OLEH :
5193250024
FAKULTAS TEKNIK
2022
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil alamin, puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah
SWT atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan PKLI.
Laporan ini disusun berdasarkan observasi lapangan terhadap objek yang ditinjau.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan kata terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu saya dalam kegiatan PKLI dan penyelesaian laporan
PKLI ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada :
Pada pembuatan laporan ini saya harap telah mencapai persyaratan yang telah
ditentukan dan saya menyadari bahwasannya laporan ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu saya mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan pada
laporan selanjutnya.
Saya harap semoga laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini
bermanfaat untuk saya sebagai penulis dan juga para pembaca.
5193250024
i
DAFTAR ISI
ii
3.1 Struktur Organisasi Proyek ............................................................... 30
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 3 Bengkokan Minimum Besi untuk Snegkang, Ikat Silang dan Sengkang
Pengekang ............................................................................................................. 28
Tabel 3. 1 Peralatan Pembangunan Gedung Rawat Inap Tower 1 Rumah Sakit Haji
............................................................................................................................... 33
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Praktik kerja lapangan industri (PKLI) adalah mata kuliah wajib pada
program studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan untuk
mendukung kemampuan mahasiswa dalam pelajaran secara teori dan pekerjaan
di lapangan, serta menambah wawasan mahasiswa dalam bidang pembangunan
konstruksi.
1
Berdasarkan hal tersebut maka haruslah mengetahui teknik pelaksanaan
struktur kolom dan balok. Oleh karena itu pentingnya peninjauan pelaksanaan
pekerjaan struktur kolom dan balok ini sebagai media informasi untuk
mengetahui pelaksanaannya pada “TEKNIK PELAKSANAAN STRUKTUR
KOLOM DAN BALOK LANTAI 1 PADA PEMBANGUNAN GEDUNG
RUANG RAWAT INAP TOWER 1 RUMAH SAKIT HAJI JL. RUMAH
SAKIT HAJI, MEDAN ESTATE, SUMATERA UTARA” sesuai apa yang
dilihat pada pelaksanaan di lapangan.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
3. Mengetahui pemakaian bahan untuk membuat kolom proyek
pembangunan gedung rawat inap tower 1 rumah sakit haji.
4. Mengetahui pelaksanaan kolom dan balok lantai 1 rumah sakit haji
5. Mengetahui hubungan antara elemen kolom dan balok lantai 1 di rumah
sakit haji.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Hubungan fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing
pihak dan kontraktor.Misalnya ada tahap selain di mana konsultan perencana
berfungsi sebagai perencana, kontraktor belum berfungsi. Demikian pula
sebaliknya konsultan pada kontruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan
perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama (kontrak)
antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor
2. Hubungan Kontrak
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak
antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak merupakan
sepekatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang mempunyai
kekuatan hokum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima
penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu
sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.
a. Organisasi tradisional
Organisasi tradisional banyak/biasa digunakan pada proyek
kontruksi dengan kondisi biasa atau umum. Ide pembentukannya
didasarkan pada pendekatan pembentukan organisasi terpisah
(separation organkadon). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu
4
pemilik proyek yang bertindak sebagai manajemen proyek kontruksi,
konsultan desain sebagai perancang kontuksi dan di beberapa proyek
juga terdapat konsultan pengawas pelaksanaan kontruksi dan kontraktor
sebagai pelaksana kontruksi.
Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor
utama.Pekerjaan kontruksi yang tidak dikerjakan untama disubkonkan
kepada kontraktor dapat melakukan pekerjaan spesialis tersebut dengan
lebih cepat, biaya yang lebih murah dan mutu yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kontraktor utama.
5
Pemilik proyek bertanggungjawab atas perencanaan dan pelaksanaan
proyek (bertindak juga sebagai konsultan sendiri perencana dan
kontraktor). Pekerjaan dapat dilakukan dengan kemampuan sendiri
secara fakultatif atau dilaksanakan kontrak atau subkontraktor
(optionalown forces uvnk, contractor and subcontractor).
Jenis kontrak yang diterapkan biasanya, hacaga tetap, haraga catuan,
atau kontrak kontruksi yang dinegosasikan. (Uxedeprice, unit price,
or negotiated contruction contracts).
6
sebagainya), yang mempunyai tugas pengelola proyek secara terpadu
dari perencanaan proyek (project planning), desain dan pelaksanaan
kontruksi.
Manajemen kontruksi merupakan konsultan dan kontraktor
semacam ini disebut manajemen pendekatan paket pekerjaan.
Manajemen kontruksi merupakan suatu perusahaan atau organisasi
khusus yang melaksanakan praktek meanajemen kontruksi yaitu:
1. Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan desain mulai
awal proyek dan membuat rekomendasi penyempurnaan desain.
2. Mengkonsultasikan alternative desain dan metode pelaksanaan
konstruksi yang tepat dan membuat analisa dampak alternatif
tersebut terhadap biaya dan jadwal kontruksi.
3. Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga tidak
melampaui target yang telah ditetapkan pemilik proyek.
4. Koordinasi pengandaan peralatan,bahan dan seluruh kegiatan
kontraktor. Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran
angsuran, perubahan, tuntutan, dan pemerikasaaan persyaratan
desain.
5. Melaksaakan dukungan atau pelayanan yang berkaitan dengan
proyek dan dibutuhkan pemilik proyek. Misalnya koordinasi
permohonan ijin seperti IMB.
d. Organisasi Turnkey
Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki
keterbatasan kemampuan teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu
proyek, dan untuk mengatasi masalah tersebut pemilik proyek
menyerahkan tanggungjawab desain dan pelaksanaan kontruksi
(termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi (investor, kontraktor)
pengaturan seperti hal dasar pembentukan organisasi turnkey
didasarkan pada organisasi terpadu yang menyerahkan semua kegiatan
(desain dan pelaksanaan kontruksi) pada suatu pihak. Di Indonesia telah
7
lama dilakukan proyek secara turnkey seperti proyek-proyek di industry
dan jalan tol.
8
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan.
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan.
g. Mengesahkan perubhaan dalam pekerjaan (bila terjadi).
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, bidang sipil dan bidang lain
yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan (Mukomoko, 2003).
Adapun tugas dan fungsi perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemilik proyek dalam perencanaan dan persiapan dokumen
kontrak.
b. Mengatur dan menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan pengukuran,
penelitian dan perencanaan teknis dalam pelaksanaan proyek.
c. Membuat gambar konstruksi, spesifikasi, peraturan dan standar-standar
yang harus dipenuhi.
d. Membuat perhitungan mengenai biaya dari proyek yang akan di bangun.
e. Memberikan penjelasan pekerjaan dan pelaksaan konstruksi fisik.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang mempunyai tugas
untuk mengawasi pelaksana dalam melakukan pekerjaan, pelaksana perlu
diawasi pekerjaannya oleh konsultan pengawas. Pengawas merupakan
perorangan dan juga perusahaan/badan usaha jasa konstruksi yang
9
mempergunakan keahlian dan juga memenuhi syarat selama melakukan
pekerjaan dibidang pengawasan terhadap jalannya konstruksi. Dipohusodo
(dalam Irika & Lenggogeni, 2013) Tugas Kosultan Pengawas yang terutama
adalah mengawal pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas, serta laju pencapaian volume.
4. Kontraktor (Pelaksana)
Kontraktor adalah seseorang atau badan usaha yang melaksanakan
pekerjaan dalam bidang industri jasa konstruksi yang mempergunakan
keahliannya dalam memenuhi syarat dalam mewujudkan konstruksi fisik dan
akan menerima imbalan pembayaran jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian
dalam kontrak (Mukomuko, 2003) Adapun tugas dan fungsi pelaksana adalah
sebagai berikut:
a. Melakasanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil pengguna jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan,
mingguan dan bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang berlaku.
10
b. Sebagai koordinasi dengan pihak-pihak konsultan yang terlibat dalam
proyek.
c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan pengendalian mutu dan
waktu pelaksanaan.
iv. Administrasi
Administrasi/pembukuan berfungsi sebagai penanggung jawab
masalah-masalah keuangan, akutansi/pembukuan, unsur-unsur umum dan
Sumber Daya Manusia (SDM) Proyek, gaji tenaga kerja sampai biaya
operasional serta bertanggung jawab langsung kepada direktur atas
terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan (Mukomoko, 2003).
v. Pelaksana Struktur
Pelaksana struktur dalam bagan yaitu bawahan dari site manager yang
bekerja dan bertanggung jawab untuk mengurus pelaksanaan struktur
bangunan tiap harinya.
11
Pelaksana arsitektur memiliki tugas yang hampir sama dengan
pelaksana struktur, yaitu bekerja dan bertanggung jawab pada pelaksanaan
arsitektur bangunan tiap hari kerjanya.
viii. Logistik
Logistik bertugas dalam pengadaan bahan-bahan dan peralatan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek dan bertanggungjawab langsung
kepada direktur atas terlaksananya tugas yang diberikan dengan baik
(Mukomuko, 2003).
x. Drafter
Drafter adalah orag yang bekerja membuat gambar kerja, menyiapkan
gambar-gambar kerja teknik sehingga dapat dilihat dan dikerjakan oleh
pekerja. Pada umumnya drafter memakai gambar untuk memberi detail dan
spesifikasi suatu pekerjaan secara gambar.
xi. Surveyor
Surveyor adalah pekerja yang bertugas dalam pengukuran, pemetaan
dalam proyek maupun pada kawasan proyek sehingga menghasilkan berbagai
data yang diperlukan untuk kontrol kualitas dan proses perencanaan baik
berupa peta kontur tanah maupun bentuk dari kawasan yang ada diproyek.
12
2.2 Peralatan
13
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
Sumber: http://google.com
14
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
Sumber: http://google.com
15
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
Sumber: http://google.com
16
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
Sumber: http://google.com
17
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
Sumber: http://google.com
18
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
Sumber: http://google.com
Sumber: http://google.com
Sumber: http://google.com
2.3 Bahan
19
1. Agregat Agregat merupakan butir-
butiran batu pecah, kerikil,
pasir, atau bentuk mineral
lainnya (SNI 1737-1989-F).
Sumber: http://google.com
20
5. Kayu Lapis Kayu lapis merupakan
gabungan dari papan-papan
yang dipadatkan menjadi satu
kesatuan. Kayu lapis ini
digunakan pada bekisting.
Sumber: http://google.com
Sumber: http://google.com
2.4 Pelaksanaan
21
e. Memasang bekisting dengan acuan marking yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian balok mengacu pada shop drawing yang
diberikan. Berikut adalah tahapan pekerjaan pembesian:
a. Pabrikasi Proses pabrikasi merupakan tahap pekerjaan pembesian
yang pertama, dan merupakan proses perakitan tulangan di suatu
tempat yang telah ditentukan, dan meliputi proses pemotongan,
pembengkokan dan penyambungan. Peralatan yang digunakan pada
saat pabrikasi:
Mesin pembengkok besi (bar bender)
Mesin pemotong besi (bar cutter)
b. Pemasangan Tulangan Tahapan pelaksanaan pekerjaan pembesian
harus mengacu pada instruksi yang diberikan, diantaranya membuat
dan melaksanakan pekerjaan pembesian harus sesuai dengan daftar
pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dan tidak boleh
menyimpang dari gambar kerja yang sudah dibuat. Pembesian balok
dirangkai bersamaan dengan pemasangan bekisting, dan untuk
pembengkokan besi dilakukan di tempat pabrikasi besi.
3. Pekerjaan Pengecekan
Setelah selesai pemasangan bekisting serta penulangan pada
balok dilakukan pemeriksaan atau pengecekan tulangan agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan balok. Pengecekkan
balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat
adalah setinggi marking pada kolom.
4. Pekerjaan Pembersihan
Setelah tahapan pengecekan oleh pengawas, dilakukan
pembersihan pada balok yang akan dicor dengan menggunakan
compressor udara. Hal ini dilakukan agar saat pengecoran tidak terdapat
material atau bahanbahan yang dapat mengurangi kekuatan beton.
22
5. Pekerjaan Pengecoran
Tahapan pengecoran adalah sebagai berikut:
a. Pihak kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran jika telah
mendapatkan persetujuan dari pihak manajemen konstruksi, jika
pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan mekanikal dan
elektrikal telah selesai.
b. Semua pekerjaan pembesian yang dipasang harus sesuai dengan
gambar rencana, termasuk semua ikatan-ikatan dan sengkang yang
sudah dipasang.
c. Semua lantai pengecoran dibersihkan dari segala macam kotoran
dengan cara disemprotkan menggunakan compressor udara.
d. Beton jadi yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran, setelah tiba
di lokasi proyek, dilakukan pengujian slump test dengan standar uji
yang berlaku yakni (12 + 2) cm.
e. Pada beton ready mix, dicampurkan bahan adiktif untuk
mempercepat pengerasan beton. Komposisinya yaitu, tiap 1m3 beton
ditambahkan 1800 ml bahan adiktif.
f. Untuk memadatkan beton pada proyek ini, menggunakan alat
penggetar (vibrator), yang berfungsi untuk menghindari terjadinya
keropos pada betonakibat timbulnya rongga-rongga pada beton.
g. Pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran plat
lantai.
h. Beton yang akan dituang, ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi
pengecoran.
i. Untuk mendistribusikan beton keatas (balok), pada proyek ini
menggunakan alat yaitu pompa beton (Concrete pump)
j. Setelah beton dituangkan ke lokasi pengecoran, beton disebarkan
pada area balok, kemudian permukaan lantai diratakan, setelah
diratakan, permukaan balok kemudian dihaluskan menggunakan
kayu perata, setelah itu beton disebarkan di area plat lantai.
6. Pembongkaran Bekisting
23
Pembongkaran bekisting balok, dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Untuk pembongkaran bekisting, cara yang digunakan yaitu
dengan cara membuka papan bekisting dengan palu dan lingis.
1. Menentukan As Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan
pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah
direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
2. Proses Pelaksanaan
Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan
shop drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan
bersama dari titik BM (Bench Mark) terdekat.
Buat as kolom dari garis bantu.
Pemasangan patokas bangunan/kolom (tanda berupa garis dari
sipatan).
24
3. Pembesian Kolom
Pembesian atau perakitan tulangan kolom dikerjakan di tempat.
Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
Pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.
25
Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as
kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan
berjarak sesuai gambar dari masing-masing as kolom.
Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai
sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi
sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting Pasang sepatu
kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap
dicor.
6. Pengecoran Kolom
Langkah Kerja pada pekerjaan pengecoran kolom sebagai berikut:
Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor
harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan
konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang
dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh
lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete
Pump. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan
agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara
serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal. Selanjutnya
finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena
selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
26
7. Pembongkaran Bekisting Kolom
Setelah dilakukannya pengecoran kolom maka pembongkaran
bekisting akan dilakukan, berikut adalah proses pembongkaran
bekisting:
Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar.
Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu
agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera
diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
8. Perawatan Kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan
sistem kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi
beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
27
Gambar 2. 4 Pertemuan Balok dan Kolom
Sumber: (Matondang & Mulyana, 2012)
Tipe Kait ukuran batang Diameter sisi Perpanjangan Tipe kait standar
standar dalam lurus,mm
bengkokan
minimum
28
29
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN
30
e. Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, MEEP
f. Sumber Dana : APBD Provinsi Sumatera Utara TA 2022-2023
g. Penyedia Jasa : KSO ADHI – PENTA
h. Konsultan MK : PT. ARTEFAK ARKINDO
i. Waktu Pelaksanaan : 450 (Empat Ratus Lima Puluh) hari kalender
j. Waktu Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari
kalender
31
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi KSO ADHI-PENTA
Sumber: Dokumentasi Pribadi
32
3.2 Peralatan Pekerjaan Kolom dan Balok lantai 1
33
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
34
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
35
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
36
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
37
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
lainnya.
Sumber: Gambar Dokumentasi
Lapangan
38
No. Alat Fungsi/Penjelasan Gambar
39
No. Bahan Fungsi/penjelasan Gambar
40
No. Bahan Fungsi/penjelasan Gambar
41
Sumber: File Autocad Pekerjaan Struktur Balok Lantai 1
42
Sumber: File Autocad Pekerjaan Struktur Balok Lantai 1
43
Berikut adalah alur pekerjaan pembangunan struktur balok lantai 1
Rumah Sakit Haji, Medan Estate:
Pemasangan
Pemasangan Pemasangan
Scaffolding
Bekisting Balok Besi Balok
(Perancah)
Pemberian
Pengecoran Pembersihan
minyak mould
Pelepasan Perawatan
Bekisting Balok Balok
44
Gambar 3. 4 Pemasangan Scaffolding
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
45
3.4.1.3 Pemasangan Besi Balok
Tulangan Balok menggunakan D19 dan sengkang D13.
Pada dimensi balok dengan tinggi 600mm atau diatasnya wajib
menggunakan tulangan bagi D10 di sebelah kiri dan kanan balok.
Bagian bawah tulangan balok diberikan beton decking agar
tulangan besi tidak mengalami penurunan.
3.4.1.4 Pembersihan
Pembersihan balok berguna untuk mengambil sisa sisa
potongan kawat bendrat yang dipotong saat pemberian sengkang
balok dengan tongkat yang di ujungnya diberikan magnet.
3.4.1.6 Pengecoran
Pada pengecoran balok dilaksanakan berbarengan dengan
pelat lantai dengan mutu beton fc’ 30 MPa. Mesin vibrator
digunakan untuk mengeluarkan gelembung gelembung udara
yang ada pada beton hingga ke bagian dalamnya, agar beton tidak
keropos saat diberikan pembebanan.
46
Pada tinggi kolom lantai 1 disesuaikan dengan dimensi balok yang
berada diatas kolom, yang mana tinggi tiap lantai bangunan adalah 4000
mm. Berikut adalah gambar denah struktur kolom lantai 1 :
47
Sumber: File Autocad Pekerjaan Struktur Kolom Lantai 1
Pemindahan
Pembesian Marking
Tulangan Besi
Kolom Kolom
Kolom
Perlepasan Pemasangan
Pengecoran
Bekisting Bekisting
Kolom
Kolom Kolom
Perawatan
Kolom
48
Gambar 3. 7 Pembesian Kolom
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
49
Gambar 3. 8 Pemindahan Tulangan Besi Kolom
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
50
Gambar 3. 9 Pemasangan Bekisting Kolom
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
51
Gambar 3. 10 Pengecoran Kolom
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
52
Gambar 3. 11 Perlepasan Bekisting
Sumber: Gambar Dokumentasi Lapangan
Sambungan kolom dan balok yaitu sambungan menerus dan untuk ujung
balok sudah sesuai dengan teori yang ada di SNI 2847 dan juga buku yaitu
bagian tulangan atas dibengkokkan kebawah dan tulangan bawah dibenggkokkan
ke atas. Pada sengkang balok di dalam kolom tidak ada diberikan.
53
54
BAB IV
11.1Kesimpulan
55
dikarenakan pada bulan November 2022 sering terjadinya hujan maka
perawatan beton memakai air hujan namun tetap mengawasi kelembaban
dari kolom tersebut untuk berjaga-jaga jika beton mengalami
kekeringan(butuh diberi air).
11.1.5 Hubungan Kolom Lantai 1 dengan lantai 1 sudah sesuai dengan SNI
2847-2019 dan buku-buku pedoman.
4.2 Kendala
Beberapa kendala dalam pembuatan kolom dan balok pada lantai 1 yaitu
sebagai berikut:
4.2.1 Sering terjadi hujan deras pada pembangunan balok lantai 1. Pekerjaan
pengecoran harus dihentikan karena pada pekerjaan pelat belum ada
penambalan pada bekisting yang tidak rata (bolong).
4.2.2 Truck mixer sering dipesan terlalu cepat oleh pihak logistik hingga ada
membuat jumlah slump test beberapa truck mixer menyentuh angka yang
cukup tinggi sehingga pada saat pengecoran pompa kodok harus diberi
sedikit air agar mampu mendorong beton ready mix
4.3 Saran
4.3.1 Pada saat jadwal pengecoran harus mengetahui estimasi durasi dari
pekerjaan tukang setting pipa pompa, durasi pengecoran dan durasi
waktu truck mixer datang ke lokasi proyek.
56
DAFTAR PUSTAKA
Almufid. (2015). Beton Mutu Tinggi dengan bahan Tambahan. Fondasi, 81-87.
Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
(1971). Peraturan Beton Bertulang Indonesia. bandung: Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan.
Hendra, & Dkk. (2021). Analisis Struktur Gedung Tahan Gempa dengan Metode
Sistem Ganda (Dual System). Construction and Material Journal, 189-196.
Onibala, C. E., Inkiriwang, R., & Sibi, M. (2018). Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Sekolah SMK Santa Fimilia Kota
Tomohon. Sipil Statik, 11.
Prayuda, H., & Pujianto, A. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Menggunakan
Komparasi Agregat Gamalama, Agregay Merapi dan Agregat Kali Progo.
Jurnal Riset Rekayasa Sipil, 1-10.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
57
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Sinaga, J. G., Siallagan, A. N., & Suhairiani. (2020). Teknik Pelaksanaan Pekerjaan
PILE CAP pada Pondasi Gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika di Jalan
S.Parman Medan. IJCEE, 27-33.
Hendra, & Dkk. (2021). Analisis Struktur Gedung Tahan Gempa dengan Metode
Sistem Ganda (Dual System). Construction and Material Journal, 189-196.
Mulatief, R. L., Ratnayanti, R. K., & Firdaus, A. (2021). Perbandingan Waktu dan
Biaya Concrete Pump dan Concrete Bucket pada Proyek Gedung Telkom
University Landmark Tower. Teknik Sipil Itenas, 1-13.
Onibala, C. E., Inkiriwang, R., & Sibi, M. (2018). Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Sekolah SMK Santa Fimilia Kota
Tomohon. Sipil Statik, 11.
Prayuda, H., & Pujianto, A. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Menggunakan
Komparasi Agregat Gamalama, Agregay Merapi dan Agregat Kali Progo.
Jurnal Riset Rekayasa Sipil, 1-10.
58
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Salim, A., & Santoso, I. (2018). OPTIMASI PRODUKSI BETON READY MIX
DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING. Mitra Teknik Sipil, 65-71.
Sinaga, J. G., Siallagan, A. N., & Suhairiani. (2020). Teknik Pelaksanaan Pekerjaan
PILE CAP pada Pondasi Gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika di Jalan
S.Parman Medan. IJCEE, 27-33.
Siswanto, A., & Salim, A. (2019). MANAJEMEN PROYEK. Semarang: CV. Pilar
Nusantara.
Sobur, A., & Rukiah. (2012). BAHAN DAN PERALATAN FASILITAS KONSTRUKSI.
Jakarta: Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan Polri.
59
(Mukomuko, 2003)
60
61
62