TUGAS BESAR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Mata Kuliah Analisis Perancangan Kerja
Disusun oleh:
KELOMPOK : 2
KELAS :A1
FAKULTAS TEKNIK
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Aldyth Kendra Azaria (21220019)
Bimantoro Bagus Priambudi (21220039)
Dzulkifli (21220063)
Erdy Nugraha (21220065)
Menyetujui:
Dosen Mata Kuliah
Analisis Perancangan Kerja
FAKULTAS TEKNIK
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Perhitungan
Waktu Baku Operasi Pembuatan Tahu Dengan Metode Jam Henti ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak pada mata kuliah Analisis Perancangan Kerja. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Analisis Perancangan Kerja bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Eka Indah Yuslistyari ST. MT. selaku
dosen mata kuliah Analisis Perancangan Kerja yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL....................................................................................................... vi
2.1.4 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study) 14
iii
2.2.1 Gambar Produk ...................................................................................... 15
LAMPIRAN ............................................................................................................... 35
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
diterima, Hal ini disebabkan jam kerja yang tidak efisien dan efektif karena karyawan
tidak mengerjakan tugasnya. Selain hal tersebut, terdapat faktor lain seperti lingkungan
kerja yang kurang nyaman dan aman serta minimnya peralatan yang dapat
mempengaruhi produktivitas dan menyebabkan kebingungan dalam proses pembuatan.
Serta belum ada pengukuran waktu kerja atau waktu baku dalam menyelesaikan
pembuatan tahu supaya dapat mengetahui produktivitasnya.
Dalam usaha untuk menetapkan waktu baku pada suatu proses pekerjaan,
pengukuran waktu kerja memiliki peran dan hubungan dalam penetapan tersebut.
Terdapat dua metode dalam melakukan pengukuran waktu kerja, yaitu langsung dan
tidak langsung. Perbedaan dua metode tersebut terletak pada posisi pengamat, yaitu
pada pengukuran langsung dilakukan dengan pengamat berada ditempat dan secara
langsung melakukan pengukuran pada operator. Sementara tidak langsung dilakukan
perhitungan waktu oleh pengamat yang tidak harus berada ditempat pengamatan.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka pengukuran waktu baku dengan
menggunakan metode jam henti dianggap perlu untuk menganalisis produktivitas
karyawan pada proses produksi tahu. Adapun penelitian ini ditujukan untuk
mengidentifikasi jam kerja dan jam kerja efektif agar perusahaan dapat meningkatkan
produktivitasnya dan menentukan produksi hariannya.
5
6
c. Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah kondisi fisik dimana lingkungannya itu seperti
keadaan cahaya, suhu dan kebisingan dari ruangan tersebut.
d. Konsistensi
Konsistensi adalah bekerja dengan penyelesaian waktu yang tetap dari
saat ke saat.
4. Objektif
Cara ini memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat
kesulitan pekerjaan. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan
pekerjaan dalam pengertian biasa. Untuk kesulitan kerja disediakan tabel
yang menunjukkan berbagai kesulitan kerja. Tabel faktor kesulitan kerja:
2.1.3.2 Kelonggaran
Kelonggaran (allowance) menurut Adi (2009) adalah sejumlah waktu
yang harus ditambahkan dalam waktu normal (normal time) untuk
mengantisipasi terhadap kebutuhankebutuhan waktu guna melepaskan lelah
(fatique), kebutuhankebutuhan yang bersifat pribadi (personal needs) dan
kondisikondisi menunggu atau menganggur baik yang bisa 30 dihindarkan
ataupun tidak bisa dihindarkan (avoidable or unavoidable delays).
Kelonggaran dibagi dalam 3 hal, yaitu:
1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi (personal allowance),
kelonggaran waktu yang diberikan untuk personal needs ditujukan
untuk kebutuhan yang bersifat pribadi seperti untuk makan, minum, ke
kamar mandi, dan lain-lain. Kelonggaran ini biasanya berkisar antara 0-
2.5 % untuk pria dan 2-5 % untuk wanita.
2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (fatique allowance),
allowance ini diberikan untuk pekerja mengembalikan kondisi akibat
kelelahan dalam bekerja baik kelelahan fisik dan mental.
3. Keterlambatan waktu untuk keterlambatan yang tidak terduga
(unavoidable delay allowance). Kelonggaran ini diberikan untuk
elemem-elemen usaha yang berhenti karena hal-hal yang tidak dapat
terhindarkan
14
2.1.4 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study)
Pengukuran waktu kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang
dibutuhkan oleh seorang operator terampil dalam melaksanakan sebuah kegiatan
kerja, yang dilakukan dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Tujuan
pengukuran waktu kerja berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu baku atau
standar (standard time). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur
waktu baku atau standar (standard time), yaitu: Stopwatch Time Study, sampling
kerja, standard data, dan predetermined motion time system.
Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stopwatch Time Study), yang
pada awalnya dikenalkan oleh Fredrick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu.
Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat
dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu
baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan. Waktu baku akan digunakan
sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan
melaksanakan pekerjaan (Wignjosoebroto, 2017). Pengukuran waktu kerja dengan
jam henti (Stopwatch Time Study) merupakan cara pengukuran yang obyektif
karena waktu ditetapkan berdasarkan fakta yang terjadi tidak hanya sekedar kira-
kira. Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang baik, aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan
beritaukan maksud serta tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih
untuk diamati dan supervisor yang ada.
b. Pekerjaan seperti lay out, karakteristik atau spesifikasi mesin atau peralatan
kerja lain yang digunakan.
c. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih
dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.
d. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk
menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.
e. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat, teliti apakah
jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau belum,
tes pula keseragaman data yang diperoleh.
15
Gambar 2. 6 Tahu
Sumber: Pengolahan Data (2023)
16
2.2.5.1 Penyesuain
A. Penyesuaian Untuk Bapak Suryadi
1. Keterampilan
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana untuk faktor keterampilannya di kelas good dengan
lambang C2 dengan nilai penyesuaiannya 0.03.
2. Usaha
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana Untuk faktor Usahanya di kelas Excellent dengan
lambang B1 dengan nilai penyesuaiannya 0.1.
3. Kondisi kerja
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana untuk faktor kondisi kerja di kelas good dengan
lambang C dengan nilai penyesuaiannya 0.02.
18
4. Konsistensi
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana untuk faktor konsistensinya di kelas Average dengan
lambang D dengan nilai penyesuaiannya 0.
B. Penyesuaian Untuk Bapak Suwardi
1. Keterampilan
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana untuk faktor keterampilannya di kelas good dengan
lambang C2 dengan nilai penyesuaiannya 0.03.
2. Usaha
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana Untuk faktor Usahanya di kelas Good dengan lambang
C2 dengan nilai penyesuaiannya 0.02.
3. Kondisi Kerja
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana untuk faktor kondisi kerja di kelas Ideal dengan
lambang A dengan nilai penyesuaiannya 0.06.
4. Konsistensi
Untuk mendapatkan penyesuaian kami mengambil dari table
Westinghouse dimana untuk faktor konsistensinya di kelas Average dengan
lambang D dengan nilai penyesuaiannya 0.
2.2.5.2 Kelonggaran
A. Kelonggaran Untuk Bapak Suryadi
1. Kebutuhan Fatique
Untuk kelonggaran bapak suryadi kami tetapkan dimana kebutuhan
fatiquenya tenaga yang dikeluarkannya sedang dengan nilai kelonggaran
yang kami tetapkan 14, sikap kerjanya berdiri diatas dua kaki dengan nilai
kelonggaran yang kami tetapkan yaitu 1,5, gerakan kerja normal dengan nilai
kelonggarannya 0, kelelahan mata pandangan yang terputus putus dengan
nilai kelonggarannya 4, keadaan suhu tempat kerja tinggi dengan nilai
kelonngarannya 31, keadaaan atmosfer cukup dengan nilai kelonggaranya 3,
19
keadaan lingkungan yang baik siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik
dengan nilai kelonggaranya 0.
2. Kebutuhan Pribadi
Untuk kelonggaran bapak suryadi kami tetapkan dimana untuk
kebutuhan pribadinya pria dengan nilai kelonggaranya 2,5.
3. Hambatan Tak Terhidari
Untuk kelonggaran bapak suryadi kami tetapkan hambatan tak
terhindari dengan nilai kelonggaranya 2.
B. Kelonggaran Untuk Bapak Suwardi
1. Kebutuhan Fatique
Untuk kelonggaran bapak suryadi kami tetapkan dimana kebutuhan
fatiquenya tenaga yang dikeluarkannya sedang dengan nilai kelonggaran
yang kami tetapkan 11, sikap kerjanya berdiri diatas dua kaki dengan nilai
kelonggaran yang kami tetapkan yaitu 1,2, gerakan kerja normal dengan nilai
kelonggarannya 0, kelelahan mata pandangan yang terputus putus dengan
nilai kelonggarannya 5, keadaan suhu tempat kerja tinggi dengan nilai
kelonngarannya 29, keadaaan atmosfer cukup dengan nilai kelonggaranya 4,
keadaan lingkungan yang baik siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik
dengan nilai kelonggaranya 0,5.
2. Kebutuhan Pribadi
Untuk kelonggaran bapak suryadi kami tetapkan dimana untuk
kebutuhan pribadinya pria dengan nilai kelonggaranya 2,5.
3. Hambatan Tak Terhidari
Untuk kelonggaran bapak suryadi kami tetapkan hambatan tak
terhindari dengan nilai kelonggaranya 2.
Perendaman 1
O-1
312,89' (Bak)
Pencucian
32,4' O-2
(Bak)
Penggilingan
41' O-3 (Mesin penggiling)
Perebusan 1
104,30' O-4
(tungku)
Penyaringan
29,62' O-5
(kain)
Pencampuran biang
9,51' O-6 tahu
(tungku)
31,19' Pencetakan
O-7
(alat cetak)
Pengepresan
31,37' O-8
(alat press)
Pemotongan
17,50' O-9
(pisau)
Perebusan ke 2
17,62' O-10
(tungku)
RINGKASAN
Perendaman ke 2
Proses Jumlah Menit 18,29' O-11
(Bak)
11 668,07
27,38' I-1 Pemeriksaan
1 27,38
22,38' O-12 Pengemasan
1 -
Penyimpanan
TOTAL 13 695,45
Sekarang Usulan
= Inspeksi 1 22,38
= Transportasi 3 73,59
Dipetakan Oleh: Kelompok 2
= Delay 1 17,5
Total 15 653,53
Waktu (m)
Jarak (m)
Lambang
Jml
No Uraian Kegiatan ket
Perendaman Kacang
2 - 312,89
Kedelai
Pencuvian kacang
3 kedelai - 41
Melakukan perebusan
12 tahu ke 2
- 27,38
Melakukan pemeriksaan
13
tahu
- 22,38
15 Penyimpanan tahu - 30
Orang Mesin
Operator W Mesin Gilling W
Membawa bahan 30 Menunggu 30
Merendam kacang kedelai 312,89 Menunggu 312,89
Operator Mesin
Waktu Menganggur 41 menit 659,84 menit
Waktu kerja 659,84 menit 41 menit
Waktu total 700,84 menit 700,84 menit
Persen penggunaan 94% 5%
Gambar 2. 9 Peta Pekerja dan Mesin
Sumber: Pengolahan Data (2023)
23
Tabel 2. 3 Perendaman Ke 1
Waktu ke- Perendaman Rata-rata BKA BKB X2
1 170 172.2 180.58 163.82 28900
2 165 172.2 180.58 163.82 27225
3 178 172.2 180.58 163.82 31684
4 168 172.2 180.58 163.82 28224
5 172 172.2 180.58 163.82 29584
6 175 172.2 180.58 163.82 30625
7 171 172.2 180.58 163.82 29241
8 179 172.2 180.58 163.82 32041
9 177 172.2 180.58 163.82 31329
10 170 172.2 180.58 163.82 28900
11 176 172.2 180.58 163.82 30976
12 170 172.2 180.58 163.82 28900
13 178 172.2 180.58 163.82 31684
14 174 172.2 180.58 163.82 30276
15 173 172.2 180.58 163.82 29929
16 166 172.2 180.58 163.82 27556
17 168 172.2 180.58 163.82 28224
18 165 172.2 180.58 163.82 27225
19 167 172.2 180.58 163.82 27889
20 171 172.2 180.58 163.82 29241
21 173 172.2 180.58 163.82 29929
22 175 172.2 180.58 163.82 30625
23 172 172.2 180.58 163.82 29584
24 173 172.2 180.58 163.82 29929
25 176 172.2 180.58 163.82 30976
26 175 172.2 180.58 163.82 30625
27 170 172.2 180.58 163.82 28900
28 179 172.2 180.58 163.82 32041
29 166 172.2 180.58 163.82 27556
30 174 172.2 180.58 163.82 30276
total 5166 890094
rata 172.20
stadev 4.19
24
BKA 180.58
BKB 163.82
N^ 1
(Sumber Pengolahan Data, 2023)
∑𝑋̅𝑖
𝑋̅ =
𝑁
5166
=
30
= 172,20
∑(𝑥𝑖−𝑋̅)2
𝜎 =√
𝑁−1
508,8
=√
29
= 4,19
= 180.58 = 163.82
Perendaman 1
190
180
170
160
150
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
selanjutnya sama halnya dengan operasi kerja perendaman 1, maka dari itu hasil
perhitungan elemen selanjutnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2. 4 Hasil Rekapitulasi Uji Keseragaman Data proses pembuatan tahu
Standar
Nama Operasi Kerja Mean BKA BKB
Deviasi
perendaman 1 172.2 180.58 163.82 4.19
Pencucian 17.63 21.55 13.72 1.96
Penggilingan 22.57 26.38 18.75 1.91
Perebusan 1 57.4 61.45 53.35 0.75
Penyaringan 16.3 20.27 12.33 1.99
Pencampuran Biang Tahu 5.23 6.59 3.88 0.68
Pencetakan 17.17 20.92 13.41 1.88
Pemadatan Tahu 17.27 20.67 13.87 1.70
Pemotongan Tahu 9.63 11.41 7.85 0.89
Perebusan 2 9.7 11.94 7.46 1.12
Perendaman 2 10.07 11.55 8.59 0.74
Pemeriksaan 15.07 16.55 13.59 0.74
Pengemasan 12.57 15.96 9.18 1.70
(Sumber Pengolahan Data, 2023)
16 166 27556
17 168 28224
18 165 27225
19 167 27889
20 171 29241
21 173 29929
22 175 30625
23 172 29584
24 173 29929
25 176 30976
26 175 30625
27 170 28900
28 179 32041
29 166 27556
30 174 30276
total 5166 890094
rata 172.20
stadev 4.19
BKA 180.58
BKB 163.82
N^ 1
(Sumber Pengolahan Data, 2023)
Diketahui : N= 30
K= 2
S= 0.05
Jawab :
2
𝐾√ 2 2
𝑆 . 𝑁.∑𝑥𝑖 −(∑𝑥𝑖 )
N’ =(
∑𝑥𝑖
)
2 2
.√30.890094−26687556
0.05
N’ =( )
5166
40×123,55 2
N’ =( )
5166
Dari hasil pengujian asumsi kecukupan data pada proses pembuatan tahu
diketahui bahwa jumlah pengamatan yang sebenarnya harus diambil N’=1
sedangkan pengamatan awal N=30. Pengujian kecukupan data akan terpenuhi
apabila mendapatkan N’ < N, sehingga dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
yakni N’ < N yang artinya data sudah cukup. Perhitungan selanjutnya sama halnya
dengan perhitungan perendaman ke 1, maka dari itu hasil perhitungan elemen
selanjutnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2. 6 Hasil Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Proses Pembuatan Tahu
UJI KECUKUPAN DATA
Nama Operasi Kerja
N N' Keterangan N'<N
perendaman 1 30 1 CUKUP
Pencucian 30 19 CUKUP
Penggilingan 30 11 CUKUP
Perebusan 1 30 2 CUKUP
Penyaringan 30 22.94 CUKUP
Pencampuran Biang Tahu 30 26 CUKUP
Pencetakan 30 18 CUKUP
Pemadatan Tahu 30 15 CUKUP
Pemotongan Tahu 30 13.20 CUKUP
Perebusan 2 30 20.58 CUKUP
Perendaman 2 30 8.35 CUKUP
Pemeriksaan 30 3.73 CUKUP
Pengemasan 30 28 CUKUP
(Sumber Pengolahan Data, 2023)
2.3.6 Penyesuaian
Berikut merupakan penyesuaian yang di tetapkan untuk para pekerja
pembuatan tahu dimana untuk tabel penyesuaian operator 1 dituju untuk bapa
suryadi dan tabel operator 2 dituju untuk bapa suwardi:
Tabel 2. 7 Tabel Penyesuaian
Operator 1
Keterampilan Good (C2) 0.03
Usaha Excellent (B1) 0.1
Kondisi Kerja Good (C) 0.02
Konsistensi Average (D) 0
Jumlah 0.15
1.15
(Sumber Pengolahan Data, 2023)
28
2.3.7 Kelonggaran
Berikut merupakan kelonggaran yang di berikan untuk para pekerja
pembuatan tahu dimana untuk tabel penyesuaian operator 1 dituju untuk bapa
suryadi dan tabel operator 2 dituju untuk bapa suwardi:
Tabel 2. 9 Kelonggaran
Operator 1
No Faktor Studi Lapangan Interval Kelonggaran % Kelonggaran %
Kebutuhan Fatique
1 Tenaga yang dikeluarkan Sedang 09,00-18,00 14
2 Sikap kerja berdiri diatas dua kaki 1,0-2,5 1.5
3 Gerakan kerja Normal 0 0
4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 0,0-6,0 4
5 Keadaan suhu tempat kerja Tinggi 28-38 31
6 Keadaan atmosfer cukup 0-5 3
7 Keadaan lingkungan yang baik Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 0-1 0
Sub Total Kebutuhan Fatique 53.5
Kebutuhan Pribadi
8 Pria 0-2.5 2.5
Hambatan Tidak Terhindari 2
TOTAL KELONGGARAN 58
0.58
∑𝑋𝑖 5166
Ws = = = 172,2
𝑁 30
Perebusan 1 104.3
Penyaringan 29.62
Pencampuran Biang Tahu 9.51
Pencetakan 31.19
Pemadatan Tahu 31.37
Pemotongan Tahu 17.5
Perebusan 2 17.62
Perendaman 2 18.29
Pemeriksaan 27.38
Pengemasan 22.83
(Sumber Pengolahan Data, 2023)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian pengukuran waktu baku dalam
pembuatan tahu adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan perhitungan waktu siklus dengan metode jam henti lama waktu
siklus yang diperlukan dalam proses produksi tahu dari pabrik tahu 382,81 menit.
Lama waktu siklus tersebut didapatkan dari kumulatif waktu siklus pada setiap
proses operasi kerja yang dilalui pada saat pembuatan tahu.
b. Berdasarkan penentuan penyesuain dengan menggunakan tabel Westinghouse
didapat hasil untuk operator 1 (bapak suryadi) yaitu 1,15 dan untuk operator 2
(bapak suwardi) yaitu 1,11. Hasil tersebut di dapatkan dari menjumlahkan semua
nilai faktor penyesuain lalu di tambahkan 1.
c. Berdasarkan perhitungan waktu normal dengan metode jam henti lama waktu
normal yang diperlukan dalam proses produksi tahu dari pabrik tahu 440,24
menit. Lama waktu normal tersebut didapatkan dari kumulatif waktu normal
pada setiap proses operasi kerja yang dilalui pada saat pembuatan tahu.
d. Berdasarkan penentuan kelonggaran didapat hasil untuk operator 1 (bapak
suryadi) yaitu 0,58 dan untuk operator 2 (bapak suwardi) yaitu 0,552. Hasil
tersebut di dapatkan dari menjumlahkan semua nilai kelonggaran.
e. Berdasarkan perhitungan waktu baku dengan metode jam henti lama waktu baku
yang diperlukan dalam proses produksi tahu dari pabrik tahu 695,54 menit. Lama
waktu baku tersebut didapatkan dari kumulatif waktu baku pada setiap proses
operasi kerja yang dilalui pada saat pembuatan tahu.
32
33
3.2 Saran
Saran untuk penelitian pengukuran waktu baku selanjutnya adalah sebagai
berikut:
a. peneliti dapat melakukan update data waktu dari setiap operasi apakah dari setiap
operasi sudah sesuai dengan waktu baku dari setiap proses tersebut.
b. Hasil perhitungan waktu normal dan baku yang dikerjakan oleh operator harus
berdasarkan nilai penyesuaian dan kelonggaran operator dari setiap proses
produksi, karena waktu normal dan baku dari setiap proses yang dilakukan oleh
operator dan mesin memiliki perbedaan penyesuaian dan kelonggaran.
c. Waktu Baku yang telah peneliti hitung dan telah diteliti, boleh dijadikan referensi
terhadap pekerja, jika pekerja tersebut mau meningkatkan performansi kerja,
sehingga pekerjaan lebih bisa terjadwal.
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, R., Pujotomo, D. (2017). Penentuan Waktu Baku Dengan Metode Stopwatch
Time Study Studi Kasus Cv. Mans Group. Industrial Engineering Online Journal,
6 (1), 70-78.
Aziria, S. (2017). “Penentuan Waktu Baku Untuk Menentukan Produktifitas Karyawan
Di Perusahaan Tas Cv. A’tilyo Andalas Prima”. Skripsi pada Sekolah Tinggi
Teknologi Industri. Tidak Diterbitkan
Phobos. (2021). Peta Kerja: Pengertian, Simbol, dan Jenis Peta Kerja. [Online].
Tersedia: https://informasains.com/edu/post/2021/03/peta-kerja-pengertian-
simbol-dan-jenis-peta-kerja/ [10 Maret 2021].
Rinawati., D, Sari., D, Muljadi., F. (2018). Penentuan Waktu Standar Dan Jumlah
Tenaga Kerja Optimal Pada Produksi Batik Cap (Studi Kasus: Ikm Batik Saud
Effendy, Laweyan). Jurnal Teknik Industri, 7(3), 143-150.
34
LAMPIRAN
35