HALAMAN JUDUL
LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA
PENGUKURAN WAKTU KERJA
PERIODE SEMESTER GENAP 2020/2021
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Anzor (12191016)
Farhan Jezando Wardana (12191028)
Miftahul Jannah (12191046)
Muhammad Raihan Laden (12191054)
Yuli Kamasari (12191084)
26 Mei 2021
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL III
PENGUKURAN WAKTU KERJA (TIME STUDY)
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja ini disusun sebagai tugas mata
kuliah Perancangan Sistem Kerja semester genap tahun ajaran 2020/2021
Mengetahui,
ADIEK ASTIKA CLARA SUDARNI, S.ST., M.T NONI OKTIANA SETIOWATI, S.T., M.SC
NIP/NIPH: 100320224 NIP/NIPH: 100320253
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya yang
berlimpah dalam penyusunan laporan praktikum mata kuliah Perancangan Sistem
Kerja program studi Teknik Industri Institut Teknologi Kalimantan. Adapun
penyusunan laporan praktikum dengan modul “Pengukuran Waktu Kerja (Time
Study)” ini dibuat adalah dengan maksud agar dapat Mengetahui cara untuk
menghitung performance rate, allowance yang digunakan untuk menetapkan waktu
standard dan mengetahui cara untuk menghitung dan menganalisis waktu kerja
yang efektif dan efisien menggunakan perhitungan waktu normal, waktu standar,
serta output standard.
Dalam melakukan praktikum ini, tentunya banyak sekali hambatan yang telah
penulis rasakan. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, di antaranya :
1. Adiek Astika Clara Sudarni, S.ST., M.T. dan Noni Oktiana Setiowati, S.T.,
M.SC., selaku dosen pembimbing mata kuliah Perancangan Sistem Kerja
yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
2. Reza Adi Pranata, selaku asisten praktikum yang telah membantu penulis
dalam pelaksanaan asistensi.
3. Anggota kelompok 1 praktikum kelas B Ganjil yang telah membantu dalam
proses pengerjaan laporan.
Selain itu, kami juga sadar bahwa pada laporan percobaan kami ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan
kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Semoga
laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.3.5. Pengumpulan Data Waktu Perakitan ................................................... 22
3.3.6. Uji Keseragaman Data ......................................................................... 22
3.3.7. Uji Kecukupan Data ............................................................................ 22
3.3.8. Melakukan Perhitungan WS, WN, WB, dan OS.................................... 22
3.3.9. Pembahasan dan Analisis Data ............................................................ 22
3.3.10. Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23
4.1. Pengumpulan Data ..................................................................................... 23
4.2. Pengolahan Data ......................................................................................... 24
4.2.1. Uji Keseragaman ................................................................................. 24
4.2.2. Uji Kecukupan ..................................................................................... 26
4.2.3. Waktu Siklus ........................................................................................ 27
4.2.4. Waktu Normal ..................................................................................... 27
4.2.5. Waktu Baku ......................................................................................... 28
4.2.6. Output Standar ..................................................................................... 29
4.3. Pembahasan ................................................................................................ 30
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 32
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 32
5.2. Saran ........................................................................................................... 33
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
adanya praktikum ini, diharapkan dapat membuat pengukuran waktu kerja yang
efektif, efisien, dan lebih baik lagi.
2
1.5. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam praktikum pengukuran waktu kerja ini adalah
sebagai berikut:
1. Metode kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jam henti
(stop watch time study).
2. Dilakukan pengukuran dari video perakitan produk menggunakan
stopwatch minimal sebanyak 30 kali pengulangan untuk pengolahan data
3. Pengolahan data menggunakan perhitungan uji keseragaman, uji
kecukupan, waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan Output Standar
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
b. Metode data gerakan
2.2. Uji Keseragaman
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu
kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus menggunakan alat-alat yang telah
disiapkan. Teknik pengukuran jam henti adalah metode pengukuran waktu yang
paling sederhana karenanya metode ini lebih sering digunakan daripada metode-
metode pengukuran waktu lainnya (Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja,
2006).
Tes keseragaman data perlu dilakukan guna menetapkan waktu standar. Tes
keseragaman data bisa dilaksanakan dengan cara visual dan/atau mengaplikasikan
peta kontrol (control chart).
Tes keseragaman data secara visual dilakukan dengan mudah dan cepat. Di
sini hanya melihat data yang terkumpul dan mengidentifikasikan data yang terlalu
“ekstrem”, data ekstrem adalah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh
menyimpang dari tren rata-ratanya. Data terlalu ekstrem dibuang dan tidak
dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. Peta kontrol adalah suatu alat yang
tepat guna mengetes keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Data
yang dikatakan seragam yaitu berasal dari sistem yang sama, bila berada di
antara kedua batas kontrol, dan tidak seragam yaitu berasal dari sistem sebab yang
berbeda, jika berada di luar batas kontrol (Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak
Dan Waktu. Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, 1995, hal.
194).Uji keseragaman data adalah pengujian yang dilakukan terhadap data
pengukuran untuk mengetahui apakah data yang diukur telah seragam dan berasal
dari satu sistem yang sama.
Uji keseragaman data dapat digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh seragam atau tidak. Uji keseragaman data ini perlu dilakukan terlebih
dahulu sebelum menggunakan data yang diperoleh guna menetapkan waktu
standar. Berikut adalah langkah-langkah menghitung keseragaman data:
1. Menghitung waktu rata-rata dari setiap elemen kerja dengan
menggunakan rumus:
∑𝑥𝑖
𝑋̅ = 𝑁 (2.1)
Sumber: Hamni & Z (2008)
5
Dimana : ∑𝑥𝑖 = Jumlah semua data yang cukup
N = Jumlah pengamatan tiap elemen kerja
∑(𝑥𝑖−𝑥̅ )²
𝛿=√ (2.2)
(𝑁−1)
5. Menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
dengan cara sebagai berikut:
6
Gambar 2.1 Grafik Pengendali
Sumber: Hamni & Z (2008)
BKA = 𝑥̅ + k . 𝛿 (2.5)
BKB = 𝑥̅ – k . 𝛿 (2.6)
Dimana : k = Harga indeks toleransi terhadap penyimpangan data.
7
X = Data antropometri untuk tiap-tiap individu pengamatan.
Apabila N’ < N, maka dikatakan telah cukup. Namun, apabila N’ > N, maka
jumlah data belum cukup sehingga harus dilakukan penambahan data sebesar
selisih antara N’ dan N. Setelah itu dilakukan kembali pengujian kenormalan data,
uji keseragaman data, dan uji kecukupan data.
Uji kecukupan data adalah proses pengujian yang dilakukan terhadap data
pengukuran untuk mengetahui apakah data yang diambil untuk penelitian sudah
mencukupi untuk dilakukan perhitungan waktu baku. Pengujian kecukupan data
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Sutalaksana, Anggawisastra, &
Tjakraatmadja, 2006)
a. Tingkat ketelitian
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum dari hasil
perhitungan terhadap nilai waktu yang sebenarnya.
b. Tingkat kepercayaan
Tingkat kepercayaan menunjukkan besarnya probabilitas bahwa data yang
sudah diambil berada dalam tingkat ketelitian yang sebelumnya telah
ditentukan. Rumus untuk menguji kecukupan data pengamatan dapat
menggunakan persamaan 2.8.
𝐾 2
√𝑁(∑𝑋𝑖 2 )−(∑𝑋𝑖)²
N’ = ( 𝑆
) (2.8)
∑𝑋
8
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 /𝑑𝑎𝑦
CT = (2.9)
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 /𝑑𝑎𝑦
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-
turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan. Dapat dikatakan waktu siklus,
merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada
umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator
bekerja pada kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam siklus yang
berbeda tidak selalu akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis sama. Variasi
dan nilai waktu ini bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu di antaranya bisa
terjadi karena perbedaan di dalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu
elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stopwatch.
Menurut (Ballard, 2001), definisi waktu siklus (cycle time) adalah jumlah dari
durasi kegiatan, antara kegiatan yang tumpang tindih dan ditambah jumlah dari
waktu antrean. Sementara menurut (Hurley, F, & G., 1998), waktu siklus
(cycle time) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan dari awal sampai akhir
dari kegiatan yang terlibat di dalam proses rantai pasok (supply chain).
Dari uraian definisi di atas bahwa waktu siklus (cycle time) tersebut merupakan
suatu total waktu dari awal hingga akhir dari proses kegiatan, termasuk waktu
tunggu. Begitu juga dengan waktu siklus pengecoran lantai, yang dimulai dengan
kegiatan pekerjaan kolom, balok dan lantai (termasuk pembentukan besi dan
bekisting) yang diakhiri dengan pengecoran. Pada proses ini di dalamnya mencakup
proses rantai pasok (supply chain), seperti bahan-bahan struktur beton.
Sebagai contoh, dalam mempertimbangkan waktu siklus pengecoran lantai
pada proyek konstruksi bangunan gedung bertingkat, agar memenuhi aspek
kecepatan dan kualitas melalui penerapan dan pola supply chain. Pola yang
diterapkan di antaranya adalah pengadaan material besi beton, campuran beton,
peralatan, dan pekerja pembuatan besi dan beton diadakan oleh kontraktor utama.
Sedangkan untuk pengadaan bekisting dan pekerja bekisting diadakan oleh
subkontraktor.
9
Penerapan dan pola supply chain seperti ini sering diterapkan di lapangan, agar
waktu siklus pengecoran lantai dapat memenuhi durasi proyek dan memenuhi aspek
biaya, kecepatan, keamanan dan kualitas.
Nilai waktu yang diperoleh di sini masih belum bisa kita tetapkan sebagai
waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja, karena di sini faktor-faktor
yang berkaitan dengan waktu kelonggaran (Allowance Time) agar operator bekerja
sebaik-baiknya masih belum dikaitkan.
10
yang berkelanjutan, menggunakan metode, alat dan perlengkapan, bahan baku, dan
pengaturan tempat kerja yang sudah ada.
Secara umum waktu baku dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan
oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Di sini sudah meliputi kelonggaran waktu yang
diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus
diselesaikan tersebut. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam
aktivitas pengukuran kerja ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat
rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus
berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk
memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk
setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi
kelelahan atau untuk faktor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka
waktu penggunaannya waktu standar ada batasnya, atau bisa dikatakan waktu
yang dibutuhkan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau
pekerjaan oleh tenaga kerja yang wajar pada situasi dan kondisi yang normal
sehingga didapatkan waktu baku atau waktu standar secara umum.
Ada dua cara untuk menentukan waktu baku antara lain :
a. Cara langsung
Cara langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku di mana
pengamatan data-data yang diperlukan langsung dilakukan di tempat
berlangsungnya suatu aktivitas atau pekerjaan yang akan ditemukan waktu
bakunya.
b. Cara tak langsung
dibagi menjadi dua, yaitu:
• Pengukuran jam henti
• Pengukuran sampling kerja (pekerjaan)
11
secara simultan untuk menentukan waktu normal. Piranti pengukur waktu
elektronik yang sekarang sering digunakan adalah stopwatch konvensional.
Pengukuran waktu jam henti (stopwatch) adalah suatu cara untuk menentukan
waktu baku yang pengamatannya langsung dilakukan di tempat berlangsungnya
suatu aktivitas atau berlangsungnya suatu pekerjaan dengan menggunakan alat
utamanya adalah jam henti (stopwatch) yaitu dengan mengamati saat mulainya
pekerjaan itu hingga berakhirnya pekerjaan/aktivitas yang meliputi : waktu setting,
waktu operasi dan waktu inspeksi.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan
maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan
menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya
dapat diperoleh waktu yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain-lain.
Langkah-langkah sebelum melakukan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penetapan tujuan pengukuran
2. Melakukan penelitian pendahuluan
3. Memilih operator
4. Melatih Operator
5. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
6. Menyiapkan alat-alat pengukuran.
Cara tak langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku yang data-
datanya tidak langsung dilakukan di tempat berlangsungnya aktivitas/perkerjaan
tetapi cukup menggunakan data-data masa lampau yang telah dibukukan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. Cara ini dapat dibagi dua cara, yaitu:
- Pengukuran waktu data waktu baku
- Pengukuran data waktu gerakan
Dengan demikian waktu baku tersebut dapat diperoleh
dengan mengaplikasikan rumus berikut. Rumus (2.11) Merupakan Rumus secara
umum yang paling banyak dipakai menghitung waktu baku, Meskipun sebenarnya
rumus tersebut kurang teliti bilamana dibandingkan dengan rumus (2.12).
Wn = Ws x p (2.11)
Sumber: Stevenson & Chuong (2014)
Di mana P adalah faktor penyesuaian
1 siklus rata-rata normal, p1 untuk bekerjanya terlalu lambat atau sebaliknya.
12
Hitung waktu baku
Wb = Wn + ( Wn x 1 ) (2.12)
Sumber: Stevenson & Chuong (2014)
Di mana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja
untuk menyelesaikan pekerjaannya di samping waktu normal.
13
normal pada suatu operasi kerja (Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan
Waktu Teknik. Analisis untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, 2000).
Westing (Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik. Analisis
untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, 2000) juga ikut memperkenalkan sistem
yang dianggap lebih lengkap dibandingkan dengan sistem yang dilaksanakan oleh
Bedaux. Westing House berhasil membuat suatu tabel performance rating yang
berisi nilai-nilai angka berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-masing faktor
tersebut. Pada metode ini penilaian didasarkan pada empat faktor, yaitu
• Skill (Keterampilan): kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan.
• Effort (Usaha): kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja.
• Condition (Kondisi kerja): kondisi lingkungan fisik (pencahayaan, temperatur,
dan kebisingan ruangan).
• Consistency (Konsistensi): kenyataan bahwa setiap hasil pengukuran waktu
menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
14
Tabel 2.1 Performance Rating Westinghouse
15
yang bersangkutan, interval waktu dari siklus kerja di mana pekerja memikul
beban kerja secara penuh, kondisi lingkungan fisik dan faktor-faktor lainnya.
• Kelonggaran waktu karena keterlambatan (delay allowance)
Keterlambatan atau delay bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang sulit
untuk dihindarkan yang umumnya disebabkan oleh mesin, operator, ataupun
hal-hal lainnya yang di luar kontrol. Misalnya kerusakan mesin, peralatan,
menerima atau meminta petunjuk dari supervisor. Keterlambatan yang terlalu
besar atau lama tidak akan dipertimbangkan sebagai dasar untuk menetapkan
waktu baku.
16
Tabel 2.3 Lanjutan Nilai Allowance
17
*) = Kontras antara warna hendaknya diperhatikan.
**) = Tergantung juga pada keadaan ventilasi.
***) = Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari pemukaan laut
dan keadaan iklim.
Catatan = Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi :Pria = 0-2,5%
Wanita= 2-5%.
18
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan oleh kelompok kami dalam melaksanakan
praktikum perhitungan waktu kerja adalah :
1. Lembar Observasi
2. Stopwatch
3. Alat Tulis
4. Benda Kerja
5. Wadah Sekrup
6. Obeng
19
Mulai
Membagi Elemen/Langkah-langkah
Pekerjaan
Buang Data
Tidak Data Seragam?
Ekstrem
Ya
Melakukan Perakitan
Tidak Data Cukup?
Kembali
Ya
Melakukan Perhitungan
Selesai
20
3.3. Prosedur Praktikum
Berikut prosedur atau langkah – langkah kerja yang akan digunakan oleh
kelompok kami dalam melakukan praktikum pengukuran waktu kerja pada
perakitan produk kipas angin berdiri/stand fan Welhome.
3.3.1. Rumusan Masalah dan Tujuan
Setiap pekerjaan memiliki waktu kerja yang efektif dan efisien, dengan
menggunakan perhitungan uji keseragaman, uji kecukupan, waktu siklus,
waktu normal, waktu baku, dan Output Standar pada stand fan Welhome pada
setiap langkah pekerjaan dan menganalisisnya, kita dapat mengetahui waktu
yang efektif dan efisien agar terciptanya kinerja yang optimal.
3.3.2. Melakukan Persiapan dengan Membagi Tugas Setiap Anggota
Kelompok
Para praktikan berunding untuk membagi tugas kepada setiap anggota
kelompok dengan peranan sebagai berikut:
a. 1 orang bertugas sebagai operator perakitan, yang akan diberikan
tugas untuk melakukan perakitan produk.
b. 1 orang bertugas sebagai timer dan akan mencatat waktu kerja
operator yang sedang melakukan perakitan produk.
c. 1 orang bertugas sebagai rater, bertugas menilai produk hasil
perakitan.
3.3.3. Membagi Elemen/Langkah-langkah Pekerjaan
Selanjutnya praktikan dapat melakukan breakdown elemen kerja pada
produk yang telah digunakan pada modul sebelumnya.
3.3.4. Melakukan Perakitan Sebanyak 30 kali
Praktikan mempersiapkan layout yang nyaman bagi operator untuk
perakitan dan melakukan pengukuran waktu sebanyak 30 kali. Praktikan yang
bertugas sebagai timer dan pencatat waktu harus mencatat waktu tiap satu
siklus ketika operator melakukan perakitan, sedangkan rater mengestimasi
waktu kerja operator tanpa melihat stopwatch dan mencatatnya.
21
3.3.5. Pengumpulan Data Waktu Perakitan
Data kerja waktu yang diperoleh dicatat. Lalu, tentukan performance
rating dari perakitan yang telah dilakukan oleh operator.
3.3.6. Uji Keseragaman Data
Para praktikan melakukan analisis perhitungan uji keseragaman data
dengan rumus yang telah ditentukan, jika data tersebut sergam, maka dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya. Jika tidak seragam, maka dilakukan
pembuangan data ekstrem agar data-datanya seragam (dapat dilihat pada grafik
uji keseragaman datanya).
3.3.7. Uji Kecukupan Data
Para praktikan melakukan analisis perhitungan uji kecukupan data dengan
rumus yang telah ditentukan, jika data tersebut cukup, maka dapat dilanjutkan
ke tahap berikutnya. Jika tidak cukup, maka dilakukan percobaan perakitan
ulang lalu dilakukan kembali uji kecukupan data hingga datanya cukup (N’<
N).
3.3.8. Melakukan Perhitungan WS, WN, WB, dan OS
Para praktikan melakukan perhitungan pada Waktu Siklus, Waktu Normal,
Waktu Baku, dan Output Standar dengan rumus yang telah ditentukan.
3.3.9. Pembahasan dan Analisis Data
Para praktikan melakukan pembahasan terkait rekapan data dari hasil
perhitungan waktu pada tiap pekerjaan dan melakukan analisis data. Jika WN <
WS untuk p < 1, maka operator bekerja di bawah normal/terlalu lambat, jika
WN = WS untuk p = 1, maka tempo kerja operator wajar/normal, dan jika WN >
WS untuk p > 1, maka tempo kerja operator di atas normal/terlalu cepat.
3.3.10. Kesimpulan dan Saran
Tahap selanjutnya yaitu tahap penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan dapat dilakukan dengan mengambil keputusan-keputusan yang
didapatkan dari proses pengolahan dan analisis data.
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
2 Perakitan 83 81 79 77 78 81 83 78 82 76
bagian badan
3 Perakitan 249 247 252 249 247 249 253 251 247 248
bagian kepala
Sumber: Penulis (2021)
Pada uji keseragaman untuk mengetahui apakah data yang diukur telah
seragam dan berasal dari satu sistem yang sama. Berikut ini merupakan
diagram dari hasil pengujian keseragaman data:
24
138
136
134
132
130
128 BKA
126 x
124
BKB
122
120
118
116
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
78 x
76 BKB
74
72
70
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Gambar 4.2 Diagram Keseragaman Data Langkah 2
Sumber: Penulis (2021)
350
300
250
200 BKA
150 x
BKB
100
50
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
25
Melalui gambar diagram di atas, dapat terlihat bahwa seluruh data yang
telah di uji dari langkah 1 hingga langkah 3 seluruh datanya telah seragam, hal
ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya grafik data yang melewati BKA dan
BKB.
Dari perhitungan yang sudah kami lakukan sebelumnya, maka
representatif data dapat dibuat ke dalam Tabel 4.4.
2
2
√30(194.736) − (5.837.056)²
0,05
N2′ = ( ) = 1,377132582 ≈ 1,38
2416
2
2
√30(1.782.446) − (52.881.984)²
0,05
N3′ = ( ) = 17,89330748 ≈ 17,89
7272
26
2 2 0,05 30 1,38 CUKUP
3 2 0,05 30 17,89 CUKUP
Sumber: Penulis (2021)
Pada tabel di atas terdapat 3 langkah atau proses dan didapatkan ketiga
langkah data yang mencukupi, dikarenakan N’ < N.
27
CONDITION (C Good) 0,02
CONSISTENCY (B 0,03
Excellent)
TOTAL 1,23
Sumber: Penulis (2021)
Setelah didapat performance rating dan jumlah dari waktu siklus masing-
masing perakitan, maka kita dapat menghitung waktu normal dengan rumus
(2.10) dengan Performance Rating (p) = 1,23)
𝑊𝑁 = (129,77 + 80,53 + 242,40) × 1,23
𝑊𝑁 = 452,7 × 1,23 = 556,82 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dari hasil pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa Waktu Normal praktikan
pada proses perakitan kipas angin berdiri lebih besar dari total waktu siklusnya,
hal ini menandakan bahwa praktikan melakukan perakitan lebih cepat atau di
atas normal.
28
Tabel 4.9 Allowance pada Perakitan
Faktor Contoh Pekerjaan Nilai (%)
Tenaga yang Dikeluarkan: Ringan, beban 2.25-9 kg, pria 10%
Ringan
Keadaan Lingkungan: 0%
Baik (Bersih, sehat, cerah,
dengan kebisingan yang rendah
Kelonggaran Kebutuhan Pria 2%
Pribadi
Jumlah 29%
Sumber : Penulis (2021)
29
Setelah menentukan waktu baku, maka kita dapat menghitung output
standar dari setiap proses dengan rumus (2.15).
1
𝑂𝑆 = ≈ 4,59
784,25
Dari perhtungan tersebut, maka kita dapat melakukan representasi data
yang dapat dilihat pada Tabel 4.11.
4.3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan uji keseragaman data, uji kecukupan data,
perhitungan waktu siklus, perhitungan waktu normal, perhitungan waktu baku, dan
perhitungan output standar.
Untuk uji keseragaman data, melalui Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3, dapat terlihat
bahwa seluruh data yang telah di uji dari langkah 1 hingga langkah 3 seluruh
datanya telah seragam, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya grafik data
yang melewati BKA dan BKB.
Selanjutnya, untuk uji kecukupan data yang telah dilakukan dengan ketentuan
N’< N dengan nilai N = 30 diperoleh hasil N’ yaitu pada langkah 1 sebesar 0,77079,
pada langkah 2 sebesar 1,37713, dan pada langkah 3 sebesar 17,8933. Dapat
terlihat bahwa dari data langkah 1 hingga langkah 3 seluruh datanya telah cukup
karena tidak ada nilai N’ yang lebih kecil daripada nilai N atau nilai N’< N.
Pada perhitungan waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan output standar
yang telah dilakukan diperoleh hasil yang disajikan pada tabel rekapitulasi data di
bawah ini.
30
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Perhitungan Ws, Wn, Wb, Os
Total Waktu Waktu Normal Waktu Baku Output Standar
Siklus (detik) (detik) (detik) (unit/jam)
Dari tabel di atas, diperoleh total waktu siklus sebesar 452.7 yang didapatkan
dari penjumlahan keseluruhan waktu siklus dari masing-masing langkah atau proses
perakitan kipas angin dari langkah 1 hingga langkah 3, di mana pada langkah 1
memiliki waktu siklus sebesar 129.7666667 detik, langkah 2 memiliki waktu siklus
80.53333333 detik, dan langkah 3 memiliki waktu siklus sebesar 242.4 detik.
Diperoleh pula waktu normal sebesar 556.821 detik, waktu baku sebesar 784.2549,
dan Output standar sebesar 50.39013 unit/jam atau dapat menghasilkan 50 unit/jam.
Pada Waktu Normal (WN) dan Waktu Siklus (WS), kita dapat lihat bahwa nilai
WN > WS, hal ini menunjukkan bahwa perakit kipas angin berdiri melakukan
pekerjaan di atas waktu normal. Sedangkan pada Output Standar (OS), kita dapat
lihat perolehannya yaitu sebesar 4,59 unit/jam, artinya bahwa setiap jam, perakit
tersebut dapat membuat 4 unit kipas angin.
31
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan
praktikum dengan modul “Pengukuran Waktu Kerja” adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara untuk menghitung performance rate, allowance
yang digunakan untuk menetapkan waktu standar pada perakitan stand fan
Welhome. Untuk rating factor Skill diperoleh nilai 0,06, untuk rating factor
Effort diperoleh nilai 0,12, untuk rating factor Condition diperoleh nilai
0,02, dan untuk rating factor Consistency diperoleh nilai 0,03 dengan total
p (performance rate) sebesar 1,23. Sedangkan untuk allowance diperoleh
totalnya sebesar 29% dengan keterangan yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
2. Dapat mengetahui cara untuk menghitung dan menganalisis waktu kerja
yang efektif dan efisien menggunakan perhitungan uji keseragaman, uji
kecukupan, waktu siklus, waktu normal, waktu baku, dan Output Standar
pada stand fan Welhome. Dapat dilihat pada Tabel 4.12, diperoleh total
waktu siklus sebesar 452.7 yang didapatkan dari penjumlahan keseluruhan
waktu siklus dari masing-masing langkah atau proses perakitan kipas angin
dari langkah 1 hingga langkah 3, di mana pada langkah 1 memiliki waktu
siklus sebesar 129.7666667 detik, langkah 2 memiliki waktu siklus
80.53333333 detik, dan langkah 3 memiliki waktu siklus sebesar 242.4
detik. Diperoleh pula waktu normal sebesar 556.821 detik, waktu baku
sebesar 784.2549, dan Output standar sebesar 50.39013 unit/jam atau dapat
menghasilkan 50 unit/jam. Pada Waktu Normal (WN) dan Waktu Siklus
(WS), kita dapat lihat bahwa nilai WN > WS, hal ini menunjukkan bahwa
perakit kipas angin berdiri melakukan pekerjaan di atas waktu normal.
Sedangkan pada Output Standar (OS), kita dapat lihat perolehannya yaitu
sebesar 4,59 unit/jam, artinya bahwa setiap jam, perakit tersebut dapat
membuat 4 unit kipas angin.
32
5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum pada modul “Pengukuran Waktu Kerja” yakni
sebagai berikut :
1. Diharapkan praktikan agar lebih teliti dalam mengolah data.
2. Diharapkan semua anggota kelompok dapat memahami proses dan
pengerjaan modul yang dikerjakan.
3. Diharapkan pada saat melakukan praktikum dapat meminimalkan kesalahan
perhitungan (human error) yang dapat menambah waktu pengerjaan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ballard, G. (2001). The Lean Project Delivery System: An. Update. Lean
Construction Journal 2001, 1-19.
Hamni, A., & Z, T. (2008). Penentuan Waktu Baku dan Kapasitas Pencurahan
Setiap Bahan Baku (Studi Kasus PT.X, Lampung Selatan). Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi II. Dipetik Mei 25, 2021
Hurley, F, R., & G., H. (1998, Juli). Innovation,Market Orientation, and.
Organizational Learning an Integration and Empirical Examination. Journal
of Marketing, LXII, 42-54.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik (3rd ed.). Jakarta: Balai
Penerbit EGC.
Purnomo, H. (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha
Ilmu. Dipetik Mei 8, 2021
Stevenson, W. J., & Chuong, S. C. (2014). Manajemen Operasi Perspektif Asia.
Jakarta: Salemba Empat.
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik
Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Dipetik
Mei 8, 2021
Tarigan, M. I. (2015, Januari-Juli). Pengukuran Standar Waktu Kerja Untuk
Menentukan Jumlah Tenaga Kerja Optimal. Wahana Inovasi, 4. Dipetik
Mei 21, 2021, dari https://penelitian.uisu.ac.id/wp-
content/uploads/2017/05/3.-Miska.pdf
Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi, Studi Gerak Dan Waktu. Teknik Analisis
Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (1st ed.). Jakarta: PT Guna Widya.
Dipetik Mei 8, 2021
Wignjosoebroto, S. (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik. Analisis
untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT. Gunawidya.
Wignjosoebroto, S. (2008). Teknik Tata Cara Dan Pengukuran Kerja (1st ed., Vol.
IV). Jakarta: PT Guna Widya. Dipetik Mei 8, 2021
Zuliadin, I. (2017). Materi Psikologi Industri Teori Pengukuran Kerja. Sekolah
Tinggi Teknologi Garut, Jurusan Teknologi Industri. Garut: Sekolah Tinggi
34
Teknologi Garut. Dipetik Mei 21, 2021, dari
https://drive.google.com/file/d/1VAXwDcqtB7AN3T8icBQ68suMT8w0
W1XU/view
35
LAMPIRAN
1. Biodata
Nama : Anzor
NIM : 12191016
No. HP : 081257349319
E-mail : 12191028@student.itk.ac.id
Jobdesk : BAB IV (4.1), BAB V, dan Formatting (Daftar Pustaka)
36
2. Spesifikasi Produk
Nama Produk Kipas Angin Berdiri/Stand Fan Welhome
Tipe Produk WH-1681
Jenis Stand Fan
Material Kipas Plastik
Diameter Kipas 16 Inch (40 cm)
Daya 50 W
Voltase 220 V
Warna Ungu
Pengatur
3 Mode Kecepatan
Kecepatan
Garansi Resmi 1 Tahun
Foto Produk
37
3. Kartu Asistensi Online
Keterangan :
1. Setiap melakukan asistensi, wajib mengirimkan lembar asistensi praktikum.
2. Lembar asistensi praktikum dicantumkan pada lampiran laporan.
38