Anda di halaman 1dari 34

SENTRA PRODUKSI AGRIBISNIS (SUB TERMINAL) DI KABUPATEN

PULAU TALIABU PROVINSI MALUKU UTARA

LAPORAN PERANCANGAN
Diajukan Sebagai Prasyarat Memperoleh Gelar (S-1) Teknik Arsitektur
Universitas Muslim Indonesia

KURNIAWAN
034.2018.0033

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa ta`ala, atas berkat rahmat taufik
dan hidayah-Nya atas segala rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga
penyusunan skripsi ini dengan judul “Sentra Produksi Agribisnis (Sub Terminal)
Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara” dapat diselesaikan sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Jurusan Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Muslim Indonesia. Tidak lupa pula shalawat dan salam atas
junjungan nabi Muhammad SAW. sebagai suri tauladan bagi sekalian Ummat
dalam segala aspek dalam kehidupan, sehingga menjadi motivasi penulis dalam
menuntut ilmu dalam bangku perkuliahan.

Sebuah karya sebenarnya sangat sulit di katakan sebagai usaha satu orang
tanpa bantuan orang lain, begitu pula dengan skripsi ini. menyadari tugas akhir ini
dapat terselesaikan dengan baik karena tidak terlepas dari peran serta berbagai
pihak yang tidak dapat lupakan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada keluarga saya yang saya cintai orang tua yaitu Ibunda
Wa Ade Hane dan ayahanda Jakaruddin serta 3 saudara yaitu, Syamsyukur,
Almunawar, dan Muhammad Alfatih yang selalu mendukung, memberikan
semangat, motivasi, kasih sayang, perhatian dan mendoakan setiap langkah saya.
Dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:

1. Bapak Ir. Ar. H. Andas Budy., ST., MT., IAI. selaku ketua Prodi
Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia dan Dr. Ir. Ar. Aris
Alimuddin., ST., MT., IAI., IPM. selaku sekretaris Prodi Fakultas
Teknik Universitas Muslim Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Naidah Naing, ST., M.Si. IAI dan Bapak Ir. Andi
Muhammad Ikhsan, ST., M.Si., IAI., IPM., CSE. Selaku pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, kritikan, saran, motivasi kepada
penulis dalam penyusunan skripsi.
3. Bapak Dr. Ir. Andi Muhammad Akbar, ST., MT., IPM., Asean. Eng.
Ibu Dr. Ir. Juhana Said, ST., MT. Bapak Dr. Ir. H. Ansarullah, ST.,
MT., IPM., Asean. Eng. Ibu Pratiwi Juniar A. Gani, ST., M.Sc. Selaku
penguji yang telah waktunya guna memberikan masukan dan petunjuk
menuju kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak/Ibu Dosen Pengajar dan Staf Jurusan Arsitektur yang telah
memberikan banyak ilmu dalam pelajaran kepada penulis selama
mengikuti pendidikan
5. Terima kasih kepada teman-teman Pela Gandong Jihad Studio yang
telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Terima Kasih kepada Gradasi 2018 sudah menemani dari awal masuk
kuliah sampai akhir.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
termaksud penulis sendiri, akhirnya sekali lagi teriring do`a yang tulus, ungkapan
terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan dan permohonan maaf apabila
telah terjadi kesalahan dalam penulisan skripsi.

Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Makassar, 3 April 2024


Penyusun

KURNIAWAN
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan dan Sasaran.......................................................................... 6
D. Lingkup Pembahasan....................................................................... 7

BAB II RINGKASAN PERANCANGAN.................................................... 8

A. Pelaku Kegiatan............................................................................... 8
B. Kebutuhan Ruang............................................................................. 11

BAB III PERANCANGAN FISIK................................................................ 14

A. Perancangan Makro.......................................................................... 14
1. Lokasi dan Site.......................................................................... 14
2. Tata Site/Tapak......................................................................... 15
B. Analisa Pendekatan Konsep Mikro.................................................. 16
1. Kebutuhan Ruang...................................................................... 16
2. Penampilan Bangunan............................................................... 18
3. Utilitas....................................................................................... 20
4. Analisa Konsep Ruang Dalam.................................................. 23
5. Analisa Konsep Ruang Luar..................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Perancangan...................................................................... 14

Gambar 3.2 Site Plan........................................................................................ 14

Gambar 3.3 Analisa Sirkulasi........................................................................... 15

Gambar 3.4 Orientasi Matahari........................................................................ 15

Gambar 3.5 Orientasi Arah Angin.................................................................... 16

Gambar 3.6 Transformasi Bentuk Bangunan................................................... 18

Gambar 3.7 Secondry/Skin............................................................................... 18

Gambar 3.8 Pondasi Poerplat........................................................................... 19

Gambar 3.9 Struktur Beton Bertulang.............................................................. 19

Gambar 3.10 Rangka Struktur.......................................................................... 20

Gambar 3.11 Sistem Jaringan Listrik............................................................... 20

Gambar 3.12 Sistem Jaringan Air Bersih......................................................... 21

Gambar 3.13 Sistem Jaringan Air Kotor.......................................................... 21

Gambar 3.14 Apar............................................................................................ 22

Gambar 3.15 Springker..................................................................................... 22

Gambar 3.16 Ruang Meeting............................................................................ 23

Gambar 3.17 Ruang Penyortiran...................................................................... 23


DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pelaku Kegiatan................................................................................ 8

Tabel 2.2 Kenutuhan Ruang............................................................................. 11

Tabel 3.1 Rekapitulasi Besaran Ruang............................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agrobisnis adalah usaha yang
berhubungan dengan (tanah) pertanian. Menurut Cramer dan Jensen menjelaskan
agrobisnis adalah kegiatan yang sangat kompleks, meliputi industri pertanian,
industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri
manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/
konsumen. Badan Bahasa Kemendikbud mengungkap istilah agrobisnis adalah
berasal dari agro- dan bisnis. Bentuk agro- diserap dari bahasa Yunani, agro, yang
bermakna “tanah, lahan”. Dalam Chambers Dictionary of Etymology (CDE,
2008) agro- merupakan prefiks yang berarti “tanah, lahan”, seperti pada agrologi.
Agribisnis atau agrobisnis adalah memiliki konsep yang sama, hanya saja istilah
agribisnis lebih populer digunakan dalam kehidupan sehari-hari. (Laudia Tysara,
12/4/2023).

Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan di sektor pertanian seperti


pertumbuhan dan kinerja ekspor yang menggembirakan di tengah pandemi
(Covid-19) pada 2020. Sektor pertanian selama pandemi (Covid-19) sejak tahun
2019 sehingga memasuki tahun 2021, sektor pertanian tumbuh dari 1,75%
meningkat menjadi 14,03%. Kalau sektor pertanian mengalami penurunan
peningkatan maka pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak stabil, karena besarnya
kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi. (Suhariyanto, Rabu
17/2/2021).

Sebagaimana saat ini daerah Kabupaten Pulau Taliabu memiliki potensi


dalam sektor pertanian yang telah menunjukan perkembangan ataupun
keunggulan besar berdasarkan data pertumbuhan produksi dalam sektor
komoditas perkebunan Kabupaten Pulau Taliabu pada tahun 2015 hingga 2019
yaitu, produksi pala menunjukan angka 303,00 ton, cengkeh menunjukan angka
1148,00 ton, dan produksi kelapa mengalami angka tetap 31676,00 ton. (BPS
Kabupaten Pulau Taliabu 2019).

Dari hasil data produksi daerah Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku
Utara telah menunjukkan perkembangan ataupun keunggulan besar dalam sektor
pertanian. Dalam kurun tahun 2014 - 2018, laju pertumbuhan ekonomi teringgi
Kabupaten Pulau Taliabu dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 12,06 persen
(sumber BPS Provinsi Maluku Utara Tahun 2019). Dengan demikian Kabupaten
Pulau Taliabu mencapai laju pertumbuhan ekonomi di atas laju pertumbuhan
ekonomi Maluku Utara. Nilai PDRB Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku
Utara atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama periode 2015-2018 selalu
mengalami kecenderungan peningkatan. Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi
Maluku utara mencatat laju pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian yang cukup
memuasakan, yaitu rata-rata 60,65% per tahun dengan perkembangan hasil
pertanian. (Badan Pusat Statistik Kepulauan Sula 2019).

Menurut Badan Agribisnis Departemen Pertanian, selama ini pertanian


mengalami kemajuan tetapi memiliki permasalahan dalam sektor pemasaran
sehingga keuntungan yang diperoleh relatif kecil. Skema pemasaran yang terjalin,
konsumen wajib membayar lebih mahal dari harga yang selayaknya sebab setiap
lembaga mengambil keuntungan dalam proses pemasaran. Tidak stabilnya harga
produk pertanian di tingkat petani lebih tinggi dari pada harga di tingkat
konsumen (Hasyim & Rosyid, 2017).

Dalam membantu menangani permasalahan pemasaran salah satu upaya


untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dan nilai tambah petani adalah dengan
membangun infrastruktur pemasaran seperti Sub Terminal Agribisnis (STA) yang
dibangun pada pusat-pusat (sentra) produksi. Sub Terminal Agribisnis (STA)
merujuk pada sebuah konsep yang telah ditetapkan pada tahun 2000 oleh Badan
Agribisnis Pertanian, dimana merupakan wujud dari kegiatan pemasaran
komoditas pertanian yang berkembang selama ini sekaligus bagian dari kegiatan
agribisnis (Bauran et al., 2022).
Hal ini juga sesuai dengan penjelasan UU No. 19 Tahun 2013 Perlindungan
dan Pemberdayaan Petani perlu adanya pengembangan sistem dan sarana
diselenggarankan melalui pasar tani atau Sub Terminal Agribisnis (STA),
mengembangkan pola kemitraan usaha tani, mengembangkan sistem pemasaran
maupun promosi, menyediakan informasi pasar. Tujuan kebijakan pertanian
diharapkan menghasilkan produksi yang unggul tidak hanya meningkatkan
produksi, akan tetapi juga mengupayakan untuk meningkatkan pendapatan petani
(Nirwana, 2021).

Dalam merencanakan pembangunan STA memiliki standarisasi yang


dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu. (1) Relatif besarnya investasi awal yang
diperlukan untuk membangun STA; (2) Perkiraan arus komoditas yang akan
dilayani (ditransaksikan) didalam STA adalah bertahap. Sebagai contoh, pada
awalnya sekitar 5%, kemudian meningkat 10% sampai 70% setelah beberapa
tahun hasil studi kelayakan; (3) Pola Pembangunan STA memiliki beberapa tahap
dalam hal ini tahap penyediaan lahan yang akan di peruntukan bagi lokasi STA
dapat di sediakan oleh pemerintah dengan perjanjian kerjasama yang disepakati
antara pihak Pemerintah dan pengguna lahan yang bersangkutan. Selanjutnya
tahap Tata Ruang dan kegiatan di STA adalah pada areal STA yang disediakan,
digunakan untuk bangunan fisik sekitar 30 persen, lapangan terbuka 20 persen dan
prasarana jalan serta prasarana lainnya (tempat pembuangan limbah, taman, ruang
informasi, ruangan pertemuan, kantor pengelola dan lain sebagainya) 50 persen,
Komoditi non pertanian yang ditangani oleh STA tidak boleh lebih dari 20%
(Azahari, 2004).

Sentra produksi STA harus memiliki Fasilitas yaitu gudang penampungan


dan sortasi, pengemasan, cold storage/ruang pendingin, los/kios pelelangan,
gedung serba guna, penginapan, mushollah, kantor pengelolah, pusat informasi
perdagangan, pusat informasi swasta, kios souvenir, rumah makan, ruang pameran
dan MCK (Nugroho dkk, 2017). Kenyataannya Menurut Tim Pengelola STA
Soropadan (2009) tingkat pemanfaatan STA Soropadan masih relatif rendah
karena infrastruktur suatu pasar komoditas kurang lengkap. Berikut infrastruktur
fisik yang akan di lengkapi STA Soropadan seperti pusat informasi, gudang, serta
kelembagaan, agar pasar agribisnis tersebut dapat memberikan manfaat serta
kelancaran dalam pemasaran, khususnya pertumbuhan pertanian Jawa Tengah
(Anonim, 2008). Hal ini menunjukan bahwa salah satu masalah Arsitektur
dalam pembangunan STA adalah tidak lengkapnya fasilitas sebagai Sub Terminal
Agribisnis sesuai standar.

Demikian pula dalam memastikan posisi Sub Terminal Agribisnis menurut


(Teori Weber 1909) memperhitungkan tentang lokasi yang mempunyai wilayah
bersifat homogen, mempunyai sumber daya mentah yang berlimpah, biaya
pengangkutan barang mentah yang murah dari posisi mengarah pabrik serta
persaingan industri terbuka. Kenyataannya dalam studi banding yang dilakukan
pada Rancangan pembangunan konsep STA tanaman pangan dan hortikultura di
Cicurung Kabupaten Sukabumi yang Tidak aktifnya, disebabkan oleh Lokasi
keberadaan STA menimbulkan tambahan biaya angkut yang tinggi dan harus
ditanggung para petani dari lokasi produksi ke lokasi STA. Hal ini juga sesuai
dengan hasil penelitian (Munawir, 2009) bahwa lokasi produksi pertanian yang
relatif terpencil menyebabkan petani kesulitan untuk mengakses transportasi hasil
produksi. Kenyataaan ini menunjukan bahwa masalah Arsitektural pada
Pembangunan STA adalah pemilihan lokasi bangunan yang tidak sesuai untuk
Sub Terminal Agribisnis.

Selain itu, dalam merancang bangunan pusat produksi pertanian harus


berdekatan dengan jalan raya utama. Produk yang masuk dan keluar juga harus
benar-benar dipisahkan. Teknik yang biasa digunakan adalah dengan mengadopsi
sistem sirkulasi satu arah menggunakan jalan tambahan yang berskesinambungan.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah memungkinkan pengemudi mencari
tempat parkir dan mengurangi kesalahan pada saat bongkar muat. Kenyataannya
pada studi banding yang dilakukan pada Sub Terminal Agribisnis (STA) Salak
Pondoh di Kabupaten Sleman mengalami hambatan dalam akses masuk ke STA.
Jalan akses masuk ke STA sangat kecil, sehingga menyulitkan kendaraan
pengangkut komoditas masuk ke STA. Untuk mengatasi hal tersebut sekaligus
mengurangi kemacetan, diperlukan pemisahan akses keluar masuk STA dengan
membangun akses jalan yang baru. Dari kenyataan tersebut maka masalah
Arsitektural adalah Sirkulasi, aksesbilitas dan area parkir yang tidak sesuai.

Kabupaten Pulau Taliabu dengan produksi pertanian yang terus meningkat


namun belum memiliki Sub Terminal Agribisnis, terdapat STA tetapi berada di
tempat lain. Namun permasalahan yang sering terjadi tidak efektif dalam
pemasaran. Permasalahan utama pengembangan pertanian di Kabupaten Pulau
Taliabu menyangkut pengembangan pasca panen baik dari sisi pemasaran maupun
pengembangan produk. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, seperti di Sub
Terminal Agribisnis di wilayah Jawa Tengah dan Sub Terminal Agribisnis di
Kabupaten Tabanan, Bali. Maka dikabupaten Pulau Taliabu perlu dibangun STA
untuk memaksimalkan pemasaran pengembangan produk.

Hal ini sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pulau Taliabu Tahun 2017-2037, Peraturan Daerah Kabupaten Pulau Taliabu
Nomor 5 Tahun 2017, BAB II Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang.
Bagian Kedua Kebijakan Penataan Ruang Pasal 3 ayat 2 huruf c Prioritas
Pengembangan Kawasan Ekonomi Prioritas Taliabu (KEPT) sebagai simpul
ekonomi regional khas kawasan Maluku berbasis sumber daya perkebunan,
perikanan dan kelautan dilakukan melalui strategi di bawah ini: a. Mendorong
bertumbuhnya pusat penelitian, pengembangan, pengelolaan dan pemasaran
komoditas unggulan kawasan Maluku secara terpadu. Sebagaimana yang
dimaksud pada Bagian Ketiga Strategi Penataan Ruang Pasal 4 ayat (1) huruf b
Mengembangkan Kawasan Lede-Nggele sebagai pusat pengembangan ekonomi
prioritas Taliabu berbasis sumber daya perkebunan, perikanan dan kelautan. Hal
ini menunjukan pembangunan Sub Terminal ini sudah sesuai dengan RTRW
Kabupaten Pulau Taliabu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang
diangkat dalam kajian Arsitektur sehingga menjadi rumusan masalah sebagai
berikut:
1). Bagaimana Menetukan lokasi dan site yang sesuai dengan perencanaan
sentra produksi agribisnis (Sub Terminal) di Kab. Pulau Taliabu Provinsi
Maluku Utara?
2). Bagaimana merancang fasilitas sarana dan prasana yang sesuai dengan
kebutuhan sentra produksi agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu
Provinisi Maluku Utara?
3). Bagaimana merancang untuk menentukan Sirkulasi, Aksesbilitas pada area
bangunan sentra produksi agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu
Provinisi Maluku Utara?

C. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Adapun tujuan dari proses perencanaan perancangan sentra
produksi agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi
Maluku Utara sebagai berikut:
a. Menentukan lokasi dan site yang sesuai untuk sentra produksi
agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi Maluku
Utara.
b. Menentukan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
sentra produksi agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu
Provinisi Maluku Utara.
c. Menentukan Aksesibilitas, kenyamanan untuk sentra produksi
agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi Maluku
Utara.
2. Sasaran

Adapun sasaran dari proses perencanaan sentra produksi


agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi Maluku
Utara sebagai berikut:

a. Menghasilkan lokasi perencanaan sentra produksi agribisnis (Sub


Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi Maluku Utara.
b. Menghasilkan konsep perencanaan bangunan sentra produksi
agribisnis (Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi Maluku
Utara.
c. Menghasilkan rancangan fisik bangunan serta sasaran dan
prasarana penunjang pada bangunan sentra produksi agribisnis
(Sub Terminal) di Kab Pulau Taliabu Provinisi Maluku Utara.

D. Lingkup Pembahasan

Pembahasan di tekankan pada aspek-aspek perencanaan arsitektur untuk


mendesain sebuah perencanaan dan perancangan Pusat Sentra Produksi (Sub
Terminal Agribisnis) Kab. Pulau Taliabu Prov. Maluku Utara sedangkan
pembahasan non arsitektural di maksud untuk mempertajam dan melengkapi
pembahasan utama.
BAB II
RINGKASAN PERANCANGAN

A. `Pelaku Kegiatan

Dalam merencanakan program kebutuhan ruang maka harus dilakukan


analisa mengenai pelaku yang terlibat dan pola kegiatan yang terjadi di Sentra
Produksi Agribisnis (STA) Kab. Pulau Taliabu berikut adalah tabel pelaku
kegiatan.

Tabel 2.1: Pelaku Kegiatan


Sumber: Analisa Penulis, 2023

No Pelaku Kegiatan Jenis Aktifitas Jenis Ruang


Pengelola
1. Kepala STA  Datang  Main entrance
 Parkir  Area Parkir
 Bekerja  Ruang kerja
 Istrahat kepala STA
 Makan/Minum  Pantry
 Beribadah  Mushollah
 Buang air besar/kecil  Toilet
2. Bendahara  Datang  Main Entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Bekerja/mengatur  Ruang Bendahara
segala hal yang  Ruang rapat
berkaitan dengan  Pantry
pembukuan dan  Toilet
keuangan  Mushollah
 Rapat
 Makan/Minum
 Bermetabolisme
 Beribadah
3. Staff Administrasi  Datang  Main entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Bekerja/Mengatur  Ruang Kerja
segala administrasi Administrasi
STA  Ruang Rapat
 Rapat  Food Counter
 Makan & Minum  Toilet
 Bermetabolisme  Mushollah
 Ibadah
4. Staff Produksi  Datang  Main entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Bekerja/Mengatur  R. staff Produksi
segala kegiatan yang  Ruang Rapat
berkaitan dengan  Food Counter
produksi  Toilet
 Menyimpan hasil  Mushollah
komoditi pertanian
 Mengatur aktivitas
sortasi, grading dan
pengemasan
komoditi hasil
pertanian
 Rapat
 Makan & Minum
 Bermetabolisme
 Ibadah
5. Staf Pusat  Datang  Main entrance
Informasi/sarana  Parkir Kendaraan  Area Parkir
telekomunikasi  Bekerja  Ruang Pusat
 Rapat Informasi
 Makan & Minum  Ruang Rapat
 Bermetabolisme  Food Counter
 Ibadah  Toilet
 Mushollah
6. Staff Marketing/  Datang  Main entrance
Pemasaran  Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Bekerja/mengatur  Ruang Marketing/
perkembangan Pemasaran
pemasukan biaya,  Ruang Rapat
dan proses  Food Counter
pemasaran.  Toilet
 Rapat  Mushollah
 Makan & Minum
 Bermetabolisme
 Ibadah
Produksi
1. Pedagang/Penjual/LOS  Datang  Main entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Melakukan kegiatan  R. Bongkar muat
bongkar muat  Area
 Kegiatan penyotiran transaksi/display
barang  Food Counter
 Melakukan Transaksi  Toilet
tawar menawar  Mushollah
 Makan & Minum
 Bermetabolisme
 Ibadah
2. Div. Pemilahan  Datang  Main entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Melakukan kegiatan  R. Sortasi dan
Sortasi dan grading Grading
 Makan & Minum  Food Counter
 Bermetabolisme  Toilet
 Ibadah  Mushollah
3. Div. Pengolahan  Datang  Main entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Melakukan  R. Pengolahan
pengolahan dan mutu dan mutu
komoditi komoditi
 Makan & Minum  Food Counter
 Bermetabolisme  Toilet
 Ibadah  Mushollah
4. Div. Penyimpanan  Datang  Main entrance
 Parkir Kendaraan  Area Parkir
 Melakukan kegiatan  R. Penyimpanan
penyimpanan bahan Cold storage
baku.  Food Counter
 Makan & Minum  Toilet
 Bermetabolisme  Mushollah
 Ibadah
Servis
1. Petugas ME  Datang  Main entrance
 Parkir  Parkir
 Bekerja  R. ME
 Istrahat  Food Counter
 Makan/minum  Toilet
 Bermetabolisme  Mushollah
 Ibadah
 Pulang
2. Petugas keamanan  Datang  Main entrance
gedung STA  Parkir  Parkir
 Bekerja  R. Keamanan
 Istrahat (CCTV)
 Makan/minum  Food Counter
 Bermetabolisme  Toilet
 Ibadah  Mushollah
 Pulang
3. Cleaning Servis  Datang  Main entrance
 Parkir  Parkir
 Bekerja  R. Cleaning servis
 Makan/minum  Food Counter
 Bermetabolisme  Toilet
 Ibadah  Mushollah
 Pulang
B. Kebutuhan Ruang
Berdasarkan analisa pelaku kegiatan, maka didapatkan kebutuhan ruang
Sentra Produksi Agribisnis (STA) kab. Pulau Taliabu sebagai berikut:

Tabel 2.2: Kebutuhan Ruang


Sumber: Analisa Penulis, 2023

No
Kebutuhan Ruang Kegiatan Zonasi
.

1. Ruang kerja Tempat kerja Semi privat


Kepala STA
2. Ruang Bendahara Tempat kerja

3. Ruang Tata usaha Tempat kerja

4. Ruang staff produksi Tempat kerja

5. Ruang Meeting Tempat


pertemuan
6. Ruang marketing/pemasaran Tempat
pemasaran hasil
pertanian
7. Ruang bongkar muat Tempat bongkar
muat hasil
pertanian

8. Ruang sortasi dan grading Tempat sortasi


dan grading hasil
pertanian
Semi Publik
9. R. pengolahan dan mutu Tempat
komoditi pengolahan hasil
komoditi

10. Ruang penyimpanan Cold Tempat


strage penyimpanan
hasil pertanian
11. Lobby Tempat Servis
berkumpul
dalam ruangan
12. Ruang informasi Tempat pusat
informasi STA

13. Ruang clining servis Tempat clining


servis

14. Mushallah Tempat Ibadah

15. Tempat Wudhu Pria Tempat wudhu

16. Tempat wudhu wanita Tempat wudhu

17. Lavotari Tembpat


metabolism

18. Ruang ME Tempat control


MEP

19. Ios Kios Tempat


Penjualan hasil
pertanian

20. Pos satpam Tempat


keamanan.
BAB III
PERANCANGAN FISIK

C. Perancangan Makro

1. Lokasi dan Site

a. Lokasi
Lokasi perancangan Sentra Produksi Agribisnis (STA) Kabupaten
Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara.

Gambar 3.1: Lokasi


Sumber : Analisa Pribadi 2023
Tujuan dari pengolahan tapak yaitu mengoptimalkan bagi
keperluan bangunan yang akan direncanakan dan sangat berpengaruh
bagi penampilan serta perletakan bangunan.

b. Site

Gambar 3.2: Site Plan


Sumber : Analisa Pribadi 2023
2. Tata Site
a. Sirkulasi

Gambar 3.3: Analisa Sirkulasi


Sumber : Analisa Pribadi 2023

Tujuan dari sirkulasi dan pencapaian yaitu untuk memberikan


kenyamanan bagi pengunjung dan pengelolah ketika beraktivitas dalam
site. Lalu lintas kendaraan disekitar tapak merupakan jalur yang cukup
ramai baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Untuk
sirkulasi kendaraan di bagi menjadi 3 jalur untuk pengelolah,
pengunjung, transportasi umum, dan sirkulasi kendaraan bongkar muat.
Untuk sirkulasi kendaraan masuk dari arah barat dan keluar dari arah
selatan pada tapak. Untuk sirkulasi pejalan kaki disediakan pedestrian.

b. Orientasi Matahari

Gambar 3.4: Orientasi Matahari


Sumber : Analisa Pribadi 2023

Orientasi matahari memiliki peran yang sangat penting dalam


mendesain pencahayaan alami, cahaya matahari mulai menyinari
bangunan pada pagi hari hingga sore hari, kondisi ini relative sepanjang
tahun. pencahayaan sejak pagi hingga sore inilah harus
mempertimbangkan dalam desain arah cahaya dapat masuk ke dalam
bangunan secara optimal. Selain itu arah cahaya berasal dari timur dan
tengelam pada sisi barat juga menjadi pertimbangan dalam menentukan
jalan masuknya cahaya didalam bangunan.

c. Orientasi Arah
Angin

Gambar 3.5: Orientasi Arah Angin


Sumber : Analisa Pribadi 2023

D. Analisa Pendekatan Konsep Mikro


1. Kebutuhan Ruang
a. Rekapitulasi Besaran Ruang

Table 3.1: Rekapitulasi Besaran Ruang


Sumber: Analisa Pribadi, 2023

No. Jenis Ruang Besaran Ruang


1. Hall / Lobby 90 m²
2. Ruang Informasi 12 m²
3. Ruang Kepala STA 24 m²
4. Ruang Bendahara 12 m²
5. Ruang Manager Produksi 12 m²
6. Ruang Staff 50 m²
7. Ruang Rapat 40 m²
8. Pantry 20 m²
9. Toilet Kepala STA 3 m²
10. Toilet Manager 12 m²
11. Toilet Pria (2 Unit) 24 m²
12. Toilet Wanita (2 Unit) 24 m²
13. Unloading 68 m²
14. Area Transaksi/ Los 535 m²
15. Ruang Penimbangan (2 Unit) 12 m²
16. Ruang Sortasi & Grading 66 m²
17. Ruang Bahan Baku 50 m²
18. Ruang Pembersihan 372 m²
19. Ruang Pencucian 61 m²
20. Ruang Pengemasan 65 m²
21. Gudang 30 m²
22. Toilet Pria (2 Unit) 12 m²
23. Toilet Wanita (2 Unit) 12 m²
24. Ruang MEP 20 m²
25. Ruang kontrol panel 25 m²
26. Ruang Genset 15 m²
27. Ruang CCTV 8 m²
28. Pos security 6 m²
29. Ruang cleaning servis 20 m²
30. Mushollah 135 m²
31. Tempat Wudhu Pria 20 m²
32. Tempat Wudhu Wanita 20 m²
33. Kantin 130 m²
34. Toilet Pria (2 Unit) 10 m²
35. Toilet Wanita (2 Unit) 10 m²
36. IPAL 147 m²
Total Besaran Ruang 2.172 m²

2. Penampilan Bangunan
a. Transformasi Bentuk

Gambar 3.6: Transformasi Bentuk bangunan


Sumber : Analisa Pribadi 2023

Menurut Suroto (2010) Pala dan Cengkeh Merupakan komoditas utama


perdagangan rempah di Maluku. Kedua tumbuhan ini adalah tumbuhan
endemik yang hanya tumbuh di Maluku yaitu di kepulauan Taliabu, Tidore,
Halmahera dan kepulauan sekitar Maluku Utara.

b. Sec
ondr
ay/
Skin

Gambar 3.7: Secondry/Skin


Sumber : Analisa Pribadi 2023
Motif Kakehan merupakan lambing filosofis dari keberanian dan
semangat masyarakat Maluku. Motif Maluku ini adalah representasi
persatuan di maluku yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya. Dikatakan
demikian karena batik Maluku menampilkan visualisasi kebudayaan maluku
dalam satu produk. Keberagaman yang ada di masyarakat seperti perbedaan
suku, ras, budaya, dan agama.

Motif kakehan merupakan ragam hias yang sering di temui di Maluku.


Motif kakehan sering di jumpai pada objek-objek vital pemerintahan di
maluku, seperti pada tugu-tugu, gapura, tembok taman kota ( lapangan
merdeka), salawaku (tameng), dan pada tiang-tiang Baileo (Rumah Adat
Maluku) dengan tujuan bahwa bangunan-bangunan dengan hiasan Kakehan
dapat memiliki keberanian dalam
berperang.

c. Struktur Bawah (Sub Struktur)

Sub struktur pada bangunan


menggunakan pondasi Poerplat

Gambar 3.8: Pondasi Poerplat


Sumber : Goggle.com

d. Struktur Tengah (Super Struktur)

Super struktur pada bangunan


menggunakan struktur beton bertulang.
Gambar 3.9: Struktur Beton Bertulang
Sumber : Goggle.com

e. Struktur Atas (Upper Struktur)

Gambar 3.10: Rangka Struktur


Sumber : Goggle.com

3.

Utilitas
a. Sistem Jaringan Listrik

Jaringan listrik untuk kebutuhan bangunan menggunakan sumber listrik


dari PLN sedangkan untuk keadaan darurat menggunakan genset.
Tenaga listrik yang dibutuhkan yaitu: lampu penerangan, outlet, alat
pengkondisian udara, peralatan maintanance.
Gambar 3.11: Sistem Jaringan Listrik
Sumber : Data Pribadi

b. Sistem Air Bersih

Sumber air bersih bangunan ini berasal dari PDAM yang telah terjamin
kebersihan dan kelayakan untuk di konsumsi. Pemilihan sistem
distribusi air bersih pada bangunan menggunakan Down Feed System.
Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/Deep well) ditampung lebih
dahulu di tangka bawah (Ground Tank), kemudian dipompa ke tangka
atas (Elevated Water Tank). Dari tangki atas air dialirkan ke lantai-
lantai dibawahnnya dengan sistem gravitasi. Operasional sistem ini
dalam jangka penajang membutuhkan energi listrik hanya pada saat
pengisian tangka air atas saja.

Gambar 3.12: Sistem Jaringan Air Bersih


Sumber : Data Pribadi

c. Sistem jaringan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor ada dua yaitu air kotor dan air tercemar.
Berikut ini adalah alur pembuangan air pencemaran sedang yang
berasal dari washtafel, f;oor drain dan urionior.
Gambar 3.13: Sistem Jaringan Air Kotor
Sumber : Data Pribadi

f. Sistem Proteksi
Kebakaran

Ada dua macam


penanggulangan
kebakaran,
yakni secara aktif dan
juga pasif. Adapun perbedaannya sebagai berikut :

1). Penggulangan secara aktif

Sistem ini dilengkapi dengan adanya pendektesi asap, hydrant selang


kebakaran, sprinkler dan pasokan air, dan APAR.

Gambar 3.14: Apar


Sumber : www.pinterest.com
Gambar 3.15: Springker
Sumber : www.pinterest.com

2). Penanggulangan secara pasif

Sistem yang bertumpu pada rancangan bangunan yang memungkinkan


orang keluar dari
bangunan
dengan selamat
pada saat terjadi
kebakaran atau
kondisi darurat
lainnya.

Kemudian penanganan bahaya dibagi menjadi 3 tahap pengamanan


dalam bahaya kebakaran yaitu:

a). Pencegahan pertama dapat digunakan pendeteksi asap dimana


alarm akan berbunyi jika pendeteksi menangkap adanya asap
didalam ruangan.
b). Penyelamatan dengan menggunakan tangga darurat, jika terdapat
sprinkler maka dapat digunakan sprinkler pada penyelamatan
pertama.
c). Pemadaman api dengan menggunakan alat seperti, tabung
pemadamkebakaran (APAR), Hydrant, dan sprinkler.

4. Analisa Konsep Ruang Dalam


Gambar 3.16: Ruang Meeting
Sumber : Data Pribadi

Gambar 3.17: Ruang Penyortiran


Sumber : Data Pribadi

5. Analisa
Ruang Luar
a. Soft Material

Soft material
adalah elemen
pendukung yang biasanya merupakan vegetasi, seperti pepohonan,
perdu dan rerumputan. Tanaman merupakan material lansekap yang
hidup dan terus berkembang. Jadi dalam perencanaan ruang luar
tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan
karakteristik tanaman.
 Tanaman Pohon jenis pohon tanjung yang berfungsi mengatasi
debu, peneduh, dan pelindung dari pancaran sinar matahari.
 Ground Cover pada lansekap menggunakan rumput gajah sebab
tidak butuh perawatan ekstra dan hemat biaya.
 Tanaman Pohon Palem berfungsi sebagai tanaman hias dan
pembatas tapak sekaligus sebagai penunjuk arah.
b. Hard Material
Hard Material merupakan unsur tidak hidup dan landscape dan
berfungsi sebagai unsur pendukung untuk meningkatkan kualitas
tersebut.
 Bata Ekspos, berfungsi sebagai elemen pengarah pada ruang luar.
 Bangku taman, dipergunakan untuk beristirahat dan dapat
digunakan sebagai ruang antara dari bangunan.
 Lampu taman, sebagai penerangan pada malam hari
 Penanda Jalan, digunakan sebagai petunjuk arah dalam tapak.
DAFTAR PUSTAKA

Anwarudin, O., Sumardjo, S., Satria, A., & Fatchiya, A. (2020). Peranan penyuluh
pertanian dalam mendukung keberlanjutan agribisnis petani muda di
Kabupaten Majalengka. Jurnal Agribisnis Terpadu, 13(1), 17-36.

Azahari, D. (2004). Pedoman Pengembangan Terminal dan Sub Terminal


Agribisnis.

Bauran, A., Terhadap, P., Kecamatan, M., & Kabupaten, P. (2022). JU-ke
( Jurnal Ketahanan Pangan ). 6(1), 32–42.

Budi Sulistyo, Anita Fitriani. (2016), Konsep Pengembangan Sub Terminal


Agribisniss di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.

Fitrianingrum, F. (2018). Penentuan Lokasi Agroindustri Berbasis Komoditas


Jagung di Kabupaten Jombang (Doctoral dissertation, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember).

https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/32787/5127

Hadju, A. (2013). Analisis Penentuan Lokasi Terminal Agribisnis Hortikultura di


Kabupaten Gorontalo. Skripsi, 1(614409077).
https://adoc.tips/download/analisis-penentuan-lokasi-terminal-agribisnis-
hortikultura-d.html

Hasyim, A. L. I., & Rosyid, A. L. (2017). Strategi Pengembangan Sub Terminal


Agribisnis ( STA ) Salak Pondoh di Kabupaten Sleman.

Khairad, F., Noer, M., & Mahdi, M. (2018). Analisis pertumbuhan ekonomi
kawasan sentra produksi subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera
Barat. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal
Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 2(2), 171-184.
Muntaz, F., & Santosa, J. J. P. (2021). Sentra Pertanian Kota Jakarta Pusat. Jurnal
Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 3(2), 3177-3186.

Nirwana. (2021). Pengaruh Penerapan Standard Operating Procedure (Sop) Dan


Kebijakan Pertanian Terhadap Efektivitas Layanan Sub Terpminal
Agribisnis (Studi Kasus Di Uptd Sub Terminal Agribisnis Dan Agropolitan
Cigombong, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur). Agroscience, Vol 11,
31.

Penamalut. (2021, Agustus 26). RPJMD Kabupaten Pulau Taliabu


Disahkan. Diambil kembali dari Penamalut:
https://penamalut.com/2021/08/26/rpjmd-kabupaten-pulau-taliabu-
disahkan.

Padmini, N. L. R., Wuisang, C. E., & Supardjo, S. (2016). Kebutuhan Prasarana


Dan Sarana Untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan Modayag Di
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Spasial, 3(3), 236-245.

Padmini, N. L. R., Wuisang, C. E., & Supardjo, S. (2016). Kebutuhan Prasarana


Dan Sarana Untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan Modayag Di
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Spasial, 3(3), 236-245.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasial/article/view/14253

Rusdianta, I. G. M., Sukasana, I. W., & Dwipradnyana, I. M. M. (2019). Strategi


Penerapan Sub Terminal Agribisnis Dalam Mengembangkan Pertanian
Tabanan Yang Berkelanjutan. Majalah Ilmiah Universitas Tabanan, 16(1),
8-15.
https://ojs.universitastabanan.ac.id/index.php/majalah-ilmiah
untab/article/download/3/3

Anda mungkin juga menyukai