Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PT BANK

MANDIRI (PERSERO)TBK. CABANG SENGKANG

TUGAS AKHIR

Oleh:
RESKI
1622050075

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN


JURUSAN AGRIBISNIS
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2019
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Juni 2019

Yang Menyatakan,

Reski
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada allah SWT atas berkah rahmat

dan hidayahnya serta salawat dan salam teruntuk beliau Nabi Muhammad

Rasulullah SAW sebgai nabi yang menjadi tauladan bagi seluruh ummat manusia

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sesuai waktu yang telah

ditentukan. Tugas akhir ini disusun tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimah

kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis yang bernama Lusdah

dan Ridha dan juga kepada Arifah. S.P.,Menv.Sc dan Wahyuni Zam S.kom.,M.Si

selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan petunjuk dan bimbingan selama penyusunan tugas akhir ini. Ucapan

terimah kasih juga penulis sampaikan kepada :

1 Dr. Ir. Darmawan M.Si selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri

Pangkep.

2 Dr. H Mauli Kasmi S.Pi.,M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Perikanan

Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3 Maryam S.kom.,M.Si dan Muhammad ridwan S.E.,M.Si selaku Penguji I

dan II.

4 Abdullah, S.Pi,. M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan Agribisnis

Perikanan

5 Fajhriani Ibrahim selaku pimpinan PT. Bank Mandiri cabang sengkang

yang senantiasa memberi dukungan dan nasehat keberhasilan.


6 Dani Yuniarta selaku pembimbing lapangan dan semua karyawan yang

telah memberi bantuan dalam kegiatan penelitian ini.

7 Dosen Jurusan Agribisnis Perikanan yang telah memberikan pelajaran

berharga kepada kami

8 Staf administrasi dan teknisi Jurusan Agribisnis Perikanan yang telah

banyak membantu kami.

9 Teman-teman Jurusan Agribisnis Perikanan terkhusus angkatan XXIX,

teman-teman se Politeknik Pertanian Negeri pangkep serta seluruh teman-

teman yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungannya.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah

diberikan. Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan dan penyajian tugas

akhir ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Kesempurnaan hanya miliknya,

penulis adalah seseorang yang tak lepas dari sebuah kesalahan karena tiada gading

yang tak retak, begitu kata pepatah. Namun penulis mempunyai keinginan yang

sangat tinggi dalam sebuah upaya mencapai yang terbaik dalam penyajian dan

penyusunan laporan ini. Segala komentar, kritik dan saran mengenai laporan ini

akan diterima dengan senang hati. Akhir, penulis sangat berharap laporan ini

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Aamiin

Pangkep, Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI.......................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank ........................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Bank ................................................................. 3
2.1.2 Jenis Bank .......................................................................... 4
2.1.3 Fungsi Bank........................................................................ 4
2.2 Manajemen ................................................................................. 5
2.2.1 Pengertian Manajemen ....................................................... 5
2.2.2 Fungsi Manajemen ............................................................. 6
2.3 Manajemen Risiko ..................................................................... 8
2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko .......................................... 8
2.3.2 Fungsi Pokok Manajemen Risiko .................................... 10
2.3.3 Tujuan Manajemen Risiko. .............................................. 10
2.3.4 Langkah-langkah Proses Pengolahan Risiko. .................. 12
BAB III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................. 14
3.2 Metode Pengumpulan Data .................................................... 14
3.3 Jenis Data................................................................................ 14
3.4 Metode Analisis Data ............................................................. 14
3.5 Definisi Operasional ............................................................... 15
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Sejarah Perusahaan .................................................................. 16
4.2 Lokasi Perusahaan ................................................................... 18
4.3 Visi Misi .................................................................................. 19
4.4 Fasilitas Perusahaan ................................................................. 19
4.5 Struktur Organisasi .................................................................. 19
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Risiko.................................................................... 25
5.1.1 Klasifikasi Kerugian ........................................................ 25
5.1.2 Faktor Penyebab Risiko ................................................... 27
5.1.3 Sumber Penyebab Risiko ................................................. 29
5.1.4 Jenis-jenis Risiko ............................................................. 31
5.15 Macam-Macam Risiko. ..................................................... 32
5.2 Cara Pengendalian Resiko ....................................................... 34
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................. 36
6.2 Saran ........................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 37
LAMPIRAN ................................................................................................... 38
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 40
ABSTRAK

RESKI, 1622050075. Analisis Manajemen Resiko pada PT Bank Mandiri


(Persero) Tbk. Cabang Sengkang, Di bawah bimbingan Arifah dan Wahyuni Zam.
Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengolah ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain (transfer risk),
menghindari risiko (avoid risk), mengurangi efek negatif risiko (mitigate risk),
dan menampung sebagian atau konsekuensi risiko tertentu (accept risk).
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui analisis manajemen risiko
pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Sengkang. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Pengambilan
data dilakukan secara purposif dengan prosedur Penelitian Lapangan dan Studi
Permasalahan.
Hasil pembahasan menunjukan bahwa PT Bank Mandir (Persero)Tbk.
Cabang Sengkang telah menerapkan Analisis manajemen risiko dengan baik yang
meliputi: klasifikasi kerugian, faktor penyebab risiko, sumber penyebab risiko,
jenis-jenis risiko dan cara pengendalian risiko
Kata Kunci: Resiko, Analisis, Manajemen
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga masyarakat yang menghimpun dana dan

menggunakannya semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan

di peroleh kembali pada waktunya dan di sertai imbalan berupa bunga. Industri

perbankan indonesia merupakan sektor yang mengalami dampak langsung krisis

moneter berkepanjangan yang menyebabkan perekonomian indonesia pada

tahun 1998 terpuruk sampai kondisi terendah, sehingga mempengaruhi keadaan

mikro ekonomi nasional. Puspani (2004:1)

Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga

perantara antara pihak yang kelebihan dana (deposan) dan pihak yang

kekurangan dana. Pihak yang kelebihan dana menanamkan uangnya pada bank

dalam bentuk deposito, tabungan dan produk-produk simpanan bank lainnya,

sedangkan pihak yang kekurangan dana memperoleh bantuan keuangan dari

bank dalam bentuk pinjaman.

Perbankan adalah badan yang paling potensial mengalami kegagalan

akibat resiko. Tercatat berbagai macam bank yang telah gagal akibat resiko yang

tidak dapat dikendalikan, beberapa dinyatakan bangkrut (collapse) seperti

Westminster Bank Inggris, Baring Bank London dan Bank Century dan bank

lain yang pernah mengalami permasalahan akibat resiko dalam bidang finansial

seperti Citibank, Bank Syariah Bukopin dan Bank Mandiri (Masyhud Ali, 2006)

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

“analisis resiko pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Sengkang.”


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka yang

menjadi rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah Bagaimana analisis

manajemen risiko pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Sengkang

1.3. Tujuan

Tujuan dilakukannya penulisan tugas akhir ini yaitu untuk Mengetahui

analisis risiko pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Sengkang

1.4. Manfaat

1. Bagi perusahaan yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap

mahasiswa

2. Bagi penulis, dapat memadukan antara teori yang didapat saat perkuliahan

dengan keadaan yang sebenarnya. Serta mengetahui analisis risiko Pada

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Sengkang bagi perusahaan.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi ataupun bacaan untuk menambah

wawasan mengenai analisis risiko pada perbankan.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

Pengertian bank menurut Prof G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank

Poitic, Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang

bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan

uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat

pembayaran baru berupa uang giral.

Pengertian Bank menurut. H. Malayu S.p Hasibuan “Bank adalah lembaga

keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaan terutama dalam

bentuk asset keuangan (financial assets) serta ber,otivasi profit dan juga sosial,

jadi bukan mencari keuntungan saja.”

Pengertian Bank menurut Undang-Undang. Definisi Bank menurut

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan : Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak. Definisi bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan : Bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.
2.1.2 Jenis Bank

Adapun beberapa jenis bank sebagai berikut :

1. Bank Sentral, yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas

dan logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan

mempertahankan konversi uang di maksud terhadap emas atau perak atau

keduanya.

2. Bank Umum, yaitu Bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau

menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga

dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Bank Syariah, yaitu Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil

(sesuai kaidah ajaran islam tentang hukum riba).

2.1.3 Fungsi Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Pasal 3 fungsi utama

Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat. Adapun Fungsi bank, yaitu :

1. Menciptakan Uang.

2. Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat

pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan

Bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya

dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank Sentral dapat mengurangi


atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi

kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

3. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Fungsi lain dari bank

umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme

pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan

bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme

pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer

uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan

tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman,

seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

4. Penghimpunan dana simpanan masyarakat. Dana yang paling banyak

dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di indonesia dana

simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,

tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat di persamakan dengan itu.

2.2 Manajemen

2.2.1 Pengertian Manajemen

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa

tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti

bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai

dengan jadwal.
2.2.2 Fungsi manajemen

Adapun beberapa fungsi manajemen menurut Georgy R Terri dalam

bukunya yang berjudul Principle Of Manajemen dijelaskan ada 4 fungsi

manajemen yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Fungsi planning yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan

penyusunan dari langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai

tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,

memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang dimaksud untuk

mencapai tujuan.

2. Organisasi (Organizing)

Fungsi organizing sebagai cara untuk mengumpulkan orang orang dan

menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam

pekerjaan yang sudah direncanakan.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi actuating yaitu untuk menggerakkan organisasi agar berjalan

sesuai dengan pembagiankerja masing-maing serta menggerakkan seluruh

sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.

4. Pengawasan (Controlling)

Fungsi controlling yaitu mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini

sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan


sumber daya dalam organisasi agar bisa tercapai secara efektif dan efisien

tanpa ada yang melenceng dari rencana.

menurut Henry Fayol ada lima fungsi utama ilmu manajemen yang

meliputi merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi dan

mengendalikan. Berikut ini merupakan lima fungsi manajemen menurut Henry

Fayol beserta penjelasannya.

1. Fungsi perencanaan

Fungsi perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan

dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk

menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik

untuk memenuhi tujuan itu.

2. Fungsi pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu

kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan kecil. Pengorganisasian

mempermudah manager dalam melakukan pengawasan dan

menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang

telah dibagi-bagi tersebut.

3. Fungsi memerintah

Fungsi memberi perintah atau arahan berhubungan dengan usaha

memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, atau instruksi kepada

bahawan dalam melaksanakan tugas masing-masing.

4. Fungsi pengkoordinasian

Merupakan fungsi untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak

terjadi kekacauan dan kekosongan kegiatan dengan jalan menyatukan


dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama

yang terarah dalam upayah mencapai tujuan perusahaan.

5. Fungsi pengawasan

Meliputi kegiatan mengawasi aktifitas karyawan menentukan apakah

organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan target

tujuannya, dan melakukan koreksi bila diperlukan serta menilai

pelaksanaan kegiatan.

2.3 Manajemen Risiko

2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen Risiko adalah berkaitan dengan kegiatan keamanan, yang

tujuannya adalah menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap

kerugian akibat kejahatan dan semua gangguan sosial atau gangguan ilmiah,

yang mungkin membahayakan kehidupan dan perkembangan perusahaan.

Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam

mengelolah ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Strategi yang

dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain

(transfer risk), menghindari risiko (avoid risk), mengurangi efek negatif risiko

(mitigate risk), dan menampung sebagian atau konsekuensi risiko tertentu

(accept risk). Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang

timbul oleh penyebab fisik seperti bencana alam, kebakaran, kematian, serta

tuntutan hukum.

Sasaran dari pelaksanaan menejemen risiko adalah untuk mengurangi

risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada

tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini berupa berbagai macam
ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan

politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang

tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staf

dan organisasi). Manajemen resiko dimulai dari :

1. Proses identifikasi risiko, artinya risiko terlebih dahulu di identifikasi

dan direncanakan untuk ditetapkan atau ditentukan resiko yang akan

terjadi

2. Penilaian risiko, setelah di tetapkan maka resiko tersebut di nilai

seberapa besar resiko yang akan timbul.

3. Mitigasi adalah proses mengurangi dampak resiko yang terjadi

maupun yang akan terjadi.

4. Monitoring adalah pengawasan dan tindakan memverifikasi kebenaran

operasi suatu resiko selama pelaksanaannya .

5. Evaluasi adalah pengumpulan atau pengamatan dari berbagai macam

bukti untuk mengukur dampak dan evektifitas dari suatu objek,

program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan

pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen risiko merupakan keputusan eksekutif/manajerial yang

berkaitan dengan pengelolaan risiko murni, yang mencakup:

1. Menemukan secara sistematis dan menganalisis kerugian-kerugian

yang dihadapi perusahaan. Melakukan identifikasi terhadap resiko.

2. Menemukan metode yang paling baik dalam menangani risiko

yang dihubungkan dengan keuntungan perusahaan.


2.3.2 Fungsi Pokok Manajemen Risiko

1. Menemukan kerugian potensial

Menemukan kerugian potensial merupakan salah satu fungsi pokok

manajemen resiko yang berfungsi untuk mampu menemukan

kerugian-kerugian yang kuat yang terjadi di dalam suatu perusahaan.

2. Mengevaluasi kerugian potensial

Mengumpulkan dan mengamati kerugian-kerugian yang terjadi

dalam perusahaan dan menilai bentuk kerusakan-kerusakan atau

resiko yang terjadi dan yang akan terjadi kedepannya.

3. Memilih teknik/cara yang tepat untuk menentukan suatu kombinasi

dari teknik-teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian.

Memilih cara yang tepat dan mengkombinasi teknik tersebut

sehingga dapat menanggulangi kerugian yang akan datang

2.3.3 Tujuan manajemen resiko

a. Tujuan sebelum terjadinya peril

1). Hal-hal yang bersifat ekonomis, untuk meningkatkan ekonomis resiko

dan mengurangi resiko yang akan terjadi kedepannya.

2). Hal-hal yang bersifat non ekonomis, artinya tujuan manajemen resiko

adalah untuk meminimalisir resiko yang terjadi pada perusahaan dan

memberikan semangat ke pada karyawan untuk melakukan tugasnya

tanpa takut terjadinya resiko

3).Tindakan penanggulangan resiko dilakukan untuk memenuhi

kewajiban yang berasal dari pihak ketiga/pihak luar. Penanggulangan


resiko dilakukan agar terpenuhinya kewajiaban yang berasal dari

pihak diluar perusahaan.

b. Tujuan setelah terjadinya peril

1). Menyelamatkan operasi perusahaan. Menyelamatkan operasi

perusahaan setelah terjadinya kerugian yang masih bisa digunakan

maupun dimanfaatkan.

2). Mencari upayah-upayah agar operasi perusahaan tetap berlanjut

setelah terkena peril. Mengupayakan agar operasi perusahaan bisa

berlanjut meskipun sudah terjadi kerugian

3). Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun

tidak sepenuhnya, paling tidak cukup untuk menutup biaya

variabelnya. Mengupayakan agar pendapatan dapat mengalir secara

terus menerus sehingga dapat menutupi biaya variabel meskipun

belum mencakup semuanya.

4). Mengusahakan tetap berlanjutnya pertumbuhan usaha bagi

perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha.

Mengupayakan usaha tetap bertumbuh meskipun sedang mengalami

kerugian untuk mengembangkan usaha demi mengelamatkan

perusahaan.

5). Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari

perusahaan. Mengupayakan terus bertanggung jawab atas semua

kerugian agar dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan

perusahaan kedepannya.
2.3.4 Langkah-Langkah Proses Pengelolaan Risiko

1. Mengidentifikasi/menentukan terlebih dahulu objek/tujuan yang ingin

dicapai melalui pengolahan risiko. Menentukan terlebih dahulu tujuan

yang ingin dicapai dalam mengelolah resiko sehingga kedepannya

tidak ada resiko yang sama.

2. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjaninya

kerugian/peril atau mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi.

Menentukan kemungkinan terjadinya kerugian yang akan di hadapi

perusahaan kedepannya.

3. Mengevaluasi atau mengukur besarnya kerugian potensial. Mampu

mengukur besarnya kerugian yang sering terjadi dan mampu untuk

mengevaluasi kerugian di dalam perusahaan.

4. Mencari cara atau mengkombinasi cara-cara yang paling baik, paling

tepat dan paling ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang timbul akibat terjadinya suatu kerugian.

5. Mengkoordinir dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang

telah diambil untuk mengurangi risiko. Melakukan suatu proses

pengimplementasian mengenai keputusan yang telah di ambil untuk

menanggulangi kerugian ke depannya.

6. Mengadministrasi, memonitor dan mengevaluasi semua langkah-

langkah atau stategi yang telah diambil dalam menanggulangi risiko.

Mengevaluasi dan menentukan serta mengadministrasikan semua

langkah-langkah yang telah diambil dalam menanggulangi resiko


yang akan terjadi sehingga perusahaan tidak menemukan resiko yang

sama kedepannya.
BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan

pada bulan januari sampai april 2019 Bertempat di PT. Bank Mandiri (Persero),

Tbk Cabang Sengkang Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

1 Studi permasalahan yang akan dibahas, bertujuan untuk mendapatkan

landasan teori yang relevan dengan permasalahan yang akan di bahas yaitu

tentang kebijakan pemberian kredit. Pada tahap ini dikumpulkandan

dipelajari literatur-literatur yang berisi konsep dasar serta teori-teori dan

aplikasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2 Penelitian lapangan, bertujuan untuk mengumpulkan data yang terkait

dengan Permasalahan yang akan diteliti, Teknik-teknik yang digunakan

adalah observasi (pengamatan secara langsung).

3.3 Jenis Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi

dilapangan, wawancara dengan pihak perbankan terkait analisis resiko

pada perbankan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang berupa informasi yang relevan dengan

Tugas Akhir yang diperoleh dari PT Bank Mandiri Cabang Sengkang.

3.4 Metode analisis data

Tugas Akhir ini menggunakan metode analisis Deskriptif Kualitatif, yaitu

menganalisis data yang didasarkan atas kualitas data yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan di dalam penelitian ini yang kemudian

dituangkan dalam bentuk deskriptif.

3.5 Definisi Operasional

1. Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti,

mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali

menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan

maknanya.

2. Manajemen adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan. Manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan.

3. Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.


BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Perusahaan

Bank Mandiri yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang

memiliki kantor pusat di Jakarta dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank

Mandiri memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha

Corporate, Commercial, Micro & Retail, Consumer Finance dan Treasury &

International Banking. Bank Mandiri pada saat ini memiliki anak-anak

perusahaan untuk mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri Sekuritas (jasa dan

layanan pasar modal), Bank Syariah Mandiri (perbankan syariah), AXA-Mandiri

Financial Services (asuransi jiwa), Bank Sinar Harapan Bali (UMKM) serta

Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan).

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program

restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Pada

bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang

Negara, Bank Exim and Bapindo–dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing

dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam

pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri

meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam

dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Sejarah awal berdirinya Bank Mandiri Indonesia Segera setelah merger,

Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu,

mandiri menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang

jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank
Mandiri mengimplementasikan secara sekaligus ke semua jaringan dan pada

seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.

Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan

adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru.

Sebelumnya kami mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat

bank. Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan

kedalam system yang yang terbaik, kami melaksanakan sebuah program tiga

tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system kita

menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan

consumer banking kita yang sangat agresif. Hari ini, infrastruktur IT Bank

Mandiri memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal

pada seluruh nasabah.

Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim

manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-

prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank

Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara

BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang.

Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur

Utama. Dewan Direksi kami terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari

luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga mempunyai

fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi

obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank

Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. Asia Money magazine

memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan


memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for

Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency.

Dengan aset yang terus bertumbuh sampai dengan diatas Rp 319 triliun,

dan lebih dari 21 ribu karyawan yang tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan

6 kantor dan perwakilan luar negeri Bank Mandiri bertekad untuk memberikan

keprimaan dalam layanan perbankan dan memberikan solusi keuangan yang

sangat luas dalam investasi dan produk syariah, serta bancassurance untuk

nasabah korporat, komersial, small business dan micro business selain nasabah

individual kami. Tekad kami tersebut telah diakui dan dihargai sebagai peringkat

pertama dalam Banking Service Excellence Award 2007 oleh Majalah Infobank.

Jaringan distribusi Bank Mandiri termasuk 3,186 ATMs, 7,051 ATMs in

the LINK Network and 12,663 ATM Bersama Networks, and Electronic Data

Capture (EDC) kurang lebih 25,254 di seluruh Indonesia. Bank Mandiri

mempunyai 8.3 juta pemegang kartu ATM and 3.2 juta pengguna SMS Banking,

783,356 pengguna internet banking and 822,937 pengguna Call Mandiri dan lebih

dari 1 juta pemegang kartu kredit Visa.

4.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi dari PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. Cabang Sengkang berada di jl.

Bau Mahmud No. 01 teddaopu, tempe, Sengkang Kabupaten Wajo Sulawesi

Selatan 90912. Secara umum lahan kompleks BANk Mandiri Cabang Sengkang

memiliki luas 1 Ha perkantoran. Lokasi perusahaan tersebut terletak di perkotaan.

Batas-batas dari PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. Cabang Sengkang:

Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Tempe

Sebelah timur : berbatasan dengan Pasar Sentral Sengkang


Sebelah utara : berbatasan dengan Sallo Mall

Sebelah barat : berbatasan dengan Giliring

4.3 Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

a) Visi

"Menjadi Lembaga Keunagan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu

progresif".

b) Misi

1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.

2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional

3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder.

4. Melaksanakan manajemen terbuka.

5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.

4.4 Fasilitas Perusahaan

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Cabang Sengkang dalam melakukan

kegiatan dan aktifitas didukung oleh fasilitas yang meliputi Ruang Pimpinan

Cabang, Ruang Rapat, Ruang pengawasan dan risk, Ruang Tamu, ruang staf

mikro, Ruang Super Vaisor, Account Officer, petugas ATM, Pramubakti,

Coordinator Unit, Ruang Teller, Ruang Costumer Servies, Pos Satpam, Brankas,

Wc, Kendaraan Dinas, Gedung Kantor, Ruang Pantry (Dapur), Gudang

Penyimpanan Logistic, Gudang Penyimpanan Berkas, Mushollah, ATM, Area

Parker Kendaraan.

4.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.

Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi

dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan

wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa

yang akan di kerjakan.

Berikut ini penulis sajikan wewenang dan tanggung jawab yang tercakup

dalam struktur organisasi di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kantor Cabang

Sengkang.

1. Pemimpin Cabang (branc manager), selaku pimpinan tertinggi di Kantor

Cabang. Pemimpin cabang mengkordinir seluruh kegiatan agar terarah dan

dapat mencapai target yang telah di tetapkan. Sebagai wakil direktur

kantor pusat untuk aktivitas bisnis Bank Rakyat Indonesia di wilayah

kerjanya dan bertanggung jawab terhadapterlaksananya prinsip-prinsip dan

prosedur bisnis kerja

2. Bussines Banking Center (BBC), merupakan pejabat yang berada

setingkat di bawah pemimpin cabang yang bertugas untuk mengelolah

semua kegiatan operasional bank atau sebagai asisten pimpinan cabang

yang bertugas untuk mewakili setiap pertemuan pimpinan apabila

pimpinan tidak dapat menghadirinya langsung.

3. Manager Bussines Micro Sengkang 1 Dan 2

a. Pengembangan bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, unit di wilayah

kerjanya untuk mencapai laba yang maksimal dan mengevaluasi atau

memonitoring bisnis PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Unit di wilayah


kerjanya untuk mengetahui positioning PT. Bank Mandiri (Persero)

Tbk, unit dibandingkan bank pesaing.

b. Melakukan cross selling untuk mendukung sinergi bisnis PT. Bank

mandiri (Persero) Tbk, Kantor Cabang Sengkang.

c. Pembinaan nasabah dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit

(kunjungan ke nasabah, pemberantasan tunggakan, pemasukan daftar

hitam, penyelamatan kredit melalui 3R (restructuring, reconditioning,

rescheduling) memotivasi dan memberikan petunjuk kepada kepala

unit dan mantri dalam meningkatkan atau memperbaiki keragaman

unitnya dan lain-lain.

d. Mengusulkan dan merekomendasi reward dan punishment dengan

mengacu pada sistem penghargaan yang telah ditetapkan dan

melaksanakan waskat bidang logistik wilayah kerja untuk

mengeliminasi terjadinya penyimpanan.

1) . Mikro Kredit Asistant (MKA) bertugas untuk melakukan

kunjungan nasabah.

2) . Mikro Kredit Sales (MKS) bertugas untuk menawarkan pinjaman

ke nasabah yang membutuhkan dana atau memasarkan pinjaman

tunai dari suatu bank

4. Asistant Relationship Manager (ARM) Bertugas Mengelolah hubungan

dengan nasabah bank, baik nasabah funding (depositor) maupun

lending/kredit serta mampu untuk mengakuisisi nasabah baru,

mengidentifikasi kebutuhan nasabah atau calon nasabah, dan


memberikan sosusi atas kebutuhan tersebut dengan produk dan layanan

yang dimiliki oleh bank.

5. RTGS (Real Time Gross settlement) Central Computer (RCC), bertugas

untuk meyakinkan bahwa saldo rekening nasabah di bank cukup sebelum

nasabah tersebut melaksanakan transfer akhir ke nasabah rtgs lainnya

6. BSS (Branch Sistem Sales) memiliki tugas sebagai berikut :

Untuk memotivasi calon pelanggan agar ia bertindak dengan suatu cara

yang dikehendaki diantaranya:

a. Dapat mengarahkan sasaran mana dan kepada siapa produk akan

ditawarkan dan dijual.

b. Dapat meyakinkan atas manfaat dan kelebihan produk yang

ditawarkan.

c. Dapat meyakinkan calon pelanggan yang diketahui ragu-ragu dalam

mengambil keputusan atau menentukan pilihan.

7. Branch Operasional Manager (BOM), bertugas untuk

Mengkoordinasikan dan mengontrol berbagai fungsi administratif di

cabang dan melakukan koordinasi dengan branch manager

8. Coustumer Service (CS) memiliki tugas sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berkaitan dengan

pembukaan rekening tabungan. Di samping itu juga memberikan

informasi sejelas mungkin mengenai berbagai produk dan jasa yang

ingin diketahui dan diminati kepada nasabah atau calon nasabah.


b. Menerima, melayani dan mengatasi permasalahan yang disampaikan

oleh nasabah sehubungan dengan ketidakpuasan nasabah atas

pelayanan yang diberikan oleh pihak bank.

c. Mengadministrasikan daftar hitam Bank Indonesia dan daftar

rehabilitasi nasabah serta file nasabah.

d. Mengadministrasikan resi permintaan dan pengembalian buku cek dan

bilyet giro serta surat kuasa.

e. Memberikan informasi tentang saldo dan mutasi nasabah.

f. Mengadministrasikan buku cek, bilyet giro, dan buku tabungan.

Memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa yang ada dan yang

baru sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah.

9. Telko memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menjaga kebersihan dan suhu ruangan hardware, serta keamanan

ruang hardware dalam rangka menjaga asset bank.

b. Mengirimkan laporan-laporan kepada pihak-pihak yang membutuhkan

secara tepat waktu untuk memberikan informasi bagi manajemen.

c. Memelihara dana mengerjakan back up dana guna mengamankan

kepentingan bank.

10. Teller memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada nasabah

dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

b. Mengelola dan menyetor fisik kas pada supervisor baik selama jam

pelayanan kas maupun akhir hari agar keamanan kas terjaga.


c. Menerima uang setoran dari nasabah dann mencocokan dengan tanda

setoran guna memastikan kebenaran transaksi dan keaslian uang yang

diterima.

d. Memastikan membayar uang kepada nasabah dan meneliti keabsahan

bukti kas yang di terimah guna memastikan kebenaran dan keamanan

transaksi.

11. Pramubakti memiliki tugas sebagai berikut:

a. Membersihkan kantor dan lingkungan kantor.

b. Membersihkan kamar mandi.

c. Merapikan dokumen lemari.

12. Driveri memiliki tugas yaitu mengemudikan dan merawat kendaraan

bank.

13. Bansos memiliki tugas bekerja sama dengan dinas social setempat untuk

memberikan atau membagikan bantuan sosial

14. Security bertugas untuk melaksanakan penjagaan gedung dan seisinya

serta bertanggung jawab pada keamanan bank.


BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Risiko

5.1.1 Klasifikasi Kerugian

Terdapat beberapa potensi kerugian yang akan diderita Bank Mandiri.

Yang pertama adalah kerugian finansial dalam jumlah yang sangat besar serta

resiko hilangnya reputasi yang dapat mengancam keberlangsungan perusahaan

ke depannya. Tidak dapat dipungkiri, akibat adanya pencairan ilegal akan

mampu menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat (social distrust) dari para

nasabah terhadap sistem manajemen dan sekuritas finansial bank tersebut.

Resiko finansial dapat berujung pada resiko likuiditas, yakni resiko yang

mengakibatkan suatu perbankan mengalami kegagalan untuk membayar hutang

jangka pendeknya. Masalah ini apabila terus dibiarkan tanpa ditangani lebih

lanjut juga akan membawa perbankan pada resiko kegagalan bank dalam

membayar hutang jangka panjangnya (solvabilitas).

Salah satu cara alternatif sistem pengklasifikasian kerugian di perusahan

Mandiri adalah:

1. Kerugian Finansial

a. Kerugian langsung berupa merosotnya reputasi sehingga pendapatan

perusahaan menurun. Jika perusahaan mengalami kerugian finansial

maka akan terjadi penurunan pendapatan dalam sebuah perusahaan. Hal

ini akan berpengaruh pada keuangan dan penadanaan perusahaan

b. Kerugian pendapatan seperti penghentian operasional perusahaan yang

disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak dapat ditempatinya ruang

kerja tertentu. Kerugian dapat menyebabkan operasional-operasional


dalam suatu perusahaan berhenti sehingga ruang kerja tidak dapat

ditempati.

c. Kerugian mengganti kewajiban hak orang lain artinya membayar uang

kepada korban penipuan. Perusahaan yang mengalami kerugian

berkewajiban untuk membayar hak pegawai yang mengalami penipuan

dikarenakan hal tersebut sudah menjadi kewajiaban pada setiap

perusahaan.

d. Kerugian membayar denda-denda yang disebabkan oleh adanya

tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendukung. Perusahaan harus membayar denda sesuai dengan hukum

dan undang-undang yang berlaku

e. Kerugian biaya dalam membangun citra positif kembali kepada

masyarakat. Perusahaan mengeluarkan dana untuk mengembalikan

kembali nama baik kepada masyarakat sekitar.

2. Kerugian Reputasi

a) Kerugian adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha

bank atau persepsi negatif terhadap bank. Publikasi negatif adalah

kerugian reputasi yang menimbulkan persepsi negatif yang berkaitan

dengan kegiatan usaha terhadap bank sehingga menimbulkan adanya

ketidaknyamanan perusahaan.

b) Kerugian berkurangnya tingkat kepercayaan para pemegang saham

perusahaan. Para pemegang saham sudah berkurang kepercayaannya

terhadap perusahaan sehingga investor-investor membatalkan


pemasokan saham ke dalam perusahaan dan menimbulkan kerugian

yang sangat besar terhadap perusahaan.

c) Kerugian sulitnya untuk bersaing dengan kompetitor. Artinya

persaingan sangat sulit dilakukan karena kerugian yang dialami

menimbulkan keterbelakangannya perusahaan.

d) Kerugian kredibilitas perusahaan menurun di masyarakat. Masyarakat

yang akan melakukan kredit sudah menurun disebabkan kerugian

finansial yang dialami perusahaan.

Kerugian lainnya adalah kerugian yang ditimbulkan oleh resiko

kepatuhan pegawai (compliance). Pegawai yang tidak patuh dapat merusak

keseluruhan sistem kerja. Hal ini disebabkan karena ketidakpatuhan yang

dibuatnya dapat mengganggu koordinasi dan pelimpahan tanggung jawab oleh

atasannya. Kerahasiaan perusahaan pun dapat terancam dengan munculnya

pegawai seperti ini. Mereka akan cenderung mengupayakan berbagai hal untuk

memuaskan kepentingan sendiri meskipun harus melanggar peraturan.

5.1.2 Faktor Penyebab Resiko

Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya (hazards).

Banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh

bencana yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara bahaya

terbagi atas beberapa jenis :

1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan dengan fasilitas

bangunan suatu perusahaan. Bahaya fisik dapat diartikan bahwa bahaya yang

berkaitan dengan fisik seseorang contonya terjadinya kecelakaan kerja di suatu

perusahaan dan mengakibatkan luka fisik.


2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidakjujuran atau

ketidakdisiplinan. Bahaya moral yang terjadi di perusahaan dikarenakan

ketidakjujuran dan ketidakdisiplinan staf ataupun pegawai yang menimbulkan

penyelewengan uang ataupun sejenisnya yang akan menimbulkan kerugian

pada perusahaan.

3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang tidak hati-hati ataupun

kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait dalam suatu perusahaan. Bahaya

yang dilakukan para penguasa yang tidak memberikan perhatian terhadap

perusahaan dan staf atau begawai sehingga sikap yang tidak hati-hati akan

timbul dan menyebabkan kerugian pada perusahaan.

4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard) misalnya akibat

mengabaikan undang-undang atau peraturan yang telah ditetapkan. Bahaya ini

akan merugikan perusahaan yang telah melanggar atau mengabaikan undang-

undang.

Faktor penyebab terjadinya resiko pada Bank Mandiri adalah berasal dari

moral para pegawai Kantor Cabang Pembantu Bank Mandiri. Pegawai tersebut

melakukan pencairan cek ilegal yang menimbulkan kerugian besar terhadap

keuangan Bank Mandiri tersebut. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya

pengawasan terhadap perusahaan sehingga menimbulkan ketidakjujuran pegawai

dalam perusahaan. Masalah kepatuhan juga merupakan resiko yang harus

ditanggung Bank Mandiri pada kasus pencairan cek illegal tersebut. Pegawai

seharusnya menjadi pihak yang taat dan patuh terhadap peraturan perusahaan dan

menjunjung tinggi integritas dan nama baik perusahaan, bukan dengan melanggar

peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu. Langkah yang dilakukan agar
resiko yang terjadi pada perusahaan berkurang yaitu menambahkan sikap

pengawasan terhadap pegawai ataupun staf yang bekerja dalam suatu perusahaan

Bahaya moral tidak hanya mengancam Bank Mandiri saja, kasus lain

akibat moral dari para pegawai suatu badan/perusahaan misalnya yang terjadi

pada kasus Citibank Indonesia yang terlibat pada permasalahan penggelapan dana

nasabah. Akibatnya bank tersebut tidak hanya menderita kerugian finansial, tapi

juga resiko reputasi, bahkan kepatuhan. Resiko reputasi dan kepatuhan lebih

membahayakan keberlangsungan perusahaan daripada resiko finansial.

Ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan membuat bank tersebut

kehilangan dana karena masyarakat akan menarik kembali seluruh dana yang

telah tertanam di bank tersebut karena takut akan mengalami kerugian besar.

Dana-dana yang ditarik tersebut sebenarnya digunakan untuk menjalankan

kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan sejumlah dana dan

ketidakinginan masyarakat untuk menabung lagi maka bank tersebut dapat

terancam likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan intervensi

dengan menutup bank.

5.1.3 Sumber Penyebab Resiko

Sumber resiko dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis :

1. Resiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya tindakan orang-

orang menciptakan penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya :

pencurian, huru-hara, peperangan.

2. Resiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah laku

manusia. Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik, kematian

maupun kerusakan harta.


3. Resiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.

Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap

terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan

saling berpengaruh. Resesi adalah kondisi ketika produk menurun atau

ketika pertumbuhan ekonomi rill bernilai negatif selama dua kuartal atau

lebih dalam satu tahun. Fluktuasi adalah ketidak tetapan atau guncangan,

sebagai contoh terhadap harga barang dan sebagainya, atas segala hal yang

bisa dilihat didalam sebuah grafik. Harga adalah nilai uang yang harus

dibayarkan ;oleh konsumen kepada penjual atau jasa yang dibelinya.

Sumber resiko Bank Mandiri berasal dari permasalahan sosial. Ada

sekelompok orang yang melakukan pencurian sehingga menimbulkan kerugian

besar terhadap Bank Mandiri (Kasidy , 2010). Oknum yang terlibat dalam kasus

pencairan cek secara illegal ini secara langsung dapat dikatakan sebagai pihak

yang bertanggung jawab atas kerugian bank. Resiko ini cenderung bisa lebih

membahayakan daripada resiko fisik ataupun ekonomi. Karena resiko ini

datangnya dari hati nurani seseorang atau sekelompok manusia, sehingga yang

harus memperbaikinya adalah pihak tersebut. Tidak seperti resiko fisik,

pemerintah dapat menanggulanginya dengan membuat gedung baru misalnya,

atau seperti resiko ekonomi, dengan intervensi pemerintah tingkat inflasi dapat

diatur.
5.1.4 Jenis-Jenis Risiko

Resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni :

1. Resiko nonsistematis, yakni resiko yang dapat dihilangkan atau dikurangi

melalui suatu diversifikasi atau tindakan pencegahan dan

penanggulangan resiko. Contohnya, kegagalan dalam kinerja perusahaan

2. Resiko sistematis, resiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi

melalui diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian

yang dapat secara sistematis akan mempengaruhi posisi pasar. Resiko

sistematis disebut juga dengan beta yang dapat menjadi pengukur

volatilitas antara return sekuritas dengan return pasar. Resiko sistematis

terjadi misalnya ketika terdapat suatu berita yang tiba-tiba secara

serentak membuat harga saham berjatuhan.

Selain itu, jenis resiko menjadi dua yakni :

1. Resiko spekulatif, yakni resiko yang mengandung dua kemungkinan, baik

yang menguntungkan mupun merugikan. Contohnya : perjudian,

pembelian saham atau valuta asing.

2. Resiko murni, yakni resiko yang hanya mengandung satu kemungkinan

yakni kemungkinan rugi saja. Contoh : banjir, gempa, gunung meletus dan

lain-lain.

Bank Mandiri dalam hal ini dapat digolongkan ke dalam kategori resiko

nonsistematis serta resiko spekulatif. Artinya, Bank Mandiri masih dapat dicegah

di kemudian hari untuk menghindari peristiwa yang sama. Misalnya seperti yang

telah diterapkan Bank Mandiri selama ini dengan membuat Laporan Profil Resiko
(LPR) yang menggambarkan penilaian terhadap resiko komposit bank, atau resiko

yang dipandang dari sudut pandang bank dan unit bisnis terkait.

Sementara dikatakan resiko spekulatif, karena resiko ini sebenarnya dapat

memberikan dua alternatif bagi pelaku pencairan cek ilegal, apabila tidak

diketahui tindakan ini akan menguntungkan si pelaku, namun di sisi lain

merugikan perbankan. Sebaliknya bila diketahui seperti yang telah terjadi, maka

ini akan menimbulkan kerugian bagi si pelaku kejahatan tersebut dan bank dapat

dihindarkan dari permasalahan yang lebih serius lagi.

5.1.5 Macam-Macam Resiko

Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan melihat tingkat kerusakan

dari:

1. Harta benda. Kerusakan harta benda disebabkan karena kelalaian ataupun

pengrusakan secara sengaja dapat menimbulkan kerusakan dan

memperbesar tingkat resiko yang akan terjadi kedepannya.

2. Berkurangnya aset-aset yang dimiliki perusahaan. Artinya, aset-aset yang

dimiliki perusahaan jika berkurang maka dapat memperbesar tingkat resiko

yang dialami perusahaan ke depannya.

3. bertambahnya hutang. Besar kecilnya resiko juga dapat diukur dari tingkan

utang ataupun hutang yang ada pada perusahaan. Jika perusahaan memiliki

hutang yang banyak maka banyak pula yang harus di bayarke purusahaan

lain begitu pun sebaliknya jika perusahaan tidak memiliki hutang maka

tingkat resiko nya juga berkurang


Macam-macam resiko yaitu:

1. Resiko jiwa saat menjalankan pekerjaannya. Resiko jiwa

merupakan resiko yang terjadi didalam perusahaan jika pekerjaan

yang dikerjakan terlalu banyak ataupun kurangnya rekreasi atau

refreshing yang diberikan kepada staf atau karyawan.

2. Resiko harta karena pencurian, kebakaran, manajemen tidak tepat,

dan lain-lain. Resiko ini terjadi ketika harta mengalami kehilangan

yang disebabkan dari kebaran, pencurian, maupun manajemen yang

tidak tepat .

3. Resiko kerusakan harta karena pengepakan salah, kebanjiran dan

lain-lain. Resiko yang disebabkan karena kelalaian dari staf

ataupun seseatu yang tidak di sengaja seperti bencana alam.

4. Resiko penggatian kepada pihak lain karena perusahaan atau

produk merugikan pihak lain. Resiko ini terjadi apabila perusahaan

merugikan perusahaan lain dan diharuskan untuk mengganti rugi

kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan sendiri.

5. Resiko keuangan, mampu tidaknya perusahaan memperhitungkan

arus kas. Resiko keuangan adalah resiko yang biasa terjadi didalam

perusahaan diakibatkan terjadinya ketidakmampuan menghitung

arus kas yang ada pada perusahaan sehinggan keuangan tersebut

bisa saja di salah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung

jawab.
5.2 Cara Pengendalian Risiko

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh perbankan dalam mengatasi

resiko ataupun mencegah terjadinya resiko yang sama ke depannya. Beberapa cara

tersebut telah diterapkan Bank Mandiri dalam manajemen resiko perusahaannya.

1. Melakukan tata kelola resiko secara terpadu dengan

pengimplementasian tanggung jawab dan keseuaian kompetensi

masing-masing pihak yang terkait. Misalnya seperti Dewan Komisaris,

Direksi, Risk & Capital Committee (RCC), unit risk management dan

unit business yang telah berinteraksi dan bersinerji secara optimal.

2. Bank Mandiri menyusun profil resiko dalam suatu Laporan Profil

Resiko, dan digunakan sebagai laporan pada Bank Indonesia. Dengan

demikian, bank dapat memusatkan perhatiannya pada jenis-jenis resiko

yang memiliki tendensi memburuk atau melebihi kebijakan toleransi

bank pada resiko tertentu.

3. Studi kasus juga mengungkapkan bahwa Bank Mandiri telah

mempersiapkan tenaga profesionalnya di bidang resiko. Sekaligus juga

begaimana Bank Mandiri melakukan persiapan untuk

mengimplementasikan Basel II Accord (hukum dan ketentuan

perbankan) yang menjadi penanggung jawab dari seluruh inisiatif

strategis bank terkait kepatuhan pegawai.

4. Bank menetapkan kebijakan pengelolaan resiko likuiditas. Misalnya

dengan pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran

dan penetapan limit resiko likuiditas, merancang analisis skenario dan


contingency plan, penetapan strategi pendanaan dan mempertahankan

kapasitas dana yang cukup di pasar


BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Bank Mandiri menderita kerugian finansial, reputasi dan masalah

kepatuhan akibat adanya pencairan cek ilegal. Hal ini mengindikasikan bahwa

Bank Mandiri perlu lebih meningkatkan sistem manajemen resikonya. Kerugian-

kerugian tersebut sangat berdampak pada keberlangsungan PT Bank Mandiri ke

depannya, terutama masalah kepercayaan masyarakat.

Beberapa hal yang dapat dilakukan Bank Mandiri dalam mengatasi resiko

yang terjadi misalnya dengan menyusun profil resiko, mempersiapkan tenaga

kerja yang handal di bidang resiko, menetapkan kebijakan pengelolaan likuiditas,

serta melakukan tata kelola resiko terpadu.

6.2 Saran

Seharusnya PT Bank Mandiri (Persero)Tbk. Cabang Sengkang melakukan

peningkatan manajemen risiko terhadap perusahaan agar dapat menanggulangi

risiko yang terjadi kedepannya


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. 2006. Manajemen Resiko:strategi perbankan dan dunia usaha


menghadapi tantangan globalisasi bisnis.PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta

Anonim, 2015. Analisis resiko perbankan.https://www.slideshare.net. Diakses


pada tanggal 21 Juni 2019

Anonim, 2017. Manajemen Resiko. https://www.id.m.wikipedia.org. Diakses


pada tanggal 21 Juni 2019

Iban, Sofyan. 2005. Manajemen Resiko. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kasidy. 2010. Manajemen Resiko. Jakarta : Ghalia Indonesia

Malayu. S.P. Hasibuan.(2006). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi


Aksara

Puspani. 2004. Penerapan Prosedur dan Kebijakan Pemberian Kredit Bank


Rakyat Indonesia. Universitas Airlangga Surabaya. Halaman 1. Diakses
pada tanggal 21 Juni 2019

Stuart, GM. Verryn. 2003. Pengantar Ilmu Perbankan. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta

Terry, George R., 1968, Principles of Managemen,Richards D. Irwin, Illionis

Verryn Stuart G.M, Bank Politik, Jakarta, 2001


Lampiran 1. Struktur Organisasi PT BANK MANDIRI (PERSERO)TBK.
CABANG SENGKAN
RIWAYAT HIDUP

Nama : Reski

NIM : 1622050075

Tempat/Tanggal Lahir : Mundan, 3 Juli 1998

Jurusan : Agribisnis

Program Study : Agribisnis Perikanan

Pengalangan Organisasi : 1. Pengurus Himpunan Pelajar Mahasiswa

Massenrempulu (HPMM)

2. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Penerbitan

dan Siaran Kampus (PERSKA)

3. Anggota Himpunan Mahasiswa Agribisnis

Perikanan (HIMAGRI)

Alamat : Mundan, Kec.Masalle, Kab. Enrekang

No. Telpon : 085323317303

E-Mail : reskidoraemon@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai