Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENGUKUR

KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

DAERAH AIR MINUM KOTA MAKASSAR

ABD.GAFFAR
105720372412

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
iii

ABSTRAK
ABD.GAFFAR2016. Analisis Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja
Keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, dibimbing oleh
H.Sultan Sarda selaku pembimbing I dan Ismail Rosulong selaku pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian kinerja keuangan pada
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar tahun 2013 – 2015.
Penelitian ini menggunakan populasi semua Laporan Keuangan pada Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Makassar dan sampelnya adalah Neraca dan laporan
Laba/Rugi tahun 2013 – 2015. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
rentabilitas dan rasio efektivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Makassar cukup baik dilihat dari aspek solvabilitas yang ditandai
dengan Total Debt Ratio yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan pada
tahun 2015 sebesar 98,6%
Hasil penelitian dilihat dari aspek profitabilitas ditandai dengan adanya penurunan
Rasio Return On Investment dari tahun ke tahun. Dari aspek aktivitas Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Makassar cukup baik ditandai dengan perputaran piutang
dibawah 1% per tahun. Efektivitas kinerja keuangannya cukup bagus, namun belum
mencapai maksimal yang ditandai dengan perputaran aktivanya.

Kata kunci : rasio keuangan, kinerja keuangan dan efektivitas

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayah_Nya kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu

dan penyelesaian tugas akhir. Tak lupa shalawat beriring salam kepada

Baginda Rasulullah SAW. Sebagai panutan dalam menerangi jalan

kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata-1 (S1)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Makassar, yang mengangkat masalah “Analisis Rasio

Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada Perusahaan Daerah Air

Minum Kota MAakassar”

Selama melakukan penelitian dan penulisan laporan, penulis

memperoleh bantuan moril dan material dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, yang tidak terhingga

terutama kepada ayahanda Arsyad dan Ibunda Halijah tercinta yang telah

memberikan segala pengorbanannya, do’a yang tak henti-hentinya, cinta,

motivasi, saran dan dukungan baik moril dan material dalam kehidupan

penulis, juga saya mengucapkan terima kasih kepada:

iv
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim SE,MM, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Moh. Aris Pasigai, SE., MM, selaku Ketua Jurusan

Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Drs. H. Sultan Sarda, MM selaku Pembimbing I.

5. Ayahanda Ismail Rasulong, SE, MM selaku Pembimbing II.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dan

staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

7. Seluruh teman-teman seperjuangan manajemen 4 angkatan 2012.

Terima kasih untuk waktu serta kebersamaan yang telah kalian bagi

kepada penulis baik dalam waktu perkuliahan maupun pada saat

penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh keluargaku, terima kasih atas semangat yang telah diberikan

selama proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu

persatu. Hal ini tidak mengarungi rasa terima kasihku atas segalan

bantuannya.

v
Akhirnya, Skripsi ini selesai semoga dapat berguna dan bermanfaat

bagi penulis maupun pada orang lain/instansi yang terkait, Insya Allah.

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan pahala yang setimpal kepada

Bapak, Ibu serta Saudara (i) atas segala bantuannya kepada penulis. Amin Ya

Rabbal Alamin.

Makassar, Juli 2015

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAM AN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Pengertian laporan keuangan ................................................... 7
B. Tujuan laporan keuangan .......................................................... 11
C. Jenis-jenis laporan keuangan ..................................................... 13
D. Pengertian Rasio Keuangan ....................................................... 14
E. Pengertian Kinerja Keuangan.................................................... 23
F. Kerangka Pikir ............................................................................. 24
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 27

vii
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
B. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 27
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 28
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 29
E. Defenisi Operasional Variabel ................................................... 30
F. Metode Analisis ........................................................................... 31
BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................... 35
A. Sejarah Singkat PDAM Kota Makassar .................................... 35
B. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar ....................................... 37
C. Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar dan Uraian Tugas
........................................................................................................39
D. Susunan Organisasi .................................................................... 41
E. Uraian Tugas ................................................................................ 44
BAB V. HASIL PENELITIAN ......................................................................... 54
A. Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar ............................. 54
B. Analisis Rasio Keuangan PDAM Kota Makassar .................. 56
BAB VI. PENUTUP .......................................................................................... 80
A. Simpulan ....................................................................................... 80
B. Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
A. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir......................................................... 25

B. Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................. 43

x
DAFTAR TABEL

Halamam

A. Tabel 1. Perhitungan Rasio Lancar .......................................................... 58

B. Tabel 2. Perhitungan Rasio Cepat ............................................................ 60

C. Tabel 3. Perhitungan Rasio Hutang ......................................................... 63

D. Tabel 4. Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Modal ........................... 65

E. Tabel 5. Perhitungan ROI .......................................................................... 67

F. Tabel 6. Perhitungan ROE ......................................................................... 69

G. Tabel 7. Perhitungan Perputaran Piutang ............................................... 72

H. Tabel 8. Perhitungan Perputaran Aktiva ................................................ 74

I. Tabel 9. Rangkuman Hasil Perhitungan Rasio ...................................... 76

xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah

subhanahu wa taala”

Kupersembahkan karya ini buat :

Kedua orang tuaku…

Kakandaku…

Seluruh keluarga besarku, sahabatku dan almamaterku…

xii
RIWAYAT HIDUP

Nama : Abd Gaffar A. SE

Tempat, Tgl Lahir : Sungguminasa, 31 Mei 1988

Alamat : Jl. Masjid Raya lr. 1

Aktivitas : Berwirausaha dan Tarbiyah

Nama Ayah : Arsyad

Nama Ibu : Halijah

Pernah bersekolah di SD INPRES TINGGIMAE kemudian lanjut bersekolah

di SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA dan bersekolah di SMK NEGERI 1

PALLANGGA.

Hobby : Membaca

xiii
xiv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan perkembangan jaman, sekarang dunia usaha harus mengikuti

perekonomian modern yang semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang

tinggi. Olehnya itu setiap perusahaan harus memiliki pengelolaan aktivitas secara

efektif dan efesien untuk pencapaian tujuan (target), hal ini merupakan persyaratan

utama agar perusahaan dapat melakukan pelayanan publik yang efektif. Guna

memperoleh lncome demi kelangsungan kegiatan usaha yang dijalankan.

Suatu kegiatan usaha utamanya pada sektor publik tentulah memiliki visi dan

misi yang ingin dicapai sehingga menciptakan pelayanan yang maksimal kepada

konsumen. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan menginginkan

omset yang optimal pada usaha yang di jalankannya, menginginkan perusahaan untuk

mampu menghasilkan atau menyediakan berbagai pelayanan jasa untuk kepentingan

konsumen. Selain itu usaha yang di jalankan akan dapat membuka lapangan kerja

bagi masyarakat guna mengurangi tingkat pengangguran yang ada sekarang ini.

Agar optimalisasi omset dapat tercapai, pihak perusahaan harus mampu

membuat perencanaan yang efektif dan efesien. Kemudian, pelaksanaan di lapangan

harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Di

samping itu, manajemen juga harus mampu mengontrol kegiatan usaha yang

dijalankannya apabila terjadi penyimpangan. Kemudian, agar usaha yang dijalankan

1
2

dapat dipantau perkembangannya, setiap perusahaan harus mampu membuat catatan,

pembukuan, dan laporan terhadap semua kegiatan usahanya dengan baik dalam suatu

periode tertentu.

Pihak manajemen harus mengetahui berapa pengeluaran dan pemasukan

perusahaan dengan cara membuat laporan keuangan yang sesuai dengan kaidah

keuangan yang berlaku agar mampu menunjukkan kondisi dan posisi keuangan yang

sesungguhnya. Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

tertentu. Informasi dan gambaran perkembangan keuangan perusahaan bisa diperoleh

dengan mengadakan interpretasi dari laporan keuangan, yakni dengan

menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan keuangan seperti

elemen-elemen dari berbagai aktiva satu dengan lainnya, elemen-elemen pasiva yang

satu dengan yang lainnya, elemen aktiva dengan pasiva, elemen-elemen neraca

dengan elemen-elemen laporan rugi/laba, akan bisa diperoleh banyak gambaran

mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan ini dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga

mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan, terutama pihak

manajemen perusahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu melakukan analisis

dengan menggunakan berbagai alat analisis yang dinamakan rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan dari pihak manajemen bertujuan untuk mengevaluasi

kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Perusahaan dikatakan


3

mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat diukur dengan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity), kemampuan

perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan

modal (leverage), kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan

kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity), (Arief

Sugiono, 2009:65). Sedangkan menurut Keown et all (2001:91) tujuan analisis rasio

keuangan adalah untuk menjawab tingkat likuiditas perusahaan, keefektifan

manajemen dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan,

dana untuk perusahaan, dan tingkat pengembalian pemegang saham biasa.

Kesimpulan tujuan analisis rasio keuangan menurut para ahli diatas adalah

sebagai alat perbandingan dalam mengukur angka-angka laporan keuangan

perusahaan untuk periode tertentu dalam mengelola asset secara maksimal dengan

tingkat kemampuan kinerja manajemen. Menganalisa rasio financial perusahaan,

pertama yang mendapat perhatian adalah kemampuan perusahaan dalam

menggunakan keuangan yang dimiliki, oleh karena itu adakalanya menimbulkan

kekurangan kas perusahaan. Semakin besar likuiditas suatu perusahaan semakin

besar pula resiko kemungkinan munculnya piutang perusahaan.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar juga mengalami

kondisi yang serupa yaitu mampu meningkatkan aktivitasnya, namun sebagian besar

modal perusahaan tersebut dalam bentuk piutang, sehingga proporsi keuangan dalam

aktiva lancar perusahaan mempunyai bagian yang cukup besar. Dengan keadaan yang
4

demikian, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dalam membuat

laporan keuangannya menggunakan beberapa alat analisis keuangan.

Berdasarkan dari data sebelumnya oleh Wiwik Sri Sundari (2003) mengenai

analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Salatiga dengan perhitungan 3 tahun terakhir (2005, 2006, 2007) mengalami

peningkatan dan penurunan pendapatan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan

aktivitas dalam hal ini diketahui dari hasil perhitungan analisis rasio sebagai

pembanding. Dari hasil data tersebut dapat diketahui jika pihak manajemen

perusahaan belum maksimal dalam meningkatkan kinerjanya.

Persamaan antara peneitian sebelumnya dan penelitian sekarang adalah

sama-sama menghitung kinerja keuangan yang mengacu ke analisis rasio keuangan,

yang menjadi perbedaan antara penelitian sebelumnya dan peneitian sekarang adalah:

No Faktor Perbedaan Penelitian Penelitian

. sebelumnya Sekarang

1. Study Kasus Analisis laporan Analisis Rasio

Penelitian keuangan keuangan

2. Tahun Penelitian 2005, 2006, 2007 2013,2014,2015


5

Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penelitian ini penulis mengangkat

topik "Analisis Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan

dalam penelitian, adalah :

Bagaimana kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

ditinjau dari analisis rasio keuangan selama 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun 2013-

2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian adalah :

Untuk mengetahui perbandingan perhitungan analisis rasio keuangan sebagai

alat untuk mengukur kinerja keuangan pada Perusahaan Air Minum Kota

Makassar apabila terjadi peningkatan atau penurunan dalam waktu 3 (tiga) tahun

terakhir.
6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dilaksanakan penelitian adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dalam laporan rasio-rasio keuangan

dalam mengukur kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Makassar.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti atau mahasiswa yang mengadakan

penelitian berkelanjutan dalam objek yang sama.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat pengujian saja tetapi

juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu

perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka dapat membantu pihak yang

berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk mengetahui kondisi

keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut

perlu adanya laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi

harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku, mudah

dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan sangatlah

penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan.

Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari

perusahaan tersebut.”

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari

neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca

menunjukkan/menggambarkan jumlah asset, kewajiban dan ekuitas dari suatu

7
8

perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba rugi

memperlihatkan hasil-hasil yang tealah dicapai oleh perusahaan serta beban yang

terjadi selama periode tertentu, dan lapran perubahan ekuitas menunjukkan sumber

dan peggunaan atau alas an-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa “Laporan keuangan adalah

merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan

informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan

mencapai tujuannya.”

Menurut Soemarsono (2004: 34) mengemukakan bahwa Laporan keuangan

adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan

yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang

dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama

kepada pihak eksternal.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah sebagai alat informasi dalam proses pengambilan keputusan data

akuntansi yang di terbitkan oleh perusahaan terutama kepada pihak eksternal dan

internal dalam mencapai tujuan.

Menurut Harahap (2007 : 120 – 124) adapun pihak yang berkepentingan

dalam laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan sebagai berikut:


9

1. Pemegang Saham

Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang,

modal, hasil, biaya, dan laba. Pemegang saham ingin melihat prestasi perusahaan

dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah, ingin mengetahui jumlah

deviden yang diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan,

dan ingin mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu,

perbandingan dengan usaha sejenis, dan perusahaan lainnya.

2. Investor

Investor ingin melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh

dari perusahaan yang dilaporkan.

3. Analis Pasar Modal

Analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi

keuangan perusahaan.

4. Manajer

Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya.

Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang

memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan yang

tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan

baik posisi semua pos neraca, laba/rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break

even, laba kotor, dan sebagainya.


10

5. Karyawan dan Serikat Pekerja

Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan

apakah ia masih terus bekerja atau pindah dan untuk bisa menilai apakah

penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.

6. Instansi Pajak

Instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar untuk

menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak,

restitusi, dan juga dasar untuk penindakan.

7. Pemberi Dana (Kreditur)

Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment

fund, perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan

kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi

pinjaman.

8. Supplier

Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah

perusahaan layak untuk diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan,

dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan.

9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi

Pemerintah ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan

yang telah ditetapkan.

10. Langganan atau Lembaga Konsumen


11

Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat

diuntungkan. Konsumen berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga

equilibrium, dalam kondisi ini konsumen terlindungi dari kemungkinan praktik

yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan lain sebagainya.

11. Lembaga Swadaya Masyarakat

Lembaga Swadaya Masyarakat membutuhkan laporan keuangan untuk

menilai sejauhmana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.

12. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat

Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai

data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan

dengan laporan keuangan atau perusahaan.

B. Tujuan Laporan Keuangan

Diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki

tujuan tertentu, guna memenuhi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Sutrisno dalam bukunya Manajemen Keuangan Teori Konsep dan

Aplikasi (2012:9), laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan


12

informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai bahan pertimbangan didalam mengambil keputusan.

Tujuan atau Penyusunan laporan keuangan Menurut Kasmir (2010:10) yaitu :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini;

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu;

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikelurkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, passiva, dan modal perusahaan;

6. Memerikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode;

7. Memberikan inforasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;

8. Informasi keuangan lainnya.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.


13

C. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010:28) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan bahwa

secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun yaitu:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan arus kas

5. Laporan catatan atas laporan keuangan

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan

pada tanggal tertentu. Maksud dari posisi keuangan adalah posisi jumlah dan jenis

aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Dalam

praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca yaitu :

a. Bentuk skontro (account form)

b. Bentuk laporan (report form)

2. Laporan Laba Rugi (income statement)

Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahan

dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah

pendapataan dan sumber-sumber pendapaatan yang diperoleh. Kemudian, juga

tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode
14

tertentu. Dalam praktiknya, laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk,

yaitu:

a. Bentuk tunggal (single step)

b. Bentuk majemuk (multiple step)

3. Laporan Perubahan modal

Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki padaa

saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-

sebab terjadinya perubahan modaldi perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan

kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas elama

periode laporan.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan

yang memerlukan penjelasan tertentu.

D. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan yang dihitung dan diinterpretasikan secara tepat akan dapat

menunjukkan aspek-aspek mana yang perlu dievaluasi dan dianalisa lebih lanjut.

Rasio keuangan yang dihitung dan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan

harus dikaitkan dengan tujuan utama yang hendak dicapai. Melalui penilaian dari
15

analisa rasio keuangan maka pihak yang berkepentingan dapat memahami makna

yang terkandung dalam laporan keuangan.

Menurut Sugiono (2009 : 64) yang dimaksud dengan analisis rasio adalah

suatu angka yang menunjukkan hubungan antar unsur-unsur dalam laporan keuangan.

Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Sedangkan

pengaplikasian Barlian (2003:128) rasio keuangan adalah: “Suatu metode

perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu

perusahaan”.

Menurut Margaretha (2004:22), penganalisaan rasio keuangan ada beberapa

cara, di antaranya :

a. Analisis horisontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan

perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat

dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu.

b. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan

dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau standar industri

untuk waktu yang sama.

Mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan 2

macam cara pembandingan, Riyanto (2010:329), yaitu :

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-

waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan
16

untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan

cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio

tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio

tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau

kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi perusahaan yang

bersangkutan.

b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio

semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio

standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah

perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas

rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri.

Menurut Fahmi (2011:133), untuk dapat menginterpretasikan hasil

perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara

yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan, yaitu:

1. Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi dengan jalan

membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan

yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan.

2. Time series analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan

rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa

lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

kemunduran.
17

Menurut Riyanto (2010:330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini

dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini

adalah semua data yag diambil dari atau bersumber dari neraca.

2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong

dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi.

3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam

katagori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan laba-rugi.

Menurut Riyanto (2010:331), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4

(empat) tipe dasar, yaitu :

1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.

2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan

dibelanjai dengan hutang.

3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

menggunakan sumber dananya.

4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah

kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

Menurut Prihadi (2008:8), mengemukakan beberapa hal penggunaan rasio

keuangan dengan variasinya:

1. Setiap peneliti berhak menentukan rasio yang digunakan.


18

2. Tidak ada regulasi tentang penggunaan rasio tertentu.

3. Setiap rasio mempunyai keterbatasan arti di samping kelebihannya.

Pengembangan penelitian ini, penulis menggunakan aspek rasio

likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Menurut Harahap (2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk

dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus

mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya

harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar

berupa kewajiban-kewajiban lancar. Mengenai rasio-rasio likuiditas sebagaimana

yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 332), dapat dilihat pada uraian sebagai

berikut :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan

kewajiban lancar. Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman

2:1 atau 200% ini adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu

perusahaan. Menurut Fahmi (2011:61), kondisi perusahaan yang

memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai perusahaan yang

baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak
19

baik karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan

yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat

perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam

persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dikurangi

persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak

memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang

relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya

mungkin persediaannya lebih likuid dari pada piutang.

Menurut Fahmi (2011:62), apabila menggunakan rasio ini maka dapat

dikatakan bahwa jika suatu perusahaan mempunyai nilai quick ratio sebesar

kurang dari 100% atau 1:1, hal ini dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.

2. Rasio Leverage (Solvabilitas)

Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang

oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat

digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan perusahaan. Mengenai rasio-

rasio leverage sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 333), dapat

dilihat pada uraian sebagai berikut:


20

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total

aset. Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset.

Menurut Fahmi (2011:63), semakin rendah rasio ini semakin baik karena

aman bagi kreditor saat likuidasi.

b. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)

Rasio ini merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal

sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dan setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikanjaminan utang jangka panjang dengan cara

membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang ada

pada perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

Menurut Harahap (2009:308), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang

dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,

pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan

penjualan dengan berbagai elemen aset. Elemen aset sebagai pengguna dana

seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif

dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio

aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset. Mengenai

rasio-rasio aktivitas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010: 334),

dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:


21

a. Perputaran Piutang (Receivable Turn over)

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Menurut Harahap

(2009:308),

b. Perputaran Aktiva

Rasio ini mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan

dan mengukur berapa jumlah penjualan. Rasio ini mengukur waktu rata-rata

yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dari penjualan. Menurut

Munawir (2010:76), kalau rata-rata periode pengumpulan piutang lebih dari

60 hari menunjukkan perusahaan tersebut kurang baik, terutama bagian

penagihan, sehingga tidak mampu menagih piutang pada saatnya, atau

perusahaan tersebut telah memberikan syarat-syarat kredit yang terlalu lunak

pada langganannya. Di samping itu semakin besar rasio ini bagi suatu

perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang.

c. Perputaran Total Aset (Total Asset Turn over)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset.

Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Menurut

Harahap (2009:309), semakin besar rasio ini semakin baik karena perusahaan

tersebut dianggap efektif dalam mengelola asetnya.


22

4. Rasio Profitabilitas

Menurut Harahap (2009:309), rasio profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah

cabang dan sebagainya. Mengenai rasio-rasio profitabilitas sebagaimana yang

diutarakan, menurut Riyanto (2010: 335), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

a. Margin Keuntungan (Profit Margin)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih

yang diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2009:304), semakin

besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba.

b. Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total

aset. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan

bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar

rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam

menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.

c. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas.

Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal

pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin bagus


23

karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam menggunakan

ekuitasnya untuk menghasilkan laba.

Menurut Harahap (2009:298), analisis rasio mempunyai keunggulan

dibandingkan teknik analisa lainnya, yaitu :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca

dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan

laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perubahan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan

keputusan dan model prediksi.

5. Menstandarisir ukuran perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau

melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang

akan datang.

E. Pengertian Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja keuangan menurut Tampubolon (2005 : 20) yaitu:

Pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagi akibat dari proses

pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi


24

dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja keuangan yaitu alat untuk

mengukur prestasi kerja keuangan perusahaan melalui struktur permodalannya.

Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui output maupun inputnya. Output adalah

hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan, sedangkan input adalah

keterampilan atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.

Kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai suatu badan usaha

dalam suatu periode tertentu yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan keuangan

badan usaha tertentu dan dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang

positif.

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur dengan cara

menganalisis laporan keuangan yang tersedia. Melalui analisis laporan keuangan,

keadaan dan perkembangan finansial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai

perusahaan dapat diketahui, baik di waktu lampau maupun di waktu yang sedang

berjalan sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan.

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan

dilakukan yaitu mengenai analisis rasio keuangan sebagai alat untuk mengukur

kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Makassar yang digunakan

untuk memberikan penilaian atas kinerja keuangan yang telah dicapai oleh
25

perusahaan. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

digambarkan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

(PDAM)
Perusahaan Daerah Air Minum
Kota Makassar

Laporan Keuangan

Analisis Rasio Keuangan

Rasio Rasio Rasio Aktivitas Rasio


Likuiditas Solvabilitas Profitabilitas
(Leverage)

Kinerja Keuangan

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


26

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dapat diketahui kinerja keuangan

pada perusahaan di PDAM Makassar selama periode tahun 2012 sampai dengan

tahun 20014 dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan

rasio profitabilitas. Penilaian kinerja tersebut dilakukan dengan cara membandingkan

rasio keuangan perusahaan setiap tahunnya yang kemudian diambil suatu kesimpulan.
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada Perusahaan Daerah Air Minum

Kota Makassar yang berlokasi di Jalan Dr. Sam Ratulangi Makassar, sedangkan

waktu pelaksanaan penelitian berlangsung kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu bulan

mei-juni.

B. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah mengadakan studi

kasus dan pengumpulan data melalui penelitian lapang (field research) dan penelitian

pustaka (library research), sebagai berikut:

1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penulis mengumpulkan data

yang berhubungan dengan teori tentang rasio keuangan dalam meningkatkan

kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar.

2. Penelitian lapang (field research ), yaitu kegiatan penelitian lapangan,

dimana penulis mencari data yang menjadi obyek penelitian, untuk

memperoleh data penulis melakukan pengamatan setempat dan wawancara

langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan PDAM Kota Makassar

dan mengumpulkan data berupa laporan-laporan yang disajikan dan

27
28

mengumpulkan informasi yang diperlukan. Untuk hal tersebut maka penulis

mengadakan :

1. Observasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap

laporan keuangan perusahaan yang akan dibentuk dalam rasio keuangan.

2. Wawancara, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab dan diskusi dengan

pimpinan dan karyawan bagian keuangan perusahaan untuk mendapatkan

data atau informasi yang berhubungan dengan topik dari masalah

penelitian.

3. Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen

perusahaan untuk mempelajari laporan-laporan keuangan dan bahan-bahan

tertulis yang berkaitan dengan pembahasan penulis.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif

yang merupakan data sebenarnya berupa angka-angka, laporan keuangan

perusahaan serta dokumen-dokumen lainnya yang sesuai dengan kebutuhan

peneliti.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
29

a. Data Primer

Sumber data primer menurut Sugiyono (2009:137) yaitu sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer pada

penelitian ini dikumpulkan secara langsung dari objek yang diteliti yaitu

mengadakan pengamatan serta wawancara langsung dengan karyawan bagian

keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar.

b. Data Sekunder

Data Sekunder menurut (Nur Indriantoro dan Bambang 2002:46) yaitu sumber

data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

prantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh

melalui dokumen-dokumen, laporan keuangan dan bahan tertulis lainnya

yang diperlukan yang ada di PDAM kota Makassar.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subyek

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi data yang diambil dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan sebagai landasan pokok analisis rasio keuangan 3 tahun

terakhir pada Peruahaan Daerah Air Minum Kota Makassar .

2. Sampel Penelitian
30

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Adapun sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan dari tahun 2012,2013,2014.

E. Devinisi Operasional Variabel

Variabel yang diteliti perlu didefinisikan agar terdapat persamaan pendapat

tentang cara-cara yang dipergunakan. Hal ini untuk menghindarkan kesalahan

penafsiran dalam mengartikan suatu hasil penelitian. Berikut diberikan definisi

masing-masing variabel sebagai berikut :

Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan pihak manajemen dalam

meningkatkan kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

dengan melakukan perbandingan laporan keuangan dari satu periode khususnya

selama tiga tahun terakhir.

a. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa likuidnya Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar dalam

membiayai dan memenuhi kewajiban/utang pada saat jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan, yaitu rasio lancer (current ratio) dan rasio sangat

lancar (acid test ratio).

b. Rasio Solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar dalam mengukur

kemampuan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek


31

maupun jangka panjang. Jenis-jenis rasio solvabilitas yang digunakan

penulis yaitu debt ratio dan times interest earned ratio.

c. Rasio Aktivitas digunakan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

dalam mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.

Jenis-jenis rasio aktivitas yang digunakan penulis yaitu perputaran piutang

(Receivable Turn Over) dan perputaran modal kerja (Working Capital

Turn Over).

d. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan Perusahaan Daerah

Air Minum Kota Makassar dalam mencari keuntungan dengan tingkat

efektivitas manajemen. Dalam hal ini jenis-jenis rasio profitabilitas yang

digunakan penulis yaitu Return on Investment (ROI) dan Return on

Equity.

Kinerja Keuangan didefinisikan sebagai prestasi yang dicapai oleh

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar dibidang keuangan dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan

tersebut.

F. Metode Analisis

Untuk mengetahui sejauh mana permasalahan kondisi keuangan pada

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar dalam menggunakan analisis rasio

keuangan maka penulis menggunakan metode analisis rasio keuangan yang

dikemukakan oleh Kasmir, SE, MM sebagai berikut:


32

a. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dilunasi pada saat jatuh tempo

(kurang dari satu tahun), yang terdiri dari:

1) Current Ratio, kemampuan untuk membayar utang yang segera harus

dipenuhi.

Aktiva Lancar

Current Ratio = × 100%

Hutang Lancar

2) Acid Test Ratio, kemampuan untuk membayar utang yang segera harus

dipenuhi dengan aktiva lancar yang likuid.

Aktiva Lancar - Persediaan

Acid Test Ratio = × 100%

Hutang Lancar

b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio), untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang, yang terdiri:

1) Debt Ratio, untuk mengukur perandingan antara total utang dengan total

aktiva.

Total Hutang
Debt Ratio = × 100%

Total Aktiva

2) Long tern debt to equity ratio, membandingkan antara utang jangka panjang

dengan modal sendiri:


33

Total Hutang
Long tern debt to equity ratio = × 100%
Total Equity

c. Rasio Aktivitas, membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi

dalam aktiva untuk satu periode, yang terdiri dari:

1) Perputaran piutang (Receivable Turn Over), mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu periode.

Penjualan kredit

Receivable Turn Over = × 100%

Rata-rata Piutang

2) Perputaran Aktiva, membandingkan antara penjualan dengan modal kerja.

Penjualan bersih

Perputaran aktiva = × 100%

Total aktiva

d. Rasio Profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari seluruh modal yang dialokasikan dalam perusahaan

yang terdiri dari :


34

1) Return on Investment (ROI) atau return on Total Asset, mengukur

kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia didalam perusahaan.

Laba Bersih Sesudah Pajak

Return On Investment = × 100%

Total Aktiva

2) Return on Equity, mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh

pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan.

Laba Bersih Sesudah Pajak


Return on Equity = × 100%
Modal Sendiri
35

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Makassar) dahulu adalah “Woter

Worken” suatu dinas dari “Gementee Makassar”. Dinas ini didirikan pada masa

penjajahan Belanda. Instansi air minum Kota Makassar pertama kali di bangun

sekitar tahun 1924, yang berlokasi di Kabupaten Gowa, tepatnya di sungai

Jeneberang dengan kapasitas produksi pertama dalam debit air 50 liter/detik.

Pada zaman penjajahan Jepang Instalasi Air Minum di Kota Makassar mengalami

penambahan yang dimaksud untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat

yang semakin meningkat jumlahnya, sehingga kapasitas produksi ditingkatkan

menjadi 100 liter/detik. Pada tahun 1924, untuk pertama kalinya di Kota Makassar

dibangun instalasi Ratulangi.

Pembangunan instalasi tersebut semula dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

air bersih khususnya untuk penduduk perkotaan. Tahun 1957, pemerintah membentuk

Dinas Air Minum Kotamadya Ujung Pandang. Tahun 1976 berdasarkan Surat

Keputusan Walikotamadya Ujung Pandang, Dinas Air Minum diubah statusnya

menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Ujung Pandang, jadi perusahaan

ini adalah perusahaan yang dikuasai oleh daerah.

35
36

Sejalan dengan itu, kebutuhan air bersih penduduk kota semakin meningkat

sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, untuk itu pada tahun 1977 PDAM

membangun instalasi II Panaikang dengan kapasitas 500 liter/detik. Walaupun telah

dibangun instalasi II, PDAM KMUP merasa perlu untuk membangun satu instalasi

lagi. Pada tahun 1985 melalui paket pembangunan Perumnas Antang dibangun lagi

satu instalasi baru dengan kapasitas 20 liter/detik yaitu Instalasi Antang.

Pembangunan instalasi juga dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang

semakin meningkat, sehingga pada tahun 1989 kapasitas produksi instalasi Panaikang

ditingkatkan menjadi 1000 liter/detik, kemudian pada tahun 1992 instalasi III Antang

juga ditingkatkan menjadi 40 liter/detik.

Tahun 1993 dibangun satu instalasi lagi yaitu instalasi IV Maccini Sombala

dengan kapasitas produksi 200 liter/detik. Dan perkembangan terakhir adalah pada

tahun 2001 dibangun sebuah instalasi pengelolaan air bersih yaitu Instalasi V Somba

Opu dengan kapasitas 1000 liter/detik. Hingga saat ini memasuki tahun 2007 terdapat

dua belas instalasi yang hampir semuanya telah berganti nama, kecuali unit I

Ratulangi dengan sumber air bakunya berasal dari sungai Jeneberang, serta unit II

yaitu Panaikang/Panakkukang dengan sumber air bakunya berasal dari dari Sungai

Lekopancing Maros.
37

B. Visi dan Misi PDAM Kota Makassar

1. Visi

Visi merupakan gambaran tentang keadaan ideal organisasi di masa mendatang

yang memberikan penjelasan mengenai:

a. Gambaran yang nampak mengenai idealitas organisasi yang dikehendaki dimasa

mendatang.

b. Tuntutan dan sekaligus tantangan yang dikonsentrasikan kedepan, sehingga tidak

memperhatikan kemapanan yang telah dicapai saat ini.

c. Memperlihatkan sebuah pandangan masa depan yang realistic, oleh karenanya

visi yang dirumuskan tidak memimpikan hal-hal yang mustahil, melainkan

mimpi yang dapat dicapai.

d. Bentuk pemahaman terhadap peran dan citra diri PDAM sebaga sebuah lembaga

milik daerah yang berfungsi melayani penyediaan salah satu kebutuhan pokok

masyarakat.

e. Cerminan kepekaan perusahaan dalam memahami situasi yang ada saat ini dan

perkembangannya dimasa mendatang dalam kaitannya dengan kepentingan

organisasi yang akan dicapai secara idealitas.

2. Misi

Perusahaan terdepan dalam bidang pelayanan air minum, untuk mewujudkan visi

tersebut PDAM telah menetapkan misinya yaitu memberikan kepuasan pelayanan air

minum secara berkesinambungan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan yang

ada dengan mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat dan berperan sebagai


38

penunjang otonomi daerah serta meningkatkan sumber daya manusia secara

maksimal.

Penjabaran dari misi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan system pelayanan air minum yang unggl berkesinambungan

memenuhi mutu yang berlaku untuk menjamin tercapainya kepuasan pelayanan

kepada peanggan.

b. Mengembangkan bidang usaha sistem pelayanan air minum yang efisien, efektif

dan tepat guna sehingga produk dan kinerja yang dihasilkan dapat dipasarkan

dalam jangkauan masyarakat pelanggannya dengan memperhatikan

undang-undang konsumen.

c. Mewujudkan penyelenggaraan perusahaan milik daerah yang dapat menunjang

otonomi daerah secara maksimal.

d. Menyelesaikan aspek teknik, aspek manajemen, dan aspek kewirausahaan dalam

penyelenggaraan sistem pelayanan yang berorientasi pada manfaat dan

perlindungan sumber daya lingkungan.

e. Mengembangakan penelitian dan kegiatan inovatif serta peningkatan sumber

daya manusia yang dapat menopan tuntutan pertumbuhan kebutuhan perusahaan

daan pembangunan nasional pada umumnya.


39

C. Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar dan Uraian Tugas

Organisasi merupakan suatu proses mengidentifikasi dan mengelompokkan tugas

atau pekerjaan untuk diselesaikan. Menentukan dan mendelegasikan wewenang dan

tanggung jawab serta menetapkan hubungan-hubungan untuk memungkinkan para

karyawan bekerja lebih efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk

merealisasikan tujuan didalam suatu organisasi perlu disusun terlebih dahulu suatu

organisasi, dimana dalam struktur organisasi tersebut mencakup kerangka yang

menunjukkan:

a. Tanggung jawab

b. Pembagian tugas dan wewenang

c. Hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi

Struktur organisasi yang dianut oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kota Makassar ini adalah struktur organisasi garis (line organisasi). Struktur

organisasi adalah struktur yang paling lasim dan efektif digunakan oleh perusahaan

yang sederhana dan kecil. Kekuasaan tunggal, segala keputusan dan tanggung jawab

berada pada pemilik atau pimpinan perusahaan dalam memberikan komando,

membuat rencana ataupun melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan

perusahaan.

1. Kedudukan

Kantor PDAM Kota Makassar mempunyai kedudukan yaitu:


40

a) PDAM adalah badan usaha milik daerah yang bergerak dibidang pelayanan air

minum

b) Pengelolahan PDAM diselenggarakan atas asas ekonomi perusahaan dalam

kesatuan system pembinaan ekonomi berdasarkan pancasila yang menjamin

kelangsungan demokrasi serta berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

c) PDAM dipimpin oleh seseorang direktur utama dan bertanggung jawab

kepada walikota melalui badan pengawas.

2. Tugas Pokok

PDAM mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan air minum

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek social,

kesejahteraan dan pelayanan umum.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut PDAM menyelenggarakan fungsi-

fungsi sebagai berikut:

a) Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan pelayanan umum/jasa kepada

masyarakat/pelanggan dalam penyediaan air minum.

b) Perencanaan, perumusan, pengembangan, pembinaan, dan pengendalian

pengelolaan pendapatan PDAM

c) Pelaksanaan pelayanan umum/social kemasyarakatan

d) Pembinaan organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, sarana dan

prasarana.
41

e) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan PDAM

f) Penyelenggaran pengawasan fungsional PDAM

g) Penyelenggaraan pelayanan pengaduan pelanggan terhadap pelayanan PDAM.

h) Penyelenggaraan dan pembinaan pelaksanaan tugas unit-unit.

D. Susunan Organisasi

Susunan organisasi PDAM Kota Makassar, terdiri atas:

 Walikota

a) Dewan Pengawas

b) Direksi, terdiri atas;

1) Direktur utama

2) Direktur Umum

3) Direktur Keuangan

4) Direktur Teknik

c) Direktur Umum, terdiri atas;

1. Bagian Umum dan Kepegawaian, terdiri atas:

a. Seksi Tata Usaha dan Pengelolahan Data Elektronik

b. Seksi Pendayagunaan Pegawai

c. Seksi Humas dan Hukum

d. Seksi Rumah Tangga

2. Bagian Perlengkapan, terdiri atas:

a. Seksi Analisa kebutuhan dan Pengadaan

b. Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan


42

d) Direktur Keuangan, terdiri atas;

1. Bagian Anggaran dan Perbendaharaan, terdiri atas:

a. Seksi Anggaran

b. Seksi Perbendaharaan

2. Bagian Verifikasi dan Akuntansi, terdiri atas:

a. Seksi Verifikasi

b. Seksi Akuntansi dan Pelaporan.

e) Direktur Teknik, terdiri atas;

1. Bagian Perencanaan Teknik, terdiri atas;

a. Seksi Perencanaan dan Pemataan

b. Seksi Pengawasan Teknik

2. Bagian Produksi dan Instalasi, terdiri atas:

a. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) I dan II

b. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) III

c. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV

d. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) V

e. Seksi Laboratorium

3. Bagian Distribusi dan Kehilangan Air, terdiri atas:

a. Seksi Pengawasan Teknik dan Operasional

b. Seksi Pengawasan Keuangan/ Asset dan Kepegawaian

4. Wilayah Pelayanan I, II, III, dan IV masing-masing terdiri atas:

a. Sekretariat
43

b. Urusan Pelayanan Pelanggan

c. Urusan Distribusi dan Kehilangan Air

d. Urusan Baca Meter dan Penagihan

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar

Walikota
Dewan
Pengawas

Direktur
Utama

Direktur Direktur Direktur


Umum Keuanagan Tekhnik

Kepala bagian

Seksi

Staf

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar


44

E. Uraian tugas

Adapun mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil

dalam struktur organisasi PDAM akan di uraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Walikota Makassar mempunyai tugas:

a. Menimbang, bahwa penataan organisasi perusahaan merpakan salah satu

strategi untuk menciptakan efesiensi, efektifitas dan optimalisasi kinerja

perusahaan guna mewujudkan pelayanan kebutuhan air bersih kepada

masyarakat sesuai tuga pokok dan fungsi PDAM Kota Makassar

b. Mengingat bahwa terdapat undang-undang tentang pembentukan daerah-daerah

di Sulawesi dan peraturan pemerintah tentang perubahan batas-batas daerah

Kotamadya Makassar dan kabupaten-kabupaten Gowa, Maros, dan Pangkajene

serta kepulauan dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan juga

terdapat perubahan nama Kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar

khususnya Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

a) Dewan Pengawas mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan

dan pengelolaan PDAM.

2. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau tidak

diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM.


45

3. Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategi Bisnis (Business

Plan/Coorporate Plan) dan rencana kerja anggaran tahunan PDAM yang

dibuat Direksi kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan.

4. Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut

bidangnya sesuai dengan buku tahunan.

5. Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

6. Merumuskan kebijaksanaan PDAM secara terarah dalam bidang perencanaan,

penggunaan dana, pemanfaatan dan pengamanan air baku untuk jangka pendek

dan jangka panjang.

7. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja anggota Direksi PDAM atas hasil-

hasil yang telah dicapai.

8. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengawas bertanggungjawab kepada

Walikota.

b) Uraian Tugas Direksi, Bagian dan Seksi yaitu:

2. Direktur Utama, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kegiatan anggaran PDAM, koordinasi dan pengawasan

seluruh kegiatan operasional PDAM.

b. Pembinaan kepegawaian, pengurusan dan pengolahan kekayaan PDAM serta

penyelenggaraan umum dan keuangan.

c. Penyusunan rencana strategi bisnis 5 (lima) tahunan (business plan/ corporate

plan) yang disahka oleh Walikota melalui usul Dewan Pengawas.


46

3. Direktur Umum, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kegiatan, pengendalian pengawasan penyelenggaraan

administrasi umum, kepegawaiaan dan perlengkapan PDAM.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis pengelolaan urusan

ketatausahaan umum dan rumah tangga PDAM

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pelaksanaan

pendayagunaan pegawai PDAM

a) Direktur Umum, terdiri atas:

1. Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:

 Penyusunan rencana kerja pembinaan ketatausahaan, pengelolaan data

elektronik, kearsipan, kerumah tanggaan, dan protocol/perjalanan dinas serta

pengamanan kantor

 Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dan pengembangan hubungan

masyarakat untuk memperjelas kebijakan PDAM serta penyelenggaraan

pelayanan pengaduan pelanggan

1.a. Bagian Umum dan Kepegawaian, terdiri atas:

a. Seksi Tata Usaha dan Pengolahan Data Elektronik, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Mengagenda surat masuk yang ditujukan kepada Direksi atau pejabat PDAM

 Menggandakan dan mendistribusikan surat-surat yang telah diproses Direksi

 Melaksanakan kegiatan penyiapan bahan surat perintah perjalanan dinas


47

b. Seksi pendayagunaan pegawai, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.

 Membuat buku induk pegawai, daftar urut kepegawaian (DUK), besetting

serta data lainnya

 Mempersiapkan data atau bahan penyelesaian mengenai kependudukan

hukum pegawai

c. Seksi Humas dan Hukum, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Mengumpulkan dan mempersiapkan data atau bahan untuk sosialisasi

kebijakan

 Mempersiapkan data atau bahan penyusunan rencana keputusan, surat

keputusan dan peraturan direksi PDAM

d. Seksi rumah tangga, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Mengkoordinasikan penyelenggaraan rumah tangga dengan unit atau satuan

kerja PDAM

 Mengatur penggunaan dan pemeliharaan ruang pertemuan atau aula serta

peralatan kantor PDAM

2. Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas:

 Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Penyusunan pedoman dan petunjuk tekhnis perumusan program standarisasi


48

 Penyiapan bahan dan pelaksanaan dan koordinasi penyusunan rencana

kegiatan pengadaan barang dan jasa

2.b. Bagian perlengkapan, terdiri atas:

a. Seksi analisa kebutuhan dan pengadaan, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai rencana pokok dan fungsinya

 Merumuskan dan menganalisa kebutuhan barang serta menyusun rencana

kebutuhan barang atau perlengkapan

 Menyelenggarakan proses administrasi pembelian barang atau jasa PDAM

b. Seksi Inventarisasi Asset dan Penggudangan, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Melaksanakan inventarisasi / pencatatan / penelitian serta perhitungan

penyusutan asset/ barang milik PDAM

 Melakukan pengecetan/ penelitian dan memproses administrasi usulan

 Melakukan koordinasi unit satuan kerja

4. Direktur Keungan, mempunyai tugas:

a. Pengkoordinasian dan pengendalian

b. Penyusunan RKAP dan penetapan besarnya modal kerja perusahaan

c. Penyelenggaraan pembukuan dan pembuatan koran keuangan

d. Penyiapan rencana pembiayaan investasi dan tambahan modal perusahaan

b) Direksi Keuangan, terdiri atas:

1. Bagian anggaran dan pembendaharaan , mempunyai tugas:

 Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya


49

 Penyiapan dokumen Rencana Strategi Bisnis 5 (lima) tahun (Business

Plan/Corporate Plan)

 Dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian anggaran dan pembendaharan

dibantu oleh seksi anggaran dan seksi pembendaharaan

1.b. Bagian anggaran dan pembendaharaan, terdiri atas:

a. Seksi anggaran, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Mempersiapkan data/ bahan penyusunan naskah rencana strategi bisnis

 Mengadakan perkiraan dan analisa terhadap penerimaan dan pengeluaran

kas secara periode.

b. Seksi Pembendaharaan, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Menerima, mencatat hasil penerimaan rekening air, non air dan alat

pembayaran surat berharga dengan terlebih dahulu diteliti keabsahannya

 Melaksanakan administrasi kas surat berharga sesuai ketentuan yang berlaku

2. Bagian verifikasi dan Akuntansi, mempunyai tugas:

 Pelaksanaan verifikasi terhadap dokumen-dokumen keuangan

 Pelayanan kegiatan pemeriksaan oleh pihak auditor internal dan eksternal

 Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan keuangan secara berkala

realisasi anggaran dari Unit/satuan kerja

 Penyiapan laporan keuangan PDAM


50

2.b. Bagian Verifikasi dan Akuntansi, terdiri atas:

a. Seksi Verifikasi, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen pertanggung jawaban

pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai RKAP

 Melakukan penolakan dokumen keuangan yang bertentangan dengan

Standar Pengendalian Internal (SPI)

b. Seksi Akuntansi dan Pelaporan, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Merencanakan dan bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi

keuangan berupa asset, kewajiban dan ekuitas/modal

 Melakukan posting kebuku besar terhadap transaksi pendapatan, belanja dan

pembiayaan serta menyusun neraca saldo

5. Direktur Teknik, mempunyai tugas:

a. Penyusunan rencana kegiatan pengedalian dan pengawasan penyelenggaraan

administrasi bidang prencanaan tekhnik, produksi dan instalasi, pemeliharaan

serta pengendalian kehilangan air.

b. Penyiapan dan rencana pengusulan dan pelatihan tenaga teknik

c. Pengkoordinasian dan pengendalian sumber air baku, instalasi/meter produksi

ddan system distribusi

d. Pelaksanaan Kuantitas, Kualitas, Kontiunitas (3K) pelayanan air kepada

pelanggan
51

e. Penyusunan rencana dan penyiapan data air pada jaringan distribusi

1. Bagian Perencanaan Teknik, mempuyai tugas:

 Pelaksanaan koordinasi dan perencanaan pengembangan pelanggan

 Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan

 Penataan dan pengelolaan data teknik menyangkut jaringan pipa, kontruksi

bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal

 Dalam melaksanakan tugasnya bagian perencanaan dibantu oleh, Seksi

Perencanaan dan Pemetaan, dan Seksi Pengawasan Teknik.

2. Bagian Perencanaan Teknik, terdiri atas:

a. Seksi Perencanaan dan Pemetaan, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Melaksanakan survey, pengukuran teknis dan menentukan rencana anggaran

biaya

 Membuat gambar detail dan site plan untuk keperluan pemasangan jaringan

pipa, kontruksi bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal

 Mengadakan pengukuran, pengecekan, penilaian, evaluasi dari setiap

kegiatan pekerjaan pembangunan

 Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pekerjaan jaringan pipa, konstruksi

bangunan sipil, mekanikal dan elektrikal

3. Bagian Produksi dan Instalasi, mempunyai tugas:

 Penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya


52

 Penyusunan rencana kegiatan dan pengawasan pelaksanaan tugas seksi IPA I

dan II, III, IV, V dan seksi laboratorium

 Pengendalian dan pengawasan secara berkala terhadap kuantitas (jumlah),

kualitas (mutu) dan kontinuitas (berkelanjutan) produksi air minum serta

penyusunan laporan produksi air secara berkala

 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Produksi dan Instalasi dibantu

oleh, Seksi IPA I dan IPA II, Seksi IPA III, Seksi IPA IV, Seksi IPA V, dan

Seksi Laboratorium.

4. Bagian Produksi dan Instalasi, terdiri atas:

a. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) I dan II, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

 Merencanakan dan melaporkan kebutuhan bahan dan peralatan yang

dipergunakanuntuk proses produksi untuk wilayah kerja IPA I dan II

 Melakukan efisiensi proses produksi terhadap pemakaian bahan kimia, listrik

dan bahan bakar tanpa mengurangi kuantitas, kualitas dan kontinuitas

Wilayah kerja IPA I dan IPA II.

b. Seksi InstalasiPengolahan Air (IPA) III, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dengan fungsinya

 Merencanakan dan melaporkan kebutuhan bahan dan peralatan yang

digunakan untuk proses produksi untuk wilayah kerja IPA III

 Mengatur pengoperasian distribusi air bersih termasuk pengoperasian

terminal air dan pompa penguat (booster pump)


53

 Membuat laporan produksi air minum secara harian, mingguan, bulanan, dan

tahunan wilayah IPA III.

c. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) IV, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.

 Merencanakan dan melaporkan kebutuhan bahan dan peralatan yang

digunakan untuk proses produksi untuk wilayah kerja IPA IV.

 Menganalisa proses produksi air pada instalasi pengolahan air secara

kontinyu wilayah kerja IPA IV.

 Menjaga dan memelihara ketesediaan air baku dan kebersihan instalasi untuk

kelancaran produksi wilayah IPA IV.

d. Seksi Instalasi Pengolahan Air (IPA) V, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dengan fungsinya

 Menjaga dan memelihara ketersediaan air baku dan kebersihan instalasi

untuk kelancaran produksi wilayah IPA V.

 Mengatur pengoperasian distribusi air bersih termasuk pengoperasian

terminal air dan pompa penguat (booster pump).

e. Seksi Laboratorium, mempunyai tugas:

 Menyusun rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya.

 Melakukan penelitian laboratorium secara terus menerus (periodik) terhadap

kualitas air bersih dan air baku pada instalasi produksi termasuk mini plant.

 Menentukan dan mengawasi dosis penggunaan masing-masing jenis bahan

kimia berdasarkan tingkat kualitas


54

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Laporan Keuangan Perusahaan

Dengan menggunakan analisis laporan keuangan akan tergambar suatu

ringkasan laporan neraca dan laporan laba rugi selama peride yang bersangkutan.

Sebagaimana diketahui bahwa laporan keuangan suatu perusahaan merupakan

sumber informasi yang sangat bermanfaat untuk menerapkan kebijaksanaan,

perencanaan, dan pengadilan sebagai aspek yang mendukung dalam operasi

perusahaan.

Laporan keuangan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan pada periode

tertentu, sehingga dari laporan keuangan tersebut dapat diperoleh informasi tentang

kelemahan-kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam bidang

keuangan. Dengan mengetahui kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dapat

dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan aktivitas pada periode yang akan

datang.

Menilai kinerja keuangan suatu perusahaan maka perlu digunakan analisis

rasio keuangan. Analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai bagaimana kondisi

keuangan dan prestasi perusahaan.

Menganalisis kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

perlu beberapa tolak ukur yang sering dipakai yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas yang menghubungkan antara data-data

keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya. Dari macam-macam rasio ini
54
55

dapat memberikan pandangan bagaimana kondisi keuangan dan prestasi suatu

perusahaan.

1. Laporan Neraca

Tahap-tahap yang perlu dilaksanakan dalam analisis ini adalah membuat neraca

perbandingan antara beberapa periode yang berkaitan dan kemudian menganalisis

dengan menggunakan rasio keuangan.

Neraca perbandingan memberikan gambaran tentang perkembangan aktivitas

keuangan perusahaan dari beberapa periode tersebut, sehingga memperlihatkan

kenaikan dan penurunan pada pos-pos yang tercantum dalam neraca yang

diperbandingkan.

a. Pengertian Laporan Neraca

Laporan Neraca adalah laporan dengan posisi keuangan perusahaan yang

menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal. Elemen-elemen dalam neraca

terdiri dari; asset, kewajiban dan equitas.

b. Manfaat Neraca

1. Prasarana untuk menganalisis fleksibilitas keuangan adalah sabagai pengukur

bagi perusahaan akan tindakan kedepannya.

2. Prasarana untuk menganalisis likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

3. Prasarana untuk menganalisis solvabilitas adalah kemampuan perusahaan

dalam menyelesaikan membayar hutang-hutangnya sebelum jatuh tempo.


56

2. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam

suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan

biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam

keadaan laba atau rugi.

a. Manfaat Laporan Laba/Rugi :

1. Evaluasi kinerja masalah perusahaan.

2. Memberikan dasar untuk kinerja masa depan.

3. Membantu nilai resiko/ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.

b. Keterbatasan Laporan Laba/Rugi :

1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat.

2. Angka-angka di pengaruhi oleh metode akutansi yang digunakan.

3. Peningkatan laba.

B. Analisis Rasio Keuangan

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada

waktunya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Yang tergolong dalam rasio

likuiditas adalah :
57

1.) Rasio Likuidita

a. Rasio Lancar (Current Ratio )

Current Ratio atau Rasio lancar merupakan alat ukur likuiditas yang

diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar.

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua hutang

lancar benar-benar harus dibayar.

Perusahaan dianggap likuid apabila tingkat likuiditas dengan Current

Ratio sebesar 200% dan ini sudah dapat dianggap baik. Aktiva yang dapat

dikonversikan menjadi kas dengan ini 100%atau 1:1, ini berarti bahwa aktiva

lancar dapat menutupi hutang lancar.


58

Tabel 1. Perhitungan Rasio Lancar

Tahun Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp) Rasio Lancar

2015 82.116.651.228,8 242.377.843.612,58 33,87%

2014 103.915.519.645 274.131.626.937,39 37,90%

2013 112.507.100.395 254.415.129.565,00 44,22%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)

Adapun rumus dari Current Ratio adalah sebagai berikut :

Tahun 2015

Tahun 2014

=
Tahun 2013
59

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan rasio lancar dapat diketahui

bahwa Current Ratio Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar mengalami

penurunan selama 3 tahun terakhir.

Pada tahun 2013 menunjukkan nilai 44,22% dan pada tahun 2014 menunjukkan

menjadi sebesar 37,90% yang mengakibatkan perusahaan mengalami penurunan

pendapatan menjadi 6,32%. Sedangkan pada tahun 2015 menunjukkan nilai 33,87%

yang berarti perusahaan mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi 4,03%.

Berarti bahwa perusahaan tidak mampu menutupi hutang lancarnya dengan

aktiva lancar yang dimiliki. Dengan demikian aktiva lancar masih di bawah standar

Current Ratio perusahaan yang berarti kinerja perusahaan dinilai kurang baik karena

berada di bawah rata-rata yang ditentukan.

b. Rasio Cepat (Acid Test Ratio)

Acid Test Ratio (Rasio Cepat) dirancang untuk mengukur seberapa baik

perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu

bergantung pada persediaannya. (Prastowo, 1995:58) Menurut Syamsuddin

(2007:45), standar Quick Ratio yang digunakan di perusahaan pada umumnya

adalah 100% dan ini sudah dianggap baik karena semakin besar rasio ini semakin

baik, tetapi seperti halnya Current Ratio, berapa Quick Ratio yang seharusnya,

sangat tergantung pada jenis usaha dari masing-masing perusahaan.


60

Tabel 2. Perhitungan Rasio Cepat

Tahun Aktiva Lancar (Rp) Persediaan (Rp) Hutang Lancar (Rp) Rasio Lancar

2015 82.116.651.228,8 9.703.011.523,50 242.377.843.612,58 29,87%

2014 103.915.519.645 9.656.484.482,51 274.131.626.937,39 34,38%

2013 112.507.100.395 7.979.710.903 254.415.129.565,00 41,08%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)
Adapun rumus dari Acid Test Ratio adalah sebagai berikut :

Tahun 2015

Tahun 2014
61

Tahun 2013

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan hasil analisis Acid Test Ratio

dapat diketahui bahwa laporan keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Makassar pada tahun 2013 menunjukkan nilai sebesar 41,08 % dan pada tahun 2014

menunjukkan menjadi sebesar 34,38% yang mengakibatkan perusahaan mengalami

penurunan pendapatan menjadi 6,7%. Sedangkan pada tahun 2015 menunjukkan nilai

29,87% yang berarti perusahaan mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi

4,51%. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menutupi hutang

lancarnya dengan aktiva lancar sehingga keadaan perusahaan dalam keadaan tidak

likuid.

2) Rasio Solvabilitas

Rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan suatu perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Ada dua rasio yang digunakan untuk

mengukur rasio solvabilitas

a. Total Debt Ratio (Rasio Hutang)


62

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin

tinggi Debt Ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Tabel 3. Perhitungan Rasio Hutang

Tahun Total Hutang (Rp) Total Aktiva (Rp) Rasio

2015 256.943.669.187 292.872.313.083,33 87,73%

2014 301.477.526.830 308.183.713.791,87 97,82%

2013 302.465.902.902 306.755.350.101 98,60%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah )

Total Debt Ratio per tahun dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun 2015

Tahun 2014
63

Tahun 2013

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Total Debt Ratio (Rasio Hutang) terlihat

bahwa pada tahun 2013, Total Debt Ratio menunjukkan nilai sebesar 98,60% dan

pada tahun 2014 menunjukkan nilai sebesar 97,82% maka mengalami penurunan

sebesar 0,78%. Sedangkan pada tahun 2015 menunjukan nilai 87,73% yang berarti

perusahaan mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 10,09%.

Total aktiva merupakan pendanaan dari hutang, maka dari itu total debt ratio

meningkat karena adanya peningkatan total aktiva walaupun juga total kewajiban

(hutang) juga meningkat.

b. Debt To Equity Ratio ( Rasio Hutang Terhadap Modal)

Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar dana yang diambil dari luar dan

semakin kecil rasio ini berarti semakin besar modal yang berasal dari pemegang

saham sendiri .
64

Tabel 4. Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Modal

Tahun Total Hutang (Rp) Ekuitas (Rp) Persentase

2015 256.943.669.187 17.291.644.384,15 14,85%

2014 301.477.526.830 17.291.644.384,15 17,43%

2013 302.465.902.902 17.291.644.384,00 17,49%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)

Adapun rumusnya Debt To Equity Ratio adalah :

Tahun 2015

Tahun 2014

Tahun 2013
65

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Total Debt to Equity Ratio pada tahun

2013, Total Debt to Equity Ratio adalah sebesar 17,49% dan pada tahun 2014

menunjukkan sebesar 17,43% maka mengalami penurunan sebesar 0,06%. Sedangkan

pada tahun 2015 menunjukkan hasil sebesar 14,85% yang berarti perusahaan

mengalami kerugian sebesar 2,58%.

Modal sendiri menjadi jaminan hutang. Dan hal ini menunjukkan tingginya

perusahaan dibelanjai oleh pihak sendiri (modal sendiri). Dan pada tahun ini hutang

lancar masih bisa ditanggung oleh modal sendiri, karena antara total hutang dan

modal sendiri masih lebih tinggi modal sendiri.

3. Rasio Profibilitas

Rasio–rasio profitabilitas dipergunakan berhubungan dengan penilaian terhadap

kinerja keuangan dalam menghasilkan laba.

a. Return On Investment (ROI)

Rasio ini sering disebut Return On Investment (ROI) dipergunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.


66

Tabel 5. Perhitungan ROI

Laba Bersih Sesudah Pajak


Tahun (Rp) Total Aktiva (Rp) ROI

2015 32.850.253.225,91 292.872.313.083,33 11,21%

2014 21.715.185.054,62 308.183.713.791,87 7,46%

2013 28.368.853.699 306.775.350.101 9,24%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)

Adapun rumus dari Return On Investment (ROI) adalah sebagai berikut :

Tahun 2015

Tahun 2014

Tahun 2013
67

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Return On Investment pada tahun 2013

menunjukkan nilai sebesar 9,24% dan pada tahun 2014 menunjukkan nilai 7,46%

sehingga perusahaan mengalami penurunan signifikan sebanyak 1,78%. Dan pada

tahun 2015 mengalami peningkatan nilai sebesar 11,21% yang berarti bahwa

perusahaan mengalami peningkatan laba bersih dari total aktiva sebesar 3,75%.

Sehingga peningkatan total aktiva ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah

aktiva lancar dan adanya kenaikan jumlah aktiva tidak lancar perusahaan.

b. Return On Equity (ROE)

Merupakan rasio pengukuran terhadap penghasilan yang dicapai bagi pemilik

perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferend) atas

modal yang diinvestasikan pada perusahaan.

Tabel 6. Perhitungan ROE

Laba Bersih Sesudah Pajak


Tahun (Rp) Modal Sendiri (Rp) ROE

2015 32.850.253.225,91 17.291.644.384,15 189,97%

2014 21.715.185.054,62 17.291.644.384,15 125,58%

2013 28.368.853.699 17.291.644.384,00 164,06%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)

Adapun rumus dari Return On Equity adalah sebagai berikut :


68

Tahun 2015

Tahun 2014

Tahun 2013

Berdasarkan hasil perhitungan diatas Return On Equity pada tahun 2013

menunjukkan angka sebesar 164,06% dan pada tahun 2014 menunjukkan nilai

125,58% sehingga perusahaan mengalami penurunan sebanyak 38,48%. Dan pada

tahun 2015 mengalami peningkatan cukup banyak sebesar 189,97% yang berarti

bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar 64,39%.

Melihat besarnya modal sendiri atau investasi dari perusahaan, maka

perusahaan tidak bisa menambah hutang jangka panjangnya dikarenakan antara

hutang lancar dan modal sendiri, masih tinggi hutang lancar yang harus dibayar dan
69

biaya-biaya operasional lain yang harus dibayar. Oleh karena itu, untuk melunasi

hutang-hutang lancar perusahaan jika modal lebih kecil, adalah hendaknya

perusahaan menjual aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan,agar hutang-hutang

lancar dan semua biaya-biaya operasional bisa dibayar. Hal ini juga disebabkan oleh

turunnya laba bersih dan turunnya modal sendiri.

4. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif dan efisien

suatu perusahaan dalam pendayagunaan aktiva yang dimiliki dan dalam

pengelolaan sumber-sumber dananya.

a. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

Tabel 7. Perhitungan Perputaran Piutang

Tahun Penjualan Kredit(Rp) Total Aktiva (Rp) Total Perputaran Piutang

2015 28.719.895.223,32 292.872.313.083,33 9,80%

2014 27.806.672.576,71 308.183.713.791,87 9,02%

2013 50.249.876.777 306.755.350.101 16,38%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)

Adapun rumusnya perputaran piutang sebagai berikut:


70

Tahun 2015

Tahun 2014

Tahun 2013

Berdasarkan hasil perhitungan diatas tersebut, menunjukkan bahwa perputaran

piutang dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar mengalami peningkatan

selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2013 perputaran piutang yang dicapai oleh

perusahaan adalah sebesar 16,38% yang berarti bahwa dana yang tertanam dalam

piutang berputar 16,38 kali dalam setahun, sedangkan pada tahun 2014 perputaran

piutang yang dicapai oleh perusahaan sebesar 9,02% yang berarti bahwa dana yang

tertanam dalam piutang berputar 9,02 kali dalam setahun. Dan pada tahun 2015
71

perputaran piutang yang dicapai oleh perusahaan menjadi sebesar 9,80% yang berarti

bahwa dana yang tertanam dalam piutang berputar 9,80 kali dalam setahun.

b. Perputaran Aktiva

Perputaran aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa

jumlah.

Tabel 8. Perhitungan Perputaran Aktiva

Tahun Penjualan Bersih (Rp) Total Aktiva (Rp) Total Perputaran Aktiva

2015 284.884.728.099,02 292.872.313.083,33 97,27%

2014 262.390.395.073,98 308.183.713.791,87 85,14%

2013 228.299.285.968,00 306.755.350.101 74,42%


Sumber : Data Laporan Keuangan PDAM Kota Makassar (sudah diolah)

Adapun rumusnya perputaran aktiva sebagai berikut:

Tahun 2015
72

Tahun 2014

Tahun 2013

Berdasarkan hasil perhitungan diatas aktiva tersebut menunjukkan bahwa

perputaran aktiva oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar selama 3 tahun

terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 perputaran aktiva yang dicapai

oleh perusahaan sebesar 74,42% yang berarti bahwa dana yang tertanam dalam aktiva

berputar 74,42% kali dalam setahun, sementara pada tahun 2014 perputaran piutang

yang dicapai oleh perusahaan sebesar 85,14% kali dalam setahun. Sedangkan pada

tahun 2015 perputaran piutang perusahaan sebesar 97,27% yang berarti bahwa dana

yang tertanam dalam aktiva berputar 97,27% kali dalam setahun.


73

Tabel. 9
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

Rasio aktivitas
2013-2015

Tahun Perputaran piutang Perputaran Aktiva ( Asset Turn


Over)
(Receivable Turn Over)

2013 16,38 kali 74,42 kali

2014 9,02 kali 85,14 kali

2015 9,80 kali 97,27 kali

sumber: Perusahaan Daerah Air Minum kota Makassar (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas kita dapat melihat bahwa perputaran piutang yang

dicapai oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar selama tiga tahun terakhir

mengalami penurunan pada tahun 2013-2015. Sedangkan perputaran aktiva yang

dicapai oleh perusahaan selama tahun 2013 sampai 2015 mengalami peningkatan hal

ini menunjukkan bahwa perputaran piutang pada perusahaan kurang baik karena

tercantum pada tahun 2013 dan 2015 terjadi penurunan sedangkan pada tahun 2014

mengalami peningkatan.

Berdasarkan analisis keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

tersebut dapat dibandingkan dengan kinerja keuangan yang baik sesuai dengan

standar yaitu:
74

a. Rasio Likuiditas

Selama 3 periode tersebut perhitungan rasio likuiditas Perusahaan Daerah Air

Minum Kota Makassar juga menunjukkan tingkat rasio yang berfluktuasi yang berarti

adanya ketidakstabilan perusahaan dalam kinerja keuangannya. Sehingga hal ini

berakibat kurang baiknya kondisi likuiditas yang dimiliki perusahaan.

Ketidakstabilan ini disebabkan adanya penurunan nilai rasio likuiditas pada setiap

tahun yaitu tahun 2013, 2014, dan 2015.

Penurunan Current Ratio ini disebabkan karena adanya kenaikan pada jumlah

kewajiban lancar setiap tahunnya, naiknya rekening hutang usaha dan rekening biaya

yang masih harus dibayar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan selama

periode tahun tersebut kurang stabil atau tidak konsisten. Akan tetapi walaupun

kurang stabil, Current Ratio perusahaan dinilai baik atau bisa untuk melunasi hutang-

hutang dan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya.

Tetapi jika dilihat dari rasio minimalnya, kinerja perusahaan masih di nilai

kurang baik. Karena perusahaan hanya mampu untuk membayar hutang-hutang

lancar perusahaan dan tidak mampu untuk membayar biaya-biaya operasionalnya,

apalagi perusahaan juga tidak dapat menambah jumlah persediaan. Karena dapat

dilihat dari kondisi riil Current Ratio ada yang jumlahnya lebih besar dari pada rasio

minimal yang harus dimiliki oleh perusahaan. Dan juga ada yang kondisi riil Current

ratio lebih kecil dari rasio minimal perusahaan. Kelebihan dan kekurangan dari aktiva

lancar ini menunjukkan bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar kurang
75

efektif dalam mengelola aktivanya, hal ini terbukti dengan masih banyaknya aktiva

yang menganggur dan adanya kekurangan aktiva yang digunakan untuk melunasi

hutang lancarnya serta untuk membayar biaya operasional perusahaan.

Current Ratio yang tinggi tersebut memang baik dari sudut pandang kreditur,

tetapi dari sudut pandang pemegang saham kurang menguntungkan karena aktiva

lancar tidak digunakan dengan efektif. Akan tetapi Current Ratio yang masih kurang

untuk melunasi hutang itu kurang menguntungkan bagi perusahaan, karena dapat

menyebabkan kerugian.

Kelebihan dari Current Ratio tersebut dapat dimanfaatkan untuk membayar

utang jangka panjang supaya bunga tidak naik. Dan ternyata perusahaan hanya

mampu untuk membayar hutang-hutang lancar perusahaan dan tidak mampu untuk

membayar biaya-biaya operasionalnya, apalagi perusahaan juga tidak dapat

menambah jumlah persediaan. Akan tetapi untuk kekurangan Current Ratio, maka

perusahaan dapat melakukan Debt to Equity Ratio karena mengingat modal usaha

perusahaan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan hutang lancar perusahaan.

Hal ini dilakukan mengingat Debt to Equity Ratio yang jumlahnya sangat

tinggi. Akan tetapi Quick Ratio selama 3 periode yaitu antara tahun 2013-2015, dapat

diketahui bahwa tingkat Quick Ratio yang telah dimiliki perusahaan sering terjadi

kenaikan dan penurunan. Dan yang lebih banyak adalah kenaikan dan kenaikan yang

terjadi pada tahun 2013 termasuk sangat drastis.


76

Maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, hal ini

dikarenakanoleh meningkatnya hutang lancar yang diikuti oleh meningkatnya biaya

operasional dan juga persediaan. Akan tetapi masih banyak terdapat dana cair yang

menganggur yang dinilai kurang produktif. Maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan kurang baik, karena dalam hal ini berarti kinerja manajemen perusahaan

masih dinilai kurang baik. Sebab masih banyak terdapat dana cair yang menganggur

yang dinilai kurang produktif. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa adanya aktiva

lancar yang berlebihan. Hal ini dapat dilihat pada kondisi riil Quick Ratio yang

jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan Quick Ratio minimal yang harus dimiliki

oleh perusahaan. Kelebihan dari aktiva lancar ini menunjukkan bahwa la aktivanya,

hal ini terbukti dengan masih banyaknya aktiva yang menganggur.

b. Rasio Solvabilitas

Dari tabel rasio keuangan diatas dapat diketahui nilai prosentase rasio

solvabilitas mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Nilai rasio solvabilitas

pada 3 periode tersebut mengalami fluktuasi atau tidak stabil. Akan tetapi

kebanyakan rasio solvabilitas mengalami kenaikan yang sangat besar dari tahun ke

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban yang dimiliki perusahaan

dari 3 periode tersebut semakin bertambah. Pada tahun 2014 nilai rasio solvabilitas

yang dimiliki perusahaan cukup tinggi terutama pada rasio hutang terhadap aktiva,

yang berarti resiko hutang terhadap aktiva yang dimiliki perusahaan juga semakin

tinggi Hal ini akan menyebabkan kesulitan bila terjadi likuidasi.


77

Namun pada tahun 2014 mengalami kenaikan dan kenaikan ini disebabkan

oleh adanya kenaikan dari total hutang dan total aktiva. Pada tahun 2015 rasio

solvabilitas mengalami penurunan lagi dengan persentase yang tidak begitu tajam.

Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan pada total hutang, yang berasal

dari rekening hutang usaha dan hutang pajak serta penurunan dari total hutang

lancar. Pada periode 2013,2014, dan 2015 mengalami kenaikan yang cukup besar

dan sangat drastis. Hal ini dikarenakan oleh adanya kenaikan total hutang dan total

aktiva yang cukup signifikan. Jadi hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut

memiliki kemampuan dalam menutupi hutang-hutang yang dimilikinya.

c. Rasio Profitabilitas

Jika dilihat dari tabel angka rasio keuangan maka dapat ditentukan besarnya

rasio profitabilitas dengan menggunakan Ratio Rate Of Return Investment dari

tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Nilai dari rasio profitabilitas ini secara

keseluruhan memiliki nilai yang berfluktuasi atau tidak stabil dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan, namun dengan tingkat

kenaikan yang tidak terlalu besar atau tergolong lambat. Hal ini disebabkan oleh

ketidakstabilan perusahaan dalam memperoleh laba kotor. Untuk Ratio Return On

Investment (ROI) secara keseluruhan juga menunjukkan nilai yang berfluktuasi

atau tidakstabil dari 3 periode tersebut.

Pada periode tahun 2015 mengalami kenaikan dan hal ini disebabkan oleh

rendahnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih bila diukur dari

total aktiva yang dimilikinya. Sedangkan pada Ratio Return On Equity (ROE) secara
78

keseluruhan juga menunjukkan nilai yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal

ini berarti bahwa perusahaan sudah mampu memperoleh laba bersih bila diukur dari

modal pemilik.

d. Rasio Aktivitas

Sedangkan rasio aktivitas selama 3 periode tersebut juga menunjukkan nilai

yang berfluktuasi atau tidak stabil. Dan bila mengalami kenaikan itupun juga tidak

terlalu cepat atau lambat, hal ini disebabkan kurang efektifnya dalam

pendayagunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pada periode 2013-2015

mengalami kenaikan pada rasio perputaran total aktiva, namun kenaikan ini tidak

terlalu besar atau lambat. Kenaikan uang lambat ini disebabkan kurang efektifnya

pengelolaan aktiva dalam menciptakan penjualan.

Sedangkan rasio perputaran persediaan pada periode 2013 sampai dengan

2015 mengalami penurunan yang juga tidak terlalu drastis atau terbilang lambat.

Dan pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan. Ditinjau dari rasio likuiditas

dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai yang berfluktuasi

atau tidak stabil, hal ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam

menutup kewajiban jangka pendeknya masih rendah.

Sedangkan ditinjau dari rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba kotor dari penjualan kurang begitu baik

meski banyak terjadi kenaikan, sebab kenaikan tersebut terjadi relatif lambat dan

semakin tahun perusahaan semakin banyak mengalami kerugian.


79

Sedangkan ditinjau dari rasio solvabilitas menunjukkan nilai yang semakin

meningkat atau disebut nilai rasio besar dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam menutup kewajiban jangka

panjangnya yang dimiliki terhadap modal dan aktiva perusahaan. Dari semua rasio

tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rasio yang dimiliki perusahaan berfluktuasi

atau tidak stabil. Hal ini karena perusahaan masih memerlukan usaha untuk

menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan agar lebih stabil lagi.
81

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penilain kinerja perusahaan melalui analisis laporan keuangan

dengan menggunakan alat berupa rasio yang telah diuraikan pada BAB V yang

meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilatas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas

maka dapat diambil suatu perbandingan rasio keuangan mulai tahun 2013 sampai

tahun 2015. Dengan mengadakan perbandingan tersebut, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas perusahaan PDAM Kota Makassar dari tahun 2013

sampai tahun 2015 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan

setiap tahunnya. Terlihat dalam pengelolaan Current Ratio (Rasio Lancar) , pada

tahun 2013 sebesar 44,22%, tahun 2014 sebesar 37,90 dan tahun 2015 sebesar

33,87% yang dimana hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar dalam

kondisi kurang baik. Acid Test Ratio (Rasio Cepat), pada tahun 2013 sebesar 41,08%,

tahun 2014 sebesar 34,38% dan tahun 2015 sebesar 29,87% yang berarti keadaan

perusahaan dalam kondisi kurang baik.

Berarti bahwa perusahaan tidak mampu menutupi hutang lancarnya dengan

aktiva lancer yang dimiliki. Dengan demikian aktiva lancar masih di bawah standar

Current Ratio perusahaan yang berarti kinerja perusahaan dinilai kurang baik karena

berada di bawah rata-rata yang ditentukan.

80
81
81

2. Rasio Solvabilitas

Secara keseluruhan keadaan solvabilitas perusahaan dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2015 menunjukkan tingkat rasio untuk mengukur Total Debt

Ratio (Rasio Hutang) dengan hasil tahun 2013 menunjukkan nilai sebesar 98,60%,

tahun 2014 sebesar 97,82% dan tahun 2015 sebesar 87,73% dengan tingkat rasionya

tinggi. Kemudian Debt To Equity Ratio (Rasio Hutang Terhadap Modal)

menunjukkan seberapa besar kreditur membelanjai perusahaan tersebut. Terinci

dalam hasil yang didapatkan pada tahun 2013 sebesar 17,49%, tahun 2014 sebesar

17,43% dan tahun 2015 sebesar 14,85% menunjukkan bahwa modal sendiri menjadi

jaminan hutang yang berarti tingginya perusahaan dibelanjai oleh pihak sendiri

(modal sendiri).

3. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas terinci dari hasil perhitungan Return On

Investment (ROI) Tahun 2013 sebesar 9,2%, tahun 2014 sebesar 7,46% dan tahun

2015 sebesar 11,2% dari hasil tersebut perusahaan PDAM Kota Makassar mengalami

peningkatan total aktiva di tahun 2013 dan 2015, sedangkan tahun 2014 mengalami

kerugian. Akan tetapi dari hasil perhitungan Return On Equity (ROE) pada tahun

2013 sebesar 164,06%, tahun 2014 sebesar 125,58% dan tahun 2015 sebesar

189,97% terjadi penginvestasian terhadap laba yang berarti perusahaan PDAM tidak

biasa menambah hutang jangka panjangnya karena hutang lancar dan modal sendiri

masih tinggi hutang lancar.

80
82

4. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas dilihat dari Receivable Turn Over (perputaran piutang)

dengan hasil tahun 2013 sebesar 16,38% berarti dana yang tertanam piutang berputar

16,38 kali, tahun 2014 sebesar 9,02% yang berputar 9,02 kali dan pada tahun 2015

sebesar 9,80% yang berputar 9,80 kali yang berarti bahwa setiap tahunnya terjadi

perputaran piutang. Sedangkan dalam Perputaran Aktiva dilihat pada tahun 2013

sebesar 74,42% dengan perputaran piutang 74,42 kali setiap tahunnya, tahun 2014

sebesar 85,14% mengalami perputaran piutang perusahaan 85,14 kali dan tahun 2015

sebesar 97,27% dengan perputaran piutang 97,27 kali. Ini berarti perputaran piutang

perusahaan terjadi peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan dalam mengelola aktiva perusahaan semakin efektif.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam kinerja perusahaan, maka

akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Hendaknya perusahaan menjaga tingkat rasio likuiditas yang optimal untuk

menghindari adanya tingkat likuiditas yang terlalu tinggi, karena tingkat

likuiditas yang terlalu tinggi menandakan adanya aktiva lancar yang berlebih

diperusahaan yang seharusnya bisa dipergunakan secara efisien untuk

meninkatkan laba. Begitu pula sebaliknya bila terlalu rendah maka kurang

efektif dalam mengelola aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba

perusahaan. Hal ini dapat diketahui karena current ratio selalu berfluktuasi
83

sering meningkat dan menurun. Dan Quick Ratio perusahaan yang juga

selalu berfluktuasi.

2. Perusahaan hendaknya lebih efisien dan efektif dalam mengawasi tingkat

biaya penjualan agar kenaikan sebanding dengan kenaikan tingkat penjualan.

Dan laba yang diperoleh semakin tinggi.

3. Pihak manajemen sebaiknya dapat lebih meningkatkan tingkat margin laba

perusahaan. Karena dengan meningkatkan tingkat margin laba perusahaan,

maka diharapkan perusahaan dapat melunasi hutang-hutang lancarnya dan

juga biaya operasionalnya.

4. Sebaiknya pihak manajemen dapat lebih meningkatkan dan memperbaiki

kinerja perusahaan secara keseluruhan agar perusahaan lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

James C. Van Horne. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan.


Penerbit Salemba Empat.

Kasmir, MM. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir, MM. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Keown, Martin, Petty, Scott, JR. 2011. Prinsip dan Penerapan Manajemen
Keuangan. Jakarta: PT. Indeks.

Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Jakarta :


Grasindo.

Sugiyono, 2004, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keenam, Bandung: Penerbit


Alfabeta.

Sutrisno, 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


BPFE

Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Sutrisno, 2012. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:


Ekonisia.

Van Horne, C. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi kelima. Jilid 1.


Terjemahan Junis Tirok. Jakarta : Erlangga.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Bayu Media.

Wetson, F dan Thomas E. C. 1994. Manajemen Keuangan. Jilid 1. Edisi Revisi.


Jakarta: Erlangga.

Wibowo, DR. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.

84
85

Wibowo, 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sumber dari Internet:

Ekonomi kabo.biz/2012/01/analisis-rasio-keuangan.html?M=1. Diakses pada tanggal


23 Februari 2015.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=40627&val=3587. Diakses pada


tanggal 25 Februari 2015.

http://briaklau2.blogspot.co./2013/08/proposal-skripsi-asp-analisis-kinerja.html?m=1.
Diakses 17 Februari 2015.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=75950. Diakses pada tanggal 9 Februari


2015.

http://laportadoradesuenos.blogspot.com/2014/12/pengertian-laporan-keuangan-
menurut.html?m-1. Diakses pada tanggal 7 Februari 2015.

Anda mungkin juga menyukai