal sepanjang waktu total penjadwalan pada sumbu x/durasi proyek.
Model penjadwalan ini berfungsi memberikan informasi urutan item pekerjaan yang
akan dikerjakan secara sistematis dan juga dapat memberikan informasi berupa
kemajuan proyek berdasarkan jadwal rencana dan aktual selama proses konstruksi
dan tidak memberikan informasi laninnya seperti kinerja biaya, jalur kritis dan bobot
pekerjaan.
4
mengetahui kemajuan kinerja waktu pelaksanaan proyek apakah proyek mengalami
kemajuan waktu pekerjaan atau keterlambatan/varian.
5
Gambar 2.3 Network Planning
3. Earned Value Management (EVM)/Earned Value Analysis (EVA), model
penjadwalan ini pada dasarnya merupakan instrumen pengukuran
kinerja/performance (nilai hasil) terhadap waktu dan biaya suatu proyek
khususnya di bidang konstruksi. Parameter dasar pada metode EVM yaitu
Budgeting Cost Work Performance (BCWP)/Earned Value (EV) yaitu nilai
hasil bobot pekerjaan aktual di lapangan dikalikan dengan harga satuan
pekerjaan pada setiap item pekerjaan yang telah dikerjakan, kemudian
parameter ke -2 yaitu Actual Cost Work Performance (ACWP) yaitu parameter
yang menunjukkan biaya aktual yang telah dikeluarkan pada suatu pekerjaan
sampai periode dilakukannya evaluasi kinerja dan parameter ke-3 yaitu
Budgeting Cost Work Scheduled (BCWS)/Planned Value/PV yaitu parameter
yang menunjukkan rencana biaya yang akan dikeluarkan berdasarkan
perencanaan schedule yang dibuat. Pemodelan penjadwalan kinerja ini juga
dapat menganalisis tingkat penyimpangan/varians waktu dan biaya proyek,
indeks kinerja waktu dan biaya serta dapat digunakan dalam
meramalkan/estimasi total waktu dan biaya proyek secara keseluruhan
berdasarkan indeks kinerja proyek yang telah dikerjakan sampai pada saat
proyek dievaluasi.
6
Gambar 2.4 Earned Value Management
4. Resources Scheduled Distribution, model penjadwalan ini merupakan uraian
dari penjadwalan sebelumnya dimana dalam penjadwalan ini hanya berfokus
pada sumber daya yang akan dijadwalkan selama proses konstruksi baik
distribusi jadwal tenaga kerja, material dan peralatan proyek. Fungsi dari model
penjadwalan ini yaitu dapat memberikan informasi target alokasi sumber daya
berdasarkan jumlah yang akan direncanakan/digunakan pada periode
pelaksanaan proyek, sehingga dapat mencegah terjadinya keterlambatan waktu
alokasi sumber daya proyek di lapangan yang tentunya mempengaruhi waktu
pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
7
masalah yang mengandung ketidakpastian dan kemungkinan jangka panjang yang
tidak dapat diperhitungkan dengan seksama oleh proses analitik. Teknik ini memakai
pendekatan dengan permodelan untuk menganalisis permasalahn yang probabilistik
(Kakiay 2004:1). Simulasi tidak mengahsilkan sebuah solusi namun menyediakan
sejumlah informasi yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan.
1. Distribusi Normal
2. Distribusi Beta
3. Distribusi Lognormal
4. Distribusi Uniform
8
5. Distribusi Triangular
2.4. Metode Pelaksanaan Proyek Pelabuhan
Metode pelaksanaan proyek dermaga- Dermaga atau pelabuhan adalah
bangunan yang berada pada tepi pantai berfungsi untuk berlabuh atau bersandar kapal-
kapal dari laut. Dengan kata lain dermaga ini untuk menghubungkan transportasi darat
dan laut. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah pelabuhan, namun orang-
orang Engineering biasanya menyebut dermaga. Untuk saat ini pembangunan dermaga
lagi gencar-gencarnya oleh Pemerintah dikarenakan negara Indonesia adalah negara
kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan sangat mengandalkan transportasi laut
sebagai angkutan logistik.
Proyek dermaga biasa ditangani oleh kontraktor Grade tinggi karena tingkat
kesulitannya yang tinggi. Sebelum masuk pada tahap metode pelaksanaan ada baiknya
mengetahui lingkup pekerjaan dermaga terlebih dahulu, metode pelaksanaan pekerjaan
dermaga sebagai berikut
1. Menentukan lokasi stock pile terlebih dahulu. Stock pile berfungsi untuk
menyimpan material seperti tiang pancang baja (SPP), CSP, Beton Precast
Pilehead, Precast Balok, Precast Halfslab, dan lain-lain
2. Fabrikasi besi Rebar cage, fabrikasi beton precast, dan pengadaan dari
supplier.
3. Mencari supplier dan Quarry material terdekat. Selain menggunakan
precast, struktur beton juga menggunakan ready mix sehingga perlu
mencari Batching Plant di sekitar lokasi proyek.
4. Menghitung kebutuhan alat berat dan alat bantu untuk pekerjaan utama.
Alat yang perlu diperhitungkan antara lain jumlah ponton servis, ponton
pancang, alat hammer, crane servis dan lain-lain.
9
5. Merencanakan mobilisasi material dan alat berat dari stock pile menuju
lokasi proyek.
6. Membuat temporary jetty untuk berlabuh ponton-ponton servis. Biasanya
temporary jetty dibangun didekat stock pile. Temporary jetty ini hanya
bersifat sementara. Apabila pekerjaan sudah selesai harus dibongkar.
10
6. Dilakukan pemotongan tiang pancang untuk menyamakan level dengan alat
las dan pemasangan Bracing.
7. Pemasangan Precast Pilecap dengan alat crane servis.
8. Pemasangan rebar cage (besi) pada isian tiang pancang
9. Pengecoran isian tiang pancang dengan beton ready mix. Mobil ready mix
dan concrete pump diangkut menggunakan ponton menuju lokasi
pengecoran.
10. Pemasangan Precast Balok yang menghubungkan antar tiang pancang
11. Pemasangan precast halfslab dengan bantuan ponton dan crane erection.
12. Apabila halfslab precast yang berada ditengah sudah dipasang semua,
dilanjutkan pemasangan besi slab/wiremesh.
13. Khusus daerah tepi Jetty yang akan dipasang Fender dan Bollard di Block
Out terlebih dahulu.
14. Pengecoran slab (cast in situ) pada tengah jetty dengan beton ready mix.
15. Pemasangan plank fender precast dan bollard pada tepi Jetty.
16. Pengecoran slab tepi jetty dengan beton ready mix.
17. Pemasangan Fender dengan bantuan crane servis dan ponton.
11
juga yang menggunakan tiang pancang baja (SPP = Steel pipe Pile) tergantung dari
desain perencana. Pembangunan trestle biasanya dikerjakan setelah bangunan jetty
mulai dikerjakan. Contoh spesifikasi trestle:
Finishing : Ac-wc
Alat yang digunakan : Ponton servis, ponton pancang, hammer, crane servis,
dll.
12
9. Pengecoran isian tiang pancang dengan beton ready mix. Mobil ready
mix dan concrete pump diangkut menggunakan ponton menuju lokasi
pengecoran.
12. Erection precast halfslab dengan bantuan ponton dan crane erection.
15. Setelah struktur slab selesai, dilanjutkan pekerjaan finishing aspal Ac-
Wc dengan alat berat asphalt finisher, tandem roller dan PTR.
Metode pelaksanaan proyek dermaga tidak selalu sama seperti di atas. Alur atau urutan
pekerjaan sangat tergantung dari kondisi dan lokasi dermaga. Demikian uraian singkat
mengenai metode pekerjaan proyek dermaga.
13
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak
tercapainya jadwal target yang telah ditentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak
semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatannya, maka
haruslah memahami jenis alat berat dan fungsinya pada proyek konstruksi.
Adapun jenis alat berat yang dipakai pada pelaksanaan proyek pembangunan
pelabuhan antara lain :
14
7. Generator, Fungsi dari generator adalah untuk menghasilkan listrik dgn cara
mengubah gerak menjadi energi listrik sehingga bisa digunakan untuk
berbagai keperluan
15
BAB III
DATA DAN ANALISA
Tahap 4
Lokasi : Paciran,Lamongan
Surabaya
Lamongan
16
3.1.3 Data Teknis
Nama Pekerjaan: Pembangunan Dermaga
Tahap 4
(upper structure)
Dermaga/Terminal tahap II
- Pekerjaan Catwalk
17
3.3 Penjadwalan proyek
18
3.4 Analisis Biaya
3.4.1 Analisa Biaya Struktur Dermaga
Harga material dan upah diambil dari “Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Surabaya”
Th 2005 dan Tugas Akhir “Perencanaan Detail Dermaga di Lamongan Shorbase” berikut:
19
Operator org/hari 25.000,00
Pembantu Operator org/hari 20.000,00
Sopir org/hari 35.000,00
Penyelam org/hari 60.000,00
Perincian analisa harga satuan dermaga dan trestle dapat diperiksa pada tabel berikut ini:
Harga Jumlah
No Uraian Vol. Satuan
Satuan (Rp) (Rp)
1 1 M3 BETON K - 300 READY MIX
a. Bahan :
Beton Ready Mix K 300 1 m3 273,000.00 273,000.00
b. Alat :
Concrete Pump 0.3 jam 115,000.00 34,500.00
Vibrator 0.6 jam 12,000.00 7,200.00
c. Upah :
Pekerja 4 org/hari 20,000.00 80,000.00
Mandor 0.1 org/hari 50,000.00 5,000.00
Tukang 2 org/hari 35,000.00 70,000.00
Kepala Tukang 0.5 org/hari 40,000.00 20,000.00
20
2 10 M2 BEKISTING
a. Bahan :
3 100 KG PEMBESIAN
a. Bahan :
Besi 100 kg 4,700.00 470,000.00
KawatBendrat 2 kg 8,500.00 17,000.00
b. Upah :
Pekerja 6.75 org/hari 20,000.00 135,000.00
Tukang Besi 6.75 org/hari 35,000.00 236,250.00
Kepala Tukang 2.25 org/hari 40,000.00 90,000.00
Biaya 100 kg Pembesian 948,250.00
Biaya 1 kg Pembesian 9,482.50
4 1 M3 BETON BERTULANG
PLAT
21
1,055,936.00
5 1 M3 BETON BERTULANG
BALOK MELINTANG
6 1 M3 BETON BERTULANG
BALOK MEMANJANG
7 1 M3 BETON BERTULANG
BALOK CRANE
8 1 M3 BETON BERTULANG
BALOK FENDER
22
Besi Beton 30.48 kg 9,482.50 289,026.60
9 1 M3 BETON BERTULANG
POER TIANG TUNGGAL
10 1 M3 BETON BERTULANG
POER TIANG GANDA
11 1 M3 BETON BERTULANG
PENGISI TIANG PANCANG
23
12 PENGADAAN 1 TIANG 60,96 cm
Tiang 60,96 cm, t=1,2 cm 6936 kg 3.600,00 24.970.068,00
24
Anchor Boat 8 jam 287.000,00 2.296.000,00
Work Boat 8 jam 47.000,00 376.000,00
Generator 150 kVA 8 jam 84.000,00 672.000,00
Alat Bantu 1 unit 360.000,00 360.000,00
9.543.000,00
Dalam 1 Hari Pemancangan (m') 74
Biaya Pemancangan 1 m tiang 128.959,46
25
Operator 5 org/hari 25.000,00 125.000,00
Pembantu Operator 5 org/hari 20.000,00 100.000,00
Sopir 3 org/hari 35.000,00 105.000,00
b. Alat : 0,00
Gantry Crane 0,1 jam 240.000,00 24.000,00
Crawler Crane 0,2 jam 222.000,00 44.400,00
Ponton Kap. 1000 ton 0,5 jam 136.000,00 68.000,00
Anchor Boat 0,2 jam 287.000,00 57.400,00
Work Boat 0,1 jam 47.000,00 4.700,00
Truk Trailer 0,2 jam 163.000,00 32.600,00
Alat Bantu 1 unit 12.000,00 12.000,00
593.100,00
Dalam 1 Hari Pengangkatan (m') 178
Biaya Pengangkatan 1 m Tiang 3.332,02
20 1 M3 SELIMUT BETON
26
1.322.856,05
27
Tabel 3.3 Perhitungan RAB
IV PEKERJAAN PELENGKAP
1 Fender 80 buah 60.000.000,00 4.800.000.000,00
2 Boulder 12 buah 24.000.000,00 288.000.000,00
3 Pemasangan Rel Crane 1 Ls 120.000.000,00 120.000.000,00
Sub Total IV 5.208.000.000,00
28
Rencana anggaran biaya total untuk pembangunan proyek reklamasi
dermaga general Cargo Jamrud Utara di Pelabuhan Tanjung Perak
ini didapat :
Tabel 3.4 Rekapitulasi anggaran biaya dermaga.
29
BAB IV
KESIMPULAN
Proyek pembangunan dermaga Lamongan ini dapat diselesaikan dalam 3 tahun dan
menghabiskan biaya berkisar Rp 163.895.000.000,00. Proyek ini menggunakan beberapa alat
berat seperti Pile-Driver Barge, Ponton 1000 ton, Gantry Crane 80 ton, Crawler Crane 25
ton, Truk trailer kapasitas 30 ton, Anchor Boat, Wor Boat, dan lain-lain
30
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/62573632-Aplikasi-penjadwalan-dengan-menggunakan-metode-
probabilistik-pada-proyek-dermaga-lamongan.html
31