DI KABUPATEN BONE
OLEH :
ALFANDI BAHMAR
03420170076
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Program Strata Satu (S-1) Fakultas Teknik Program
Studi Arsitektur di Universitas Muslim Indonesia dengan judul : Industri
Pengolahan Sarang Burung Walet Di Kabupaten Bone.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis sadar bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan berbagai pihak maka tugas akhir ini sulit untuk terwujud. Untuk
itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar - basarnya kepada:
1. Allah SWT atas semua nikmat dan karunia-Nya.
2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat, dukungan, dorongan
serta doa’nya agar dapat meyelesaikan studi dari awal hingga akhir..
3. Bapak Ir. H. Andas Budy, ST.,MT., IAI, selaku ketua Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia.
4. Bapak Dr. Ir. Ar. H. Aris Alimuddin, ST., MT. Selaku Sekertaris Program Studi
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia.
5. Bapak Dr. Ir. Ar. H. Aris Alimuddin, ST., MT. Selaku pembimbing I dan Ibu Ir.
Nashrah Arsyad, S.T., MT, selaku pembimbing II, atas segala waktu,
kesempatan, arahan, pengetahuan, serta masukan-masukan dalam penyusunan
dan pembuatan tugas akhir ini.
6. Bapak dan Ibu dosen penguji, atas segala waktu, kesempatan, arahan,
pengetahuan, serta masukan-masukan dalam penyusunan dan pembuatan tugas
akhir ini.
7. Seluruh dosen pengajar beserta staf Fakultas Teknik Universitas Muslim
Indonesia.
8. Bapak Basir dan seluruh pembudidaya sarang burung walet di Kabupaten Bone.
iii
9. Teman-teman Titan 2017 yang telah memberikan semangat dan dorongan
selama penyusunan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alfandi Bahmar
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
1.3Tujuan Pembahasan..........................................................................................4
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sarang burung walet merupakan hasil dari air liur burung walet yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi dan salah satu makanan yang terkenal di dunia. Sarang
burung walet dipercaya memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh
manusia. Karena manfaatnya yang berkhasiat itu maka tidaklah heran jika harganya
sangat mahal (Asriadi, 2020).
Habitat atau kumpulan komunitas burung walet hanya ditemui dilingkup Asia
Tenggara burung walet banyak sekali dijumpai di Indonesia, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Filipina Kamboja, dan Laos. Burung Walet tidak di temui di negara
Eropa, Amerika, ataupun di benua afrika. Hal ini dikarenakan perkembangbiakan
burung walet harus di daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi.
Karena berpengaruh dengan unsur kelembapan sebagai faktor berkembang biaknya
habitat spesies atau populasi dari burung wallet (Thomassen, Henri A.; Tex, Robert-
Jan; de Bakker, Merijn A.G. & Povel, G. David E. 2005).
Indonesia adalah penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Indonesia
menyumbang 71,3% di pasar sarang burung walet China. Menurut statistik impor
komoditas sarang burung walet China, Indonesia menyumbang 59% dari pasar
sarang burung walet dinegara itu pada tahun 2016 (Annisa Harapuspa, 2018).
Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu daerah penghasil sarang burung
walet, wilayah-wilayah tersebut meliputi wilayah Kabupaten Bone, Soppeng,
Wajo, Palopo dan Pare-Pare.
Kabupaten Bone merupakan salah satu wilayah penghasil sarang burung walet.
Daerah tersebut memiliki luas wilayah sekitar 4.559 km 2. Pada tahun 2005 sudah
mulai bermunculan gedung-gedung yang di peruntukan sebagai tempat budidaya
sarang burung walet (Muhammad Aidhil, 2017).
Adapun lokasi untuk rencana pembangunan Industri Pengolahan Sarang
Burung Walet di Kabupaten Bone yaitu berada di Kelurahan Cellu, Kecamatan
Tanete Riattang Timur yang sesuai dengan zona perindustrian Kabupaten Bone
sesuai dengan arahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013.
1
Pada peraturan Presiden No.28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional (KIN) menekankan bahwa industri agro merupakan salah satu industri
andalan masa depan yang akan menopang sebagian besar devisa Indonesia. Untuk
itu telah ditetapkan visi pembangunan industri agro yaitu “Terwujudnya Industri
Agro yang Berdaya Saing Global Pada Tahun 2025” dengan strategi besar adalah
hilirisasi dan diversikasi dengan sasaran 12 klaster industri agro termasuk industri
pengolahan makanan dan minuman (Kementrian Perindustrian).
Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi, setengah jadi atau dari
barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara
mekanis atau kimiawi dengan fasilitas umum yang lengkap dan fasilitas penunjang
yang beragam, baik itu fasilitas untuk kegiatan pengelola, fasilitas kegiatan
pengolahan, laboratorium, sarana ibadah, tempat istirahat sementara bagi karyawan
dan fasilitas kuliner seperti kantin. Industri pengolahan sarang burung walet ini
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan dan juga bertujuan untuk
menghasilkan produk barang setengah jadi yang bahan mentah tersebut di ambil
dari para pembudidaya yang ada di Kabupaten Bone maupun dari luar daerah dan
di produksi di industri pengolahan sarang burung walet di Kabuaten Bone, produk
yang di hasilkan dari industri ini kemudian dipasarkan di dalam negeri maupun di
ekspor untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen.
Jumlah ekspor sarang burung walet di tahun 2017 sekitar 1.286 ton, tahun 2018
sekitar 1.291 ton, tahun 2019 mengalami penurunan sehingga menjadi 1.258 ton
dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan volume ekspor menjadi 1.319 ton,
sehingga meningkatkan nilai menjadi Rp7,83 triliun. Dalam setiap tahunnya terus
mengalami peningkatan jumlah ekspor sarang burung wallet (Badan Pusat Statistik,
2012-2020).
Sarang burung walet memiliki harga yang berfluktuasi, ditingkat eksportir
harga sarang burung walet hitam gua mencapai Rp3.500.000,00/kg, sarang
rumput/seriti harganya sekitar Rp2.500.000,00/kg, harga sarang burung walet gua
warna putih bisa mencapai Rp12.000.000,00/kg, sedangkan sarang burung walet
rumahan putih mencapai Rp17.000.000,00/kg. Harga sarang burung walet dapat
2
terjadi perubahan setiap waktu tergantung dari hasil negosiasi dan kesepakatan
(Trubus, 2009).
Berdasarkan data yang dihasilkan, tempat budidaya sarang burung walet
banyak ditemui di Kabupaten Bone khususnya di Kecamatan Tanete Riattang Barat.
Menurut kelompok pembudidaya sarang burung walet, jumlah tempat budidaya
kurang lebih 253 bangunan yang tersebar di Kabupaten Bone, bangunan tersebut
berupa bangunan tersendiri yang berada di sekitar pemukiman dan dibagian lantai
atas rumah warga.
Menurut Pak.Basir salah satu owner tempat budidaya di Kabupaten Bone
mengatakan bahwa, tempat budidayanya dapat menghasilkan sarang burung walet
dengan umur bangunan sekitar 2 tahun yaitu 1 sampai dengan 1,2 kg/bulan
tergantung kondisi burung walet dan perawatan bangunan budidayanya dengan
harga 1 kg dapat mencapai Rp13.000.000 hingga Rp14.000.000, tergantung dari
bagus atau tidaknya sarang burung walet yang dihasilkan, adapun jumlah panen
sarang burung walet di Kabupaten Bone pada tahun 2016 sekitar 301.6 kg, tahun
2017 379.5 kg, 2018 455.5 kg, tahun 2019 476.7 kg dan tahun 2020 506 kg.
Dalam merencanakan bangunan indsutri pengolahan sarang burung walet di
Kabupaten Bone banyak hal yang harus di perhatikan dalam perencanaannya baik
secara makro maupun mikro antara lain ialah mengenai perencanaan makro seperti
penentuan lokasi sehingga dapat di tentukan desain bangunan serta sirkulasi keluar
masuk kawasan yang semua hal itu menyesuaikan lingkungan dan manusia yang
ada di sekitar lokasi, adapun secara mikro yaitu menetukan kebutuhan ruang,
besaran ruang, sirkulasi ruang dan organisasi ruang yang kemudian disesuaikan
dengan standarisasi bangunan indsutri.
Oleh karena itu diangkatlah judul “Industri Pengolahan Sarang Burung
Walet di Kabupaten Bone” sebagai sebuah acuan perencanaan dan dapat menjadi
sarana dan prasarana untuk mengembangkan aktivitas bisnis dengan baik yang
dimana permintaan sarang burung walet terus meningkat maka dibutuhkan industri
pengolahan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan juga bernilai
jual mahal.
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
RINGKASAN PROYEK
5
lingkungan. Hal tersebut di upayakan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi/pencemaran oleh mikro organisme, benda/bahaya fisik dan senyawa
manusia dan masyarakat serta menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
6
Bekerja/mengepalai pengelolahan Ruang direktur
dan mengkoordinir seluruh kegiatan
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
7
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
8
Rapat Ruang rapat
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
9
Beribadah Musholla
Produksi
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
10
Memilah bahan baku untuk Ruang
keperluan produksi pemilahan
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
11
Mengeringkan bahan baku Ruang
pengeringan
Beribadah Musholla
Mengecek Ruang
pengemasan
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
12
Mengawasi keluar masuknya Ruang
bahan baku pengawasan
Beribadah Musholla
Laboratorium
Beribadah Musholla
Beribadah Musholla
13
Menangani sistem mekanikal,
Ruang MEP
elektrikal dan plumbing
Beribadah Masjid
Ruang
Menjaga keamanan
security
2 Satpam Area
Makan dan minum pantry
Beribadah Masjid
Beribadah Masjid
Ruang
4 Petugas IPAL Menjaga keamanan
security
14
Buang air besar/kecil Toilet
Beribadah Masjid
Ruang
Menyiapkan peralatan kebersihan cleaning
servis
Membersihkan
5 Cleaning Servis
tempat
Makan dan minum makan
karyawan
Beribadah Masjid
Kantin
Memasak Dapur
Beribadah Masjid
Dapur,
Mencatat pesanan, mengantar
2 Pelayan/Pramusaji Ruang
makanan
Makan
15
Buang air besar/kecil Toilet
Beribadah Masjid
Beribadah Masjid
16
2. Ruang Karyawan
3. Ruang Produksi
4. Ruang Service
17
5. Ruang Laboratorium
18
4) Ruang istirahat
5) Pantry
6) Toilet pria dan Wanita
c. Ruang Produksi
1) Unloading
2) Ruang penimbangan
3) Ruang pemilahan
4) Ruang bahan baku
5) Ruang pembersihan
6) Ruang pencucian
7) Ruang pengeringan
8) Ruang Pengecekan
9) Ruang sterilisasi
10) Ruang pengemasan dan penglebelan
11) Gudang produksi
12) Toilet pria dan wanita
d. Kebutuhan Ruang Laboratorium
1) Ruang kepala laboratorium
2) Ruang staff
3) Ruang uji kualitas
4) Toilet pria dan Wanita
e. Kebutuhan Ruang Servis
1) Ruang MEP
2) Ruang kontrol panel
3) Ruang genset
4) Ruang kontrol CCTV
5) Ruang security
6) Mushollah
7) Tempat wuhdu
8) Kantin
9) Toilet pria dan wanita
10) IPAL
19
BAB III
20
2. Site Plan
21
2. Orientasi Bangunan Terhadap Matahari
Orientasi bangunan yang terbaik ditinjau dari arah sinar matahati adalah
dengan meletakkan bangunan terpanjang sejajar dengan arah matahari (Timur-
Barat).
22
3. Orientasi Bangunan Terhadap Angin
Fungsi bangunan diperuntukkan untuk manusia pada rancangan ini
mengarahkan bangunan agar lebih banyak mempunyai bukaan-bukaan sehingga
sirkulasi udara didalam bangunan dapat maksimal. Hal ini sangat didukung
dengan perencanaan bangunan yang berfungsi sebagai tempat produksi.
Gambar 3. 7 Perzoningan
Sumber : Olahan Pribadi 2022
23
3.2 Perancangan Mikro
3.2.1 Tata Ruang
24
10 Ruang Staff 75 m2
11 Ruang Rapat 40 m2
12 Pantry 20 m2
13 Toilet Direktur/Toilet Wakil Direktur 3 m2
14 Toilet Manager 24 m2
15 Toilet Pria (2 Unit) 24 m2
16 Toilet Wanita (2 Unit) 24 m2
17 Mess Karyawan wanita 90 m2
18 Mess karyawan pria 90 m2
19 Ruang Ganti 50 m2
20 Ruang Istirahat 72 m2
21 Pantry 20 m2
22 Toilet Pria (2 Unit) 24 m2
23 Toilet Wanita (2 Unit) 24 m2
24 Unloading 68 m2
25 Ruang penimbangan 24 m2
26 Ruang pemilahan 66 m2
27 Ruang Bahan Baku 50 m2
28 Ruang pembersihan 375 m2
29 Ruang pencucian 61 m2
30 Ruang pengeringan 70 m2
31 Ruang packing 65 m2
32 Ruang pengawasan 18 m2
33 Gudang 30 m2
34 Toilet Pria (2 Unit) 12 m2
35 Toilet Wanita (2 Unit) 12 m2
36 Ruang kepala laboratorium 12 m2
37 Ruang staff 20 m2
38 Ruang uji kualitas sarang walet 28 m2
39 Ruang Penyimpanan 15 m2
40 Toilet 5 m2
25
41 Ruang MEP 20 m2
41 Ruang kontrol panel 25 m2
43 Ruang Genset 15 m2
44 Ruang CCTV 8 m2
45 Pos security 12 m2
46 Ruang cleaning servis 20 m2
47 Mushollah 135 m2
48 Tempat Wudhu Pria 10 m2
49 Tempat Wudhu Wanita 10 m2
50 Kantin 130 m2
51. Toilet Pria (2 Unit) 5 m2
52. Toilet Wanita (2 Unit) 5 m2
53. IPAL 146,2 m2
Total Besaran Ruang 2,890.16 m2
Total untuk kebutuhan luas area parkir mobil dan motor pada Kawasan
Industri Pengolahan Sarang Burung Walet Di Kabupaten Bone adalah 28 m2 +
390 m2 + 137 m2 + 312 m2 = 867 m2 + sirkulasi 20% = 1.040,4 m2.
Untuk luasan area keseluruhan dapat ditentukan dengan perbandingan
Building Coverage (BC) sebesar 30 % untuk luasan terbangun dan Open Space
(OS) sebesar 70 %.
Perbandingan luasan BC : OS = 30% : 70%
BC = 2.890,16 m²
OS = (70%) / 100 ) x 2.890,16 m²
= 6.743,7 m² + Luasan Parkir
= 7.784,3 m²
Luas Tapak = BC + OS
= 2.890,16 m² + 7.784,3 m²
= 10.331,06 m²
Jadi total luas lahan bangunan yang akan direncanakan adalah 10.674.46 m²
dibulatkan menjadi 1,7 H.
26
3.2.3 Penampilan Bangunan
Berikut gambaran bentuk dan penampilan bangunan Industri
Pengolahan Sarang Burung Walet DI Kabupaten Bone.
Input :
1. Transformasi bentuk bangunan mempunyai tampilan arsitektur yang sesuai
dengan ciri khas daerah tersebut
2. Bentuk bangunan dan rjuga tampilan dapat menggambarkan rekap proses
perkembangan arsitektur di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten
Bone.
Output :
27
Gambar 3. 9 Second Skin Bangunan Utama
Sumber : Olahan Pribadi 2022
28
2. Super Struktur
3. Upper Struktur
29
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat
kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan untuk memberikan
penerangan ruang-ruang tertentu.
2. Sistem Penghawaan
a. Penghawaan Alami
Penghawaan alami merupakan sistem penghawaan yang berasal dari luar
bangunan yang masuk secara alami ke dalam bangunan. Penghawaan alami
dapat di kontrol sesuai perencanaan bangunan untuk mendapatkan
kenyamanan. Sistem yang di gunakan adalah ventilasi silang dan juga
membuat beberapa bukaan pada bangunan.
b. Penghawaan Buatan
30
2. Sistem Jaringan Air Bersih
4. Sistem IPAL
31
5. Sistem Jaringan Telepon
2. Dinding
32
3. Plafond
33
2. Perencanaan ruang luar dengan hard material
Tujuan analisa ruang luar dengan hard material pada lanscape yaitu agar
mendapatkan material serta desain prabot ruang luar yang ramah lingkungan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arif Budiman, 2008. Budidaya Dan Bisnis Sarang Walet, Depok: Penebar
Swadaya.
Chiara, D.E & Calendder, J, 1983. Time Saver Standars For Building Types 2nd
Edition.
Elfita, L. 2014. Analisis Profil Protein Dan Asam Amino Sarang Burung Walet
(Collocalia Fuchiphaga) Asal Painan, Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1),
27-37.
Ernst Neufert, (n.d). Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Jakarta: ERLANGGA, 1996.
Ernst Neufert, (n.d). Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: ERLANGGA, 2002.
35