Oleh :
Oleh :
i
Penulis menyampaikan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kekurangan dalam penulisan laporan. Penulis mengharapkan semoga
Laporan Proposan Tugas akhir ini dapat bermanfaat terutama bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.5 Desain Bangunan TPS Berbasis 3R .......................................................... 30
2.2.6 Sarana Perencanaan TPS-3R .................................................................... 33
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Perencanaan TPS-3R ................................... 33
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 36
3.1 Kerangka Penelitian .................................................................................. 36
3.2 Diagram Proses ......................................................................................... 37
3.3 Deskripsi Wilayah Perencanaan ............................................................... 37
3.3.1 Kondisi Geografis ..................................................................................... 37
3.3.2 Kondisi Demografis .................................................................................. 38
3.4 Studi Literatur ........................................................................................... 39
3.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 39
3.5.1 Data Primer ........................................................................................... 39
3.5.2 Data Sekunder ....................................................................................... 40
3.6 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 41
3.7 Analisa dan Pembahasan ........................................................................... 41
3.8 Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 42
3.9 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 44
LAMPIRAN ............................................................................................................... 47
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber Sampah ..... 10
Tabel 2.2 Besaran Jiwa dan KK Berdasarkan Klasifikasi Kota ................................. 12
Tabel 2.3 Jumlah Contoh Timbulan Sampah dari Non Perumahan Berdasarkan
Klasifikasi Kota .......................................................................................................... 12
Tabel 2.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................... 16
Tabel 2.5 Perbandingan Pengomposan Aerob dan Anaerob ...................................... 23
Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengomposan ................................... 27
Tabel 2.7 Kriteria Tempat Pengolahan Sampah 3R ................................................... 28
Tabel 2.8 Luas TPS dan Volume kontainer yang akan Direncanakan ....................... 32
Tabel 2.9 Luas Lahan untuk Kontainer ...................................................................... 32
Tabel 2.10 Sarana Perencanaan TPS 3R .................................................................... 33
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 43
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program pelaksanaan pembangunan yang dilakukan dari waktu ke waktu seiring
meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas manusia yang dihasilkan dapat
menimbulkan dampak yang cukup buruk bagi lingkungan salah satu faktor
permasalahan yaitu timbulan sampah (Purwanti et al., 2015). Permasalahan timbulan
sampah dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk dan aktivitas manusia yang
tidak pernah berhenti (Fadhlullah, 2019), sehingga perlu ditangani secara tepat tidak
hanya masalah pengolahannya saja tetapi meliputi upaya pengelolaan. Upaya dalam
pengelolaan sampah ini dapat dilakukan dari sumber timbulan sampah, pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, hingga ke tahap pembuangan akhir untuk meminimalisasi
beban timbulan sampah (Reillycha, 2020).
1
2
Menurut Putri & Ambariski (2016) rata-rata timbulan sampah di TPS kelurahan
Bringin yang masuk ke TPA Benowo sebanyak 2437,5 kg/hari, salah satu upaya
pengurangan timbulan sampah di Kelurahan Bringin yang akan masuk ke TPA
Benowo dapat dilakukan pengolahan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, and
Recycle). Mengingat Peraturan Presiden No 97 (2017) menyatakan bahwa sampah
rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari fasilitas umum wajib
memiliki kebijakan dalam penanganan sampah, pengurangan timbulan sampah,
mendaur ulang sampah serta memanfaatkan kembali sampah.
4
5
akan terus bertambah dan sampah organik akan berkurang karena proses
dekomposisi.
b. Musim
Musim mempengaruhi terhadap sampah yang akan dihasilkan, apabila musim
kemarau sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, sampah organik,
sampah halaman, sampah kertas, plastik, kaca, logam dan sampah yang lain
akan mengalami penurunan. Sedangkan saat musim dingin sampah yang
banyak dihasilkan berupa debu dan abu sebagai produk hasil pembakaran.
c. Tingat Sosial Ekonomi
Kondisi ekonomi pada suatu wilayah juga dapat memepengaruhi komposisi
sampah yang dihasilkan, masyarakat dengan ekonomi tinggi cenderung
menghasilkan sampah kering (kertas, plastik, dan kaleng).
d. Kemasan Produk
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi
komposisi sampah. Negara maju cenderung menggunakan kertas sebagai
pengemas, sedangkan negara berkembang menggunakan plastik sebagai
pengemas.
e. Cuaca
Daerah yang terdapat kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga
semakin tinggi.
f. Pendapatan Per-Kapita
Masyarakat yang berasal dari tingkat ekonomi tinggi pada umumnya
mengahsilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen.
Adapun perhitungan untuk mengetahui komposisi sampah yaitu dengan rumus
sebagai berikut:
𝑎
n = 𝑏 𝑥 100%.........................................................(2.1)
Keterangan:
n = jumlah persentase komposisi sampah
8
Keterangan:
ρ = densitas sampah (kg/m3)
m = berat sampah (kg)
V = volume sampah (m3)
1. Sampah Pemukiman
Sampah yang dihasilkan dari rumah atau apartemen berupa sisa pengolahan
makanan, perlengkapan rumah tangga yang sudah tak terpakai, kardus, kain,
sampah kebun, dan lain-lain.
2. Sampah Komersial
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertokoan, pasar tradisional, swalayan,
hotel, perkantoran dan lainnya. Jenis sampah yang dihasilkan terdiri dari
kardus bekas, kertas, makanan sisa, pembungkus, kaca, logam, limbah
berbahaya dan beracun, dan lain-lain.
3. Institusi
Sampah yang berasal dari kegiatan rumah sakit, stasiun bus/kereta,
restoran/rumah makan, taman, SPBU, sekolah, dan lainnya. Jenis sampah
yang dihasilkan sama dengan jenis samoah pada daerah komersial.
4. Kosntruksi dan Pembongkaran Bangunan
Sampah yang dihasilkan dari pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan dan
lainnya. Jenis sampah yang dihasilkan yaitu baja, kayu, debu, beton dan
lainnya.
5. Fasilitas Umum
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan penyapuan jalan, tempat rekreasi,
taman dan lainnya.
6. Pengolah Limbah Domestik
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan instalasi pengolahan air buangan,
instalasi pengolahan air bersih dan incenerator.
7. Kawasan Industri
Sampah di kawasan industri dihasil dari kegiatan proses produksi (sisa),
bangunan non industri dan lainnya.
10
8. Pertanian
Sampah pertanian yang dihasilkan seperti bahan organik (jerami dan
sejenisnya) dan bahan kimia (pestisida dan/ atau pupuk buatan).
Keterangan:
K = jumlah contoh keluarga (sampel)
N = koefisien perumahan
S1 = proporsi jumlah KK rumah permanen/ pendapatan tinggi 25%
12
Tabel 2.3 Jumlah Contoh Timbulan Sampah dari Non Perumahan Berdasarkan
Klasifikasi Kota
Lokasi Klasifikasi Kota
No Pengambilan 1 KK
Metropolitan Besar Sedang, Kecil
Contoh
1. Toko 3 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
2. Sekolah 13 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
3. Kantor 13 – 30 10 – 13 5 – 10 3–5
4. Pasar 6 – 15 3–6 1–3 1
5. Jalan 6 – 15 3–6 1–3 1
Sumber : SNI 19-3964-1994
Keterangan:
Timbulan sampah = densitas sampah (kg/hari atau m3/hari)
Jumlah sampah = jumlah sampah yang terhitung saat sampling (kg/m3)
Jumlah hari sampling = jumlah hari dilakukan pengukuran
Menurut Lubis (2018) untuk mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan dari
sebuah daerah dapat diperoleh dengan metode survei pengukuran serta analisis
langsung di lapangan, yaitu :
a. Pengukuran langsung di lapangan untuk mengukur satuan timbulan sampah dari
sejumlah sampel baik itu sampah rumah tangga atau sampah non rumah tangga,
yang ditentukan secara random proporsional di sumber selama 8 hari berturut-
turut sesuai dengan ketentuan SNI 19-3964-1994.
b. Load-count analysis (analisi perhitungan beban), yaitu mengukur jumlah berat
serta volume sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak,
selama 8 hari berturut-turut, sehingga nantinya didapatkan hasil jumlah timbulan
sampah tiap penduduk yang dilayani oleh tiap gerobak pengumpul sampah.
c. Weight-volume analysis (analisis berat volume), yaitu mengukur jumlah masing-
masing volume sampah yang akan masuk ke TPS di hitung dengan mencatat
volume dan berat sampah, kemudian di hitung jumlah timbulan sampah kota
selama periode tertentu.
d. Material-balance analysis (analisis kesetimbangan beban), menghasilkan data
lebih lengkap untuk sampah rumah tangga, industri, dan sebagainya dan juga
diperlukan program daur ulang sampah.
14
Pn = Po + Ka (Tn – To).......................................(2.7)
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
Ka = konstanta aritmatik
Tn = tahun ke-n
To = tahun dasar
(𝑃2 − 𝑃1 )
Ka = ..................................................(2.8)
(𝑇2 − 𝑇1 )
Keterangan:
Ka = konstanta aritmatik
P1 = jumlah penduduk yang akan diketahui pada tahun pertama
P2 = jumlah penduduk yang akan diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun pertama yang diketahui
T2 = tahun terakhir yang diketahui
Y = a + b . X……….........................................(2.9)
15
Keterangan:
Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi
X = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linier
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut:
∑𝑌− 𝑏 . ∑𝑋
a= .............................................................(2.10)
𝑛
(𝑛 . ∑𝑋𝑌)−(∑𝑋 . ∑𝑌)
b= (𝑛 . ∑𝑋 2 ) − (∑𝑋 2 )
..................................................(2.11)
∑ (𝑋𝑖− 𝑋̅)2
S =√ ..................................................(2.12)
𝑛−1
Keterangan:
S = standar deviasi
Xi = variabel independen X (jumlah penduduk)
̅
X = rata-rata X
n = jumlah data
Adapun rumus untuk koefisien korelasinya adalah:
∑( 𝑋− 𝑋̅)− ( 𝑌− 𝑌̅)
r= ..........................................(2.13)
√∑ (𝑋− 𝑋̅)2 . ∑(𝑌− 𝑌̅)2
16
Pn = Po (1 + 𝑟)𝑛 ................................................(2.14)
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan penduduk
dipindah ke TPA oleh truk pengangkut sampah milik kota atau intitusi yang
ditunjuk. Namun, biasanya anggaran dalam satu kota belum mampu
menangani seluruh timbulan sampah.
3. Pengelolaan Informal
Terbentuk karena adanya dorongan kebutuhan untuk sebagian masarakat
yang secara tidak sadar ikut berperan serta dalam penanganan sampah kota.
Sistem informal memandang sampah sebagai sumber daya ekonomi berupa
kegiatan pemungutan, pemilahan dan penjualan sampah untuk daur ulang.
Rangkaian kegiatan ini melibatkan pemulung, lapak, bandar dan industri daur
ulang dalam rangkaian sistem perdagangan.
Sistem pengelolaan sampah terbagi menjadi beberapa tahapan diantaranya yaitu
pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir ke TPA.
1. Pewadahan sampah merupakan kegiatan menampung sampah secara
sementara di sumbernya.
2. Pengumpulan sampah merupakan kegiatan pengumpulan yang membutuhkan
peralatan lain seperti fasilitas pemisah dan kendaraan khusus untuk sampah.
3. Pemindahan sampah merupakan tahap memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut yang nantinya akan dibawa ke
pembuangan akhir.
4. Pengangkutan sampah merupakan kegiatan membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat
pembuangan akhir.
5. Pengolahan sampah yaitu upaya pengurangan volume atau merubah bentuk
sampah menjadi lebih bermanfaat, seperti dengan cara pembakaran dalam
incenerator, pemadatan, pengomposan, pengeringan, penghancuran dan daur
ulang sampah.
19
Timbulan Sampah
Pewadahan / Pemilahan
Pengumpulan
2.1.10Pengolahan Sampah
Berdasarkan SNI 19-2454-2002 pengolahan sampah merupakan suatu proses
merubah bentuk sampah menjadi suatu hal yang bermanfaat, dengan cara pemadatan,
penghansuran, pengeringan, pengomposan dan daur ulang. Menurut UU No 18 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai proses
perubahan bentuk sampah dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah.
Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2017) metode pengolahan dan
tanggung jawab pengelolaan maka skala pengolahan dapat dibedakan beberapa skala
yaitu :
a. Skala Individu
Pengolahan dalam skala individu dilakukan oleh penghasil sampah secara
langsung dari sumbernya, seperti rumah tangga atau kantor. Salah satu contoh
20
yang dapat dilakukan pengolahan sampah dalam skala individu yaitu dengan
metode composting.
b. Skala Kawasan
Pengolahan dalam skala kawasan dilakukan untuk melayani suatu lingkungan
atau daerah kawasan (perumahan, perkantoran, pasar, dan sebagainya). Lokasi
pengolahan skala kawasan dilakukan di TPS berbasis 3R, dalam prosesnya
dilakukan tahap pemilahan, pencacahan sampah organik, pengomposan,
pengepakan kompos, pencacahan sampah plastik dan daur ulang sampah.
c. Skala Kota
Pengolahan dalam skala kota dilakukan untuk melayani sebagaian atau seluruh
wilayah kota dan dikelola oleh pengelola kebersihan kota atau institusi swasta.
Lokasi pengolahan dilakukan di Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST)
yang umumnya dalam proses pengolahannya menggunakan bantuan peralatan
mekanis.
a. Reduce
Reduce merupakan kegiatan pengurangan sampah yaang berasal dari
sumbernya atau upaya dalam mengurangi timbulan sampah. Kegiatan
tersebut dapat dilakukan dengan cara pencacahan sampah serta penghancuran
yang nantinya dapat mengurangi beban di pembuangan akhir.
b. Reuse
Reuse merupakan salah satu upaya dalam menggunakan kembali sisa sampah
yang masih bisa digunakan atau dimanfaatkan. Reuse dapat dilakukan dengan
cara memakai kembali wadah atau tempat kemasan untuk fungsi yang sama,
contohnya seperti botol bekas, wadah tempat makan yang berbahan plastik
dan kaleng.
c. Recycle
Recycle merupakan kegiatan daur ulang sampah menjadi suatu produk atau
benda yang bermanfaat. Kegiatan tersebut dapat dilakukan pemilahan sampah
terlebih dahulu berdasarkan jenis sampahnya, sampah organik dapat
dimanfaatkan kembali menjadi pupuk dengan proses composting terlebih
dahulu sedangkan untuk sampah anorganik yang sulit terurai seperti plastik
atau kemasan dapat dimanfaatkan sebagai suatu produk atau kerajinan. Jenis
sampah yang memiliki sifat berbahaya (B3) proses daur ulang dapat
dilakukan dengan cara dikumpulkan terlebih dahulu ke tempat khusus,
limbah B3 yang berasal dari rumah tangga seperti lampu, baterai, kaca
pembersih dan lem.
Tempat Pengolahan Sampah Berbasis 3R (TPS 3R), dilakukan kegiatan
pengolahan sampah organik maupun anorganik yang bertujuan untuk mengurangi
jumlah timbulan sampah. Adapun jenis-jenis pengolahan sampah pada TPS-3R secara
umum sebagai berikut:
22
Cakupan Pelayanan
No Pemilihan Sampah Luas
Rumah Jiwa
1 2000 rumah 10.000 jiwa Tanpa pemilahan 1000
50% sampah terpilah,
2 200 rumah 1000 jiwa 200 - 500
50% sampah tercampur
50% sampah terpilah,
3 200 rumah 1000 jiwa < 200
50% sampah tercampur
Sumber : (Peraturan Menteri PU Nomor/3/PRT/ 2013)
Menurut petunjuk teknis TPS-3R Direktorat Jenderal Cipta Karya (2017) kriteria
dalam menentukan lahan atau lokasi bangunan TPS-3R terbagi menjadi dua yaitu
kriteria utama dan kriteria pendukung.
1. Kriteria Utama
Lahan TPS 3R berada dalam kawasan batas administrasi yang sama
dengan pelayanan TPS 3R;
29
Terdapat beberapa parameter yang harus dilakukan dalam menentukan luas TPS-
3R, antara lain yaitu :
1) Fasilitas daur ulang sampah direncanakan pada lokasi depo yang memiliki
luas < 400 m2 , sedangkan depo dengan luas > 400 m2 , digunakan untuk
fasilitas komposting. Pemilihan lokasi juga memperhatikan jumlah depo
masing-masing kelurahan;
2) TPS (Tempat Penampungan Sementara) dalam TPS 3R dibagi menjadi 3
bagian utama yaitu, tempat penampungan, tempat pemilahan dan tempat
residu;
32
Tabel 2.8 Luas TPS dan Volume kontainer yang akan Direncanakan
Sarana TPS-3R
Sarana Utama Sarana Penunjang
1. Area penerimaan sampah, 1. Pompa air,
2. Area pemilahan sampah, 2. Kantor,
3. Area pencacahan sampah, 3. Kamar mandi.
4. Area pengomposan, Tangkapan dan Peralatan :
5. Area pematangan kompos, 1. Helm kerja,
6. Gudang kompos dan 2. Sepatu kedap air,
penyimpanan residu 3. Sarung tangan plastik,
7. Wadah sampah residu, 4. Pakaian kerja dan masker
8. Penyimpanan barang jenis kain,
anorganik 5. Perlengkapan P3K,
6. Termometer, selang air,
sekop,
7. Timbangan,
8. Ayakan kawat dengan
beberapa ukuran.
Sumber : (Petunjuk Teknis TPS 3R Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2017)
Ide Penelitian:
Pengembangan TPS Berbasis 3R di Kelurahan
Bringin Kecamatan Sambikerep Kota Surabaya
Studi literatur
36
37
d. Alat pengukur volume contoh berupa bak berukuran 1,0 m x 0,5 m x 1,.0 m
yang dilengkapi dengan skala tinggi;
e. Perlengkapan alat pemindah seperti sekop, sarung tangan dan masker.
Cara pengambilan dan pengukuran sampel sampah dilakukan sebagai berikut:
1) Menentukan lokasi pengambilan sampel sampah;
2) Menyiapkan katong plastik berukuran 40 liter yang sudah diberi tanda;
3) Membagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah
1 hari sebelum dikumpulkan;
4) Catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;
5) Setelah 1 hari berlangsung, kumpulkan kembali kantong plastik yang sudah
terisi sampah;
6) Angkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukur, timbang kotak
pengukur;
7) Tuang secara bergantian ke kotak pengukur 40 liter dan dihentakkan
sebanyak 3 kali dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm kemudian jatuhkan
ke tanah;
8) Ukur dan catat volume sampah (Vs );
9) Timbang dan catat berat sampah (Bs );
10) Campur seluruh contoh sampel dari setiap lokasi pengambilan dalam bak
pengukur 500 liter;
11) Memilah berdasarkan komponen komposisi sampah;
12) Timbang dan catat berat masing-masing komposisi sampah.
Arfah, M. (2017). Pemanfaatan limbah kertas menjadi kertas daur ualng bernilai
tambah oleh mahasiswa. Buletin Utama Teknik, 13(1), 28–31.
Dewi, M. (2020). Evaluasi dan Pengembangan Aspek Teknis TPS dan TPS 3R di
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Kabupaten Kediri merupakan salah satu
Kabupaten / Kota yang tergabung dalam peserta Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman , hal ini berdasarkan SK Menter. 1.
Direktorat Jenderal Cipta Karya. (2017). Petunjuk Teknis TPS 3R Tempat Pengolahan
Sampah 3R. Badan Penelitian Dan Pengembangan - Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Permukiman, 152.
44
45
Purwanti, W. S., Sumartono, S., & Haryono, B. S. (2015). Perencanaan Bank Sampah
Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Kepajen Kabupaten
Malang. Reformasi, 5(1), 149–159. www.jurnal.unitri.ac.id
Putri, P., & Ambariski, D. (2016). Pengangkut Dan Kondisi Kontainer Sampah Di
Optimization of Solid Waste Transportation System Based on the Capacity of
Transport Vehicle and the Condition of Solid Waste.
SNI 19-3964-1994. (1994). Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan
komposisi sampah perkotaan. Standar Nasional Indonesia.
LAMPIRAN